CHAPTER 1
HISTORICAL AND CULTURAL PERSPECTIVES ON THE EVOLUTION
OF PALLIATIVE CARE
Oleh
Kelompok 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
CHAPTER 1
HISTORICAL AND CULTURAL PERSPECTIVES ON THE EVOLUTION
OF PALLIATIVE CARE
Oleh
Kelompok 1
Yulince Atanay NIM 132310101040
Puji Arini NIM 152310101113
Firmanditya Ayu F NIM 152310101250
Annisa Nur Ghosiyatul A. NIM 152310101317
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
BAB 1
PERSPEKTIF SEJARAH DAN BUDAYA TENTANG EVOLUSI
PERAWATAN PALIATIF
KATA KUNCI
Pendahuluan. Perawatan paliatif adalah salah satu sejarah sukses dalam
layanan kesehatan. Dalam kehidupan bermasyarakat yang masih tidak bisa
menerima kematian, hasil yang didapatkan dari berjalannya rumah perawatan,
perawatan paliatif yang berkualitas baik saat ini menjadi prioritas yang tinggi
dalam pemerintahan.
Kematian di masyarakat. Karena perawatan dalam kesehatan telah berjalan
baik, angka kematian telah berkurang. Saat ini masyarakat sedang berhadapan
dengan Victorian Romanticism, yang mana menggambarkan tentang kematian
orang yang dicintainya sebagai penolakan yang tak tertahankan, dan pada abad
ke-20, yang mana menilai kematian sebagai kegagalan (Aries, 1983). Kematian
adalah bagian yang normal dari kehidupan.
Dame Cicely Saunders dan asal-usul perawatan paliatif kontemporer.
Dame Cicely menjadi dokter dengan tujuan membuat perbedaan kualitas
kematian untuk pasien kanker. Kisahnya yang luar biasa telah membawa
organisasi dan pendekatan modern untuk perawatan pada orang-orang yang
sekarat.
Perspektif internasional. Jaringan internasional dan beberapa inisiatif yang
ada untuk mempertahankan perawatan paliatif yang baik pada agenda
internasional yang telah dieksplorasi.
Definisi. Membentuk sikap dan pendekatan kita terhadap pekerjaan yang kita
lakukan. Definisi ini disajikan dan beberapa diskusi dikemukakan
penerapannya. Definisi harus melibatkan peran pasien. Ketika mereka tidak
dilibatkan, apakah mereka akan menjadi lemah? Hal ini juga didorong dengan
pendekatan melalui promosi kesehatan.
Perawatan menjelang ajal. Program menjelang ajal ini membahas tentang
langkah awal yang berkaitan dengan penyediaan kesetaraan, kesinambungan,
dan pilihan untuk pasien yang menerima perawatan paliatif. Alat yang
digunakan untuk program ini adalah Gold Standards Framework, Preferred
Place of Care initiative, and Liverpool Care Pathway.
Budaya. Dalam masyarakat yang memiliki kultur bermacam-macam informasi
tentang dan akses ke pelayanan palitif diantara banyak kelompok etnis yang
minoritas menyebabkan kekhawatiran. Aspek penelitian di bidang ini disorot.
Ketegangan yang dapat terjadi dalam peran profesional yang membahas
sebagai akibat dari pendekatan filosofis yang dominan.
Keterlibatan pengguna layanan. Undang-undang yang baru telah
menetapkan peran bagi pengguna layanan untuk mengikuti di semua tahap
pada saat diberi pelayanan. Diharapkan bahwa hal ini dapat menurunkan
kebutuhan pada kelompok pasien untuk melakukan penolakan. Inisiatif lokal
dalam memanfaatkan pengguna layanan merupakan suatu hal yang penting.
PENDAHULUAN
Bab pertama ini bertujuan untuk memberikan perspektif sejarah dan
budaya pada evolusi perawatan paliatif; kemudian dilanjutkan dengan
mendeskripsikan dan mendiskusikan definisi dan kerangka kerja untuk penjelasan
perawatan paliatif kontemporer. Abad ke 20 digembar-gemborkan telah
mengalami kemajuan pesat dalam ilmu kedokteran dan pengenalan Pelayanan
Kesehatan Nasional. Kesehatan masyarakat lebih dihargai, tidak seperti
sebelumnya. Diagnosis, terapi dan promosi kesehatan mendominasi dalam sistem
perawatan kesehatan yang baru ini. Kematian pun terpinggirkan. Secara
intelektual kita semua tahu bahwa kita akan mati, namun secara emosional kita
mungkin menyangkal hal ini. Mungkin inilah alasan mengapa perawatan
kesehatan profesional selama bertahun-tahun gagal memberikan perawatan akhir-
kehidupan yang baik. Mati bukanlah sebuah gladi resik.
Di pertengahan abad ke-19, Dame Cicely Saunders dan koleganya
berkomitmen bahwa baik di negara ini dan di seluruh dunia, mereka menantang
sistem perawatan kesehatan penolakan kematian. Gerakan rumah perawatan telah
lahir. Perawatan paliatif diperhitungkan sebagai salah satu kisah kesuksesan besar
dalam perawatan kesehatan selama 40 tahun terakhir. Tantangan saat ini adalah
untuk terus mentransfer dan menanamkan apa yang telah berkembang di sektor
rumah perawatan menjadi Pelayanan Kesehatan Nasional (Ellershaw dan Murphy
2005).
Dokumen Membangun yang Terbaik: Pilihan responsif dan kesetaraan di
Pelayanan Kesehatan Nasional (Departemen Kesehatan atau DH 2003a)
menyoroti bahwa pasien dan pengasuh menginginkan untuk lebih peduli pada
akhir hidup mereka. Dalam laporan pemerintah yang baru-baru ini diterbitkan,
Kesehatan Kita, Perawatan Kita, Kata-kata Kita: Sebuah arah baru untuk layanan
masyarakat (DH 2006), terdapat pengakuan bahwa diperlukan lebih banyak
investasi dalam perawatan akhir masa hidup dan sebuah pernyataan untuk
mendukung hal sebelumnya yang relevan dengan peningkatan pengeluaran.
Pemerintah ada dalam jajaran direksi; tempat penyelenggaraan telah diatur;
penyediaan layanan perawatan paliatif berkualitas tinggi menugaskan setiap
perawatan kesehatan profesional bekerja di semua bidang perawatan kesehatan.
KEMATIAN DI MASYARAKAT
Perspektif Seajarah
Kemajuan dalam kesehatan masyarakat, seperti memahami pengendalian
infeksi, pentingnya air bersih, dan pengenalan imunisasi untuk semua, telah
menunjukkan bahwa sejak pertengahan kedua abad ke-20, kematian anak-anak
dan dewasa muda jarang terjadi. Saat ini sudah lebih dari 60 tahun sejak akhir
perang dunia ke-2. Di negara ini kita memiliki masyarakat yang kurang “berguna”
hingga mati daripada saat-saat sebelumnya. Sejajar dengan beberapa bagian dari
Eropa, Amerika Utara dan Australia, saat ini kematian lebih jarang dan tidak
terduga, dan lebih sering dikaitkan dengan penyakit kronis yang memiliki jangka
waktu yang lama (Clark, 2004)
Inisiatif politik dalam 20 tahun terakhir telah mendorong orang-orang
untuk lebih bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri, misalnya program
Promoting Better Health (1987) dan The Health of The Nation (1991).
Berdasarkan latar belakang ini dan fokus yang berkelanjutan pada promosi
kesehatan, ditambah dengan fokus media yang hampir obsesif terhadap ‘tubuh
cantik’, mungkin secara emosional sekarang ini lebih sulit daripada sebelumnya
dalam menerima kesehatan yang buruk dan kematian. Sebaliknya, efisiensi dari
media dapat membuat kita menyaksikan kematian yang kejam pada masyarakat
kita sendiri dan di seluruh dunia, terkadang dalam skala genosida (pembantaian
secara besar-besaran terhadap sekelompok suku bangsa dengan maksud
memusnahkan atau membuat punah bangsa tersebut). Kematian akibat kelaparan,
bencana alam, dan bencana yang diakibatkan oleh manusia juga biasanya menjadi
perhatian kita. Tidak mungkin membuat suatu pernyataan menyeluruh tentang apa
pengaruh dikotomi ini terhadap sikap setiap orang terhadap kematian.
Sosiolog telah mengomentari depersonalisasi dari kematian dalam
beberapa tahun. Mereka mengindentifikasi suatu proses dimana perawatan untuk
mereka yang sekarat dan mati telah diambil dari pihak keluarga dan teman-teman,
diserahkan ke pihak perawatan kesehatan profesional dan direktur pemakaman.
Dengan proses ini, adat berkabung telah hilang (Gorer 1955; Aries 1983; Walter
1994; Clark 2005b). Gorer (1955) menunjukkan awal dari kebiasaan berkabung
untuk Perang Dunia I, ketika besarnya jumlah kematian dan pentingnya dalam
menjaga upaya perang untuk menghambat berkabung atau berduka.
Perawatan Spiritual
Secara historis, perawatan rohani atau spiritual bagi mereka yang sekarat
merupakan hal yang sangat penting dan ini sering digambarkan dalam literatur
oleh para ulama, yang memiliki peran predominan di ranjang kematian. Peristiwa
Perang Dunia I telah mengurangi peran sipritual dalam kematian, menurut Walter
(1994). Dalam konteks agama Kristen, absolusi (pernyataan pengampunan atas
dosa pribadi kepada orang yang bertobat) dari dosa sebelum kematian
melambangkan spiritualitas. Siapa yang tidak akan membebaskan seorang prajurit
dalam keadaan sekarat yang mengerikan untuk negaranya? Ada perasaan yang
menampakkan rendah hati dan canggung. Dokter dan pekerja kesehatan
masyarakat telah menggantikan pendeta di samping tempat tidur mereka yang
sedang sekarat (Walter, 1994). Meskipun kami tahu bahwa spiritualitas seseorang
tidak harus ada dalam konteks agama, hal tersebut sudah diwakili oleh pendeta
dalam keadaan bermasyarakat.
Saat ini masyarakat sedang berhadapan dengan Victorian Romanticism
yang menggambarkan tentang kematian orang yang dicintainya sebagai penolakan
yang tak tertahankan. Pada abad ke-20 dilaporkan kematian terjadi setiap hari dan
disebarkan oleh media serta muncul artikel jurnal tentang kematian, juga
masyarakat yang sulit untuk berbicara tentang kesedihan mereka sendiri yang saat
ini tampak relevan seperti yang mereka lakukan saat itu.
Strateginya adalah:
• untuk mempromosikan peningkatan kualitas dan ketersediaan perawatan
paliatif untuk pasien dengan kanker, keluarga dan pengasuh mereka
• untuk mempromosikan perluasan perawatan paliatif kepada pasien dengan
kondisi mengancam jiwa lainnya, keluarga dan pengasuh mereka.
Ketentuan pelayanan perawatan spesialis paliatif saat ini, per Januari 2006 di
Inggris, Wales dan Irlandia Utara, adalah:
• 193 unit rawat inap spesialis menyediakan 2.774 tempat tidur, dimana 20%
tempat tidur pelayanan kesehatan masyarakat
• 295 layanan perawatan di rumah; saat ini gambaran ini akan mencakup layanan
konsultasi utama yang disampaikan oleh rumah perawatan atau tim perawatan
komunitas paliatif berbasis pelayanan kesehatan masyarakat dan perawatan
berkelanjutan yang diberikan di rumah pasien.
• 314 layanan berbasis rumah sakit
• 234 layanan penitipan anak
• 314 layanan dukungan berkabung.
PERSPEKTIF INTERNASIONAL
Tabel 1.1 Prevalensi gejala pada penyakit lanjut, berdasarkan tinjauan sistematis
terhadap 64 penelitian
Penyakit Penyakit
Gejala Cancer AIDS COPD
Jantung Ginjal
Nyeri 35-96 63-80 41-77 34-77 47-50
Depresi 3-77 10-82 9-36 37-71 5-60
Cemas 13-79 8-34 49 51-75 39-70
Bingung 6-93 30-65 18-32 18-33 ?
Lelah 32-90 54-85 69-82 68-80 73-87
Sesak napas 10-70 11-62 60-88 90-95 11-62
Insomnia 9-69 72 36-48 55-65 31-71
Mual 6-68 43-49 17-48 ? 30-43
Konstipasi 23-65 34-35 38-42 27-44 29-70
Diare 3-29 30-90 12 ? 21
Anoreksia 30-92 51 21-41 35-67 25-64
Dari Solano dkk. (2006). Direproduksi dengan izin dan bantuan dari para
penulis. AIDS, sindrom defisiensi defisiensi didapat; COPD, penyakit paru
obstruktif kronik.
Hospis atau perawatan paliatif telah diidentifikasi sebagai sarana yang
relatif murah dan efektif untuk memenuhi kebutuhan orang-orang yang mendekati
akhir hidup mereka, dengan demikian memastikan bahwa mereka tidak menderita
secara tidak perlu.
Kasus Uganda menunjukkan bahwa perawatan paliatif bukan hanya untuk
negara-negara industri kaya. Uganda adalah negara Afrika pertama yang
melakukan perawatan paliatif untuk orang dengan AIDS dan kanker
bagian dari rencana kesehatan nasionalnya (2000-2005). Kebijakan
nasional yang jelas telah ditetapkan, dengan pendidikan yang sesuai bagi
para profesional kesehatan di semua tingkatan. Morfin yang terjangkau
telah tersedia dengan mudah di negara ini.
Help The Hospices (2005, p 19)
Peran Pemerintah
Peran pemerintah dalam mengembangkan dan mempromosikan
perawatan paliatif sangat penting. Hospice dan asosiasi perawatan paliatif dari
seluruh dunia menyusun Deklarasi tentang Hospis dan Perawatan Paliatif pada
Maret 2005, yang meminta pemerintah untuk mengambil 15 tindakan, termasuk
yang berikut:
• Sertakan perawatan rumah dan perawatan paliatif sebagai bagian dari semua
kebijakan kesehatan pemerintah, seperti yang direkomendasikan oleh WHO.
• Buat akses ke rumah perawatan dan perawatan paliatif hak asasi manusia.
• Menyediakan sumber daya untuk program dan layanan perawatan rumah sakit
dan paliatif.
• Buat obat-obatan yang diperlukan, termasuk morfin yang terjangkau kepada
yang paling miskin.
www.wwpca.net
Komunitas global harus bertindak sekarang untuk menghadapi tantangan
besar dalam memberikan perawatan paliatif bagi semua yang membutuhkannya.
Untuk memastikan bahwa penderitaan di akhir kehidupan tidak terelakkan,
biarkan masing-masing dari kita memainkan bagian kita. Kita semua memberi
manfaat.
Help The Hospices (2005, hal 26)
DEFINISI
Kesehatan
Definisi kesehatan mencakup konsep 'kematian sehat'. Dia menyatakan
bahwa 'kesehatan menunjuk kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan
yang berubah, tumbuh dan menua, untuk penyembuhan ketika rusak, menderita
dan harapan damai kematian. Ini juga mencakup masa depan dan karena itu
termasuk penderitaan dan sumber daya batin untuk hidup dengannya '(Illich
1975). Melihat kesehatan sebagai proses adaptasi, bukan sekadar tidak adanya
penyakit, dapat menciptakan pendekatan yang bermanfaat untuk perawatan
paliatif. Penekanannya adalah pada dukungan orang-orang dalam adaptasi mereka
dan membantu mereka untuk tetap mengendalikan pengalaman penyakit mereka
selama mungkin (Buckley 2002a).
Perawatan paliatif
Mungkin definisi yang paling banyak dikutip tentang perawatan paliatif
adalah yang diterbitkan oleh Institut Nasional untuk Kesehatan dan Keunggulan
Klinis (NICE), yang sangat membebani NCHSPC (1995). Ini adalah sebagai
berikut:
Perawatan paliatif adalah perawatan holistik aktif pasien dengan penyakit
progresif lanjut. Manajemen rasa sakit dan gejala lainnya dan penyediaan
dukungan psikologis, sosial dan spiritual adalah yang terpenting. Tujuan
perawatan paliatif adalah kualitas hidup terbaik bagi pasien dan keluarga
mereka. NICE (2004b, p 20).
Definisi ini dengan cepat menjadi diakui sesuai untuk perawatan pasien dengan
kondisi yang mengancam jiwa / jangka panjang.
Definisi, sebagaimana dikutip di sini, dapat membawa saran implisit
tentang ketidakberdayaan. Tidak ada saran nyata dari kontribusi yang mungkin
dilakukan oleh orang jahat dan teman-teman dan kerabat mereka terhadap
manajemen penyakit mereka. Namun, dalam manual NICE (2004b), ada saran
seperti itu. Ini menyatakan, misalnya, bahwa 'pasien, keluarga dan pengasuh
lainnya harus memainkan peran sentral dalam membuat keputusan tentang
perawatan yang mereka terima' (NICE 2004b, p 21) dan 'pemberdayaan pengguna
oleh karena itu harus mendukung perawatan pendukung dan paliatif yang baik'
(NICE 2004b, p 21). Definisi ini juga diberikan dalam NCPC (2005b). Namun,
seperti dalam panduan NICE, dokumen ini terus menjelaskan peran yang lebih
aktif untuk pasien.
Holisme
Meningkatnya penggunaan kata holisme juga menjadi perhatian. Ini
adalah kata yang tertanam dalam teori keperawatan, misalnya dalam filosofi
perawatan, kurikulum dan tulisan. Analisis literatur menunjukkan bahwa
kemunculannya sebagai sebuah ideal dirusak oleh kurangnya definisi yang jelas
(Smart 2005). Dalam banyak hal, hal itu tampaknya berarti pertimbangan
keseluruhan, yaitu psikologis, sosial dan spiritual, serta fisik. Dalam disiplin terapi
komplementer, jantung holisme dilihat sebagai pendukung orang dalam
memanfaatkan sumber daya batin mereka sendiri; dengan demikian pasien adalah
ahli pada diri mereka sendiri (Daniel 2001b). Suatu definisi harus memiliki tujuan
dan kejelasan; termasuk kata holisme memiliki potensi untuk menghambatnya.
Dengan mengadopsi definisi yang mengandung kata-kata holisme,
psikologis, sosial, spiritual dan fisik, terutama dengan pengertian yang kurang
jelas tentang arti holisme, kita berada dalam bahaya untuk mengganggu dan
mengendalikan beberapa pasien kami. Holisme dan alatnya, perawatan paliatif
individual, telah memberi kami izin untuk mengupas lapisan bawang yang dirawat
pasien, tetapi mungkin kami tidak selalu membutuhkan untuk melakukannya
karena pengetahuan yang kita peroleh mungkin tidak diperlukan untuk perawatan
seorang pasien dan mungkin memiliki biaya untuk mereka sebagai pribadi (Smart
2005).
Ini bukan untuk mendevaluasi filosofi pendekatan yang mencakup
pemahaman persepsi dan perasaan pasien, dan mendukung gaya koping mereka.
Juga tidak mendevaluasi gagasan mendukung kebutuhan fisik, psikologis, sosial,
dan spiritual. Sangat mudah untuk mengenali bahwa tidak semua orang
menginginkan atau membutuhkan pendekatan penuh ini.
Sebuah definisi alternatif yang disajikan di sini adalah:
Tujuan perawatan paliatif adalah untuk mendukung pasien, keluarga dan
teman-teman mereka dalam beradaptasi untuk merangkul harapan damai
terhadap kematian. Untuk ini, keterampilan penilaian ahli sangat penting.
Kontrol rasa sakit dan gejala sulit adalah prioritas. Dukungan ahli harus
ditawarkan di mana diperlukan dan diinginkan di semua bidang, fisik,
psikologis, sosial dan spiritual. Tujuan perawatan paliatif adalah
pencapaian kualitas hidup terbaik untuk pasien, keluarga dan teman-teman
mereka dan penciptaan kenangan berharga di lintasan yang sekarat.
Perawatan Terminal
Telah disarankan bahwa penggunaan kata 'paliatif' telah menggantikan
kata 'terminal' dan ini dapat menjadi indikasi dari masyarakat yang menolak
kematian (Praill 2000). Mungkin itu lebih menunjukkan evolusi layanan paliatif
daripada substitusi kata-kata. 'Perawatan Terminal' adalah istilah yang digunakan
dalam perawatan paliatif. Ini mengacu pada suatu periode ketika, meskipun upaya
terbaik pasien, perawat, teman, kerabat dan tim multidisiplin, gejala menjadi lebih
sulit untuk dikelola. Biasanya ini digembar-gemborkan oleh hilangnya energi,
tidak tertarik untuk makan, dan beberapa penarikan psikologis dari keluarga dan
teman. Onset dan durasi periode ini sama uniknya dengan setiap manusia.
Memang, beberapa orang tidak memiliki 'fase terminal' baik sebagai akibat dari
kejadian akut atau karena mereka tidak mengalaminya. Ini adalah periode yang
penting untuk dikenali. Terkadang pendekatan paliatif, mis. makanan kecil yang
menggugah selera, olahraga yang dikelola dan mengatur kegiatan yang
diantisipasi yang menyenangkan, dapat menjadi beban bagi pasien. Mereka
mungkin tidak ingin meredam antusiasme teman, kerabat, dan profesional dalam
upaya mereka untuk peduli. Saudara dan teman mungkin membutuhkan dukungan
tambahan saat ini. Ketika orang yang dicintai tidak lagi ingin makan, misalnya,
mereka mungkin perlu bantuan untuk memahami hal ini. Mempersiapkan
makanan berarti memupuk dan makan sering merupakan acara yang saling
menguntungkan. Melepaskan ini mungkin terasa seperti menarik cinta dan
persahabatan di tingkat tertentu.
Perawatan Suportif
Istilah 'perawatan suportif' baru-baru ini tetapi sekarang telah ditetapkan
secara tegas dalam agenda perawatan kesehatan, sebagian besar sebagai hasil dari
panduan NICE (2004b) Meningkatkan Dukungan dan Perawatan Paliatif untuk
Orang Dewasa dengan Kanker, dan publikasi yang menyertainya Perawatan
Suportif dan Paliatif : Bukti penelitian (NICE 2004a). Perawatan suportif di masa
lalu telah sedikit demi sedikit dan tambal sulam dan masih ada. Diharapkan bahwa
20 rekomendasi utama dari manual NICE (2004b) dapat mulai memperbaiki ini,
tidak hanya untuk pasien kanker, kerabat dan teman-teman mereka, tetapi untuk
semua yang menghadapi penyakit progresif.
Definisi perawatan suportif yang dikutip di sini adalah dari manual NICE
(2004b) dan telah diadopsi oleh NCPC (2005b): Perawatan suportif membantu
pasien dan keluarga mereka untuk mengatasi kanker dan perawatannya dari
diagnosis pra, melalui proses diagnostik dan pengobatan, untuk menyembuhkan,
penyakit berlanjut atau kematian dan kehilangan. Ini membantu pasien untuk
memaksimalkan manfaat pengobatan untuk hidup dan berkorelasi sebaik mungkin
dengan efek penyakit. Ini diberikan prioritas yang sama bersamaan dengan
diagnosis dan pengobatan. Perawatan suportif harus sepenuhnya terintegrasi
dengan diagnosis dan pengobatan. Ini meliputi:
• Bantuan dan dukungan mandiri
• Keterlibatan pengguna
• Pemberian informasi
• Dukungan psikologis
• Kontrol gejala
• Rehabilitasi
• Terapi komplementer
• Dukungan spiritual
• Akhir perawatan kehilangan dahaga.
Tiga inisiatif koordinasi nasional yang menarik - Kerangka Standar
Emas, dokumen Tempat Perawatan yang Dipilih dan Jalur Perawatan Liverpool -
merupakan bagian penting dari pendekatan perawatan suportif dan paliatif di
Inggris. The NHS End-of-Life Care Program telah ditetapkan untuk
mempromosikan penyebaran ketiga kerangka kerja ini ke populasi kanker dan
non-kanker.
BUDAYA
Dokter
Dokter Barat secara tradisional bekerja dalam kerangka filosofis yang
kuatpada curing. Ketika membuat keputusan tentang perawatan aktif dalam
menghadapi kesia-siaan,pengalaman mendukung mengabaikan bukti kuat. Dokter
dapat beroperasi secara tingkatemosionaldan melanjutkan perawatan yang sia-sia.
Konsekuensi untuk pasien, kerabatdan teman-teman jauh jangkauannya. Pada
dasarnya, karena prosedur yang menyakitkan invasif,mereka diambil saat-saat
terakhir mereka bersama. Ini tidak bisa dibatalkan. momen Sedihmenggantikan
yang berpotensi berharga.
Perawat
Perawat bekerja dalam kerangka filosofis peduli. Mereka sering 'masuk
ke dalam diri mereka sendiri saat pasien tidak dapat disembuhkan. Saya
mendengar seorang dokter berbicara lembut dengan seorang wanitalansiayang
mengalami infeksi dada agresif. Dia secara sensitif menjelaskanterapi antibiotik
bisa menjadi pilihan. Dia mengerti. Dia menjawab bahwa dia punyaanak
perempuan dan tiga cucu yang mencintainya dan dia mencintai mereka dan hidup.
Diameresepkan antibiotik. Percakapan dengan pasien dirangsang olehperawat
yang menasihatinya untuk tidak meresepkan. Staf perawat sangat
mengecamnyamengetahui bahwa dia telah berbicara dengan pasien. Menurut
mereka, dia cukupmenderita. Kerangka filosofis perawatan mereka dalam contoh
ini salah arah danmenciptakan ketegangan yang tidak perlu. Ini menimbulkan
pertanyaan tentang bagaimana hal itu mungkin terjadihubungan mereka dengan
pasien.
Terapis
Mempertahankan kemandirian ketika penyakit berkembang dapat identik
denganmempertahankan harapan (Buckley dan Herth 2004). Fisioterapis, terapis
okupasidan ahli terapi bicara dan bahasa memiliki peran penting dalam hal aspek
perawatan.
Perspektif historis
Seseorang dapat mengatakan bahwa perawatan paliatif seperti yang kita
kenal saat ini telah dibentuk di sekitar keterlibatan pasien, misalnya pemberian
morfin secara teratur adalah hasil dari penelitian ekstensif oleh Dame Cicely
Saunders (2006a), di mana dia menganalisis 900 catatan dan merekam cerita
pasien tentang rasa sakit dan respons terhadap pereda nyeri. Seorang dokter
mengatakan kepadanya di sebuah simposium pada tahun 1963, "Saya selalu
berpikir bahwa memberi secara teratur adalah jawabannya". 'Pasien' suara telah
memberikan jawabannya '(Saunders 2006a, p 6), adalah jawaban Dame Cecily.
Inisiatif kontemporer
Di St Christopher, dua kelompok pasien telah dibentuk: satu untuk pasien
berbasis bangsal dan satu untuk pasien berbasis rumahan. Proyek Beacon di
Brighton, yang menyediakan layanan untuk orang dengan HIV dan AIDS,
memiliki forum pengguna sehingga pengguna layanan terlibat di semua tahap
layanan yang disediakan di sana (Munroe dan Oliviere, 2003). Ini hanyalah dua
contoh praktik.
Mungkin dirasakan bahwa keterlibatan pengguna dalam perawatan
paliatif menyajikan tantangan khusus karena harapan hidup yang terbatas, dan
beberapa tim perawatan paliatif spesialis yang resisten untuk membentuk
kelompok pengguna. Munroe dan Oliviere (2003) memperingatkan terhadap jenis
stereotip ini. Seharusnya tidak diasumsikan bahwa, ketika pasien beralih dari
perawatan aktif ke perawatan paliatif, mereka tidak cukup baik untuk mengambil
bagian dalam aktivitas pengguna. Ini memiliki potensi untuk menciptakan
kesenjangan antara pasien dan staf, terutama jika pasien berasal dari daerah di
mana mereka memiliki keterlibatan pengguna aktif. Di Chichester, pasien terlibat
dalam perencanaan dan memberikan hari-hari belajar bagi para profesional
perawatan kesehatan. Ini masih dalam tahap awal tetapi sejauh ini terbukti
merupakan pengalaman belajar yang berharga.
Pengguna layanan perawatan paliatif sudah terlibat dalam berbagai
kegiatan: kelompok swadaya, kelompok pendidikan, forum konsultasi pengguna.
Tantangan untuk masa depan adalah untuk memperluas kegiatan ini dan
mengevaluasi efektivitas dalam hal dampak pada layanan dan pasien yang terlibat.
KESIMPULAN
Websites
www.helpthehospices.org.uk
www.ncpc.org.uk
For information on the Preferred Place of Care initiative contact
www.cancerlancashire.org. uk.
www.goldstandardsframework.nhs.uk
www.endofl ifecare.nhs.uk
www.who.int
DAFTAR PUSTAKA