OLEH
NAMA : AHMAD MASRI
JUNITA
RAHMAYANI FUTRI
TIARA BATURANTE
VIVI ELVIRA
KELOMPOK : II
KELAS : STIFA C
Sinonim
Untuk nama lokal dari Lengkuas sendiri sangat banyak
sesuai dengan daerahnya masing-masing. Di Indonesia lengkuas
mempunyai nama lokal Lengkuas (Indonesia); Laos (Jawa), Laja
(Sunda). Kalau di luar negeri nama lokalnya Greater galingale
(Inggris) (Depkes RI,1995).
Morfologi
Akar
Akar besar dan tebal, berdaging, berbentuk silindris,
diameter sekitar 2-4 cm, dan bercabang-cabang. Bagian luar
berwarna coklat agak kemerahan atau kuning kehijauan
pucat,mempunyai sisik-sisik berwarna putih atau kemerahan, keras
mengkilap, sedangkan bagian dalamnya berwarna putih. Daging
rimpang yang sudah tua berserat kasar. Apabila dikeringkan,
rimpang berubah menjadi agak kehijauan, dan seratnya menjadi
keras dan liat (Depkes RI,1995).
Batang
Batangnya tegak, tersusun oleh pelepah-pelepah daun yang
bersatu membentuk batang semu, berwarna hijau agak keputih-
putihan. Batang muda keluar sebagai tunas dari pangkal batang tua
(Depkes RI,1995).
Daun
Daun tunggal berwarna hijau, bertangkai pendek tersusun
berseling.Daun disebelah bawah dan atas biasanya lebih kecil
daripada yang di tengah.Bentuk daun lanset memanjang dan
ujungnya runcing, pangkal tumpul dengan tepi daun rata.
Pertulangan daun menyirip, panjang daun sekitar 20- 60 cm, dan
lebarnya 4 - 15 cm. Pelepah daun kira-kira 15 - 30 cm, beralur dan
berwarna hijau (Depkes RI,1995).
Bunga
Merupakan bunga majemuk berbentuk lonceng, berbau
harum, berwarna putih kehijauan atau putih kekuningan. Ukuran
perbungaan lebih kurang 10-30 cm x 5-7 cm. Jumlah bunga di
bagian bawah tandan lebih banyak dari pada di bagian atas,
panjang bibir bunga 2,5 cm, berwarna putih dengan garis miring
warna merah muda pada tiap sisi. Mahkota bunga yang masih
kuncup, pada bagian ujungnya berwarna putih, sedangkan
pangkalnya berwarna hijau (Depkes RI,1995).
Buah
Buahnya berupanya buah buni, berbentuk bulat, keras.
ketika muda berwarna hijau-kuning, setelah tua berubah menjadi
hitam kecoklatan, berdiameter ± 1 cm. Ada juga yang buahnya
berwarna merah (Depkes RI,1995).
Khasiat
1. Memberikan rasa nyaman di perut
Makan lengkuas dapat membantu mengurangi
ketidaknyamanan di perut yang disebabkan oleh peradangan atau
penyakit lain. Sehingga dapat dipergunakan untuk membantu
mengurangi, muntah, mabuk perjalanan serta dapat mengurangi
gejala diare.Selain itu, di Cina lengkuas digunakan sebagai obat
cegukan, dimana penggunaannya di kombinasikan dengan manfaat
ginseng (Sudarsono, Gunawan, 2002).
2. Menurunkan deman
Lengkuas mengandung analgesik dan antipiretik yang dapat
membantu mengurangi rasa sakit seperti demam, serta dapat
mengurangi infeksi akibat bakteri dan jamur.Selain itu, batang
bawah dari galangal ini, telah menunjukkan efek penghambatan in
vitro pada banyak bakteri patogen seperti anthrax bacillus, hemolitik
streptokokus dan berbagai strain staphylococcus (Sudarsono,
Gunawan, 2002).
3. Mengurangi gangguan pernafasan
Lengkuas dapat digunakan sebagai pengobatan infeksi
saluran pernapasan bagian atas seperti bronkitis kronis dan
batuk.(Sudarsono, Gunawan, 2002).
4. Menjaga kesehatan mulut
Ekstrak akar lengkuas dapat digunakan sebagai obat kumur
sehingga dapat mengurangi sariawan, radang gusi dan radang
lainnya di mulut dan tenggorokan dan dapat digunakan untuk
menghilangkan bau mulut (halitosis) (Sudarsono, Gunawan, 2002).
5. Mengurangi resiko kanker
Sebuah studi yang dilakukan para peneliti dari Inggris
menunjukkan bahwa lengkuas mengandung manfaat flavonoid
galangin.Galangin terbukti memiliki anti-oksidatif untuk menangkal
radikal bebas.Zat ini dapat memodulasi enzim kegiatan dan
menekan genotoxicity bahan kimia.Selain itu, lengkuas juga memiliki
kandungan minyak atsiri.Para peneliti telah menunjukkan minyak
atsiri ini bisa meningkatkan permeasi kulit dari fluorouracil
(Sudarsono, Gunawan, 2002).
6. Menurunkan lipid
Kandungan flavonoid utama yang ada di lengkuas seperti
galangin, quercetin dan kaempferol bisa menghambat lemak asam
(Sudarsono, Gunawan, 2002).
7. Dapat menurunkan resiko rematik
Di negara-negara Timur Tengah, lengkuas digunakan
sebagai bahan ramuan untuk mengobati reumatik dan arthritis
(Sudarsono, Gunawan, 2002).
n-butanol/as.cuka/air 4:1:5
Asam-asam amino
n-butanol/as.cuka/air 12 : 3 : 5
METODE KERJA
III.1.1. Alat
Adapun alat-alat yang digunakan adalah chamber,
lampu UV 254 nm dan 366 nm, pipa kapiler, pipet tetes, plat
tetes, sentrifuge dan tabung sentrifuge, tabung reaksi dan
toples.
III.1.2. Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan adalah asam
klorida, asam sulfat, aquadest, ,etanol 70%, eter, etil asetat,
FeCl3, kloroform, lempeng KLT, NaCl, n-butanol, n-heksan,
reagen Libermann Bouchardort, reagen Dragendroff, reagen
Mayer, reagen Wagner, rimpang lengkuas (ekstrak lengkuas),
serbuk Mg.
III.2. Cara Kerja
1. Pengambilan Sampel
Sampel rimpang lengkuas (Alpinia galanga) diambil dari pasar
daya, Makassar, Sulawesi Selatan.
2. Pengolahan Sampel
Rimpang lengkuas yang dibeli dari pasar kemudian, dicuci
dengan air mengalir, ditiriskan. Rimpang lengkuas kemudian
dirajang dan dikeringkan diruangan terbuka yang tidak terkena
cahaya matahari.
3. Proses Ekstraksi
a. Ekstraksi sampel secara maserasi dengan n-heksan
Dua ratus limapuluh gram (250 gram) simplisia kering
rimpang lengkuas dimaserasi menggunakan n-heksan selama
3 hari. Simplisia kering dimasukkan kedalam toples kemudian
ditambahkan n-Heksan sampai semua simplisia terendam
sempurna ± 2cm diatas permukaan simplisia. Ditutup dan
dibiarkan terlindung dari cahaya. Setelah tiga hari simplisia
dipisahkan dari pelarutnya. Ekstrak n-heksan kemudian
didapatkan lalu diangin-anginkan hingga terbentuk ekstrak
kental sedangkan simplisianya setelah n-heksan menguap
sempurna dilanjutkan dengan pelarut etanol 70%.
b. Ekstraksi sampel secara maserasi dengan alkohol 70%
Dua ratus limapuluh gram (250 gram) simplisia rimpang
lengkuas dari meserasi pertama dimaserasi kembali
menggunakan alkohol 70% selama 3 hari. Simplisia kering
dimasukkan kedalam toples kemudian ditambahkan alkohol
70% sampai semua simplisia terendam sempurna ± 2cm
diatas permukaan simplisia. Ditutup dan dibiarkan terlindung
dari cahaya. Setelah tiga hari simplisia dipisahkan dari
pelarutnya. Ekstrak alkohol 70% kemudian didapatkan lalu
diangin-anginkan hingga terbentuk ekstrak kental.
4. Identikasi senyawa metabolit sekunder
A. Alkaloid
Ditimbang ekstrak sebanyak 1 gram lalu dilarutkan
dengan etanol. Sesudah itu ditambahkan HCl 2 N sebanyak
3 tetes. Lalu dipanaskan sesudah itu disaring. Lalu
ditambahkan NaCl. Larutan dibagi ke dalam tiga tabung
reaksi. Masing-masing tabung reaksi dimasukkan pereaksi
Mayer, pereaksi Dragendroff dan pereaksi Wagner. Pereaksi
Mayer akan menghasilkan endapan putih, pereaksi
Dragendroff menghasilkan endapan jingga dan pereaksi
Wagner menghasilkan endapan coklat.
B. Steroid
Ekstrak secukupnya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan etanol lalu ditambahkan eter.
Lapisan atas (eter) diambil dan ditambahkan pereaksi
Libermann Bouchardort. Jika mengandung terpenoid maka
berwarna merah, orange atau kuning. Jika mengandung
steroid maka berwarna hijau atau biru.
C. Flavanoid
Ekstrak secukupnya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan dilarutkan dengan etanol lalu ditambahkan serbuk
Mg secukupnya. Lalu ditambahkan dengan asam klorida
pekat 2-3 tetes. Jika mengandung flavonoid maka akan
berwarna merah ungu atau merah. Flavon berwarna merah
pucat atau merah tua, dan flavonon berwarna orange muda.
D. Saponin
Ekstak secukupnya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahakan air hangat 5 ml lalu dikocok hingga
berbusa. Positif saponin jika busa bertahan ± 10 menit dan
keinggian ± 10 cm.
E. Tanin
Ekstrak secukupnya dimasukkan ke dalam tabung
reaksi dan ditambahkan air hangat lalu dikocok. Kemudian
ditambahkan natrium klorida 2-3 tetes. Kemudian disaring
Filtrat ditambahkan dengan besi (III) klorida. Jika
mengandung katekol maka akan berwarna hijau biru dan jika
menganung pirogalol maka berwarna biru hitam.
5. Partisi
Ekstrak sebanyak 2 gram dimasukkan kedalam
erlenmeyer. Kemudian dilarutkan dengan n-butanol 10 ml.
Disentrifuge selama 10 menit untuk memisahkan antara ekstrak
yang larut n-butanol dan yang tidak larut dalam n-Butanol.
Dipisahkan ekstrak yang larut n-butanol dan ekstrak yang tidak
larut n-Butanol, kemudian larutan diuapkan sampai kering.
6. Uji KLT
Lempeng disiapkan dengan cara lempeng berukuran 7 cm
dan lebar 2 cm lalu dengan tanda batas atas 1 cm dan batas
bawah 1,5 cm. Selanjutnya diaktifkan dalam oven pada suhu
105˚C selama 15 menit.
Eluen dijenuhkan dengan memasukkan kertas saring
dalam chamber berisi eluen etil asetat : etanol. Kejenuhan eluen
ditandai dengan basahnya seluruh permukaan kertas saring.
Ekstrak dan fraksi ditotolkan pada lempeng silika yang
telah diaktifkan pada oven suhu 105˚C selama 15 menit.
Lempeng dielusi dalam eluen kemudian diamati dibwah lampu
UV 254 nm dan 366 nm. Noda yang tampak dihitung nilai Rfnya.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
No Uji Hasil
1 Alkaloid