Disusun oleh :
DENPASAR
2019
LAPORAN PENDAHULUAN
GANGGUAN KONSEP DIRI : HARGA DIRI RENDAH
I. MASALAH UTAMA
Gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah
3. Rentang Respon
Aktualisasi diri Konsep diri positif Harga diri rendah Kerancuan identitas Depersonalisasi
Gambar 1.1 : Rentang respon Harga Diri Rendah (Sumber Keliat 1999 dalam Fitria
2012)
a. Respon Adaptif
Respon adaptif adaptif adalah kemampuan individu dalam menyelesaikan masalah
yang dihadapinya.
1) Aktualisasi diri adalah pernyataan diri tentang konsep diri yang positif dengan
latar belakang pengalaman nyata yang sukses dan dapat diterima.
2) Konsep diri positif adalah apabila individu mempunyai pengalaman yang positif
dalam beraktualisasi diri dan menyadari hal-hal positif maupun yang negatif
dari dirinya.
b. Respon Maladaptif
Respon maladaptif adalah respon yang diberikan individu ketidak dia tidak mampu
lagi menyelesaikan maslah yang dihadapi.
1) Harga diri rendah adalah individu yang cenderung untuk menilai dirinya yang
negatif dan merasa lebih rendah dari orang lain.
2) Kerancuan identitas adalah identitass diri kacau atau tidak jelas sehingga tidak
memberikan kehidupan dalam mencapai tujuan.
3) Depersonalisasi (tidak mengenal diri) yaitu mempunyai kepribadian yang
kurang sehat, tidak mampu berhubungan dengan orang lai n secara intim. Tidak
ada rasa percaya diri atau tidak dapat membina hubungan baik dengan orang
lain (Yosep, 2009).
4. Faktor-faktor
A. Faktor predisposisi
1. Faktor yang mempengaruhi harga diri, termasuk penolakan orang tua,
harapan orang tua yang tidak realistis.
2. Faktor yang mempengaruhi penampilan peran, yaitu peran yang sesuai
dengan jenis kelamin, peran dalam pekerjaan dan peran yang sesuai dengan
kebudayaan
3. Faktor yang mempengaruhi identitas diri, yaitu orang tua yang tidak percaya
pada anak, tekanan teman sebaya dan kultur social yang berubah.
B. Faktor presipitasi
Faktor presipitasi terjadinya harga diri rendah adalah hilangnya sebagian
anggota tubuh, berubahnya penampilan atau bentuk tubuh, mengalami
kegagalan, serta menurunnya produktivitas. Gangguan konsep diri : harga diri
rendah ini dapat terjadi secara situasional maupun kronik.
1. Situasional
Gangguan konsep diri : harga diri rendah yang terjadi secara situasional
bisa disebabkan oleh trauma yang muncul secara tiba-tiba misalnya harus
dioperasi, mengalami kecelakaan, mejadi korban perkosaan, atau menjadi
narapidana sehingga harus masuk penjara. Selain itu dirawat di rumah sakit
juga bisa menyebabkan rendahnya harga diri seseorang dikarenakan
penyakit fisik, pemasangan alat bantu yang membuat klien tidak nyaman,
harapan yang tidak tercapai akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh serta
perlakuan petugas kesehatan yang kurang menghargai klien dan keluarga.
2. Kronik
Gangguan konsep diri : harga diri rendah kronis biasanya sudah
berlangsung sejak lama yang dirasakan klien sebelum sakit atau sebelum
dirawat. Klien sudah memiliki pikiran negatif sebelum dirawat dan menjadi
semakin meningkat saat dirawat.
5. Konsep Diri
Pengertian Konsep Diri
Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang lain
(Stuart & Sundeen 2005).
Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual,
sosial dan spiritual (Keliat, 2005).
Konsep diri adalah citra subjektif dari diri dan pencampuran yang kompleks dari perasaan, sikap dan
persepsi bawah sadar maupun sadar. Konsep diri memberi kita kerangka acuan yang mempengaruhi
manejemen kita terhadap situasi dan hubungan kita dengan orang lain (Potter & Perry, 2005).
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self
esteem), Peran (Self Rool) dan Identitas(self idencity).
Body Image (citra tubuh) adalah sikap individu terhadap dirinya baik disadari maupun tidak
disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan dinamis karena secara
konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-pengalaman baru.
Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun dimulai sejak anak belajar mengenal
tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan keterbatasan mereka. Body image (citra tubuh) dapat
berubah dalam beberapa jam, hari, minggu ataupun bulan tergantung pada stimuli eksterna dalam
tubuh dan perubahan aktual dalam penampilan, stuktur dan fungsi (Potter & Perry, 2005).
b. Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri akan mewujudkan
cita-cita ataupun penghargaan diri berdasarkan norma-norma sosial di masyarakat tempat individu
tersebut melahirkan penyesuaian diri. Ideal diri berperan sebagai pengatur internal dan membantu
individu mempertahankan kemampuan menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung.
Ideal diri penting untuk mempertahankan kesehatan dan keseimbangan mental.
Pembentukan ideal diri dimulai pada masa anak-anak dipengaruhi oleh orang yang dekat dengan
dirinya yang memberikan harapan atau tuntunan tertentu. Seiring dengan berjalannya waktu individu
menginternalisasikan harapan tersebut dan akan membentuk dari dasar ideal diri. Pada usia remaja,
ideal diri akan terbentuk melalui proses identifikasi pada orang tua, guru dan teman. Pada usia yang
lebih tua dilakukan penyesuaian yang merefleksikan berkurangnya kekuatan fisik dan perubahan
peran serta tanggung jawab.
b. Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis seberapa
banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari diri sendiri dan orang
lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai dirinya positif cenderung bahagia,
sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya individu akan merasa dirinya negative, relatif
tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa tidak dicintai atau tidak diterima di lingkungannya
(Keliat BA, 2005).
Harga diri dibentuk sejak kecil dari adanya penerimaan dan perhatian. Harga diri akan meningkat
sesuai dengan meningkatnya usia. Harga diri akan sangat mengancam pada saat pubertas, karena pada
saat ini harga diri mengalami perubahan, karena banyak keputusan yang harus dibuat menyangkut
dirinya sendiri.
c. Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang disibukkan
oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu sepanjang daur kehidupannya.
Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang memenuhi kebutuhan dan cocok dengan ideal
diri.
d. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu dari
observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan orang lain.
Seseorang yang mempunyai perasaan identitas diri yang kuat akan memandang dirinya berbeda
dengan orang lain, dan tidak ada duanya. Identitas berkembang sejak masa kanak-kanak, bersamaan
dengan berkembangnya konsep diri. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri,
respek terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri.
6. Mekanisme Koping
7. Penatalaksanaan
1. Psikofarmaka
a. Chlorpromazine ( CPZ ): 3 x100 mg
1) Indikasi
Untuk sindrom psikosis yaitu berdaya berat dalam kemampuan menilai
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma social dan tilik diri
terganggu, berdaya berat dalam fungsi-fungsi mental :waham, halusinasi,
gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya
berat dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan
sosial dan melakukan kegiatan rutin.
2) Cara kerja
Memblokade dopamine pada reseptor pasca sinap di otak khususnya sistem
ekstra piramidal.
3) Kontraindikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, kelainan jantung, febris,
ketergantungan obat, penyakit SSP, gangguan kesadaran yang disebabkan
CNS Depresi.
4) Efek samping
a) Sedasi
b) Gangguan otonomik (hypotensi, antikolinergik / parasimpatik, mulut
kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur,
tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama jantung).
c) Gangguan ekstra piramidal (distonia akut, akatshia, sindrom Parkinson
tremor, bradikinesia rigiditas).
d) Gangguan endokrin (amenorhoe, ginekomasti).
e) Metabolik (Jaundice)
f) Hematologik, agranulosis, biasanya untuk pemakaian jangka panjang
b. Halloperidol ( HP ): 3 x 5 mg
a) Indikasi
Penatalasanaan psikosis kronik dan akut, gejala demensia pada lansia,
pengendalian hiperaktivitas dan masalah perilaku berat pada anak-anak.
b) Cara kerja
Halloperidol merupakan derifat butirofenon yang bekerja sebagai anti
psikosis kuat dan efektif untuk fase mania, penyebab maniak depresif,
skizofrenia dan sindrom paranoid.Di samping itu haloperidol juga
mempunyai daya anti emetic yaitu dengan menghambat sistem dopamine dan
hipotalamus. Pada pemberian oral haloperidol diserap kurang lebih 60–70%,
kadar puncak dalam plasma dicapai dalam waktu 2-6 jam dan menetap 2-4
jam. Halloperidol ditimbun dalam hati dan ekskresi berlangsung lambat,
sebagian besar diekskresikan bersama urine dan sebagian kecil melalui
empedu.
c) Kontraindikasi
Parkinsonisme, depresi endogen tanpa agitasi, penderita yang hipersensitif
terhadap halloperidol, dan keadaan koma.
d) Efek samping
Pemberian dosis tinggi terutama pada usia muda dapat terjadi reaksi
ekstapiramidal seperti hipertonia otot atau gemetar. Kadang-kadang terjadi
gangguan percernaan dan perubahan hematologikringan, akatsia, dystosia,
takikardi, hipertensi, EKG berubah, hipotensiortostatik, gangguan fungsi
hati, reaksi alergi, pusing, mengantuk, depresi, oedem, retensio urine,
hiperpireksia, gangguan akomodasi.
c. Trihexypenidil ( THP ) : 3 x 2 mg
a) Indikasi
Semua bentuk parkinson (terapi penunjang), gejala ekstrapiramidal berkaitan
dengan obat-obatan antipsikotik.
b) Cara kerja
Kerja obat-obat ini ditujukan untuk pemulihan keseimbangan keduan
eurotransmiter mayor secara alamiah yang terdapat di susunan saraf pusat
asetilkolin dan dopamin, ketidakseimbangan defisiensi dopamine dan
kelebihan asetilkolamin dalam korpus striatum. Reseptorasetilkolin disekat
pada sinaps untuk mengurangi efek kolinergik berlebih.
c) Kontraindikasi
Hipersensitivitas terhadap obat ini atau anti kolonergik lain, glaukoma, ulkus
peptik stenosis, hipertrofi prostat atau obstruksi leher kandung kemih, anak
di bawah 3 tahun, kolitisul seratif.
d) Efek samping
Pada susunan saraf pusat seperti mengantuk, pusing, penglihatan kabur,
disorientasi, konfusi, hilang memori, kegugupan, delirium, kelemahan,
amnesia, sakit kepala. Pada kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik,
hipertensi, takikardi, palpitasi. Pada kulit seperti ruam kulit, urtikaria,
dermatitis lain. Pada gastrointestinal seperti mulut kering, mual, muntah,
distress epigastrik, konstipasi, dilatasikolon, ileus paralitik, parotitis
supuratif. Pada perkemihan seperti retensi urine, hestitansi urine, disuria,
kesulitan mencapai atau mempertahankan ereksi. Pada psikologis seperti
depresi, delusu, halusinasi, dan paranoid.
2. Psikoterapi
Therapy kerja baik sekali untuk mendorong penderita bergaul lagi dengan orang
lain, penderita lain, perawat dan dokter. Maksudnya supaya ia tidak mengasingkan
diri lagi karena bila ia menarik diri ia dapat membentuk kebiasaan yang kurang
baik. Dianjurkan untuk mengadakan permainan atau latihan bersama.
(Maramis,2009)
3. Therapy KejangListrik ( Electro Convulsive Therapy)
ECT adalah pengobatan untuk menimbulkan kejang granmall secara artificial
dengan melewatkan aliran listrik melalui elektrode yang dipasang satu atau dua
temples. Therapi kejang listrik diberikan pada skizofrenia yang tidak mempan
dengan terapi neuroleptika oral atau injeksi, dosis terapi kejang listrik 4-5
joule/detik. (Maramis, 2009)
4. Therapy Modalitas
Therapi modalitas/perilaku merupakan rencana pengobatan untuk skizofrrenia
yang ditujukan pada kemampuan dan kekurangan klien. Teknik perilaku
menggunakan latihan keterampilan social untuk meningkatkan kemampuan social.
Kemampuan memenuhi diri sendiri dan latihan praktis dalam komunikasi
interpersonal. Therapi kelompok bagi skizofrenia biasanya memusatkan pada
rencana dan masalah dalam hubungan kehidupan yang nyata.
Therapy aktivitas kelompok dibagi empat, yaitu therapy aktivitas kelompok
stimulasi kognitif / persepsi, therapy aktivitas kelompok stimulasi sensori, therapy
aktivitas kelompok stimulasi realita dan therapy aktivitas kelompok sosialisasi
(Keliat dan Akemat,2009). Dari empat jenis therapy aktivitas kelompok diatas yang
paling relevan dilakukan pada individu dengan gangguan konsep diri harga diri
rendah adalah therapy aktivitas kelompok stimulasi persepsi. Therapy aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi persepsi adalah therapy yang mengunakan aktivitas
sebagai stimulasi dan terkait dengan pengalaman atau kehidupan untuk
didiskusikan dalam kelompok, hasil diskusi kelompok dapat berupa kesepakatan
persepsi atau alternative penyelesaian masalah.(Keliat dan Akemat,2009).
III. POHON MASALAH
Isolasi sosial
Gambar 2.1 : Pohon Masalah Harga Diri Rendah (Sumber Keliat 2009 dalam Fitria
2012)
Pohon masalah terdiri dari masalah utama, penyebab dan akibat. Masalah utama
adalah prioritas masalah klien dari beberapa masalah yang dimiliki oleh klien.
Umumnya, masalah utama berkaitan erat dengan alasan masuk atau keluhan utama.
Penyebab adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang merupakan penyebab
masalah utama.
Masalah ini dapat pula disebabkan oleh salah satu masalah yang lain, demikian
seterusnya. Akibat adalah adalah salah satu dari beberapa masalah klien yang
merupakan efek atau akibat dari masalah utama.
V. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Gangguan konsep diri : Harga diri rendah berhubungan dengan koping individu tidak
efektif.
VI. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
1 Harga diri rendah Tujuan umum : 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
kronik 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Pasien memiliki
Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
konsep diri yang
pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk
positif
eskpresi wajah terapeutik : hubungan interaksi
bersahabat, menun- 1. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
Tujuan khusus:
jukkan rasa senang, ada maupun non verbal. Vinda
1. Pasien dapat
kontak mata, mau 2. Perkenalkan diri dengan sopan.
membina
berjabat tangan, mau 3. Tanyakan nama lengkap dan nama
hubungan
menyebutkan nama, panggilan yang disukai pasien.
saling percaya
mau menjawab salam, 4. Jelaskan tujuan pertemuan.
dengan
pasien mau duduk 5. Jujur dan menepati janji.
perawat.
berdampingan dengan 6. Tunjukan sikap empati dan menerima
perawat, mau pasien apa adanya.
mengutarakan masalah 7. Beri perhatian dan perhatikan
yang dihadapi. kebutuhan dasar pasien.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
2. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifikasi 1. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
aspek positif kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya,
dan dimiliki pasien. 2. Bersama pasien buat daftar tentang: reinforcement positif akan
kemampuan 2. Aspek positif a. Aspek positif pasien, keluarga, meningkatkan harga diri
yang dimiliki. keluarga. lingkungan. pasien, dan pujian yang
Vinda 3. Aspek positif b. Kemampuan yang dimiliki pasien. realistik tidak menyebabkan
lingkungan pasien. 3. Beri pujian yang realistis, hindarkan pasien melakukan kegiatan
Vinda memberi penilaian negatif. hanya karena ingin
Vinda mendapatkan pujian.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
3. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 2. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan dilaksanakan dan dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
yang dimiliki mengikuti rehabilitasi 3. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
untuk Vinda mengikuti rehabilitasi penggunaannya
dilaksanakan Vinda Vinda
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
4. Pasien dapat pasien membuat yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
merencanakan rencana kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan sesuai Vinda a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis
dengan b. Kegiatan dengan bantuan. dalam kehidupannya, dan
kemampuan 2. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi contoh peran yang dilihat
yang dimiliki pasien. pasien akan memotivasi
Vinda 3. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan pasien untuk melaksanakan
yang dapat pasien lakukan. kegiatan.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 1. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
5. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan kegiatan sesuai jadwal 2. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai yang dibuat pasien. kepada pasien untuk tetap
rencana 3. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang
Vinda
Vinda pasien. biasa dilakukan
4. Diskusikan dengan pasien Vinda
kemungkinan pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi 1. Bantu keluarga memberikan dukungan Mendorong keluarga akan
6. Pasien dapat pasien memanfaatkan selama pasien di rawat sangat berpengaruh dalam
memanfaatkan sistem pendukung yang 2. Beri pendidikan kesehatan pada mempercepat proses
sistem ada di keluarga keluarga tentang cara merawat pasien penyembuhan pasien dan
pendukung Vinda dengan harga diri rendah meningkatkan peran serta
yang ada. 3. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan keluarga dalam merawat
Vinda di rumah pasien di rumah.
Vinda Vinda
2. Isolasi sosial 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan Umum: 1. Setelah 2x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya hubungan
Pasien dapat pasien menunjukkan a. Beri salam setiap interaksi saling percaya merupakan
berinteraksi tanda-tanda percaya b. Perkenalkan nama, nama panggilan dasar untuk interaksi perawat
dengan orang lain. kepada atau terhadap perawat, dan tujuan perawat dengan pasien dan dasar
perawat: berkenalan untuk merencanakan
Tujuan Khusus: a. Wajah cerah, c. Tanyakan dan panggil nama perencanakan selanjutnya.
1. Pasien dapat tersenyum kesukaaan pasien Vinda
membina b. Mau berkenalan d. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
hubungan c. Ada kontak janji
saling percaya mata e. Tanyakan perasaan pasien dan
Vinda masalah yang dihadapi pasien
d. Bersedia f. Buat kontrak interaksi yang jelas
menceritakan 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
perasaan ekspresi perasaan pasien
Vinda Vinda
DIAGNOSA PERENCANAAN
No
KEPERAWATAN TUJUAN KRITERIA EVALUASI INTERVENSI RASIONAL
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
1 Harga diri rendah 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
kronik Tujuan umum : Setelah 2 kali interaksi, Bina hubungan saling percaya dengan Hubungan saling percaya
Pasien memiliki pasien menunjukkan menggunakan prinsip komunikasi merupakan dasar untuk
konsep diri yang eskpresi wajah terapeutik : hubungan interaksi
positif bersahabat, menun- 8. Sapa pasien dengan ramah baik verbal selanjutnya.
jukkan rasa senang, ada maupun non verbal. Vinda
Tujuan khusus: kontak mata, mau 9. Perkenalkan diri dengan sopan.
7. Pasien dapat berjabat tangan, mau 10. Tanyakan nama lengkap dan nama
membina menyebutkan nama, panggilan yang disukai pasien.
hubungan mau menjawab salam, 11. Jelaskan tujuan pertemuan.
saling percaya pasien mau duduk 12. Jujur dan menepati janji.
dengan berdampingan dengan 13. Tunjukan sikap empati dan menerima
perawat. perawat, mau pasien apa adanya.
Vinda mengutarakan masalah 14. Beri perhatian dan perhatikan
yang dihadapi. kebutuhan dasar pasien.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 4. Diskusikan dengan pasien tentang: Menilai realitas, kontrol diri
8. Pasien dapat pasien menyebutkan: a. Aspek positif yang dimiliki pasien, atau integritas ego diperlukan
mengidentifikasi 4. Aspek positif dan keluarga, lingkungan. sebagai dasar asuhan
aspek positif kemampuan yang b. Kemampuan yang dimiliki pasien. keperawatannya,
dan dimiliki pasien. 5. Bersama pasien buat daftar tentang: reinforcement positif akan
kemampuan 5. Aspek positif c. Aspek positif pasien, keluarga, meningkatkan harga diri
yang dimiliki. keluarga. lingkungan. pasien, dan pujian yang
Vinda 6. Aspek positif d. Kemampuan yang dimiliki pasien. realistik tidak menyebabkan
lingkungan pasien. 6. Beri pujian yang realistis, hindarkan pasien melakukan kegiatan
Vinda memberi penilaian negatif. hanya karena ingin
Vinda mendapatkan pujian.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 4. Diskusikan dengan pasien kemampuan Prasarat untuk berubah dan
9. Pasien dapat pasien menyebutkan yang dapat dilaksanakan. mengerti tentang kemampuan
menilai kemampuan yang dapat 5. Diskusikan kemampuan yang dapat yang dimiliki dapat memotivasi
kemampuan dilaksanakan dan dilanjutkan pelaksanaannya. pasien untuk tetap
yang dimiliki mengikuti rehabilitasi 6. Motivasi dan ikut sertakan pasien untuk mempertahankan
untuk Vinda mengikuti rehabilitasi penggunaannya
dilaksanakan Vinda Vinda
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 4. Rencanakan bersama pasien aktivitas Pasien adalah individu yang
10. Pasien dapat pasien membuat yang dapat dilakukan setiap hari sesuai bertanggung jawab terhadap
merencanakan rencana kegiatan harian kemampuan pasien: dirinya sendiri, pasien perlu
kegiatan sesuai Vinda a. Kegiatan mandiri. bertindak secara realistis
dengan b. Kegiatan dengan bantuan. dalam kehidupannya, dan
kemampuan 5. Tingkatkan kegiatan sesuai kondisi contoh peran yang dilihat
yang dimiliki pasien. pasien akan memotivasi
Vinda 6. Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan pasien untuk melaksanakan
yang dapat pasien lakukan. kegiatan.
Vinda Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 2 kali interaksi 5. Anjurkan pasien untuk melaksanakan Reinforcement positif dapat
11. Pasien dapat pasien melakukan kegiatan yang telah direncanakan. meningkatkan harga diri kllien
melakukan kegiatan sesuai jadwal 6. Pantau kegiatan yang dilaksanakan dan memberikan kesempatan
kegiatan sesuai yang dibuat pasien. kepada pasien untuk tetap
rencana 7. Beri pujian atas usaha yang dilakukan melakukan kegiatan yang
Vinda
Vinda pasien. biasa dilakukan
8. Diskusikan dengan pasien Vinda
kemungkinan pelaksanaan kegiatan
setelah pulang.
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus: Setelah 1 kali interaksi 4. Bantu keluarga memberikan dukungan Mendorong keluarga akan
12. Pasien dapat pasien memanfaatkan selama pasien di rawat sangat berpengaruh dalam
memanfaatkan mempercepat proses
sistem sistem pendukung yang 5. Beri pendidikan kesehatan pada penyembuhan pasien dan
pendukung ada di keluarga keluarga tentang cara merawat pasien meningkatkan peran serta
yang ada. Vinda dengan harga diri rendah keluarga dalam merawat
Vinda 6. Bantu keluarga menyiapkan lingkungan pasien di rumah.
di rumah Vinda
Vinda
2. Isolasi sosial 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan Umum: 2. Setelah 2x interaksi 1. Bina hubungan saling percaya dengan: Dengan terbinanya hubungan
Pasien dapat pasien menunjukkan g. Beri salam setiap interaksi saling percaya merupakan
berinteraksi tanda-tanda percaya h. Perkenalkan nama, nama panggilan dasar untuk interaksi perawat
dengan orang lain. kepada atau terhadap perawat, dan tujuan perawat dengan pasien dan dasar
perawat: berkenalan untuk merencanakan
Tujuan Khusus: e. Wajah cerah, i. Tanyakan dan panggil nama perencanakan selanjutnya.
3. Pasien dapat tersenyum kesukaaan pasien Vinda
membina f. Mau berkenalan j. Tunjukkan sikap jujur dan menepati
hubungan g. Ada kontak janji
saling percaya mata k. Tanyakan perasaan pasien dan
Vinda h. Bersedia masalah yang dihadapi pasien
menceritakan l. Buat kontrak interaksi yang jelas
perasaan 2. Dengarkan dengan penuh perhatian
Vinda ekspresi perasaan pasien
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
Tujuan khusus : Setelah 1x interaksi 1. Tanyakan pada pasien tentang: Diketahuinya penyebab akan
4. Pasien mampu pasien dapat g. orang yang tinggal serumah atau dapat dihubungkan dengan
menyebutkan menyebutkan minimal teman sekamar pasien faktor presipitasi yang dialami
penyebab satu penyebab menarik h. orang yang paling dekat dengan pasien
menarik diri diri dari: pasien di rumah atau di ruang Vinda
Vinda 4. Diri sendiri perawatan
5. Orang lain i. Apa yang membuat pasien dekat
6. Lingkungan dengan orang tersebut
Vinda j. Orang yang tidak dekat dengan
pasien di rumah atau di ruang
perawatan
k. Apa yang membuat pasien tidak
dekat dengan orang tersebut
l. Upaya yang sudah dilakukan agar
dekat dengan orang lain
2. Diskusikan dengan pasien penyebab
menarik diri
3. Beri pujian terhadap kemampuan pasien
mengungkapkan perasaannya
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
5. Pasien mampu Setelah 1x interaksi 4. Tanyakan pada pasien tentang: Dengan mengetahui
menyebutkan dengan pasien dapat c. Manfaat hubungan sosial keuntungan dari berinteraksi
keuntungan menyebutkan d. Kerugian menarik diri pasien diharapkan terdorong
berhubungan keuntungan 5. Diskusikan bersama pasien tentang untuk berinteraksi
sosial dan berhubungan sosial, manfaat berhubungan sosial dan Vinda
kerugian misalnya: kerugian menarik diri
menarik diri. 5. Banyak teman 6. Beri pujian terhadap kamampuan pasien
Vinda 6. Tidak kesepian mengungkapkan perasaannya
7. Bisa diskusi Vinda
8. Saling menolong
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
4. Sendiri
5. Kesepian
6. Tidak bisa diskusi
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
6. Pasien dapat Setelah 3x interaksi 1. Observasi perilaku pasien saat Pasien harus mencoba
melaksanakan pasien dapat berhubungan sosial berinteraksi secara bertahap
hubungan melaksanakan hubungan agar terbiasa membina
sosial secara sosial secara bertahap 2. Beri motivasi dan bantu pasien untuk hubungan yang sehat dengan
bertahap. dengan: berkenalan atau berkomunikasi orang lain
Vinda e. Perawat dengan: Vinda
f. Perawat lain d. Perawat lain
g. Pasien lain e. Pasien lain
h. Kelompok f. Kelompok
Vinda 3. Libatkan pasien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi
4. Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan pasien bersosialisasi
5. Beri motivasi pasien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat
6. Beri pujian terhadap kemampuan
pasien memperluas pergaulannya
melalui aktivitas yang dilaksanakan
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
6. Pasien mampu Setalah 3x interaksi 3. Diskusikan dengan pasien tentang Mengungkapkan perasaan
menjelaskan pasien dapat perasaannya setelah berhubungan akan membantu pasien
perasaannya menjelaskan sosial dengan:
setelah perasaannya setelah c. Orang lain menilai keuntungan
berhubungan berhubungan sosial d. kelompok berinteraksi dengan orang lain.
sosial. dengan: 4. Beri pujian terhadap kemampuan Vinda
Vinda 3. Orang lain pasien mengungkapkan perasaannya
4. Kelompok Vinda
Vinda
08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014 08 Desember 2014
09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB 09.00 WIB
7. Pasien Setelah 1x pertemuan 1. Diskusikan pentingnya peran serta Keterlibatan keluarga sangat
mendapat keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk mendukung terhadap proses
dukungan mempraktekan cara mengatasi perilaku menarik diri perubahan perilaku pasien.
keluarga merawat pasien menarik 2. Diskusikan potensi keluarga untuk Vinda
dalam diri dan menjelaskan membantu pasien mengatasi perilaku
memperluas tentang: menarik diri
hubungan 5. Pengertian menarik 3. Jelaskan pada keluarga tentang:
sosial diri e. Pengertian menarik diri
Vinda 6. Tanda dan gejala f. Tanda dan gejala menarik diri
menarik diri g. Penyebab dan akibat menarik diri
7. Penyebab dan akibat h. Cara merawat pasien menarik diri
menarik diri 4. Latih keluarga cara merawat pasien
8. Cara merawat pasien menarik diri
menarik diri 5. Tanyakan perasaan keluarga setelah
Vinda mencoba cara yang dilatihkan
6. Beri motivasi keluarga agar membantu
pasien untuk bersosialisasi
7. Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatnnya merawat pasien di rumah
sakit
Vinda
DIAGNOSA
IMPLEMENTASI EVALUASI
KEPERAWATAN
Isolasi sosial Senin, 08 Desember 2014 Senin, 08 Desember 2014
08.00 WIB 08.30 WIB
Mengikut sertakan dan memotivasi S : Pasien mengatakan senang mengikuti TAKS sesi 1,
pasien untuk mengikuti kegiatan teman
terapi aktivitas kelompok : Sosialisasi O : Pasien kooperatif, mampu memperkenalkan diri, pasien
Sesi 1 A : Pasien dapat melaksanakan hubungan sosial secara be
Vinda pasien lain
P : N : Bina hubungan saling percaya, ikutsertakan serta m
2
K : Membina hubungan saling percaya dengan perawat, be