Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DALAM


PERSPEKTIF SOSIAL BUDAYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Pada Mata Kuliah Pancasila

Dibuat Oleh :
Della Risma Nur Aini ( 30518137 )

D3 PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA KEDIRI
2019
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................................................1

B. Rumusan Masalah ..................................................................................................2

C. Tujuan ........................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat ................................................3

B. Sosial Budaya di Indonesia ................................................................................3

C. Pancasila sebagai Sistem Filsafat dalam Perspektif Budaya .....................4

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ........................................................................................................... 7
B. Saran .................................................................................................... 7

REFERENSI ........................................................................................................ 8
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila telah menjadi lightstar bagi segenapbangsa Indonesia.


Baik sebagai pedoman, sebagai alat pemersatu dalam kehidupan
berbangsa, sebagai pandangan hidup masyarakat Indonesia, dan juga
sebagai dasar serta falsafah Negara Indonesia.
Secara etimologis istilah ”filsafat“ atau dalam bahasa
Inggrisnya “philosophi” adalah berasal dari bahsa
Yunani “philosophia” yang secara lazim diterjemahkan sebagai “cinta
kearifan” kata philosophia tersebut berakar pada kata “philos” (pilia,
cinta) dan “sophia” (kearifan). Berdasarkan pengertian bahasa tersebut
filsafat berarti cinta kearifan. Kata kearifan bisa juga
berarti “wisdom” atau kebijaksanaan sehingga filsafat bisa juga berarti
cinta kebijaksanaan. Berdasarkan makna kata tersebut maka mempelajari
filsafat berarti merupakan upaya manusia untuk mencari kebijaksanaan
hidup yang nantinya bisa menjadi konsep kebijakan hidup yang bermanfaat
bagi peradaban manusia.
Budaya atau kebudayaan berasaldari bahasaSanskerta yaitu buddhay
ah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan
sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal
manusia.Dalam bahasa Inggris kebudayaan disebut culture, yang berasal
dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan
juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang
diterjemahkan sebagai "kultur" dalam bahasa Indonesia.
Perkembangan masyarakat di dunia yang semakin pesat secara
langsung dan tidak langsung telah mengancam, bahkan menguasai
eksistensi negara-negara kebangsaan, termasuk Indonesia. Nilai-nilai baru
yang masuk, baik secara sujektif maupun objektif, serta terjadinya
pergeseran nilai di tengah masyarakat yang pada akhirnya mengancam-
prinsip-prinsip hidup berbangsa masyarakat Indonesia. Dengan kondisi
yang seperti ini maka, perlu disadari bahwa masyarakat suatu bangsa
senantiasa memiliki suatu pandangan hidup atau filsafat hidup masing-
masing yang berbeda dengan bangsa lain didunia. Inilah yang disebut
sebagai local genius (kecerdasan/kreatifitas lokal) dan sekaligus sebagai
local wisdom (kearifan local) bangsa. Dengan demikian, bangsa Indonesia
tidak mungkin memiliki kesamaan pandangan hidup dan filsafat hidup
dengan bangsa lain.
Ketika para pendiri Negara Indonesia menyiapkan berdirinya
Negara Indonesia merdeka, mereka sadar sepenuhnya untuk menjawab
suatu pertanyaan yang fundamental “di atas dasar apakah Negara
Indonesia merdeka ini didirikan?” jawaban atas pertanyaan mendasar ini
akan selalu menjadi dasar dan tolak ukur utama bangsa ini meng-
Indonesia. Dengan kata lain, jati diri bangsa selalu bertolak ukur pada
nilai-nilai pancasila sebagai filsafat bangsa. Pancasila yang terdiri atas lima
sila pada hakikatnya merupakan sistim filsafat. Pemahaman demikian
memerlukan pengkajian lebih lanjut menyangkut aspek ontology,
epistemology, dan aksiologi dari kelima sila pancasila.

B. Rumusan Masalah

a. Bagaimana pengertian Pancasila sebagai sistem filsafat?

b. Bagaimana sistem sosial budaya di Indonesia?

c. Bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat dalam perspektif sosial budaya?

C. Tujuan

a. Untuk mengetahui pengertian pancasila sebagai sistem filsafat


b. Untuk mengetahui pengertian sosial budaya
c. Untuk mengetahui bagaimana sistem sosial budaya di Indonesia
d. Untuk mengetahui bagaimana pancasila sebagai sistem filsafat dalam
perspektif sosial budaya
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pancasila sebagai Sistem Filsafat

Pembahasan mengenai Pancasila sebagai sistem filsafat dapat dilakukan


dengan cara induktif dan deduktif. Cara induktif yaitu dengan mengamati gejala-
gejala sosial budaya di masyarakat lalu merefleksikannya, kemudian menarik arti
dan memaknai gejala-gejala yang terjadi. Sedangkan, cara deduktif yaitu dengan
mencari hakikat Pancasila serta menganalisis dan menyusunnya secara sistematis
menjadi keutuhan pandangan yang komprehensif.

Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya


merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila itu saling
berkaitan, saling berhubungan, bahkan saling mengkualifikasi. Pemikiran dasar
yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang
berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dan dengan
masyarakat bangsa. Dengan demikian Pancasila sebagai sistem filsafat memiliki
ciri khas yang berbeda dengan sistem-sistem filsafat lainnya, seperti materialisme,
idealisme, rasionalisme, liberalisme, komunisme dan sebagainya.

B. Sosial Budaya di Indonesia

Sosial budaya terdiri dari dua kata yaitu sosial dan budaya. Sosial berarti
segala sesuatu yang berhubungan dengan masyarakat sekitar. Sedangkan budaya
berasal dari kata bodhya yang artinya pikiran dan akal budi. Budaya juga diartikan
sebagai segala hal yang dibuat manusia berdasarkan pikiran dan akal budinya
yang mengandung cinta dan rasa. Jadi kesimpulannya adalah sosial budaya
merupakan segala hal yang di ciptakan manusia dengan pikiran dan budinya
dalam kehidupan bermasyarakat.
Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial,
dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup
dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, struktur, dan
proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan haruslah
merupakan perwujudan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
transformasi serta pembinaan sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian
Indonesia. Sosial budaya dapat memberikan dampak- dampak tersendiri bagi bagi
masyarakat. Dampak ini dapat berupa positif dan negatif.

Dampak positifnya bisa berupa:


a. Sebagai pedoman dalam hubungan antara manusia dengan komunitas atau
kelompoknya.
b. Sebagai simbol pembeda antara manusia dengan binatang.
c. Sebagai petunjuk atau tata cara tentang bagaimana manusia harus
berperilaku dalam kehidupan sosialnya.
d. Sebagai modal dan dasar dalam pembangunan kehidupan manusia.
e. Sebagai suatu ciri khas setiap kelompok manusia.
Sementara dampak negatifnya adalah:
a. Menimbulkan kerusakan lingkungan dan kelangsungan ekosistem alam.
b. Mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang kemudian menjadi
penyebab munculnya penyakit-penyakit sosial, termasuknya tingginya
tingkat kriminalitas.
c. Mengurangi bahkan dapat menghilangkan ikatan batin dan moral yang
biasanya dekat dalam hubungan sosial antar masyarakat.

C. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat dalam Perspektif Budaya

Sebagai bangsa kita percaya mawarisi nilai Pancasila dalam sosio-budaya


sebagai pandangan hidup (filsafat hidup) rakyat kita. Hal tersebut berarti nilai
Pancasila sila demi sila, menjiwai watak manusia Indonesia seperti
kepercayaan adanya Tuhan, kesadaran kekeluargaan, musyawarah-mufakat,
gotong-royong dan tepa selira. Karena itu, diakui nilai dasar (fundamental) ini
sebagai mencerminkan jiwa dan kepribadian bangsa (jati diri) sepanjang
sejarah kebudayaannya.

Indonesia merupakan negara dengan keanekaragaman suku dan budaya.


Maka tidak heran jika masing-masing suku di Indonesia memiliki sikap,
prilaku, pola pikir, etika berbahasa dan cara berpakaian yang berbeda-beda.
Banyak juga tradisi-tradisi di Indonesia yang bukan asli dari kebudayaan
Indonesia, melainkan hasil dari percampuran dari beberapa kebudayaan yang
berbeda. Seperti, perayaan ulang tahun yang di kemas dengan adat istiadat
salah satu suku Indonesia contohnya perayaan ulang tahun yang mengganti
acara potong kue dengan menggunakan tumpeng yang berasal dari adat jawa.

Banyaknya suku asli yang mendiami kepulauan Indonesia mempengaruhi


beragamnya adat istiadat yang ada di setiap daerah di Indonesia. Masing-
masing suku memiliki adat istiadat dan tradisi yang berbeda-beda. Tradisi-
tradisi ini terkadang bertentangan dengan nilai-nilai dan norma-norma yang
terkandung dalam Pancasila.

Sistem sosial budaya Indonesia adalah sebagai totalitas nilai, tata sosial,
dan tata laku manusia Indonesia harus mampu mewujudkan pandangan hidup
dan falsafah negara Pancasila ke dalam segala segi kehidupan berbangsa dan
bernegara. Asas yang melandasi pola pikir, pola tindak, fungsi, struktur, dan
proses sistem sosial budaya Indonesia yang diimplementasikan merupakan
perwujudan nilai- nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945,
transformasi serta pembinaan sistem sosial budaya harus tetap berkepribadian
Indonesia.

Masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk, yang hidup tersebar


diseluruh tanah air, yang memiliki berbagai macam ragam budaya. Sehingga
menimbulkan keanekaragaman institusi dalam masyarakat. Institusi adalah
suatu konsep sosiologi yang paling luas digunakan, walau memiliki pengertian
yang berlainan:

1. Digunakan untuk merujuk suatu badan, seperti universitas dan


perkumpulan
2. Organisasi yang khusus atau disebut pula institusi total, seperti penjara
atau rumah sakit
3. Suatu pola tingkah laku yang telah menjadi biasa atau suatu pola relasi
sosial yang memiliki tujuan sosial tertentu

Bronislaw menganggap institusi sosial merupakan konsep utama untuk


memahami masyarakat, yang setiap institusi saling berkaitan dan masing-
masing memiliki fungsinya. Koentjaraningrat mengemukakan bahwa institusi
itu mengenai kelakuan berpola dari manusia dalam kebudayaan yang terdiri
atas tiga wujud, yaitu:

 Wujud idiil
 Wujud kelakuan
 Wujud fisik dari kebudayaan

Koentjaraningrat mengatakan, bahwa seluruh total dari kelakuan manusia


yang berpola tertentu bisa diperinci menurut fungsi-fungsi khasnya dalam
memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam bermasyarakat. Maka pola pikir,
pola tindak dan fungsi sistem sosial budaya Indonesia merupakan institusi
sosial, yaitu suatu sistem yang menunjukkan bahwa peranan sosial dan norma-
norma saling berkait, yang telah disusun guna memuaskan suatu kehendak
atau fungsi sosial. Komponen-komponen dari pranata sosial adalah: Sistem
Norma, Manusia, dan Peralatan fisik.

Fungsi sistem sosial budaya Indonesia antara lain :


1. Dalam Keluarga
Keluarga adalah lahan pembibitan manusia seutuhnya. Keluarga adalah
organisasi alami yang penuh kasih sayang.
2. Dalam Masyarakat
Organisassi sosial kemasyrakatan ini adalah lahan pengkaderan, sebagai
keluarga buatan, gotong royong buatan, yang penuh perbedaan
kepentingan.
3. Dalam Berbangsa dan Bernegara
Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, penyelenggaraan negara
dan pemerintah harus mengutamakan kepentingan umum.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Wawasan dan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila telah lama
berakar, hidup di dalam sanubari, menjadi watak kepribadian dan pergaulan hidup
bangsa Indonesia yang tercermin dalam adat-istiadat, kebiasaan, perilaku serta
lembaga masyarakat. Kelima nilai dasar yang tercakup dalam Pancasila
merupakan inti hidup dalam kebudayaan bangsa, sekaligus menjadi tolak ukur
seluruh perikehidupan bangsa Indonesia. Dengan kata lain adalah moral, moral
bangsa Indonesia yang mengikat seluruh warga masyarakat baik perseorangan
maupun kesatuan bangsa.

B. Saran
Pancasila sebagai sumber pengetahuan mengandung nilai-nilai luhur sudah
seharusnya dapat diimplementasikan ke dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
Ada beberapa faktor yang diperlukan dalam upaya pengembangan Pancasila
antara lain, harus ada proses penyadaran terhadap nilai-nilai yang terkandung,
memperbaiki mental pejabat negara, menanamkan nilai-nilai Pancasila ke dalam
hati nurani. Karena, jika hati nurani tidak memiliki kepedulian dan rasa empati
terhadap nilai-nilai luhur dari ontologi Pancasila maka akan sulit
mengimplementasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.asmakmalaikat.com/go/artikel/filsafat/index.htm
2. https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_sosial_budaya_Indonesia
3. http://journal.ui.ac.id/index.php/mjs/articel/download/8059/pdf
4. https://www.jawapos.com/opini/sudut-pandang/14/10/2017/membumikan-pancasila-
dalam-pembangunan/
5. https://jurnal.ugm.ac.id/wisdom/article/viewFile/3111/9363

Anda mungkin juga menyukai