Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

OLEH :
NAFISAH, S.Kep
NIM : 18.31.1203

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS


STIKES CAHAYA BANGSA BANJARMASIN
TAHUN 2019

1
2

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

A. Pengertian

Hipertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dengan tekanan

darah diastolik ≥ 90 mmHg ( Arief Mansjoer, 2000 ).

Tekanan mempunyai dua komponen yaitu pendorong ( disebut tekanan sistolik)

yang berpengaruh pada dasar karena kontraksi otot jantung dan kekuatan penahan

( disebut tekanan diastolic ). Tekanan darah ukuran dari kedua kekuatan ini.

Tekanan sistolik selalu lebih tinggi dari pada tekanan diastolic dan tekanan darah

naik atau turun sejalan dengan detak jantung masing-masing ( Siawi Soen L ).

Tekanan darah normal adalah reflekasi dari cor dengan resistensi

peripheral.Tinggi tekanan darah diukur dalam millimeter air raksa (mmHg).Pada

orang dewasa biasanya tinggi 130–140, 70-80 diastolik.Pada anak-anak biasa

lebih rendah.Biasanya sekitar 90/60 mmHg.

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana

tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastoliknya diatas 90

mmHg.(Smith Tom, 1995) Menurut WHO, penyakit hipertensi merupakan

peningkatan tekanan sistolik lebih besar atau sama dengan 160 mmHg dan atau

tekanan diastolik sama atau lebih besar 95 mmHg. ( Kodim Nasrin, 2003 ).

Klasifikasi hipertensi ( JNC-VI,1997)


3

Kategori Tekanan sistolik (mmHg) Tekanan Diastolik (mmHg)

Normal < 130 mmHg < 85 mmHg

Normal tinggi 130 – 139 mmHg 85 – 89 mmHg

Hipertensi :

Stage 1 ( ringan ) 140 – 159 mmHg 90 – 99 mmHg

Stage 2 ( sedang ) 160 – 179 mmHg 100 – 109 mmHg

Stage 3 ( berat ) 180– 209 mmHg >100 mmHg

Ada 2 tipe Hipertensi

1. Primary ( Essinsial ) hypertension

Adalah hipertensi yang paling umum dan termasuk 25-29 % individu

menderita penyakit ini. Hipertensi primer terbagi atas, yaitu :

- Benigna Hipertensi : Serangan secara berangsur-angsur dan waktunya

sama.

- Maligna Hipertensi : Serangan secara tiba-tiba dan cepat.

2. Secondary hypertension

Adalah atribut dari kondisi yang patologn jika pengobatan akan

menyebabkan tekanan darah kembali normal dan terhitung 5-15 % nya

populasi jenis ini. Tipe timbul dari suatu penyakit system kondiovaskuler,

system ginjal atau system neurologist.


4

B. Etiologi

Hipertensi berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan menjadi 2 golongan

besar yaitu : ( Lany Gunawan, 2001 )

1. Hipertensi essensial ( hipertensi primer ) yaitu hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya

2. Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang di sebabkan oleh penyakit lain

Hipertensi primer terdapat pada lebih dari 90 % penderita hipertensi,

sedangkan 10 % sisanya disebabkan oleh hipertensi sekunder. Meskipun

hipertensi primer belum diketahui dengan pasti penyebabnya, data-data

penelitian telah menemukan beberapa factor yang sering menyebabkan

terjadinya hipertensi. Faktor tersebut adalah sebagai berikut :

a. Faktor keturunan

Dari data statistik terbukti bahwa seseorang akan memiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang

tuanya adalah penderita hipertensi

b. Ciri perseorangan

Ciri perseorangan yang mempengaruhi timbulnya hipertensi adalah

umur (jika umur bertambah maka TD meningkat), jenis kelamin (laki-

laki lebih tinggi dari perempuan) dan ras (ras kulit hitam lebih

banyak dari kulit putih).


5

c. Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya hipertensi

adalah konsumsi garam yang tinggi (melebihi dari 30 gr), kegemukan

atau makan berlebihan, stress dan pengaruh lain misalnya merokok,

minum alcohol, minum obat-obatan ( ephedrine, prednison, epineprin).

Pada Usia lanjut, penyebab perubahan tekanan darah adalah karena

adanya ateroslerosis, hilangnya elastisitas pembuluh darah,

menurunnya distensi dan daya regang pembuluh darah.

C. Tanda dan Gejala

1. Sakit kepala

2. Tekanan darah systole di atas 140 mmHg dan diastole di atas 90 mmHg.

3. Menjadi pelupa dan lekas marah

4. Mual muntah

5. Perubahan penglihatan pada mata, pembuluh darah retina menjadi tipis,

licin atau bisa hemorragi (pada pemeriksaan opthalmoskop)

6. Kesemutan pada kaki dan tangan

7. Sesak nafas

8. Kejang atau koma

9. Nyeri dada
6

D. Patofisiologi

Penyebab utama adalah pada penyakit jantung hipertensif merupakan

hipertrofi ventrikel kiri yang terjadi sebagai akibat dengan cara langsung dari

peningkatan bertahap tahanan pembuluh darah perifer & beban akhir ventrikel

kiri. Aspek yang menentukan hipertrofi ventrikel kiri yakni derajat & lamanya

peningkatan diastole. Pengaruh sekian banyak aspek humoral seperti

rangsangan simpato-adrenal yang meningkat & peningkatan aktivasi sistem

renin-angiotensin-aldosteron (RAA) belum didapati, bisa jadi yang merupakan

penunjang saja. Fungsi pompa ventrikel kiri tatkala hipertensi berhubungan

erat bersama penyebab hipertrofi & terjadinya aterosklerosis primer.

Terhadap stadium permulaan hipertensi, hipertrofi yang berlangsung

yakni difus (konsentrik). Rasio massa & volume akhir diastolik ventrikel kiri

meningkat tidak dengan perubahan yang berarti pada fungsi pompa efektif

ventrikel kiri. Pada stadium seterusnya, dikarenakan penyakir berlanjut terus,

hipertrofi menjadi tidak teratur, & hasilnya eksentrik, akibat terbatasnya aliran

darah koroner. Khas pada jantung dgn hipertrofi eksentrik menggambarkan

berkurangnya rasio antara massa & volume, oleh dikarenakan meningkatnya

volume diastolik akhir.

Factor ini diperlihatkan juga sebagai penurunan dengan cara

menyeluruh fungsi pompa (penurunan fraksi ejeksi), peningkatan tegangan

dinding ventrikel pada waktu sistol & konsumsi oksigen otot jantung. Hal-hal

yang memperburuk fungsi mekanik ventrikel kiri berhubungan erat apabila

disertai dengan penyakit jantung koroner.


7

Meskipun tekanan perfusi koroner meningkat, tahanan pembuluh

koroner pula meningkat. Menjadi cadangan aliran darah koroner menyusut.

Perubahan-perubahan secara hemodinamik sirkulasi koroner yang terjadi pada

hipertensi berhubungan erat bersama derajat hipertrofi otot jantung.

Ada 2 factor penting penyebab penurunan cadangan aliran darah koroner,

adalah :

1) Penebalan arteriol koroner, adalah bagian dari hipertrofi umum pada otot

polos pembuluh darah yang resistensi arteriol (arteriolar resistance

vessels) semua badan. Setelah Itu terjadi retensi garam & air yang

mengakibatkan berkurangnya compliance pembuluh-pembuluh ini &

mengakibatkan tahanan perifer;

2) Hipertrofi yang meningkat mengakibatkan kurangnya kepadatan kepiler

perunit otot jantung apabila timbul hipertrofi eksentrik. Peningkatan

jarak difusi antara kapiler & serat otot yg hipertrofik jadi faktor utama

pada stadium lanjut dari gambaran hemodinamik ini.Menjadi, factor

koroner pada hipertensi berkembang menjadi akibat penyakit, meski

kelihatan sebagai penyebab patologis yang penting dari gangguan

aktifitas mekanik ventrikel kiri.


8

Patway
Predispusisi

Jenis kelamin, usia,


genetic, kebiasaan
hidup

Aterosklerosis

Hipertensi

Penurunan kontraktilitas
ventriket

Peningkatan beban kerja


jantung

Penurunan cardiac
autput

Penuruna Suplai O2 Penuruna Suplai O2


ke paru menurun menurun ke otak

Pernapasan Metabolisme
Intolerensi anaerobik
Meningkat aktifitas

Asam laktat
Pola napas tidak meningkat
efektif

Nyeri akut
9

E. PenatalaksanaanMedis Dan Keperawatan

1. Penatalaksanaan Medis

a. Dieuretik

- Lapp Dierutik : Fursmide ( lasik )

- Hemat kalium : Spironolactone ( Aldactone )

b. Beta blocker

- Cardio Selektif : Metaprolol, Acebotanol

- Non cardio selektif : Propano, Nodolol

c. Ca Antagonis

- Nefidifin, Asalat

- Nerapamil

- Diltrazem

d. ACE inhibitor : Roshephine, clomidin HCl

2. Penatalaksanaan keperawatan

a. Monitor dan catat tekanan darah klien

b. Berikan suasana lingkungan yang aman dan nyaman.

c. Berikan obat sesuai indikasi.

d. Ukur dan catat cairan yang masuk dan keluar setiap 24 jam.

e. Diet rendah garam dan lemak (mengurangi pemakaian garam sampai kurang

dari 2,3 gram natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya. Dan

disertai dengan asupan kalsium magnesium dan kalium yang cukup.

f. Kolaborasi dengan ahli gizi.

g. Anjurkan untuk menghindari stress.


10

F. Pemeriksaan Penunjang

1. CT Scan

Memperlihatkan adanya adema, hematome, iskemia dan infark.

2. Pemeriksaan laboraturium

Hematologi, kimia darah ( kalium, natrium, gula darah, kolesterol total,

kolesterol HDL ).

3. ECT

Memperlihatkan kerja jantung.


11

K. ANALISA DATA

No Data Etiologi Masalah

1 DS : Agen Injury Biologis Nyeri akut

Pasien mengatakan nyeri

pada bagian kepala sejak ±

1 bulan yang lalu.

P: Injury Biologis

(ProsesPenyakit

Hipertensi).

Q: Nyeri seperti di tusuk-

tusuk.

R: Nyeri Bersifat lokal

dibagian kepala.

S: Skala nyeri sedang (3)

(1-5).

T: Nyeri hilang timbul

dengan durasi ± 5 menit.

DO :

Ekspresi pasien tampak

meringis kesakitan saat

nyeri terjadi.
12

Vital sign:

TD: 170/90 mmHg

HR: 70x/menit

RR: 22x/menit

T: 36,50C

2 DS : Kelemahan Pola Nafas Tidak

Pasien mengatakan sering Muskoloskeletal Efektif

sesak nafas saat tidur

dengan posisi telentang.

DO :

Pasien tampak sering tidur

dengan posisi duduk, pasien

menggunakan otot bantu

pernafasan, nafas pendek.


13

\\\\3 DS : Kelemahan Umum Intoleransi

Pasien mengatakan tidak Aktivitas

mampu melakukan aktivitas

sehari-hari karena pasien

tidak mampu berjalan

sendiri, pasien mengatakan

badannya lemah

DO :

1. Tampak kelemahan

pada tugkai

2. Pasien tampak lemah

3. Pasien dibantu secara

total saat melakukan

aktivitas sehari-hari,

seperti :

1) Mandi

2) Makan

3) Minum

4) Berpakaian

5) Berpindah dari

ranjang kekursi roda


14

4. Penurunan kekuatan otot

Skala otot :

3 3

2 2

L. DIAGNOSA KEPERAWATAN (BERDASARKAN PRIORITAS

MASALAH)

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen injury biologis

2. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan kelemahan muskoloskeletal

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan dengan kelemahan umum

M. NURSING CARE PLANING( NCP )

NIC
Dx NOC
No (Nursing Intervention
Keperawatan (Nursing Outcome)
Classification )

1. Nyeri akut Setelah dilakukan tindakan PAIN MANAGEMENT:

berhubungan keperawatan selama 1x24 jam 1. Monitor TTV (Vital

dengan agen diharapkan Nyeri Kronis pasien Sign).

injury dapat teratasi. 2. Lakukan pengkajian


15

biologis Kriteria Hasil : nyeri secara

Indikator IR ER komprehensif termasuk

1. Melaporkan 3 4 Lokasi, Karakteristik,

adanya nyeri. Durasi, Frekuensi,

2. Luas bagian tubuh 3 4 Kualitas, dan Faktor

yang terpengaruhi. Presipitasi.

3. Frekuensi nyeri. 3 4 3. Observasi reaksi non

4. Pernyataan nyeri. 3 4 verbal dari

5. Perubahan tekanan 3 4 ketidaknyamanan.

darah. 4. Gunakan teknik

6. Posisi tubuh 3 4 komunikasi terapeutik

protektif. untuk mengetahui

Keterangan: pengalaman nyeri pasien.

1. Kuat 5. Ajarkan tentang teknik

2. Berat non farmakologi.

3. Sedang 6. Kaji kultur yang

4. Ringan mempengaruhi nyeri.

5. Tidak ada 7. Evaluasi kefektifan

kontrol.

2. Pola nafas Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi penyebab

tidak efektif keperawatan selama1x 24 jam 2. Monitor vital sign

berhubungan diharapkanpola nafas efektif. 3. Posisikan pasien untuk

dengankelema Kriteria Hasil : memaksimalkan ventilasi


16

han Indikator IR ER 4. Auskultasi suara nafas,

muskoloskelet 1. Frekuensi 3 4 catat adanya suara nafas

al pernafasan sesuai tambahan

yang diharapkan 5. Atur intake untuk cairan

2. Kedalaman 3 4 mengoptimalkan

inspirasi keseimbangan

3. Bernafas mudah 3 4 6. Monitor vital sign saat

4. Tidak didapatkan 3 4 pasien berbaring dan

otot-otot tambahan duduk

5. Tidak didapatkan 3 4

nafas pendek

Keterangan:

1. Keluhan ekstreme

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan

3. Intoleransi Setelah dilakukan tindakan 1. Pantau respon kardio

aktivitas keperawatan selama 1x24 pulmonal

berhubungan jamdiharapkanaktivitas pasien 2. Meminimalkan kerja

dengan meningkat kardiovaskuler dengan

kelemahan Kriteria Hasil : memberi posisi dari tidur

umum Indikator IR ER keposisi duduk


17

1. Tekanan darah 3 4 3. Jika memungkinkan

systole dalam tingkatkan aktivitas

rentang yang di secara bertahap (dari

harapkan duduk, jalan, aktivitas

2. Tekanan diastole 3 4 maksimal)

dalam rentang 4. Pastikan perubahan

yang di harapkan posisi klien secara

3. Langkah berjalan 2 3 bertahap /pertahan dan

4. Jarak berjalan 2 3 monitor gejala intoleransi

5. HR dalam rentang aktivitas

yang di harapkan 5. Monitor dan catat

saat beraktivitas 4 5 kemampuan untuk

6. RR dalam rentang mentoleransi aktivitas

yang di harapkan 6. Monitor intake nutrisi

saat beraktivitas 3 4 untuk memastikan

7. Kuat 2 3 kecukupan energy

8. Laporan ADL 2 3 7. Ajarkan klien bagaimana

Keterangan: teknik mengontrol nafas

1. Keluhan ekstreme ketika beraktivitas

2. Keluhan berat

3. Keluhan sedang

4. Keluhan ringan

5. Tidak ada keluhan


18

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito. Lynda. Juall.Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 2. Jakart :

FKUI.1999

Dongoes. E. Marylin. Nursing Care Plan. 19192. EGC. Jakarta.

Mansjoer, Arif dkk. 1982. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 2. Jakarta : EGC.

Superman. 1990. Penyakit Dalam Jilid II. Jakarta : FKUI

Watts, David H, Terapi Medik, Edisi 17, EGC, 1984, Jakarta.

Suparman, Ilmu Penyakit Dalam. Jilid 2. 1990. FKUI. Jakarta

http://denfirman.blogspot.com/2010/06/hipertensi.html

Anda mungkin juga menyukai