Anda di halaman 1dari 11

PROGRAM

MANAJEMEN RISIKO DI LABORATORIUM

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIRACAS


2019

Jl. Lapangan Tembak Cibubur I, Jakarta Timur


Telp : 021-87711249 | fax : 021-8718995
e-mail : rsuciracas@gmail.com | website : rsuciracas.jakarta.go.id

KATA PENGANTAR
Suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit, yaitu dengan mewujudkan suatu
pelaksanaan standar pelayanan yang memadai serta perilaku yang benar, di setiap tindakan yang berhubungan
dengan pelayanan tersebut. Untuk mencapai tujuan di atas maka perlu diterbitkan Program Manajemen Risiko Di
Laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas.

2
BAB I

PENDAHULUAN

Pelayanan laboratorium merupakan salah satu unsur penting dalam upaya


meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Laboratorium melaksanakan pengukuran
penetapan dan pengujian terhadap bahan yang berasal dari manusia untuk penentuan jenis
penyakit, penyebaran penyakit, kondisi kesehatan atau faktor yang dapat berpengaruh pada
kesehatan perorangan.

Dalam pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat bahaya rIsiko yang mungkin terjadi
terhadap petugas yang berada di dalam laboratorium maupun lingkungan di sekitarnya. Untuk
mengurangi atau mencegah bahaya yang terjadi, setiap petugas harus melaksanakan tugas
sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku.

Oleh karena itu, perlu disusun suatu Program Manajemen Risiko Di Laboratorium
RSUD Ciracas sebagai upaya dalam peningkatan keselamatan laboratorium yang merupakan
bagian dari program keselamatan pasien RSUD Ciracas .
BAB II

LATAR BELAKANG

Penyakit Akibat Kerja (PAK) dan Kecelakaan Kerja (KK) di kalangan petugas
kesehatan di Indonesia belum terekam dengan baik. Jika kita pelajari angka kecelakaan dan
penyakit akibat kerja di beberapa negara maju (dari beberapa pengamatan) menunjukan
kecenderungan peningkatan prevalensi. Sebagai faktor penyebab, sering terjadi karena
kurangnya kesadaran pekerja dan kualitas serta keterampilan pekerja yang kurang
memadai. Banyak pekerja yang meremehkan risiko kerja, sehingga tidak menggunakan alat-
alat pengaman walaupun sudah tersedia.

Bagi petugas laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi
terinfeksi kuman patogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi dari petugas ke petugas lainnya
atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi bahaya yang terjadi, perlu adanya
kebijakan yang ketat. Petugas harus memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya,
mempunyai sikap dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SPO, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik menurut praktek
laboratorium yang benar.
BAB III

TUJUAN

A. UMUM

Untuk menciptakan kondisi Rumah Sakit Umum Daerah Ciracas yang aman, nyaman dan sehat
bagi karyawan, pasien maupun pengunjung

B. KHUSUS

1. Unit laboratorum mampu melakukan identifikasi risiko unit


2. Unit laboratorium mampu melakukan analisi risiko unit
3. Unit laboratorium mampu melakukan pengelolaan risiko unit
4. Meningkatkan keselamatan kerja pegawai

C.
BAB IV

KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN

Manajemen risiko adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi risiko, menilai


dan menyusun prioritas risiko serta membentuk strategi pengelolaannya
dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.

Proses identifikasi risiko adalah usaha mengidentifikasi situasi yang dapat menyebabkan
cedera, tuntutan atau kerugian secara finansial. Identifikasi akan membantu langkah-langkah yang
akan diambil manajemen terhadap risiko tersebut. Identifikasi risiko bisa diperoleh dari :

a. Laporan kejadian
b. Pengaduan pelanggan
c. Survey dan lain-lain

Analisa risiko adalah proses untuk memahami sifat resiko dan menentukan peringkat
resiko, analisa dilakukan dengan cara menilai seberapa sering peluang resiko muncul dan berat
ringannya dampak yang ditimbulkan
BAB V

CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

N Identifikasi Proses Resiko Dampak Yang Ditimbulkan Lokasi Risk Assesment Ranking Strategi Mitigasi/Reduksi Resiko
o Prioritas
Kategori /Domain Resiko Probability Impact Total Resiko
/ (1-5) Score
Likekihood Risk
(0-4)
1 Kesalah identifikasi Kesalahan dianosa, kerugian Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
pasien materiil pasien yang berlaku
2 Tidak menggunakan APD Terpapar cairan tubuh pasien, Laborat 2 3 6 Sedang Sosialisasi bahaya tidak menggunakan apd
resiko penularan infeksi
3 Kegagalan dalam Trauma Laborat 2 3 6 Sedang Meningkatkan pengetahuan dan skill petugas
pengambilan sampel
sehingga menimbulkan
perlukaan kesalahan
pengambilan sampel
4 Kesalahan pemberian Kesalahan diagnosa Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
label sampel laboratorium pasien yang berlaku
5 Kesalahan penulisan Kesalahan diagnosa Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
Hasil pemeriksaan pasien yang berlaku
laboratorium
6 Hasil pemeriksaan hilang Kesalahan diagnosa Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
atau tetukar pasien yang berlaku
7 Sampel rusak atau hilang Pengambilan sampel berulang Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
pasien yang berlaku
8 Tertelan bahan infeksius Keracunan Laborat 2 3 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
pasien yang berlaku
9 Tertusuk jarum Resiko penularan Laborat 2 3 6 Sedang Sosialisasi penggunaan APD, penggunaan
safety box, no recapping
10 Kejadian hematoma saat Cedera pasien Laborat 3 2 6 Sedang Memahami dan menerapkan sop identifikasi
pengambilan darah vena pasien yang berlaku, Meningkatkan
pengetahuan dan skill petugas

BAB VI

SASARAN

Sasaran kegiatan program manajemen risiko di laboratorium adalah petugas laboratorium dan pasien
BAB VII

JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


BAB VIII

EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi program dilaksanakan pada tiap akhir tahun


BAB IX

PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Laporan program dicatat dan hasilnya dilaporkan setiap akhir tahun

Anda mungkin juga menyukai