Kata triase berasal dari bahasa Perancis trier, yang berarti menyortir, memilih atau memilah.
Triase adalah proses yang menempatkan pasien yang tepat tempat yang tepat pada waktu yang
tepat untuk menerima level perawatan yang tepat (Rice & Abel, 1992) dalam (Goodwin Veenema,
2018). Pada mulanya kata triase digunakan militer Prancis, untuk menunjuk "rumah sakit rujukan"
bagi prajurit yang terluka. Militer Amerika Serikat (AS) menggunakan triase untuk
menggambarkan distribusi tentara yang terluka dari pos pemilahan di medan perang ke rumah sakit
pendukung. Setelah Perang Dunia II, triase dimaknai sebagai proses yang digunakan untuk
mengidentifikasi mereka yang paling mungkin untuk kembali ke pertempuran setelah intervensi
medis. Proses ini memungkinkan konsentrasi sumber daya medis pada prajurit yang bisa berperang
kembali. Selama perang Korea, perang Vietnam, dan konflik militer berikutnya, definisi triase
direvisi dengan fokus maknanya pada tataran untuk mencapai "kebaikan terbesar untuk jumlah
terbesar korban yang terluka ataupun cidera" (Daily & Elaine, 2010)
Sebagian besar unit gawat darurat di AS menggunakan semacam proses triase untuk mengurutkan
pasien yang masuk. Dalam hal kejadian katastropik, ketika jumlah pasien yang masuk melebihi
kemampuan unit, sistem triase bencana diaktifkan. Triage bencana dimulai di tempat kejadian, dan
dilakukan retriase (triase ulang) saat di UGD. Mirip dengan triase militer dalam tujuannya adalah
kebaikan terbesar untuk jumlah terbesar pada korban yang sakit ataupun luka. (ENA, 2010)
dalam sudut pandang yang lain triase adalah proses memprioritaskan pasien mana yang harus
diperlakukan terlebih dahulu dan merupakan landasan manajemen bencana yang baik dalam hal
penggunaan sumber daya yang bijaksana (Auf der Heide, 2000) dalam (Goodwin Veenema, 2018).
Dalam bencana, proses triase sangat cepat dan termasuk penilaian singkat jalan napas, pernapasan,
perfusi, dan status mental. Pasien ditugaskan ke salah satu dari empat kategori, dan ada pengakuan
bahwa ada sumber daya terbatas dan beberapa pasien tidak dapat diselamatkan Triase yang akurat
memungkinkan perawat bencana untuk melakukan yang terbaik untuk yang jumlah terbesar yang
menderita. Meski dasar-dasarnya triase tetap konsisten di mana pun itu dilakukan, melakukan
triase selama situasi bencana menghadirkan tantangan unik, dan keberhasilannya akan sangat
tergantung pada kompetensi dan pengalaman perawatnya (Goodwin Veenema, 2018).
Triase bencana akan selalu menjadi hal yang sulit dan tugas yang menakutkan. Perawat triase harus
secara akurat memutuskan mana pasien yang membutuhkan perawatan, lokasi perawatan, dalam
urutan apa mereka harus menerima perawatan, dalam situasi yang parah dengan sumber daya
terbatas. Pengalaman triase sebelumnya di unit gawat darurat adalah bekal persiapan yang sangat
baik untuk triase bencana. Dalam sebuah bencana dengan skala besar, insiden korban massal, atau
epidemi kemungkinan banyak penyedia layanan kesehatan akan dipanggil untuk melakukan triase
di tempat kejadian, dalam pengaturan komunitas atau di rumah sakit (Goodwin Veenema, 2018).
Burkle (1984) dalam (Goodwin Veenema, 2018) mengidentifikasi berbagai kemampuan pribadi
yang penting untuk menjadi petugas triase yang efektif selama bencana:
Berpengalaman secara klinis
Penilaian dan kepemimpinan yang baik
Tenang dan teduh saat di bawah tekanan
Tegas
Mengetahui sumber daya yang tersedia
Rasa humor
Pemecah masalah yang kreatif
Bersedia
Berpengalaman dan berpengetahuan tentang yang antisipasi korban
Komponen RPM dinilai secara berurutan. Sebagai contoh, jika korban tidak bernafas, CPR tidak
Dilakukan, pasien dikategorikan sebagai Ekspektan (HITAM) dan penilai pindah ke korban
berikutnya.
Tabel di atas merangkum klasifikasi berdasarkan Temuan RPM pasien. Tabel di bawah (Goodwin
Veenema, 2018) menggambarkan kriteria dan prioritas transportasi untuk setiap tingkat triase. Para
korban ditandai dengan triase warna sesuai tag, disediakan dengan perawatan lapangan dasar untuk
stabilisasi, dan dipindahkan dalam urutan prioritas. Ketika seorang pasien datang di unit gawat
darurat dengan tag, tim triase UGD harus melakukan triase kembali, yang memungkinkan kondisi
pasien bisa saja telah berubah selama transportasi.
Ya
Bisa Cedera Ringan
Jalan? Hijau
Tidak
Tidak Ya
Pasien
Bernafas?
Buka
Airway
30 29/Kurang
/Lebih > 30 X
Menit ?
Tidak Ya
Pasien Nafas
Setelah Buka
Airway?
Meninggal Urgen
Hitam Merah PERFUSI
Periksa A. Radialis
Tidak Ya
Nadi Radialis
Ada?
Tidak Ya
Urgen Mengikuti
Merah Perintah?
Tertunda
Kuning
DAFTAR PUSTAKA
Daily, R. P., & Elaine. (2010). International disaster nursing. Sydney NSW 2000:
CAMBRIDGE UNIVERSITY PRESS.
ENA. (2010). SHEEHY’S EMERGENCY NURSING: PRINCIPLES AND PRACTICE, SIXTH
EDITION (SIXTH EDIT; M. Iannuzzi, ed.). Copyright © 2010, Elsevier Inc.
Goodwin Veenema, T. (2018). Disaster Nursing and Emergency Preparedness. In Disaster
Nursing and Emergency Preparedness. https://doi.org/10.1891/9780826144225