Anda di halaman 1dari 23

LAPORAN BULANAN TIM PPIRS

JUNI 2016

I. SURVAILANS INFEKSI
Survailans infeksi rumah sakit adalah suatu proses yang dinamis, sistematis, terus
menerus dalam pengumpulan, identifikasi, analisis dan interpretasi data kesehatan yang
penting pada suatu populasi spesifik dan didiseminasikan secara berkala kepada pihak pihak
yang memerlukan untuk digunakan dalam perencanaan, penerapan, serta evaluasi suatu
tindakan yang berhubungan dengan kesehatan (Kemenkes : 2011).
Metode survailans yang digunakan adalahSurvailans Targeted di ruang perawatan
intensive. Pada umumnya yang dipantau adalah kejadian infeksi daerah operasi (IDO),
infeksi saluran kemih (ISK), infeksi aliran darah primer ( IADP) dan ventilator associated
Pneumonia ( VAP) di ruang perawatan yang menggunakan ventilator. Sering memerlukan
dukungan laboratorium microbiologi. Lebih efektif jika tindakan invasive sering dilakukan.
Adapun tujuan dari survailan infeksi adalah :
1. Memperoleh data dasar
2. Kewaspadaan dini Kejadian Luar Biasa ( KLB )
3. Menilai standard mutu pelayanan
4. Sebagai sarana mengidentifikasi malpraktek
5. Menilai keberhasilan suatu program PPI
6. Meyakinkan para klinisi
7. Sebagai suatu tolok ukur akreditasi
Kegiatan surveilan infeksi di bulan Maret ini masih menggunakan format yang sudah ada
. Dari kegiatan ini didapatkan data :

1. INFUS
Pemasangan infus seluruhnya berjumlah 341. Berdasarkan derajat plebitis
didapatkan plebitis derajat derajat II sebanyak 8,5 %.
Kejadian infeksi luka infus / Plebitis yang terjadi pada pasien yang mendapatkan obat
intravena (Manitol, Aminofluid, Antibiotik beberapa macam dan lain – lain )

1
Jumlah Pemasangan Infus dan Kejadian Infeksi

Plebitis Jumlah
Jumlah
Bulan Nama Ruangan Pelayanan I II III IV
Bougenville 30 1 2 0 0 3
Dahlia 43 0 0 0 0 0
Flamboyan 36 9 0 0 0 9
HCU 96 0 0 0 0 0
Mawar 156 0 0 0 0 0
Juni-14 Melati 162 10 0 0 0 10
Nusa Indah 76 7 1 0 0 8
Pavilium Anggrek 25 0 0 0 0 0
Aster (Perinatologi) 95 0 0 0 0 0
Teratai 22 0 0 0 0 0
Perawatan IGD 1052 0 0 0 0 0
27 3 0 0 30
Total Jumlah 1793

2. TRANSFUSI
Pemasangan transfusi seluruhnya berjumlah 440, asal pemasangan dari Instalasi gawat
darurat berjumlah 7,asal pemasangan rawat jalan (klinik hemodialisa) 10, dan asal
pemasangan dari rawat inap berjumlah 423, dengan rincian Pemasangan transfusi di
Ruang Bougenville berjumlah 6, Ruang Dahlia berjumlah 81, Ruang Flamboyan
berjumlah 3, Ruang HCU berjumlah 4, Ruang Mawar berjumlah 208, Ruang Melati
berjumlah 64, Ruang Nusa Indah berjumlah 14, Ruang Paviliun Anggrek berjumlah 22,
Ruang Perinatologi (Aster) berjumlah 15, dan Ruang Teratai berjumlah 6. Kejadian
Infeksi Aliran Darah Primer ( IADP ) tidak ditemukan, sedangkan kejadian infeksi luka
transfusi tidak ditemukan.

2
Jumlah Pemasangan Transfusi dan Kejadian Infeksi
Jumlah IADP
Bulan
Nama Ruangan Pelayanan
Bougenville 6 0
Dahlia 81 0
Flamboyan 3 0
HCU 4 0
Mawar 208 0
Melati 64 0
Juni-14
Nusa Indah 14 0
Pavilium Anggrek 22 0
Perinatologi 15 0
Teratai 6 0
Perawatan IGD 7 0
Klinik Hemodialisa 10 0

Total Jumlah 440 0

3. KATETER TETAP

Pemasangan kateter tetap seluruhnya berjumlah 291, asal pemasangan dari rawat jalan
berjumlah 16 ( Poliklinik Bedah 13,Poliklinik kebidanan 3 ), Instalasi gawat darurat berjumlah
53 dan asal pemasangan dari rawat inap berjumlah 222, dengan rincian Pemasangan kateter tetap
di Ruang Bougenville berjumlah 8, Ruang Dahlia berjumlah 51, Ruang Flamboyan berjumlah
22, Ruang HCU berjumlah 46, Ruang Mawar berjumlah 16, Ruang Melati berjumlah 0, Ruang
Nusa Indah berjumlah 28, Ruang Paviliun Anggrek berjumlah 9, Ruang Perinatologi (Aster)
berjumlah 0, dan Ruang Teratai berjumlah 42. Kejadian infeksi saluran kemih pada bulan ini
tidak ditemukan

3
Jumlah Pemasangan Kateter Tetap dan Kejadian Infeksi Saluran Kemih (ISK)

Bulan Nama Ruangan Jumlah Pelayanan ISK


Bougenville 8 0
Dahlia 51 0
Flamboyan 22 0
HCU 46 0
Mawar 16 0
Melati 0 0
Juni-14 Nusa Indah 28 0
Pavilium Anggrek 9 0
Perinatologi 0 0
Teratai 42 0
Perawatan IGD 53 0
Poliklinik Bedah 13 0
Poliklikin kebidanan 3 0
0
Total Jumlah 291

4. NASO GASTRIC TUBE / OROFARING GASTRIC TUBE ( NGT /OGT )


Pemasangan NGT/OGT seluruhnya berjumlah 118, asal pemasangan dari rawat
jalan berjumlah 0, Instalasi gawat darurat berjumlah 32 dan asal pemasangan dari rawat
inap berjumlah 86, dengan rincian Pemasangan NGT/OGT di Ruang Bougenville
berjumlah 0, Ruang Dahlia berjumlah 0, Ruang Flamboyan berjumlah 14, Ruang HCU
berjumlah 14, Ruang Mawar berjumlah 0, Ruang Melati berjumlah 11, Ruang Nusa Indah
berjumlah 5, Ruang Paviliun Anggrek berjumlah 2, Ruang Perinatologi (Aster) berjumlah
40, dan Ruang Teratai berjumlah 0. Kejadian iritasi saluran pencernaan pada bulan ini
tidak ditemukan

4
Jumlah Pemasangan Nasogastrik Tube dan Kejadian Iritasi

Jumlah Iritasi
Bulan
Nama Ruangan Pelayanan
Bougenville 0 0
Dahlia 0 0
Flamboyan 14 0
HCU 14 0
Mawar 0 0
Melati 11 0
Juni-14
Nusa Indah 5 0
Pavilium Anggrek 2 0
Perinatologi 40 0
Teratai 0 0
Perawatan IGD 32 0
Poliklinik Anak 0 0
Total Jumlah 118 0

5. OPERASI
Jumlah pasien menjalani operasi berjumlah 163, Operasi bedah kebidanan berjumlah 90,
operasi bedah THT berjumlah 10, operasi bedah umum berjumlah 60. Bedah mata 3
Kejadian infeksi atau komplikasi daerah/luka operasi di rawat inap dan rawat jalan tidak
ditemukan.

Jumlah Kegiatan Operasi Berdasarkan Spesialisasi


Bulan operasi Ruangan Jumlah ILO
Perawatan IGD 0 0
Juni-14 Bedah Kebidanan Bougenvile 1 0
Dahlia 37 0

5
Flamboyan 0 0
HCU 0 0
Mawar 0 0
Melati 0 0
Nusa Indah 0 0
Pav. Anggrek 2 0
Perinatologi 0 0
Teratai 50 0

Jumlah 90 0

Perawatan IGD 0 0
Bougenvile 0 0
Dahlia 0 0
Flamboyan 0 0
HCU 0 0
Bedah Mata Mawar 0 0
Melati 0 0
Nusa Indah 3 0
Pav. Anggrek 0 0
Perinatologi 0 0
Teratai 0 0

Jumlah 3 0
Perawatan IGD 0 0
Bougenvile 2 0
Dahlia 0 0
Flamboyan 0 0
HCU 0 0
Bedah THT Mawar 0 0
Melati 0 0
Nusa Indah 8 0
Pav. Anggrek 0 0
Perinatologi 0 0
Teratai 0 0

Jumlah 10 0
Perawatan IGD 0 0
Bedah UMUM Bougenvile 8 0
Dahlia 0 0

6
Flamboyan 0 0
HCU 0 0
Mawar 0 0
Melati 0 0
Nusa Indah 49 0
Pav. Anggrek 3 0
Perinatologi 0 0
Teratai 0 0

Jumlah 60 0 0

Total Jumlah 163

6. PNEUMONIE

Jumlah pasien yang tirah baring sebanyak 145 pasien.Bulan ini pasien yang dipasang
ETT sebanyak 0 pasien, yang terpasang ventilator sebanyak 0 pasien, dan pasien yang
dilakukan Trakheostomie ada 0 pasien. Kejadian Ventilator Associated Pneumonie ( VAP
) dan HAP ( Health Associated Pneumonie ) tidak ditemukan.

Jumlah Pasien Tirah Baring dan Kejadian Infeksi


No Ruangan Jumlah HAP VAP
1 HCU 49 0 0
2 Aster 0 0 0
3 Teratai 0 0 0
4 Dahlia 0 0 0
5 Nusa Indah 56 0 0
6 Melati 0 0 0
7 Mawar 0 0 0
8 Flamboyan 40 0 0
9 Bougenville 0 0 0
10 Paviliun Anggrek 0 0 0

7
11 Kamar Operasi ( 0 0 0
OK)
Jumlah 145 0 0

7.DEKUBITUS
Jumlah pasien yang tirah baring sebanyak 145 pasien.Bulan ini pasien yang dinyatakan
dekubitus di Rumah sakit 0.

II. PROGRAM PENCEGAHAN INFEKSI


Kegiatan ini sesuai program dan kerangka acuan yang telah dibuat menggunakan daftar tilik
yang sudah ada melalui kunjungan lapangan.

1. KEGIATAN KEBERSIHAN TANGAN

Kegiatan kebersihan tangan sesuai pedoman belum dilakukan dalam kegiatan sehari-hari
secara optimal, sehingga masih perlu dilakukan sosialisasi secara terus menerus dan melakukan
kerja sama dengan kepala ruangan, IPCLN dan pembimbing klinik di ruangan.
Kelengkapan fasilitas untuk kebersihan tangan belum secara optimal dimanfaatkan.
Permasalahan Kebersihan Tangan :
a. Fasilitas hand hygiene pada instalasi rawat jalan kurang : tidak ada wastafel pada :
Poli saraf,poli THT,Poli mata Poli TB,Poli anak,Poli Jiwa ,Poli Kulit, Poli KB/Laktasi
Tidak tersedia tissue atau lap sekali pakai di tiap poliklinik.
b. Fasilitas hand hygiene pada instalasi rawat inap kurang:wastafel dan hand rub
c. Pav Anggrek : kamar 1,2,11,12,13,& 14 tidak ada wastafel di luar ruangan,ada di dalam
kamar mandi.
d. Bougenville : kamar 9,10,11,12 tidak ada wastafel
e. Ruang melati,flamboyan,nusa indah, teratai, dahlia, aster, mawar tidak ada tissue,tempat
sampah no touch
f. Pemasangan briket dan handrub di 30 titik area pemasangan sesuai dengan nota dinas

8
yang dibuat IPCN (terlampir)
g. Botol hand rub yang kosong pada setiap ruangan tidak diisi
h. Masih ada anggapan dari pasien,keluarga pasien dan pengunjung bahwa kebersihan
tangan berlaku bagi petugas kesehatan saja

Rencana Tindak Lanjut :


a. Kerja sama dengan bagian untuk terus melakukan sosialisasi kebersihan tangan kepada
staf, pasien, keluarga pasien dan pengunjung, sehingga dapat mengoptimalkan pemakaian
Handrub dan Handsoap di ruangan.
b. Kerja sama dengan bagian perlengkapan ruangan dan bagian gudang untuk mengisi botol
Handrub berbasis alkohol yang kosong.
c. Melakukan evaluasi surat usulan memasukkan beban biaya Handrub dan Handsoap ke
dalam tarif pasien rawat inap/rawat jalan ke Tim Keuangan.
d. Segera merealisasikan kotak lap tangan/tissue dan menyelesaikan pemasangan fasilitas
tempat kebersihan tangan (wastafel) bekerja sama dengan bagian IPSRS, dan bagian
Perlengkapan.
e. Terus - menerus melakukan kegiatan edukasi kebersihan tangan bagi staf, mahasiswa
praktek ,pasien, keluarga pasien dan pengunjung.

2. PENYEHATAN LINGKUNGAN DAN PENGELOLAAN LIMBAH

Pengelolaan limbah belum sesuai dengan pedoman yang berlaku. Untuk limbah
padat domestik ,limbah padat infeksius pengelolaan oleh instalasi sanitasi RSUD
Majalengka. Belum ada pengawasan ke Instalasi sanitasi sebagai pengelola limbah padat
infeksius, dan merencanakan kerjasama dengan rekanan sebagai pengelola limbah
terakreditasi.
Untuk limbah cair dikelola di IPAL sebelum dialirkan ke masyarakat dilakukan
uji air limbah agar aman dibuang ke aliran air masyarakat.
Kegiatan pengawasan lingkungan terhadap binatang pengganggu sudah berjalan
dengan baik .Tanaman masih ada di area perawatan dan di area pelayanan pasien masih
menjadi tempat meludah atau tempat sampah serta terdapat jemuran keluarga pasien di

9
area halaman ruang perawatan di semua instalasi rawat inap. Penataan sandal dan sepatu
di pintu masuk ruang rawat masih belum optimal.
Permasalahan Penyehatan Lingkungan dan Pengelolaan Limbah :
a. Ketidakpatuhan keluarga pasien dan pengunjung dalam penataan sandal dan sepatu tidak
disimpan di rak sepatu yang sudah disediakan.
b. Ketidakpatuhan keluarga pasien yang masih melakukan kegiatan mencuci dan menjemur
di area rumah sakit.
c. Ketidakpatuhan keluarga pasien dan pengunjung yang masih melakukan kegiatan makan
dan minum di area perawatan pasien dan selasar rumah sakit.
d. Ketidakpatuhan petugas kesehatan yang masih melakukan kegiatan makan dan minum di
ruang jaga.
e. Masih didapat adanya binatang pengganggu seperti: kucing, kecoa dan tikus di area
perawatan, instalasi gizi, instalasi farmasi, instalasi laboratorium dan gudang.
f. Belum ada jadwal tetap bagi cleaning service untuk melakukan desinfeksi alat dan bed
pasien pasca rawat inap.
g. Belum memisahkan limbah benda padat dan cair
h. Ketinggian cerobong Incenerator belum optimal, incenerator tidak dapat mengolah
limbah :botol kaca dan plastik padat secara optimal.
i. Petugas pengelola kebersihan tidak menggunakan Alat pelindung diri standar.
j. Tempat Sampah belum standar masih menggunakan tempat sampah dengan buka tutup
secara manual oleh tangan, sebagian ruang rawat inap telah menggunakan tempat
sampah dengan injakan kaki untuk menutup dan membukanya.
k. Belum ada SPO Penyehatan Lingkungan dan Pengelolaan Limbah
Rencana Tindak Lanjut :
a. Evaluasi rencana kerjasama dengan rekanan sebagai tindak lanjut pengawasan dalam
pengelolaan limbah padat infeksius.
b. Pengawasan tentang limbah dan lingkungan terus dilakukan bekerja sama dengan bagian
IPSRS,Sanitasi, Ruangan perawatan dan Poliklinik .
c. Tanaman liar di area perawatan pasien dihilangkan, dan pengawasan terhadap tanaman di
area pelayanan pasien ditingkatkan bekerja sama dengan bagian Sanitasi, dan memberi
rambu-rambu pada tanaman agar tidak menjadi tempat sampah dan tempat meludah.

10
d. Usulan pembuatan Surat keputusan direktur RSUD Majalengka tentang pelarangan
kegiatan mencuci dan menjemur.
e. Usulan pembuatan Surat keputusan direktur RSUD Majalengka tentang pelarangan
kegiatan makan dan minum di area perawatan bagi petugas kesehatan, keluarga pasien
dan pengunjung.
f. Memanfaatkan limbah Jerigen dari klinik Hemodialisa bekerjasama dengan bagian
sanitasi untuk pembuatan tempat pembuangan limbah benda tajam di area IGD, OK,
Rawat Jalan, dan Rawat Inap.
g. Memberikan masukan pada bagian sanitasi untuk pengajuan perbaikan incenerator agar
sesuai dengan standar.
h. Memberikan masukan pada bagian sanitasi untuk pengajuan APD standar bagi pengelola
limbah.
i. Memberikan masukan pada bagian IPSRS dan sanitasi untuk pembuatan SPO penyehatan
lingkungan dan pengelolaan limbah.
3. PENGELOLAAN LINEN
Pengelolaan linen secara umum belum berjalan dengan baik, adapun kondisi dan
permasalahan yang ada di RSUD Majalengka :
a. Belum ada jalur pendistribusian linen
b. Belum ada pemisahan linen infeksius dan non infeksius
c. Mesin cuci rumah tangga
d. Tidak ada SPO kamar cuci /laundry
e. Petugas tidak menggunakan APD
f. Tidak ada pencatatan dan pelaporan barang kotor dan bersih
g. Kondisi gedung tidak memadai
h. Masih menggunakan setrika rumah tangga
i. Tidak ada alat dan tempat transportasi linen
j. Belum ada fasilitas pengepakan linen
k. Tidak memiliki lemari khusus linen
l. Tidak dilakukan perendaman linen infeksius
m. Tidak dilakukan pengukuran suhu dan kelembaban lemari linen

11
Rencana Tindak Lanjut :
a. Membuat SPO manajemen linen dan laundry dengan bagian terkait
b. Mewajibkan penggunaan APD di bagian kamar cuci
c. Perlu kerja sama antara bagian Kamar Cuci dengan ruangan dalam pengelolaan linen.
d. Bekerja sama dengan bagian Kamar Operasi untuk keseragaman cairan desinfektan untuk
merendam linen infeksius.
e. Melengkapi fasilitas kamar cuci sesuai standar yang berlaku di departemen kesehatan
tentang manajemen linen dan laundry ( gedung, mesin cuci, setrika,protap dekontaminasi,
cairan desinfektan dan deterjen, tempat penyimpanan linen )
f. Mengusulkan pengadaan troly dan tempat tertutup untuk membawa linen kotor dan linen
bersih
g. Adanya jadwal rutin pengukuran suhu dan kelembapan lemari penyimpanan linen
h. diruangan dari Kamar cuci yang mempunyai alat pengukur kelembaban ruangan.
i. Membuat buku penerimaan dan penyerahan bahan linen dari tiap ruangan,sehingga
diketahui jumlah linen yang akan dilakukan pembersihan

4. DEKONTAMINASI (PEMBERSIHAN, DESINFEKSI DAN STERILISASI)


Dekontaminasi adalah suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan
mikroorganisme dan kotoran yang melekat pada peralatan medis sehingga aman untuk
pemakaian selanjutnya.
Pembersihan adalah Suatu proses untuk menghilangkan / membersihkan kotoran
yang melekat pada peralatan medis (bekas pakai) dengan menggunakan detergen/enzym,
air mengalir dan sikat.
Pemberihan dilakukan karena alasan sebagai berikut :
a. Pencucian / pembersihan merupakan prosedur penting dalam proses awal dekontaminasi.
b. Darah, cairan tubuh pasien dan kotoran lain yang tertinggal akan menimbulkan dampak
yang serius  menimbulkan infeksi bila masuk kedalam luka.

Desinfeksi adalah Suatu proses untuk menghilangkan / mengurangi jumlah


mikroorganisme (Virus, bakteri, parasit, fungi dan spora) kecuali endospora pada
permukaan benda / peralatan dengan menggunakan panas (thermal), bahan kimia (cairan

12
disinfektan) atau keduanya.
Sterilisasi adalah Suatu proses untuk menghilangkan / memusnahkan semua
bentuk mikroorganisme termasuk endospora pada peralatan, dapat dilakukan dengan
proses fisika atau kimia dengan menggunakan alat  Sterilisator.

Adapun kondisi di RSUD Majalengka adalah :


a. Saat ini produksi kasa, pembersihan, desinfeksi, dan sterilisasi dilaksanakan di masing -
masing instalasi dan belum ada pengawasan kualitas barang produksi dan barang yang
disterilkan.
b. Tanggung jawab pelaksanaan kegitan pada masing-masing instalasi
c. Penggunaan sterilisator uap di Instalasi Rawat Jalan dan Rawat Inap
d. Penggunaan outoklaf di kamar operasi
e. Penggunaan Ultra Violet ( UV ) untuk sterilisasi ruangan rawat inap
f. Penggunaan mesin Fogging (bukan milik RSUD Majalengka,pinjaman dari sales reagen
aerosol) untuk sterilisasi kamar operasi
Permasalahan pembersihan, desinfeksi dan sterilisasi di RSUD Majalengka adalah :
a. Belum adanya SPO standar untuk pembersihan,desinfeksi dan sterilisasi
b. Belum adanya unit penanggung jawab :CSSD
c. Belum adanya kebijakan menejerial RS tentang pelaksanaan pembersihan,desinfeksi dan
sterilisasi
d. Belum adanya pemberlakuan ‘zooning ‘ di area klinik dan kamar operasi
e. Banyak penggunaan pakaian dinas ruangan dan pakaian datang dan pulang ke rumah
sakit masih sama

Rencana Tindak Lanjut :


a. Bekerja sama dengan bagian terkait pembuatan SPO dekontaminasi ( Pembersihan,
desinfeksi dan sterilisasi )
b. Bekerja sama dengan bagian manajerial Rumah Sakit membentuk unit sterilisasi sentral (
CSSD : Central Sterilization Suplay Departement ) untuk memproduksi dan pengawasan
kualitas barang yang disterilkan.
c. Perencanaan bangunan ruang sterilisasi dapat segera terrealisasi dengan adanya

13
pemisahan alur barang.
d. Pemberlakuan ‘zooning’ di area klinik dan kamar operasi
e. Pemberlakuan penggunaan pakaian kerja selama di rumah sakit

5. PENGELOLAAN MAKANAN
Kegiatan yang dilakukan:
UPAYA HIGIENE & SANITASI :
 Higiene : upaya kesehatan melalui kebersihan individu
 Sanitasi : upaya kesehatan melalui kebersihan lingkungan

 Hygiene Individu:
Memiliki pengetahuan hygiene dan sanitasi makanan
Memiliki keterangan kesehatan (health sertificate)
Bebas penyakit menular
Bebas penyakit kulit
Bebas pembawa basil (carrier)
Bebas penyakit pernafasan (TBC, pertusis)
Penjamah Makanan harus:
 Cuci tangan, dimulai pada saat ingin bekerja
 Hindari batuk atau bersin di depan makanan
 Tidak bercakap-cakap pada saat mengolah
 Rambut tidak terurai
 Dilarang merokok
 Gunakan pakaian dan apron/celemek yang bersih
 Selalu gunakan penutup rambut
 Jangan memakai perhiasan
 Kuku jari tangan harus pendek

 Enam Prinsip sanitasi Makanan :


1. Kebersihan peralatan makanan & minuman
2. Cara penyimpanan bahan makanan (sanitasi gudang)

14
3. Cara pengolahan makanan
Tempat pengolahan (sanitasi dapur)
Tenaga pengolah (food handler)
Proses pengolahan makanan ( food processing )
4. Cara pengangkutan makanan (food transportation)
5. Penyimpanan dingin (refrigeration)
6. Cara penyajian makanan (food service)

Kegiatan PPI meliputi koordinasi dengan kepala instalasi Gizi, Monitoring penyelenggaraan
makanan sampai dengan pendistribusian makanan, dan Edukasi staf pentingnya PPI di
instalasi Gizi, serta observasi hygiene perseorangan dengan melakukan pemeriksaan
kebersihan individu
Rencana Tindak Lanjut :
1) Melakukan sosialisasi berkesinambungan ke seluruh staf di bagian tentang
penyelenggaraan sampai dengan pendistribusian makanan yang aman.
2) Melakukan koordinasi dengan bagian perlengkapan unit gizi dan perlengkapan rumah
sakit tentang pengadaan celemek dan sarung tangan plastic untuk mengolah makanan.
3) Melakukan koordinasi dengan kepala instalasi gizi dan IPSRS untuk pembuatan bak
pencucian sesuai standar di unit Gizi
4) Melakukan evaluasi terhadap perubahan yang ada.

III. KEGIATAN PENGEMBANGAN DAN ORIENTASI


Kegiatan ini diisi dengan sosialisasi program yang sudah ada, diantaranya :

a. Alat Pelindung Diri

Ketersediaan alat pelindung diri ( APD ) diruangan belum disediakan dan digunakan
secara maksimal, sudah dilakukan audit tanggal 1 sampai dengan 30 Meil 2014 dan
disampaikan pada rapat Koordinasi dengan IPCO dan Ketua Komite PPIRS. Untuk
ruangan semi steril ( yang harus membuka alas kaki ) masih menggunakan alas kaki
yang berisiko terpajan karena bentuknya terbuka, dan belum ada keseragaman, dan

15
sudah ada pembicaraan dengan kepala bagian perlengkapan dan gudang umum
untuk penyediaannya.Bentuk dan harga masih dicari. Ruangan yang masih sangat
minim dalam penggunaan APD adalah bagian Kamar Cuci, petugas kebersihan dan
Gizi. Untuk dibagian Kamar Cuci ketidak patuhan menggunakan sarung tangan saat
mencuci linen karena sarung tangan yang tersedia saat ini pendek sehingga air
cucian masuk ke dalam sarung tangan dan mengakibatkan tangan iritasi/luka dan
risiko terkena infeksi.

Rencana Tindak Lanjut :


1) Terus menerus dilakukan sosialisasi dan audit perlunya pemakaian APD
ke tiap bagian, dan penyediaan APD yang diperlukan.
2) Untuk ruangan semi steril ( yang harus membuka alas kaki ) perlu
dilakukan kerja sama untuk penyediaan APD pelindung kaki agar
aman saat digunakan dan ada keseragaman.
3) Membuat kajian tentang sarung tangan yang dipakai di bagian Kamar cuci
perlu diganti yang lebih panjang sehingga lebih aman saat digunakan.

b.Penyuntikan Yang aman

Kegiatan penyuntikan yang aman dan anjuran pemasangan infus menggunakan


transparan dressing , menuliskan tanggal pemasangan dan nama pemasang,
menggunakan alkohol swab, dan jarum kateter infus langsung dibuang pada Safety Box.
Sudah dilakukan evaluasi penempatan wadah untuk limbah benda tajam,limbah ampul
dan limbah kaca/botol selama bulan Juni 2014 bekerja sama dengan Instalasi Sanitasi
dan Instalasi rawat inap.

Rencana Tindak Lanjut :


1) Melakukan sosialisasi berkesinambungan ke seluruh staf di bagian tentang SPO
penyuntikan yang aman.

16
2) Melakukan evaluasi terhadap perubahan yang ada.

c. Kebersihan Jalan Nafas

Kegiatan kebersihan saluran nafas dengan memasang poster etika batuk dan uji coba
pemberian masker pada pasien rawat jalan yang menderita infeksi saluran nafas yang saat ini
masih dalam proses uji coba. Rambu - rambu larangan merokok belum terpasang pada
semua area klinik, belum ada keputusan direktur yang khusus mengatur larangan merokok
sehingga masih ditemukan karyawan rumah sakit (medis dan non medis ) serta banyak
penunggu pasien dan pengunjung yang merokok di area rumah sakit.

Rencana Tindak Lanjut :


1) Melakukan evaluasi terhadap uji coba pemberian masker pada pasien yang menderita
infeksi saluran nafas di rawat jalan.
2) Bekerja sama dengan Panitia MFK tentang pemasangan larangan rokok.
3) Bekerja sama dengan bagian PKRS untuk penyuluhan kepada pasien dan pengunjung.

IV. Pencegahan dan Pengendalian Resisten Antibiotik/Antimikroba


Antibiotic Control
Kegiatan yang dilakukan memonitor pelaksanaan pedoman umum penggunaan antibiotik
( Pelaksanaan seleksi antibiotik secara rasional dengan mempertimbangkan :
a. Apakah pasien benar-benar memerlukan penggunaan antibiotik?
( bakterial infection vs viral infection )
b. Membuat alasan tentang perkiraaan statistik tingkat kemampuan patogenitas dari
antibiotik,ditunjang dengan data laboratorium klinik yang adekuat
c. Membuat daftar antibiotik yang potensial
d. Menghitung dosis penggunaan antibiotik dengan benar
e. Mempertimbangkan penetrasi antibiotik terhadap luasnya infeksi yang terjadi
f. Mempertimbangkan apakah antibiotik yang dipilih tidak kontraindikasi dengan pasien

17
berdasarkan pertimbangan usia, reaksi alergi, dan penyakit penyerta pasien ( disfungsi
hati dan disfungsi ginjal)
g. Memutuskan sediaan antibiotik yang diberikan ( oral / parenteral )
h. Menggunakan antibiotik berdasarkan prinsip ‘cost effective’
Adapun Kondisi dan permasalah yang terjadi di RSUD Majalengka adalah :
a. Ditemukan pelaksanaan penggunaan antibiotik tidak berdasarkan klasifikasi antibiotik
dan hasil laboratorium, serta cost efffective.
b. Penggunaan antibiotik belum berdasarkan kebutuhan pasien dan kondisi pasien tetapi
masih tergantung kebijakan dokter yang memberikan terapi.
c. Penyediaan antibiotik injeksi pelaksanaan pengoplosan masih dilakukan di ruang
perawatan,belum dilaksanakan oleh unit farmasi

Majalengka, Juni 2014

dr. Dewi Nurmalasari Savitri Susilowati.SPd.S.Kep.Ners


IPCO IPCN

Mengetahui
Ketua Komite PPIRS

18
dr. Deassy Arifiani

LAMPIRAN DOKUMENTASI

PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI

KONDISI RUANG OPERASI SEMENTARA DAN RENOVASI

19
KONDISI DEPO FARMASI RUANG OPERASI SEMENTARA

20
21
22
23

Anda mungkin juga menyukai