Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-3

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH

Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan Syariah


Kode Mata Kuliah : EKSA 4207
Jumlah sks : 3 sks
Nama Pengembang : Yudhistira Ardana, M.E.K.
Nama Penelaah : Dian Sugiarti, S.Pd., M.Si.
Status Pengembangan : Baru/Revisi*
Tahun Pengembangan : 2022
Edisi Ke- : 1

Sumber Tugas
No Tugas Tutorial Skor Maksimal
Tutorial
1 Seiring dengan perkembangannya, 20 Modul 6 KB 1
Manajemen Risiko terbagi dalam beberapa
hal; Risiko Operasional, Risiko Hazard,
Risiko Finansial, Risiko Strategik. Jelaskan!
2 Jelaskan proses yang harus dilakukan dalam 20 Modul 6 KB 2
melaksanakan suatu manajemen risiko!
3 Jelaskan konsep dasar manajemen sumber 20 Modul 7 KB 1
daya manusia dalam Islam!
4 Jelaskan konsep pemasaran syariah yang 20 Modul 7, KB 2
ditawarkan oleh Hermawan dan Muhammad
Syakir Sula!
5 Jelaskan 3 kategori keputusan atau kebijakan 20 Modul 7, KB 3
utama yang tercakup di dalam manajemen
produksi!
Total Skor 100

* coret yang tidak sesuai


1. Risiko Operasional

Risiko operasional merujuk pada risiko yang timbul dari kegagalan proses internal, sistem,
atau orang dalam suatu organisasi. Risiko ini dapat berasal dari kesalahan manusia, kegagalan
teknologi, atau kurangnya prosedur yang efektif. Contoh risiko operasional meliputi
kegagalan sistem komputer, kehilangan data, atau kesalahan dalam pelaksanaan proses bisnis.
Risiko operasional juga dapat muncul dari perubahan regulasi, perubahan pasar, atau
perubahan lingkungan bisnis secara keseluruhan.

Risiko Hazard

Risiko hazard merujuk pada risiko yang timbul dari bahaya fisik, kimia, biologis, atau
lingkungan yang dapat menyebabkan kerugian atau bahaya bagi individu, lingkungan, atau
aset. Contoh risiko hazard meliputi kebakaran, ledakan, polusi lingkungan, atau paparan
bahan berbahaya. Risiko hazard sering kali terkait dengan industri seperti manufaktur,
pertambangan, atau pengolahan bahan kimia di mana potensi bahaya fisik atau kimia sangat
tinggi.

Risiko Finansial

Risiko finansial merujuk pada risiko yang terkait dengan fluktuasi pasar keuangan dan
dampaknya terhadap kinerja keuangan suatu entitas. Risiko finansial mencakup risiko pasar
(seperti risiko mata uang dan risiko suku bunga), risiko kredit (risiko default), dan risiko
likuiditas. Contoh risiko finansial meliputi penurunan nilai aset investasi akibat perubahan
pasar, ketidakmampuan peminjam untuk membayar utang, atau kesulitan dalam memperoleh
pendanaan.

Risiko Strategik

Risiko strategik merujuk pada risiko yang timbul dari ketidaksesuaian antara strategi
organisasi dengan lingkungan eksternalnya. Risiko ini berkaitan dengan kemampuan
organisasi untuk mengidentifikasi dan menyesuaikan diri dengan perubahan dalam
lingkungan bisnis dan pasar. Contoh risiko strategik meliputi kegagalan dalam
mengantisipasi tren pasar, persaingan yang intensif, atau perubahan regulasi yang
mempengaruhi model bisnis organisasi.

2. Manajemen risiko adalah suatu proses yang penting dalam mengidentifikasi,


mengevaluasi, dan mengelola risiko yang mungkin dihadapi oleh suatu organisasi. Proses
ini melibatkan langkah-langkah tertentu yang harus dilakukan untuk memastikan bahwa
risiko-risiko tersebut dapat dikelola dengan efektif. Berikut adalah proses yang harus
dilakukan dalam melaksanakan manajemen risiko:
 Identifikasi Risiko Langkah pertama dalam manajemen risiko adalah
mengidentifikasi semua potensi risiko yang mungkin dihadapi oleh organisasi. Ini
melibatkan pengumpulan informasi tentang berbagai faktor internal dan eksternal
yang dapat menyebabkan kerugian atau dampak negatif pada tujuan organisasi.
 Evaluasi Risiko Setelah risiko-risiko telah diidentifikasi, langkah selanjutnya adalah
mengevaluasi setiap risiko tersebut. Evaluasi ini mencakup penilaian terhadap
kemungkinan terjadinya risiko dan dampaknya terhadap organisasi. Dengan demikian,
organisasi dapat menentukan risiko mana yang paling penting untuk dikelola.
 engembangan Strategi Manajemen Risiko Setelah evaluasi risiko, organisasi perlu
mengembangkan strategi untuk mengelola risiko-risiko tersebut. Strategi ini dapat
mencakup transfer risiko melalui asuransi, pengurangan risiko melalui tindakan
pencegahan, penerimaan risiko dengan memahami konsekuensinya, atau
penghindaran risiko dengan menghindari aktivitas yang berpotensi menimbulkan
risiko.
 Implementasi Strategi Manajemen Risiko Langkah berikutnya adalah menerapkan
strategi manajemen risiko yang telah dikembangkan. Ini melibatkan pelaksanaan
tindakan-tindakan konkret untuk mengurangi atau mengelola risiko sesuai dengan
strategi yang telah ditetapkan.
 Pemantauan dan Tinjauan Proses manajemen risiko tidak berhenti setelah strategi
diimplementasikan. Organisasi perlu terus memantau dan meninjau efektivitas strategi
manajemen risikonya. Hal ini memungkinkan untuk menyesuaikan strategi jika
diperlukan dan juga untuk mengidentifikasi risiko-risiko baru yang mungkin muncul.
3. Manajemen sumber daya manusia (MSDM) adalah proses pengelolaan dan
pengembangan kekuatan dan potensi manusia yang terdapat di dalam suatu organisasi,
dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan produktivitas. Dalam Islam,
MSDM dilakukan dengan memperhatikan dan mengikuti syariat Islam yang tertuang
dalam Al-Quran dan Hadits.

Bahwa Allah swt. telah menciptakan manusia sebagai khalifah (penjaga) di bumi, maka
kita harus memanfaatkan kekuatan dan potensi yang ada dalam diri kita untuk
mencerdaskan khalifah dan mencapai kesejahteraan. Oleh karena itu, MSDM dalam
Islam memiliki beberapa konsep dasar yang harus diingat dan dilakukan, sebagai berikut:

1. Kesadaran dan kepribadian: MSDM dalam Islam memiliki kesadaran dan kepribadian
yang tinggi. Kesadaran dan kepribadian ini dilakukan dengan memperhatikan dan
mengikuti syariat Islam yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadits.
2. Pengembangan kekuatan dan potensi: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk
membangun dan mengembangkan kekuatan dan potensi manusia yang ada di dalam
suatu organisasi. Hal ini dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang
tepat, serta memberikan kesempatan untuk mengembangkan keterampilan dan
pengetahuan.
3. Kepemimpinan dan kewarganegaraan: MSDM dalam Islam memiliki kepemimpinan
yang baik dan adil. Kepemimpinan yang baik dilakukan dengan memperhatikan
kesadaran dan kepribadian, serta memperhatikan kebaikan dan kesejahteraan bagi semua
anggota organisasi.
4. Syarat dan ketentuan: MSDM dalam Islam memiliki syarat dan ketentuan yang jelas
dan tidak dapat disalahi. Syarat dan ketentuan ini dilakukan dengan memperhatikan
syariat Islam yang tertuang dalam Al-Quran dan Hadits.
5. Kerja sama dan kerjasama: MSDM dalam Islam memiliki kerja sama dan kerjasama
yang baik. Kerja sama dan kerjasama ini dilakukan dengan memperhatikan kesadaran
dan kepribadian, serta memperhatikan kebaikan dan kesejahteraan bagi semua anggota
organisasi.

Dalam pelaksanaannya, MSDM dalam Islam memiliki beberapa strategi yang dapat
diterapkan, sebagai berikut:

1. Pengembangan keterampilan dan pengetahuan: MSDM dalam Islam memiliki


tujuan untuk membangun dan mengembangkan keterampilan dan pengetahuan
manusia yang ada di dalam suatu organisasi. Hal ini dilakukan dengan memberikan
pendidikan dan pelatihan yang tepat.
2. Pengembangan kepemimpinan: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk
membangun dan mengembangkan kepemimpinan yang baik dan adil. Hal ini
dilakukan dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang tepat.
3. Pengembangan kewarganegaraan: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk
membangun dan mengembangkan kewarganegaraan yang baik. Hal ini dilakukan
dengan memberikan pendidikan dan pelatihan yang tepat.

Dalam pelaksanaannya, MSDM dalam Islam memiliki beberapa indikator yang dapat
diterapkan untuk melihat kinerja dan hasil yang diharapkan, sebagai berikut:

1. Kepuasan dan kepribadian: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk


meningkatkan kepuasan dan kepribadian anggota organisasi. Hal ini dapat dilihat dari
kesadaran dan kepribadian yang tinggi.
2. Kinerja dan hasil: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja
dan hasil organisasi. Hal ini dapat dilihat dari kinerja yang baik dan hasil yang diharapkan.
3. Kewarganegaraan dan kesadaran: MSDM dalam Islam memiliki tujuan untuk
meningkatkan kewarganegaraan dan kesadaran anggota organisasi. Hal ini dapat dilihat
dari kewarganegaraan dan kesadaran yang baik.

Dalam konklusi, MSDM dalam Islam adalah proses pengelolaan dan pengembangan
kekuatan dan potensi manusia yang terdapat di dalam suatu organisasi, dengan tujuan
untuk meningkatkan kinerja, efisiensi, dan produktivitas. MSDM dalam Islam memiliki
beberapa konsep dasar dan strategi yang dapat diterapkan, serta beberapa indikator yang
dapat diterapkan untuk melihat kinerja dan hasil yang diharapkan.

4. Konsep pemasaran syariah yang ditawarkan oleh Hermawan dan Muhammad Syakir
Sula meliputi beberapa poin penting, yang diuraikan secara rinci di bawah ini:

1. Memahami Tujuan dan Prinsip Syariah

Sebagai awal mula, perusahaan dan individu harus memahami tujuan dan prinsip syariah
yang berkaitan dengan kegiatan pemasaran mereka. Tujuan syariah adalah untuk
meningkatkan keberhasilan bisnis dan mengoptimalkan manfaat bagi masyarakat,
sedangkan prinsip syariah meliputi keadilan, kesadaran, kesopanan, dan kesederhanaan.

2. Menggunakan Media Sosial yang Sesuai dengan Syariah

Pemasaran syariah yang efektif dilakukan dengan menggunakan media sosial yang sesuai
dengan syariah. Media sosial yang sesuai dengan syariah adalah media yang memiliki
konten yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah dan tidak mengandung konten yang
bertentangan dengan syariah. Contoh media sosial yang sesuai dengan syariah adalah
media sosial yang memiliki fitur pengamanan dan privasi yang kuat.
3. Menyertakan Elemen-Elemen Syariah dalam Kegiatan Pemasaran

Pemasaran syariah yang efektif dilakukan dengan menyertakan elemen-elemen syariah


dalam kegiatan pemasaran. Elemen-elemen syariah yang dapat diterapkan dalam
pemasaran syariah meliputi kesopanan, kesadaran, keadilan, dan kesederhanaan. Contoh
elemen-elemen syariah yang dapat diterapkan dalam pemasaran syariah adalah
penggunaan logo dan nama perusahaan yang sesuai dengan syariah, penggunaan bahasa
yang sesuai dengan syariah, dan penggunaan konten yang sesuai dengan syariah.

4. Menyertakan Elemen-Elemen Kemanusiaan dalam Kegiatan Pemasaran

Pemasaran syariah yang efektif dilakukan dengan menyertakan elemen-elemen


kemanusiaan dalam kegiatan pemasaran. Elemen-elemen kemanusiaan yang dapat
diterapkan dalam pemasaran syariah meliputi kesadaran, kesopanan, dan kesederhanaan.
Contoh elemen-elemen kemanusiaan yang dapat diterapkan dalam pemasaran syariah
adalah penggunaan bahasa yang sopan, penggunaan logo dan nama perusahaan yang
sesuai dengan syariah, dan penggunaan konten yang sesuai dengan syariah.

5. Menyertakan Elemen-Elemen Kewirausahaan dalam Kegiatan Pemasaran

Pemasaran syariah yang efektif dilakukan dengan menyertakan elemen-elemen


kewirausahaan dalam kegiatan pemasaran. Elemen-elemen kewirausahaan yang dapat
diterapkan dalam pemasaran syariah meliputi kesadaran, kesopanan, dan kesederhanaan.
Contoh elemen-elemen kewirausahaan yang dapat diterapkan dalam pemasaran syariah
adalah penggunaan bahasa yang sopan, penggunaan logo dan nama perusahaan yang
sesuai dengan syariah, dan penggunaan konten yang sesuai dengan syariah.

5. Dalam manajemen produksi, terdapat tiga kategori keputusan atau kebijakan utama
yang menjadi fokus utama dalam mengelola proses produksi. Ketiga kategori tersebut
adalah:

1. Perencanaan Produksi Perencanaan produksi merupakan kategori keputusan yang


mencakup perencanaan strategis, taktis, dan operasional dalam proses produksi.
Keputusan perencanaan produksi meliputi penetapan target produksi, alokasi sumber
daya, perencanaan kapasitas produksi, peramalan permintaan, dan penjadwalan
produksi. Dalam kategori ini, manajer produksi harus mempertimbangkan berbagai
faktor seperti permintaan pasar, ketersediaan bahan baku, kapasitas mesin, dan tenaga
kerja untuk memastikan efisiensi dan efektivitas proses produksi.
2. Pengendalian Kualitas Pengendalian kualitas merupakan aspek penting dalam
manajemen produksi yang melibatkan keputusan terkait dengan standar kualitas
produk, pengujian produk, pemantauan proses produksi, identifikasi cacat, dan
implementasi perbaikan kualitas. Keputusan terkait pengendalian kualitas juga
mencakup pemilihan metode inspeksi, pelatihan karyawan terkait standar kualitas,
serta penerapan sistem manajemen mutu seperti ISO 9001.
3. Manajemen Persediaan Manajemen persediaan merupakan kategori keputusan yang
berkaitan dengan pengelolaan persediaan bahan baku, barang dalam proses, dan
produk jadi. Keputusan dalam manajemen persediaan mencakup penetapan tingkat
persediaan optimal, metode pengendalian persediaan (seperti Just In Time atau
metode EOQ), pemantauan pergudangan, serta strategi manajemen risiko terkait
fluktuasi harga bahan baku atau permintaan pasar.
Dengan memperhatikan ketiga kategori keputusan tersebut secara holistik, manajer produksi
dapat mengoptimalkan proses produksi untuk mencapai tujuan perusahaan seperti efisiensi
operasional, peningkatan kualitas produk, dan pelayanan yang lebih baik kepada pelanggan.

Anda mungkin juga menyukai