pernafasan spontan bayi baru lahir tergantung kepada kondisi janin masa
kehamilan dan persalinan.Proses kelahiran sendiri selalu menimbulkan asfiksia
ringan yang bersifat sementara pada bayi.Proses ini dianggap sangat perlu untuk
merangsang kemoreseptor pusat pernafasan agar terjadi ‘primary gasping’ yang
kemudian akan berlanjut dengan pernafasan teratur.Sifat asfiksia ini tidak mempunyai
pengaruh buruk karena bayi dapat mengatasinya.asfiksia yang terjadi dimulai dengan
suatu periode apneu disertai dengan penurunan frekuensi jantung, selanjutnya bayi
akan memperlihatkan usaha bernafas (gasping) yang kemudian diikuti oleh
pernafasan teratur.Pada penderita asfiksia berat , usaha bernafas ini tidak tampak dan
bayi selanjutnya berada dalam periode apnu kedua.Pada tingkat ini disamping
bradikardia ditemukan pula penurunan tekanan darah.
Gangguan pertukaran gas dan transport O2 sehingga penderita kekurangan persediaan
O2 dan kesulitan pengeluaran CO2 . Keadaan ini akan mempengaruhi fungsi sel tubuh
dan tergantung dari berat dan lamanya asfiksia fungsi tadi dapat reversible atau
menetap, sehingga menyebabkan timbulnya komplikasi, gejala sisa, ataupun
kematian penderita. Pada tingkat permulaan , gangguan ambilan oksigen dan
pengeluaran CO2 tubuh ini mungkin hanya menimbulkan asidosis respiratorik.
Apabila keadaan tersebut berlangsung terus, maka akan terjadi metabolisme
anaerobic berupa glikolisis glikogen tubuh. Asam organic yang terbentuk akibat
metabolisme ini menyebabkan terjadinya gangguan keseimbangan asam basa berupa
asidosis metabolik. Keadaan ini akan mengganggu fungsi organ tubuh, sehingga
mungkin terjadi perubahan sirkulasi kardiovaskuler yang ditandai oleh penurunan
tekanan darah dan frekwensi denyut jantung. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa
penderita asfiksia akan terlihat pentahapan proses kejadian :
Menurunnya kadar Pa O2 tubuh
Meningkatnya PCO2
Menurunnya pH darah
Dipakainya sumber glikogen tubuh
Gangguan sirkulasi darah
(Sumber : buku ajar IKA jilid 3 oleh staf pengajar IKA FK UI hal 1073-1076)
2. Apa hubungan berat badan bayi 4500 g dan kejadian bayi yg tidak menangis
spontan?
Ibu bayi pada scenario memiliki BMI nya 31,25 saat hamil 38 minggu
Sc indikasi bayi dengan berat lahir besar
Karena di Sc tidak ada penekanan pada paru2 bayi bayi tidak menangis
Ibu obesitas resistensi insulin peningkatan kadar glukosa pada bayi ikut
ke aliran darah plasenta insulinnya meningkat pada bayi glukosa pada bayi
meningkat
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin
Ibu obesitas resistensi insulin peningkatan kadar glukosa pada bayi ikut
ke aliran darah plasenta insulinnya meningkat pada bayi glukosa pada bayi
meningkat
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin
Nilai
1 – 3 : asfiksia berat
4 – 6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan
13. Bagaimana cara penilaian skor Ballard dan Dubowitz, dan evaluasi dengan
kurva Lubschenko dan Nelhause? Jelaskan, tujuan, cara, parameter yg
digunakan apa.?
14. Jelaskan hyaline membran disease dan gradingnya secara radiologi?
HMD gg pernapasan karna imaturitas paru keadaan hipoperfusi dan
hipoventilasi hipoksia asidosis repiratoty atau metabolisme vasodilatasi dan
vasokontriksi demage di endotelia dan epitel transudasi plasama ke alvelolar
berupa fibrim dan nekrotik
Ada bagan
15. Apa diagnosis dan DD pada skenario?
Medikamentosa :
Epinefrin dgn indikasi jantung bayi <60x/mnt, 30 detik lakukan ventilasi adekuat
dan pemijatan dada, dosis 0,01 mg – 0,03mg/kgBB, bisa IV atau endotrakeal
Bikarbonat indikasi asidosis metabolik, disertai dgn px analisa gas darah dan
kimiawi, dosis 1-2meq/KgBB dgn di encerkan menggunaknka akuabides atau
dekstros 5% dgn IV
Terapi medikametosa
Epinefrin :
Indikasi :
o Denyut jantung bayi < 60 x/m setelah paling tidak 30 detik dilakukan
ventilasi adekuat dan pemijatan dada.
o Asistolik.
Dosis :
0,1-0,3 ml/kg BB dalam larutan 1 : 10.000 (0,01 mg-0,03 mg/kg BB) Cara :
i.v atau endotrakeal. Dapat diulang setiap 3-5 menit bila perlu.
Volume ekspander :
Indikasi :
o Bayi baru lahir yang dilakukan resusitasi mengalami hipovolemia dan tidak
ada respon dengan resusitasi.
o Hipovolemia kemungkinan akibat adanya perdarahan atau syok. Klinis
ditandai adanya pucat, perfusi buruk, nadi kecil/lemah, dan pada resusitasi
tidak memberikan respon yang adekuat.
Jenis cairan :
o Larutan kristaloid yang isotonis (NaCl 0,9%, Ringer Laktat)
o Transfusi darah golongan O negatif jika diduga kehilangan darah banyak.
Dosis :
Dosis awal 10 ml/kg BB i.v pelan selama 5-10 menit. Dapat diulang
sampai menunjukkan respon klinis.
Bikarbonat :
Indikasi :
o Asidosis metabolik, bayi-bayi baru lahir yang mendapatkan resusitasi.
Diberikan bila ventilasi dan sirkulasi sudah baik.
o Penggunaan bikarbonat pada keadaan asidosis metabolik dan hiperkalemia
harus disertai dengan pemeriksaan analisa gas darah dan kimiawi.
Dosis : 1-2 mEq/kg BB atau 2 ml/Kg BB (4,2%) atau 1 ml/kg bb (8,4%)
Cara :
Diencerkan dengan aquabides atau dekstrose 5% sama banyak diberikan
secara intravena dengan kecepatan minimal 2 menit.
Efek samping :
Pada keadaan hiperosmolaritas dan kandungan CO2 dari bikarbonat merusak
fungsi miokardium dan otak.
Nalokson :
Nalokson hidrochlorida adalah antagonis narkotik yang tidak menyebabkan
depresi pernafasan. Sebelum diberikan nalakson ventilasi harus adekuat dan
stabil.
Indikasi :
o Depresi pernafasan pada bayi baru lahir yang ibunya menggunakan narkotik
4 jam sebelum persalinan.
o Jangan diberikan pada bayi baru lahir yang ibunya baru dicurigai sebagai
pemakai obat narkotika sebab akan menyebabkan tanda with drawltiba-tiba
pada sebagian bayi.
Dosis : 0,1 mg/kg BB (0,4 mg/ml atau 1 mg/ml)
Cara : Intravena, endotrakeal atau bila perpusi baik diberikan i.m atau
s.c
Suportif
o Jaga kehangatan.
o Jaga saluran napas agar tetap bersih dan terbuka.
o Koreksi gangguan metabolik (cairan, glukosa darah dan elektrolit)