Anda di halaman 1dari 62

PBL 3 IKM

KELOMPOK 12
Kelompok 12

 Tutor : dr. Hendra


 Ketua : Marshaly Safira Masrie (405150104)
 Sekertaris : Ari Denggan Syahputra (405150125)
 Penulis : Albert Tandy (405150148)
 Anggota : Intan Purnama Sari (405140144)
Daniel Filemon Poso (405150006)
Kemala Putri Alifah (405150026)
Indi Chairunnisa (405150057)
Sindiawani Gusvinda R (405150068)
Ario Lukas (405150072)
Tania Apriyanti H. P. (405150105)
Putri Marini (405150154)
Nurfitri Zulaika (405150183)
PBL
Sehat tapi sakit
 Ny.B. Berusia 54 tahun,menikah dengan Tn D 63 tahun dan
mempunyai 4 anak. 3 anaknya perempuan sudah
berkeluarga,masing22 berusia 24 tahun,23 tahun dan 22 tahun dan
tinggal di desa lain,sedangkan satu yang bungsu,laki2 20
tahun,bekum berkeluarga . Ny B tinggal bersama suami,anak
bungsu dan seorang cucu laki2 10 tahun dari anak kedua. Tn. D
sebelumnya pernah menikah dengan Ny S yang telah meninggal
dunia dan dikaruniai seorang anak laki2 berusia 30 tahun tinggal di
kota dan belum berkeluarga. Ny B adalah anak kelima dari 5
bersaudara. Ayah ibunya sudah meninggal dunia dan mempunyai
riwayat penyakit DM , ayahnya juga menderita hipertensi dan
mengalami stroke. Kakak yang pertama dan kedua laki2 sudah
meninggal , juga dengan riwayat DM dan hipertensi. Kakak ketiga
laki2 dan kakak keempat perempuan juga menderita DM . Anak2 Tn
D dan Ny B tidak ada yang menderita DM. Ny. B terpaksa datang ke
Puskesmas karena timbul keluhan berupa baal pada kedua kaki dan
tangan seperti 2 tahun yang lalu. Pada pemeriksaan ditemukan BB
65 kg,TB 151 cm,LP 93 cm,LLA 37 cm . Oleh dokter puskesmas Ny B
dua tahun lalu oleh dokter di puskesmas tersebut. Ny B tidak
meneruskan pengobatan lagi dikarenakan sudah merasa tidak ada
keluhan ,
 Ditambah dengan jarak rumah ke puskesmas yang
cukup jauh,tidak ada angkutan umum,serta
ramainya pasien di puskesmas membuat Ny B
semakin malas datang ke Puskesmas. Ny B yang
berpen didikan SD, sehari hari berdagang buah-
buahan di depan rumahnya sedangkan suaminya
berdagang sayuran di pasar induk, sehingga secara
finansial , keluiarga ini tidak mempunyai masalah
keuangan, dan hidup berkecukupan . Ny B makan
utama tiga kali sehari dan sering mengemil jajanan
seperti kue-kue,gorengan dan minuman manis yang
banyak dijual di sekitar rumahnya. Ny B sama sekali
tidak pernah olahraga . Ny B sering merasa kesepian
karena anak-anaknya yanv sudah berkleuarga
jarang mengunjunginya . Masyarkat sekitarnya
mempunyai status ekopnomi menengah ke bawah.
Apa yang dapat dipelajari dari kasus diatas?
Learning objective

1. Mm riwayat alamiah penyakit?


2. Mm lima tingkat pencegahan?
3. Mm penerapan perubahan perilaku
4. Menjelaskan jenis-jenis penyuluhan
5. Menjelaskan jenis-jenis media dan alat peraga dalam penyuluhan
6. Mm membuat diagnosis holistic dengan menggunakan konsep
Mandala of health
7. Membuat genogram berdasarkan data yang ada
8. Menjelaskan prinsip dokter keluarga
9. Mengetahui masalah gizi pada penyakit tidak menular(penyakit
metabolik,KVA,GAKI)
10. Menjelaskan cara pemantauan status gizi pada penyakit tidak
menular(Skrining,Pemeriksaan berkala)
11. Menjelaskan cara pencegahan masalah gizi pada penyakit tidak
menular(KIE,Modifikasi lifestyle,Fortifikasi)
LO 1 MM riwayat alamiah
penyakit
1. Tahap Prepatogenesis

Pada tahap ini individu berada dalam keadaan normal/sehat walaupun

demikian sebernarnya telah terjadi interaksi antara pejamu dengan bibit

penyakit. Tetepi interaksi ini masih terjadi diluar tubuh, dalam arti bibit

penyakit masih ada diluat tubuh Pejamu . Belum ada tanda-tanda sakit

sampai sejauh daya tahan tubuh pejamu masih kuat. Namun apabila daya

tahan tubuh pejamu lemah atau bibit penyakit menjadi ganas, atau

lingkungan memberi kondisi yang kurang menguntungkan pejamu, maka

keadaan dapat segera berubah ke tahap Patogenesis.


2. Tahap Patogenesis

Tahap ini meliputi 4 sub tahap yaitu;

a. Tahap Inkubasi

Merupakan waktu antara masuknya bibit penyakit kedalam tubuh yang

peka terhadap penyebab penyakit, sampai timbul gejala lainnya. Masa

inkubasi ini bervariasai antara satu penyakit dengan penyakit lainnya.

Pengetahuan mengenai lamanya masa inkubasi ini sangat penting,

berguna untuk informasi diagnosis. Setiap penyakit mempunyai masa

inkubasi tersendiri, dan pengetahuan masa inkubasi dapat dipakai untuk

identifikasi jenis penyakitnya.


b. Tahap Penyakit Dini

Tahap ini melalui dengan munculnya gejala penyakit yang kelihatannya

ringan. Tahap ini telah menjadi masalah kesehatan.

c. Tahap Penyakit Lanjut

Merupakan tahap dimana penyakit bertambah hebat dengan segala

kelainan patologis dan gejalanya. Pada tahap ini penyakit memerlukan

pengobatan yang tepat untuk menghindari akibat lanjut yang kurang baik.

d. Tahap Penyakit Akhir

Berakhirnya perjalanan penyakit dapat sembuh sempurna, sembuh cacat,

Karier.
3. Tahap Pasca Patogenesis

a. Sembuh : bibit penyakit menghilang dan tubuh menjadi pulih sehat

kembali seperti sebelum sakit.

b. Berkelansungan Kronik : seolah-olah kelihatan sembuh tetapi bibit

penyakit masih ditemukan dalam tubuh pasien, dan pasien masih dalam

keadaan sakit.
c. Cacat : bibit penyakit menghilang, penyakit sudah tidak ada, tetapi tubuh

tidak pulih sepenuhnya, karena meninggalkan bekas gangguan yang

permanent berupa cacat.

d. Meninggal : pejamu tidak mampu bertahan dengan penyakit yang

dialaminya sehingga diakhiri dengan kematian


LO 2 MM prinsip
pencegahan penyakit
1. Health Promotion

 Penyuluhan pendidikan kesehatan tentang :


prilaku hidup sehat
 Makanan bergizi
 Rumah sehat
 Kebersihan pribadi
 Rekreasi
 Lingkungan kerja yang sehat
 Marriage counseling
 Sex education
2. Specific perfection

 Imunisasi
 Kemoprofilaksis
 Isolasi
 Karantina
 Vector control
 Keslamatan kerja
 Pencegahan kecelakaan
 Pemberian nutrien tertentu
 Menghindari bahan carcinogen
3. Early diagnosisi & promp
treatment
 Penemuan kasus
 Skrining
 Pemeriksaan berkala

Tujuan :
 Mengobati & menghentikan perjalanan penyakit
 Mencegah penularan
 Menghindari komplikasi & cacat
 Memperpendek masa sakit
4. Disability limitation

 Pengobatan adekuat
 Tindakan kedokteran tertentu
 Peningkatan sarana dan kemampuan diagnostik
dan terapi

Tujuan :
 Menguangi kecacatan yang lebih lanjut serta
menghindari kematian
Rehabilitation

 Penggunaan protesa
 Fisioterapi & psikoterapi
 Latihan keterampian
 Penyediaan lapangan kerja bagi penyandang
cacat
 Penyediaan fasilitas di tempat umum bagi
penyandang cacat
LO 3 MM perubahan prilaku

Faktor-faktor terjadinya perubahan perilaku (+penerapan pemicu)


1. Faktor Predisposisi = perubahan perilaku (pengetahuan, sikap,
tradisi, dll)
penerapan = Dokter memberikan edukasi kpd Ny. B mengenai
bahaya minum minuman manis, makan cemilan berlebihan, jarang
olahraga, dll
2. Faktor Pemungkin (enabling) = memfasilitasi masyarakat
penerapan = Dokter melakukan home visit dan home care ke
rumah Ny. B untuk mengatasi masalah jarak rumah Ny. B yang jauh
dari Puskesmas
3. Faktor Penguat (reinforcing) = penguat perubahan perilaku lewat
tokoh”
penerapan = penyuluhan kepada Kepala Camat mengenai
Pentingnya Hidup Sehat, diwujudkan dengan program olahraga
bersama
LO 4 MM jenis penyuluhan

 Metode ceramah
menjelaskan suatu ide,pengertian secara lisan
kepada sekelompok hingga memperoleh info
tentang kesehatan
 Metode diskusi kelompok
direncanakan dan telah dipersiapkan
tentang suatu topik . Diantara 5-20 peserta dengan
seorang pemimpin
 Metode curah pendapat = bentuk pemecahan
masalah dimana semua anggota harus
mengusulkan pendapatnya
 Metode panel = pembicaraan yang telah di
rencanakan di depan pengunjung dan di 3
orang atau lebih panelis dengan seorang
pemimpin
 Metode bermain peran = memerankan sebuah
situasi dalam kehidupan manusia tanpa
diadakan latihan, dilakukan oleh 2 orang atau
lebih
 Metode demonstrasi = menunjukan pengertian ,
ide dan prosedur tentang suatu hal yang telah
siap untuk memperlihatkan bagaimana
melaksanakan suatu tindakan
 Metode symposium = serangkaian ceramah
diberikan oleh 2 sampai 5 orang
 Metode seminar = suatu cara dimana
sekelompok org berkumpul untuk membahas
suatu masalah dibawah bimbingan seorang ahli
LO 5 menjelaskan jenis-jenis
media dan alat peraga
dalam penyuuhan
Media

 Booklet: buku
 Leaflet: lembaran yg dilipat
 Flyer: seperti leaflet tapi tidak dilipat
 Flipchart: lembar balik
 Rubrik: tulisan pada majalah
 Poster
 Foto
 Slide
 Film
Alat peraga

 Benda asli
 Benda tiruan
 Gambar/media grafis: poster, leaflet, lukisan
 Gambar alat optik: foto, slide, film
LO 6 Mm membuat diagnosis
holistic dengan
menggunakan konsep
mandala of health
Diagnosis Holistik (Mandala of
Health)
Diagnosis Holistik melalui 5 aspek (+penerapan
pemicu)

1. Aspek personal = keluhan, persepsi, kekhawatiran


penerapan = Dokter mendengarkan keluhan Ny. B (kaki baal)
2. Aspek klinis = diagnosis penyakit / klinik
penerapan = Dokter melakukan pemeriksaan fisik &
penunjang untuk mendiagnosis penyakit Ny. B (DM dan
hipertensi)
3. Aspek internal = genetic, perilaku, kebiasaan
penerapan = Dokter menganalisis riwayat penyakit keluarga
Ny. B (genetic) dan pola hidup Ny. B (perilaku dan kebiasaan)
4. Aspek eksternal = lingkungan, pekerjaan, keluarga,
ekonomi
penerapan = Dokter menganalisis apakah finansial dan
hubungan keluarga Ny. B menjadi salah satu pemicu timbulnya
penyakit
5. Aspek status fungsional = apakah masih bisa menjalankkan
fungsi sosialnya
penilaian / scoring : 1  terbaring, tidak mampu melakukan
apa-apa
2  tidak bisa keluar rumah
3  terbatas dalam beraktivitas
4  ada hambatan sedikit dalam
beraktivitas
5  tidak ada hambatan dalam beraktivitas
penerapan = Ny. B masih bisa mendapat nilai antara 3 atau 4,
karena walaupun ada keluhan baal, tapi masih
bisa pergi ke Puskesmas
LO 7 GENOGRAM

 Adalah peta silsilah yg sgt berharga, meliputi 3


generasi dari pohon keluarga.
 Cara yang sederhana dan disiplin dari
pengumpulan data.
 Strategi untuk mengikut sertakan anggota yang
enggan diikut sertakan dlm diskusi tentang
peraturab keluarga.
Pasien Pria peilaku dibuat-buat / sok Karier
Pria yg meninggal

Perkawinan antarsaudar

Wanita Prilaku biasa Wanita prilaku dibuat – buat / sok Wanita yg meninggal

Abortus spontan
Perpisahan

Pria prilaku biasa Asal Pasien yg diteliti Abortus dibuat

Perceraian
Wanita Prilaku biasa Perpisahan
Wanita yg sudah meninggal

m = tanggal menikah
d = tanggal cerai
D = tanggal meninggal
Pria prilaku biasa Pria yg sudah Meninggal
mD

m D
m

m m
LO 8 prinsip dokter
keluarga
1. Pelayanan yang holistic dan kompherensif
kedokteran keluarga memperhatikan 4 aspek ,
antara lain aspek fisik mental,social dan ekonomi
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif yang kolaboratif .
Kedokteran keluarga adalah pelayanan spesialis
yang bertitik tolak dari suatu pokok ilmu
kemudian diperkaya dengan ilmu
perilaku,biologi,ilmu klinik sehingga menjadi
ksatuan yang terpadu
5. Pelayanan personal bagi setiap pasien sebagi
bagian integral dan keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga ,
lingkungan kerja dan lingkungan tempat
tinggalnya.
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan
hokum
8. Pelayanan yang dapat di audit dan dapat
dipertanggung jawabkan
9. Pelayanan yang sadar mutu dan sadar biaya
LO 9 mm (penyakit
metabolik,KVA,GAKI)
 KVA = Kurang Vitamin A
 Definisi –primer = asupan tidak cukup
--skunder = malabsorspsi
GAKI(Gangguan Akibat Kekurangan Iodium)
Penyebab = -tinggal di daerah miskin yodium
-pegunungan aktif
-daerah terkikis air
-daerah terisolir
 Akibat = -pembesaran kelenjar gondok
-pada anak = gangguan pertumbuhan
-ibu hamil = boiter
 Masalah = -kampanye gangguan garam
beryodium->rendah
-pemantauan garam yodium belum rutin
Mm (Skrining dan
Pemeriksaan berkala)
Mm (Skrining dan Pemeriksaan
berkala)
 Skrining adalah suatu pemeriksaan asimptomatik pada
satu/sekelompok orang untuk mengklasifikasikan mereka dalam
kategori yg diperkirakan mengidap /tdk mengidap penyakit.
 Tujuan skrining:
a. Menemukan org yg terdeteksi suatu penyakit sedini mungkin.
b. Mencegah meluasnya penyakit dalam masyarakat.
c. Mendidik dan membiasakan masyarakat untuk memeriksakan diri
sedini mungkin.
 Jenis skrining:
a. Mass skrining: skrining yg melibatkan populasi secara keseluruhan.
b. Skring multiple: skrining yg dilakukan dgn menggunakan beberapa
teknik uji.
c. Skrining yg ditargetkan: skrining yg dilakukan pada kelompok” yg
terkena paparan yg spesifik.
d. Skrining oportunistik: skrining yg dilakukan hanya terbatas pada
penderita” yg berkonsultasi kepada praktisi kesehatan.
Pemeriksaan kesehatan
berkala
•Memeriksa setiap masalah penglihatan seperti rabun jauh-dekat/ gangguan otot

Mata mata
•Mencari tanda-tanda awal penyakit yang berhubungsn dengan penglihatan
•Berisiko : diabetes, tekanan darah tinggi,riwiayat keluarga glaukoma

gigi •Memeriksa kerusakan gigi, penyakit gusi, dan tanda-tanda awal kanker mulut
•Berisiko : perokok

Tekanan •Mendeteksi tekanan darah tinggi lebih awal, sebelum mengarah ke stroke, gagal

darah
jantung, ginjal.

Uji kolestrol
•Mengukur kadar koletrol darah yang membantu mengevaluasi risiko penyakit
jantung
•Berisiko : riwayat keluarga penyakit jantung, diabetes,perokok
Calon dan • Mencari tanda-tanda kanker
usus besar, rektum, dan prostat
pemeriksaan • Berisiko : riwayat keluarga
rektum kanker usus besar/rektum

Pemeriksaan
• Secara teratur menilai status
fisik kesehatan saat ini
komprehensif
Fisik,rontgen toraks dan
Lab ilo radiograph, ekg,
audiometri,sprometri

pemeriksaan

Darah lengkap, urin, enzim


Non lab fungsi hati, fungsi ginjal,
gula darah
LO 11 MM(KIE,modifikasi
lifestyle,fortifikasi)
Tujuan KIE

 Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek


KB sehingga tercapai penambahan peserta baru
 Membina kelestarian peserta KB
 Meletakan dasar bagi mekanisme sosio kultural
yang dapat menjamin berlangsungnya proses
penerimaan
 Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku
ke arah yang positif, peningkatan pengetahuan,
sikap dan praktek masyarakat (klien) secara
wajar sehingga masyarakat melaksanakannya
secara mantap sbg perilaku yang sehat dan
bertanggung jawab.
Sasaran KIE
 Individu : seorang manusia yang tidak hanya memiliki peranan
khas di dalam lingkungan sosialnya, melainkan juga mempunyai
kepribadian serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
 Keluartga : unit terkecil dan masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga&beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan
 Masyarakat : sebuah komunitas yang interdependen (saling
tergantung satu sama lain)
Komponen KIE

 Pemberi KIE (penyuluh KB,roma, toga/kader)


 Penerima KIE (individu,keluarga, masyarakat)
 Isi KIE
 Cara/metode penyampaian KIE
 Media penyampaian KIE
 Hasil KIE
Jenis KIE

 Individu merupakan suatu proses KIE timbul


secara langsung antara petugas KIE dengan
individu sasaran program KB
 Kelompok merupakan suatu proses KIE timbul
secara langsung antara petugas KIE dengan
kelompok(2-15 orang)
Prinsip KIE

 Realistis : advokasi dan KIE yang berhasil


bersandar pada isu dan agenda yang spesifik,
jelas dan terukur
 Sistematis : advokasi dan KIE senin tetapi bukan
lukisan abstrak sehingga diperlukan perencanaan
yang akurat
 Berani : KIE yg betujuan mengubah sikap mental,
kepercayaan, nilai-nilai perilaku individu serta
kelompok masyarakat haruslah bersifat berani
memberikan informasi yang jujur dan adanya
Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam
pelaksanaan KIE
 Memperlakukan sasaran dengan sopan, baik dan
ramah
 Memahami, menghargai, dan menerima
keadaan, sasaran (status pendidikan,sosial
ekonomi, dan emosi)
 Memberikan penjelasan dengan bahasa yang
sederhhana dan mudah dipahami
 Menggunakan alat peraga yang menarik dan
mengambil contoh dan kehidupan sehari-hari
 Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaan
dan risiko yang dimiliki sasaran
Pokok pengelolaan KIE

 Analisis khalayak, kebetulan program, isi peran,


dan potensi pendukung
 Pekerjaan strategi : penetapan tahapan,
penetapan tujuan/sasaran/target, pemilihan
media KIE, perumusan isi pesan dan pengaturan
pendayagunaan sumber dukungan (tenaga,
dana, sarana) termasuk penyiapan SPM
 Penyusunan isi pesan : penjabaran dari program
yang ingin disampaikan dalam bentuk tulisan,
suara/gambar yang dapat dimengerti sasaran
 Pemilihan media : harus sesuai dengan isi pesan dari program
Yang akan disampaikan kepada sasaran
 Pelaksanaan : isi pesan dan media yang akan digunakan harus
sesuai dengan kondisi sasaran dan tujuan dari KIE yang ingin
dicapai.
Langkah-langkah KIE
1.persiapan :
• Identifikasi dan analisis permasalahan.
• Menetapkan tukuan KIE yang akan dicapai
• Menentukan bahan/materi KIE
• Menentukan media KIE
• Menyiapkan diri
2.pelaksanaan :
• Mengucapkan salam pembuka
• Memperkenalkan diri
• Menyampaikan isi pesan dengan baik
• Menggunakan media KIE yang sesuai
 Menggunakan metode yang sudah ditentukan termasuk
tanya jawab
 Meyampaikan kesimpulan
 Melakukan pencatatan dan pelaporan
3. Monitoring dan evaluasi
 Mengatahui keadaan (pengetahuan, sikap dan perilaku)
sebelum mendapat KIE
 Memperhatikan respon sasaran pada saat diberikan KIE
 Mengetahui perubahan (pengetahuan, sikap dan perilaku)
sesudah diberi KIE
GAYA HIDUP

 Jadikan makanan sehat menjadi bagian yang


penting
 Jangan lupa sarapan
 Banyak minum air putih
 Jalani olahraga sebagai sesuatu yang
menyenangkan
 Mulailah hari dengan suasana hati(mood) yang
baik setiap hari.
 Minimalkan konsumsi kafein
 Masukan vitamin dalam tubuh
Fortifikasi pangan

 Proses dimana zat gizi makro dan mikro


ditambahkan kepada pangan yang dikonsumsi
scr umum. Fortifikasi ialah penampilan gizi pada
makanan yang ditujukan untuk meningkatkan
kualitas pangan suatu kelompok masyarakat
Syarat-syarat makanan :

 Distribusi makanan luas


 Harga makanan terjangkau
 Tidak terlalu merubah rasa,warna, dan aroma.
 Tidak merubah komposisi gizi lain yang tidak
ditargetkan
Tujuan fortifikasi

 Memperbaikin kekurangan zat-zat dari pangan.


 Meningkatkan kualitas gizi dan produk pangan
olahan pabrik yang digunakan sebagai summber
pangan bergizi. Misal : susu formula bayi
 Menjamin equevalensi gizi dari pabrik pangan
dahan yang menggantikan pangan lain,
misalnya margarin yang difortifikasi sbg pengganti
mentega.
Forfikasi yodium

Defisiensi yodium dihasilkan dari kondidi geologis


yang irreversible itu sebabnya, penganekaragaman
makanan dengan menggunakan pangan yang
tumbuh didaerah dengan tipe tanah menggunakan
pangan yang sama dapat meningkatkan asupan
yodium oleh individu maupun komunitas
Fortifikasi besi

Dibandingkan dengan strategi lain yang digunakan


untuk perbaikan anemi gizi besi, firtifikasi zat gizi besi
dipandang oleh beberapa peneliti merupakan
strategi termurah untuk memulai, mempertahankan
mencapai/mencakup jumlah populasi yang
terbesar, dan menjamin pendekatan jangka
panjang (cook and reuser,1983). Penetapan target
penerima fortifikasi zat besi, yaitu mereka yang
rentan defisie zat besi merupaka strategi yang aman
dan efektif untuk mengatasi masalah anemi besi
(ballot, 1989)
Fortifikasi VIT A

Untuk mengatasi problem kekurangan vitamin A


dengan menjembatani jurang antara asupan Vit A
dengan kebutuhannya. Kebanyakan vit yang
diproduksi secara komersal (secara kimia) identik
dengan vit yang terdapat secara alami dalam
bahan makanan. Bentuk komersial yang paling
penting dari vit A adalah Vit S asetat dan plamitat
KESIMPULAN

 Permasalahan Ny. B dapat


diselesaikan oleh dokter keluarga
sesuai dengan keluarga sesuai
dengan prinsip-prinsipnya , dan
sangat penting dilakukan promosi
kesehatan yang bersifat promotive
dan preventif
SARAN

 Ny B harus mengubah pola hidup


dan makannya untuk mencegah
timbulnya penyakit yang lebih
parah , selain itu Ny. B juga harus
rajin control ke puskesmas agar
cepat sembuh
DAFTAR PUSAKA

 Azwar A , pengantar pelayan dokter keluarga .


Jakarta 1996
 Notoarmodjo S , kesehatan masyarakat ilmu dan
seni edisi revisi 2011
 Prof.DR.Soekidjo Notoatmodjo,S.K.M,.M.Com.H. ,
Promosi kesehatan dan ilmu perilaku
 Kementrian Kesehatan RI . Buku pegangan kader
menuju keluarga sadar gizi (kadarzi)

Anda mungkin juga menyukai