Anda di halaman 1dari 22

1. Bagaimana adaptasi fisiologis bayi intrauterine ke ekstrauterin ?

1. system pernafasan
Fisiologi

o Factor yang mempengaruhi perubahan fungsi


a) maturasi  mempersiapkan fetus untuk transisi dari kehidupan intrauterine ke
ekstrauterin dan hal ini berhubungan erat dengan masa gestasi dibandingkan berat badan
lahir
b) adaptasi  diperlukan oleh neonatus untuk dapat tetap hidup dalam lingkungan baru
c) toleransi  misalnya keadaan hipoksia, kadar gula darah rendah, perubahan pH darah yang
dratis bias ditoleransi oleh fetus
o Respirasi
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran gas melalui plasenta, tapi setelah
lahir perukaran gas melalui paru-paru. Rangsangan untuk gerakan pernapasan

o Tekanan mekanis dari toraks sewaktu melalui jalan lahir


o Penurunan paO2 dan kenaikan paCO2 merangsang kemoreseptor yang terletak di sinus
karotikus
o Rangsangan dingin di daerah muka dapat merangsang permulaan gerakan napas
o Refleks deflasi Hering Breur
o Metabolisme
o Pada jam pertama  energi didapatkan dari pembakaran karbohidrat
o Pada hari ke dua  energi didapatkan dari pembakaran lemak
o Lebih kurang pada hari keenam  mendapat susu sehingga energi didapat dari lemak
60 % dan 40% dari karbondioksiida
Sumber : buku ajar IKA jilid 3 oleh staf pengajar IKA FK UI

2. system peredaran darah


Pada masa fetus darah dari plasenta melalui vena umbilikalis sebagian ke hati , sebagian
langsung keserambi kiri jantung kemudian ke bilis kiri jantung. Dari bilik kiri darah di pompa
melalui aorta keseluruh tubuh. Dari bilik kanan darah dipompa sebagian ke paru dan sebagian
melalui duktus arteriosus ke aorta. Setelah bayi lahir paru akan berkembang mengakibatkan
tekanan arteriil pada paru menurun. Tekanan dalam jantung kanan turun, sehingga tekanan
jantung kiri lebih besar daripada tekanan jantung kanan, yang mengakibatkan menutupnya
foramen ovale secara fungsionil. Hal ini terjadi pada jam2 pertama setelah kelahiran. Oleh
karena tekanan pada paru menurun dan tekanan pada aorta desenden naik dan pula oleh
karena rangsangan biokimia (pa O2 yang naik), duktus arteriosus berobliterasi. Hal ini terjadi
pada hari pertama. Aliran darah paru pada hari pertama ialah 4-5 liter/menit/m2 (gessner,
1965). Aliran darah sistemik pada hari pertama rendah yaitu 1,96 liter/menit/m2 dan bertambah
pada hari kedua dan ketiga (3,54 liter/menit/m2) karena penutupan duktus arteriosus. Tekanan
darah pada waktu lahir dipengaruhi oleh jumlah darah yang melalui tranfusi plasenta dan pada
jam2 pertama sedikit menurun, untuk kemudian naik lagi dan menjadi konstan kira2 85/40
mmHg.

3. system GIT
Pada umumnya, kemampuan neonatus untuk mencernakan, mengabsorbsi, dan memetabolisir
makanan tidak berbeda dengan anak yg lebih tua, dengan 3 perkecualian :

a. Sekresi amilase pankreas pada neonatus kurang, sehingga bayi menggunakan zat tepung
kurang adekuat.
b. Absorbsi lemak dari saluran pencernaan dalam beberapa hal kurang dari anak lebih tua.
Akibatnya, susu dengan kandungan lemak yang tinggi (susu sapi) sering diabsorbsi kurang
adekuat.
c. Karena fungsi hati belum sempurna paling sedikit selama minggu pertama kehidupan,
konsentrasi glukosa darah tidak stabil dan biasanya rendah.
Neonatus secara khusus dapat mensintesis dan menyimpan protein. Ternyata dengan diet yg
adekuat, sebanyak 90% dari asam amino yg dicerna akan digunakan untuk pembentukan protein
tubuh. Persentase ini lebih tinggi dari orang dewasa.

(Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, ed-9, Guyton & Hall)

4. system endokrin
i. Selama dalam uterus fetus mendapatkan hormon dari ibu.
ii. Pada waktu bayi baru lahir, kadang-kadang hormone tersebut masih berfungsi,
misalnya dapat dilihat pembesaran kelenjar air susu pada bayi laki-laki ataupun
perempuan. Kadang-kadang dapat dilihat gejala ‘withdrawal’, misalnya
pengeluaran darah dari vagina yang menyerupai haid dari bayi perempuan.
iii. Kelenjar adrenal pada waktu lahir relative lebih besar bila dibandingkan dengan
orang dewasa (0,2% dari berat badan dibandingkan dengan 0,1% dari berat
badan pada orang dewasa)
iv. Kelenjar tiroid sudah sempurna terbentuk sewaktu lahir dan sudah mulai
berfungsi sejak beberapa bulan sebelum lahir.
Sumber : Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. Perinatologi, dalam Buku Kuliah Ilmu
Kesehatan Anak 3. FKUI. Jakarta. 1985

Perbedaan intra uterine dan ekstra uterine

Intrauterine ekstrauterine

Lingkungan fisik Cairan Udara

Suhu luar Pada umumnya tetap Berubah - ubah

Gizi Tergantung pada zat – zat gizi Tergantung pada tersedianya


yang terdapat dalam darah ibu bahan makanan dan
kemampuan saluran cerna

Penyediaan oksigen Berasal dari ibu ke janin Berasal dari paru – paru ke
melalui plasenta pembuluh paru – paru

Pengeluaran hasil Dikeluarkan ke sistem Dikeluarkan melalui paru –


metabolisme peredaran darah ibu paru, kulit, ginjal, dan saluran
pencernaan
Stimulasi sensoris Terutama kinestetik atau Bermacam – macam stimuli
vibrasi

Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak

 Perubahan system endokrin, git (pengeluaran feces), urologi (buang air kecilnya) pada bayi dari
intrauterine ke ekstrauterine
 GAMBAR kondisi paru pada janin intrauterine

2. Mengapa ketika bayi dilharikan bayi tidak langsung menangis ?

Fisiologis bayi  1 menit baru bisa nafas ( perubahan selang waktu antara intrauterine ke
ekstrauterine)
Proses kenapa bayi menangis kerena :
 Suhu yang dipengaruhi oleh hipotalamus
 Tekanan mekanik saat proses persalinan

Penyebab bayi tidak langsung menangis antara lain :


 Pernafasan tertutup cairan amnion
 Obstruksi jalan nafas dari bayi (cairan dari alveolus, alveolus tidak bisa mengembang
karena kurangnya surfaktan )
 Terlilit tali pusat ( jalan nafas terganggu )
 Faktor faktor dari ibu antara lain nutrisi ibu, O2, riwayat hipotensi pada ibu
(tekanan darah rendah  )

3. Apa saja faktor yang mempengaruhi produksi surfaktan ?


Surfaktan dibntk pada minggu ke 32-34
4. Mengapa bayi mendapatkan asupan ASI melalui NGT ?

Normal nya  pemberian ASI 1 jam setelah kelahiran ( IMD , Inisiasi Menyusui Dini) 
dengan cara bayi nya diletakkan di bagian dada ibu , kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu
IMD minimal berapa lama ?
Inisiasi menyusu dini atau sering disingkat dengan IMD merupakan suatu kesempatan yang
diberikan kepada bayi segera setelah lahir dengan cara meletakkan bayi di perut ibu,
kemudian dibiarkannya bayi untuk menemukan puting susu ibu dan menyusu hingga puas.
Proses ini dilakukan paling kurang 60 menit (1 jam) pertama setelah bayi lahir (Anonimous,
2009)

Bayi lahir tidak menangis  curiga asfiksi  tidak bisa menghisap ASI secara adekuat 
pemberian ASI melalui NGT

Indikasi pemasangan NGT/OGT pada bayi


World Health Organization. Country Office for Indonesia Pedoman pelayanan kesehatan anak di rumah sakit
rujukan tingkat pertama di kabupaten/ WHO ; alihbahasa, Tim Adaptasi Indonesia. – Jakarta : WHO Indonesia, 2008
Pengantar kuliah obstetri.2003.Manuaba.EGC.Jakarta

5. Apa saja indikasi dilakukannya resusitasi pada bayi ?

 Nilai pada 30 detik pertama bayi lahir, dinilai apakah cukup bulan, menangis kuat
tau tidak, warna kulita kemerahan atau tidak, ketuban bersih dari mekoneum atau
tidak. Jika salah satu dari ke empat tanda itu ada, baru dilakukan resusitasi
(AHA , 2006)

 AHA (2015) : usia gestasi, tonus otot, bernafas atau menangis


Indikasi :
Kondisi yang memerlukan resusitasi neonatus misalnya :

a. Sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah / mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke
posterior.
b. Kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan yang diberikan kepada ibu misalnya obat
anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam, magnesium sulfat, dan sebagainya
c. Kerusakan neurologis
d. Kelainan / kerusakan saluran napas atau kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan /
atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat menyebabkan gangguan pernapasan /
sirkulasi
e. Syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali pusat atau perdarahan
resusitasi lebih penting diperlukan pada menit-menit pertama kehidupan. Jika terlambat,
bisa berpengaruh buruk bagi kualitas hidup individu selanjutnya.
(www.geocities.com)

prinsip dasar resusitasi yang perlu diingat

a. Memberikan lingkungan yang baik pada byi dan mengusahakan saluran nafas tetap bebas
serta merangsang timbulnya pernafasan , yaitu agar oksigenasi dan pengeluaran CO2
berjalan lancar
b. Memberikan bantuan pernafasan secara aktif pada bayi yang menunjukkan usaha
pernafasan lemah
c. Melakukan koreksi terhadap asidosis yang terjadi
d. Menjaga agar sirkulasi darah tetap baik

Hal2 yang perlu diperhatikan sebelum resusitasi dilaksanakan

a. Faktor waktu sangat penting, makin lama bayi menderita asfiksia, perubahan homeostasis
yang timbul makin berat, resusitasi akan lebih sulit dan kemungkinan timbulnya sekuele
akan meningkat
b. Kerusakan yang timbul pada bayi akibat anoksia/hipoksia antenatal tidak dapat
diperbaiki, tetapi kerusakan yang akan terjadi karena anoksia/ hipoksia pascanatal harus
dicegah dan diatasi
c. Riwayat kehamilan dan partus akan memberikan keterangan yang jelas tentang faktor
penyebab terjadinya depresi pernafasan pada bayi baru lahir
d. Penilaian bayi baru lahir perlu dikenal baik, agar resusitasi yang dilakukan dapat dipilih
dan ditentukan secara adekuat

(www.geocities.com)

6. Bagaimana cara melakukan resusitasi pada bayi ?


(Buku Ajar Neonatologi, Cetakan Pertama, 2008, IDAI)

Pelayanan Kesehatan Anak di RS.Jakarta WHO Indonesia 2009


http://www.pediatrik.com/isi03.php?page=html&hkategori=pdt&direktori=pdt&filepdf=0&pdf=&ht
ml=07110-skow264.htm

7. Apa hubungan berat badan Ibu, tinggi badan Ibu , dan dilahirkan melalui sc terhadap berat
badan bayi ( lahir besar ) ?

Ibu bayi pada scenario memiliki BMI nya 31,25 saat hamil 38 minggu 
Sc  indikasi bayi dengan berat lahir besar
Karena di Sc  tidak ada penekanan pada paru2 bayi  bayi tidak menangis
Saat kelahiran pervaginam (normal) adanya cardinal movement  menyebabkan stress
pada bayi  hormone kortisol pada bayi meningkat  meningkatkan pengeluaran
surfaktan

Ibu hamil melebihi batas normal selama kehamilan 


Gizi dari ibu  banyak mengkonsumsi karbohidrat  BB ibu naik
Banyak mengkonsumsi protein  BB bayi yang meningkat

Ibu obesitas  resistensi insulin  peningkatan kadar glukosa pada bayi  ikut ke aliran
darah plasenta  insulinnya meningkat pada bayi  glukosa pada bayi meningkat
Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan janin

8. Mengapa bayi dirawat di bangsal bayi resiko tinggi ?

9. Apa saja etiologi dari hyaline membrane disease ?


HMD  gg pernapasan karna imaturitas paru keadaan hipoperfusi dan hipoventilasi
 hipoksia  asidosis repiratoty atau metabolisme  vasodilatasi dan vasokontriksi 
demage di endotelia dan epitel  transudasi plasama ke alvelolar berupa fibrim dan
nekrotik 
Ada bagan
Cari foto thorax hyaline membrane disease

paru-paru jelas lebih gelap dari mediastinum


Tidak ada gambaran airbronchogram
tidak ada ruang udara confluent opacity
c Berat/Ringan Gambaran Radiologi Thoraks

I Ringan Kadang normal / gambaran granuler, homogen,


tidak ada air bronchograms
II Ringan-Sedang Seperti gambaran diatas plus gambaran air
bronchograms
III Sedang-Berat Seperti gambaran diatas plus batas jantung kabur

IV Berat “white lung” / paru putih menyeluruh

10. Bagaimana interpretasi dari APGAR Score?

Cara interpretasi
0 1 2
Warna kulit pucat Merah, ekstremitas Seluruh tubuh
biru kemerahan
Frekuensi nadi Tidak ada <100x/mnt >100x/mnt
Rx rangsangan Tidak ada Sedikit gerakan Batuk atau bersin
Tonus oto Tidak ada Ektremitas sedikit Gerakan aktif
fleksi
pernapasan Tidak ada Lemah atau tidak Baik karna sudah ada
teratur respon menangis
Kriteria berat sedang ringannya
a. asfiksia berat ( nilai APGAR 0-3 )
memerlukan resusitasi segera secara aktif dan pemberian oksigen terkendali
karena selalu disertai asidosis maka perlu diberikan natrium bikarbonat 7,5%
dengan dosis 2,4ml/kgbb, diberikan lewat vena umbilikalis

b. asfiksia ringan sedang ( nilai APGAR 4-6 )


memerlukan resusitasi dan pemberian oksigen sampai bayi dapat bernafas normal
kembali

c. bayi normal/ sedikit asfiksia ( nilai APGAR 7-9 )


d. bayi normal dengan nilai APGAR 10
( Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri,jilid I,EGC )

1. “vigorous baby”. Skor apgar 7-10. bayi adianggap sehat dan tidak memerlukan tindakan
istimewa.
2. “mild moderate asphyxia” (asfiksia sedang). Skor apgar 4-6. pada pemeriksaan fisis akan
terlihat frek jantung > 100/mnt, tonus otot kurang baik atau baik, sianosis, refleks
iritabilitas tidak ada.
3. Asfiksia berat. Skor apgar 0-3. pada pemeriksaan fisis ditemukan frek jantung <100/mnt,
tonus otot buruk, sianosis berat, kadang2 pucat, refleks iritabilitas tidak ada.
4. Asfikisa berat dgn henti jantung, yaitu :
a. bunyi jantung fetus menghilang tdk lebih dari 10 mnt sebelum lahir lengkap
b. bunyi jantung bayi menghilang postpartum
Dengan PF sesuai dgn asfiksia berat.

(Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak 3, FKUI, 1985)

11. Bagaimana interpretasi dari skor Ballard dan Dubowitz ?


12. Bagaimana interpretasi dari kurva Lubschenko dan Nelhause ?
13. Bagaimana interpretasi dari pemerikasaan GDS bayi pada scenario dan mengapa hal itu bisa
terjadi (hipo/hiperglikemi ) ?

Anda mungkin juga menyukai