Anda di halaman 1dari 13

A.

Latar Belakang

Demam merupakan suatu kondisi dimana suhu tubuh di atas suhu normal, yaitu suhu
tubuh di atas 38º Celsius yang dapat diukur lewat oral, rektal, dan aksila. Suhu tubuh
yang tinggi jika tidak cepat diatasi maka akan beresiko terjadinya kejang demam. Kejang
demam merupakan demam yang berkisar antara 38,9°C – 40,0˚C yang dapat
menyebabkan terjadinya kejang (Saputra, R., Wulandini, P., dan Frilianova, D. 2019).

WHO memperkirakan terdapat lebih dari 21,65 juta penderita kejang demam dan
lebih dari 216 ribu diantaranya meninggal, selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia 1
bulan - 13 tahun dengan riwayat kejang, yang mengalami kejang demam sekitar 77%
(WHO, 2013 dalam Untari 2015). Insiden terjadinya kejang demam diperkirakan
mencapai 4-5% dari jumlah penduduk di Amerika Serikat, Amerika Selatan, dan Eropa
Barat. Namun di Asia angka kejadian kejang demam lebih tinggi, seperti di Jepang
dilaporkan antara 6-9% kejadian kejang demam, 5-10% di India, dan 14% di Guam
(Hernal, 2010). Selain itu di Kuwait dari 400 anak berusia 1 bulan-13 tahun dengan
riwayat kejang, yang mengalami kejang demam sekitar 77% (WHO, 2013).

B. Pokok Bahasan
“Penanganan Demam”

C. Sub Pokok Bahasan


1. Pengertian Demam
2. Penyebab Demam
3. Proses Perjalanan Penyakit
4. Tanda dan Gejala
5. Komplikasi
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Pengobatan
8. Pencegahan

D. Sasaran
Keluarga yang kurang pengetahuan mengenai perawatan demam pada anak
E. Tempat
Puskesmas

F. Waktu
Hari/Tanggal : Kamis, 11 Juli 2019
Waktu : 08.00 – Selesai

G. Tujuan
1. Tujuan instruksional umum :
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan keluarga dapat mengerti dan memahami
gambaran umum tentang demam, perawatan dan pencegahannya, serta dapat
mempraktikan cara penanganan saat anak mengalami demam.
2. Tujuan instruksional khusus :
Setelah melalui penyuluhan diharapkan masyarakat dapat :
a. Menjelaskan pengertian dari demam
b. Menyebutkan dan menjelaskan penyebab yang dapat menyebabkan adanya
demam
c. Menjelaskan proses perjalanan terjadinya demam
d. Menyebutkan kembali tanda dan gejala yang timbul dari demam
e. Menjelaskan kembali komplikasi yang dapat terjadi dari demam pada anak
f. Menjelaskan apa saja pemeriksaan penunjang yang bisa dilakukan
g. Menjelaskan bagaimana cara pengobatan atau perawatan untuk mengatasi demam
h. Menjelaskan cara pencegahan demam

H. Media dan Alat


1. Media
Media yang digunakan pada saat pendidikan kesehatan adalah lembar balik.

I. Metode
Ceramah, Tanya jawab dan demonstrasi.
J. Pengorganisasian
1. Pemateri :
2. Moderator :
3. Fasilitator :

K. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Tahap Jenis Kegiatan Alat yang


Kegiatan Penyuluhan Sasaran dipakai
1 5 menit Pembukaan - Memberikan - Membalas
salam dan salam
memperkenalka - Mendengarka
n diri n dan
- Menyampaikan memperhatika
tujuan n pendidikan
pendidikan kesehatan saat
kesehatan pada menyampaika
sasaran n tujuan
- Menjelaskan pendidikan
kontrak waktu kesehatan
- Menggali - Menjawab
pertanyaan atau merespon
audiens pertanyaan
penyaji
2 25 Pelaksanaan Memberikan materi Menyimak dan Lembar
menit seputar demam mendengarkan balik,
demonstrasi
perawatan
demam
3 15 Tanya jawab Memberikan Memberikan
menit kesempatan pada pertanyaan
keluarga untuk seputar demam
menanyakan hal-hal yang masih di
yang masih belum bingungkan
jelas
4 5 menit Penutup - Memberikan - Mampu -
beberapa menjelaskan
pertanyaan kembali hal-
untuk hal yang
mengevaluasi berkaitan
sejauh mana dengan materi
pemahaman - Menjawab
audiens tentang salam
materi yang
dijelaskan
- Menyimpulkan
bersama-sama
- Menutup acara
dan
mengucapkan
salam

L. Kriteria Evaluasi atau Target


1. Evaluasi struktur
a. Sebelum pelaksanaan kami menyiapkan materi, media dan alat untuk
mendukung terwujudnya pendidikan kesehatan.
b. Materi dan media sudah disiapkan 3 hari sebelum pelaksanaan

2. Evaluasi proses

Saat pendidikan kesehatan berlangsung diharapkan keluarga aktif dalam


bertanya, mengerti materi yang diberikan dan dapat mendemonstrasikan secara
mandiri.

3. Evaluasi Hasil
a. 100 % keluarga mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
b. 80% keluarga mampu menyebutkan pengertian, penyebab, tanda dan gejala
yang muncul.
c. 80% keluarga mampu menyebutkan dan menjelaskan pencegahan dan
pengobatan yang dapat dilakukan.

Pekalongan,

Mengetahui Pembimbing

Aida Rusmariana, MAN

M. Lampiran Materi
1. Pengertian Demam
2. Penyebab Demam
3. Proses Perjalanan Penyakit
4. Tanda dan Gejala
5. Komplikasi demam
6. Pemeriksaan Penunjang
7. Penatalaksanaan dan Pengobatan
8. Pencegahan

PERAWATAN DEMAM
A. Pengertian Demam
Demam adalah kenaikan suhu tubuh di atas normal yaitu lebih besar dari 37 C pada
orang yang istirahat total di tempat tidur sedangkan pada orang dengan aktivitas sedang,
bersuhu di atas 37,2C. Suhu rektal dan vaginal 0,5C lebih tinggi dari suhu oral.
Hilangnya fluktuasi diurnal (terjadi selama siang hari ) yang normal sering merupakan
gejala pertama adanya demam ringan (Kusuma, S. dan Sopyan, I. 2008).
Demam terbagi atas beberapa tingkatan :
1) Demam ringan  suhu badan berkisar antara 37-38 C
2) Demam sedang  suhu badan berkisar antara 38 -39 C
3) Demam suhu badan berkisar antara 39 -40 C
4) Demam tinggi  suhu badan di atas 40C

Tipe-tipe demam bergantung pada suhu tubuh penderita yang berubah-ubah


setiap hari. Penyakit-penyakit tertentu yang diawali dari demam, dapat
dikarakteristikkan dengan kurva temperatur yang spesifik. Berdasarkan hal di atas
demam dibagi atas delapan tipe:

1) Continued fever (febris continua) : suhu tubuh terus-menerus di atas normal.


Gejala ini ditemukan pada lobar pnemonia, typhus dan lain-lain.
2) Remittent fever ( febris remittens ) : suhu tubuh tiap hari turun naik tanpa
kembali ke normal. Gejala ini ditemukan pada penyakit purulent, kadangkadang
pada TBC paru-paru.
3) Intermittent fever ( febris intermittens ) : suhu tubuh tiap hari kembali ke
(bawah ) normal, kemudian naik lagi. Gejala ini ditemukan pada penyakit
malaria
4) Hectic fever ( febris hectica ), memiliki fluktuasi temperatur yang jauh lebih
besar daripada remittent fever, mencapai 2 C - 4 C. Hal ini ditandai
denganmenurunnya temperatur dengan cepat ke normal atau di bawah normal,
biasanya disertai dengan pengeluaran keringat yang berlebihan. Gejala ini
ditemukan pada TBC paru-paru dan sepsis.
5) Recurrent fever (febris recurrens) merupakan demam yang mengambuh.
6) Undulant fever ( febris undulans ), ditandai dengan kenaikan suhu tubuh
secara berangsur yang diikuti dengan penurunan suhu tubuh secara berangsur
pula sampai normal. Gejala ini ditemukan pada penyakit bruselosis.
7) Irreguler fever (febris irregularis), ditandai dengan variasi diurnal yang tidak
teratur dalam selang waktu yang berbeda. Gejala ini ditemukan pada demam
rematik, disentri, influenza, sepsis, rheumocarditis dan lain-lain.
8) Inverted fever ( febris inversa ), dalam hal ini suhu tubuh pagi hari lebih
tinggi daripada malam hari. Gejala ini ditemukan pada TBC paru-paru, sepsis
dan bruselosis.

B. Penyebab demam
Demam merupakan akibat kenaikan set point (oleh sebabinfeksi) atau oleh adanya
ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya. Demam padainfeksi
terjadi akibat mikro organisme yang merangsangmakrofag atau PMN membentuk PE
(faktor pirogenendogenik) seperti IL-1, IL-6, TNF (tumuor necrosisfactor), dan IFN
(interferon). Zat ini bekerja padahipotalamus dengan bantuan enzim
cyclooxygenasepembentuk prostaglandin. Prostaglandin-lah yangmeningkatkan set point
hipotalamus. Pada keadaan lain,misalnya pada tumor, penyakit darah dan
keganasaan,penyakit kolagen, penyakit metabolik, sumber pelepasanPE bukan dari PMN
tapi dari tempat lain.
Kemampuan anak untuk beraksi terhadap infeksidengan timbulnya manifestasi klinis
demam sangattergantung pada umur. Semakin muda usia bayisemakin kecil kemampuan
untuk merubah set-point danmemproduksi panas, oleh karena itu bayi kecil sering
terkena infeksiberat tanpa disertai dengan gejala demam.Suhu tubuh dikontrol oleh
hipotalamus melalui peredaran darah, keringatdan kegiatan –kegiatan otot. Dalam
keadaan sakit, pusat tersebut mengalamigangguan dari zat-zat pirogen yang berasal dari
kuman luar (eksogen) atau darijaringan tubuh sendiri (endogen).
Penyebab terjadinya demam menurut Kusuma, S. dan Sopyan, I. (2008) adalah
sebagai berikut :
1) Infeksi virus, bakteri, fungus dan parasit lainnya. Hal ini merupakan penyebab
demam yang utama, antara lain pada septikemia, faringitis atau pielonefritis.
2) Neoplasma ganas, merupakan 20% dari penyebab demam baik neoplasma
primer maupun sekunder.
3) Penyakit kolagen, merupakan 15 % dari penyebab demam diantaranya yaitu
penyakit kolagen vaskuler, penyakit rematoid, penyakit autoimun.
4) Trauma atau penyakit degenerasi SSP seperi hemoragi subdural dan sklerosis
multipel.
5) Penyakit darah antara lain leukemia, anemi pernisiosa.
6) Penyakit kardiovaskuler seperti infark miokard.
7) Penyakit endokrin : tirotoksikosis.
8) Penyakit akibat agen kimiawi : reaksi anafilaktik.
9) Gangguan keseimbangan cairan tubuh, dehidrasi dan asidosis.
10) Demam psikogenik.
11) Demam faktisius.
12) Penyakit akibat agen fisik : penyakit radiasi.Penyakit demam umumnya hanya
berlangsung untuk waktu singkat. Demamdapat berkepanjangan dan kadang-kadang
tidak jelas penyebabnya. Untuk itu,harus dilakukan observasi klinik yang teliti,
pemeriksaan laboratorium berupapemeriksaan dan pembiakan cairan tubuh, eksudat
dan ekskresi, tes imunologik, biopsi jaringan, pemeriksaan toksikologik dan lain-lain

C. Proses Perjalanan Penyakit


Kenaikan suhu pada infeksi dinilai menguntungkan karena aliran darah makin cepat
sehingga makanan dan oksigenasi makin lancar. Namun,jika suhu terlalu tinggi (di atas
38,5ºC) pasien mulai merasa tidak nyaman, aliran darah cepat, jumlah darah untuk
mengaliri organ vital (otak, jantung, paru)bertambah, sehingga volume darah ke
ekstremitas dikurangi, akibatnya ujung kaki/tangan teraba dingin.Demam yang tinggi
memacu metabolisme yang sangatcepat, jantung dipompa lebih kuat dan cepat, frekuensi
nafas lebih cepat. Dehidrasi terjadi akibat penguapan kulit dan paru dan disertai dengan
ketidakseimbangan elektrolit, yang mendorong suhu makin tinggi.Kerusakan jaringan
akan terjadi bila suhu tubuh lebihtinggi dari 41ºC, terutama pada jaringan otak dan
ototyang bersifat permanen. Kerusakan tersebut dapat menyebabkan kerusakan batang
otak, terjadinya kejang,koma sampai kelumpuhan. Kerusakan otot yang terjadi berupa
rabdomiolisis dengan akibat terjadinya mioglobinemia.

D. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala Demam pada Anak
1. Beberapa tanda dan gejala yang menyertai demam, antara lain:

a. Mudah marah, rewel, dan lesu


b. Nafsu makan menurun
c. Mudah menangis
d. Nafas cepat
e. Kebiasan tidur atau makan mengalami perubahan
f. Merasa lebih panas atau lebih dingin daripada orang lain di ruangan yang terasa
nyaman
g. Nyeri pada bagian tubuh dan sakit kepala

2. Beberapa gejala yang terjadi bersamaan dengan demam dan patut diwaspadai, antara
lain:
a. Kejang
b. Tubuh menjadi lebih lemas dan kesadaran menurun.
c. Menjadi sensitif terhadap cahaya terang.
d. Reaksinya kurang responsif.
e. Lebih sering tidur dan sulit untuk dibangunkan.
f. Mengalami kebingungan.
g. Mengalami gangguan dalam bernapas.
h. Mengalami gejala-gejala dehidrasi, seperti jarang buang air kecil, menangis tanpa
keluar air mata, dan sedikit berkeringat walaupun udara panas.
i. Muntah-muntah disertai sakit kepala atau leher yang terasa kaku.
j. Bagian dalam dari bibir atau kulit terlihat pucat atau mulai membiru.
k. Mengalami sakit pada bagian dalam telinga.
l. Nyeri pada perut atau nyeri ketika buang air kecil.
m. Mengalami kejang-kejang.
n. Demam tinggi yang disertai ruam.
o. Mengalami muntah atau diare yang berkelanjutan dan tidak kunjung mereda.
p. Pembengkakan tenggorokan.

E. Komplikasi
Komplikasi demam pada anak:

1. Dehidrasi, kekurangan cairan tubuh


Ubun-ubun cekung, kencingnya sedikit dan jarang (>6 jam), punggung tangan jika
dicubit, kulitnya lambat kembali.

2. Kejang Demam
Umumnya pada anak usia antara 6 bulan – 3 tahun khususnya pada temperatur
rektal >40’C. Kejang demam berlangsung sekejap dan tidak menyebabkan
kerusakan otak.

F. Pemeriksaan Penunjang
Perhatian khusus harus diberikan terhadap anak dengan demam:

1. Anamnesis

a. Jangka waktu
b. ruam kemerahan pada kulit
c. kaku kuduk atau nyeri leher
d. nyeri kepala (hebat)
e. nyeri saat buang air kecil atau gangguan berkemih lainnya (frekuensi lebih
sering)
f. nyeri telinga
g. tempat tinggal atau riwayat bepergian dalam 2 minggu terakhir ke daerah
endemis malaria.
3. Pemeriksaan fisik
a. keadaan umum dan tanda vital
b. napas cepat
c. kuduk kaku
d. ruam kulit: makulopapular
e. manifestasi perdarahan pada kulit: purpura, petekie
f. selulitis atau pustul kulit
g. cairan keluar dari telinga atau gendang telinga merah pada pemeriksaan
otoskopi
h. pucat pada telapak tangan, bibir, konjungtiva
i. nyeri sendi atau anggota gerak
j. nyeri tekan lokal
4. Pemeriksaan laboratorium
a. pemeriksaan darah tepi lengkap: Hb, Ht, jumlah dan hitung jenis leukosit,
trombosit
b. apus darah tepi
c. analisis (pemeriksaan) urin rutin, khususnya mikroskopis
d. pemeriksaan foto dada (sesuai indikasi)
e. pemeriksaan pungsi lumbal jika menunjukkan tanda meningitis

G. Pengobatan
Beberapa langkah yang dapat dilakukan untuk mengatasi demam pada anak,
antara lain:
a. Cukupi kebutuhan cairan anak sehingga tidak dehidrasi.
b. Berikan obat penurun demam yang relatif aman, seperti paracetamol atau
ibuprofen, sesuai dosis dan petunjuk pemakaian obat.
c. Jaga suhu ruangan agar tetap nyaman.
d. Gunakan pakaian yang tipis agar panas tubuh dapat keluar.
e. Periksa suhu tubuh anak secara teratur dengan menggunakan termometer.
f. Cukupi kebutuhan istirahat anak.
g. Kompres anak yang demam dengan air hangat.
h. Jaga agar anak tidak kedinginan atau kepanasan.
i. Berikan makanan yang mudah dicerna dan yang disukai anak

H. Pencegahan
Pencegahan demam pada anak harus dilakukan oleh semua anggota keluarga,
dan mengajari anak melakukan hal yang sama. Di antaranya adalah dengan:
a. Rutin mencuci tangan dengan air dan sabun, terutama sebelum makan,
setelah berada di dekat orang sakit, atau setelah dari toilet.
b. Biasakan membawa hand sanitizer, untuk berjaga-jaga bila tidak ada air dan
sabun.
c. Selalu menutup mulut dan hidung saat bersin atau batuk.
d. Menghindari menyentuh area yang rentan dimasuki kuman seperti mulut,
hidung, atau mata.
e. Tidak berbagi alat makan dan minum dengan orang lain.
DAFTAR PUSTAKA

Kusuma, S. dan Sopyan, I. 2008. Penyuluhan Pengenalan Dan Pemahaman Tipe Demam
Serta Pertolongan Pertamanya Melalui Pemanfaatan Potensi Tumbuhan Obat Di Desa Pasir
Jambu Kecamatan Pasir Jambu Kabupaten Bandung. Bandung:Lembaga Pengabdian
Masyarakat.

Saputra, R., Wulandini, P., dan Frilianova, D. 2019. Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
KejangDemam Pada Anak Usia 6 Bulan Sampai 5 Tahun DiPuskesmas Kampar Timur 201
8.Kampar Timur: Jurnal Keperawatan Abdurrab Volume 2 No 2 Januari 2019.

Anda mungkin juga menyukai