PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
1.1 Definisi
1.2 Patofisiologi
Normalnya, sekresi hormon tiroid dikontrol oleh mekanisme umpan balik yang
kompleks yang melibatkan interaksi faktor stimulasi dan inhibisi. Thyrotropin-
releasing hormone (TRH) dari hipotalamus merangsang hipofisis untuk melepaskan
TSH. Pengikatan TSH pada reseptor pada kelenjar tiroid menyebabkan pelepasan
hormon tiroid terutama T4 dan untuk tingkat yang lebih rendah T3. Pada gilirannya,
peningkatan kadar hormon ini akan merangsang hipotalamus untuk mengurangi
sekresi TRH dan demikian juga dengan sintesis TSH.1
1.3 Etiologi
Adapun beberapa penyebab hipertirodisme antara lain:
a. Pada penyakit Graves, terdapat autoantibodi terhadap reseptor thyrotropin yang
memberikan stimulasi terus-menerus pada kelenjar tiroid. Antibodi ini
menyebabkan pelepasan hormon tiroid dan tiroglobulin, dan mereka juga
merangsang penyerapan yodium, sintesis protein, dan pertumbuhan kelenjar
tiroid.1
b. Struma toksik uni atau multinodular dan adenoma adalah nodul yang berkembang
di kelenjar tiroid dan mensekresi hormon tiroid, mengganggu keseimbangan kimia
tubuh.3
c. Tiroiditis disebabkan oleh peradangan kelenjar tiroid dan menghasilkan onset
mendadak gejala tirotoksitosis seperti produksi hormon berlebih dari kelenjar yang
mengalami peradangan. Hal ini sering berkaitan dengan penyakit virus dan
mengakibatkan hipertiroidisme sementara yang umumnya berlangsung selama
beberapa minggu, tapi dapat bertahan selama berbulan-bulan. Tiroiditis
postpartum dapat terjadi pada 5-10 % perempuan dalam tiga sampai enam bulan
pertama.3
d. Pengobatan beberapa penyakit juga dapat menyebabkan hipertiroid, misalnya,
kelebihan asupan yodium dalam diet, paparan radiografi media kontras atau obat-
obatan. Amiodarone yang menyebabkan hipertiroidisme dapat ditemukan pada
sampai dengan 12% pada pasien. Hipertiroidisme juga dapat diinduksi oleh
konsumsi disengaja atau tidak disengaja dari hormon tiroid. Beberapa pasien
menggunakan hormon tiroid untuk mencapai penurunan berat badan.3
e. Tumor merupakan penyebab yang jarang menyebabkan hipertiroidisme, beberapa
jenis tumor yang dapat menyebabkan hipertiroid adalah tumor metastasis, tumor
ovarium, tumor trofoblas dan tumor hipofisis.3
1.5 Diagnosis
a. Anamnesis
Gejala klinis yang didapatkan akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan,
diantaranya : meningkatnya laju metabolik, rasa cemas yang berlebihan,
meningkatnya nafsu makan tetapi berat badan menurun, gerakan yang
berlebihan, gelisah dan instabilitas emosi, penonjolan pada bola mata, dan tremor
halus pada jari tangan.4
Hal yang juga harus ditinjau adalah daftar lengkap obat-obatan dan suplemen
makanan yang dikonsumsi pasien. Sejumlah senyawa termasuk ekspektoran,
amiodaron, dan suplemen makanan kesehatan yang mengandung rumput laut
atau ekstrak yang mengandung banyak yodium yang dapat menyebabkan
tirotoksikosis.1
b. Pemeriksaan fisik
Tiroid terletak di bagian anterior leher bawah. Ismus dari kelenjar
berbentuk kupu-kupu umumnya terletak tepat di bawah kartilago krikoid trakea,
dengan sayap pembungkus kelenjar di sekitar trakea. Pemeriksaan fisik dapat
membantu dokter untuk menentukan etiologi tirotoksikosis.1
Tanda-tanda umum dari tirotoksikosis adalah sebagai berikut :
Takikardia atau aritmia atrium
Hipertensi sistolik
Hangat, lembab, kulit halus
Tangan tremor
Kelemahan otot
Penurunan berat badan meskipun nafsu makan meningkat
Penurunan siklus menstruasi atau oligomenorrhea
c. Pemeriksaan penunjang
Tes fungsi tiroid untuk hipertiroidisme adalah sebagai berikut :1
Thyroid-Stimulating Hormone (TSH)
Tiroksin bebas (FT4) atau indeks tiroksin bebas (FTI-jumlah T4 dikalikan
dengan koreksi untuk mengikat hormon tiroid)
Jumlah triiodothyronine (T3)
Jika etiologi tirotoksikosis tidak jelas setelah pemeriksaan fisik dan tes
laboratorium lainnya, dapat dikonfirmasikan oleh skintigrafi : derajat dan pola
serapan isotop menunjukkan jenis gangguan tiroid. Temuannya adalah sebagai
berikut :1
Penyakit Graves - Diffuse pembesaran kedua lobus tiroid , dengan penyerapan
seragam isotop dan peningkatan penyerapan yodium radioaktif
Struma toksik multinodular gondok - daerah iregular relatif berkurang dan
kadang-kadang peningkatan serapan ; keseluruhan penyerapan yodium
radioaktif adalah ringan sampai sedang.
Subakut tiroiditis - serapan yodium radioaktif yang sangat rendah
I. IDENTITAS
Nama : Tn Ajirin
Umur : 41 tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Alamat : Ds. Kola-Kola
Pekerjaan : Petani
Agama : Islam
Tanggal Pemeriksaan : 10-3-2014
Ruangan : Rajawali Bawah
II. ANAMNESIS
Keluhan Utama : BAB hitam.
Riwayat Penyakit Sekarang :
BAB hitam sejak 1 minggu yang lalu, sifatnya encer, frekuensinya 2 – 3 kali
dalam sehari. Keluhan disertai mual dan pusing. Pasien juga mengeluh nyeri
perut kanan atas dan dirasakan tembus belakang, jantung sering berdebar,
gemetar, berkeringat dingin, dan pasien merasakan matanya semakin hari
semakin menonjol. Kadang-kadang demam disertai batuk. BAK lancar,
berwarna orange.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hypertiroid sejak 4 tahun yang lalu dan mengkonsumsi obat PTU
sudah 3 tahun dan rajin kontrol. Riwayat hipertensi kurang lebih 3 tahun.
Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada keluarga yang mengalami keluhan yang sama.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum :
SP : CM / Sakit Sedang / Kurus BB = kg, TB = cm, IMT =
Vital Sign :
Tekanan Darah : 110/60 mmHg Pernapasan : 20x/menit
Nadi : 80x/menit Suhu : 36,5o C
Kepala :
Wajah : Tampak lemas
Deformitas : (-)
Bentuk : Normochepal
Rambut : Hitam, rontok (-)
Mata : - Konjungtiva : Anemis (-)
- Sklera : Ikterus (-)
- Pupil : Isokor, RCL +/+, RCTL +/+
- Tampak exophtalmus pada kedua mata
Mulut : Ulkus (-), lidah kotor (-)
Leher :
Kelenjar GB : Limfadenopati (-)
Tiroid :
JVP : R1 +1 H2O
Massa lain : (-)
Paru-Paru :
Inspeksi : Simetris kiri dan kanan, massa (-), cicatrix (-), spider nevi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), krepitasi (-), vokal fremitus kesan normal kiri
dan kanan
Perkusi : Bunyi sonor pada seluruh lapangan paru
Auskultasi : Vesikuler, Rhonki (-)/(-), Wheezing (-)/(-)
Jantung :
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
Perkusi : Batas atas ICS II linea parasternalis sinistra
Batas kanan ICS V linea parasternalis dextra
Batas kiri ICS V linea midclavicularis sinistra
Auskultasi : BJ I/II murni reguler
Abdomen :
Inspeksi : Warna kulit kesan normal, permukaan parut datar
Palpasi : Nyeri tekan epigastrium dan hipokondrium dextra, Hepatomegali
(-), Spleenomegali (-), massa lain (-)
Perkusi : Tympani
Auskultasi : Peristaltik (+)
Anggota Gerak :
Atas : Edema (-), Tophus (-)
Bawah : Edema (-), Tophus (-)
Pemeriksaan Khusus : Pemeriksaan Tremor (+)
IV. RESUME
Laki-laki 41 tahun datang dengan keluhan BAB hitam sejak 1 minggu yang
lalu, sifatnya encer, frekuensinya 2 – 3 kali dalam sehari. Keluhan disertai mual
dan pusing. Pasien juga mengeluh nyeri perut kanan atas dan dirasakan tembus
belakang, jantung sering berdebar, gemetar, berkeringat dingin, dan pasien
merasakan matanya semakin hari semakin menonjol. Kadang-kadang demam
disertai batuk. BAK lancar, berwarna orange. Riwayat hypertiroid sejak 4 tahun
yang lalu dan mengkonsumsi obat PTU sudah 3 tahun dan rajin kontrol. Riwayat
hipertensi kurang lebih 3 tahun.
Pasien kurus, TD 110/60 mmHg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36,5oC.
Tampak exophtalmus pada kedua mata, tiroid membesar, nyeri tekan epigastrium
dan hypokondrium dextra.
Medikamentosa :
IVFD RL 20 tpm