Anda di halaman 1dari 10

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

STIMULASI SENSORI
SESI 3 : MENONTON TV/VIDEO

Disusun Oleh :

1. Kastina Sholihah 10215007


2. Karunia Wati Susanti 10215015
3. Titik Pusparini 10215021
4. M. Perdana Sigo P. 10215024
5. Shinta Putri Gitayu 10215026
6. Dewi Khusnita Sari 10215027
7. Abdul Chafid Muzaki 10215033
8. Rizky Irmawati 10215035
9. Dadang Ari Wibowo 10215037
10. Rinda Dinarti 10215044
11. Binti Nur A’inun M. 10215049

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah yang berjudul “Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Sensori”
bertujuan untuk memenuhi dan melengkapi tugas pada mata kuliah Keperawatan
Jiwa di semester VI. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih
kepada Bapak dan Ibu dosen yang telah memberikan bimbingan kepada kami
selama penulisan makalah ini. Kami menyadari bahwa tugas ini belumlah
sempurna maka dengan kerendahan hati kami mohon saran dan bimbingan kepada
pembaca semua untuk perbaikannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

Kediri, 05 Juni 2018


A. Topik
Terapi aktvitas kelompok stimulasi sensori adalah upaya
menstimulasi semua pancaindra sensori agar memberi respon yang
adekuat

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum klien dapat berespon terhadap stimulus pancaindera yang
diberikan
2. Tujuan Khusus
a) Meningkatkan kemampuan sensori
b) Meningkatkan uupaya pusat perhatian
c) Meningkatkan kesegaran jasmani
d) Mengekspresikan perasaan
3. Tujuan khusus berdasarkan jenis Terapi Stimulasi Sensori
a) Klien mampu berespon terhadap suara yang didengar
b) Klien mampu berespon terhadap gambar yang dilihat
c) Klien mampu mengekspresikan perasaan melalui gambar

C. Latar Belakang
Kelompok adalah kumpulan individu yang memiliki hubungan satu
dengan yang lain, saling bergantung dan mempunyai norma yang sama
(Stuart & Laraia, 2001 dikutip dari Keliat & Akemat, 2004).
Terapi aktivitas kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan
sekelompok pasien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain
yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist atau petugas kesehatan
jiwa yang telah terlatih (Yosep, 2007).
Jumlah penderita gangguan jiwa di Indonesia pada tahun 2013 adalah 236
juta orang, dengan kategori gangguan jiwa ringan 6% dari populasi dan
0,17% menderita gangguan jiwa berat, 14,3% diantaranya mengalami pasung
(Riskesdas, 2013). Gangguan jiwa telah menyebabkan seseorang mengalami
gangguan ketidakmampuan atau kerusakan dalam hubungan sosial, sehingga
seseorang hidup di alamnya sendiri (Ade, dkk., 2007).
Salah satu jenis terapi aktivitas kelompok untuk klien gangguan interaksi
sosial adalah terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori. Terapi aktivitas
kelompok (TAK) stimulasi sensoris adalah upaya menstimulasi semua
pancaindra (sensori) agar memberi respons yang adekuat. Aktivitas stimulasi
sensoris dapat berupa stimulus terhadap penglihatan, pendengaran, dan lain-
lain, seperti gambar, video, tarian, dan nyanyian. Klien yang mempunyai
indikasi TAK stimulasi sensoris adalah klien isolasi sosial, menarik diri,
harga diri rendah yang disertai dengan kurangnya komunikasi verbal (Keliat
& Akemat, 2004).
Berdasarkan uraian diatas, penggunaan terapi aktivitas kelompok dapat
memberikan dampak positif dan dapat membantu klien meningkatkan
perilaku adaptif serta mengurangi perilaku maladaptif terutama pada pasien
dengan kerusakan interaksi sosial. Kerusakan interaksi sosial salah satunya
disebabkan oleh ketidakmampuan berespon dengan lingkungan sosialnya.
Dalam hal ini terapi aktivitas kelompok stimulasi sensori mempunyai
tujuan agar klien mampu memberikan respon dan dapat mengepresikan
perasaan.

D. Klien
1. Kriteria klien
a. Pasien dengan indikasi menarik diri dan harga diri rendah dan mulai
menunjukkan kemamuan untuk interaksi social.
b. Pasien dengan kerusakan komunikasi verbal yang telah berespon
sesuai dengan stimulus yang diberikan
c. Pasien dengan indikasi resiko tinggi menciderai diri dan orang lain
mulai bisa mengontrol emosinya saat interaksi sosial
2. Proses seleksi
a. Mengidentifikasi pasien yang masuk kriteria
b. Mengumpulkan pasien yang masuk kriteria
c. Membuat kontak dengan pasien yang setuju mengikuti TAK, meliputi
menjelaskan tujuan TAK pada pasien, rencana kegiatan kelompok dan
aturan main dalam kelompok
3. Daftar klien
 Sdr.A deangan menarik diri yang berpenampilan rapi, isiatif untuk
memulai pembicaraan ada, aktivitas baik, terkadang klien malas
berinteraksi atau berbiacara dengan orang lain, hubungan saling
percaya dengan perawat sudah terbina
 Nn.Y dengan resiko tinggi menciderai diri dan orang lain yang
berpenampilan rapi, ada inisiatif untuk memulai pembicaraan,
cenderung menciderai diri sendiri dan orang lain bila harus menunggu
lama dan tanpa kepastian, sudah terbina hubungan saling percaya
dengan perawat
 Nn.P dengan halusinasi berpenampilan bersih, terkadang klien
menunjuk dibeberapa arah untuk menunjukkan temannya yang tidak
tampak mata, tampak mudah tersinggung, ada inisiatif untuk
berhubungan, sudah terbina hubungan saling peracaya dengan perawat
 Sdr.E dengan menarik diri berpenampilan bersih, lebih suka diam,
sulit memulai pembicaraan, sudah terbina hubungan saling peracaya
dengan perawat

E. Sususnan Pelaksanaan
1. Susunan perawat pelaksana TAK sebagai berikut :
a. Leader : Titik Pusparini
b. Co-leader : Binti Nur A’inun Marifah
c. Fasilitator : M. Perdana Sigo P., Dadang Ari W., Karuniawati Susanti.,
Abdul Chafid M
d. Observer : Shinta Putri G.
2. Pasien peserta TAK sebagai berikut :

No Nama Masalah keperawatan


1 Sdr.R (Rinda Dinarti) Menarik diri
2 Nn.R (Rizky Irmawati) Resiko tinggi menciderai
3 Nn. D (Dewi Khusnita S.) Halusinasi
4 Sdr.K (Kastina Sholihah) Menari diri

F. Pengorganisasian
a. Leader Tugas :
 Menyiapakan proposal kegiatan TAK
 Menyampaikan tujuan dan peratauran kegiatan terpi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai.
 Menjelaskan aturan permainan.
 Mampu memotivasi anggota untuk aktiv dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya.
 Mampu memimpin aktivitas kelompok dengan baik dan bersih.
 Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
b. Co-leader Tugas :
 Mendampingi leader
 Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
pasien
 Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang dariu perencanaan
yang telah dibuat
 Mengambil alih posisi leader jika leader mengalami bloking dalam
proses terapi
c. Fasilitator Tugas :
 Menyediakan fasilitas selama kegiatan berlangsung
 Ikut serta dalam kegiatan kelompok
 Memfasilitasi dan memberikan stimulus dan motivator pada anggota
kelompok untuk aktif mengikuti jalannya terapi
d. Observer Tugas :
 Mengobservasi jalannya proses kegiatan
 Mengamati serta mencatat perilaku verbal dan non-verbal pasien
selama kegiatan berlangsung (dicatat pada format yang tersedia)
 Mengawasi jalannya aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
hingga penutupan
e. Operator Tugas :
 Mengatur alih permainan (menghidupakn dan mematikan music)
 Timer ( mengatur waktu)

G. Proses Kegiatan
Tak Stimulasi Sensori
Menonton TV/Video
a. Tujuan
1. Klien dapat menikmati menonton TV/Video (catatan: jika menonton
tv, acara yang ditonton hendaknya, dipilih yang positif dan bermakna
terapi untuk klien)
2. Klien menceritakan makna acara yang ditonton.
b. Setting
1. Klien duduk membentuk lingkaran di depan televisi,
2. Ruangan aman dan tenang
c. Alat
1. Video
2. Televisi
3. VCD
d. Metode
1. Diskusi

H. Langkah-Langkah Kegiatan
1. Persiapan
a. Membuat kontrak dengan klien yang sesuai indikasi: klien menarik
diri, harga diri rendah
b. Mempersiapkan alat dan tempat
2. Orientasi
a. Salam terapeutik: terapis mengucapkan salam
b. Evaluasi/validasi: terapis menanyakan perasaan klien hari ini
c. Kontrak:
1) Terapis menjelaskan tujuan kegiatan
2) Terapis menjelaskan aturan main yaitu:
a) Klien harus mengikuti kegiatan dari awal sampai dengan
akhir
b) Bila ingin keluar dari kelompok, klin harus meminta izin
kepada terapis
c) Lama kegiatan 30 menit
3. Kerja
a. Terapis mengajak klien untuk saling memperkenalkan diri (nama
dannama panggilan, serta asal) dimulai dari terapis, secara berurutan
searah jarum jam.
b. Setiap kali seorang klien selesai memperkenalkan diri, terapis
mengajak klien untuk tepuk tangan.
c. Terapis menjelaskan bahwa akan diputar video, klien mengdegarkan
dan memperhatikan cerita yang diputar di video.
d. Setelah video cerita selesai peserta akan menceritakan isi cerita dari
video tersebut dan perasaan klien saat melihat cerita tersebut.
e. Terapis memutar video cerita, klien mendengar, melihat dan
memperhatikan.
f. Secara bergiliran, klien menceritakan isi lagu dan perasaannya secara
bergiliran. Sesuai arah jarum jam. Sampai semua peserta mendapat
giliran.
(catatan: jika klien aktif dan proses berlagsung cepat , video cerita
yang diputar boleh lebih dari satu).
g. Terapis memberikan pujian , setiap klien selesai menceritakan isi dari
ceita divideo dan mengungkapkan perasaannya.
4. Terminasi
a. Evaluasi:
1) Terapis menanyakan perasaan klien setelah mengikuti TAK.
2) Terapis memberikan pujian atas pencapaian kelompok.
b. Tindak lanjut: terapis menganjurkan klien untuk mendengarkan
musik-musik yang baikdan yang bermakna dalam kehidupan.
c. Kontrak yang akan datang:
1) Terapis menyepakati kegiatan TAK berikutnya
2) Terapis menyepakati waktu dan tempat TAK

I. Evaluasi dan Dokumentasi


Evaluasi
Evaluasi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada tahap
kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan
TAK. Untuk stimulasi sensoris menonton kemampuan klien yang diharapkan
adalah mengikuti kegiatan, berespons terhadap tontonan, menceritakan isi
tontonan, dan mengungkapkan perasaan saat menonton. Formulir evaluasi
adalah sebagai berikut:
Sesi 3:TAK
Stimulasi sensoris menonton Tv/Video

No. Aspek yang dinilai Nama Klien

1. Mengikuti kegiatan
dari awal sampai akhir
TAK
2. Memberi respons pada
saat menonton
(senyum, sedih, dan
gembira)
3. Menceritakan cerita
dalam TV/Video
4. Menceritakan
perasaan setelah
menonton
Petunjuk :

1. Tulis nama klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk setiap kien, beri penilaian tentang kemampuan mengikuti,
berespons, menceritakan, dan menyampaikan perasaan saat menonton.

Beri tanda ✔jika klien mampu dan tanda ✖jika klien tidak mampu.

Dokumentasi

Dokumentasikan kemampuan yang dimiliki klien saat TAK pada catatan


proses keperawatan tiap klien. Contoh : klien mengikuti Sesi 3, TAK stimulasi
sensoris menonton. Klien mengikuti kegiatan sampai selesai, ekspresi datar
dan tanpa respons, klien tidak dapat menceritakan isi tontonan dan
perasaannya. Tingkatkan stimulus di ruangan, ulang kembangi dengan
stimulus yang berbeda.

J. Daftar Pustaka
Ade, dkk. 2007. Terapi Modalitas. Jakarta : EGC.
Keliat, Budi Anna & Akemat. 2004. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas
Kelompok. Jakarta : EGC.
Rikesdas. 2013. Penyajian Pokok-pokok Hasil Riset Kesehatan Dasar 2013.
Jakarta: Kementerian Republik Indonesia.
Stuart, G. W. dan Laraia. 2001. Prinsip dan Praktik Keperawatan Psikiatrik.
Jakarta : EGC.
Yosep, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama.

Anda mungkin juga menyukai