Anda di halaman 1dari 43

YAKINLAH DOSAMU PASTI DIAMPUNI

RANGKUMAN BUKU

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan

Pondok Pesantren Muhammadiyah / Muhammadiyah Boarding School (MBS)


Sabilil Muttaqin

Pengarang : Insan Jamil Wa Jumilah

Dirangkum oleh: Sabilil Muttaqien

NIS : 05-115

PONDOK PESANTREN MUHAMMADIYAH


MUHAMMADIYAH BOARDING SCHOOL
SABILIL MUTTAQIEN
TAHUN PELAJARAN 2019-2020

Jln. Irigasi Gisting Bawah Kecamatan Gisting Kabupaten Tanggamus 35378


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PENGESAHAN

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
2. Tujuan Penulisan

BAB 2 PEMBAHASAN

BAB 3 KESIMPULAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang telah memberikan


karunianya dan hidayahnya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan
rangkuman ini dengan baik. Diajukannya rangkuman ini sebagai salah satu syarat
kelulusan Pondok Pesantren Muhammadiyah Sabilul Muttaqin.

Rangkuman yang hadir di hadapan para pembaca yang Budiman ini merupakan
rangkuman dari buku yang berjudul "UJIAN DAN COBAAN HIDUP"

Demikian pengantar ini kami buat merangkumnya dari bahwa rangkuman ini jauh
dari sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
diperlukan.

Semoga ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan khususnya dan semua pembaca
pada umumnya. Semoga Allah mengampuni dosa-dosa kita semua.
HALAMAN PENGESAHAN

Rangkuman ini disetujui dan diuji oleh tim penguji serta disahkan oleh Mudir
Pondok Pesantren Muhammadiyah atau Muhammadiyah Boarding School (MBS)
Sabillil Muttaqin Gisting

Yang disahkan pada tanggal : Gisting ……………………. 2019

Tim penguji:

1) …………………………….. (……………………)

2) …………………………….. (……………………)

3) …………………………….. (……………………)

Mengesahkan:

Mudirul Ma'had

Ust. Fadloil Marjuni, S.Pd


BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Di dalam kehidupan di dunia ini setiap orang mempunyai
permasalahan masing-masaing tanpa terkecuali. Permasalahan tersebut
dapat berupa ujian dan cobaan dalam hidup. Kita bahkan mengatakan
bahwa ujian dan cobaan merupakan teman yang mengiringi kita dalam
memberi suasana yang beragam dalam hidup ini. dan ada juga pepatah
yang mengatakan bahwa jika hidup tak punya ujian maka hidup terasa
hampa.
Yang memberikan ujian dan cobaan kepada kita yaitu Allah SWT.
Dia memberikan ujian kepada kita pasti mempunyai tujuan. Salah satu
tujuan yang paling jelas adalah untuk menguji keimanan kita kepada Allah
SWT. Seperti yang kita lihat di masyarakat kita, begitu banyak ujian dan
cobaan yang menimpa pada setiap manusia hanya kadarnya yang berbeda
satu sama lain. Banyak manusia yang justru diuji dengan cobaan malah
membuat keimanannya menjadi lemah, tapi ada juga yang diberi cobaan
malah membuat dirinya semakin tinggi keimanannya kepada Allah SWT.

B. Tujuan penulisan
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Ujian Dan Cobaan


Ujian oleh Allah diletakan pada suatu kata yang mengandung makna pada
rangkaian sebuah kalimat yang berarti : di uji sama dengan dites
kemampuannya untuk mendapat yang berarti : diuji itu sama dengan di tes
kemampuannya untuk mendapat derajat yang lebih tinggi dari sebelumnya.
Tentu ujian ini selalu berjalan disetiap alur kehidupan masyarakat yang
mempunyai keinginan untuk menjadi orang yang lebih baik dari
sebelumnya.

B. Kaidah – Kaidah Dan Metode Menghadapi Ujian Dan Cobaan


1. Mengetahui Bahwa Musibah Yang Menimpa Anda Berasal Dari Allah
Dan Bahwasanya Allah Menghendaki Dan Menginginkannya

Seorang mukmin adalah orang yang hatinya selalu menggantung kepada


Allah. Apabila bencana menimpa dirinya, niscaya dia akan mengingat
Allah dan mengetahui bahwa bencana yang menimpa dirinya itu berasal
dari sisi Allah. Sebelum atau sesudah terjadinya dan bahwasanya bencana
yang menimpanya itu berasal dari sisi Allah meskipun ia terjadi melalui
tangan parah makhluk misalnya, maka sesungguhnya yang membuat
bencana itu terjadi melalui tangan mereka adalah Allah.

Kemudian setan pun mulai menyebabkan rasa was-was prasangka


prasangka pada dirinya dan melempar kan perasaan khawatir dan
penyesalan pada hatinya. Apabila seorang hamba meyakini bahwa Allah
lah yang telah menakdirkan dan menginginkan bencana itu terjadi padanya
nya, maka hatinya akan merasa tentram, karena dia mengetahui bahwa
Allah maha bijaksana dan maha lemah lembut kepada siapa saja yang dia
kehendaki.
Ketahuilah, bencana yang menimpa Anda bukanlah suatu tindakan yang
serampangan, bukan juga untuk anda telah melakukan perbuatan demikian
dan demikian atau karena meninggalkan perbuatan demikian dan demikian
akan tetapi itu merupakan takdir dzat yang maha bijaksana dan Maha
Mengetahui, keinginan dan kehendak Allah. Dialah Allah subhanahu wa
taala yang maha suci yang telah melahirkan bencana tersebut menimpa
anda dan menurunkan malapetaka tersebut kepada anda.

2. Mengetahui Bahwa Ujian Dan Cobaan Adalah Ketetapan Allah Atas


Makhluknya Yang Harus Ditempuh

Dari Surat Al-Imran 142 yang artinya:

" Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk surga padahal belum
nyata bagi Allah orang-orang lihat di antara dan belum nyata orang-
orang sabar"

Syaikh Abdurrahman Bin Nashir As Sa'di berkata tentang ayat ini, " zat
yang maha suci dan Maha Tinggi mengabarkan bahwasanya dia harus
menguji hamba dengan kesenangan, kesengsaraan, dan kesulitan,
sebagaimana dia telah mengucapkan hal itu kepada orang-orang mereka.
Ini adalah ketetapan Allah yang senantiasa berlaku, yang tidak akan
berubah dan tidak pula berganti, bahwa barangsiapa yang menegakkan
agama dan syariatnya, pasti dia akan mengujinya.
Apabila anda mengetahui dengan yakin bahwasanya ujian dan cobaan itu
harus terjadi, dan bahwa ia merupakan ketetapan Allah yang berlaku pada
diri Anda dan selain anda dari kalangan orang-orang yang beriman,
niscaya malapetaka itu akan terasa ringan atas anda, dan anda akan
mendapatkan bahwa diri Anda berada pada kebaikan yang amat besar,
selama anda dicoba Di mana tidaklah cobaan itu akan menambahkan
kepada anda melainkan keteguhan kepada agama dan Tuhan anda.

3. Cobaan yang menimpa anda telah ditakdirkan yang telah disempurnakan

Dari surat Al Hadid Ayat 22 Allah SWT berfirman yang artinya " tidak
ada suatu bencana yang menimpa di bumi dan tidak pula yang menimpa
diri kalian, kecuali (semuanya) telah tertulis dalam kitab (lauh Mahfuzh)
sebelum kami mewujudkannya. Sesungguhnya yang demikian itu bagi
Allah adalah suatu yang mudah"

Dan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang artinya "Allah


telah menulis takdir takdir semua makhluk lima puluh ribu tahun sebelum
dia menciptakan langit dan bumi"

Apabila anda telah merasa bahwa musibah yang menimpa anda telah Allah
Tuliskan dan tetapkan kejadiannya atas diri Anda, saya jiwa Anda akan
merasa tenang dan hati anda akan merasa lapang dan tidak akan
menyisakan tempat bagi kegelisahan dan kekuatiran (di hati anda). Untuk
itulah, rasakanlah kehadiran kaidah ini, renungkan dan tanamkanlah di
dalam hati anda, supaya Anda dapat melihat hasil yang menakjubkan,
dengan seizin Allah.

Sesungguhnya keyakinan ini benar-benar mencabut segala fenomena


ketakutan dari hati yang dimak murkanya dan pemiliknya untuk
memerangi orang-orang dan para thaghut tanpa harus memperhitungkan
sarana-sarana dan metode-metode dengan perhitungan apapun. Mengapa
dia harus menyibukkan diri dengan perhitungan mereka, sementara Allah
yang menciptakan dan menciptakan mereka telah menjamin untuk
memenuhi Rizki dan ajalnya ? Dan kenapa dia meski takut, sementara dia
telah mengetahui bahwa ketentuan yang telah ditakdirkan itu telah ditulis
untuknya sebelum menciptakan langit dan bumi, dan pasti akan
menimpanya, tidak akan Bisa dihindarkan, sedangkan ketentuan yang
tidak ditakdirkan untuk nya, niscaya tidak akan pernah menimpanya
selama-lamanya

4. Mengetahui bahwa takdir yang menimpa anda, tidak akan Bisa


dihindarkan selama-lamanya.

Syaikh muhammad bin Salih al utsaimin, berkata tak kala mensyarah


perkataan ubadah, " hingga engkau berilmu bahwa apa saja yang
menimpa dirimu, percaya ia tidak akan meleset darimu" beliau berkata,
kalimat diatas mengandung salah satu dari dua makna atau mengandung
kedua-duanya;

Pertama, bawa makna " apa saja yang menimpa dirimu", maksudnya
adalah apa saja yang telah Allah takdirkan menimpamu. Allah
menyebutkan "takdir" dengan ungkapan " menimpa", karena apa yang
telah Allah takdirkan pasti akan terjadi, apa saja yang telah Allah
takdirkan menimpamu, itu tidak akan meleset darimu, meskipun berbagai
sebab dan sarana telah engkau upayakan.

Kedua, " apa saja yang menimpa dirimu "; maka janganlah kamu berpikir
bahwa itu akan meleset darimu. Janganlah kamu mengatakan 'kalau
sekiranya Aku melakukan begini, contoh tidak terjadi begini', makan sama
perkiraan yang kamu asumsikan semuanya adalah perkiraan keputusasaan
yang tidak akan menghasilkan pengaruh apapun.

Apa yang Allah telah menimpa seorang hamba, maka itu pasti akan
menimpanya, dan tidak akan mungkin meleset darinya.
Maka apabila engkau beriman dengan keimanan seperti ini, hidayah
engkau merasakan kelezatan iman, karena engkau merasa tenang dan
berilmu bahwa takdir pasti akan terjadi sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan atasnya, dan itu tidak berubah selama-lamanya.

Maka Yakinlah dengan saya yakin yakin bahwa apa saja yang menimpa
dirimu di saya tidak akan meleset darimu meskipun berbagai sebab dan
karena telah anda upayakan.

Tinggalkan semua perkiraan maupun prediksi, jangan anda katakan "


sekiranya atau tidak melakukan begini niscaya perkara ini tidak akan
terjadi" semua itu adalah perkiraan dan prediksi yang keliru, karena
bukanlah dalam jangkauan kemampuan dan kesanggupan anda untuk
menghindar dari takdir selama-lamanya dan takdir Allah itu tidak akan
meleset darimu.

Sesungguhnya seseorang yang merasakan nikmat dengan keyakinan pada


takdir, dan mengetahui bahwa apa saja yang menimpanya tidak akan
meleset darinya selama-lamanya, serta bukanlah dalam jangkauan
kemampuan dan kesanggupan nya untuk menghindar dari takdir, maka dia
akan hidup dalam keridhoan ketenangan. Dan dengan seijin Allah,
berbagai bentuk cobaan dan ujian tidak mempengaruhinya.

Apabila pada hati seorang hamba tertancap kuat keyakinan bahwasanya


apa saja yang menimpanya, maka dia tidak akan dapat menghindarinya
selama-lamanya, niscaya malapetaka, ujian dan cobaan tidak akan
menggoncangkan nya.
5. Mengetahui bahwa ketetapan Allah dibangun berdasarkan keadilan yang
paripurna dan ilmu yang universal

Barangsiapa yang keadaannya seperti ini maka dia akan tunduk dan patuh
pada ketetapan yang diperkuat oleh Yang Maha Agung kemuliaannya

Allah SWT berfirman

" dan pada sisi Allahlah kunci-kunci yang gaib; tidak ada yang
mengetahuinya kecuali dia. Tidak ada sehelai daunpun yang gugur,
kecuali dia mengetahuinya, tidak ada sebutir biji pun dalam kegelapan
bumi dan tidak pula sesuatu yang basah atau yang kering, kecuali tertulis
dalam kitab yang nyata (lauh mahfuzh)." (al An'am: 59)

Apabila Allah mempunyai ilmu yang universal dan keadilan yang merata
sesuai dengan apa yang telah disebutkan dalam ayat ayat terdahulu, maka
kita harus tunduk kepadanya dengan ketundukan yang menyeluruh
terhadap apa yang dia perbuat pada zakatnya dan perbuatannya terhadap
ciptaannya, kita harus bersikap sopan kepada-Nya dan memprotes takdir
takdirnya, yang akan menyeret diri kita kepada kehancuran karena
kebodohan dan kemalangan kita.

Sebagaimana Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda yang


artinya " hukummu berlaku kepadaku dan keputusanmu adil terhadapku"
Inilah rangkuman dari kelima kaidah terdahulu, karena status unsurnya
sangat mirip dan berdekatan:

1) Ketahuilah bahwa apa yang menimpa anda itu berasal dari sisi Allah
dan bahwa Allah lah yang menghendaki turunnya musibah tersebut
kepada dirimu
2) Sesungguhnya cobaan dan ujian untuk orang-orang iman adalah
sebuah ketetapan yang mesti berlaku
3) Ketahuilah, bahwa bencana yang menimpa anda benar-benar
takdirkan oleh Allah dan dituliskan untuk Anda lima puluh ribu tahun
sebelum penciptaan langit dan bumi
4) Sesungguhnya bencana yang menimpa Anda bukanlah dalam
jangkauan kemampuan dan kesanggupan mu untuk menghindarinya
selama-lamanya dan tidak ada mungkin meleset dari anda
5) Ketahuilah, bahwa takdir Allah itu adil pada diri Anda, dan allah
tidaklah menjolimi seorangpun dan Bahwasanya Allah telah
mengetahui kemaslahatan bagi anda bandingkan anda sendiri

6. Mengetahui bahwa semua bencana menjadi penghapus kesalahan


kesalahan dan dosa-dosa anda:

Dari Abu Hurairah r.a, dia berkata rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam
bersabda yang artinya

" sesungguhnya selamat cobaan yang menimpa pada seorang laki-laki


wanita beriman (yang sabar), pada diri, anak, dan hartanya, sampai
akhirnya dia berjumpa dengan Allah (yakni mati) dalam kondisi tidak
membawa satu kesalahan pun. “

Maka rasakanlah Wahai orang mukmin yang sedang dicoba bahwa Allah
meringankan dosa-dosa dari dirimu mu, menghapuskan kekeliruan-
kekeliruan dan kesalahan-kesalahan dirimu. Ini adalah nikmat yang sangat
besar dan menuntut kita untuk memuji Allah dan bersyukur.
7. Mengetahui bahwa ujian dan cobaan merupakan bukti cinta Allah kepada
anda

Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda :

" sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung dengan besarnya ujian.


Sesungguhnya Allah bila mencintai suatu kaum, dia pasti menguji mereka.
Barang siapa Ridho, maka dia akan mendapatkan Ridha Allah, namun
barangsiapa murka, maka dia akan mendapatkan murka Allah" (Hadist
Riwayat At Tirmidzi)

Suatu bencana itu bukanlah disebabkan oleh peranan hamba allah akan
tetapi karena pilihan Allah untuknya dan cintanya kepadanya, karena
Allah mengujinya agar dapat memilihnya dan mengutamakannya.

Dari Abu Hurairah dari Abu Hurairah r.a dia berkata Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda

" barangsiapa yang Allah menghendaki kebaikan kepadanya, maka dia


akan menimpakan cobaan kepadanya" (Hadits Riwayat Shahih Al-
Bukhari)

Ibnu Hajar berkata " abu ubaid al-harwi berkata,' maknanya adalah Allah
menguji dengan berbagai musibah untuk memberikannya pahala atas
kesabarannya.' yang lain berkata ' allah mengarahkan suatu cobaan dan
ujian kepadanya nya, sehingga ia menimpanya"
8. Mengetahui bahwa bersedih dengan masa lalu tidak akan memberikan
manfaat, karena apa yang telah berlalu tidak akan pernah kembali.

Kesedihan adalah perasaan pilu pada sesuatu yang telah terjadi dan telah
berlalu.

Lalu apa faedah bersedih hati bila kesedihan itu tidak dapat
menghilangkan bencana, tidak dapat menolaknya, dan juga tidak dapat
meringankan nya, bahkan sebaliknya akan menambah kesedihan itu
sendiri dan menggoreskan luka dan duka cita di lubuk hati. Apa untungnya
bersedih hati atas perkara yang telah berlalu yang takkan kembali dan
terulang lagi sedangkan tidak ada seorangpun dapat mengembalikannya

Janganlah bersedih hati atas bencana yang telah berlalu dan berakhir dan
jangan pula berdukacita dan murka atas apa yang telah terjadi dan selesai.
Ketahuilah bahwa kamu hanya akan menambahkan kesedihan dan
penyesalan.

Apabila kesedihan anda karena kekeliruan kekeliruan dan kegagalan


kegagalan yang menimpa anda, apakah Anda dimaafkan atas apa yang
telah berlalu dan telah selesai, sesungguhnya ia telah ditulis untuk anda,
dan Sesungguhnya ia akan menimpa Anda disebabkan takdir Allah, maka
sudahilah kesedihan kesedihan anda.

Untuk menghilangkan kesedihan ini, anda memiliki Jalan solusi lain, yaitu
dengan cara memperbaiki masa sekarang, dan bertekad memperbaiki diri
pada masa depan, maka setiap kali anda memperbaiki diri pada masa
sekarang anda ini, bakal lah kesedihan atas masa lampau yang memilukan
dengan izin Allah.

Apabila kesedihan anda atas Masa lalu itu disebabkan penderitaan dan
malapetaka yang menimpa anda, maka demikian itulah yang telah
ditakdirkan lagi di Tuliskan untuk anda. Maka anda harus mengetahui
bahwa Allah SWT maha bijaksana dan maha lemah lembut, dia tidak akan
menggelengkan bencana atas diri Anda dan juga tidak menjadikannya
kekal selama-lamanya, untuk itulah Anda harus mengharapkan darinya
supaya menjadi kan diri Anda ke lapangan, kenikmatan, keselamatan, dan
kesehatan, sebagaimana anda telah bersabar atas musibah yang menimpa
Anda pada masa lalu, bakalan Ucapkanlah kesedihan atas musibah yang
telah berlalu dan berharaplah keselamatan dan kebahagiaan pada umur
yang akan anda di masa depan.

9. Mengetahui bahwa murka terhadap ketetapan takdir itu memudaratkan


anda dan tidak memberikan Anda manfaat

Merasakan kepedihan untuk musibah-musibah dan kegagalan-kegagalan


yang terjadi dan telah selesai pada masa lalu. Adapun perbuatan mereka
adalah berkeluh kesah disebabkan bencana yang menimpa, merasa berat,
tidak sabar, atau tidak Ridho dengannya.

Maka orang yang murka apabila tertimpa ketetapan yang dibencinya, akan
mengeluhkannya, tidak sabar atau tidak rela terhadapnya, dan tidak merasa
bahwasanya takdir itu berasal dari sisi Allah; dan bahwa ia lebih baik bagi
dirinya, dan lain-lainnya, akan tetapi sebaliknya ia berkeluh kesah dan
merasa Pedih. Harapan untuknya kebaikan di masa depannya, tidak pula
ketenangan pada masanya sekarang ini ini, karena dia tidak bersabar dan
tidak pula Ridho dengan qada dan qadar Allah.

Hadis riwayat At Tirmidzi, rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam


bersabda, yang artinya " sesungguhnya apabila Allah mencintai suatu
kaum, dia pasti menguji mereka. Barangsiapa yang Ridha maka dia akan
mendapatkan ridho Allah, dan barangsiapa yang murka, maka dia akan
mendapatkan murka Allah."
Berikut ini adalah rangkuman dari beberapa bahaya dan murka:

 Sesungguhnya Bila seorang hamba marah terhadap takdir maka akan


bertambah lah kegundahan, kegelisahan, dan kesedihannya.
 Sesungguhnya kemerdekaan akan membukakan gerbang keputusasaan
bagi manusia, sekaligus menutup di hadapannya gerbang harapan dan
gambaran keadaan orang yang berputus asa bagaimana kejadian yang
menimpanya.
 Bilamana seorang hamba marah terhadap takdir, maka Tuhannya akan
murka kepadanya. Apabila Tuhannya murka kepadanya, maka
keberuntungan apakah yang bisa diharapkan untuknya setelah itu.
 Apabila seseorang marah terhadap suatu musibah, niscaya
bertambahlah kepedihan musibah yang menimpanya, sementara
amarah itu sendiri dia dapat sedikitpun meringankan kepedihan
musibahnya.
 Apabila seorang insan marah terhadap suatu musibah, maka tidak bisa
diharapkan untuknya kesudahan yang baik setelah masa lalunya
musibah tersebut, dan dia tidak pula dapat memetik buah-buah
musibah yang dapat dipetik oleh orang-orang sabar ya itu yang
mengharapkan pahala dan Ridho kepada Allah.

10. Harus Ridho kepada Allah terhadap musibah yang ditimpakan Nya kepada
anda

Janganlah Anda marah terhadap suatu musibah yang menimpa anda, akan
tetapi ridholah kepada Allah terhadap suatu musibah yang diperintahkan-
nya kepadamu dan tunduk patuh kepadanya bahkan bergembiralah dengan
peraturan Allah untukmu. Bagaimana mungkin seorang hamba tidak
bergembira dan Ridho dengan qada dan qadar Allah, sementara dia
mengetahui bahwa Allah memilihkan untuk dirinya sesuatu yang paling
baik dan mengiring sesuatu kebaikan kepadanya, meskipun didalamnya
terdapat kesukaran dan kepedihan sebagai rahmat dan kelembutan dariNya.
Ibnu Mas'ud berkata " sesungguhnya Allah dengan keadilan dan
kebijaksanaannya menjadikan kesenangan dan ketenangan terletak pada
keyakinan dan keridhaan, dan menjadikan kegundahan dan kesedihan
terletak pada tab imbangan yang amarah. Maka orang yang Ridha adalah
orang yang tidak angan-angan selain apa yang ada pada dirinya dari
kesempitan dan kelapangan.”

Kericuhan akan membuahkan Kegembiraan hati terhadap sesuatu yang


ditakdirkan pada semua urusan; kepuasan dan kedamaian jiwa pada setiap
keadaan; ketenangan hati pada setiap yang menakutkan dan
menggelisahkan dari urusan-urusan dunia dan dengan ditolaknya sifat
qana'ah; menceriakan hati dengan jatah bagiannya dari Tuhannya, dan
kegembiraannya dengan perlindungan Tuhannya kepadanya, penyerahan
diri kepada penjaganya di dalam segala sesuatu, kerelaan hatinya
kepadanya terhadap Apa yang dilakukannya kepada dirinya, ketundukan
hanya kepadaNya pada hukum-hukum keputusan keputusannya, dan
kepercayaannya terhadap kebaikan pemeliharaannya dan kesempurnaan
hikmahnya.
11. Anda harus mengetahui bahwa tidak akan menimpa Anda suatu saat nanti
melainkan takdir yang telah anda tetapkan, dan ia tidak akan terjadi
kecuali Allah menginginkannya dan mentakdirkan nya

Janganlah Anda takut kepada masa yang akan datang dan jangan pula pada
sesuatu yang mungkin akan terjadi pada anda di masa yang akan datang.
Janganlah takut terhadap kebakaran yang akan menimpa anda dan jangan
pula takut terhadap sakit yang akan mengenai anda dan lainnya. Akan
tetapi ketahuilah bahwa sesuatu tidak akan menimpa Anda kecuali
ketentuan yang telah ditakdirkan dan ditetapkan.

Rasakanlah kehadiran kaidah yang agung ini pasti hati anda akan tentram
dan jiwa anda akan damai, karena Siapa yang telah mencukupkan diri
Anda dari kesedihan pada hari kemarin, maka dia pulalah yang akan
mencukupkan anda pada masa yang akan datang. Tidurlah dengan senang
hati dan jiwa yang tenang, selama anda optimis bahwa masa depan itu
berada ditangan Allah.

Allah SWT berfirman: Surat At-Taubah ayat 51 yang artinya

" katakanlah,' sekali-kali akan menimpa kami melainkan apa yang telah
ditetapkan Allah bagi kami. Dialah pelindung kami, dan hanya kepada
Allah maka hendaknya orang-orang iman harus bertawakal"
Sesungguhnya di dalam keimanan ini (takdir); terdapat ketenangan hati,
kelegaan jasmani, rohani, dan urat-urat saraf, kebebasan dari kegundahan
dan kesedihan, sehingga jiwaku tidak terkoyak, tidak pula urat sarafku
tegang, menyimpang, dan tercerai-berai, dan tidak ada hanyalah keridhaan,
ketenangan, kebahagiaan, kelegaan, ketentraman, kesejukan keyakinan
(takdir), keceriaan hati, kenikmatan batin, kelapangan dada, dan
kenyamanan akan rahmat dan keadilan Allah, serta ilmu dan hikmahnya,
dialah tempat bernaung dan berlindung dari perasaan was-was, kecemasan,
dan kekuatiran.

Maka tidaklah ada kekuatiran dari masa depan dan tidak juga ketakutan
terhadap depan serta tidak ada ketakutan dengan apa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang.

12. Mengetahui bahwa bencana mempunyai massa yang tertentu dan umur
yang terbatas, maka janganlah Anda meminta disegerakan kepergiannya.

Sesungguhnya keimanan kepada umur-umur bencana yang merupakan


hiburan bagi orang-orang kesusahan, dan cobaan merupakan pelipur lara
bagi orang-orang ditimpa bencana .

Bencana itu mempunyai massa yang tidak akan di lampauinya, dan waktu
tidak akan dilangkahi nya. Apabila telah datang waktu yang ditakdirkan,
maka tidak akan dapat diminta untuk dimundurkan sesaat pun dan tidak
dapat pula diminta untuk dimajukan. Kesusahan juga memiliki waktu,
kemudian ia akan hilang sesuai batas akhirnya, dan ia juga memiliki masa
(berlaku), kemudian akan berubah, karena sesungguhnya Allah telah
menjadikan kadar masa berlaku bagi setiap sesuatu.
Ujian itu ibarat sakit yang memiliki massa (inkubasi) hingga akhirnya
sirna. Barangsiapa meminta sinarnya sakit, niscaya hampir-hampir sakit
akan bertambah dan semakin parah. Demikian pula bencana dan hujan, ia
pasti memiliki masa berlaku hingga bekas-bekasnya sirna, dan kewajiban
orang yang ditimpa bencana adalah bersabar dan menunggu kelapangan
serta terus menerus berdoa.

Janganlah menyangka bahwasanya bencana itu akan senantiasa bersama


anda selama hayat dikandung badan, tetapi sebaliknya Ia memiliki unsur
dan massa yang terbatas yang harus ia habiskan, maka janganlah Anda
meminta segera sirnanya, akan tetapi Bersabarlah dan berharaplah
(pahalanya), serta bergembiralah pada setiap hari yang berjalan, karena
tindakan tersebut akan meringankan sebagian dari bencana dan
mengurangi sebagian dari umurnya, karena kesusahan itu mempunyai
bagaimana umur manusia yang batasnya tidak akan dilampaui.

Adapun orang yang meminta segera sirnanya musibah, sementara musibah


itu begitu panjang massanya dan kelapangan semakin menjauh, maka dia
akan lemah, gusar, dan gagal, karena dia tidak percaya bahwa rencana itu
mempunyai massa yang dibatasi dan nanti akan berakhir pada dirinya.
13. Anda harus mengetahui bahwa anda bukan satu-satunya berita musibah

Anda bukanlah satu-satunya yang tertimpa musibah, sebelum dan sesudah


Anda ke mana saja anda menghadapkan wajah anda di bumi Allah, anda
tidak mendapatkan orang yang ditimpa musibah, dan Allah mempunyai
hikmah yang agung pada setiap musibah yang ditakdirkan nya.

Sungguh para nabi dan orang-orang telah diuji: Di antara mereka ada yang
dipenjara, disakiti, diusir dari kampung halamannya, dicambuk, disiksa,
dimusuhi, dan dianiaya.

Ada beratus-ratus yang diasingkan, diusir, disakiti, dimiskinkan, dan selain


dari itu. Maka Dirimu Bukanlah satu-satunya orang yang ditimpa musibah,
dan bukan satu-satunya orang yang diberi ujian.

Sungguh penyakit telah menimpa Nabi Ayyub A.S dalam kurun waktu
yang lama; nabi Ya'qub A.S kehilangan anaknya dalam tempo yang lama;
nabi Yusuf A.S dipenjara; nabi Musa a.s diganggu dengan gangguan yang
parah dan beliau menghadapi musuh yang sombong lagi keras kepala; nabi
Muhammad SAW hidup dalam keadaan yatim dan miskin, beliau
didustakan dan dikatakan sebagai penyihir, orang gila dan penyair, beliau
diolok-olok, dilempar dengan jeroan onta di pundaknya, dan dikeluarkan
dari kampung halamannya, dan orang-orang yang beliau cintai dan para
sahabat beliau wafat meninggalkan beliau untuk selamanya; dan para
sahabat disiksa dan mereka menghadapi kesulitan; dan sungguh para
ulama dan orang-orang setelah diuji di setiap waktu dan tempat.
14. Anda harus mengetahui bahwa (adanya) ujian dan cobaan itu lebih baik
bagi anda dari pada kenyataannya

Seorang muslim apabila dia bertakwa kepada allah, dia mengatakan


ketaatan kepada-nya dan mengikhlaskan peribadatan kepadanya, maka
semua takdir yang beliau pada dirinya dari sesuatu yang dia benci menjadi
baik bagi dirinya.

Apabila Allah SWT menurunkan kepada hamba sesuatu yang dibenci


mereka, “ itu lebih baik bagi mereka daripada itu tidak diturunkan kepada
mereka, sebagai pelajaran darinya bagi mereka, kebaikan dan kelembutan
untuk mereka.”

Sesungguhnya Allah memilih untuk hamba-nya sesuatu yang didalamnya


terkandung kemaslahatannya, kemudian tidak ada kewajiban baginya
kecuali ridho dengan semua musibah yang menimpanya, karena Ia
merupakan pilihan dari zat yang lebih mengetahui tentang dirinya daripada
dia sendiri, dan dia lebih menyayangi nya daripada ibunya yang
melahirkannya.

15. Anda harus mengetahui bahwa ujian dan cobaan adalah Jalan para nabi,
para wali, dan para pembesar

Allah SWT berfirman,

“Dan seperti itulah, kami telah mengadakan bagi tiap-tiap nabi, musuh
dari orang-orang yang berdosa. dan cukuplah Tuhanmu menjadi Pemberi
Petunjuk dan penolong”.
Hadits Riwayat Salih Al Bukhari dan Tirmidzi dari Aisyah ra. Dia berkata
yang artinya

“ aku tidak pernah melihat seseorang yang lebih dahsyat rasa sakitnya
daripada Rasulallah”

Orang-orang besar adalah yang menghadapi berbagai kesulitan dan


dihadang berbagai rintangan, karena mereka adalah orang-orang yang
beramal baik dan maju ( pantang mundur). sedangkan orang yang diam
berpangku tangan, kalaupun ada, maka itu intensitasnya sangat sedikit dan
kecil

16. Bentengi diri Anda sebelum bencana terjadi

Seorang mukmin harus membentengi dirinya dengan dzikir dzikir dan


doa-doa, dan mengedepankan tindakan preventif dari segala keburukan
dan musibah musibah.

Dzikir mempunyai manfaat manfaat yang besar dalam pencegahan dan


berbagai keburukan dan penyelamatan dari berbagai bencana, di antara
dzikir-dzikir tersebut adalah

“ Barang siapa membaca ayat kursi ketika beranjak ke tempat tidurnya


( sebelum tidur), maka dia akan senantiasa mendapatkan perlindungan di
sisi Allah, dan setan tidak akan mendekatinya sampai memasuki pagi
hari” Hadits Riwayat Shahih Al-Bukhari

Dari Abdullah bin Khubaib, Dia berkata,

“Aku berkata,’ Wahai Rasulullah, apa yang harus aku ucapkan?’


Rasulullah SAW bersabda ,’bacalah’,’ Katakanlah dialah Allah yang
Maha Esa dan al-Mu’ awwidzatain tiga kali why, ketika kamu berada di
sore dan pagi hari, niscaya iya akan mencukupinya dari gangguan segala
sesuatu” hadits riwayat At Tirmidzi dan Abu Dawud
Dari Abu Hurairah ra, Dia berkata, Rasulullah .ra bersabda,

“ barangsiapa melihat orang yang ditimpa musibah, lalu dia


mengucapkan ‘ segala puji bagi Allah yang telah menyelamatkanku dari
sesuatu yang dengannya Allah menguji mu, dan dia memberikan
keutamaan kepadaku melebihi kebanyakan makhluk yang dia ciptakan,’
niscaya dia tidak akan ditimpa oleh musibah tersebut” hadits riwayat
Shahih Al-bukhari

dan Dari Abu Hurairah Ra, dari Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam, beliau
bersabda,

“ barangsiapa yang mengucapkan pada saat sore hari sebanyak 3 kali,


‘ Aku berlindung dengan perantaraan kalimat-kalimat Allah yang
sempurna dari kejahatan apa yang dia ciptakan,’ niscaya tidak akan
dibayarkan oleh sengatan racun ( binatang berbisa) pada malam itu”
riwayat At Tirmidzi.

Apa yang telah kami Sebutkan adalah sebagai contoh yang menjelaskan
kepada anda ada dari sela-selanya bahwa di dalam dzikir terdapat
perlindungan dari gangguan setan dan benteng penjagaan dari musibah
musibah dan keburukan .Contohnya sangat banyak sekali dan doa-doanya
pun melimpah. maka berantusias lah untuk berdoa dan berdzikir dan
tambah terus intensitasnya, dengan izin Allah, anda akan mendapatkan
perlindungan dan benteng dari banyaknya keburukan-keburukan dan
berbagai musibah.

dan diantara sarana-sarana perlindungan dari keburukan-keburukan adalah


sebagai berikut:

 Untuk menjaga kebersihan badan, rumah, istri, dan anak-anak,


serta menjaga kebersihan makanan, minuman, pakaian ,dan yang
lainnya
 Membentengi anak-anak dengan mendidik mereka dengan
pendidikan yang baik

 Menjaga istri dan anak-anak dengan memberikan nasihat-nasihat


dan pengawasan serta pengasuhan

 Jauhkan diri dari dosa dan membersihkan rumah dari segala sarana
yang merusak, karena itu dapat mendatangkan berbagai keburukan.

17. Harus mengetahui bahwa ujian dan cobaan merupakan jalan kemenangan
dan kemapanan

Seorang juru dakwah harus mengetahui bahwa jalan kemenangan hasil


akhir yang cemerlang berjalan beriringan dengan berbagai ujian cobaan,
dan malapetaka, sementara pertolongan yang ringan tidak akan datang dan
Kalaupun dia datang maka tidak akan lama

Maka tahapan yang dilalui oleh kehidupan orang-orang yang beriman dan
orang-orang yang berjihad dari kalangan para ulama dan juru dakwah
yaitu orang-orang yang jujur dalam Dakwah Iman dan yang berhasil
dikaruniai oleh Allah amanah memimpin manusia dengan Islam, adalah
tahapan masa cobaan, kemudian kesabaran dan berakhir dengan
kesuksesan.

Dengan ini, orang-orang yang beriman masuk ke dalam surga dengan


status sebagai orang-orang yang berhak dan pantas mendapatkannya
setelah jihad, ujian dan cobaan, kesabaran, keteguhan, dan keikhlasan
untuk Allah Semata. inilah jalannya, nya sebagaimana yang telah Allah
SWT Jelaskan untuk setiap jamaah kaum muslimin pada setiap generasi

Kemenangan dan kemampuan adalah suatu tingkatan setelah cobaan,


tidak akan sampai kepada tingkatan ini tanpa melalui ujian dan cobaan,
tidak mungkin dikatakan bahwa orang ini mendapatkan kemenangan,
sementara dia belum menghadapi sesuatu yang dikalahkannya.
Tidak mungkin juga kita katakan kepada seseorang nurut bahwa dia lulus,
kecuali setelah melewati ujian. demikian pula dengan kemenangan dan
kemapanan di bumi, tidak akan dicapai secara nyata, melainkan setelah
menghadapi berbagai ujian dan cobaan

18. Anda harus mengetahui bahwa rencana jahat akan kembali kepada
pelakunya

Janganlah Anda berdukacita dan bersedih hati dari rencana makan sehat
yang dihadapkan kepada anda, dan tipu daya yang diatur untuk anda,
karena ia akan berdampak buruk dan mengakibatkan kehancuran bagi
pelakunya. cukuplah Allah sebagai penolong, penjaga, dan dzat yang
Maha Mengetahui Dan Dia Maha Meliputi apa yang mereka perbuat.

Allah SWT berfirman yang artinya:

“Rencana yang jahat itu tidak akan menimpa kecuali orang yang
merencanakannya sendiri” surat Fathir ayat 43

maka Biarkanlah mereka merencanakan tipu muslihat, karena Allah Maha


Melihat apa yang mereka perbuat, dan tidak pula lalai dari perbuatan makar para
pelakunya.

Anda harus mengetahui bahwa bahaya dan manfaat ada ditangan Allah
kendali segala urusan ada ditangan Allah dan selainnya hanyalah sebab-
sebab yang Allah SWT sendiri telah mentakdirkan nya
Bahaya dan manfaat semuanya berada ditangan Allah; urusan adalah urusannya,
kerajaan adalah kerajaannya, dan kepadanyalah segala urusan dikembalikan. di
tangannya lah kemuliaan dan hinaan, bahaya dan manfaat. dia mengangkat dan
menurunkan, memegang dan melepas, maka Tidak seorangpun yang mampu
membahayakan Anda kecuali dengan seizin Allah, dan Tidak seorangpun yang
dapat memberikan manfaat kepada anda kecuali dengan seizin Allah. tidak ada
yang dapat mencegah apa yang dia berikan dan tidak ada pula yang dapat
memberi apa yang dia cegah

semua makhluk berada dibawah kendali dan penguasaan Allah. mereka tidak
berhak sedikitpun dalam suatu urusan, kecuali apa yang Allah telah mentakdirkan
nya untuk mereka, membuat mereka mampu melakukannya dan menguatkan
mereka atasnya

Dan Allah SWT Firman:

“Jika Allah melimpahkan sesuatu kaum mudharatan kepadamu, maka tidak ada
yang dapat menghilangkannya kecuali dia, dan jika Allah menghendaki kebaikan
bagi kamu, maka tidak ada yang dapat menolak karunia-nya” Yunus 107

Allahlah yang mengampuni dosa, melambangkan kesusahan, menghilangkan


kesedihan, menolong orang yang terdzolimi dan menghakimi orang yang
menzalimi, membebaskan penderitaan orang yang menderita, memberikan
kekayaan orang yang sangat membutuhkan, menyambung tulang yang patah,
menyembuhkan orang yang sakit, memaafkan orang yang salah, aib orang yang
berdosa, memuliakan orang yang hina dan menghinakan orang yang mulia,
memberi orang yang meminta, menanyakan satu negara dan menggantikannya
dengan yang lain, dan mempergilirkan hari-hari kejayaan dan kehinaan di antara
manusia: dia mengangkat satu kaum dan kelemahan yang lain

barangsiapa yang mengetahui bahwa kesulitan perkara itu di tangannya, dan


bahwa mudharat dan manfaat berasal dari sisinya, bisa ya dia tidak akan cemas
menghadapi musibah yang menimpanya dan tidak akan takut terhadap makhluk
atau sebab-sebab, karena dia mengetahui bahwa apa yang selainnya tunduk kan,
diatur, dan disuruh, dan bahwa penduduk dan pemerintahannya adalah Allah SWT

maka kebahagiaan manakah yang ditambahkan kepada jiwa oleh aqidah ini,
keberanian macam manakah yang dicangkok oleh hati-hati yang beriman bahwa
segala urusan ada ditangan Allah, dan bahwa manusia tidak berwenang pada
urusan; kekuatan bumi seluruhnya akan Menghadang di hadapan manusia yang
memegang prinsip ini dan menjadikan keimanan ini diantara kedua sisinya

Mengetahui bahwa ujian An, bila anda bersabar menjalaninya, percaya ia


akan berubah menjadi karunia dan nikmat

orang yang beriman itu harus menghadapi ujian. apabila ia memikulnya dan terus
maju, maka ujian-ujian itu akan berubah menjadi Karunia, dan kesukaran akan
berubah menjadi pertolongan. ini terbukti dikenal dengan eksperimen yang
khusus dan umum. karena sesungguhnya tidaklah seorang hamba lebih
mementingkan keindahan Allah SWT ketimbang keridhaan makhluk,
menanggung beban dan kesulitan ujian yang demikian, dan bersabar atas ujian
nya, melainkan pasti Allah Maha membangkitkan dari ujian dan kesulitan itu
karunia kenikmatan dan kesenangan, cerita pertolongan sesuai dengan kadar apa
yang ditanggung dari keridhaan-nya, ketakutan-ketakutan nya berubah menjadi
keamanan, dan objek-objek kehancurannya berubah menjadi keselamatan,
kesukarannya berubah menjadi pertolongan, meletakkannya berubah menjadi
kenikmatan, ujiannya berubah menjadi karunia dan kemurkaan nya berubah
menjadi keridhaan. Duhai gagalnya orang-orang yang berpaling dan Duhai
hinanya orang-orang yang penakut.

Barang siapa yang menanggung kehinaan dan ke Iran dalam menjalankan


ketaatan kepada Allah dan memilihnya dibanding kemuliaan dan kedudukan di
dalam kemanusiaan kepada Allah, niscaya dia akan menuai hasil akhir yang
cemerlang di dunia dan akhirat.

Anda harus mengetahui bahwa kegetiran hidup harus terjadi

ketahuilah bahwa merasakan kekecewaan bencana merupakan perkara alamiah


yang pasti berlaku, maka persiapkanlah diri anda untuk menanggung kepedihan,
Jangan berharap sembuh dari penyakit penyakit hati anda, berantusias untuk
mendapatkan pahala dan ganjaran yang baik dan bersikap Ridho dengan
perbuatan yang maha penyayang lagi maha pengasih. Jangan memandang kepada
pahitnya obat akan tetapi lihatlah kasih sayang seorang dokter yang memberikan
Anda obat tersebut yaitu Allah SWT dan ini merupakan kasih sayang dan zat yang
maha pengasih dan penyayang di antara para penyair yang lainnya.

Rahmat adalah sifat yang menuntut Sampaikanlah manfaat-manfaat dan


kemaslahatan kepada seorang hamba meskipun nafsunya membencinya dan
merasa keberatan. inilah Rahmat yang sebenarnya, manusia yang paling sayang
kepadamu adalah orang yang memberikan beban kepadamu untuk menyampaikan
kemaslahatan kemaslahatan dan menolak marabahaya darimu

oleh karena itu, tu dia melimpahkan berbagai macam bencana kepada seorang
hamba, karena sesungguhnya dia lebih mengetahui tentang kemaslahatannya,
maka cobaan dan ujian nya untuk nya dan larangannya, dari kebanyakan yang
diinginkan dan disenangi nya adalah kasih sayang Allah kepadanya, akan tetapi
seorang hamba disebabkan kejahilannya dan kezalimannya , dia menuduh
negatif kepada Tuhannya disebabkan cobaannya, sementara dia tidak mengetahui
kebaikannya kepadanya dengan cobaan dan ujian nya tersebut.

cobaan itu ibarat obat yang pahit yang ditegur oleh orang yang sakit, akan
memilih dan manfaat, dengan izin Allah.

seorang mukmin mengetahui dengan yakin bahwa cobaan itu lebih baik baginya,
karena berasal dari zat yang maha bijaksana lagi Maha Mengetahui, meskipun dia
merasakan kepedihan bencana. ini adalah perkara alami pada setiap Insan, yakni
Dia merasakan kepedihan bencana akan tetapi bersama dengan pengetahuan
ini, kepedihan kepedihannya akan terasa ringan, Bahkan mungkin bercampur
dengan sesuatu, berupa perasaan bahagia dan gembira, nomor kepedihan itu tidak
sirna 100 persen, kecuali dengan sirna dan berakhirnya bencana.

Apa saja yang menimpa kaum mukminin dari keburukan, ujian, dan penganiayaan
kan, dan Penganiayaan, tidak semua dengan yang menimpa orang-orang kafir dan
realita membuktikan yang demikian. demikian pula apa yang menimpa orang-
orang yang berbakti kepada Allah di dunia, tidak sama dengan gempa orang-orang
Durjana kasik dan zhalim

sesungguhnya seorang Mukmin atau apabila di Timpa cobaan, niscaya Allah


akan meringankan kepedihannya sesuai kadar ketaatan, keikhlasan dan
keberadaan hakikat Iman di dalam hatinya dan ini merupakan pembelaan hak
terhadap hamba yang beriman, karena dia seringkali menyelamatkannya dari
malapetaka

Anda harus mengasumsikan dan memperkirakan terjadinya kemungkinan


kemungkinan terburuk

Barang siapa menanti terjadinya kematian, Niscaya dia memuji Allah atas
penjara( yang menimpanya). barangsiapa menanti diamputasi tangannya karena
suatu penyakit, niscaya dia memuji Allah atas operasi bedah yang Yang terjadi
padanya. Barangsiapa menanti terjadinya hilangnya semua hartanya, niscaya dia
Ridho dengan kerugian sebagiannya, dan begitulah seterusnya. Untuk itulah
persiapkan diri anda untuk menghadapi kemungkinan terburuk yang anda awasi
dan nanti akan menimpa anda, niscaya anda akan mendapatkan kelegaan,
ketentraman, dan kemudahan.

Maka kewajiban seorang muslim: Apabila sebab-sebab ketakutan, sebab-sebab


sakit, dan sebab-sebab ke farkiran menimpa dirinya, dan demikian pula ketiadaan
apa-apa disukai dari berbagai macam kesukaannya, maka hendaknya dia
menghadapi semuanya dengan ketenangan dan kesiapan diri atas semua itu
bahkan atas kemungkinan yang paling buruk karena sesungguhnya
mempersiapkan diri untuk memikul kemungkinan-kemungkinan yang tidak
disukai itu akan dapat memudahkan nya dan menghilangkan kesusahannya,
terlebih lagi apabila dia menyibukkan dirinya dengan cara mencegahnya sesuai
batas kemampuannya, maka telah terkumpul pada haknya; persiapan diri dan
usaha yang bermanfaat yang menyebutkannya dari perhatian terhadap malapetaka,
mengoptimalkan diri untuk memperbaharui kekuatan melawan sesuatu yang
dibenci, dibarengi dengan penyerahan diri sepenuhnya kepada Allah dan berbaik
sangka kepadanya
Anda harus menjaga batasan-batasan Allah

Jagalah batasan-batasan allah secara menyeluruh dan terperinci. Kerjakanlah


segala perintah dan tinggalkan segala larangan, niscaya Allah akan menjaga dan
memelihara anda dari berbagai keburukan

Dari Abdullah bin Abbas ra, dia berkata yang artinya


" pada suatu hari aku pernah dibonceng di belakang Rasulullah SAW, lalu Beliau
bersabda,' wahai anak kecil, sesungguhnya Aku akan mengajarimu 4 kalimat:
Jagalah Allah, niscaya dia akan menjagamu, jagalah Allah, niscaya engkau akan
menemukannya di hadapanmu. Apabila engkau meminta, maka Minta lah kepada
Allah, dan apabila engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan
kepada Allah."

Maka Sabda beliau, “ jagalah Allah”, berarti jagalah untuk Allah; batasan-
batasannya, hak-haknya, perintah-perintah dan larangan-larangan nya. dan cara
menjaganya adalah dengan mengerjakan segala perintahnya,Menjauhi segala
larangannya, memperhatikan batasan batasannya, maka jangan sampai melewati
batas dari apa yang diperintahkan dengannya dan diizinkan di dalamnya kepada
apa yang dilarang, maka barangsiapa melakukan yang demikian, Dia termasuk
kalangan orang-orang yang menjaga batasan-batasan Allah, itu orang-orang yang
disanjung oleh Allah dalam kitab nya.

Dia berfirman:

“Inilah yang dijanjikan kepadamu mu, ( yaitu) kepada setiap hamba yang selalu
kembali kepada Allah lagi memelihara ( semua peraturan-peraturannya). yaitu
orang yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah sedang dia tidak kelihatan
olehnya, dan dia datang dengan hati yang bertaubat” (Qaf: 32 - 33)
Penjaga kepala dan apa yang berkumpul kepadanya, Termasuk di dalamnya
adalah menjaga pendengaran, penglihatan, dan lisan dari perkara-perkara yang
diharamkan. dan menjaga perut dan apa yang berhubungan dengannya itu
mencakup penjagaan hati dari terus menerus melakukan sesuatu yang haram.

Dia berfirman :

“Sungguh beruntunglah orang-orang yang beriman, ( yaitu) orang-orang yang


khusyu’ dalam shalatnya, orang-orang yang menjauhkan diri Dari ( perbuatan
dan perkataan) yang tiada berguna, orang-orang yang menunaikan zakat, dan
orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri mereka, atau
budak-budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada
tercela” ( al-mu'minun: 1 - 6)

Sabda Rasullullah SAW, “niscaya dia akan menjagamu”, maksutnya, bahwa


siapa yang menjaga batasan - batasan Allah dan memelihara hak-haknya, Niscaya
Allah akan menjaganya karena balasan itu berasal dari jenis amal itu sendiri
( yakni setimpal). sebagaimana Allah berfirman ,

“Dan penuhilah janji kalian kepadaku, niscaya aku penuhi janjiku kepada kalian”
( al-baqarah 40)

Dan dia berfirman,

“Karena itu, Ingatlah kalian kepadaku, percaya aku akan ingat pula kepada
kalian” ( al-baqarah : 152)
Dan dia berfirman,

“ jika kalian menolong agama Allah , niscaya Allah akan menolong kalian”
( Muhammad: 7)

Barang siapa yang menjaga Allah di masa muda dan kuatnya, niscaya Allah akan
menjaga kondisinya di masa tua dan lemahnya, memberikannya kenikmatan
dengan pendengaran, penglihatan, daya, kekuatan, & akalnya.

diantara Sebagian ulama terdahulu ada yang usianya telah melebihi 100 tahun,
dan dia begitu menikmati kekuatan dan asalnya. suatu hari dia melompat dengan
lompatan yang sangat kuat, kemudian dia ditegur dalam tindakannya tersebut,
maka dia Menjawab, “ anggota-anggota tubuh ini telah kami pelihara dari
kemaksiatan kemaksiatan di masa muda kami, memelihara nya untuk kami di
masa senja kami”

dan yang bertolak belakang dengan ini adalah bahwa sebagian kaum Salaf
apabila melihat seorang tua yang meminta-minta, maka dia berkata,
“ Sesungguhnya orang ini telah menyia-nyiakan Allah pada masa mudanya, maka
Allah pun menyia-nyiakannya pada masa senjanya “

Makalah seorang hamba menyibukkan diri dengan ketaatan kepada Allah, maka
sesungguhnya Allah akan menjaganya dalam kondisi itu. barang siapa yang
menjaga Allah, niscaya Allah akan menjaganya dari segala gangguan.
“ barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, maka dia telah memelihara dirinya.
dan barangsiapa yang menyia-nyiakan taqwa kepada Allah, maka dia telah
menyia-nyiakan dirinya, Allah tidak butuh kepadanya”
kesimpulannya, bahwa barangsiapa yang menjaga Allah, percaya Allah akan
menjaganya pada agama dan dunianya, dan Allah akan bersama dengannya pada
setiap keadaannya nya, meliputi dan menjaganya, menolong dan membantunya.

Anda harus bertobat dari segala dosa

ketahuilah, bahwa dosa-dosa termasuk diantara sebab-sebab paling besar dalam


penguasaan musuh ( terhadapmu) dan turunlah malapetaka. oleh karena itu,
bertobatlah dari dosa-dosa dan bersikaplah waspada terhadap akibat-akibat
terburuknya. sebagaimana Ali Bin Abi Thalib ra. berkata, “ tidaklah malapetaka
itu turun , melainkan karena dosa. Dan tidaklah dosa itu dilanjutkan melainkan
dengan sebab taubat.”

Allah SWT berfirman,

“ Dan apa saja musibah yang menimpa kalian, maka itu disebabkan oleh
perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar dari
kesalahan-kesalahan kalian ( Asy-syura: 30)

Dan dia berfirman :


“Jika mereka berpaling dari hukum yang telah diturunkan Allah, maka ketahuilah
bahwa Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan
sebagian dosa-dosa mereka” ( Al Maidah 49)

maksudnya, ketahuilah bahwa itu terjadi karena takdir dari Allah dan
kebijaksanaannya kepada mereka, bahwa Allah memalingkan mereka dari
petunjuk disebabkan dosa-dosa yang telah mereka kerjakan di masa lampau.

Allah SWT berfirman:

“ sesungguhnya orang-orang yang berpaling( melarikan diri) Diantara Kalian


pada hari bertemunya ( pertemuan) 2 pasukan itu, hanyalah mereka yang
digelincirkan oleh setan, disebabkan sebagian kesalahan yang telah mereka
berbuat di masa lampau” (Al Imran 155)
Maksudnya, dengan sebab sebagian dari perbuatan-perbuatan dosa yang telah
mereka lakukan. ka’ab berkata, “bumi itu hanya akan gempa apabila kemaksiatan
dilakukan di atasnya, kemudian dia akan menggigil karena sangat ketakutan
terhadap Tuhan yang melihat kepadanya nya”.

tidaklah ada sesuatu yang lebih bermanfaat bagi seorang hamba yang kudeta,
disakiti dan ditindas oleh musuhnya, daripada melakukan taubat nasuha. dan
sinyal kebahagiaannya adalah dia mengarahkan pikiran dan pandangannya kepada
dirinya, dosa-dosa, dan aibnya, sehingga dia menyimpulkan diri dengan
mengintrospeksinya dan mengoreksinya serta dengan bertaubat dari segala dosa-
dosa. janganlah dia bertahan dalam fokuskan diri untuk memikirkan bencana
yang menimpa dirinya, Akan tetapi seharusnya dia melakukan Taubat dan
memperbaiki aibnya, dan allah-lah yang menolongnya, menjaga dan membela
nya, dan itu pasti akan berlaku. betapa bahagianya seorang hamba, Betapa
berkahnya Bencana yang menimpa dirinya, betapa indahnya pengaruh bencana itu
pada dirinya, Akan tetapi Taufik dan petunjuk itu ada ditangan Allah, tidak ada
yang dapat mencegah apa yang dia berikan dan tidak ada yang dapat memberi
apa yang dia Tahan.

Anda harus mengetahui Bahwasanya Allah SWT mendidik dan


membersihkan anda dengan cobaan

Allah SWT berfirman.

“Dan agar Allah membersihkan orang-orang yang beriman ( dari dosa mereka)
dan membinasakan orang-orang yang kafir” ( Ali Imran 141)
Dan Allah SWT berfirman

“ Dan Allah berbuat demikian untuk menguji Apa yang ada di dada untuk
membersihkan apa yang ada di dalam hati kalian” ( Al Imran 154)

Maka berdasarkan nyala api yang membakar api fitnah dengan berbagai
bentuknya, cara klasifikasikanlah berbagai macam manusia. mereka terbagi
menjadi; orang-orang yang beriman lagi bersabar, orang yang mengaku ngaku
atau orang-orang yang munafik.

orang-orang yang beriman terbagi menjadi tingkatan-tingkatan yang banyak


sesuai dengan kuatnya sabaran dan ketahanan pengemban ujian. di antara rahmat
Allah kepada hamba-hambanya yang beriman adalah Allah menimpakan kepada
mereka musibah, kemudian memberikan rizki kepada mereka keteguhan, supaya
mereka mendapatkan pahala yang besar di sisi-nya. setiap kali mereka keluar dari
ujian dan fitnah dengan kesabaran, keteguhan, dan ketetapan hati, Allah
menakdirkan untuk mereka ujian yang lebih berat daripada sebelumnya Setelah
mereka mempelajari ujian yang pertama, mengambil manfaat darinya, dan
meningkatkannya kapasitas keimanan dan keyakinan mereka.

kalau sekiranya mereka diuji dengan ujian yang akhir terlebih dahulu, niscaya
mereka tidak akan berdaya dan menggelepar, akan tetapi Allah SWT menaikkan
mereka setingkat demi terdekat supaya keimanan mereka berkembang, bertambah,
dan semakin kuat

Allah SWT mendidik anda dengan cobaan. Anda tidak akan menjadi bijaksana,
sampai Anda sendiri mengalami cobaan dan merasakan kepedihan dan
kesusahannya, pada saat itu lah, anda akan menjadi tahu berbagai urusan,
berpengalaman dalam banyak peristiwa, dan memperhatikan berbagai Hikmah.

Jadi kesimpulannya, harus mendidik jiwa dengan musibah dan menguji kebulatan
tekad pada Medan kebenaran dengan ketakutan, Dan kesusahan, kelaparan, dan
kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan.

cobaan-cobaan juga harus ada untuk menumpang tonggak penganut aqidah ini
dan menguatkannya. musibah-musibah akan menggerakkan kekuatan tersembunyi
dan potensi yang terpendam. musibah-musibah membuka jalan keluar dan
saluran-saluran pada hati, yang sebelumnya tidak diketahui oleh seorang
mukmin pada dirinya, kecuali setelah berada dibawah pukulan-pukulan berbagai
musibah

Untuk itulah, Allah telah menimpakan ujian dan cobaan supaya tampak dan
terbedakan orang orang yang berjihad, Berita-berita mereka menjadi terkenal,
sehingga tidak terjadi kerancuan di dalam barisan kaum muslimin, tidak pula
tersisa kesamaran perkara orang-orang munafik, dan tidak pula perkara orang-
orang lemah yang penakut.

Kalau sekiranya Allah SWT tidak mengobati hamba-hambanya dengan obat-


obatan dalam bentuk berbagai ujian dan cobaan, misalnya mereka akan
melampaui batas, memberontak dan membangkang. dan Allah SWT, jika
menghendaki kebaikan pada seorang hamba, niscaya dia akan memberikannya
obat, berupa berbagai cobaan dan ujian sesuai dengan kadar keadaannya, yang
untuk mengukur mengurangi berbagai yang membinasakan, sehingga apabila dia
telah membersihkan, menyucikan, dan menjernihkannya, maka dia
menjadikannya ahli pada tingkatan paling mulia di dunia, yaitu tingkat ubudiyah
(Penghambaan) kepada Allah ah, dan pahala tertinggi di akhirat,Yaitu melihat
dan mendekat kepadanya.

inilah analisa sekilas terhadap sesuatu yang dimunculkan oleh ujian dan cobaan,
berupa pendidikan dan penyucian terhadap jiwa-jiwa yang beriman:

1. dengan ujian dan cobaan, penyadaran kepada makhluk akan goyah


kecuali penyadaran kepada Allah, ketakutan akan hilang kecuali
kepadanya, dan angan-angan harapan menjadi musnah kecuali kepadanya.

2. dengan ujian dan cobaan, seorang hamba mengetahui bahwa” sebab-


sebab” semata tidak memberikan kecukupan sedikitpun , Meskipun sangat
besar wujudnya, akan tetapi bahaya dan manfaat itu berada di tangan Allah
SWT

3. dengan ujian dan cobaan, seorang hamba mengetahui kelemahan para


makhluk Dan ketidakberdayaan mereka, dan mereka tidak memiliki
kekuasaan untuk membahayakan maupun Memberikan manfaat kecuali
pada batasan-batasan yang Allah telah berikan mereka
kemampuan padanya, dan Allah kehendaki mereka untuk mengerjakannya
nya.

4. dengan ujian dan cobaan, hati akan bersih dari kedengkian, dendam,
kesombongan, penipuan dan selainnya dari berbagai penyakit yang
membinasakan. maka ujian dan cobaan menghancurkan dan melenyapkan
penyakit-penyakit itu dengan seizin Allah.

5. dengan ujian dan cobaan, hati akan menjadi kuat, sehingga tidak mudah
diguncang oleh angan angan dan khayalan, dan tidak mudah digetarkan
oleh intimidasi dan cerita bohong provokatif.

6. dengan ujian dan cobaan ma’rifat seorang hamba kepada Tuhannya akan
semakin kuat, dan ketergantungannya kepadanya semata tanpa selainnya
semakin bertambah.
7. dengan ujian dan cobaan, kelalaian akan lenyap dan perasaan diawasi oleh
Allah semakin kuat

8. dengan ujian dan cobaan, mata hati akan terbuka, hati akan hidup,
kebutaan akan sirna dan kegelapan akan kembali bercahaya

9. dengan ujian dan cobaan, hati akan menjadi lembut, tenang, khusyuk
kepada Allah dan kembali kepadanya

10. dengan ujian dan cobaan, akal akan berkembang, dan seorang hamba akan
mengetahui apa yang tidak diketahui oleh selainnya.

11. dengan ujian dan cobaan, budi pekerti seorang hamba akan menjadi luhur,
dan tabi’atnya akan semakin lembut.

12. dengan ujian dan cobaan, hati akan zuhud di dunia, dab mengetahui
kehinaan duia, dan mengetahui kehinaan dunia, dan bahwasanya dunia
adalah harta benda yang fana dan tidak berharga
BAB III
kesimpulan

Dari pembahasan-pembahasan diatas penulis dapat menyimpulkan:


1. Alquran adalah kitab suci umat Islam. Alquran diturunkan berangsur-
angsur, agar dapat dimaknai apa ayat Alquran yang telah diturunkan. bagi
umat Islam diwajibkan untuk membaca al-quran kecuali yang sedang
berhalangan bagi wanita.
2. membaca al-quran merupakan berpahala, satu huruf Alquran bernilai 10
pahala, bukan satu kata ayat al-quran bernilai 10 pahala, al-qur'an
memiliki banyak manfaat, baik secara rohani maupun jasmani, serta
keutamaan keutamaan membaca al-quran dan lain-lain. Allah berfirman
“ barangsiapa yang membaca satu huruf dari kitab Allah yaitu al-qur'an,
maka baginya satu kebaikan dilipatkan akan dengan 10 pahala. aku tidak
mengatakan satu huruf akan tetapi Alif 1 huruf, laam satu huruf dan mim
satu huruf” (HR. Tirmidzi)
BAB IV
penutup

Segala puji hanya milik Allah atas segala nikmat, Karunia, dan Taufik nya,
rangkuman ini disusun sedemikian rupa, singkat dan praktis, sehingga diharapkan
membantu anda untuk mengetahui pembahasan tentang Alquran.

rangkuman ini ditulis oleh seseorang manusia biasa yang penuh kekurangan dan
kekeliruan, Oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca yang Budiman selalu
dinanti oleh penyusun agar lebih mendekati kesempurnaan.

Adapun saran kami untuk MBS sabilil Muttaqien gisting adalah:


1. x
2. x
Akhir kata kami ucapkan alhamdulillahirobbilalamin

Anda mungkin juga menyukai