POST OPERASI
17.2025.P
PEKALONGAN
2020
1
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS ILMIAH
NIM : 17.2025.P
Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis ini
adalah benar- benar merupakan hasil karya saya sendiri dan bukan merupakan pengambilan
alihan tulisan atau pikiran orang lain,flasifikasi dan fibrikasi yang saya akui sebagai hasil tulisan
atau pikiran saya sendiri Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya tulis
ilmiah ini hasil jiplakan,klasifikasi dan fabrikasi maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut.
Pekalongan,
17.2025.P
2
LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulisan Ilmiah oleh Rizqa Siti Zulaekha NIM 17.2025.P dengan “penerapan
prosedur terapi foot massage terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi” telah Di
pertahankan didepan Dewan penguji Karya Tulis Ilmiah dan dilakukan perbaikan naskah
Pekalongan,
Dewan Penguji
Penguji l Penguji ll
Mengetahui
NIK. 96.001.016
3
PENERAPAN PROSEDU PENGARUH TERAPI FOOT MASSAGE
Rizqa Siti Zulaekha, Tri Sakti Wirotomo, S.Kep,Ns,M.Kep Program Studi Diploma
TigaKeperawatan Fakultas Ilmu KesehatanUniversitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
ABSTRAK
Pembedahan laparatomi dapat memberikan efek nyeri pada pasien karena terputusnya
jaringan akibat proses pembedahan. Therapy yang sering dilakukan untuk mengatasi
nyeri adalah theraphy farmakologi yaitu pemberian. Ketorolac memiliki durasi 30
menitdanmemilikiefekanalgesik 6 – 8 jam setelah pemberian sehingga pasien masih
merasakan nyeri pada waktu masa paruh pemberian ketorolak. Salah satu teknik
mengurangi nyeri secara non –farmakologi sebagai salah satu intervensi mandiri tindakan
perawat adalah foot massage therapy. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
foot massage therapy terhadap penurunan skala nyeri pada pasien post operasi laparatomi
di Ruang Inap Bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Desain penelitian ini adalah quasi-
eksperimen dengan rancangan Pretest-Posttest with one Group. Pengambilan data
dilakukan pada tanggal 1 – 14 April 2015 di Ruang Inap Bedah RSUP DR. M. Djamil
Padang. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling, dengan jumlah sampel
sebanyak 12 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebelum rata – rata skala
nyeri pasien sebelum diberikan therapy foot massage adalah 5,00 dengan standar deviasi
± 0,603, nilai terendah 4 dan nilai tertinggi 6. Rata – rata skalanyerisetelahdiberikan
therapy foot massage adalahadalah 2,42 denganstandardeviasi ± 0,515, nilai terendah 2
dan nilai tertinggi 3. Terdapat adanya pengaruh therapy foot massage di Instalasi Bedah
RSUP DR. M Djamil Padang Tahun 2016 (p = 0,002). Penelitian ini dapat menjadi
masukan bagi perawat agar dapat mengaplikasikan therapy foot massage padapasien
post operasi laparatomi sehingga dapat menurunkan skala nyeri pada pasien post operasi
laparatomi
4
EFFECT OF FOOT MASSAGE THERAPY TO DECREASE IN PAIN PATIENTS
POST
Rizqa Siti Zulaekha, Tri Sakti Wirotomo, S.Kep,Ns, M.Kep Program Studi Diploma
Tiga Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan
ABSTRACT
Laparotomy surgery can give the effect of pain in patients due to network outages
as a result of the surgery. Therapy is often done to treat pain is that pharmacologic
theraphy administration . Ketorolac has a duration of 30 minutes and has an analgesic
effect 6-8 hours after administration so patients still feel at times a half-life of ketorolac
administration . One technique reduces pain in non -farmakologi as a standalone
intervention nurses action is a therapeutic foot massage therapy.The objective of the
research is to know the effect of foot massage therapy to decrease in pain patients post
scale operation laparotomy in installation in hospital surgical hospital Hospital Dr. M.
Djamil Padang. The type of this research is quasi-ekspreriment with design Pre and Post
Test Nonequivalent Control Group . The sampling technique is purposive sampling,
with the number of samples was 12 respondents. The results showed that the avarage
pain scale before patients are given therapy foot massage is 5.00 with a standard
deviation of ± 0.603, the lowest value is 4 and highest value is 6. The avarage pain scale
after patients are given therapy foot massage is 2,42 with a standard deviation of ±
0,515, the lowest value is 2 and the highest value is 3. There is the effect of foot massage
therapy in Surgical Installation DR . M Djamil Padang 2016 ( p = 0.002 ). This research
can be input for the nurse to be able to apply the foot massage therapy in patients with
postoperative laparotomy so as to reduce the level of pain in patients with postoperative
laparotomy.
5
KATA PENGANTAR
Penulis menyadari dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tanpa bantuan dari pihak
pembimbing dan juga pihak pihak yang memberi dukungan berupa materi maupun
spiritual,maka tidak akan terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis
menyampaikan banyak terimakasih kepada :
1. Terimakasih kepada Allah SWT yang telah memberikan kesempatan kepada saya sampai
saat ini. Semoga hari hari berikutnya dapat menjadi lebih baik dan bisa memberikan
manfaat bagi pribadi saya dan juga orang lain.
2. Dr Nur Izzah, M. Kes selaku pelaksana tugas Rektor Universitas Muhammadiyah
Pekajangan Pekalongan.
3. Herni Rejeki, M.Kep., Ns.Sp.Kep.Kom selaku pelaksana tugas Dekan Fakultas ilmu
Kesehatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
4. Siti Rofikoh, M.Kep.Ns, Sp.Kep. An. Selaku kepala program Studi Diploma Tiga
Keperawatan Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
5. Firman Faradisi,MNS Selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktu dan bersedia
hadir sebagai dewan penguji.
6. Tri sakti wirotomo, M.Kep selaku dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah
meluangkan waktu,tenaga,dan pikiran untuk memberikan bimbingan,arahan,serta
motivasi selama pembuatan Karya tulis ilmiah ii.
7. Kedua orang tua saya Abdul Azis dan Siti Romlah yang selalu memberikan dukungan
moral dan spiritual selama menempuh jenjang Diploma Tiga Keperawatan.
6
Penulis menyadari atas kekurangan,keterbatasan pengetahuan,kemampuan dan pengalaman
yang dimilliki sehigga penulis karya tulis ilmiah ini jatuh dari sempurna. Untuk itu kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi sempurnaanya karya tulis ini.
Pekalongan,
17.2025.P
7
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...........................................................................................................i
LEMBAR PERSETUJUAN................................................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................iv
ABSTRAK...........................................................................................................................v
KATA PENGANTAR…......................................................................................................vi
DAFTAR ISI………............................................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN
Latar belakang.........................................................................................................1
Rumusan masalah....................................................................................................3
Tujuan penulisan......................................................................................................3
Manfaat....................................................................................................................4
Pembedahan..............................................................................................................5
Nyeri.........................................................................................................................5
Patofisiologi..............................................................................................................6
Pengkajian............................................................................................................... 11
Diagnosa.................................................................................................................12
8
Perencanaan…………….........................................................................................12
Fokus studi...............................................................................................................14
Definisi Operasional................................................................................................16
9
BAB I
PENDAHULUAN
Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif yang di
lakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri tubuh yang akan mencederai
jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ tubuh
lainnya. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya di lakukan dengan membuka sayatan.
Pembedahan atau bedah adalah cabang dari ilmu medis yang berperan terhadap kesembuhan
luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan tangan (Sartika,2013).
Pembedahan pada umumnya di lakukan dengan membuat sayatan,pada tubuh bagian tubuh
yang akan di tangani, lalu dilakukan tindakan perbaikan dan di akhiri dengan penutupan dan
penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2010).
Berdasarkan data yang di peroleh dari World Health Organization (WHO) jumlah pasien
dengan tindakan operasi mencapai angka peningkatan yang sangat signifikan dari tahun ke
tahun. Tercatat di tahun 2011 terdapat 140 juta pasien di seluruh rumah sakit di dunia,
kemudian pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 148 juta jiwa. Untuk di
Indonesia pada tahun 2012 mencapai 1,2 juta jiwa berdasarkan data dari Dinas kesehatan
Profensi Jawa Tengah tahun 2013 ada 6,2 % pada kasus pembedahan. Untuk di wilayah
Pekalongan di RSUD Bendan Kota Pekalongan pada tahun 2017 ada 339 orang yang
mengalami pembedahan.
Pembedahan dapat memberikan efek nyeri pada pasien post op operasi karena
terputusnya jaringan akibat proses pembedahan. Individu yang merasakan nyeri merasa
tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk menghilangkan nyeri. Perawat
menggunakan berbagai intervensi untuk menghilangkan nyeri atau mengembalikan
kenyamanan. Perawat tidak dapat melihat atau merasakan nyeri yang klien rasakan kena
nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua individu yang mengalami nyeri yang sama dan
tidak ada dua kejadian nyeri yang sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik
10
pada individu. Nyeri merupakan sumber frustasi, baik klien maupun tenaga kesehatan
(Potter dan Perry, 2010).
Terapi yang sering di lakukan untuk mengatasi nyeri adalah terapi farmakologi yaitu
pemberian analgetik memiliki durasi 30 menit dan memiliki efek analgesik 6 – 8 jam
setelah pemberian sehingga pasien masih merasakan nyeri pada waktu masa paruh pemberian
analgetik. Salah satu teknik menejemen mengurangi nyeri secara non –farmakologi
merupakan stimulasi pada area kulit yang dapat menurunkan nyeri sebagai salah satu
intervensi mandiri tindakan perawat adalah terapi foot massage
Nyeri adalah suatu keadaan yang tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat di bagi dengan orang lain. Menurut The International For the Study of Pain
(IASP) nyeri merupakan suatu kondisi yang tidak menyenangkan karena akibat dari
kerusakan jaringan yang actual dan potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya suatu
kerusakan (Potter & Perry, 2010). Pada pasca pembedahan pasien biasanya merasakan efek
nyeri yang hebat sekitar 60%, nyeri sedang 25%, dan nyeri ringan 15%. Sehingga perlu di
lakukan pentalaksanaan (Nugroho, 2010). Manfaat manajemen nyeri pasca operasi yang efektif
meliputi kenyamanan pasien dan karenanya juga kepuasaan pasien,(Nanda) Seorang Individu
dapat berespons secara biologi dan prilaku akibat nyeri dapat menimbulkan respon fisik
dan psikis. Respon fisik meliputi keadaan umum, respon wajah dan perubahan tanda – tanda
vital, sedangkan, respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stres sehingga sistem
imun dalam peradangan (Potter & Perry, 2010).
Foot massage terapi yaitu gabungan dari empat kata masase adalah effleurage
(Mengusap), petrissage (memijit), Friction (menggosok) dan tapotement (menepuk). Dimana
kaki mewakili dari seluruh organ – organ yang ada di dalam tubuh. Foot massage adalah
mekanisme nyeri yang di publikasikan untuk menghambat rasa sakit dan memblokir
transmisi impuls nyeri sehingga menghasilkan analgetik dan nyeri yang dirasakan setelah
operasi diharapkan berkurang (Chanif, 2012).
Penelitian terkait foot massage terapi terhadap penurunan skala nyeri pernah di
lakukan pada pasien post operasi Laparatomi pada tanggal 2015,oleh Nila Krisa
menghasilkan penurunan skala nyeri pada pasien laparatomi, skala nyeri pasien sebelum di
11
berikan terapi foot massage adalah 5,00 setelah di berikan terapi foot massage skala nyeri
pasie turun sampai menjadi 2,42. Penelitian foot massage terapi juga di terapkan pada
pasien post operasi Appendiktomy oleh Nur Aini tahun 2016 di Rumah Sakit Roemani
Muhammadiyah. Di dapatkan hasil dari skala nyeri 1-10 hasil studi kasus ini di ketahui
bahwa setelah di lakukan terapi foot massage intensitas nyeri menurun dari skala sedang
ke skala nyeri ringan bahkan ada satu responden yang tidak mengalami nyeri sama sekali
(0).
1.Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui skala nyeri pasien post-op sebelum terapi foot massage pada
nyeri post operasi di rawat inap
b) Untuk mengetahui skala nyeri pada pasien post-op sesudah di lakukan terapi foot
massage pada pasien post operasidi instalasi Rawat inap
12
c) Untuk mengetahui pengaruh terapi foot massage terhadap skala nyeri di instalasi
Rawat inap
d) Mahasiswa mampu melakukan membuat perencanaan yang disesuaikan dengan
diagnosa keperawatan pada pasien post-op dalam terapi foot massage
e) Mahasiswa mampu melakukan tindakan yang sudah di rencanakan pada pasien post
operasi dalam pemberian terapi foot massage
f) Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil dari tindakan yang telah dilakukan
g) Mahasiswa mampu mendokumentasikan asuhan keperawatan yang telah di
laksanakan
h) Mahasiswa mampu memahami dan melakukan terapi foot massage pada pasien post-
op
Karya tulis ilmiah ini di harapkan dapat menjadi pengetahuan dalam pengembangan
ilmu pengetahuan yang akan datang, khususnya pemberian terapi foot massage pada pasien
post op dan berharap karya tulis ilmiah ini dapat menambah wawasan pengetahuan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
13
2.1 Pembedahan
Operasi atau pembedahan adalah suatu penanganan medis secara invasif yang di
lakukan untuk mendiagnosa atau mengobati penyakit, injuri tubuh yang akan mencederai
jaringan yang dapat menimbulkan perubahan fisiologis tubuh dan mempengaruhi organ
tubuh lainnya. Pembukaan bagian tubuh ini umumnya di lakukan dengan membuka
sayatan. Pembedahan atau bedah adalah cabang dari ilmu medis yang berperan terhadap
kesembuhan luka atau penyakit melalui prosedur manual atau melalui operasi dengan
tangan (Sartika, 2013). Pembedahan pada umumnya di lakukan dengan membuat sayatan,
pada tubuh bagian tubuh yang akan di tangani, lalu di lakukan tindakan perbaikan dan di
akhiri dengan penutupan dan penjahitan luka (Syamsuhidajat, 2010).
2.2 Nyeri
Nyeri adalah sensasi yang sangat tidak menyenangkan dan sangat individual yang
tidak dapat di bagi dengan orang lain. Nyeri akut pasca operasi yang tidak di tangani secara
maksimal memiliki efek terhadap kehidupan sehari hari pasien pasca operasi seperti susah
tidur, penurunan nafsu makan, keadaan emosi yang tidak stabil dan kesulitan untuk
berkosentrasi. Manfaat manajemen nyeri pasca operasi yang efektif meliputi kenyamanan
pasien dan karenanya juga kepuasaan pasien,(Nanda). Seorang Individu dapat berespons
secara biologi dan prilaku akibat nyeri dapat menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon
fisik meliputi keadaan umum, respon wajah dan perubahan tanda – tanda vital, sedangkan,
respon psikis akibat nyeri dapat merangsang respon stres sehingga sistem imun dalam
peradangan (Potter & Perry, 2010).
2.3 Patofisiologi
Nyeri berasal dari ujung saraf yang terletak pada organ (seperti tulang
vertebra,otot,sendi faset,tulang subkondral dan kapsul sendi). Stimulasi dari saraf ini akan di
lanjutkan ke otak dan di persepsikan sebagai sensasi nyeri. Nyeri biasanya di rasakan pada
daerah pinggang dan terkadang sampai ke daerah gluteus. Nyeri dapat juga berasal dari
tempat lain, ini yang di sebut sebagai referred pain (nyeri alih).
14
Nyeri juga dapat timbul atau diperberat dengan gerakan, hal ini di sebabkan gerakan
tersebut (seperti ekstensi) akan memberikan jepitan atau tekanan pada akar saraf yang
melalui sendi faset, yang menyebab nyeri ketikan di lakukan gerakan ekstensi namun tidak
pada fleksi. Tidak semua nyeri berasal dari jepitan saraf, seperti terjadi pada strain,penyakit
paget,spondylitis tuberkolusis dan metastase (Patrick, Emanski, dan knaub,2014).
2.4.1. pengertian
Foot massage terapi yaitu gabungan dari empat kata masase adalah effleurage
(Mengusap), petrissage (memijit), Friction (menggosok) dan tapotement (menepuk). Di mana
kaki mewakili dari seluruh organ – organ yang ada di dalam tubuh. Foot massage adalah
mekanisme nyeri yang di publikasikan untuk menghambat rasa sakit dan memblokir transmisi
impuls nyeri sehingga menghasilkan analgetik dan nyeri yang dirasakan setelah operasi di
harapkan berkurang (Chanif, 2012).
A. Indikasi
indikasi merupakan kondisi tubuh yang dapat memberikan dampak yang baik ketika di
berikan pemijatan. Berikut ini adalah indikasi foot massage :
B. Kontraindikasi
Kontraindikasi foot massage sebagai berikut :
a. Pasien dalam kondisi terserang penyakit menular.
15
b. Pasien dalam kondisi kalsifikasi pembuluh darah arteri.
c. Pasien dalam kondisi berpenyakit kulit di mana terdapat jejas, luka baru, cedera akibat
kecelakaan atau aktivitas lainnya.
d. Pasien sedang menderita fraktur dan masih di temukan bekas cedera maupun luka dan
belum sembuh total. Pasien sedang menderita tumor ganas/kanker. (jurch,2009 dalam
wahyuni,2014)
Foot massage therapy merupakan gabungan dari empat teknik masase yaitu
effleurage (Mengusap), petrissage (memijit), Friction (menggosok) dan tapotement
(menepuk).
b. Tujuan :
Memberikan pengaruh pada kontraksi dinding kapiler sehingga akan terjadi
vasodilatasi pembuluh darah kapiler dan pembuluh getah bening. Adanya
peningkatan peredaran oksigen dalam darah, pembuangan sampah metabolic
akan berdampak pada munculnya hormone endorphin untuk memberikan efek
nyaman (jurch,2009 dalam wahyuni,2014).
c. Peralatan
1. Minyak/hand body
2. Perlak dan pengalas
3. Handuk besar
c. Tahap kerja
1. Menjaga privacy
16
2. Mengatur pasien dalam posisi senyaman mungkin
3. gunakan minyak atau hand-body pada kulit saat di lakukan pemijatan
4. Pijat dengan ibu di gunakan pada area kulit yang lunak dengan
pengecualian kuku. Pada area kulit yang tebal pada telapak kaki
5. Pijatan yang di berikan cukup keras (kecuali pada area sentra refleks)
6. Waktu yang di perlukan untuk pemijatan sekitar 5 menit. Jika pasien
menderita sakit yang parah maka pada area refleksinya paling lama 10
menit.
7. Setelah pemijatan tidak di sarankan pasien segera mandi karena akan
berefek badan gemeteran kedinginan.
8. Menyediakan tempat yang tenang dan nyaman.
9. Menggunakan baju yang tidak membatasi pada area pemijatan.
10. Effleurage (gerakan dengan mengusap ringan dan menenangkan saat
mengawali dan mengawali pijat untuk memeratakan minyak dan
menghangatkan otot).
11. Posisi pasien saat pemijatan adalah berbaring dengan menutup bagian kaki
dengan handuk besar dari pinggang dan kaki (Dionysia,Alvionita
F.H.2015).
d. Tahap termiasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.
2.5.1 Pengkajian
Menurut zakiyah, (2015) untuk mendapatkan pengkajian secara komprehensif dapat
menggunakan pendekatan alternatif berdasarkan “hierarchyof pain measures” sebagai
berikut :
17
c. Mengamati tanda-tanda perubahan perilaku (misalnya, ekspresi
wajah,menangis,gelisah,dan perubahan dalam aktivitas).
Banyak alat penelitian nyeri akan menghasilkan skor perilaku
rasa sakit/nyeri dan dapat membantu menentukan keberadaan
nyeri,namun skor perilaku tidak sama dengan skor intensitas
nyeri.
d. Evaluasi indikator fisiologis
Evaluasi ini di dasarkan pada pemahaman bahwa respon
fisiologis yaitu indikator paling sensitive untuk nyeri dan
mungkin menendakan keberadaan kondisi selain nyeri (misalnya
hipovolemia,dan kehilangan darah).
Adapun pengkajian data subjektif sebagai berikut :
P (provoking incident) : apa faktor pencetus atau penyebab nyeri, apa faktor
yang meringankan nyeri (tehnik atau keadaan yang dapat menurunkan nyeri),
faktor yang memperberat nyeri (tehnik atau keadaan yang dapat
meningkatkan nyeri)
1. Skala numerik :
18
2. Skala nyeri wong beker
a. Respon simpatis
Untuk respon simpatik bisa muka klien tampak pucat, meningkatnya tekanan
darah, peningkatan nadi, mengalami kekuatan otot,dilatasi pupil.
b. Respons parasimpatis
Biasanya pasien mengalami penurunan tekanan darah,penurunan nadi,kemudian
mual dan juga muntah, tampak kesakitan,muka tambak pucat,dan juga bisa
mengalami kehilangan kesadaran.
c. Respon perilaku
Postur tubuh (memegangi perut, menekuk siku), pasien merintih kemudian
mengatupkan geraham, mengedepkan mata dengan cepat,ekspresi wajah
ketakutan,kecemasaan yang tinggi, mata tampak terbuka lebar,wajah
19
meringis,berulang menyentuh atau menarik dan juga menggosok bagaimana
tubuh yang terasa sakit,dan kaku tubuh pada lengan/kaki yang tidak fleksibel.
2.5.2 Diagnosa
Diagnosa yang dapat muncul menurut zakiyah (2015) adalah nyeri Tujuannya dan
kreteria hasil
2.5.3 Perencanaan
Menurut zakiyah, (2015) perencanaan nyeri adalah :
1. Tindakan : Kaji nyeri secara komprehensif
Rasional : Untuk mengetahui lokasi nyeri, karakteristik
nyeri,frekuensi nyeri,efek nyeri terhadap tubuh.
20
5. Tindakan : Jika pasien tidak dapat melaporkan nyeri,kaji kondisi atau
cari penyebab nyeri,observasi perilaku yang mengidentifikasi
nyeri,dan evaluasi indicator fisik.
Rasional : Untuk membantu mengkaji nyeri pada pasien yang tidak
dapat melaporkan nyeri.
21
BAB III
METODOLOGI PENULISAN
Rancangan pada karya tulis ilmiah ini menggunakan rancangan studi kasus.
Rancangan studi kasus adalah rancangan penelitian yang mencangkup suatu pengkajian
satu unit penelitian secara mendalam contohnya satu klien keluarga, komunitas, kelompok
atau institusi (Nursalam, 2008, h. 81). Karya Tulis ini menggambarkan tentang asuhan
keperawatan pada pasien post operasi dengan masalah nyeri. Dalam Karya Tulis ini di berikan
penerapan terapi foot massage untuk menurunkan nyeri setelah post operasi.
Subyek studi kasus pada karya ilmiah ini adalah Pasien pada post operasi yang
mengalami masalah nyeri yang di rawat di rumah sakit dengan kriteria :
b. Pasien laki-laki dan perempuan yang mau menjadi responden dan kooperatif
22
3.3. Fokus Studi
Penulisan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis berfokus pada penerapan terapi foot massage
terhadap masalah nyeri pada pasien post operasi.
3.4.Definisi Operasional
a) Pasien post operasi adalah pasien yang telah mengalami tindakan pembedahan.
b) Nyeri adalah pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan pada
pasien post operasi. Nyeri yang akan di berikan terapi foot massage yaitu nyeri
sedang, berat, dan berat terkontrol.
c) Terapi foot massage merupakan teknik massage yang terdiri dari 4 gabungan
yaitu effeurage (mengusap), petrissage (memijat), friction (menggosok) dan tapotement
(menepuk) Di mana kaki mewakili dari organ yang ada di dalam tubuh. Terapi foot
massage di lakukan 5 menit, dalam 1 hari 1x terapi foot massage, terapi foot massage di
lakukan saat pasien merasakan nyeri.
Tempat pengambilan studi kasus di Rumah Sakit dan waktu pelaksanaan bulan
Febuari 2020.
3.6.Pengumpulan data
Prosedur pengumpulan data yang digunakan pada Karya Tulis ini yaitu:
23
1. Meminta izin kepada direktur rumah sakit
5. Jika pasien atau keluarga setuju, maka pasien atau keluarga dimintai untuk
tandatangan inform consent yang telah disediakan
6. Membuat rencana keperawatan untuk mengatasi masalah nyeri pada pasien post
operasi.
9. Dokumentasi
1. Pengolahan data
2. Penyajian data
a. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right toself determination) Subjek harus di
perlakukan secara manusiawi. Subjek memiliki hak untuk memutuskan apakah ia
25
bersedia menjadi subjek atau akan berakibat terhadap kesembuhanya, jika ia seorang
klien
b. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (right to full
disclosure). Penulis memberikan penjelasan secara rinci dan bertanggung jawab
apabila ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.
a. Hak untuk mendapakan pengobatan yang adil (right in fair treatment) Subjek di
perlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan setelah berpatisipasi dalam studi
kasus tanpa adanya diskriminasi jika ternyata subyek tidak bersedia.
b Hak di jaga kerahasiaannya (right to privacy) Subjek dan keluarga memiliki hak
untuk kerahasiaan terhadap informasi yang telah di berikan. Penulis tidak akan
menceritakan apapun yang berkaitan dengan masalah subjek tanpa izin dari pihak
subjek dan keluarga kecuali diminta oleh pengadilan
26