MAKALAH SO KELOMPOK 6 (2) Edit
MAKALAH SO KELOMPOK 6 (2) Edit
ARITMIA
DISUSUN OLEH :
Puji Tuhan, terima kasih kami ucapkan atas bantuan Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah mempermudah dalam pembuatan makalah ini, hingga akhirnya terselesaikan tepat
waktu. Tanpa bantuan dari Tuhan, kami bukanlah siapa-siapa. Selain itu, Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada orang tua, keluarga, semua pihak terlibat yang sudah
mendukung hingga selesainya makalah ini.
Banyak hal yang akan disampaikan kepada pembaca mengenai “ARITMIA ”. Makalah ini
dibuat sebagai tugas dari mata kuliah Spesialite Obat. Kami menyadari jika mungkin ada
sesuatu yang salah dalam penulisan, seperti menyampaikan informasi berbeda sehingga tidak
sama dengan pengetahuan pembaca lain. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya jika ada
kalimat atau kata-kata yang salah. Tidak ada manusia yang sempurna kecuali Tuhan.
Penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kesalahan dan kekurangan, oleh
karena itu kritik yang membangun dari semua pihak sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Demikian Kami ucapkan terima kasih.
Penyusun
DAFTAR ISI
Bab I Pendahuluan
a. Latar Belakang…………………………………………………………
b. Rumusan Masalah……………………………………………………..
c. Tujuan …………………………………………………………………
a. Pengertian …………………………………………………..
b. Manifestasi Klinik ……………………………………………………
c. Klasifikasi Gagal Jantung………………………………………………
d. Patofisiologi……………………………………………………………..
e. Diagnosis Gagal Jantung………………………………………………..
f. Tata Laksana Non
Farmakologi……………………………………………………………..
g. Tata Laksana Farmakologi………………………………………………
Bab IV Penutup…………………………………………………………………….
a. Kesimpulan ……………………………………………………………..
b. Saran ……………………………………………………………………
Daftar Pustaka………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Gagal jantung merupakan salah satu penyebab morbiditas dan mortalitas.
Akhir-akhir ini insiden gagal jantung mengalami peningkatan. Kajian epidemiologi
menunjukkan bahwa ada berbagai kondisi yang mendahului dan menyertai gagal
jantung. Kondisi tersebut dinamakan faktor resiko. Faktor resiko yang ada dapat
dimodifikasi artinya dapat dikontrol dengan mengubah gaya hidup atau kebiasaan
pribadi dan faktor resiko yang non modifiable yang merupakan konsekuensi genetik
yang tak dapat dikontrol, contohnya ras, dan jenis kelamin. Gagal jantung adalah
keadaan patofisiologi dimana jantung sebagai pompa tidak mampu memenuhi
kebutuhan darah untuk metabolisme jaringan. Ciri-ciri yang penting dari definisi ini
adalah pertama definisi gagal adalah relatif terhadap kebutuhan metabolik tubuh,
kedua penekanan arti gagal ditujukan pada fungsi pompa jantung secara keseluruhan.
(Abdullah,2005).
Saat ini, congestive heart failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung
kongestif merupakan satu-satunya penyakit kardiovaskular yang insiden dan angka
kejadiannya (prevalensinya) terus meningkat. Resiko kematian akibat gagal jantung
berkisar antara 5-10% per tahun pada kasus gagal jantung ringan, yang akan
meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat. Selain itu, gagal jantung
merupakan penyakit yang paling sering memerlukan perawatan ulang dirumah sakit ,
meskipun pengobatan rawat telah diberikan secara optimal.
CHF adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh
(Ebbersole,Hess,1998). Resiko CHF akan meningkat pada orang lanjut usia (lansia)
karena penurunan fungsi ventrikel akibat proses penuaan. CHF ini dapat menjadi
kronis apabila disertai dengan penyakit-penyakit seperti hipertensi,penyakit katup
jantung, kardiomiopati (kelainan fungsi otot jantung), dan lain-lain. CHF juga dapat
berubah menjadi akut dan berkembang secara tiba-tiba pada kasus miokard infark (
penyakit serangan jantung akibat aliran darah ke otot jantung).
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan penyakit Gagal Jantung?
2. Bagaimana patofisiologi dari penyakit Gagal Jantung?
3. Bagaimana alogaritma dari penyakit Gagal Jantung?
4. Bagaimana terapi obat untuk penyakit Gagal Jantung?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari penyakit Gagal Jantung.
2. Mengetahui patofisiologi dari penyakit Gagal Jantung.
3. Mengetahui alogaritma dari penyakitGagal Jantung.
4. Mengetahui terapi obat untuk penyakit Gagal Jantung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. PENGERTIAN
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi
jantung berakibat jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan atau kemampuannya hanya ada kalau disertai peningkatan
pengisian ventrikel kiri (Noer,1996). Gagal jantung sering disebut gagal jantung
kongestif, adalah ketidakmampuan jantung untuk memompa darah yang adekuat
untuk memenuhi kebutuhan jaringan akan oksigen dan nutrisi (Smeltzer,2001). Gagal
jantung adalah ketidak mampuan jantung untuk memompa darah yang diperlukan
untuk metabolisme tubuh (Barbara, 1999).
2. PENYEKAT β
Asma
Blok AV (atrioventrikular) derajat 2 dan 3, sindroma sinus sakit (tanpa
pacu jantung permanen), sinus bradikardia (nadi < 50 x/menit)
Hipotensi simtomatik
Perburukan gagal jantung
Bradikardia
3. ANTAGONIS ALDOSTERON
Kecuali kontraindikasi, penambahan obat antagonis aldosteron dosis
kecil harus dipertimbangkan pada semua pasien dengan fraksi ejeksi ≤ 35
% dan gagal jantung simtomatik berat (kelas fungsional III - IV NYHA)
tanpa hiperkalemia dan gangguan fungsi ginjal berat. Antagonis aldosteron
mengurangi perawatan rumah sakit karena perburukan gagal jantung dan
meningkatkan kelangsungan hidup.
Indikasi pemberian antagonis aldosteron :
Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
Gejala sedang sampai berat (kelas fungsional III- IV NYHA)
Dosis optimal penyekat β dan ACEI atau ARB (tetapi tidak
ACEI dan ARB)
Hiperkalemia
Perburukan fungsi ginjal
Nyeri dan/atau pembesaran payudara
4. ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKERS (ARB)
Kecuali kontraindikasi, ARB direkomendasikan pada pasien gagal
jantung dengan fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 % yang tetap simtomatik
walaupun sudah diberikan ACEI dan penyekat β dosis optimal, kecuali
juga mendapat antagonis aldosteron. Terapi dengan ARB memperbaiki
fungsi ventrikel dan kualitas hidup, mengurangi angka perawatan rumah
sakit karena perburukan gagal jantung ARB direkomedasikan sebagai
alternatif pada pasien intoleran ACEI. Pada pasien ini, ARB mengurangi
angka kematian karena penyebab kardiovaskular.
Indikasi pemberian ARB :
Fraksi ejeksi ventrikel kiri ≤ 40 %
Sebagai pilihan alternatif pada pasien dengan gejala ringan
sampai berat (kelas fungsional II - IV NYHA) yang intoleran
ACEI
ARB dapat menyebabkan perburukan fungsi ginjal,
hiperkalemia, dan hipotensi simtomatik sama sepert ACEI,
tetapi ARB tidak menyebabkan batuk
Hipotensi simtomatik
Sindroma lupus
Gagal ginjal berat
Dosis awal: 0,25 mg, 1 x/hari pada pasien dengan fungsi ginjal normal. Pada
pasien usia lanjut dan gangguan fungsi ginjal dosis diturunkan menjadi 0,125
atau 0,0625 mg, 1 x/hari
Periksa kadar digoksin dalam plasma segera saat terapi kronik. Kadar terapi
digoksin harus antara 0,6 - 1,2 ng/mL
Beberapa obat dapat menaikan kadar digoksin dalam darah (amiodaron,
diltiazem, verapamil, kuinidin)
Efek tidak mengutungkan yang dapat timbul akibat pemberian digoksin:
7. DIURETIK
Diuretik direkomendasikan pada pasien gagal jantung dengan tanda
klinis atau gejala kongesti (kelas rekomendasi I, tingkatan bukit B).Tujuan
dari pemberian diuretik adalah untuk mencapai status euvolemia (kering
dan hangat) dengan dosis yang serendah mungkin, yaitu harus diatur
sesuai kebutuhan pasien, untuk menghindari dehidrasi atau reistensi.
Cara pemberian diuretik pada gagal jantung
Pada saat inisiasi pemberian diuretik periksa fungsi ginjal dan
serum elektrolit
Dianjurkan untuk memberikan diuretik pada saat perut kosong
Sebagain besar pasien mendapat terapi diuretik loop
dibandingkan tiazid karena efisiensi diuresis dan natriuresis
lebih tinggi pada diuretik loop. Kombinasi keduanya dapat
diberikan untuk mengatasi keadaan edema yang resisten
HASIL DISKUSI
Gagal jantung adalah suatu keadaan patofisiologis adanya kelainan fungsi jantung berakibat
jantung gagal memompakan darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan atau
kemampuannya hanya ada kalau disertai peningkatan pengisian ventrikel kiri (Noer,1996).
Congestive Heart Failure (CHF) atau yang biasa disebut gagal jantung kongestif merupakan
satu-satunya penyakit kardiovaskular yang insiden dan angka kejadiannya (prevalensinya)
terus meningkat. Resiko kematian akibat gagal jantung berkisar antara 5-10% per tahun pada
kasus gagal jantung ringan, yang akan meningkat menjadi 30-40% pada gagal jantung berat.
Tatalaksana pengobatan jantung ada 2 yaitu :
a. TATALAKSANA NON-FARMAKOLOGI
Manajemen perawatan diri
Ketaatan pasien berobat
Pemantauan berat badan mandiri
Asupan cairan
Pengurangan berat badan
Kehilangan berat badan tanpa rencana
Latihan fisik
Aktivitas seksual Penghambat 5-phosphodiesterase
b. TATA LAKSANA FARMAKOLOGI
ANGIOTENSIN-CONVERTING ENZYME INHIBITORS (ACEI) \
PENYEKAT β
ANTAGONIS ALDOSTERON
ANGIOTENSIN RECEPTOR BLOCKERS (ARB)
HYDRALAZINE DAN ISOSORBIDE DINITRATE (H-ISDN)
DIGOKSIN
DIURETIK
Pemberian terapi yang tidak direkomendasikan (dengan manfaat yang tidak
terbukti).
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran