Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabara Katuh

Segala puji atas kehadirat Allah SWT yang telah memeberikan kesehatan, kenikmatan,
pengetahuan, dan kemudahan sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Shalawat dan salam
selalu tercurahkan kepada Nabi besar Nabi Muhammad SAW yang telah berjuang demi islam
dan membawa umatnya ke jalan yang benar.

Makalah ini membahas tentang “ Muhammadiyah Kini dan Yang Akan Datang Yang
Aku Kenal ”. Pembahasan dalam makalah ini meliputi tentang bagaimana kelahiran
Muhammadyah, pendiri Muhammadyah, karakter Muhammadyah, gerakan dakwah
Muhammadyah, dan bagaimana perwujudan misi Muhammadyah yang akan datang. Saya
berharap semoga pembaca dapat mengambil manfaat dari makalah ini.

Ucapan terima kasih saya haturkan kepada bapak uztads H. A. Iskandar Tompo selaku
dosen pengampuh mata kuliah dasar Al-Islam Kemuhammadiyahan yang telah membimbing
saya dalam membuat makalah ini, serta teman-teman yang telah memberikan dukungan kepada
saya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Saya sadar makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, saya memohon
maaf bila terdapat kesalahan dalam makalah ini dan saya mengharapkan bagi pembaca kritik dan
saran demi perkembangan makalah selanjutnya.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabara Katuh.

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………………………… 1

DAFTAR ISI ………………………………………………………………………….. 2

BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………….. 3

A. Latar belakang ………………………………………………………………… 3


B. Rumusan Masalah …………………………………………………………….. 4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………….. 5

A. Muhammadyah di Masa Kini ………………………………………………... 5


B. Perwujudan Muhammadiyah di Masa yang Akan Datang …………………. 10

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………….. 13

Kesimpulan ………………………………………………………………………. 13

REFERENSI ……………………………………………………………….............. 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Muhammadiyah adalah gerakan islam yang didirikan Kyai Haji Ahmad Dahlan tahun
1330 H atau bertepatan dengan 1912 M. Gerakan ini lahir di Kauman Yogyakarta, sebuah
kampong di samping Kraton Yogyakarta. Sesuai namanya Kauman adalah kampung yang
banyak berisi kaum atau para ahli agama. Dengan demikian Muhammadiyah lahir di tengah
masyarakat yang taat menjalankan islam.
Di tengah masyarakat seperti itulah Muhammadiyah berdiri. Ia hadir untuk sebuah tujuan
terwujudnya islam yang sebenar-benarnya. Muhammadiyah ingin menjadikan nilai-nilai ajaran
islam yang menyeluruh dan ideal itu terwujud dalam kehidupan nyata dalam bentuk masyarakat
yang adil, makmur, dan di ridhai Allah SWT. Muhammadiyah ingin menjadikan kehidupan
islam tidak hanya sekedar pada masalah fiqih ibadah, nahwu dan berbagai ilmu lain, tetapi juga
masuk dalam persoalan keduniaan yang lebih luas untuk menciptakan kehidupan umat yang
lebih berdaya dan maju di kehidupan yang akan datang. Impian Muhammadiyah adalah umat
islam yang cerdas, berfikir maju dan memiliki tanggung jawab memimpin peradaban ini,
menjadikan umat yang bertauhid dan menjadikan kehidupan yang adil dan makmur serta penuh
kebaikan dan mendapat ridho dari Allah SWT.
Memahami dan mengkaji Muhammadiyah sungguh merupakan bagian penting dari
belajar sejarah dan keberadaan perjuangan umat islam dan bangsa Indonesia yang tiada akhir.
Bagi generasi muda muslim termasuk para mahasiswa yang mempelajari Kemuhammadiyahan
itu merupakan keniscayaan ilmiah agar menjadi generasi ululalbab di negeri Indonesia tercinta
sekaligus menjadi warga dunia yang menyebarkan ilmu keislaman dan sejarah pergerakan islam
dalam mewujudkan islam sebagai rahmatan lil alamin.

3
B. Rumusan masalah

1. Bagaimana gambaran organisasi islam Muhammadiyah pada masa kini ?


2. Bagaimana perwujudan organisasi islam Muhammadiyah di masa yang akan datang ?

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Muhammadyah di Masa Kini

Muhammadiyah adalah gerakan islam, maka islam harus menjadi landasan nilai, jiwa,
pemikiran, dan cita-cita gerakan. Watak pergerakan Muhammadiyah menyatu dan melekat
dengan islam. Karenanya segala hal selalu dipertimbangkan berdasarkan prinsip dan pedoman
ajaran islam secara seksama. Ajaran islam yang menjadi aspek hidup utama menyangkut akidah,
ibadah, akhlak, dan muamalah dunyawiyyah dipahami dan diamalkan berdasarkan pada ajaran
Al-Quran dan As-Sunnah Nabi yang Makbulah, serta dengan akal pikiran atau ijtihad sesuai
dengan jiwa ajaran islam.
Dalam memahami dan mengamalkan islam pun ditempuh secara luas dan mendalam
dengan menggunakan pendekatan bayani, burhani, dan irfani. Lebih dari itu islam yang dipahami
dan diamalkan Muhammadyah haruslah islam yang menggerakkan karena Muhammadyah itu
gerakan islam. Islam yang menggerakkan adalah islam yang membawa perubahan, dinamis,
progresif, dan penuh dengan adanya hidup. Bukan islam yang parsial, kolot, dan antikehidupan.
Islam yang menggerakkan ialah islam berkemajuan. Islam berkemajuan selalu mengajari
umatnya untuk selalu berjiwa, berpikir, dan bertindak yang membawa kemajuan di segala bidang
kehidupan. Islam yang cerdas, beradab, dan membangun peradaban. Islam yang melahirkan
pemikiran dan kerja-kerja produktif. Islam yang memajukan kehidupan laki-laki dan perempuan
tanpa diskriminasi. Islam yang rahmatan lil alamin. Bukan islam yang pasif, jumud, kolot, dan
antikemajuan. Bukan pula islam yang banyak retorika minus kerja dan perbuatan berkemajuan
menuju kebahagiaan hidup di dunia dan diakhirat.
Muhammadiyah bukan organisasi atau gerakn biasa, tetapi pergerakan dakwah. Artinya
segala gerakannya selalu dakwah minded, yakni berjiwa, berpikiran, dan bertindak dakwah.
Muhammadiyah selalu mengajak orang kepada jalan Allah, mengajak kepada ajaran islam,
menyuruh pada hal-hal makruf nahi mungkar. Dalam berdakwah diperlukan cara yang diajarkan

5
islam yaitu bil-hikmah, wal mauidhatul hasanah, wa jadilhum billaty hiya ahsan. Bukan main
hantam dan aksi jalanan.
Karakter dakwah yang melekat dalam Muhammadiyah menjadikan dirinya memandang
segala persoalan dari sudut dakwah, yakni mengubah keadaan menjadi lebih baik. Sesuai dengan
prinsip-prinsip ajaran islam. Dalam menjalani persoalan keumatan dan kebangsaan pun
Muhammadiyah meletakkannya dalam konteks dakwah, yang bersifat mengajak, menyeru, dan
mengubah ke arah yang lebih baik. Berbeda dengan pendekatan politik ala partai politik, yang
melihat persoalan dari kepentingan kekuasaan, ada yang loyalitas dan ada pula yang oposisi.
Muhammadiyah berkomunikasi dengan siapapun untuk kepentingan dakwah dengan memilah
mana yang prinsip dan mana yang bersifat taktis-strategis.
Muhammadiyah itu organisasi atau gerakan islam yang berwatak tajdid atau pembaruan.
Jiwa, pikiran, dan tindakannnya selalu bersifat pembaruan yang membawa pada perubahan
kearah kemajuan yang berkeunggulan. Dalam hal tajdid ada yang bersifat pemurnian dan ada
yang bersifat pengembangan atau dinamisasi (islah) sesuai dengan bidang dan sasarannya.
Karenanya, muhammadiyah tidak berpaham konservatif, kolot, jumud, dan kembali ke masa
lampau (salaf) secara parsial dan berkemunduran ala hidup zaman batu.
Jika dalam akidah dan ibadah berlaku pemurnian, maka dalam pemurnian bukan hanya
verbal rukun tetapi juga substansi, esensi, ,makna, kekhusyukan, dan tahsinah atau kebaikannaya
atau kemaslahatannya. Pemurnian pun luas dan mendalam, bukan sekedar formalitas. Pemurnian
akidah disertai pemahaman akaan prinsip iman dan tauhid serta dikaitkan dengan amal saleh,
bukan sekedar kulit luarnya. Dalam beribadah mengikuti tuntunan Rasulullah SAW, baik rukun
maupun khusuk dan makna serta fungsi ibadah itu bagi kehidupan.
Dalam berakhlak mengikuti akhlak nabi dengan uswah hasanah, sehingga melahirkan
keadaban dan peradaban, bukan sekedar kesalehan individual tetapi sekaligus kesalehan sosial.
Dalam hal muamalah dunyawiyah berlaku prinsip ibahah (kebolehan) dan dinamisasi, sehingga
luas dan fleksibel untuk mengurus kehidupan dunia sesuai dengan prinsip islam. Dalam
muamalah luas sekali ranah pembaruan yang luas sekali ranah pembaruan yang harus dilakukan,
sehingga harus menciptakan berbagai keunggulan di segala bidang kehidupan.
Muhammadiyah sebagai gerakan keislaman dan kemasyarakatan memiliki sifat tengahan,
sehingga tidak tampak ekstrem dalam radikal dalam makna cenderung serba keras dan serba
apriori. Sifat tengahan itu kuat dalam prinsip tetapi luwes dalam cara. Hal prinsip pun benar-

6
benar bersifat prinsip, sehingga tidak semua hal yang dijadikan prinsip manakala hal itu
menyangkut furu’ atau cabang dan ranting dari persoalan.
Sikap tawasuth (tengahan) atau tawazun (kesetimbangan) benar-benar menjadi watak
Muhammadiyah. Islam dipandang dari sudut akidah, ibadah, akhlak, dan muamalah secara
komprehensif sehingga semua aspek itu islami. Berbicara tentang islami bukan hanya dalam
urusan akidah, ibadah, atau akhlak saja, tetapi juga muamalah secara saling terkait satu sama lain
dalam relasi habluminallah dan haabluminannas. Tengahan dan setimbang dalam mengaitkan
iman, ilmu, dan amal sehingga islam itu luas dan tidak parsial, sekaligus membumi.
Kadang ada anggapaan sempit yang disebut islami itu jika berpakaian tertentu atau
beratribut tertentu. Jangan anggap berislam itu atau apa yang disebut islami itu terbatas pada
urusan pakaian, tata cara makanan, dan fisik saja. Tetapi islam harus meluas menjadi urusan
dunia yang multitaspek, termasuk membangun peradaban ilmu dan kemajuan di segala bidang
kehidupan. Di sinilah sifat tengahan Muhammadiyah yang memposisikan dan memfungsikan
islam secara seimbang dalam berbagai aspek kehidupan.
Sikap tengahan juga tercermin dalam cara berdakwah, antara amar makruf dan nahi
mungkar haruslah seimbang sesuai dengan saasaran, aspek, cakupan, kepentingan, dan misinya.
Dalam bersikap pun warga Muhammadiyah harus memiliki sifat tengahan sebagaimana
tercermin dalam sepuluh sifat Muhammadiyah dalam kepribadian Muhammadiyah. Sifat
tengahan jangan diartikan lembek, membebek, dan lemah. Sebab yang tampak garang, keras, dan
kencang pun tidak selalu identik dengan kokoh dalam prinsip dan lurus.
Muhammadiyah sebagai gerakan islam sejak awal memilih lapangan dan strategi
perjuanagn nonpolitik praktis, artinya tidak bergerak dalam perjuangan memperebutkan dan
menduduki kekuasaan di pemerintahan sebagaimana dilakukan partai politik seperti halnya
Serekat Islam, Masyumi, dan partai-partai islam lainnya di masa lalu maupun saat ini.
Muhammadiyah lebih memilih jalur dakwah kemasyarakatan melalui berbagai amal usaha dan
langkah-langkah dakwah pimpinan masyarakat sebagai khittah Muhammadiyah yang masih
berlaku sampai saat ini dan bahkan dikukuhkan dalam Muktamar di Makassar tahun 2015.
Apakah Muhammadiyah apolitik dan tidak memandang penting politik kekuasaan di
pemerintahan? Sama sekali tidak. Muhammadiyah memandang politik kekuasaan penting dan
strategis, tetapi perjuangan secara langsung harus dilakukan melalui partai politik. Kalau di masa
lalu Muhammadiyah sempat mendirikan parpol islam, hal itu menunjukkan sikap positif

7
Muhammadiyah. Tetapi karena Muhammadiyah bukan parpol, maka selayaknya perjuangan
politik-praktis itu dilakukan oleh parpol, bukan oleh Muhammadiyah.
Kini, kepada para kader Muhammadiyah didorong untuk ada yang aktif di partai politik
dan berkiprh melalui parpol untuk perjuangan kekuasaan. Muhammadiyah perlu melakukan
pendidikan politik sekaligus membuka ruang bagi kader-kader politik untuk berkiprah di jalur
perjuangan kekuasaan. Pada saat yang sama, Muhammadiyah dapat melakukan fungsi-fungsi
kelompok kepentingan melalui lobi , komunikasi, dan fungsi politik moral kebangsaan untuk
mempengaruhi kebijakan pemerintahan sebagaimana tuntunan Khittah Denpasar.
Muhammadiyah pernah memiliki pengalaman di partai politik, maka jangan dicoba-coba
lagi apapun namanya untuk melibatkan Muhammadiyah dalam pertarungan politik kekuasaan
layaknya parpol. Jika ingin berjuang di amal usaha politik praktis maka jalurnya melaui partai
politik. Sedangkan usaha-usaha lain di luar fungsi parpol dapat di perankan Muhammadiyah
secara elegan sesuai dengan kepribadian dan Khittah Muhammadiyah. Disinilah pentingnya
kecermatan, keluwesan, kepiawaian, dan kegigihaan para pimpinan Muhammadiyah untuk
menjalankan politik kebangsaan yang canggih dan seksama untuk kemaslahatan persyarikatan,
umat dan bangsa.
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan islam berkarakter tengahan, menurut istilah
disebut wasithiyyah atau moderat. Dalam dunia akademik dikenal dengan gerakan islam
modernis atau reformis. Sebutan-sebutan tersebut pada intinya menunjukkan pemandangan
keagamaan dan watak ideologi gerakan Muhammadiyah yang bersifat tengahan di antara
berbagai kutub ekstrem.
Watak tengahan Muhammadiyah tentu diperbandingkan dengan gerakan lain yang
berbeda. Di satu pihak terdapat gerakan islam lain yang berada pada “garis kanan” yang sering
disebut sebagai golongan konservatif, tradisionalis, fundamentalistik, dan radikal dengan paham
keagamaan dan orientasi gerakannya cenderung keras dan atau kolot. Di pihak lain ada golongan
“kiri” yang cenderung atau di kenal sebagai gerakan liberal atau bahkan sekuler.
Muhammadiyah bearada diantara gerakan-gerakan islam yang cenderung ekstrem
tersebut. Terdapat gerakan islam lain yang segaris dengan Muhammadiyah yang tergolong
sebagai gerakan tengahan atau moderat. Posisi tengahan Muhammadiyah tentu tidak mutlak dan
lebih merupakan garis utama atau pokok, karena sampai batas tertentu ada irisan pemahaman
atau pergerakannya dengan gerakan islam lain yang bersifat eklektik atau dinamis.

8
Muhammadiyah sebagai gerakan tengahan memiliki sifat-sifat antara lain sebagai
berikut :
1. Paham islam dalam Muhammadiyah merujuk langsung dan bersumber pada Alquran dan
Sunnah Maqbulah, dengan mengembangkan akal pikiran yang sesuai ajaran islam disertai
ijtihad. Dalam memahami islam menggunakan pendekatan bayani, burhani, dan irfani.
Sedangkan pandangan tajdid yang dianut ialah permurnian dan pengembangan. Dengan
demikian pandangan keagamaan dalam Muhammadiyah selain mendalam dan
menyeluruh juga tampak karakter tengahannya karena tidak terjebak pada satu dimensi.
2. Dalam pandangan akidah dan ibadah menganut paham islam murni dengan membebaskan
diri dari praktik syirik, bidah, dan khurafat sebagaiman apahaam ahlu salaf. Meski
demikian dalam paham keagamaan tersebut Muhammadiyah beda dari gerakan-gerakan
pemurnian yang sering disebut dengan salafi, karena tetap memiliki sifat tengahan dan
tidak ghuluw atau ekstrem, serta menganut asas toleransi sehingga tidak mengklaim diri
paling islami atau paling suci.
3. Di bidang akhlak mengikuti uswah hasanah Rasulullah serta tidak menganut paham
akhlak situasional. Sedangkan dalam bidang muamalah duniyawiyah di kembangkan islah
atau tajdid diminisasi yang seluas-luasnya sesuai dengan prinsip-prinsip yang diajarkan
islam. Konsep atau patokan bidah tidak diterapkan dalam bermuamalah sehingga
berorganisasi misalnya, meskipun tidak ada contohnya di zaman nabi Muhammad SAW
Karena sepenuhnya wilayah muamalah duniyawiyah sebagaimana terkandung dalam
masalah lima tentang qiyas dan ijtihad.
4. Dalam berbangsa dan bernegara Muhammadiyah selain berpihak pada nilai-nilai dasar
ajaran islam sebgaimana pandangan reformisme atau modernisme islam, juga sepenuhnya
menggunakan ijtihad. Negara islam atau Negara islami bentuk aktualisasinya beragam
sesuai ijtihad umat islam di suatu tempat atau Negara.

Muhammadiyah tidak berada dalam posisi gerakan islam yang ekstrem, radikal,
fundamentalis, liberal apalagi sekuler. Posisinya tengahan atau moderat inilah karakter khas
Muhammadiyah sebagai gerakan islam. Sudah barang tentu sifat moderat, tengahan itu dapat
diberi gambaran dengan berbagai macam ragam alias tidak tunggal atau satu wajah.

9
Dengan demikian, Muhammadiyah itu gerakan islam moderat yang berkemajuan.
Prinsip-prinsip kenajuan sebagaimana terkandung dalam “ pernyataan pikiran Muhammadiyah
abad kedua” harus melekat dalam karakter wasithiyyah Muhammadiyah.
Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah. Dakwah bahkan telah menjadi ikon
atau identitas yang melekat kuat dengan Muhammadiyah. Tema dakwah amar makruf nahi
mungkar, yakni mengajak kepada kebaikan dan mencegah pada kemuungkaran, menjadi cirri
khas dalam gerakan islam yang didirikan oleh Kyai Haji Ahmad Dahlan tahun 1912 ini. Hal
yang menarik dan menonjol dari gerakan Muhammadiyah ialah bahwa gerakan dakwah yang
tidak hanya bersifat lisan dan tulisan tetapi sekaligus dakwah dengan perbuatan atau tindakan.
Dakwah bil-hal bahkan sangat menonjol dari gerakan Muhammadiyah yang diwujudkan dalam
berbagai bentuk amal usaha di bidang pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, pemberdayaan
masyarakat, kegiatan ekonomi, dan peran-peran kebangsaan secara lebih luas yang dilaksanakan
dengan system organisasi yang tersebar di seluruh Indonesia. Karena itu waajah dakwah
Muhammadiyah menjadi sangaat menonjol di masyarakat, sehingga Muhammaadiyah kemudian
dikenal sebagai gerakan sosial-kemasyarakatan atau gerakan sosial-keagamaan.

B. Perwujudan Muhammadiyah di Masa yang Akan Datang

Membicarakan Muhammadiyah tidak bisa dilepaskan dari pribadi pendirinya, yaitu K.H.
Ahmad Dahlan. Murid beliau, K.H. R. Hadjid, menggambarkan bahwa K.H. Ahmad Dahlan
merupakan sosok kyia cerdas, memahami kitab-kitab yang sukar, dan memiliki keistimewaan
berupa rasa khauf (takut) terhadap hari akhir. K.H. Ahmad Dahlan juga merupakan ulama yang
mengajarkan Islam tidak hanya sebatas transfer ilmu pangetahuan tetapi ia mendidik murid untuk
mepraktekkan/mengamalkan ayat-ayat al-Qur’an yang dipelajari. Menurut K.H. Ahmad Dahlan
mengamalkan ajaran Islam tidak perlu menunggu mengetahui semuanya, tetapi apa yang telah
diketahui terus dipraktekkan, dimulai dari yang sidikit dan kecil. Untuk itulah beliau sering
dikatakan kyai yang memiliki prinsip berilmu amaliyah dan beramal ilmiah.

Berdasarkan gambaran di atas, dapat dimaknai bahwa untuk meraih kehidupan bahagia
menurut Muhammadiyah, seseorang harus memiliki sifat dan sikap hidup dan khidupan yang

10
kuat dalam aspek aqidah, ibadah, dan perilaku. Kekuatan akidah dan ibadah diwujudkan dengan
kuatnya rasa takut (khauf) kepada Allah SWT yang diwujudkan dengan lurus dan benarnya
aqidah, jauh dari sikap syirik, tahayul dan khurafat. Aqidah yang dimiliki didasarkan pada
semangat hidup tauhid sebagai ajaran pokok agama Islam. Semangat tauhid yang murni akan
menghantarkan pemiliknya memiliki atribut yang akan melekat pada pribadinya, yaitu;

(1) Memiliki keyakinan yang utuh dan totalitas;

(2) Menolak segala bentuk kesyirikan;

(3) Memiliki jiwa progresif untuk meraih kemuliaan hidup;

(4) Memiliki tujuan hidup yang jelas;

(5) Memiliki visi mengembangkan kehidupan yang harmonis antar sesama manusia.

Kebermaknaan dan kebahagiaan hidup akan diraih manakala seseorang memiliki


kemanfaat bagi kehiduopan orang lain. Menurut Muhammadiyah, amal sholeh adalah
perwujudan dari perjuangan untuk mencapai tujuannya dan merupakanbagian dari kegiatatan
sabilillah (jalan untuk menyampaikan ajaran Islam, memuliakan agama-Nya dan melaksankan
hukum-hukum-Nya). Setiap orang harus mau terlibat dalam kegiatan sabilillah, karena hal ini
adalah ciri dari keimanan seseorang dan bagian dari pemenuhan amanat Allah SWT selaku
khalifah di muka bumi.

Dalam pelaksanaanya, kegiatan sabilillah harus didukung oleh penguasaan ilmu agama
dan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) guna terlaksanya kegiatan tersebut secara baik.
Untuk itulah, seorang muslim yang baik menurut Muhammadiyah adalah orang yang memiliki
kepribadian yang tidak hanya mampu memagang teguh ajaran Islam, tetapi memiliki semangat
intelektual, keluasaan dan penguasaan pengetahuan yang dapat mendorong dirinya untuk berbuat
yang terbaik bagi masyarakat, selalu berjuang dan beramal sholeh untuk mewujudkan kehidupan
yang penuh kedamaian dan kesejahteraan berdasar nilai-nilai ajaran Islam dan perundangan yang
berlaku.

Sebagai gerakan Islam, Muhammadiyah juga dituntut untuk mengamalkan semua ajaran
Islam, sebagaimana dituntunkan di dalam Al Qur’an dan Sunnah. Berikut 3 tujuan yang hendak
digapai Muhammadiyah yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia :
11
1. Menegakkan keyakinan tauhid yang murni, sesuai dengan ajaran Allah s.w.t yang dibawa
oleh seluruh Rasul Allah sejak ajaran Nabi Adam a.s. hingga Nabi Muhammad s.a.w.
2. Menyebarluaskan ajaran Islam yang bersumber kepada Al Qur’an yaitu kitab Allah terakhir
yang diturunkan untuk umat manusia dan sunnah Rasul.
3. Mewujudkan amalan-amalan Islam dalam kehidupan perorangan, keluarga, dan
masyarakat.

12
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Muhammadiyah terbilang sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia. Oleh karena itu,
secara kualitas \di tinjau dari system organisasinya yang modern, amal usahanya di bidang
pendidikan, kesehatan, pelayanan social, ekonomi, dan pemberdayaan masyarakat maupun dari
kemajuan pemikiran dan kepeloporannya dalam pembaruan serta dalam kiprah kemasyarakatan
dapat dikatakan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi islam terbesar di Indonesia maupun
dalam kancah dunia. Pernyataan atas kebesaran tentang Muhammadiyah tersebut sebagai wujud
kesyukuran kepada Allah SWT, bukan sebagai bentuk ria dan untuk berbangga-bangga.
Sekaligus sebagai apresiasi atau penghargaan atas kiprah dan pengkhidmatan para perintis dan
penerus gerakan Muhammadiyah dalam menjalanka misi dakwah dan tajdid untuk kejayaan
umat, bangsa, dan kemanusiaan universal di masa kini dan yang akan datang.

13
REFERENSI

Haedar Nashir. 2018. Kuliah Kemuhammadiyahan Jilid 1. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah.

14

Anda mungkin juga menyukai