Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASUHAN KEPERAWATAN

DEPARTEMEN KEPERAWATAN DASAR PROFESI


PADA PASIEN GANGGUAN.........DENGAN DIAGNOSA …..
DI RUANGAN MAWAR RSUD MARDI WALUYO
KOTA BLITAR

Oleh :
VRIARNO UMBU RAUTA
NIM. 40219021

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2019
LEMBAR PENGESAHAN

NAMA : VRIARNO UMBU RAUTA

NIM : 40219021

PRODI : PENDIDIKAN PROFESI NERS

PEMEBIMBING LAHAN (CI) PEMEBIMBING INSTITUSI

(…………………………………..….) (…………………………………..….)
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI
Hernia merupakan postrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui defek
atau bagian lemah dari dinding rongga bersangkutan.pada hernia abdomen,isi
perut menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo
aponeurotik dinding perut.
Hernia inguinalis adalah suatu kondisi keluarnya suatu organ atau
struktur organ dari tempatnya yang normal melalui suatu defek pada area
inguinal yang tidak bisa kembali ketempat semula secara manual dan akan
memberikan implikasi tindakan infasif bedah dengan mengembalikan
struktur organ tersebut secara pembedahan dan menutup defek diinguinal
dan memberikan implikasi pada perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan perioperatif pada pasien (Arif Mutaqqin dan Kumala Sari, 2009)
B. ANATOMI FISIOLOGI
Secara letak anatomi, anterior dinding perut terdiri atas otot-otot
multilaminar yang terdiri dari aponeurosis, facia, lemak, dan kulit. Aponeurosis
merupakan otot-otot yang memiliki tendon. Terdapat tiga lapisan otot pada
bagian lateral dengan fosa oblik yang saling berhubungan.
Untuk mencegah terjadinya hernia inguinalis terdapat otot transversus
abdominalis merupakan otot internal lateral yang terdiri dari otot-otot dinding
perut dan lapisan dinding perut. Pada bagian kauda otot yang membentuk
lengkungan aponeurotik transversus abdominalis yang merupakan bagian tepi
atas cincin inguinal internal dan diatas dasar medial kanalis inguinalis. Yang
menghubungkan tuberkulum pubikum dan spina iliaka anterior superior adalah
ligamentum inguinal. Pada bagian medial bawah, diatas tuberkulum pubikum,
kanal ini dibatasi oleh anulus kanalis ingunalis eksternus, bagian terbuka dari
aponeurosis muskulus oblikus eksternus. Pada bagian atas terdapat aponeurosis
muskulus oblikus eksternus dan bagian bawah terdapat ligamentum inguinalis.
Segitiga Hasselbach bagian medial dibatasi oleh lateral rektus abdominis,
bagian lateral dibatasi oleh pembuluh darah vena dan arteri epigastrika inferior,
pada bagian basis dibatasi oleh ligamentum inguinal
C. KLASIFIKASI
1. Pembagian menurut isi:
a. Hernia adiposa adalah hernia yang isinya terdiri dari jaringan lemak
b. Hernia Littre adalah hernia inkarserata atau strangulata yang sebagian
dinding ususnya saja terjepit di dalam cincin hernia.
c. Sliding hernia adalah hernia yang isi hernia menjadi sebagian dari dinding
kantong hernia.
2. Hernia menurut tempat :
a. Hernia inguinalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah sela paha
(regio inguinalis).
b. Hernia femoralis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah fosa
femoralis.
c. Hernia umbilikalis adalah hernia isi perut yang tampak di daerah pusar.
d. Hernia diafragmatika adalah hernia isi perut yang masuk melalui lubang
diafragma ke dalam rongga dada.
e. Hernia Nukleus Pulposus (HNP) adalah hernia yang terjadi pada sumsum
tulang belakang. Hernia ini terjadi karena nukleus pulposus yang berada
diantara dua tulang belakang menonjol keluar. Benjolan ini dapat menekan
sumsum tulang belakang atau sarafnya. Biasanya hernia ini terjadi pada
tulang punggung, akibatnya penderita merasa sakit pada kedua tungkai
bawah dan bila lebih hebat dapat menyebabkan kelumpuhan kedua kaki.
3. Sifat hernia :
a. Hernia reponibel
Hernia yang terjadi bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika
berdiri atau mengedan dan masuk lagi jika berbaring atau didorong
masuk perut, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus.
b. Hernia ireponibel
Hernia yang terjadi bila isi kantong tidak dapat direposisi kembali ke
dalam rongga perut.
c. Hernia akreta
Hernia yang disebabkan oleh perlekatan isi kantong pada peritoneum
kantong hernia.
d. Hernia inkarserata
Hernia yang terjadi bila isinya terjepit oleh cincin hernia sehingga isi
kantong terperangkap dan tidak dapat kembali ke dalam rongga perut.
Akibatnya terjadi gangguan pasase.
e. Hernia strangulata
Hernia yang terjadi akibat dari isi hernia yang terjepit oleh cincin hernia
yang mengalami edema dan menjadi iskemia parah dan gangren usus
yang mengharuskan tindakan operasi segera.
D. MANIFESTASI KLINIS
1. Berupa benjolan keluar masuk/keras dan yang tersering tampak benjolan di
lipat paha
2. Adanya rasa nyeri pada daerah benjolan bila isinya terjept disertai perasaan
mual
3. Terdapat gejala mual dan muntah atau distensi bila telah komplikasi
4. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat
serta kulit diatasnya menjadi merah dan panas
5. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha
6. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai
sesak nafas
7. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia bertambah besar.
E. ETIOLOGI
Hernia dapat disebabkan oleh beberapa hal,diantaranya adalah sebagai berikut;
1. Congenital
2. Obesitas
3. Ibu hamil
4. Mengejan
5. Pengangkatan beban berat
F. MASALAH-MASALAH YANG TERJADI
1. Nyeri akut
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
3. Gangguan rasa nyaman
4. Resiko perdarahan
5. Resiko infeksi
G. PATOFISIOLOGI
Salah satu penyebab munculnya hernia yang sering terjadi adalah adanya
peningkatan intra abdomen, seperti: batuk kronis, hipertrofiprostat, ascites,
peningkatan cairan peritoneum dari atresia bilier,organomegali, dan konstipasi.
Selama prkembangan organ kemih dan saluran reproduksi pada pria, hernia
indirek memiliki jalur yang sama ketika testis turun dari perut ke skrotum. Oleh
sebab itu, alasan mengapa pria lebih sering terkena hernia inguinalis daripada
perempuan dikarenakan ukuran pada kanalis inguinalis dan cincin kanalis pria
lebih besar. Pada saat testis janin turun ke dalam skrotum dari retroperitoneum
seharusnya prosesus vaginalis tertutup. Jika prosesus vaginalis tidak tertutup
komponen seperti usus dan lemak akan masuk ke dalam yang akan menyebabkan
hernia indirek.
Hernia indirek terjadi karena protrusi keluar dari rongga peritoneum melalui
anulus inguinalis internus yang letaknya lateral dari pembuluh epigastrika
inferior, kemudian hernia masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup
panjang, akan menonjol keluar dari annulus inguinalis eksternus. Apabila
tonjolan ini berlanjut, akan sampai ke skrotum yang jalurnya sama seperti ketika
testis turun dari rongga perut ke skrotum. Hernia inguinalis direk biasanya
terjadi dikarenakan adanya kecacatan atau kelemahan di daerah fasia
transversalis segitiga Hasselbach, daerah ini dibatasi oleh ligamen inguinalis di
bagian inferior, pembuluh darah epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi
otot rektus di bagian medial. Segitiga Hasselbach dibentuk oleh fasia transversal
yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus transversus abdominis yang
terkadang tidak sempurna sehingga menjadi lemah. Hernia direk tidak keluar
melalui kanalis inguinalis dan tidak ke skrotum dikarenakan cincin hernia yang
longgar.
Pada hernia reponibel kondisi protrusi terjadi jika pasien melakukan aktivitas
berdiri atau mengedan kuat dan masuk lagi jika berbaring atau mendorong
masuk ke perut dengan cara distimulasi. Kondisi ini biasanya tidak disertai
dengan nyeri atau gejala obstruksi usus. Apabila protrusi tidak dapat masuk
kembali ke dalam rongga perut, hal ini disebut sebagai hernia ireponibel atau
hernia akreta yang dikarenakan terjadinya perlekatan isi kantong pada
peritoneum kantong hernia dan pasien tidak mengeluhkan rasa nyeri.
Apabila terjadi penjepitan usus yang menyebabkan obstruksi intestinal maka
suplai darah dari bagian usus terperangkap di dalam hernia dan usus akan
mengalami iskemia dan gangren serat akan memberikan manifestasi yang fatal,
hal ini disebut hernia strangulasi. Pada kasus hernia komplikasi tidak dapat
diprediksi dikarenakan pada beberapa hernia tetap dalam kondisi statis selama
bertahun-tahun, akan tetapi pada beberapa pasien yang lain akan mengalami
progresivitas cepat.
I. PENATALAKSANAAN
Menurut buku (Nanda NIC-NOC, 2015: ), penatalaksanaan hernia inguinalis
antara lain :
1. konservatif
a. Reposisi
Tindakan memasukan kembali isi hernia ketempatnya semula kedalam
cavum peritoni atau abdomen. Reposisi dilakukan secara bimanual.
Reposisi dilakukan pada pasien dengan hernia reponibilis dengan
cara memakai dua tangan. Reposisi tidak dilakukan pada hernia
inguinalis stragulata kecuali pada anak-anak.
b. Suntikan
Dilakukan penyuntikan cairan sklerotik berupa alkohol atau kinin di
daerah sekitar hernia, yang menyebabkan pintu hernia mengalami
sclerosis atau penyempitan sehingga isi hernia keluar dari cavum
peritoni.
c. Pemakaian penyangga/ sabuk hernia
Diberikan pada pasien yang hernia masih kecil dan menolak
dilakukan operasi.
2. Operatif
Operasi merupakan tindakan paling baik dan dapat dilakukan pada :
a. Hernia reponibilis
b. Hernia irreponibilis
c. Hernia strangulasi
d. Hernia incarserata
3. Operasi hernia dilakukan dalam 3 tahap :
a. Herniatomy
Membuka dan memotong kantong hernia serta mengembalikan isi
hernia ke cavum abdominalis.
b. Hernioraphy
Dimulai dari mengikat suatu leher hernia dan akan
menggantungkannya pada kantong conjoint tendon (penebalan antara
tepi bebas intraabdominalis dan m.transversus abdominalis yang
berinsersio di tuberculum pubicum).
c. Hernioplasti
Pada hernioplasti dilakukan tindakan memperkecil anulus inguinalis
internus dan memperkuat dinding belakang kanalis inguinalis.
4. Medikasi
a. Pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.
b. Pemberian antibiotik untuk menyembuhan infeksi.
5. Aktivitas dan diet
a. Aktivitas
Hindari mengangkat barang yang berat sebelum atau sesudah
pembedahan.
b. Diet
Tidak ada diet khusus, tetapi setelah operasi diet cairan sampai
saluran gastrointestinal berfungsi lagi, kemudian makan dengan gizi
seimbang. Tingkatkan masukan serat dan tinggi cairan untuk
mencegah sembelit dan mengejan selama buang air besar.Hindari kopi,
teh, coklat, minuman berkarbonasi, minuman beralkohol, dan setiap
makanan atau bumbu yang memperburuk gejala

J. ASKEP TEORI
1. Pengkajian
Menurut Doengoes (2000: 320), pengkajian data dasar hernia inguinalis
lateralis adalah:
a. Akfivitas dan Istirahat
Gejala : Riwayat pekerjaan yang perlu ketika mengangkat benda berat.
 Penurunan rentang gerak dari ekstremitaspada salah satu bagian
tubuh.
 Tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa dilakukan.
Tanda :
 Atrofi otot pada bagian tubuh yang terkena
 Gangguan berjalan
b. Eliminasi
Gejala :
 Gejala Konstipasi mengalami kesakitan defekasi
 Adanya inkontinensia/retensi urin.
c. Intregritas ego
Gejala : Ketakutan, ansietas, masalah pekerjaan, finansial keluarga..
Tanda : Sempat cemas, depresi; menghindar dari keluarga.
d. Neurosensori
Gejala : Kekakuan, kelemahan dari tangan dan kaki
Tanda : Penemuan reflek dalam atau kelemahan otot, nyeri yang tak ada
hentinya atau adanya nyeri yang beratnya secara intermiten
e. Nyeri dan kenyamanan
Gejala : Nyeri seperti tertusuk pisau yang akan memperburuk dengan
adanya batuk, bersin, mengangkat benda-benda berat, defekasi,
mengangkat kaki, nyeri yang tak ada hentinya atau adanya episode nyeri
yang beratnya secara intermiten.
Tanda : Perubahan cara berjalan, berjalan dengan terpincang-pincang,
nyeri pada palpasi.
2. Diagnosa Keperawatan
1. …
2. …
3. …
4. …
5. …
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Kep. Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

A. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai