Anda di halaman 1dari 17

Kelas B

LAPORAN PRAKTIKUM
Analisis Data Kategorik
Modul 2 : Analisis Tabel Kontingensi

Tanda Tangan
Nama Praktikan Nomor Mahasiswa Tanggal Kumpul Praktikan

Nisa Ummaroh F.S.


17611066 17 Oktober 2019

Tanda tangan
Nama Penilai Tanggal Koreksi Nilai
Asisten Dosen
Gifa Delyani Nursyafitri
Indah Kurnianda Ramadhani

Dr. Jaka Nugraha

JURUSAN STATISTIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
YOGYAKARTA
2019
Daftar Isi

Daftar Isi.................................................................................................................. 2
Daftar Gambar ......................................................................................................... 3
1 Pendahuluan .................................................................................................... 4
1.1 Pengertian Tabel Kontingensi .................................................................. 4
1.2 Pengertian Uji Independensi (Chi Square) ............................................... 4
2 Deskripsi Kerja................................................................................................ 6
2.1 Studi Kasus ............................................................................................... 6
2.2 Langkah Kerja .......................................................................................... 6
3 Pembahasan ................................................................................................... 11
4 Penutup.......................................................................................................... 16
4.1 Kesimpulan ............................................................................................. 16
5 Daftar Pustaka ............................................................................................... 17

2
Daftar Gambar

Gambar 2.1. Tampilan Awal SPSS ........................................................................ 6


Gambar 2.2. Input data studi kasus di SPSS ......................................................... 7
Gambar 2.3. Weight Cases… ................................................................................. 7
Gambar 2.4. Jendela weight cases......................................................................... 8
Gambar 2.5. Output weight cases .......................................................................... 8
Gambar 2.6. Descriptive Statistics ........................................................................ 8
Gambar 2.7. Jendela Crosstabs ............................................................................. 9
Gambar 2.8. Jendela Crosstabs : statistics ........................................................... 9
Gambar 2.9. output case processing summary ...................................................... 9
Gambar 2.10. output crosstabulation .................................................................. 10
Gambar 2.11. output chi-square tests .................................................................. 10
Gambar 3.1. Statistik uji ...................................................................................... 11
Gambar 3.2. Statistik uji ...................................................................................... 12
Gambar 3.3. Statistik uji ...................................................................................... 13
Gambar 3.4. Statistik uji ...................................................................................... 14

3
1 Pendahuluan

1.1 Pengertian Tabel Kontingensi

Tabel Kontingensi merupakan tabel yang digunakan untuk mengukur


hubungan (asosiasi) antara dua variabel kategorik dimana tabel tersebut
merangkum frekuensi bersama dari observasi pada setiap kategori variabel.
Misalkan n sampel diklasifikasikan secara silang berdasarkan dua atribut dalam
suatu tabel berukuran I x J, I merupakan kategori dari variabel X dan J merupakan
kategori dari variabel Y. Sel pada tabel mewakili kemungkinan IJ muncul. Bentuk
sederhana dari tabel kontongensi adalah tabel kontingesi 2 x 2 dengan format:

Sekumpulan data yang terdiri atas dua faktor atau dua variabel, faktor yang satu
terdiri atas b kategori dan lainnya terdiri atas k kategori, maka dapat dibuat suatu
tabel kontingensi berukuran b x k dengan b menyatakan baris dan k menyatakan
kolom. (statistik, 2011)

1.2 Pengertian Uji Independensi (Chi Square)

Chi Square disebut juga dengan Kai Kuadrat. Chi Square adalah salah satu
jenis uji komparatif non parametris yang dilakukan pada dua variabel, di mana skala
data kedua variabel adalah nominal. (Apabila dari 2 variabel, ada 1 variabel dengan
skala nominal maka dilakukan uji chi square dengan merujuk bahwa harus
digunakan uji pada derajat yang terendah). Uji chi square merupakan uji non
parametris yang paling banyak digunakan.

4
Namun perlu diketahui syarat-syarat uji ini adalah: frekuensi responden atau
sampel yang digunakan besar, sebab ada beberapa syarat di mana chi square dapat
digunakan yaitu:

1. Tidak ada cell dengan nilai frekuensi kenyataan atau disebut juga Actual
Count (F0) sebesar 0 (Nol).
2. Apabila bentuk tabel kontingensi 2 X 2, maka tidak boleh ada 1 cell saja
yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected
count (“Fh”) kurang dari 5.
3. Apabila bentuk tabel lebih dari 2 x 2, misak 2 x 3, maka jumlah cell
dengan frekuensi harapan yang kurang dari 5 tidak boleh lebih dari 20%.
(hidayat, 2012)

5
2 Deskripsi Kerja

2.1 Studi Kasus

Pada bab sebelumnya, praktikan telah menjelaskan beberapa pengertian dari


tabel kontingensi dan uji indepedensi (chi square).Pada bab ini praktikan akan
menyelesaikan studi kasus dengan menggunakan Software SPSS.
Berikut studi kasus lengkapnya :
1. Dari data yang terdapat pada modul halaman 24, kemudian buatlah tabel 4
x 2 x 2 x 5. Kemudian lakukan analisis uji independensi (Chi Square)
dengan menggunakan software SPSS.

2.2 Langkah Kerja

1. Langkah pertama, buka SPSS terlebih dahulu dengan cari shortcut SPSS pada
layar dekstop, atau masuk lewat tombol start, lalu pilih All programs, kemudian
pilih SPSS for windows. Berikut tampilan awalnya.

Gambar 2.1. Tampilan Awal SPSS


2. Setelah membuka SPSS, praktikan akan melakukan input data terlebih dahulu
dengan data yang ada pada modul. Berikut tampilannya pada Gambar 2.2.

6
Gambar 2.2. Input data studi kasus di SPSS

3. Selanjutnya, klik menu Data > Weight Cases… Berikut tampilannya pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3. Weight Cases…

4. Kemudian akan muncul tampilan jendela seperti berikut. klik kolom weight
cases by dan isi variabel frekuensi pada kolom frequency variable. Berikut
tampilan syntaksnya pada Gambar 2.4.

7
Gambar 2.4. Jendela weight cases

5. Klik OK dan akan muncul output seperti berikut pada Gambar 2.5.

Gambar 2.5. Output weight cases

6. Setelah ini praktikan akan melakukan statistika deskriptif dan uji independensi.
Klik Analyze > Descriptive Statistics > Crosstabs… .Berikut tampilannya pada
Gambar 2.6.

Gambar 2.6. Descriptive Statistics

7. Akan muncul jendela crosstabs. kolom Rows diisi dengan ukuran, kolom
Column diisi dengan Makanan_utama, dan layer 1 of 2 diisi dengan Sex, layer
2 of 2 diisi dengan Danau. Berikut tampilannya pada Gambar 2.7.

8
Gambar 2.7. Jendela Crosstabs

8. Masih pada jendela crosstabs, klik menu statistics dan akan muncul jendela
baru. Pada jendela ini beri centang kolom Chi-Square lalu klik Continue Berikut
tampilannya.

Gambar 2.8. Jendela Crosstabs : statistics

9. Terakhir, klik OK dan akan muncul output. Berikut praktikan tampilkan


beberapa output pada Gambar 2.9. , Gambar 2.10. , dan Gambar 2.11.

Gambar 2.9. output case processing summary

9
Gambar 2.10. output crosstabulation

Gambar 2.11. output chi-square tests

Begitulah langkah-langkah kerja dari membuat tabel kontingensi 4 x 2 x 2 x 5


menggunakan software SPSS serta melakukan uji independensi (chi square)
terhadap data tersebut.

10
3 Pembahasan

Pada bab ini, praktikan akan menjelaskan lebih rinci dari langkah-langkah
kerja yang sudah dilakukan serta menjelaskan output yang telah didapatkan dari
SPSS.
Sesuai dengan studi kasus praktikan akan melakukan uji independensi (chi-
square) terhadap data yang ada. Berikut uji independensi yang pertama yaitu untuk
danau hancock berdasarkan output yang didapatkan dari SPSS :
1. Uji Hipotesis untuk Danau Hancock.
 Hipotesis :

H0: Makanan utama independen dengan ukuran pada Danau Hancock dan
pada masing-masing sex

H1: Makanan utama tidak independen dengan ukuran pada Danau Hancock
dan pada masing-masing sex

 Tingkat signifikansi

α/2 = 0.05/2 = 0.025

 Daerah kritis

Asymp Sig. < α/2 maka Tolak H0

Asymp Sig. > α/2 maka Gagal tolak H0

 Statistik Uji

Asymp Sig. jantan =0.470 dan Asymp Sig. betina =0.268

Gambar 3.1. Statistik uji

11
 Keputusan
Karena nilai Asymp Sig.> α/2 yaitu jantan = 0.470 > 0.025 dan betina =
0.268 > 0.025 maka gagal tolak H0.
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dengan tingkat kepercayaan sebesar
95%, maka dapat disimpulkan bahwa makanan utama independen dengan
ukuran pada Danau Hancock dan pada masing-masing sex.

2. Uji Hipotesis untuk Danau Oklawa.


 Hipotesis :

H0: Makanan utama independen dengan ukuran pada Danau Oklawa dan
pada masing-masing sex

H1: Makanan utama tidak independen dengan ukuran pada Danau Oklawa
dan pada masing-masing sex

 Tingkat signifikansi

α/2 = 0.05/2 = 0.025

 Daerah kritis

Asymp Sig. < α/2 maka Tolak H0

Asymp Sig. > α/2 maka Gagal tolak H0

 Statistik Uji

Asymp Sig. jantan = 0.083 dan Asymp Sig. betina = 0.080

Gambar 3.2. Statistik uji

12
 Keputusan
Karena nilai Asymp Sig. > α/2 yaitu jantan = 0.083 > 0.025 dan betina =
0.080 > 0.025 maka gagal tolak H0.
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dengan tingkat kepercayaan sebesar
95%, maka dapat disimpulkan bahwa makanan utama independen dengan
ukuran pada Danau Oklawa dan pada masing-masing sex.

3. Uji Hipotesis untuk Danau Trafford.


 Hipotesis :

H0: Makanan utama independen dengan ukuran pada Danau Trafford dan
pada masing-masing sex

H1: Makanan utama tidak independen dengan ukuran pada Danau Trafford
dan pada masing-masing sex

 Tingkat signifikansi

α/2 = 0.05/2 = 0.025

 Daerah kritis

Asymp Sig. < α/2 maka Tolak H0

Asymp Sig. > α/2 maka Gagal tolak H0

 Statistik Uji

Asymp Sig. jantan = 0.186 dan Asymp Sig. betina = 0.785

Gambar 3.3. Statistik uji

13
 Keputusan
Karena nilai Asymp Sig. > α/2 yaitu jantan = 0.186 > 0.025 dan betina =
0.785 > 0.025 maka gagal tolak H0.
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dengan tingkat kepercayaan sebesar
95%, maka dapat disimpulkan bahwa makanan utama independen dengan
ukuran pada Danau Trafford dan pada masing-masing sex.

4. Uji Hipotesis untuk Danau George.


 Hipotesis :

H0: Makanan utama independen dengan ukuran pada Danau George dan
pada masing-masing sex

H1: Makanan utama tidak independen dengan ukuran pada Danau George
dan pada masing-masing sex

 Tingkat signifikansi

α/2 = 0.05/2 = 0.025

 Daerah kritis

Asymp Sig. < α/2 maka Tolak H0

Asymp Sig. > α/2 maka Gagal tolak H0

 Statistik Uji

Asymp Sig. jantan = 0.102 dan Asymp Sig. betina = 0.026

Gambar 3.4. Statistik uji

14
 Keputusan
Karena nilai Asymp Sig. > α/2 yaitu jantan = 0.102 > 0.025 dan betina =
0.026 > 0.025 maka gagal tolak H0.
 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengujian di atas, dengan tingkat kepercayaan sebesar
95%, maka dapat disimpulkan bahwa makanan utama independen dengan
ukuran pada Danau Trafford dan pada masing-masing sex.

15
4 Penutup

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji independensi (chi-square) yang sudah praktikan lakukan


pada software SPSS, diperoleh hasil bahwa makanan utama independen
terhadap ukuran pada keempat Danau (Danau Hancock, Oklawa, Trafford,
George) dan pada masing-masing sex.

16
5 Daftar Pustaka

hidayat, A. (2012). statistikian. Retrieved from


https://www.statistikian.com/2012/11/rumus-chi-
square.html#targetText=Chi%20Square%20adalah%20salah%20satu,uji%20pada
%20derajat%20yang%20terendah).

zona statistik. (2015). Retrieved from


http://zonastatistik.blogspot.com/2017/09/single-moving-average-double-
moving.html

17

Anda mungkin juga menyukai