Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

ORTODONTI AKTIF LEPASAN

Kiki Irfan afrilianto


P2.31.36.017.0.41

POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA II


JURUSAN TEKNIK GIGI
2020
Ortodonti lepasan aktif adalah alat ortodontik yang memiliki tekanan mekanis
untuk dilakukan pengaturan gigi yang malposisi, atau dengan memanfaatkan tekanan
fungsional otot-otot sekitar mulut dilakukan perawatan untuk mengoreksi hubungan
rahang atas dan rahang bawah. Alat ortodonti lepasan aktif dibagi menjadi 3 yaitu :
1.Pir-pir Pembantu / Auxilliary Springs

A. Macam-macam Spring
1. Finger spring (single cantilever spring)
Finger spring terbuat dari kawat 0,5 atau 0,6 mm. Finger spring dibuat
dengan coil atau helix di dekat titik attachment-nya dan free end untuk
pergerakan. Finger spring diindikasikan untuk pergerakan mesio-distal gigi,
misalnya untuk menutup diastema anterior. Finger spring diaktivasi dengan
membuka coil atau menggerakkan lengan aktifnya ke gigi yang digerakkan.
Aktivasi optimal untuk kawat 0,5 adalah 3 mm, sedangkan untuk kawat 0,6
aktivasinya 1,5 mm.

Finger Spring

2. Double cantilever spring (Z spring)


Z spring digunakan untuk memproklinasikan gigi insisivus. Pegas ini terbuat
dari kawat 0,5 mm dan dipasang pada permukaan palatal gigi. Z spring memiliki
dua helix dengan diameter internal yang kecil. Z spring diaktivasi dengan
membuka kedua helix 2-4 mm. Hanya satu helix diaktivasi untuk koreksi rotasi
ringan. Z spring ideal untuk koreksi crossbite anterior.18

Double Cantilever Spring


3. T-spring
T-spring terbuat dari kawat berdiameter 0,5 mm dan digunakan untuk
menggerakkan premolar atau molar ke bukal. Pegas ini, seperti namanya,
memiliki lengan berbentuk T dan ujungnya tertanam di dalam basis akrilik.
Aktivasinya dengan mendorong ujung bebas dari T-spring ke arah pergerakan
gigi yang diharapkan.18

T-spring

4. Buccal Canine Retractor Spring


Buccal canine retractor spring digunakan pada kaninus yang terletak lebih ke
bukal sehingga harus digerakkan ke palatal ataupun ke distal. Buccal canine
retractor spring ini cenderung tidak nyaman bagi pasien sehingga jarang
digunakan. Buccal canine retractor spring ini relatif memiliki dimensi vertikal
yang tidak stabil sehingga sulit untuk mengaktifkannya. Ini dibuat dengan
menggunakan kawat berdiameter 0,7 mm.

Bucal Canine Retractor

2. Busur Labial / Labial Arch / Labial Bow

Labial bow dapat digunakan menjadi aktif atau pasif. Labial bow aktif
digunakan untuk retraksi gigi insisivus. Ada berbagai macam desain labial bow.
Pemilihannya tergantung pada pilihan operator dan besarnya retraksi yang diperlukan.
Labial bow yang fleksibel seperti Roberts’ retractor adalah yang pilihan yang tepat
untuk mengurangi overjet yang besar. Jika retraksi yang diperlukan sedikit dengan
minor irregularity perlu dikoreksi, labial bow yang kurang fleksibel dapat dipilih
karena lebih tepat untuk pergerakan ini dan hanya memerlukan sedikit aktivasi.
Berikut ini beberapa contoh desain labial bow :
a) Roberts’ retractor
Ini merupakan labial bow yang fleksibel yang terbuat dari kawat berdiameter
0,5 mm. Fleksibilitasnya tergantung pada vertical limb dan coil-nya sehingga
diperlukan ukuran yang kuat (diameter internal minimal 4 mm). Kesalahan yang
umumnya terjadi adalah bagian horizontalnya terlalu pendek sehingga gagal
untuk mengontrol insisivus lateralnya.

Roberts’ retractor

Aktivasi labial bow ini diperlukan sekitar 4 mm, tetapi daerah pengaktivan sangat
penting. Labial bow diaktivasi dengan bending pada vertical limb di bawah coil.

b) Labial bow dengan ‘U’ loops


Ini terbuat dari kawat 0,7 mm. Fleksibilitasnya tergantung pada tinggi vertikal
loop. Sedikit pergerakan pada masing-masing gigi dapat diperoleh dengan
membuat bayonet bend pada titik yang tepat. Keuntungan dari labial bow
dengan ‘U’ loop adalah jika hanya perlu mengurangi sedikit overjet atau
diperlukan alignment insisivus.

Labial bow dengan ‘U’ loops

Untuk mengurangi overjet, labial bow ini diaktivasi pada ‘U’ loops-nya.
Aktivasi harus minimal. Labial bow sebaiknya bergeser ke arah palatal hanya 1
mm.
c) Labial bow dengan reverse loop
Labial bow ini kadang-kadang digunakan untuk mencegah kaninus bergerak
ke arah bukal saat retraksi. Namun, metode untuk mengontrol pergerakan
kaninus harus dengan aktivasi yang tepat. Labial bow ini kurang kaku dan
sebaiknya diaktivasi hanya 1 mm setiap kontrol.

Labial bow dengan reverse loop


d) Extended labial bow
Labial bow ini terbuat dari kawat dengan diameter 0,7 mm dan
fleksibilitasnya bertambah dengan memperbesar loop-nya. Labial bow ini
merupakan alternatif untuk Roberts’ retractor untuk mengurangi overjet dan
juga sesuai untuk alignment gigi insisivus. Karena ukuran loop-nya, labial bow
ini kurang nyaman digunakan oleh pasien. Labial bow ini harus diaktivasi
dengan hati-hati untuk menghindari trauma pada mukosa bukal.

Extended labial bow

3. Sekrup Ekspansi / Expansion Screw

ekspansi merupakan alat ortodontik lepasan yang sering digunakan pada


kasus gigi depan berjejal yang ringan. Kekurangan ruang guna mengatur gigi-gigi
tersebut diperoleh dengan menambah perimeter lengkung gigi menggunakan plat
ekspansi. Pada pasien dewasa, pelebaran yang dihasilkan merupakan gerakan
ortodontik, yaitu hanya melebarkan lengkung gigi dengan cara tipping, merubah
inklinasi gigi.
Sifat plat ekspansi

1. Lepasan atau removable : alat bisa dipasang dan dilepas oleh pasien
2. Aktif : mempunyai sumber kekuatan untuk menngerakkan gigi,
yaitu sekrup ekspansi atau coffin spring, atau pir-pir penolong (
auxilliary spring ).
3. Mekanis : merubah posisi gigi secara mekanis
4. Stabilitas tinggi : alat tidak mudah lepas, karena retensi yang
diperoleh dari Adams clasp atau Arrowhead clasp serta verkeilung
dari plat dasar yang menempel pada permukaan lingual atau
palatinal gigi.

Elemen-elemen plat ekspansi


Plat ekspansi terdiri dari :

1. Plat dasar akrilik


2. Klamer yang mempunyai daya retensi tinggi, misalnya Adam’s
clasp atau Arrowhead clasp.
3. Elemen ekspansif, dapat berupa sekrup ekspansi maupun coffin spring
4. Busur labial ( labial arch )
5. Kadang dilengkapi juga dengan spur atau taji, tie-bar dan pir-
pir penolong ( auxilliary spring ).

1. Plat dasar
Plat dasar akrilik tidak boleh terlalu tebal dan harus dipoles licin
supaya enak dipakai dan mudah dibersihkan. Bagian verkeilung plat harus
menempel pada permukaan lingual/ palatinal gigi-gigi, karena dapat
menambah daya penjangkar Antara plat yang menempel pada gigi penjangkar
(anchorag ) dan gigi attachment terdapat belahan atau separasi.

2.Klamer
Plat ekspansi memerlukan retensi dan stabilitas yang tinggi sehingga
maksud pelebaran lengkung gigi dapat tercapai. Stabilitas diperoleh dengan
menggunakan klamer yang mempunyai daya retensi tinggi misalnya Adam’s
clasp atau Arrowhead clasp yang dibuat dari kawat stainless steel diameter
0,7 mm.

3. Elemen ekspansif
Elemen ekspansif dapat berupa sekrup ekspansi (expansion screw)
yang dibuat oleh pabrik atau berupa coffin spring yang dibuat sendiri dari
kawat stainless diameter 0,9 – 1,25 mm. Sekrup ekspansi terdapat bermacam-
macam, tapi dasar kerjanya sama. Tersedia berbagai tipe, antara lain :
- tipe Badcock
- tipe Fisher
- tipe Glenross
- tipe Wipla dll.
Tiap sekrup mempunyai 4 lubang, dilengkapi dengan kunci pemutar.
Kekuatan yang dihasilkan sekrup bersifat intermittent ( berselang-seling ).
Gambar anak panah pada sekrup menunjukkan arah pengaktifan. Sekrup
ekspansi dibuat untuk pembukaan 0,18 mm – 0,20 mm setiap seperempat
putaran ( 900 ).
Pemutaran sekrup dilakukan ¼ putaran setiap hari atau 2 X ¼ putaran
setiap minggu, tergantung pada setiap kasus dan arah pelebaran yang

A C

diharapkan.
A B D

Gambar 3 : A. Tipe Badcock B. Glenross C. Fisher D.


Sekrup dengan wing

B
A

a. Penampang melintang sekrup ekspansi


b. Cara pengaktifan sekrup ekspansi
Selain sekrup, elemen ekspansif lainnya adalah Coffin yang dibuat
dari kawat stainless steel diameter 0,9 – 1,25 mm. Kekuatan yang dihasilkan
coffin bersifat kontinyu. Plat ekspansi dengan coffin dapat menghasilkan
gerakan paralel simetris atau asimetris maupun gerakan non paralel simetris
atau asimetris, tergantung pengaktifan.

A B

A. Ekspansi dengan coffin ( Graber, 1984 )


B. Coffin dari kawat stainless steel 0,9 – 1,25 mm

4. Busur labial ( labial arch )


Busur labial pada plat ekspansi dibuat dari kawat stainless steel
diameter 0,7 mm Di samping dapat menambah daya retensi alat, Busur labial
ini dapat digunakan untuk meretraksi gigi-gigi anterior yang protrusi. Pada
pelebaran lengkung gigi ke anterior, misalnya pada kasus di mana terdapat
gigitan silang pada gigi-gigi depan ( anterior crossbite ), busur labial ini tidak
diperlukan dan untuk menambah retensi alat ditambahkan spur atau taji yang
dipasang di sebelah distal insisivi lateral atau Adams clasp untuk keempat
insisivi atas.
Macam – macam plat ekspansi

A. Ekspansi arah lateral


1. Paralel : a. simetris
b. asimetris
2. Non paralel ( radial ) : a. simetris
b. asimetris

B. Ekspansi arah antero-posterior ( Schwartz plate )


1. Pergerakan ke distal gigi-gigi posterior
2. Pergerakan ke labial atau proklinasi gigi-gigi anterior.
1) Ekspansi arah lateral secara paralel, simetris
Plat ekspansi ini paling banyak digunakan, mempunyai bentuk sederhana
tapi kuat dan hasil memuaskan. Fungsi pokok adalah melebarkan lengkung
gigi ke arah lateral secara paralel, jadi disini gerakannya secara resiprokal.
Gerakan prosesus alveolaris dalam mengikuti gerakan plat dapat dicapai
dengan cepat tapi penguatan jaringan sekitar gigi berjalan lebih lambat.
Selain berfungsi untuk melebarkan lengkung gigi, alat ini dapat
digunakan untuk meretrusi atau meretraksi gigi-gigi insisivi yang
protrusif..Untuk keperluan ini plat ekspansi dilengkapi dengan busur labial.

Plat ekspansi lateral paralel, simetris


Cara kerja alat
Pemutaran sekrup ekspansi dilakukan di dalam mulut. Pada waktu alat
diaktifkan dengan memutar sekrup ekspansi, kedua ujung busur labial akan
melebar mengikuti gerakan plat, sehingga busur labial akan menjadi tegang
dan menekan gigi-gigi insisivi yang protrusi. Plat akrilik di sebelah palatinal
gigi-gigi tersebut dikurangi, dan tekanan dari kawat busur labial akan
meretrusi atau retraksi gigi-gigi insisivi.
Jika gerakan retrusi gigi-gigi insisivi belum memungkinkan misalnya
ruangan belum cukup, maka tekanan busur labial terhadap gigi harus
dihindari dengan jalan melebarkan U-loop. Setelah alat diaktifkan beberapa
kali dan ruangan yang diperlukan sudah cukup, busur labial diaktifkan
dengan cara memperkecil atau mempersempit U-loop dan plat akrilik di
sebelah palatinal gigi insisive dikurangi.

Dalam perawatan dengan plat ekspansi, mungkin ada satu atau


beberapa gigi yang tidak perlu diekspansi. Oleh karena itu pada waktu alat
diaktifkan plat disebelah palatinal gigi yang akan dipertahankan harus
dikurangi agar gigi tersebut bebas dari tekanan.
Pada waktu pembuatan plat ekspansi untuk gerakan arah lateral secara
paralel dan simetris, penempatan sekrup secara tepat merupakan faktor yang
penting dalam perawatan. Sekrup dipasang sedekat mungkin dengan palatum
agar plat tidak terlalu tebal, tepat di tengah-tengah palatum ( linea mediana )
antara kedua gigi premolar pertama. Sumbu panjang sekrup paralel dengan
bidang oklusal, arah putaran ke belakang. Sekrup diaktifkan ¼ putaran ( 900
) 2 X seminggu atau 2 X ¼ putaran ( 1800 ) sekali seminggu. Agar plat bisa
bergerak ke arah lateral pada waktu sekrup diaktifkan, plat akrilik diseparasi
atau dibelah dibagian tengah.

2) Ekspansi arah lateral secara paralel, asimetris

Alat ini digunakan untuk mengoreksi kelainan gigitan silang pada


gigi posterior satu sisi ( unilateral-posterior crossbite ). Hambatan
akibat tonjol gigi antagonis dihindarkan dengan memberi dataran
peninggi gigitan ( bite raiser ) posterior. Peningkatan anchorage
dilakukan dengan menambah plat akrilik yang menutup permukaan
lingual gigi antagonis pada sisi yang normal. Spur ( taji ) dipasang pada
gigi anchorage maupun gigi attachment untuk menambah retensi dan
stabilitas alat. Retensi diperoleh dengan pemasangan Adams clasp (
klamer Adam ) pada gigi-gigi 6 4 / 4 6 , sedang spur dibuat dari kawat
0,6 mm. Sekrup dipasang paralel dengan bidang oklusal.

Cara pengaktifan : sekrup diputar 2 X ¼ putaran ( 1800 ) sekali seminggu.

Bite
Bite raiser
raiser
posterior
posterior

Plat ekspansi arah lateral, paralel, asimetrisl

3) Ekspansi arah lateral non paralel , simetris

Alat ekspansi ini sering disebut ekspansi secara radial, biasanya


digunakan untuk ekspansi lengkung bagian anterior ( C – C ) dan sedikit di
daerah Premolar pertama, sedangkan gigi-gigi posterior lainnya
dipertahankan kedudukannya.
Alat ini modifikasi antara sekrup ekspansi dan tie-bar yang terletak pada
bagian terdistal plat di garis tengah. Sering juga dilengkapi dengan box-in
safety pin spring ( spring yang diletakkan dalam rongga plat ) untuk
proklinasi gigi-gigi insisivus yang retrusi atau palatoversi.
Gerakan plat ekspansi direncanakan tidak paralel, sehingga apabila alat
diaktifkan bagian anterior akan melebar tapi bagian posterior tetap. Hal ini
dapat diperoleh apabila diagunakan sekrup yang agak longgar, dibuat dari
logam yang lunak, misalnya sekrup tipe
Badcock dengan guide arm atau guide pin yang dipotong. Tie bar dibuat
dari kawat stailess steel diameter 0,9 – 1,25 mm.

Tie bar , box insefty spring


Plat ekspansi lateral non paralel, simetris

Cara kerja alat

Pada waktu alat diaktifkan, oleh karena plat bagian posterior ditahan oleh tie bar,
maka plat bagian posterior tetap sedang bagian anterior melebar.
Kontruksi safety- pin dibuat dengan tujuan : pada waktu sekrup diaktifkan, plat akan
melebar dan safety-pin spring akan bergerak ke depan sehingga akan mendorong gigi
insisivus yang retrusi/ retroklinasi menjadi proklinasi. Untuk menghindari spring
meluncur ke insisal akibat bentuk permukaan palatinal insisivus tersebut, spring harus
ditutup atau dilindungi di dalam box. Retensi dan stabilitas dapat ditingkatkan dengan
tambahan clasp yang diletakkan se anterior mungkin, misalnya pada premolar pertama.
Safety-pin spring dibuat dari kawat stainless steel diameter 0,4 – 0,6 mm yang
dilengkapi dengan 4 coil masing-masing berdiameter 0,2 – 0,3 mm. Ke-4 coil harus
terletak segaris dan horisontal. Panjang spring yang menempel di kedua gigi insisivus
harus sedikit lebih pendek dari jumlah lebar mesiodistal kedua gigi tersebut. Basis spring
tidak boleh menempel pada sekrup. Spring ditanam pada model kerja dan ditutup dengan
gips keras, kecuali bagian basis. Tie bar dibuat dari kawat berdiameter 0,9 – 1,25 mm.
Klamer yang dipakai adalah Adams clasp pada kedua gigi Premolar pertama dengan
kawat 0,6 mm dan kedua gigi molar pertama dengan kawat 0,7 mm.

4) Ekspansi arah lateral non paralel ( radial ), asimetris

Alat ini digunakan sebagai space regainer di daerah anterior, untuk


menyediakan ruangan bagi insisivus lateral yang mesio-labioversi.
Sekrup : soft metal, tipe Badcock Retensi
: Adams clasp pada gigi 6 4 / 4 6
Tie-bar : 0,9 mm, stainless steel
Spur : pada gigi 3 1/
Pengaktifan : 2 X ¼ putaran sekali seminggu.

plat ekspansi radial, asimetris

5) Ekspansi arah antero-posterior untuk pergerakan ke distal gigi-gigi segmen bukal


( Schwartz plate )
Plat ekspansi ini digunakan untuk menggeser satu atau beberapa gigi posterior ke
distal, misalnya pada kasus erupsinya gigi C yang ektopik. Penggeseran gigi-gigi
premolar dan molar ke distal dilakukan untuk memberikan ruangan bagi gigi C tersebut.
Sekrup yang digunakan adalah hard metal dengan guide-pin paralel dengan bidang
oklusal dan arah gerakan gigi yang akan digeser. Alat ini sering ditambah dengan anterior
inclined bite plane guna menambah anchorage dan membebaskan tonjol-tonjol gigi yang
akan digerakkan terhadap gigi antagonisnya. Spur dipasang pada insisivus lateral untuk
mencegah bergeser ke distal. Retensi dengan Adams clasp yang dipasang pada gigi-gigi
6 4 / 4 6 . Dapat juga dengan arrowhead clasp pada gigi-gigi yang akan digeser. Sekrup
diputar ¼ putaran sekali seminggu

Anterior
inclined bite
plane
Shchwartz plate untuk menggeser segmen bukal ke distal
Alat ini juga dapat dipergunakan sebagai space regainer,
yaitu untuk mendapatkan kembali ruang yang menyempit akibat
pencabutan gigi desidui yang terlalu awal, sedang gigi
tetangganya telah menggeser ke ruang bekas pencabutan,
sehingga ruang untuk erupsinya gigi permanen penggantinya
tidak cukup. Dengan alat ekspansi ini gigi molar yang telah
bergerak ke mesial digeser ke distal, sampai ruangan yang
menyempit diperoleh kembali, sehingga gigi permanen pengganti
gigi desidui yang hilang dapt erupsi normal. Alat ini
membutuhkan retensi dan stabilitas yang besar.

plat ekspansi sebagai space regainer

6) Ekspansi arah antero-posterior untuk pergerakan ke labial


( proklinasi ) gigi-gigi depan ( Schwartz plate ) .
Alat ini digunakan untuk merawat anterior crossbite, baik
mengenai satu atau ke empat gigi insisivi atas. Agar plate akrilik
tidak terlalu tebal, sekrup dipasang sedekat mungkin dengan
gigi-gigi anterior yang akan digerakkan dan dengan palatum.
Sumbu panjang sekrup terletak di garis tengah dan paralel
dengan bidang oklusal. Retensi dengan Adams clasp pada gigi-
gigi 6 4 / 4 6 , spurs dipasang di sebelah distal 2 / 2 dan sebelah

mesial 3 / 3. Sekrup diputar ¼ atau 2 X ¼ putaran seminggu


sekali.
bite raiser posterior
Schwartz plate untuk proklinasi gigi insisivus RA

Modifikasi pada plat ekspansi


Kadang-kadang plat ekspansi arah lateral dilengkapi
dengan alat untuk extra oral traction, misalnya pada kasus Klas
II Angle yang ringan dimana hubungan molar pertama permanen
sedikit distoklusi. Alat ini dilengkapi dengan busur yang
dipatrikan pada busur labial. Kedua ujung bebas busur luar ini
dihubungkan dengan tali elastik yang disangkutkan pada kepala
atau leher pasien ( dikenal dengan istilah head gear ). Busur luar
ini dibuat dari kawat stainless steel diameter 1,25 – 1,5 mm, busur
labial dari kawat 0,9 mm. Retensi dengan Adams claps pada gigi-
gigi 6 4 / 4 6, sekrup ekspansi dari hard metal atau coffin spring
dari kawat 1,25 mm.
Perawatan dengan memakai alat ini selain melebarkan
lengkung gigi ke arah lateral, juga untuk mengoreksi hubungan
molar rahang atas dan rahang bawah.

Pembuatan Cengkeram Labial Bow

1. Menggunakan ukuran kawat yang besar karena tidak diperlukan sifat


elasitisitasnya dan diharapkan dapat kokoh mendukung auxilliary springs
yang akan dipasangkan pada busur labial tersebut.

2. Busur lingual/mainwire berbentuk lengkung kawat yang berjalan


menelusuri daerah servikal gigi-gigi dari sisi kanan ke sisi kiri dibagian
palatianal/lingual menempel pada cingulum gigi-gigi yang posisinya
normal dan palato/linguoversi, sedangkan posisinya berjarak tertentu pada
gigi-gigi yang labio/bukoversi sehingga tidak menghambat pergerakan gigi
tersebut pada saat di retraksi ke palatinal/lingual.

3. Labial bow ini terbuat dari kawat dengan diameter 0,7mm.


Meliputi permukaan labial dari gigi caninus rahang kanan ke gigi
caninus rahang kiri dan panjang loop 3mm.
Pembuatan Ekspansi Coffin

1. Menggunakan kawat ukuran 0,9-1,25 mm karena kekuatan yang


dihasilkan coffin bersifat kontinyu

2. Bentuk alat ini berupa bentuk omega, dengan base omega


ditempatkan di garis tengah posterior

3. Untuk aktivasi pegas coffin menggunakan tangan, yaitu dengan cara


menarik kedua bagian akrilik anterior ke lateral. Sedangkan, apabila
menggunakan tang 3 jari maka dengan cara menekuk lup omeganya pada
tengah plat.

4. Cara Menggerakkan Alat Pertama, membuka lup sebesar 1-2 mm, kemudian
merenggangkan dengan menarik ujung kawat.

5. Arah Gerakan Alat Arah gerakan yang dihasilkan dari plat ekspansi dengan
pegas coffin adalah gerakan parallel simetris/asimetris atau gerakan non
parallel simetri/asimetris. Arah gerakannya tergantung dari pengaktivasian
pegas. Ekspansi lateral secara parallel-simetris bertujuan untuk melebarkan
lengkung gigi ke arah lateral secara bersamaan (paralel). Ekspansi lateral
secara parallel-asimetris digunakan untuk koreksi unilateral posterior
crossbite. Ekspansi lateral secara non parallel-simetris digunakan untuk
ekspansi lengkung anterior (C-C). Sedangkan, ekspansi lateral secara non
parallelasimetris digunakan untuk menyediakan ruangan bagi insisiv sentral
yang mesio-labioversi.

6. Besarnya Aktivasi Alat Pada aktivasi awal bisa dilakukan sebesar 1-2 mm.
Besarnya ekspansi yang dibuat selama aktivasi sebesar 2-3 mm. Semakin
kecil lup yang dibuat, semakin besar tekanan yang terbentuk.

7. Jarak Waktu Aktivasi Alat Digunakan hingga ekspansi yang dibutuhkan


sudah terpenuhi.

8. Posisi Plat Akrilik Sebelum pegas diaktivasi, lempeng akrilik perlu diberi
tanda dengan mengebor sedikit masing-masing satu titik di samping belahan
lempeng akrilik. Selanjutnya dengan divider diukur jarak dua titik tersebut.
Kemudian ukur jarak dua titik tersebut yang harus lebih besar daripada
sebelum diaktivasi, sehingga besarnya aktivasi dapat diketahui. Harus
diperhatikan ketika menarik, arah kedua lempeng akrilik harus benar-benar
dalam satu bidang horizontal. Jika sampai tertarik ke arah vertikal, peranti
menjadi tidak sesuai lagi dengan keadaan rongga mulut sehingga peranti
tidak stabil.
Pertanyaan waktu sidang :

1. Berapa lebar loop pada cengkeram labial bow ?

Jawaban : Selebar gigi caninus

2. Berapa lebar lengan retentive cengkeram adam ?

Jawaban : lebar lengan retentive lebih kecil dari gigi molar, agar tidak menekan
gusi. Tinggi cengkeram 1/3 gigi molar, dan sudut lengan retentive nya 45º.

3. Apa kegunaan spring yang kamu pakai dalam kasus?


Jawaban : pada desain spring z terdapat coil coil yang berfungsi
sebagai pendorong gigi insisiv kearah labial

Anda mungkin juga menyukai