Anda di halaman 1dari 5

Latihan soal-soal Basic Science-Clinical Science

TBC – Mekanisme Aksi


1. Seorang pasien, perempuan, usia 40 tahun, penderita penyakit TBC datang ke apotek untuk
menebus resep dokter. Salah satu obat yang ditebus adalah antibiotik isoniazid untuk membunuh
bakteri penyebab penyakit. Bagaimana mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat sintesis protein d. Menghambat fungsi enzim pensintesa RNA
b. Menghambat sintesis peptidoglikan e. Menghambat sintesis asam mikolat
c. Menghambat masuknya bahan sel

TBC – Pemilihan Obat yang Tepat


2. Seorang pasien, perempuan, usia 28 tahun, didiagnosa dokter mengalami kekambuhan penyakit
TB paru oleh dokter di sebuah puskesmas. Sputum pasien telah dinyatakan negatif pada 3 bulan
yang lalu. Pada saat monitoring hari ini, sputum pasien kembali menunjukkan BTA positif. Dokter
meminta saran pengobatan yang tepat kepada apoteker untuk tahap intensif (56 hari). Apakah
antibiotik yang tepat direkomendasikan?
a. INH dan Rifampisin
b. INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Ethambuthol
c. INH, Rifampisin, Pirazinamid + Sterptomisin injeksi
d. INH, Rifampisin, Ethambuthol + Sterptomisin injeksi
e. INH, Rifampisin, Pirazinamid, Ethambuthol + Sterptomisin injeksi

3. Seorang pasien, perempuan, usia 28 tahun, didiagnosa dokter mengalami TB paru. Saat ini
pasien sedang hamil usia 10 minggu. Dokter berencana akan meresepkan antibiotik dan meminta
rekomendasi pada apoteker mengenai antibiotik yang aman diberikan pada pasien tersebut.
Apakah obat antibiotik yang tepat direkomendasikan?
a. INH dan Rifampisin
b. Rifampisin, Pirazinamid dan Ethambuthol
c. INH, Rifampisin, Pirazinamid dan Ethambuthol
d. INH, Rifampisin, Ethambuthol dan Ethionamid
e. INH, Rifampisin, Pirazinamid dan sikloserin

4. Seorang pasien, laki-laki, usia 35 tahun, penderita tuberkulosis kategori 2, mendapatkan terapi
Isoniazid, Rifampicin, Pirazinamid, Ethambutol dan Streptomisin. Setelah 1 bulan terapi, pasien
mengalami peningkatan serum kreatinin yang menandakan pasien mengalami penurunan fungsi
ginjal karena efek samping obat. Apakah obat yang merupakan yang menyebabkan efek samping
tersebut?
a. Isoniazid d. Ethambutol
b. Rifampicin e. Steptomicin
c. Pirazinamid

TBC – Efek Samping Obat/MESO


5. Seorang apoteker di rumah sakit melakukan MESO pada seorang pasien (perempuan, usia 38
tahun, penderita TBC) setelah menjalani pengobatan dengan obat isoniazid, pyrazinamid,
rifampisin, dan etambutol selama 1 bulan. Pasien mengeluhkan bahwa dia mengalami gangguan
penglihatan pada 3 hari terakhir. Apoteker menyimpulkan bahwa keluhan tersebut merupakan
efek samping dari antituberkulosis yang sedang digunakan. Apakah obat yang dimaksud oleh
apoteker tersebut?
a. Isoniazid d. Streptomisin
b. Rifampisin e. Etambuthol
c. Pirazinamid

6. Seorang pasien, laki-laki, berusia 20 tahun, penderita TBC dan sedang menjalani pengobatan
dengan obat TBC, datang ke apotek dengan keluhan mual dan sakit perut setelah minum obat.
Apakah informasi yang tepat disampaikan kepada pasien terkait dengan penanganan ESO
tersebut?
a. “Pasien tidak perlu khawatir, ini efek samping biasa”
b. “Pasien tidak perlu khawatir, minum obat diteruskan saja”
c. “Pasien bisa minum obat di malam hari sebelum tidur”
d. “Pasien harus segera berkonsultasi ke dokter”
e. “Pasien harus menghentikan minum obat tersebut”
7. Setelah melakukan monitoring efek samping obat, seorang apoteker menyimpulkan bahwa
seorang pasien (perempuan, usia 29 tahun, penderita TBC) mengalami efek samping neuritis
perifer setelah menjalani terapi OAT 4-FDC. Dokter memutuskan akan memberikan obat untuk
mengatasi neuritis perifer pasien tersebut. Apakah obat yang tepat disarankan kepada dokter
yang menangani pasien tersebut?
a. Vitamin B6 d. Vitamin C
b. Vitamin B12 e. Vitamin D
c. Vitamin A

8. Seorang pasien laki-laki berusia 40 tahun mempunyai keluhan kesemutan pada kaki dan
tangannya. Pasien adalah penderita Tuberkulosis dan menerima terapi kombinasi anti TB sejak 5
bulan yang lalu. Apoteker memperkirakan pasien mengalami neuropati perifer karena efek
samping obat yang dikonsumsi pasien. Apakah vitamin yang disarankan untuk mengatasi efek
samping tersebut?
a. Thiamin d. Asam askorbat
b. Riboflavin e. Niasin
c. Piridoksin

9. Seorang pasien, perempuan, usia 28 tahun, penderita TBC, mendapatkan resep dokter dengan
obat kombinasi antibiotik INH, rifampisin, pirazinamid, etambutol, streptomisin. Pasien juga
mendapatkan vitamin B6 untuk meminimalisir ESO. Efek samping obat apakah yang diatasi
dengan pemberian vitamin tersebut?
a. INH d. Pirazinamid
b. Rifampisin e. Streptomisin
c. Etambutol

10. Seorang pasien, laki-laki, usia 45 tahun, didiagnosa dokter mengalami TB Paru kasus baru.
Pasien mendapatkan resep dokter dengan obat kombinasi izoniazid, rifampisin, pyrazinamid, dan
etambutol selama 2 bulan dan dilanjutkan kombinasi isoniazid dan rifampisin selama 4 bulan.
Dokter meminta apoteker juga menyiapkan obat untuk mencegah terjadinya efek samping neuritis
perifer akibat pemberian isoniazid pada pasien. Apakah obat yang dimaksud dokter tersebut?
a. Aspirin d. Pyridoxin
b. Klorpromazin e. Vitamin D
c. Parasetamol

11. Seorang pasien, perempuan, usia 37 tahun, penderita TB Paru, mendapat terapi dengan regimen
2HRZE/4H3R3. Setelah sebulan menjalani pengobatan, pasien mengalami gangguan
penglihatan berupa pandangan kabur karena efek samping obat. Apakah rekomendasi tindak
lanjut yang tepat disampaikan pada dokter yang menangani pasien terkait dengan ESO tersebut?
a. Menambahkan suplemen vitamin A d. Menghentikan penggunaan Etambutol
b. Menurunkan dosis Etambutol e. Etambutol diminum sebelum tidur
c. Menghentikan sementara Etambutol

12. Seorang apoteker sedang mengadakan monitoring efek samping obat pada seorang pasien rawat
jalan (laki-laki, usia 38 tahun, penderita TBC) dengan mengamati hasil pemeriksaan laboratorium
pasien terakhir. Pasien telah menjalani pengobatan dengan INH, rifampisin, ethambutol, dan
pyrazinamide selama 2 bulan. Apoteker menilai adanya efek samping hepatotoksisitas obat TB.
Apakah parameter laboratorium yang tepat dimonitoring untuk mengamati efek samping
tersebut?
a. AST d. kadar Na
b. RBC e. Kadar K
c. WBC

13. Seorang apoteker di puskesmas sedang melakukan monitoring efek samping obat pada seorang
penderita TBC (laki-laki, usia 30 tahun). Pasien memiliki keluhan berupa gangguan pendengaran
dan gangguan keseimbangan setelah 1 bulan menggunakan antituberkulosis fase intensif.
Apakah antituberkulosis yang harus dievaluasi terkait dengan keluhan pasien tersebut?
a. Etambutol d. Streptomisin
b. Isoniazid e. Pirazinamid
c. Rifampisin
14. Seorang pasien, laki-laki, usia 29 tahun, penderita tuberculosis, sedang menggunakan
antituberkulosis kombinasi dosis tetap, mengalami hiperurisemia setelah menjalankan
pengobatan selama 2 bulan. Apoteker memberikan informasi kepada dokter bahwa hal tersebut
adalah karena efek samping obat OAT yang digunakan pasien. Apakah OAT yang
mengakibatkan efek samping obat tersebut?
a. INH d. Streptomisin
b. Rifampisin e. Pirazinamid
c. Ethambuthol
15. Seorang pasien laki-laki usia 30 tahun datang ke instalasi farmasi rawat jalan suatu rumah sakit
ingin berkonsultasi dengan apoteker mengenai keluhan efek samping obat yang dialaminya
Setelah meminum obat. Pasien mengeluhkan sering mengalami kesemutan dan lemas otot.
Pasien adalah penderita TB dan sedang menjalani terapi obat kombinasi antituberkulosis pada
fase intensif. Apakah antituberkulosis yang mengakibatkan keluhan pasien tersebut?
a. Etambutol d. Streptomisin
b. Isoniazid e. Pirazinamid
c. Rifampisin

16. Seorang pasien, perempuan, usia 16 tahun,penderita TBC, mendapatkan terapi antibiotik
kombipak. Apoteker memberikan informasi bahwa salah satu komponen dari paket obat yang
diterima dapat menyebabkan neuritis perifer. Apakah antibiotik dalam paket obat pasien yang
menyebabkan efek samping tersebut?
a. Etambutol d. Rifampisin
b. INH e. Streptomisin
c. Pirazinamid

17. Seorang pasien, perempuan, usia 22 tahun, penderita TBC, mendapatkan terapi antibiotik
kombipak. Apoteker memberikan informasi bahwa salah satu antibiotik dari paket obat yang
diterima dapat menyebabkan efek samping kencing pasien berwarna merah. Apakah antibiotik
dalam paket obat pasien yang menyebabkan efek samping tersebut?
a. Etambutol d. Pirazinamid
b. Eritromisin e. Rifampisin
c. INH

18. Seorang pasien, laki-laki, usia 54 tahun, penderita TB dan sedang mengonsumsi OAT semenjak
1 bulan yang lalu. Pada saat kontrol rutin, pasien mengeluhkan matanya yang terlihat kekuningan
semenjak 1 minggu yang lalu. Apoteker menyimpulkan bahwa pasien mengalami efek samping
obat karena hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan AST: 772, ALT: 1002, bilirubin total:
7.1, dan bilirubin direk: 3.9. Apakah obat TB yang harus segera dihentikan pada pasien ini?
a. Rifampicin d. Streptomisin
b. Pirazinamid e. Isoniazid
c. Etambutol

19. Seorang apoteker di puskesmas sedang melakukan monitoring efek samping obat pada pasien
TB (laki-laki, usia 52 tahun, penderita TB). Selama pengobatan, pasien mengeluh sering jatuh
karena kehilangan keseimbangan. Pasien tidak memiliki riwayat vertigo maupun migraine,
tekanan darah dan Hb juga normal. Apoteker menyimpulkan bahwa pasien mengalami efek
samping penggunaan Streptomisin. Apakah rekomendasi pengobatan yang tepat
direkomendasikan kepada dokter yang menangani pasien tersebut?
a. Memberikan Betahistin sebagai terapi tambahan
b. Menurunkan dosis Streptomisin
c. Menghentikan penggunaan Streptomisin
d. Mengganti Streptomisin dengan ethambuthol
e. Streptomisin diminum sebelum tidur

TBC – Kontraindikasi
20. Seorang pasien perempuan 30 tahun mengalami TBC. Pasien memiliki riwayat Diabetes Mellitus
sejak 5 tahun yang lalu dengan komplikasi retinopati diabetika. Pasien di berikan obat Isoniazid,
Rifampicin, Pirazinamid, Etambutol dan Streptomicin serta penambahan piridoksin. Apakah obat
TB yang dikontraindikasikan untuk pasien tersebut?
a. Rifampicin d. Etambuthol
b. Isoniazid e. Streptomicin
c. Pirazinamid

TBC – Interaksi Obat


21. Seorang pasien, perempuan, usia 36 tahun, penderita TBC datang ke apotik untuk menebus
resep yang berisi antibiotik INH dan Rifampisin untuk penggunaan selama 1 bulan. Pasien juga
ingin membeli pil KB untuk kontrasepsi. Apakah Interaksi obat yang potensial terjadi pada
pasien?
a. Rifampisin mengurangi efek pil KB d. Pil KB meningkatkan toksisitas INH
b. INH mengurangi efek pil KB e. Rifampisin meningkatkan toksisitas Pil KB
c. Pil KB meningkatkan toksisitas rifampisin
22. Seorang pasien, wanita, usia 30 tahun, mengalami TB paru, dan mendapatkan terapi kombinasi
dosis tetap OAT selama 6 bulan. Pasien juga mengkonsumsi pil KB untuk kontrasepsi, tetapi
mengalami kegagalan karena didiagnosa hamil. Hal ini disebabkan karena terjadinya interaksi
obat OAT dengan pil KB. Apakah OAT yang menyebabkan kegagalan pil KB tersebut?
a. Etambutol d. Rifampisin
b. Isoniazid e. Streptomisin
c. Pirazinamid

23. Seorang pasien, perempuan, usia 30 tahun datang ke rumah sakit karena mengalami kejang
berulang akibat penyakit epilepsi. Pasien rutin menggunakan fenitoin 100 mg per hari. Apoteker
menyimpulkan bahwa terjadinya penurunan efek fenitoin karena adanya interaksi obat.
Penyebabnya adalah pasien juga sedang mengkonsumsi obat TB pada fase intensif untuk
mengobati penyakit TBC yang dideritanya. Apakah obat TB yang dimaksud?
a. Etambutol d. Streptomisin
b. Isoniazid e. Pirazinamid
c. Rifampisin

24. Seorang pasien, perempuan, usia 35 tahun, baru didiagnosa dokter mengalami TB, datang ke
instalasi farmasi rawat jalan suatu rumah sakit untuk menebus resep OAT. Pada saat ditanya
apoteker, pasien mengaku juga sedang menggunakan pil KB untuk mencegah kehamilan.
Apakah saran yang tepat untuk disampaikan untuk meningkatkan efektifitas OAT yang harus
diminum pasien?
a. Mengganti pil KB dengan Implan d. Meminum OAT sesuai aturan pakai
b. Mengkonsumsi pil KB 1 x 2 hari e. Menggunakan KB non hormonal
c. Mengkonsumsi pil KB 2 x 1 hari

25. Seorang pasien, laki-laki, usia 50 tahun, penderita DM tipe-2, mengalami penyakit TB dan
mendapatkan pengobatan dengan Anti-Tuberkulosis kategori 1 yang terdiri dari regimen
2HRZE/4(HR)3. Setelah menggunakan obat tersebut, kadar glukosa darah pasien menjadi tidak
terkontrol, meskipun pasien menggunakan dlibenklamid 5 mg per hari. Apoteker menyimpulkan
bahwa keadaan yang dialami pasien ini disebabkan karena efek dari interaksi obat. Apakah obat-
obatan yang mengalami interaksi dalam pengobatan pasien tersebut?
a. Glibenklamid dengan Isoniazid d. Glibenklamid dan Ethambutol
b. Glibenklamid dengan Rifampisisn e. Glibenklamid dan streptomisisin
c. Glibenklamid dan Pirazinamid

TBC – KIE
26. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, penderita tuberkulosis paru, sudah menjalani terapi
dengan OAT selama 4 bulan. Namun, 2 minggu terakhir pasien tidak melanjutkan minum
obatnya. . Hasil pemeriksaan menunjukkan hasil BTA positif, gejala klinik positif dan hasil
radiologi positif. dokter dan apoteker berdiskusi untuk menentukan pengobatan pasien. Apakah
rekomendasi pengobatan yang tepat untuk pasien tersebut?
a. Pengobatan antituberkulosis dihentikan
b. Pengobatan diulang dari awal dan diberikan regimen yang lebih kuat
c. Pengobatan diulang dari awal dan diberikan panduan yang sama
d. Pengobatan antituberkulosis dilanjutkan dengan obat yang lama
e. Pengobatan antituberkulosis dilanjutkan dengan dosis 2 kali lipat

27. Seorang dokter di puskesmas berdiskusi dengan apoteker untuk menentukan regiment terapi
untuk pasien TB aktif anak (laki-laki, usia 9 tahun). Apoteker menganjurkan penggunaan INH,
rifampisin, pirazinamid dan ethambuthol pada fase intensif dan INH, rifampisin pada fase lanjutan.
Berapa lamakah fase intensif dan fase lanjutan yang tepat direkomendasikan?
a. 1 bulan untuk fase intensif dan 5 bulan untuk fase lanjutan
b. 2 bulan untuk fase intensif dan 4 bulan untuk fase lanjutan
c. 3 bulan untuk fase intensif dan 3 bulan untuk fase lanjutan
d. 4 bulan untuk fase intensif dan 2 bulan untuk fase lanjutan
e. 5 bulan untuk fase intensif dan 1 bulan untuk fase lanjutan

28. Seorang pasien, perempuan, usia 42 tahun, penderita TB paru, mendapatkan terapi lanjutan OAT
dengan obat INH dan Rifampisin yang diresepkan oleh seorang dokter puskesmas. Berapa
lamakah durasi pengobatan pasien pada terapi lanjutan tersebut?
a. 4 minggu d. 3 bulan
b. 6 minggu e. 4 bulan
c. 2 bulan
29. Seorang apoteker di puskesmas memberikan penyuluhan pada calon pemantau minum obat
(PMO) bagi pasien TB paru. Apoteker meminta para calon PMO tersebut untuk segera
melakukan vaksinasi untuk pencegahan tertular oleh bakteri penginfeksi TB. Apakah vaksin yang
tepat diberikan pada calon PMO tersebut?
a. DPaT d. DPT
b. OVP e. BCG
c. MMR

30. Seorang apoteker sedang melakukan evaluasi penggunaan obat pada seorang pasien penderita
TB (laki-laki, usia 40 tahun) yang putus obat karena merasa bosan minum obat TB. Saat ini
pasien ingin minum obat lagi karena gejala TB yang dialami memburuk kembali. Apakah
informasi yang penting ditanyakan kepada pasien untuk menentukan rekomendasi pengobatan
selanjutnya?
a. Hasil uji BTA pasien d. Jumlah obat sisa pasien
b. Durasi tidak minum obat e. Lama menderita batuk
c. Hasil pemeriksaan rontgen

31. Seorang pasien, laki-laki, usia 30 tahun didiagnosis dokter menderita penyakit TBC. Ketika
datang ke apotik untuk menebus obat, pasien mendapatkan KIE dari apoteker mengenai tata
cara untuk mencegah penularan TBC pada orang lain. Bagaimanakah cara penularan bakteri
penyebab penyakit tersebut?
a. Melalui makanan d. Melalui hubungan seksual
b. Melalui udara e. Melalui vector serangga
c. Melalui sentuhan kulit

TBC- Compounding
32. Seorang ibu datang ke apotek dengan membawa resep dokter untuk anakanya yang mengalami
TBC dengan obat obat racikan yang tiap bungkusnya berisi isoniasid 150 mg, rifampisin 300 mg,
PZA 50 mg. Resep tersebut dibuat sebanyak 30 bungkus. Rifampisin tablet yang tersedia di
apotek adalah sediaan 600 mg/tablet. Berapakah jumlah rifampisin yang diperlukan untuk
membuat resep tersebut?
a. 5 tablet d. 20 tablet
b. 10 tablet e. 25 tablet
c. 15 tablet

TB-Monitoring
33. Seorang apoteker di rumah sakit sedang melakukan monitoring penggunaan obat pasien TB
(perempuan, usia 35 tahun). Pasien telah menjalani terapi TB selama 6 bulan dengan 1 periode
sisipan dan patuh menjalani terapi. Pada minggu terakhir bulan ketujuh, pasien mengaku tidak
meminum obatnya lagi karena merasa bosan. Hasil pemeriksaan mikrobiologis pada dahak
pasien, diperoleh hasil BTA (-). Apakah rekomendasi pengobatan yang tepat untuk pasien
tersebut?
a. Pasien melanjutkan minum obat hingga akhir fase lanjutan
b. Pasien harus mengulangi minum obat dari fase intensif
c. Pasien harus mengulangi minum obat fase lanjutan
d. Pasien dapat menghentikan penggunaan obat
e. Pasien harus meminum antibiotik golongan Fluoroquinolon

Anda mungkin juga menyukai