Anda di halaman 1dari 3

(5) pokok pikiran kelima

Perjuangan menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam, sehingga terwujud


masyarakat islam yang sebenar-benarnya, hanyalah akan dapat berhasil bila dengan mengikuti
jejak atau (Ittiba) perjuangan para nabi terutama perjuangan nabi besar Muhammad SAW.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“ Syahdan, untuk menciptakan masyarakat yang bahagia dan sentosa sebagaimana yang tersebut
diatas, tiap-tiap orang terutama umat islam, yang percaya kepada Allah dan hari kemudian,
wajiblah mengikuti jejak sekalian Nabi yang suci itu, beribadah kepada Allah dan berusaha
segiat-giatnya mengumpulkan segala kekuatan dan menggunakannya untuk menjelmakan
masyarakat itu di dunia ini, dengan niat yang murni tulus dan ikhlas karena Allah semata-mata
dan hanya mengharapkan karunia Allah dan ridha-Nya belaka serta mempunyai rasa tanggung
jawab di kehadirat Allah atas segala perbuatannya, lagi pula harus sabar dan tawakkal bertabah
hati menghadapi segala kesukaran atau kesulitan yang menimpa dirinya, atau rintangan yang
menghalangi pekerjaanya, dengan penuh pengharapan akan perlindungan dan pertolongan Allah
Yang Maha Kuasa”.

Keterangan :

 Kehidupan para Nabi, terutama kehidupan Rasulullah adalah merupakan kehidupan


pejuang dalam menegakkan cita-cita agama, yang seharusnya menjadi contoh yang ideal
bagi pejuang islam.
 Tiap-tiap pejuang untuk menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam haruslah
mempelajari sejarah perjuangan para Nabi Muhammad SAW, sehingga dapat mengetahui
rahasia-rahasia yang menjadi faktor kemenangannnya dan kemudian mencontoh dan
mengikutinya.
 Dan karena itu pulalah kiranya persyarikatan kita ini oleh pendirinya ialah almarhum Kiai
Haji Ahmad Dahlan diberi nama Muhammadiyah untuk bertafaul (pengharapan baik)
dapat mencontoh perjuangan Nabi Muhammad SAW.

(6) pokok pikiran keenam


Perjuangan mewujudkan pokok pikiran tersebut hanyalah akan dapat dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya dan berhasil, bila dengan cara berorganisasi. Organisasi adalah satu-satunya
alat atau cara perjuangan yang sebaik-baiknya.

Pokok pikiran tersebut dirumuskan dalam Muqaddimah Anggaran Dasar sebagai berikut:
“ untuk melaksanakan terwujudnya masyarakat yang demikian itu, pada tanggal 8 Dzulhijah
1330 Hijriyah bertepatan 18 November 1912 Miladiyah, oleh Almarhum Kai Haji Ahmad
Dahlan didirikan suatu persyarikatan sebagai gerakan islam dengan nama Muhammadiyah yang
disususn dengan majelis-majelis, mengikuti peredaran zaman serta berdasarkan syura yang
dipimpin oleh hikmah kebijaksanaan dalam prmusyawaratan atau Muktamar.

Keterangan :

 Organisasi atau persyarikatan ialah ikatan secara permanen antara dua oknum atau lebih
karena mempunyai tujuan yang sama dan masing-masing bersedia bekerjasama dalam
melaksanakan usaha-usaha guna mencapai tujuan tersebut dengan peraturan atau
pembagian pekerjaan yang teratur tertib.
 Organisasi adalah merupakan alat perjuangan
 Sesuai dengan prinsip ajaran islam, Muhammadiyah menjadikan syura dan musyawarah
sebagai dasar dalam mengambil keputusan dan menentukan tindakan (demokratis)
 Berdasarkan surat Ali Imran ayat 104 pula, jelaslah bahwa tugas pokok Muhammadiyah
adalah :
- Dakwah islam
- Amar Makruf
- Nahi mungkar
 Teori perjuangan Muhammadiyah
Untuk mencapai maksud dan tujuan perjuangan Muhammadiyah (islam) tersebut
di muka, ialah “ Menegakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud
masyarakat islam yang sebenar-benarnya, “ Segala saluran/media yang akan langsung
mempengaruhi bentuk dan sifat kehidupan masyarakat ada 2 yaitu:
- Bidang politik kenegaraan
- Bidang masyarakat
(7) Pokok pikiran ketujuh

Pokok pikiran ketujuh : (merupakan kewajiban) “ pokok/pikiran/prinsip/pendirian seperti


yang diuraikan dan diterangkan di muka itu adalah yang dapat untuk melaksanakan ideologinya
terutama mencapai tujuan yang menjadi cita-citanya, ialah terwujudnya masyarakat adil dan
makmur lahir batin yang diridhai Allah, ialah masyarakat islam yang sebenar-benarnya ”.

MATAN KEYAKINAN DAN CITA-CITA HIDUP MUHAMMADIYAH

Matan keyakinan dan cita-cita hidup muhammadiyah di putuskan oleh tanwir


muhammadiyah tahun 1969 di Ponegoro sebagai kelanjutaan dan amanat Muktamar
Muhammadiyah ke-37 tahun 1968 di Yogyakarta. Konsep matan dan cita-cita hidup
Muhammadiyah sebenarnya kalimat substansinya ialah Keyakinan dan Cita-Cita Hidup yang arti
dan pandangannya tidak lain ‘ ideologi’, sedangkan matan artinya ‘isi’ atau ‘kandungan isi’.

Anda mungkin juga menyukai