BAB I
A. Nama kegiatan
Pelatihan Petugas Bank Darah Rumah Sakit
B. Waktu Pelaksanaan
7 Oktober 2019 s/d 18 Oktober 2019
C. Tempat Pelaksanaan
PMI Provinsi DKI Jakarta, Jl. Kramat raya No.47 Jakarta Pusat
D. Tujuan Pelaksanaan
Setelah mengikuti pelatihan ini peserta dapat:
- Mengetahui kegiatan yang ada di dalam bank darah rumah sakit
- Mengetahui penanganan kantong darah yang tepat
- Mengetahui alur kerja permintaan darah
- Melakukan uji crossmatch dan screening antibody
- Mengetahui pengolahan darah dari mulai darah diambil dari donor sampai darah
diproses dan diberikan ke pasien
E. Lama Pelaksanaan
Pelatihan petugas bank darah dilakukan selama 10 Hari Kerja atau ±80 jam pelajaran
F. Surat Penugasan
Surat penugasan dari Direktur RSUD Ciracas terlampir
G. Penyelenggaran Diklat
Diklat diselenggarakan oleh PMI Provinsi DKI Jakarta
BAB II
1
5. Dpat melakukan pemeriksan Skrining Antibodi, dengan sel panel kecil dan lengkap
metode tabung dan gel test pada pasien yang incompatible
6. Dapat melakukan pemeriksaan validasi antisera untuk menunjang pemeriksaan
7. Dapat melakukan pemeriksaan identifikasi antibody
8. Dapat melakukan pembuatan test cell ABO 3% dan Coomb’s Control Sel untuk
menunjang pemeriksaan
B. Isi Materi
Adapun Materi yang disampaikan pada diklat petugas bank darah rumah sakit adalah:
1. Pengarahan program
2. Pengenalan UTD PMI DKI Jakarta (Alur donor & pendistribusian darah)
3. Pengenalan Lab Referral
4. Pengorganisasian BDRS
5. Cold Chain, Peraturan, informasi dan pelaporan BDRS
6. Teori pemeriksaan Compabilitas dan penenganannya
7. Prinsip dasar immunohematology
C. Tindak Lanjut
1. Di setiap rumah sakit wajib memiliki Bank Darah Rumah Sakit (BDRS) yang adalah sebuah
unit pelayanan di rumah sakit yang bertanggung jawab atas ketersediaannya darah
untuk transfusi yang aman, berkualitas dan dalam jumlah yang cukup untuk mendukung
pelayanan kesehatan di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
(Permenkes 83 / 2014, BAB III Pasal 40)
2. Dengan sudah diberlakukannya Permenkes 83/2014 itu maka peran rumah sakit yang
memiliki BDRS semakin jelas khususnya dalam hal tugas dan tanggung jawab antara
BDRS dengan UTD yang selama ini kurang jelas, saat ini melalui Permenkes sudah
ditekankan bahwa BDRS merupakan pelayanan rumah sakit yang terintegrasi dengan
UTD yang memiliki tugas dan tanggung jawab jelas, dengan didukung bangunan, sarana
dan prasarana, peralatan dan ketenagaan yang jelas pula, termasuk kualifikasi SDM
dan jobdesk-nya. Termasuk kuatnya jejaring pelayanan transfusi antara penyelenggara
dengan dinas kesehatan yang selama ini ketentuan jejaring hanya pada instasi terkait
tanpa melibatkan dinas kesehatan
D. Dampak
Secara umum Diklat ini berdampak pada meningkatnya kompetensi tenaga analis kesehatan
menjadi petugas tranfusi darah yang dapat bekerja di bank darah rumah sakit
E. Penutup
Demikian laporan ini kami buat sebagai wujud pertanggungjawaban saya atas tugas yang
diberikan, mohon maaf atas segala kekurangan dan terimakasih atas semua dukungan
BAB III
2
A. Matriks Ringkasan Pelaksanaan Diklat