BRONCHOPNEUMONIA
Disusun oleh:
406182086
Pembimbing:
BAB I
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : An. AS
Umur : 7 bulan
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat, tanggal lahir : Bogor, 28-02-2019
Agama : Islam
Alamat : Kp Lebak
Kewarganegaraan : Indonesia
Suku Bangsa : Sunda
II. ANAMNESIS
Dilakukan secara alloanamnesis kepada ibu pasien pada tanggal 12 Oktober
2019 hingga tanggal 14 Oktober 2019
A. Keluhan Utama
Sesak sejak 2 minggu SMRS
B. Keluhan Tambahan
Batuk pilek, demam saat HMRS
1
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
2
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
F. Riwayat Pengobatan
Sebelumnya pasien tidak pernah berobat ke rumah sakit, untuk keluhan
saat ini tidak diberikan obat apapun di rumah, pertama kali diobati saat
di IGD.
3
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
H. Riwayat Perinatal
Pasien merupakan anak tunggal, lahir cukup bulan di rumah sakit
dibantu oleh bidan, dengan berat badan lahir 3200g dan panjang badan
lahir 49 cm. Saat lahir pasien langsung menangis. Saat mengandung
pasien, ibu pasien HbSAg(+).
I. Riwayat Imunisasi
Imunisasi dasar lengkap
- Usia 0 bulan : HBO (+)
- Usia 1 bulan : BCG, polio 0 (+)
- Usia 2 bulan : DPT, HiB, HB, Polio 1 (+)
- Usia 3 bulan : DPT, HiB, HB, Polio 2 (+)
- Usia 4 bulan : DPT, HiB, HB, Polio 3 (+)
4
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
5
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS
o REFLEKS FISIOLOGIS
Biseps : ++ / ++
Triceps : ++ / ++
Patela : ++ / ++
Achiles : ++ / ++
6
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
V. RESUME
Telah diperiksa seorang anak laki-laki berusia 7 bulan dengan keluhan sesak
sejak 2 minggu SMRS. Keluhan disertai batuk dan pilek, dan selalu cegukan
setelah minum. 4 hari SMRS, demam naik turun dengan suhu tertinggi
39⁰C. Pada hari masuk rumah sakit, keluhan batuk, pilek, sesak disertai
kurang nafsu makan. BAB sempat cair selama 1 hari namun setelah itu BAB
kembali normal. Ibu pasien mengaku pasien belum pernah sakit seperti ini
sebelumnya, riwayat pengobatan paru disangkal.
7
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
8
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
X. TATALAKSANA
Oral :
Paracetamol drop 3x0,9 ml
Ferriz drop 1x0,4 ml
Parenteral :
Cefotaxime IV 3x300mg
XIII. EDUKASI
- Menjelaskan tentang alasan pasien dirawat
- Menjelaskan tentang keadaan pasien dan prognosis dari penyakitnya
9
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
10
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.Definisi
Pneumonia merupakan infeksi akut parenkim paru yang meliputi alveolus
dan jaringan interstisial.1 Bronkopneumonia merupakan inflamasi akut dari
bronkiolus dengan konsolidasi multipel fokal pada satu atau lebih bagian paru,
di mana infeksi menyerang bronkus, pembuluh darah, pembuluh limfe, dan
parenkim paru. Penyebab utama dikarenakan oleh infeksi bakteri seperti
Streptococcus, Staphylococcus, atau Haemophilus influenzae yang juga
dipengaruhi oleh usia, imunisasi, ventilasi, nutrisi, lingkungan, perokok pasif,
gangguan genetik seperti anemia sel sabit.2
1.2.Epidemiologi
Pneumonia merupakan penyakit yang menjadi masalah di berbagai negara
terutama di negara berkembang termasuk Indonesia. Insidens pneumonia pada
anak kurang dari 5 tahun di negara maju adalah 2-4 kasus/100 anak/tahun,
sedangkan di negara berkembang 10-20 kasus/100 anak/tahun. Pneumonia
menyebabkan lebih dari 5 juta kematian per tahun pada anak balita di negara
berkembang. Pada tahun 2013, bronkopneumonia menyebabkan kematian
sebanyak 935.000 anak di bawah lima tahun.1,3
1.3.Patofisiologi
Pneumonia merupakan infeksi pada saluran napas bawah melalui inhalasi,
aspirasi, atau hematogen. Infeksi sendiri dapat disebabkan oleh virus, jamur,
bakteri. Penyebab tersering merupakan bakteri Streptococcus pneumoniae,
sedangkan virus menjadi penyebab tersering pada anak di bawah 5 tahun. Pada
umur 2-59 bulan, bakteri yang sering ditemukan pada apusan tenggorok adalah
Streptococcus pneumoniae dan Staphylococcus epidermidis. Faktor resiko yang
meningkatkan resiko kejadian pneumonia adalah efek anatomi bawaan, defisit
imunologi, polusi, refluks gastroesofageal, aspirasi, gizi buruk, berat badan
11
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
lahir rendah, tidak mendapat ASI, imunisasi tidak lengkap, dan lingkungan
tempat tinggal yang padat. Saat imun terganggu, parenkim paru inflamasi,
mekanisme inflamasi dapat berupa imunitas komplemen dan humoral, bersihan
mukosiliar yang terganggu pada perokok, refleks batuk yang terganggu.
Makrofag pada paru menghasilkan berbagai sitokin seperti TNF alfa, IL-8, dan
IL-1 yang menyebabkan berkumpulnya neutrofil pada tempat infeksi. Lalu
proses tersebut menghasilkan proses eksudatif yang mengganggu proses
oksigenasi yang menimbulkan sesak, dan terjadi kongesti eksudat.1,4,5
1.4.Diagnosis
Pada anamnesis diperoleh tanda dan gejala seperti batuk yang awalnya
kering, kemudian menjadi produktif dengan dahak purulen bahkan bisa
berdarah, sesak napas, demam, sulit makan atau minum, tampak lemah,
serangan pertama atau berulang untuk membedakan dengan kondisi
imunokompromais, kelainan anatomi bronkus, atau asma. Pada
pemeriksaan fisik, dinilai keadaan umum anak, frekuensi napas, dan nadi,
di mana frekuensi napas di atas 60 kali per menit untuk anak kurang dari 2
bulan, di atas 50 kali per menit pada anak 2 sampai 11 bulan, dan lebih dari
40 kali per menit pada anak 12 sampai 59 bulan. Terdapat gejala distres
pernapasan seperti takipnea, retraksi subkostal, batuk, krepitasi, dan
penurunan suara paru, dapat juga ditemukan ronkhi atau wheezing, demam
dengan suhu rektal lebih dari 38 derajat celcius atau suhu axilla lebih dari
37,5 derajat celcius, dan sianosis.1,6
Pemeriksaan penunjang dapat dilakukan pemeriksaan radiologi dan
laboratorium, foto dada direkomendasikan untuk penderita pneumonia yang
dirawat inap dan memiliki tanda klinis yang membingungkan, jika
pneumonia berat, gejala menetap, dan tidak respon dengan antibiotik maka
dilakukan follow up foto dada, dan pemeriksaan foto dada tidak
mengidentifikasi agen penyebab.1
12
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
13
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
Pemeriksaan kadar HbsAg dan IgM anti HBc dilakukan pada saat bayi berusia 6
bulan, karena saat itu antigen dalam darah baru dapat terdeteksi, dengan kadar
puncak usia 3-4 bulan. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah sebagai
pencegahan jika ibu menderita hepatitis akut selama hamil, yaitu diberikan dosis
awal vaksin hepatitis B 0,5 ml IM dalam 12 jam setelah lahir dianjurkan dosis ke 2
dan dosis ke 3 pada usia 1 dan 6 bulan. Bila tersedia, imunoglobulin hepatitis B
14
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
diberikan 200 IU, dan dalam waktu 24 jam, secara IM 0,5 ml disuntikkan pada paha
sisi lainnya, paling lambat 48 jam setelah lahir, dan ibu boleh tetap menyusui.
Dilakukan pemantauan, pada bayi yang dilahirkan dari ibu penderita HbsAg (+),
bayi diperiksa HbsAg pada 1-2 bulan setelah lahir dan anti HBs untuk menilai
tingkat kekebalan bayi.
15
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
DAFTAR PUSTAKA
16
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
LAMPIRAN
17
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
18
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019
Devina Adelina Wijaya (406182086)
19
Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Ciawi
Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Periode 9 September – 17 November 2019