A. PENDAHULUAN
Revolusi industri 4.0 tidak dapat dibendung, bisnis di segala bidang harus bersiap
menghadapi perubahan global dunia yang mengkombinasikan manufaktur tradisional dan
praktik industri dengan dunia teknologi. Tantangannya tidak hanya bagaimana
mengawinkan produksi dan operasi fisik dengan teknologi digital cerdas, mesin
pembelajaran, dan big data untuk menciptakan ekosistem yang lebih holistik, tetapi juga
bagaimana membangun sistem keamanan terpadu melawan ancaman eksternal dan
internal.
1
pengamanan memberikan panduan bagaimana mengelola ancaman dan gangguan pada
organisasi dalam upaya mencapai organisasi yang aman, produktif dan efisien.
Oleh karena itu, untuk menghadapi era industri 4.0 ini, organisasi atau perusahaan
membutuhkan strategi manajemen keamanan yang ampuh agar tidak tergilas dalam roda
perkembangan ini. Ada berbagai macam pendekatan dalam menentukan strategi
manajemen keamanan, salah satunya adalah strategi manajemen adaptif. Tentu saja tidak
ada istilah salah dan benar dalam penetapan strategi manajemen, semuanya ditempatkan
pada konteks riil berdasarkan situasi kasus yang dihadapinya. Adaptif itu sendiri dapat
diartikan sebagai penyesuaian secara rasional akan perubahan yang menyesuaikan pada
kemampuan diri sendiri sesuai dengan potensi yang dimiliki. (Hertanto, 2015). Hal ini
sesuai dengan tema yang kita bahas yaitu mengenai industri 4.0 dimana era ini merupakan
era yang baru dan kita harus menyesuaikan diri dengannya. Oleh karena itu makalah ini
akan membahas strategi manajemen keamanan adaptif di era industri 4.0.
B. PERMASALAHAN
Menyikapi fenomena tersebut, kita dapat melihat bahwa urgensi manajemen keamanan
menjadi sangat penting di era industri 4.0 ini. Oleh karena itu perlu dibentuknya strategi
manajemen keamanan yang dapat membantu dalam mendeteksi serangan yang dapat
secara adaptif mempelajari pola-pola dari serangan yang sebelumnya tidak diketahui.
Contoh strategi yang dapat membantu kita untuk menyesuaikan diri dengan era ini adalah
strategi manajemen adaptif. Lalu permasalahan yang muncul kemudian adalah bagaimana
strategi manajemen adaptif ini yang dapat diterapkan dalam era industri 4.0 ini. bagaimana
konsepnya, bentuknya dan implementasinya. Maka dari itu makalah ini akan membahas
hal tersebut dalam rangka mencari jawaban dari permasalahan yang timbul tersebut.
2
C. PEMBAHASAN
1. Konsep Strategi Manajemen Keamanan Adaptif
Banyak terminologi strategi yang diungkap oleh para pakar. Secara singkat
strategi merupakan hal penting bagi kelangsungan hidup dari suatu perusahan untuk
mencapai sasaran atau tujuan perusahaan yang efektif dan efisien, perusahaan harus
bisa menghadapi setiap masalah-masalah atau hambatan yang datang dari dalam
perusahaan maupun dari luar perusahaan.
3
Istilah manajemen (Management) telah diartikan oleh berbagai pihak dengan
berbagai arti pula, misalnya: pengelolaan, pembinaan, pengurusan, ketatalaksanan,
kepemimpinan, pemimpin, ketata pengurusan dan sebagainya. The Liang Gie (2005:
25) mendefinisikan manajemen adalah segenap perbuatan menggerakkan sekelompok
petugas dan menggerakan segenap sarana dalam sesuatu organisasi apapun untuk
mencapai tujuan. Menurut David yang dikutip (Amin, 1993: 31) mengartikan
manajemen merupakan proses merencanakan, mengorganisasi, dan mengendalikan
yang mencakup manusia, material, dan sumber daya keuangan dalam suatu lingkungan
organisasi.
4
Pengertian adaptive management itu sendiri adalah sebuah struktur, proses
yang berulang-ulang untuk pengambilan keputusan pada suatu kondisi yang tidak
menentu, dengan tujuan mengurangi ketidakpastian dari waktu ke waktu melalui
sistem monitoring. Semakin banyak pengambilan keputusan yang dialami
terhadap resource objective, baik secara pasif maupun aktif akan meningkatkan future
management. Dengan kata lain Adaptive management sebuah proses “
learning by doing”.
Setelah mengkaji satu persatu istilah yang digunakan dalam makalah ini, maka
penulis menyimpulkan bahwa strategi manajemen keamanan adaptif merupakan
sebuah upaya manajemen yang dilakukan dalam pendekatan adaptif guna mencapai
tujuan yaitu keamanan.
a. Prospector
Jenis perusahaan yang menggunakan strategi yang mementingkan pada
inovasi, dan kreativitas untuk menciptakan produk baru atau pasar baru. Perusahaan
berusaha untuk selalu menjadi pioneer dalam bersaing, dan rela mengorbankan
internal efisiensi untuk berinovasi, dan kreasi. Strategi ini perlu dukungan dari staf
yang benar-benar ahli, dan mempunyai kemampuan, sehingga praktik sumberdaya
manusianya menekankan pada pencarian sumberdaya manusia yang mampu
menciptakan perubahan, dan mempunyai kreativitas tinggi. Jika sumberdaya
internal tidak memenuhi, organisasi akan rela mencari dari sumber eksternal
meskipun dengan biaya tinggi. berani mengambil risiko, mencari peluang,
melakukan inovasi dan pertumbuhan. Strategi ini cocok untuk kondisi lingkungan
bisnis yang dinamis.
5
b. Defenders
Yaitu organisasi yang menekankan penggunaan strategi stabilitas, dan
kelangsungan hidup usaha. Perusahaan ini sangat mempertahankan inti bisnisnya
atau core business, tanpa banyak melalukan perubahan. Perhatian pimpinan
organisasi pada stabilitas jangka panjang. Menghindari perubahan, mengutamakan
stabilitas, dan mempertimbangkan pengurangan ukuran bisnis. Strategi ini tepat
untuk lingkungan bisnis yang stabil dan industri yang sedang mengalami
penurunan.
c. Analyzers
Yaitu perusahaan yang menggunakan strategi diantara defenders, dan
prospectors. Artinya perusahaan ini tidak terlalu berani mengambil resiko besar
dalam berinovasi, tetapi tetap berusaha menciptakan keunggulan dalam
pelayanannya kepada pasar. Mempertahankan stablitas sambil melakukan inovasi
yang bersifat terbatas. Perusahaan yang biasanya mengadopsi strategi ini adalah
sebagai market follower, human pemimpin pasar. Perusahaan akan mengikuti
leader. Tetapi,mereka juga melakukan inovasi yang tidak intensif sambil menunggu
perkembangan industri.
d. Reactors
Yaitu jenis perusahaan yang lebih banyak ditekan oleh lingkungan, karena
kurang memperhatikan adanya perubahan lingkungan dan sistem persaingan.
Perusahaan jenis ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk
menekan pada sumberdaya manusia. Merespon lingkungan tanpa memiliki
rancangan strategi yang bersifat jangka panjang. Dalam hal ini, perusahaan hanya
bersifat reaktif dan berorientasi jangka pendek.
6
a. Prospector
Dijelaskan diatas bahwa startegi yang pertama dalam strategi adaptif adalah
prospector. Yaitu strategi yang mementingkan pada inovasi, dan kreativitas untuk
menciptakan produk baru atau pasar baru. Perusahaan berusaha untuk selalu
menjadi pioneer dalam bersaing, dan rela mengorbankan internal efisiensi untuk
berinovasi, dan kreasi.
Maka jika diterapkan dalam segi keamanan, perusahaan dapat melakukan
hal-hal seperti misalnya membuat strategi keamanan baru yang masih jarang
dilakukan orang, dalam melakukan hal ini tentunya diperlukan kreativitas untuk
menemukan inovasi baru. Oleh karena itu memang benar bahwa trategi ini perlu
dukungan dari staf yang benar-benar ahli, dan mempunyai kemampuan, sehingga
praktik sumberdaya manusianya menekankan pada pencarian sumberdaya manusia
yang mampu menciptakan perubahan, dan mempunyai kreativitas tinggi. Jika
sumberdaya internal tidak memenuhi, organisasi akan rela mencari dari sumber
eksternal meskipun dengan biaya tinggi.
Kelebihannya adalah dengan strategi kemananan yang benar-benar inovatif
ini membuat peluang untuk terjadinya kebobolan adalah kecil karena tentu strategi
yang dijalankan tidak banyak diketahui oleh orang awam. Namun sebagai strategi
yang baru pastinya dapat memiliki kelemahan juga.
Dalam industri 4.0 keamanan informasi adalah hal paling penting, data-data
penting harus di proteksi, contoh inovasi dalam bidang ini adalah hasil inovasi
aplikasi alat keamanan karya mahasiswa exeter. Mahasiswa dari Universitas Exeter
telah meraih kemenangan dalam kompetisi “Project Arduino” yang diadakan oleh
perusahaan teknologi terkemuka, Thales pada bulan April 2015 lalu. Tim yang
terdiri dari empat (4) orang mahasiswa Sarjana S-1 Ilmu Komputer yang
menamakan tim mereka LockDuino meraih posisi pertama dengan inovasi mereka
berupa sistem penguncian pintu menggunakan aplikasi telepon genggam berbasis
prosesor mikro (microprocessor) Arduino. Inovasi ini mereka beri nama
‘LockDuino, Hasil karya mereka memungkinkan pintu untuk dikunci dan dibuka
menggunakan aplikasi (apps) di telepon genggam yang dihubungkan
ke microprocessor Arduino yang menjalankan sistem penguncian. Pengguna
7
aplikasi ini kemudian menerima notifikasi di telepon mereka tentang status
penguncian pintu mereka setelah mereka jalan menjauh dari pintu tersebut.
(suneducationgroup.com, 2015)
Inovasi-inovasi semacam ini yang diharapkan berkembang dalam era
industri 4.0 ini karena dalam era ini hampir semua informasi penting setiap individu
akan terhubung dalam internet dan semua itu rentan akan hal-hal yang tidak
diinginkan.
b. Defender
Dalam strategi kedua ini yaiu defender , organisasi ini sangat
mempertahankan inti bisnisnya atau core business, tanpa banyak melalukan
perubahan. Strategi ini cenderung bertahan dengan apa yang ada di organisasi
tersebut dan enggan untuk melakukan perubahan, bebeda dengan pola strategi
prospector sesuai dengan namanya yaitu defender yang berarti pembela.
Dalam penerapannya dalam keamanan dapat dilakukan dengan
mempertahankan sistem keamanan yang sudah dimiliki tanpa mencoba untuk
merubahnya dengan tujuan memertahankan apa yang mereka punya. Dalam hal ini
memang tidak begitu dianjurkan, karena pada industri 4.0 ini, teknologi akan selalu
mengalami perkembangan, walaupun belum tentu juga bahwa sistem keamanan
yang baru juga lebih baik dari yang terdahulu.
c. Analyzer
Seperti yang sudah dijelaskan strategi ini menggunakan menggunakan
strategi diantara defenders, dan prospectors. Artinya perusahaan ini tidak terlalu
berani mengambil resiko besar dalam berinovasi, tetapi tetap berusaha menciptakan
keunggulan dalam pelayanannya. Artinya mereka tidak serta merta mengabaikan
keamanan namun juga tidak sekaligus melakukan pengamanan penuh. Sebaliknya,
mereka melakukan inovasi secara bertahap.
Dalam standar strategi keamanan ada enam aspek yang harus diterapkan
yaitu (Pratiwi, 2013) :
8
1. Physical security yang membahas bagaimana pengamanan terhadap perangkat
keras, perangkat lunak, dan data terhadap ancaman physical untuk mengurangi
atau mencegah terganggunnya operasi, pelayanan, dan/atau hilangnya aset
berharga.
2. Communication security (COMSEC) yang bertujuan untuk mengamankan
media komunikasi beserta isinya, sehingga tidak terjadinya penyadapan atau
modifikasi terhadap data.
3. Computer security (COMPUSEC), mencegah, mendeteksi, dan meminimalisir
ancaman akibat dari pengguna yang tidak berwenang terhadap sistem
komputer.
4. Information security (INFOSEC) adalah perlindungan informasi terhadap
pengguna yang tidak berwenang, serta perlindungan perusakan, baik yang
disengaja maupun yang tidak disengaja.
5. System safety didefinisikan sebagai penerapan teknik dan manajemen prinsip,
kriteria, dan teknik untuk mengatasi risiko kecelakaan operasional, waktu, dan
biaya, dari seluruh fase siklus sistem yang ada.
6. System reliability didefinisikan sebagai pengukuran akan perangkat lunak
apakah menghasilkan keluaran yang akurat atau tidak dan konsisten secara
berulangulang, baik dalam kondisi baik, sedang, atau buruk.
d. Reactors
Pada strategi ini lebih mementingkan efisiensi, menekan biaya termasuk
menekan pada sumberdaya manusia. Merespon lingkungan tanpa memiliki
rancangan strategi yang bersifat jangka panjang. Dalam hal ini, perusahaan hanya
bersifat reaktif dan berorientasi jangka pendek. Sehingga mereka hanya akan
melakukan aksi yang nyata tentang keamanan ketika misalnya merekatelah
9
mengalami hal yang tidak menyenangkan misalnya pencurian data lalu sebagai
aksinya mereka akan memperketat keamanan komputer mereka.
Strategi ini juga tidak strategi yang baik. namun banyak yang
menerapkannya. Sebaiknya pengamanan dilakukan sedini mungkin agara kerugian
yang akan diterima menjadi semakin menipis. Walaupun strategi ini menjadi
dampak atas kesadaran keamanan siber masyarakat indonsia yang masih minim.
Masyarakat indonsia hanya sebatas pada pengguna internetsedangkan kesadaran
akan bahaya kejahatan atau serangan siber masih sangat rendah dan tentu saja hal
ini tudak boleh dilanjutkan lagi karena akibatnya adalah semakin maraknya
kejahatan cyber pada masa yang akan datang.
D. KESIMPULAN
Setelah membahas secara panjang lebar tentang strategi manajemen dalam
pendekatan yang adaptif, penulis menemukan kesimpulan bahwa dengan fakta revolusi
industri 4.0 telah berjalan dan tidak dapat dihindari, hal tersebut membuat keamanan
menjadi semakin terancam khususnya keamanan informasi. Oleh karena itu kita sangat
dianjurkan untuk malakukan upaya atau strategi manajemen keamanan untuk menghadapi
hal tersebut. kesimpulan kedua adalah pendekatan adaptif adalah pendekatan yang
berdasarkan pada konsep pada keberhasilan organisasi dalam menggunakan strategi bisa
beradaptasi dengan lingkungan persaingan yang tidak pasti, sehingga dalam pendekatan
ini, organisasi dituntut bisa beradaptasi dengan lingkungan yang baru yaitu lingkungan
industri 4.0 ini khususnya dalam bidang keamanan. Kesimpulan ketiga adalah ada 4
strategi dalam pendekatan adaptif ini yaitu Prospector, defender, analyzer dan reactor dan
keempat strategi ini memiliki cirikhas nya sendiri dalam menghadapi masalah.
E. SARAN
Saran yang dapat diberikan adalah bahwa keempat strategi yang dibahas ini
bukanlah strategi paten yang harus dilakukan oleh setiap organisasi, perusahaan ataupun
pemerintah. Strategi bersifat fleksibel dan menyesuaikan keadaaan dan kondisi yang ada
sehingga dapat berhasil. Adakalanya satu strategi dapat berhasil ketika diterapkan dalam
situasi tertentu namun tidak mesti berhasil juga pada situasi dan keadaan yang berbeda.
10
Referensi
Amin Widjaja Tunggal, 1993, Manajemen Suatu Pengantar, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Dadang, R. (2009, Maret 31). Analisis Efektifitas Strategi Bersaing Adaptif dalam Bisnis
Penyiaran Radio . Retrieved April 10, 2019, from
https://repository.usd.ac.id/14037/2/032214110_Full.pdf
Rangkuti, Freddy. 2013. Teknik Membedah Kasus Bisnis Analisis SWOT Cara Perhitungan
Bobot, Rating, dan OCAI. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
Hertanto, Y. (2015, Juni 24). kompasiana . Retrieved April 10, 2019, from Organisasi Responsif
& Adaptif: Membangun Keunggulan Bersaing:
https://www.kompasiana.com/yudhihertanto/552bf2ae6ea834b6768b457c/organisasi-responsif-
adaptif-membangun-keunggulan-bersaing
Sijabat, E. (n.d.). Adaptive management for a turbulent future. Retrieved April 10, 2019, from
https://www.academia.edu/11876120/Adaptive_management_for_a_turbulent_future
Sijabat, E. (2015). Adaptive management for a turbulent future. Retrieved April 10, 2019, from
https://www.academia.edu/11876120/Adaptive_management_for_a_turbulent_future
https://eksekutif.id/ancaman-cyber-security-di-era-industri-4-0-bakal-semakin-beragam-dan-
masif/
11