Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam pandangn Islam, segala sesuatu harus dilakukan secara rapi, benar,

tertib, dan teratur. Proses- prosesnya haru diikuti dengan baik. sesuatu tidak

boleh dilakukan asal- asalan mulai dari hal kecil ke yang besar, agar tujuan yang

hendak dicapai bisa diraih dan bisa selesai secara efisien dan efektif1.

Sebagaimana diketahui bahwa sejarah awal manajemen strategik atau

kata strategik merupakan kata yang timbul dari seni peperangan. Dimana para

jenderal melakukan strategi perang agar dapat memenangkan peperangan. Dari

sejarah ini kita dapat belajar dari sejarahh peperangan yang dilakukan oleh Nabi

Muhammad, mulai dari sejarah perang Badr (dimana secara matematis jumlah

umat muslim berbeda jauh dengan orang-orang kafir), perang uhud (kita dapat

belajar jika para bawahan tidak patuh kepada atasan akan terjadi kekalahan

perang), perang khandak (dimana kita belajar bahwa nabi menerima usul dari

Salman Al-farisi untuk membuat parit) dan lain-lain.2

1
Abdul Goffar. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso.
Email : cak_goffar@yahoo.com, ‘35 MANAJEMEN DALAM ISLAM (PERSPEKTIF AL- QUR’AN
DAN HADITS) Oleh : Abdul Goffar ’, 2018, 35–58.
2
Rahmatullah Rahmatullah, ‘Prinsip Implementasi Manajemen Strategik Dalam Perspektif
Islam’, Jurnal Qolamuna, 3.2 (2018), 211
<http://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/qolamuna/article/view/90>.

1
Persaingan bisnis yang kian ketat membuat para pengambil keputusan

dalam bisnis untuk mencari dan menggunakan strategi yang tepat demi meraih

kesuksesan. Dalam sebuah bisnis/ organisasi strategi sangat di perlukan untuk

bisa membantu perusahaan guna mencapai target/ tujuannnya. Selain itu sebuah

bisnis/ organisasi perlu adanya misi pertahanan (Defence Mission). Misi

pertahanan manajemen bisnis sangat penting untuk organisasi manapun, karena

membantu melindungi bisnis dari berbagai ancaman,

Dari penjelasan simgkat diatas, maka dalam makalah ini akan membahas

mengenai The Defence Mission and Strategic Objectives.

B. Rumusan Masalah

Dari penjelasan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

makalah ini mengenai The Defence Mission and Strategic Objectives ?

C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan pada makalah ini untuk mengetahui mengenai The

Defence Mission and Strategic Objectives

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. The Defence Mission and Strategic Objectives

1. The Defence Mission

The Defence Mission atau dalam arti bahasa Indonesia disebut misi

pertahanan. Misi pertahanan yang dimaksud merupakan model pertahanan bagi

bisnis perusahaan. Misi pertahanan manajemen bisnis mengacu pada perencanaan dan

implementasi strategi untuk melindungi bisnis dari ancaman eksternal dan untuk

meningkatkan keamanan dan ketahanannya. Ini melibatkan identifikasi potensi

ancaman, menilai kemungkinan dan dampaknya, dan mengembangkan strategi

mitigasi untuk mengurangi risiko.

Misi pertahanan manajemen bisnis dapat mencakup langkah- langkah seperti

langkah- langkah keamanan fisik, seperti kamera pengintai, penjaga keamanan, dan

kontrol akses, tindakan keamanan dunia maya, seperti firewall, perangkat lunak

antivirus, dan teknologi enkripsi, dam manajemen krisis dan perencanaan

kesinambungan bisnis, seperti rencana tanggap darurat, sistem cadangan, dan saluran

komunikasi alternatif.

Selain langkah- langkah ini, misi pertahanan manajemen bisnis melibatkan

penciptaan dan pemeliharaan budaya keamanan, di mana karyawan dilatih untuk

waspada dan melaporkan perilaku atau insiden yang mencurigakan. Ini dapat

melibatkan pelatihan keamanan regular, kampanye kesadaran, dan komunikasi

berkelanjutan dengan karyawan tentang risiko keamanan.

3
Misi pertahanan manajemen bisnis sangat penting untuk organisasi manapun,

karena membantu melindungi bisnis dari berbagai ancaman, mulai dari pembobolan

fisik dan bencana alam hingga serangan dunia maya dan penipuan keuangan. Dengan

menerapkan strategi pertahanan yang efektif, bisnis dapat meningkatkan keamanan

dan ketahanan mereka, serta memastikan kesuksesan dan berkelanjutan yang

berkelanjutan dalam lingkungan bisnis yang semakin menantang dan kompleks.

Dalam manjemen strategik dikenal pula istilah sistem pengendalian tiga lapis

yang lebih efektif bagi perusahaan. Three lines of Defense merupakan model

pertahanan bagi bisnis perusahaan. Pendekatan “Three Lines of Defence” atau

Pertahanan Tiga Lapis semakin banyak diadopsi oleh berbagai organisasi dalam

rangka membangun kapabilitas manajemen risiko di seluruh jajaran dan proses bisnis

organisasi yang sering dikenal sebagai Enterprise Risk Management (ERM).

Pendekatan ini sering disingkat sebagai model 3LD (Three lines of defence).

Model 3LD membedakan antara fungsi-fungsi bisnis sebagai fungsi-fungsi

pemilik risiko (owning risks/risk owner) terhadap fungsi-fungsi yang menangani

risiko (managing risks), dan antara fungsi-fungsi yang mengawasi risiko (overseeing

risks) dengan fungsi-fungsi yang menyediakan pemastian independen (independent

assurance). Kesemua fungsi tersebut memainkan peran penting dalam platform

Enterprise Risk Management (ERM) baik untuk organisasi korporasi perbankan atau

sektor riil, maupun organisasi-organisasi pemerintahan. Untuk bahasan selanjutnya,

tulisan ini akan merujuk pada model 3LD di organisasi korporasi atau perusahaan

non-perbankan.

4
Model 3LD adalah model pertahanan internal organisasi perusahaan yang

secara sederhana dapat diringkas sebagai berikut:

1. Pertahanan lapis pertama:

Pertahanan lapis pertama dilaksanakan oleh unit atau komponen atau fungsi

bisnis yang melakukan aktivitas operasional perusahaan sehari-hari, terutama yang

merupakan garis depan atau ujung tombak organisasi. Dalam hal ini mereka

diharapkan untuk:

 Memastikan adanya lingkungan pengendalian (control environment) yang

kondusif di unit bisnis mereka.

 Menerapkan kebijakan manajemen risiko yang telah ditetapkan sewaktu

menjalankan peran dan tanggung jawab mereka terutama dalam mengejar

pertumbuhan perusahaan. Mereka diharapkan secara penuh kesadaran

mempertimbangkan faktor risiko dalam keputusan-keputusan dan tindakan-

tindakan yang dilakukannya.

 Mampu menunjukkan adanya pengendalian internal yang efektif di unit bisnis

mereka, dan juga adanya pemantauan dan transparansi terhadap efektifitas

pengendalian internal tersebut

2. Pertahanan lapis kedua

Pertahanan lapis kedua dilaksanakan oleh fungsi-fungsi manajemen risiko dan

kepatuhan, terutama fungsi-fungsi manajemen risiko dan kepatuhan yang sudah

terstruktur misal: departemen atau unit manajemen risiko dan kepatuhan. Dalam hal

ini, mereka diharapkan untuk:

5
 Bertanggung jawab dalam mengembangkan dan memantau implementasi

manajemen risiko perusahaan secara keseluruhan.

 Melakukan pengawasan terhadap bagaimana fungsi bisnis dilaksanakan dalam

koridor kebijakan manajemen risiko dan prosedur-prosedur standard

operasionalnya yang telah ditetapkan oleh perusahaan.

 Memantau dan melaporkan risiko-risiko perusahaan secara menyeluruh

kepada organ yang memiliki akuntabilitas tertinggi di perusahaan.

3. Pertahanan lapis ketiga

Pertahanan lapis ketiga dilaksanakan oleh auditor baik auditor internal

maupun auditor eksternal. Peran auditor internal jauh lebih intens dalam model 3LD

ini karena mereka adalah bagian internal perusahaan yang bersifat independen

terhadap fungsi-fungsi lainnya. Dalam hal ini, auditor internal diharapkan untuk:

 Melakukan reviu dan evaluasi terhadap rancang bangun dan implementasi

manajemen risiko secara keseluruhan, dan

 Memastikan bahwa pertahanan lapis pertama dan lapis kedua berjalan sesuai

dengan yang diharapkan.

Bagi beberapa orang, penerapan model 3LD ini diyakini akan membuat daya

tahan (resilience) perusahaan terhadap risiko-risiko yang dihadapi akan jauh lebih

kuat – terutama bagi perusahaan publik yang memiliki komite audit dan komite

pemantau risiko – dibanding perusahaan yang tidak menerapkannya. Oleh karena itu,

sering dikatakan bahwa kematangan dan efektifitas penerapan Enterprise Risk

Management (ERM) di perusahaan akan tercermin dari efektifitas penerapan model

6
3LD ini. Semakin matang model ini diterapkan, semakin intens terciptanya suatu

budaya manajemen risiko yang terpadu di seluruh proses dan seluruh lini perusahaan,

menuju suatu tingkat daya tahan organisasi (organizational resilience) yang kokoh

dan menyeluruh.3

2. Strategic Objectives (Tujuan Strategis)

a. Definisi Strategic Objectives

Objektif strategis (strategic objective) tentang apa yang harus dicapai

perusahaan di masa depan. Itu fokus pada isu- isu umum, luas dan jangka

panjang dan ditetapkan oleh manajemen puncak. Ini dapat memandu mereka

mengoprasikan bisnis, mempengaruhi seluruh perusahaan dan menjadi panduan

untuk tingkat manajemen yang lebih rendah dalam menetapkan objektif

mereka.

b. Jenis tujuan strategis

Bisnis sering mengelompokkan tujuan strategis ke dalam beberapa

kategori untuk mencapai beberapa tujuan. Hal ini dapat menetapkan tujuan

strategis berdasarkan industri spesifik atau strategi merek , dengan setiap tujuan

sebagai bagian dari kategori yang lebih luas. Perusahaan sering menetapkan

tujuan strategis dalam kategori berikut:

3
Antonius Alijoyo, Pertahanan Tiga Lapis ( The 3 Lines of Defence) Konteks – ERM
Perusahaan Publik di Indonesia, https://crmsindonesia.org/publications/pertahanan-3-lapis-the-3-lines-
of-defence-konteks-erm-perusahaan-publik-di-indonesia/ , diakses tanggal 8 Juni 2023 Pukul 17.30.

7
1) Tujuan strategis keuangan

Tujuan strategis keuangan dibuat untuk membantu perusahaan membuat

proyeksi laba, membentuk anggaran, dan mengukur biaya untuk organisasi

mereka. memungkinkan perusahaan untuk fokus pada kebutuhan moneter

organisasi mereka dengan langkah-langkah khusus untuk menambah atau

mengurangi biaya, mengevaluasi kembali pengeluaran, menganalisis tren

pendapatan, dan merencanakan pertumbuhan keuangan

2) Tujuan strategis pertumbuhan

Bisnis menggunakan sasaran pertumbuhan strategis untuk membuat

pernyataan yang dapat ditindaklanjuti tentang memperluas dan meningkatkan

pengaruh perusahaan mereka di pasar dan mengembangkan proses internal

baru. Tujuan strategis untuk pertumbuhan dapat membantu perusahaan

merencanakan masa depan bisnis dengan langkah-langkah spesifik tentang

cara mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

3) Sasaran strategis pelatihan/pembelajaran

Perusahaan menciptakan tujuan strategis untuk pembelajaran dengan

merencanakan peningkatan pengetahuan dan kemampuan staf dengan

tindakan spesifik. Sasaran strategis untuk pelatihan adalah cara bisnis dapat

merencanakan untuk berinvestasi pada karyawan mereka untuk mencapai

sasaran kinerja secara keseluruhan.

8
4) Tujuan strategis pelanggan

Beberapa bisnis ingin tujuan strategis mereka berfokus pada pengalaman

pelanggan. Sebuah bisnis mungkin ingin bekerja untuk menciptakan nilai bagi

konsumen mereka berdasarkan biaya produk atau layanan. Atau, sebuah

perusahaan mungkin ingin menetapkan tujuan untuk layanan pelanggan yang

luar biasa dengan tujuan yang dapat ditindak lanjuti untuk membantu

mencapai hasil.

Sebuah perusahaan harus merealisasikan business goal. Objektif yang baik

memiliki karakteristik SMART: Specific, Measurable, Achievable, Realistic and

Time specific. Objektif yang di tetapkan pada akhirnya akan mempengaruhi strategi

perusahaan yang anda pilih. Strategi perusahaan adalah rencana jangka menengah dan

panjang yang terperinci untuk memenuhi objektif tersebut. Objektif sangat penting dalam

perusahaan, Objektif memberikan panduan dan arah kepada seluruh karyawan

tentang apa yang harus mereka capai. Objektif yang jelas mendorong karyawan untuk

fokus dan termotivasi demi mencapainya.

Perusahaan anda dapat mencapai tujuan (goal) yang anda tetapkan karena

keduanya harus terhubung, di mana objektif merepresentasikan target-target spesifik

untuk mencapai goal. Bisnis anda memiliki arah yang jelas dengan menetapkan apa

yang harus anda capai di masa depan dan memetakan apa yang harus perusahaan

anda lakukan sekarang dan ke depan untuk mencapai sasaran. Beberapa alasan

menjelaskan tentang pentingnya objektif perusahaan. Berikut adalah diantaranya:

9
 Merancang arah dan tujuan bisnis adalah salah satu cara untuk memotivasi

karyawan dan tentu saja, itu memerlukan anda mengkomunikasikannya ke

semua orang di perusahaan anda.

 Objektif memungkinkan manajemen di perusahaan anda memiliki prioritas

untuk mengalokasikan sumber daya dan membuat keputusan.

 Dengan memiliki arah yang jelas, itu membantu manajemen di perusahaan

anda dalam merancang strategi dan tindakan yang tepat dan terperinci.

 Dengan membandingkan hasil dengan objektif yang di tetapkan, perusahaan

dapat mengevaluasi apakah strategi berhasil, apakah aktivitas bisnis

mendukung tujuan, dan apakah strategi perusahaan masih relevan dengan

lingkungan bisnis.

 Bagi manajemen, objektif menjadi salah satu indikator untuk mengukur

seberapa sukses manajemen dalam mengoperasikan bisnis. Beberapa

perusahaan mungkin seringkali mengaitkan bonus manajemen dengan

pencapaian objektif.

Objektif perusahaan yang bagus memenuhi kriteria SMART: spesifik, terukur,

dapat dicapai, realistik, waktu spesifik.

 Spesifik (specific) – aspek atau variabel operasional apa harus anda capai? Apakah

itu pangsa pasar, pendapatan, kualitas output, atau volume produksi. Katakanlah, itu

adalah nilai penjualan untuk dua segmen produk perusahaan: produk ABC dan

produk XYZ.

10
 Terukur (measurable) – perusahaan bisa mengkuantifikasi objektif. Misalnya,

perusahaan menargetkan nilai penjualan produk ABC naik 10% dan produk XYZ

naik 5%.

 Dapat dicapai (achievable) – objektif yang perusahaan tetapkan berada dalam batas

kemampuan internal perusahaan anda, tidak terlalu mudah dan juga tidak mustahil

untuk dicapai. Misalnya, menargetkan nilai penjualan produk ABC naik 10% lebih

masuk akal daripada menargetkan kenaikan 120%.

 Realistis (realistic) – objektif adalah sesuai dengan kondisi di mana itu harus dicapai.

Untuk menetapkan objektif, itu membutuhkan perusahaan untuk mempertimbangkan

aspek seperti kondisi pasar dan persaingan, kapabilitas, dan sumber daya perusahaan

untuk menetapkan persentase di atas. Misalnya, target kenaikan penjualan sebesar

10% dan 5% bisa jadi tidak realistis jika resesi menghantam.

 Waktu spesifik (time-specific) – perusahaan memutuskan kapan harus mencapai

objektif di atas. Misalnya, perusahaan menargetkan penjualan produk ABC naik 10%

dan produk XYZ naik 5% di tahun depan.4

Dalam sudut pandang Islam manajemen di istilahkan dengan

menggunakan kata al-tadbir (pengaturan). Kata ini merupakan derivasi dari

kata dabbara (mengatur) yang banyak terdapat dalam Al Quran seperti firman

Allah SWT .5

4
Ahmad Nasrudin, Objektif Perusahaan: Definisi, Pentingnya, Jenis, Contoh,
https://cerdasco.com/tujuan-perusahaan/ diakses pada 8 Juni 2023, pukul 19. 46 WITA.

5
Fred R. David, ‘Manajemen Strategik’ (Jakarta: Salemba Empat, 2011), buku 1, ed 12. hlm
4.

11
Artinya : Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan)
itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun
menurut perhitunganmu (As Sajdah : 05).
Dari isi kandungan ayat di atas dapatlah diketahui bahwa Allah swt

adalah pengatur alam (Al Mudabbir/manager). Keteraturan alam raya ini

merupakan bukti kebesaran Allah swt dalam mengelola alam ini. Namun,

karena manusia yang diciptakan Allah SWT telah dijadikan sebagai khalifah

di bumi, maka dia harus mengatur dan mengelola bumi dengan sebaik-

baiknya sebagaimana Allah mengatur alam raya ini.6

Sedangkan dalam manajemen startegi syariah yang harus diperhatikan

adalah bagaimana proses merumuskan, mengimplementasikan, dan

mengevaluasi serta mengawasi tersebut dapat berjalan sesuai nilai-nilai

syariah untuk mencapai tujuan yang syariah pula. Tahapan dalam manajemen

strategik syariah ada 4, yaitu :

1. Merumuskan dalam sebuah perencanaan (Ahdaf)

2. Mengimplementasikan (Tathbiq)

3. Mengevaluasi (Muhasabah)

4. Mengawasi ( Ar- riqobah)

Tahapan dalam manajemen strategik syariah yang pertama yaitu

melakukan analisis lingkungan baik eksternal maupun internal dengan

menggunakan analisis SWOT dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Hal

6
Abdul Goffar. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa Bondowoso.
Email : cak_goffar@yahoo.com.

12
ini dilakukan untuk mengetahui apa saja yang menjadi kelemahan dan

kekuatan perusahaan melalui analisis internal, dan mengetahui apa yang

menjadi ancaman dan peluang melalui analisis eksternal.

Pada hakikatnya, manusia pasti memiliki kelemahan dan kekuatan

masing-masing yang diberikan oleh Allah sebagai sunatullah agar manusia

bisa saling memanfaatkan dan saling membantu, sesuai firman Allah dalam

Al-qur’an Surat Az- Zukhruf ayat 32. Oleh karena itu, perlu kita analisis

untuk mengetahui apa yang menjadi kelemahan dan kekuatan yang nantinya

dari kelemahan tersebut akan muncul ancaman yang harus kita antisipasi,

dan dari kekuatan tersebut akan muncul peluang yang harus kita manfaatkan.

Oleh karena faktor eksternal dan internal terus berubah seiring

berjalannya waktu, maka diperlukan strategi change management dan

inovasi agar perusahaan dapat beradaptasi dan bertahan.

Setelah dilakukan analisis, selanjutnya yaitu merumuskan dalam

sebuah perencanaan (planning) strategi apa yang harus perusahaan lakukan,

dengan memperhatikan visi dan misi serta tujuan yang dingin dicapai.

Tujuan perusahaan haruslah sesuai syariah yang berarti tidak hanya

mengikuti hawa nafsu dan tidak membawa kemudharatan. Dalam islam,

perencanaan juga disiratkan dalam Al-Qur’an surat Al-Hasyr ayat 18 yaitu

bagaimana kita merencanakan kehidupan hari ini (dunia) untuk kebaikan

kehidupan esok hari (akhirat).

13
Sesungguhnya, sebagai manusia kita semua memiliki visi yaitu

mendapatkan kebaikan di kehidupan akhirat. Untuk mencapai visi tersebut,

Rasulullah SAW memiliki misi tauhid yang diberikan oleh Allah, dan kita

sebagai manusia memiliki misi yang terdapat dalam Al-qur’an surat Al-

baqarah ayat 30 yaitu untuk menjadi khalifah di muka bumi dan

memakmurkan bumi serta misi taqwa, yaitu beribadah kepada Allah dengan

mematuhi perintahnya dan menghindari larangannya.

Langkah ketiga yaitu, implementasi strategi, bagaimana pemimpin

perusahaan mempengaruhi agar seluruh anggota perusahaan dapat

melaksanakan strategi dengan baik hingga menciptakan budaya perusahaan

yang unggul.

ِ ‫ق َواَل تَتَّبِ ِع ْٱلهَ َو ٰى فَي‬


ِّ ‫اس بِ ْٱل َح‬ ٰ
َ‫ُضلَّك‬ ِ ْ‫ٰيَدَا ُۥو ُد ِإنَّا َج َع ْلنَكَ َخلِيفَةً فِى ٱَأْلر‬
ِ َّ‫ض فَٱحْ ُكم بَ ْينَ ٱلن‬

‫ب‬ ۟ ‫يل ٱهَّلل ِ لَهُ ْم َع َذابٌ َش ِدي ۢ ٌد بما نَس‬


ِ ‫ُوا يَوْ َم ْٱل ِح َسا‬ ِ ِ‫ضلُّونَ عَن َسب‬
ِ َ‫عَن َسبِي ِل ٱهَّلل ِ ۚ ِإ َّن ٱلَّ ِذينَ ي‬
َِ

Artinya : “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu


khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara)
di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa
nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah.
Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari jalan Allah akan
mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari
perhitungan.” (QS. Shaad : 26). 7

Dari ayat tersebut dapat kita ketahui bahwa dalam

pengimplementasian membutuhkan seorang pemimpin (leadership fit) dalam


7
https://tafsirweb.com/8512-surat-shad-ayat-26.html

14
memutuskan suatu perkara dengan adil dan bukan keputusan yang hanya

berorientasi pada hawa nafsu (self interest). Adapun pelaksanaan strategi

tersebut dengan tujuan terciptanya budaya perusahaan (culture and climate fit)

yang teratur dan kokoh seperti dalam Al-Qur’an surat ash-Shaff ayat 4 :

ٌ‫ص ًّفا َكَأ َّنهُم ُب ْن ٰ َينٌ مَّرْ صُوص‬ َ ُ‫ِين ُي ٰ َق ِتل‬


َ ‫ون فِى َس ِبيلِهِۦ‬ َ ‫ِإنَّ ٱهَّلل َ ُيحِبُّ ٱلَّذ‬

Artinya : “Sesungguhnya Allah menyukai orang yang


berperang dijalan-Nya dalam barisan yang teratur seakan-akan
mereka seperti suatu bangunan yang tersusun kokoh.”.

Berikutnya, yaitu evaluasi atas pengimplementasian strategi. Evaluasi

ini dilakukan dengan tujuan agar dapat diketahui apakah strategi tersebut

efektif atau tidak dalam mencapai tujuan, dan mengkoreksi sesuatu yang

salah, dan penilaian kinerja sehingga menghasilkan umpan balik. Dalam

islam, proses evaluasi itu disebut dengan muhasabah, dengan landasan sebagai

berikut :

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah


dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya
untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah,
sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.
[Q.S.Al-Hasyr (59):18].

Muhasabah berasal dari kata hasibah yang artinya menghisab atau

menghitung. Muhasabah atau evaluasi inilah yang digambarkan oleh

Rasulullah SAW sebagai kunci pertama dari kesuksesan. Selain itu, Rasulullah

15
saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after

evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan. Karena

muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau

perbaikan.

Yang terakhir yaitu pengawasan agar proses implementasi strategi

berjalan sesuai dengan prosedur. Hasilnya akan menjadi saran perbaikan dan

penyempurnaan bagi perusahaan untuk implementasi strategi berikutnya.

Dalam surat Al-Infithaar :10-12) Allah swt berfirman :

“Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang


mengawasi (pekerjaanmu). Yang mulia (di sisi Allah) dan yang
mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu), mereka mengetahui apa yang
kamu kerjakan.”
Pada dasarnya Islam telah mengajarkan bahwa hakikat amal perbuatan

haruslah berorientasi bagi pencapaian ridha Allah SWT. Oleh karena itu

sebaiknya dalam melakukan kegiatan usaha, maka suatu organisasi tidak

hanya fokus mencari profit yang berupa materi, akan tetapi juga mencari

keridaan Allah.8

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

8
Muhammad Niltal Muna, ‘IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK SYARIAH DI
BMT AMANAH UMMAH1’, JESTT, Vol. 2. No. 12. Desember 2015

16
Dari uraian materi pada Bab II (Dua) dapat kita tarik kesimpulan bahwa :

1. Misi pertahanan manajemen bisnis sangat penting untuk organisasi manapun,

karena membantu melindungi bisnis dari berbagai ancaman, mulai dari

pembobolan fisik dan bencana alam hingga serangan dunia maya dan

penipuan keuangan. Dengan menerapkan strategi pertahanan yang efektif,

bisnis dapat meningkatkan keamanan dan ketahanan mereka, serta

memastikan kesuksesan dan berkelanjutan yang berkelanjutan dalam

lingkungan bisnis yang semakin menantang dan kompleks.

2. Objektif strategis (strategic objective) tentang apa yang harus dicapai

perusahaan di masa depan. Itu fokus pada isu- isu umum, luas dan jangka

panjang dan ditetapkan oleh manajemen puncak. Ini dapat memandu mereka

mengoprasikan bisnis, mempengaruhi seluruh perusahaan dan menjadi

panduan untuk tingkat manajemen yang lebih rendah dalam menetapkan

objektif mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Goffar. Dosen Tetap Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) At-Taqwa
Bondowoso. Email : cak_goffar@yahoo.com, ‘35 MANAJEMEN DALAM

17
ISLAM (PERSPEKTIF AL- QUR’AN DAN HADITS) Oleh : Abdul Goffar ’,
2018, 35–58
Fred R. David, ‘Manajemen Strategik’ (Jakarta: Salemba Empat, 2011), p. hlm 4
Muna, Muhammad Niltal, ‘IMPLEMENTASI MANAJEMEN STRATEGIK
SYARIAH DI BMT AMANAH UMMAH1’, JESTT, Vo. 2. No.
Rahmatullah Rahmatullah, ‘Prinsip Implementasi Manajemen Strategik Dalam
Perspektif Islam’, Jurnal Qolamuna, 3.2 (2018), 211
<http://ejournal.stismu.ac.id/ojs/index.php/qolamuna/article/view/90>

https://tafsirweb.com/8512-surat-shad-ayat-26.html

https://crmsindonesia.org/publications/pertahanan-3-lapis-the-3-lines-of-defence-

konteks-erm-perusahaan-publik-di-indonesia/

https://cerdasco.com/tujuan-perusahaan/

18

Anda mungkin juga menyukai