MENINGOENCEPHALITIS BAKTERIALIS
Disusun oleh:
406182086
Pembimbing:
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AR
Umur : 4 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 20-05-2019
Agama : Islam
Alamat : Kp Cibolang
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Sunda
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis kepada ibu pasien pada tanggal 28
September 2019 hingga tanggal 5 Oktober 2019
A. Keluhuan Utama
Kejang sejak 1 hari SMRS
B. Keluhan Tambahan
Demam dan BAB cair sejak 4 hari SMRS
1
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Menurut ibunya saat ini pasien sudah tidak batuk dan pilek namun
pasien masih demam naik turun, keluhan lain disangkal oleh ibu pasien
2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
F. Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien tidak pernah berobat ke rumah sakit, untuk keluhan
saat ini tidak diberikan obat apapun di rumah, pertama kali diobati saat
di IGD.
H. Riwayat Perinatal
Pasien merupakan anak ke 3 dari 3 bersaudara, lahir spontan, partus per
vaginam di rumah sakit dengan dibantu oleh bidan. Kehamilan cukup
bulan dan sesuai masa kehamilan, ± 38 minggu. Berat badan lahir
2400gr, Panjang Badan lahir 49 cm. Riwayat sakit berat saat kehamilan
disangkal. Tidak ada penyulit persalinan.
3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
I. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar tidak lengkap, karena pasien sakit saat waktu imunisasi
- Usia 0 bulan : HBO (+)
- Usia 1 bulan : BCG, polio 0 (+)
- Usia 2 bulan : DPT, HiB, HB, Polio 1 (+)
4
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
- Tulang belakang : tidak ada gibbus, skoliosis (-), lordosis (-), kifosis (-)
- Anus dan Genitalia : pemeriksaan anus dan genitalia tidak dilakukan
- Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran KGB submandibular,
submentale, cervical, infra clavicular, supra clavicular, axilla dan inguinal
- Kulit : sianosis (-), ikterik (-), petechiae (-), tidak tampak kelainan
- Ekstremitas : akral hangat, CRT < 2 detik, tak tampak edema pada keempat
ekstermitas, sianosis (-)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
o NERVUS KRANIAL
N. Olfaktorius : Tidak dapat dilakukan
N. Opticus : Pupil isokor, diameter 3 mm, kedudukan
bola mata simetris, Refleks cahaya langsung ODS (+), refleks
cahaya tidak langsung ODS (+)
N. Ocullomotor, N. Trochlear, N.Abduscen : dilakukan namun
terdapat kesulitan pemusatan perhatian, pergerakan bola mata
simetris
N. Trigeminal : tidak dapat dilakukan
N.Fascialis : tidak dapat dilakukan
N.Vestibulocochlear : tidak dapat dilakukan
N.Glosopharyngeal : tidak dapat dilakukan
N.Vagus : tidak dilakukan
N.Accessorius : tidak dilakukan
N.Hipoglossus : kedudukan lidah di dalam dan di luar
rongga mulut simetris, tidak ada tremor perioral
o RANGSANG MENINGEAL
Kaku kuduk : (+)
Kuduk kaku : (-)
6
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Brudzinsky 1 : (-)
Brudzinsky 2 : (-)
o REFLEKS FISIOLOGIS
Biseps : ++ / ++
Triceps : ++ / ++
Patela : ++ / ++
Achiles : ++ / ++
V. RESUME
7
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Kimia 01/10/2019
Hasil Normal
Ureum 27 10,0 - 50,0
Kreatinin 0,47 mg/dL 0,6 – 1,3 mg/dL
Pemeriksaan PCR :
PCR 04/10/2019
Hasil Normal
TB
MTB Tidak terdeteksi Tidak terdeteksi
8
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
X. TATALAKSANA
IVFD KaEN 3B
PCT IV 60 mg jika demam >38⁰C
Ceftriaxone IV 1x 480 drip dalam 50 ml NaCl 0,9%
L-Bio oral 2x1 sach
Fenobarbital IV 2x15mg
9
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
XI. PROGNOSIS
- Ad Vitam : Dubia ad malam
- Ad functionam : Dubia ad malam
- Ad sanationam : Dubia ad malam
XII. EDUKASI
- Menjelaskan tentang alasan pasien dirawat
- Menjelaskan tentang keadaan pasien dan prognosis dari penyakitnya
- Menjelaskan kepada keluarga pasien tentang penyakit yang diderita dan
cara penyebarannya
- Menjelaskan kepada keluarga pasien cara pencegahan penyakit agar
tidak terulang
- Menjelaskan kepada pasien tentang penanganan yang akan dilakukan
- Menjelaskan tentang tanda bahaya yang mungkin terjadi
- Memberikan informasi mengenai komplikasi yang mungkin terjadi
10
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Definisi
Meningoensefalitis atau Ensefalomeningitis merupakan infeksi pada
parenkim otak dan selaput otak, di mana meningitis merupakan infeksi
selaput otak atau meninges yang dibentuk dari dalam ke luar oleh pia mater,
arachnoid mater, dan dura mater, dan ensefalitis merupakan infeksi pada
parenkim otak.1
1.2.Etiologi
Infeksi pada parenkim maupun selaput otak dapat disebabkan oleh
berbagai mikroorganisme seperti bakteri, Mycobacterium, virus, atau
jamur. Infeksi bakteri merupakan penyebab utama dari penurunan
kesadaran akut, perbedaan bakteri penyebab meningitis bervariasi
berdasarkan usia.2,3 Pada neonatus, etiologi bakteri tersering adalah
Streptococcus grup B, Escherichia coli, dan Listeria monocytogenes, pada
anak-anak dan dewasa, penyebab tersering adalah Streptococcus
pneumoniae dan Neisseria meningitidis. Haemophilus influenzae dapat
menyebabkan meningitis bakterial pada semua umur, namun paling sering
mengenai anak-anak di bawah 5 tahun.4 Tuberkulosis (TB) menjadi
penyebab tersering kematian pada anak di dunia dan terjadi pada lingkungan
dengan sanitasi yang buruk, cara transmisinya dengan inhalasi organisme
dari penderita TB, diawali dari paru-paru kemudian menyebar ke organ
lainnya dalam 6 bulan.2
1.3.Epidemiologi
Insiden meningitis bakterial diperkirakan 5-7 kasus per 100.000 populasi, pada
negara berkembang, N.meningitidis dan S.pneumoniae merupakan penyebab
tersering meningitis bakterial akut. Sebelumnya, H. influenzae tipe b sebagai
penyebab dari 48% kasus meningitis bakterial, setelah dilakukan program
vaksinasi, terjadi pengurangan kejadian yang signifikan, namun pada negara
11
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
berkembang tanpa program vaksinasi yang adekuat masih terjadi beban terhadap
Hb, hanya 42% pasien di dunia yang mendapatkan vaksin Hib pada tahun 2007.
1.4.Anatomi5
Selaput otak atau meninges dibagi menjadi 3 lapis yaitu dura, arachnoid, dan
pia. Dura merupakan membran terluar yang dipisahkan oleh ruang subdural dengan
arachnoid, lalu ruang subarachnoid yang mengandung LCS dan arteri yang
memisahkan arachnoid dari pia. Lapisan arachnoid dan pia disebut leptomeninges
yang dihubungi oleh trabekula arachnoid. Pia dengan lanjutan ruang subarachnoid
dan pembuluh darah terhubung dengan parenkim otak, disebut ruang perivaskular.
Falx cerebri adalah lipatan durameter berbentuk bulan sabit yang terletak
pada garis tengah diantara kedua hemisfer cerebri. Ujung bagian anterior
melekat pada crista galli. Bagian posterior melebar, menyatu dengan
permukaan atas tentorium cerebelli.
12
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Lapisan piameter berhubungan erat dengan otak dan sum-sum tulang belakang,
mengikuti tiap sulcus dan gyrus. Piameter ini merupakan lapisan dengan banyak
pembuluh darah dan terdiri atas jaringan penyambung yang halus serta dilalui
pemmbuluh darah yang memberi nutrisi pada jaringan saraf.
13
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Astrosit susunan saraf pusat mempunyai ujung-ujung yang berakhir sebagai end
feet dalam piameter untuk membentuk selaput pia-glia Selaput ini berfungsi untuk
mencegah masuknya bahan-bahan yang merugikan ke dalam susunan saraf pusat. 3
Piameter membentuk tela choroidea, atap ventriculus tertius dan quartus dan
menyatu dengan ependyma membentuk plexus choroideus dalam ventriculus
lateralis, tertius dan quartus.
14
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
1.5.Patofisiologi
1.5.1. Invasi bakteri
Bakteri sebagai meningeal patogen mempunyai struktur yang dapat
menembus sawar darah otak, jalur masuk bakteri diduga berasal dari
peredaran darah, defek dari lapisan otak seperti gangguan anatomis dari
sinus paranasal atau telinga tengah atau infeksi lokal juga dapat menjadi
jalur masuk potensial dari bakteri tersebut. Invasi bakteri hingga timbul
gejala terjadi lebih akut dibandingkan dengan M. Tuberculosis, sekitar 3-7
hari setelah invasi bakteri akan timbul gejala klinis, sedangkan pada
meningitis tuberkulosa 6-12 bulan mulai timbul gejala neurologis setelah
mengenai paru-paru.10,11Berdasarkan bukti penelitian, plexus choroidalis
dapat menjadi awal mula invasi bakteri. Meningokokus ditemukan pada
plexus koroidalis yakni pada meninges atau selaput otak dan pneumokokus
menginfiltrasi pembuluh darah leptomeningeal pada meningitis. Bakteri
juga dapat menginvasi Sistem Saraf Pusat (SSP) melalui membran mukosa
nasofaring selain dari bakteremia dan menempati ruang subarachnoid
melalui hematogen. Invasi bakteri dan virulensi ke dalam SSP melibatkan
berbagai bagian molekul yang efektif dari bakteri tersebut seperti kapsul
polisakarida bakteri, lipopolisakarida, dan protein membran luar bakteri. 3,6
Protein streptokokal yaitu CbpA berinteraksi dengan reseptor
glikokonjugasi dari fosforilkolin dengan Platelet Activating Factor (PAF)
pada sel eukariota menimbulkan endositosis dari bakteri tersebut dan
menembus sawar darah otak. Sedangkan bakteri yang menyebabkan
meningitis pada neonatus merupakan streptokokus grup B dan Escherichia
coli dimana terdapat protein adhesive yang membantu invasi bakteri
tersebut ke dalam SSP. 3,6
Respon inflamasi terjadi karena invasi bakteri juga merupakan
karena regulasi dari adhesi molekul seperti ICAM-1. Molekul ini membantu
proses invasi leukosit, sehingga, adanya granulosit pada cairan
serebrospinal merupakan diagnosis khas dari meningitis. Respon inflamasi
15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
16
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
1.6.Manifestasi Klinis
Tanda dan gejala klinis dari meningitis bakterial pada anak bervariasi
tergantung dari umur anak tersebut dan durasi penyakit. Tanda nonspesifik meliputi
tanda vital yang abnormal seperti takikardi dan demam, kurang nafsu makan,
iritabel, letargi, dan muntah. Terdapat tanda klasik dari meningitis seperti kaku
kuduk, fontanel yang menonjol, fotofobia, dan Kernig’s sign atau Brudzinski’s sign
positif (umumnya pada anak lebih dari 12 sampai 18 bulan). Kejang dapat timbul
pada 20-30% anak dengan meningitis bakterial yang sering dikarenakan infeksi Hib
dan Streptococcus pneumoniae. Gejala neurologis fokal timbul yang menyebabkan
penurunan kesadaran.8
1.7.Diagnosis8,9
1.7.1. Meningitis Bakterialis
1.7.1.1.Anamnesis
Didahului infeksi pada saluran napas atas atau saluran cerna seperti
demam, batuk, pilek, diare, dan muntah
Gejala meningitis adalah demam, nyeri kepala, meningismus
dengan atau tanpa penurunan kesadaran, letargi, malaise, kejang,
dan muntah merupakan hal yang sangat sugestif meningitis namun
tidak ada gejala khas.
Banyak gejala meningitis yang berkaitan dengan usia, misalnya
anak kurang dari 3 tahun jarang mengeluh nyeri kepala. Pada bayi
gejala hanya berupa demam, iritabel, letargi, malas minum, dan
high-pitched cry.
1.7.1.2.Pemeriksaan fisis
Gangguan kesadaran dapat berupa penurunan kesadaran atau
iritabilitas
Ditemukan ubun-ubun besar yang membonjol, kaku kuduk, atau
tanda rangsang meningeal lain (Brudzinski dan Kernig), kejang, dan
17
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Pada kasus berat, pungsi lumbal sebaiknya ditunda dan tetap dimulai
pemberian antibiotik empirik
Jika dugaan kuat mengarah ke meningitis, walau terdapat tanda
tanda peningkatan tekanan intrakranial, pungsi lumbal dapat
dilakukan namun tetap berhati-hati. Pemakaian jarum spinal dapat
meminimalisir terjadinya herniasi.
Kontraindikasi mutlak pungsi lumbal hanya jika ditemukan tanda
dan gejala peningkatan tekanan intrakranial yang dapat diperiksa
melalui funduskopi dengan ditemukannys papiledema oleh karena
lesi desak ruang.
Kasus berat curiga komplikasi empiema subdural, hidrosefalus, dan
abses otak dilakukan CT scan dengan kontras atau MRI
Jika terdapat perlambatan umum dilakukan EEG.
Jika PCR cairan serebrospinal tidak dapat dilakukan maka
digunakan PCR pada darah atau urin.
1.7.2. Meningitis Tuberkulosa
1.7.2.1.Anamnesis
Riwayat demam yang lama atau kronis dapat pula berlangsung akut
Kejang, kesadaran setelah kejang
Penurunan kesadaran
Penurunan berat badan, anoreksia, muntah, sering batuk, dan pilek
Riwayat kontak dengan pasien tuberkulosis dewasa
Riwayat imunisasi BCG
1.7.2.2.Pemeriksaan fisik
Manifestasi klinis terbagi menjadi 3 stadium :
Stadium I (Inisial)
19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
20
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
21
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
b). Deksametason
1.9.Komplikasi
Komplikasi dari meningitis bakterial yaitu sakit kepala, kejang,
hidrosefalus, gejala defisit neurologis sisa seperti gangguan kognitif dan
gangguan nervus cranialis VIII, dan kematian.3
22
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
1.10. Prognosis
Morbiditas dan mortalitas akan penyakit ini cukup tinggi, angka
mortalitas 5-10% dan hampir 40% pasien mengalami gejala sisa seperti
defisit neurologis dan gangguan pendengaran, jika tidak diobati akan
menyebabkan kematian.9
1.11. Pencegahan
Vaksin tersedia untuk 3 bakteri penyebab meningitis, yaitu
Haemophilus influenza type b, Neisseria meningitidis dan Streptokokus
pneumoniae. Anak berusia 2 sampai 15 bulan rutin diimunisasi untuk Hib dan
S.pneumoniae, anak berusia 11 hingga 12 tahun diimunisasi untuk N.
meningitidis dengan booster pada umur 16 tahun. Jika kontak dekat dengan
pasien dapat diberikan rifampin 20 mg/kg/hari secara oral sebagai dosis tunggal
untuk 4 hari (H.influenzae) dan dosis terbagi 2 untuk 2 hari (N.meningitidis).3
1.12. Pemantauan
Periode kritis pengobatan meningitis bakterialis adalah hari ke 3 dan
4. Tanda vital dan evaluasi neurologis harus dilakukan secara teratur, untuk
mencegah aspirasi sebaiknya pasien dipuasakan lebih dahulu pada awal
sakit. Monitor lingkar kepala setiap hari dengan ubun-ubun besar yang
masih terbuka. Pantau demam, kejang, dan peningkatan tekanan
intrakranial. Pantau komplikasi SIADH (Syndrome Inappropriate
Antidiuretic Hormone), di mana diagnosis ditegakkan jika kadar Na seruum
<135 mEq/L, osmolaritas serum <270 mOsm/kg, osmolaritas urin > 2 kali
osmolaritas serum, natrium uin >30 mEq/L tanpa tanda dehidrasi atau
hipovolemia.9
Pemantauan terapi memantau efek samping penggunaan antibiotik
dosis tinggi, dilakukan pemeriksaan darah perifer serial, uji fungsi hati, uji
fungsi ginjal bila terdapat indikasi.9
Pemantauan tumbuh kembang dilakukan untuk mendeteksi adanya
gangguan pendengaran yang diakibatkan oleh gejala sisa meningitis
23
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
24
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
DAFTAR PUSTAKA
25
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
LAMPIRAN
Interpretasi : normocephali
26
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
27
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
28
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
29
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019