Jakarta,.............................
Pasien / keluarga / wali
........................................
*
Coret yang tidak perlu
RUMAH SAKIT MENGAMBIL LANGKAH UNTUK MELINDUNGI BARANG
MILIK PASIEN DARI PENCURIAN ATAU KEHILANGAN
Panduan:
Saya telah memahami bahwa rumahsakit tidak bertanggung jawab atas semua kehilangan
barang-barangmilik saya dan saya secara pribadi bertanggung jawab atas barang-barang
berharga yang saya miliki termasuk namun tidak terbatas pada uang, perhiasan, buku cek, kartu
kredit, handphone atau barang lainnya. Dan apabila saya membutuhkan maka saya dapat
menitipkan barang barang tersebut kepada rumah sakit
Saya juga mengerti bahwa saya harus memberitahu/ menitipkan pada RS jika saya memiliki gigi
palsu, kacamata, lensa kontak, prosthetics atau barang lainnya yang saya butuhkan untuk
diamankan.
CONTOH :
FORMULIR PENYIMPANAN BARANG BERHARGA MILIK PASIEN
Nama lengkap pasien :..............................................Tanggal lahir:..................
Nomer RM :......................................
No Jenis harta / benda Jumlah Kondisi barang
Saat diserahkan Saat diserahkan:...........
:.............
Baik Buruk Baik Buruk
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
PASIEN DILINDUNGI DARI KEKERASAN FISIK
Regulasi RS :
1. Kebijakan/Panduan/SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi :
1. Daftar pengunjung RS Diluar jam kunjungan
Proses:
• Cara RS untuk melindungi pasien dari kekerasan fisik
• Cara RS untuk melindungi terutama bayi, anak, manula dan pasien yang tidak mampu melindungi
dirinya sendiri
• Penggunaan identitas pengunjung RS dan mekanisme pengawasannya
• Pengawasan terhadap lokasi pelayanan yang terpencil atau terisolasi
PANDUAN
PERLINDUNGAN PASIEN TERHADAP KEKERASAN FISIK
A. DEFINISI
1. Kekerasan fisik adalah ekspresi dari apa baik yang dilakukan secara fisik yang
mencerminkan tindakan agresi dan penyerangan pada kebebasan atau martabat seseorang.
Kekerasan fisik dapat dilakukan oleh perorangan atau sekelompok orang.
2. Perlindungan pasien terhadap kekerasan fisik adalah suatu upaya rumah sakit untuk
melindungi pasien dari kekerasan fisik oleh pengunjung,pasien lain atau staf rumah sakit
3. Bayi baru lahir (neonatus) aalah bayi dalam kurun waktu satu jam pertama kelahiran
4. Bayi yang lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.
5. Anak – anak adalah masa yang dimulai dari periode bayi sampai masa pubertas yaitu 13 –
14 tahun.
Regulasi RS:
1. Panduan pelindungan terhadap kekerasan fisik unt kelompok berisiko
2. SPO perlindungan terhadap kekerasan fisik
Dokumen implementasi:
1. Daftar kelompok yang berisiko
2.
Proses:
• Identifikasi RS terhadap kelompok yang berisiko
• Kelompok yang dilindungi RS meliputi anak-anak, individu yang cacat, lansia dan kelompok
lainnya
• Pemahaman dan Tanggung jawab staf dalam memberikan perlindungan
RSUD SEKAYU PROSEDUR PERLINDUNGAN TERHADAP PERLINDUNGAN
BAYI
Ditetapkan
Direktur :
Tanggal Terbit
SPO
1 April 2015
dr. H. Azmi Dariusmansyah
NIP 19720928 200502 1 003
Regulasi RS :
1. Regulasi tentang perlindungan terhadap kerahasian informasi pasien
Proses:
1. Penjelasan ke pasien tentang rahasia kedokteran dan proses untuk membuka rahasia
kedokteran sesuai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan
2. Permintaan persetujuan pasien untuk membuka informasi yang bukan merupakan rahasia
Kedokteran
3. Upaya RS untuk menjaga kerahasiaan informasi kesehatan pasien
(1) Semua pihak yang terlibat dalam pelayanan kedokteran dan/atau menggunakan data dan
informasi tentang pasien wajib menyimpan rahasia kedokteran.
(2) Pihak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:
a. Dokter dan dokter gigi serta tenaga kesehatan lain yang memiliki akses terhadap
data dan informasi kesehatan pasien.
b. Pimpinan fasilitas pelayanan kesehatan;
c. tenaga yang berkaitan dengan pembiayaan pelayanan kesehatan;
d. tenaga lainnya yang memiliki akses terhadap data dan informasi kesehatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan;
e. badan hukum/korporasi dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan;
f. mahasiswa/siswa yang bertugas dalam pemeriksaan, pengobatan,perawatan,
dan/atau manajemen informasi di fasilitas pelayanan kesehatan.
(3) Kewajiban menyimpan rahasia kedokteran berlaku selamanya, walaupun pasien telah
meninggal dunia.
Staf diatas yang dalam pendidikan belum mengangkat sumpah/janji Simpan rahasia pasien
harus di sumpah
a. Nama :
Telepon :
Hubungan dengan pasien :
b. Nama :
Telepon :
Hubungan dengan pasien :
Demikian pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan
Semarang,........................pukul,...............
Pembuat pernyataan
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPOkomunikasi efektif untuk mendorong keterlibatan pasien dan keluarganya
dalam proses pelayanan
• Kebijakan/Panduan/SPO cara memperoleh second opinion di dalam atau di luar RS
Bukti Proses :
• Bukti pelaksanaan pelatihan
• Sertifikasi pelatihan staf tentang komunikasi pemberian informasi dan edukasi yang efektif
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi medis
dan diagnosis pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentangrencana
pelayanan dan pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan
persetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam keputusan
pelayanannya
PENTINGNYA SECOND OPINION
• Kesalahan diagnosis dan penatalaksaan pengobatan dokter sering terjadi di belahan dunia
manapun, termasuk di Indonesia
• Perbedaan pendapat para dokter dalam mengobati penderita adalah hal yang biasa terjadi, dan hal
ini mungkin tidak menjadi masalah serius bila tidak menimbulkan konsekuensi yang berbahaya
dan merugikan bagi penderita
• Second opinion dianjurkan bila menyangkut ancaman nyawa, kerugian biaya atau dampak
finansial yang besar
CONTOH PANDUAN
MEMINTA PENDAPAT LAIN (SECOND OPINION)
A. Definisi
1. Opini medis adalah pendapat, pikiran atau pendirian dari seseorang dokter atau ahli medis
terhadap suatu diagnosa,terapi dan rekomendasi medis lain terhadap penyakit seseorang.
2. Meminta pendapat lain (second opinion) adalah,pendapat medis yang diberikan oleh
dokter lain terhadap suatu diagnosa atau terapi maupun rekomendasi medis lainnya terhadap
penyakit yang diderita pasien. Mencari pendapat lain bisa dikatakan sebagai upaya
penemuan sudut pandang dari dokter kedua setelah pasien mengunjungi atau berkomunikasi
dengan dokter pertama. Second opinion hanyalah istilah, karena dalam realitanya
dilapangan,kadang pasien bisa jadi menemui lebih dari dua dokter untuk dimintakan
pendapat.
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang panduan persetujuan tindakan kedokteran
Dokumen:
• Formulir pemberian edukasi
• Formulir persetujuan / penolakan tindakan kedokteran
1. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang kondisi
medis dan diagnosis pasti
2. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui kapan akan dijelaskan tentang rencana
pelayanan dan pengobatannya
3. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui bagaimana proses untuk mendapatkan
spersetujuan
4. Penjelasan agar pasien dan keluarganya mengetahui haknya untuk berpartisipasi dalam
keputusan pelayanannya
EDUKASI PASIEN DAN KELUARGANYA TENTANG PELAYANAN DAN
PENGOBATAN
Regulasi RS :
• Kebijakan/Panduan/SPO tentang penjelasan hak pasien dalam pelayanan
Dokumen:
• Materi penjelasan
• Formulir pemberian penjelasan/edukasi
Materi wawancara
• Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan
tentang hasil pelayanan dan pengobatan
• Penjelasan yang disampaikan agar pasien dan keluarganya mengetahui siapa yang menjelaskan
tentang hasil pelayanan dan pengobatan yang tidak terduga
Pasien Saksi
(Tanda Tangan & Nama Jelas) (Tanda Tangan & Nama Jelas)
DNR tidak berarti tidak mengobati atau tidak peduli. DNR hanya berarti tidak melakukan
resusitasi dengan memberikan CPR, electric shock atau obat untuk restart jantung. Jika situasi
memburuk, ada peran dalam situasi tertentu untuk membiarkan kerusakan alami dari tubuh
terjadi.
DNR tidak mempengaruhi pengobatan ,pasien dengan DNR dapat terus mendapatkankemoterapi,
antibiotik, dialisis, atau perawatan lain yang sesuai.
Regulasi RS :
• Panduan penolakan resusitasi (DNR)
• SPO penolakan resusitasi
• Formulir penolakan resusitasi
Formulir ini adalah perintah dokter penanggung jawab pelayanan kepada seluruh staf klinis
rumah sakit, agar tidak dilakukan resusitasi pada pasien ini bila terjadi henti jantung (bila tak ada
denyut nadi) dan henti nafas (tak ada pernafasan spontan).
Formulir ini juga memberikan perintah kepada staf medis untuk tetap melakukan intervensi atau
pengobatan, atau tata laksana lainnya sebelum terjadinya henti jantung atau henti nafas.
– Nama pasien : ………………………………………………..
– Tanggal lahir : ……………………………………………….
Perintah/ Pernyataan dokter penanggung jawab pelayanan
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menginstruksikan kepada seluruh staf medis dan
staf klinis lainnya untuk melakukan hal-hal tertulis dibawah ini:
– Usaha komprehensif untuk mencegah henti jantung atau henti nafas tanpa melakukan intubasi.
DO NOT RESUCITATE TIDAK DILAKUKAN RESUSITASI JANTUNG PARU (RJP)
– Usaha suportif sebelum terjadi henti nafas atau henti jantung yang meliputi pembukaan jalan
nafas non invasive, mengontrol perdarahan, memposisikan pasien dengan nyaman, pemberian
obat-obatan anati nyeri.
TIDAK MELAKUKAN RJP (RESUSITASI JANTUNG PARU) bila henti nafas atau henti
jantung terjadi.
Saya dokter yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa keputusan DNR diatas diambil
setelah pasien diberikan penjelasan dan informed consent diperoleh dari salah satu:
– Pasien
– Tenaga kesehatan yang ditunjuk pasien
– Wali yang sah atas pasien (termasuk yang ditunjuk oleh pengadilan)
– Anggota keluarga pasien
Jika yang diatas tidak dimungkinkan maka dokter yang bertanda tangan dibawah ini memberikan
perintah DNR berdasarkan pada :
– Instruksi pasien sebelumnya atau
– Keputusan dua orang dokter yang menyatakan bahwa Resusitasi jantung paru (RJP) akan
mendatangkan
hasil yang tidak efektif
Nama Lengkap:………………………NIP/NIK:………………………
No Telepon:…………………Tgl :…….…………
RUMAH SAKIT MENDUKUNG HAK PASIEN TERHADAP ASESMEN YANG
SESUAI MANAJEMEN NYERI YANG TEPAT
IDENTITAS PASIEN:
TANGGAL/JAM ASESMEN:
• P:…………………………………………………………………………………
• Q:………………………………………………………………………………...
• R:………………………………………………………………………………...
• S:…………………………………………………………………………………
• T:…………………………………………………………………………………
Scala Nyeri
Keterangan:
• P= Provokatif: yang memprovokasi nyeri apa yang menjadi penyebab nyeri? Rudapaksa,
benturan ? Apa yg membuat lebih baik atau lebih buruk ?
• Q=Quality/Kualitas: seperti apa rasanya ? Seperti tertusuk benda tajam, tumpul, sakit,
berdenyut, ditusuk jarum, dll?
• R=Regio/Radiasi Daerah nyeri dimana rasa sakit itu berada? Menyebar kemana ?
• S=Severity/Skala : seberapa berat pakai skala 0 sd 10
• T=Tempo/timing: waktu yang berkaitan dengan nyeri Kapan nyeri datang? Apakah rasa sakit
itu datang dan pergi atau itu terus menerus?
Asesmen nyeri
– Asesmen nyeri dapat menggunakan Numeric Rating Scale
• Indikasi: digunakan pada pasien dewasa dan anak berusia > 9 tahun yang dapat menggunakan
angka untuk melambangkan intensitas nyeri yang dirasakannya.
• Instruksi: pasien akan ditanya mengenai intensitas nyeri yang dirasakan dan dilambangkan
dengan
angka antara 0 – 10.
– 0 = tidak nyeri
– 1 – 3 = nyeri ringan (sedikit mengganggu aktivitas sehari-hari)
– 4 – 6 = nyeri sedang (gangguan nyata terhadap aktivitas sehari-hari)
– 7 – 10 = nyeri berat (tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari
Wong Baker FACES Pain Scale
• Indikasi: Pada pasien (dewasa dan anak > 3 tahun) yang tidak dapat menggambarkan intensitas
nyerinya dengan angka, gunakan asesmen
• Instruksi: pasien diminta untuk menunjuk / memilih gambar mana yang paling sesuai dengan
yang
ia rasakan. Tanyakan juga lokasi dan durasi nyeri
– 0 - 1 = sangat bahagia karena tidak merasa nyeri sama sekali
– 2 – 3 = sedikit nyeri
– 4 – 5 = cukup nyeri
– 6 – 7 = lumayan nyeri
– 8 – 9 = sangat nyeri
– 10 = amat sangat nyeri (tak tertahankan)
PELAYANAN PASIEN TAHAP TERMINAL
PANDUAN :
A. DEFINISI
1. Kondisi terminal adalah suatu kondisi yang di sebabkan oleh cedera atau penyakit dimana
terjadi kerusakan organ multiple yang dengan pengetahuan dan teknologo kesehatan terkini
tak mungkin lagi dapat dilakukan perbaikan sehingga akan menyebabkan kematian dalam
rentang waktu yang singkat. Pengaplikasian terapi untuk memperpanjang/mempertahankan
hidup hanya akan berefek dan memperlama penderitaan/sekarat pasien.
2. Pasien tahap terminal adalah pasien dengan kondisi terminal yang makin lama makin
memburuk
3. Pasien adalah penerima jasa pelayanan kesehatan dirumah sakit baik dalam keadaan sehat
maupun sakit
4. Mati klinis adalah henti nafas (tidak ada gerakan nafas spontan) ditambah henti sirkulasi
(Jantung) total dengan semua aktifitas otak terhenti.
Regulasi RS :
– Panduan dan SPO penyelesaian komplain, keluhan, konflik atau perbedaan pendapat pasien dan
Keluarga
Dokumen implementasi :
– Bukti penjelasan dan catatan komplain
– Bukti penanganannya dan Laporan penyelesaian komplain
Proses :
1. Proses penyampaian informasi bila pasien akan komplain, keluhan, konflik atau perbedaan
pendapat
2. Proses investigasi/.penelitian bila komplain
3. Proses analisis terhadap hasil investigasi/penelitian komplain
4. Keterlibatan pasien/keluarga dalam penyelesaian komplain
5. Bagaiman seluruh proses tersebut tidak mempengaruhi konsistensi pelayanan
Persetujuan (Consent):
1. General consent (persetujuan Umum)
Persetujuan perawatan dan pegobatan
2. Informed consent
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas Tanda tangan
secara benar dan jelas dan memberikan kesempatan untuk
bertanya/berdiskusi.
Dengan ini bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana diatas yang Tanda tangan
telah saya diberikan tanda pada kolom sebelah kanan dan saya telah
memahaminya.
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi
adalah wali atau keluarga terdekat
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ...........................................L/P
Umur : ...............Tahun
Alamat :.................................................
Denagn ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan nya tindakan:
..................................................
Terhadap saya / ...................................saya*(suami, isteri, anak, adik, kakak, saudara)
Nama :............................................L/P
Umur : ...............Tahun
Alamat :.................................................
Saya memahami bahwa perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan
kepada saya termasuk komplikasi dan resiko yang akan timbul. Saya sudah menyadari bahwa
ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti maka, keberhasilan tindakan kedokteran bukanlah
keniscayaan, melainkan bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa.
............................,Tanggal.................................pukul..................
Yang menyatakan * Saksi
( ) ( ) ( )
CONTOH FORMAT PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Pemberi informasi
Dokter pelaksana
tindakan
Pemberi informasi
Penerima informasi
/pemberi persetujuan *
No Jenis informasi Isi informasi Tanda (√)
1 Diagnosa (WD & DD)
2 Dasar diagnosa
3 Tindakan kedokteran
4 Indikasi tindakan
5 Tata cara
6 Tujuan
7 Resiko
8 Komplikasi
9 Prognase
10 Alternatif & resiko
Lain – lain
Dengan ini menyatakan bahwa saya telah menerangkan hal-hal diatas Tanda tangan
secara benar dan jelas dan memberikan kesempatan untuk
bertanya/berdiskusi.
Dengan ini bahwa saya telah menerima informasi sebagaimana diatas yang Tanda tangan
telah saya diberikan tanda pada kolom sebelah kanan dan saya telah
memahaminya.
*Bila pasien tidak kompeten atau tidak mau menerima informasi, maka penerima informasi
adalah wali atau keluarga terdekat
PERSETUJUAN TINDAKAN KEDOKTERAN
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : ...........................................L/P
Umur : ...............Tahun
Alamat :.................................................
Denagn ini menyatakan persetujuan untuk dilakukan nya tindakan:
..................................................
Terhadap saya / ...................................saya*(suami, isteri, anak, adik, kakak, saudara)
Nama :............................................L/P
Umur : ...............Tahun
Alamat :.................................................
Saya memahami bahwa perlunya dan manfaat tindakan tersebut sebagaimana telah dijelaskan
kepada saya termasuk komplikasi dan resiko yang akan timbul. Saya sudah menyadari bahwa
ilmu kedokteran bukanlah ilmu pasti maka, keberhasilan tindakan kedokteran bukanlah
keniscayaan, melainkan bergantung kepada Tuhan Yang Maha Esa.
............................,Tanggal.................................pukul..................
Yang menyatakan * Saksi
( ) ( ) ( )
KOMITE ETIK PENELITIAN
Rumah sakit mempunyai sebuah komite atau mekanisme lain untuk melakukan pengawasan atas
semua penelitian di rumah sakit tersebut yang melibatkan manusia sebagai subjeknya.
Regulasi RS :
• Keputusan penetapan komite / panitia etik penelitian
• Kebijkan, Pedoman pengorganisasian dan pedoman pelayanan komite etik penelitian
• Program kerja komite etik penelitian
................,Tanggal......................Pukul,...........
Tanda tangan Saksi
\