Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

KOMUNIKASI DALAM LINTAS BUDAYA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

Sulis (201841027)

Yuliati (201841035)

Jumriani (201841040)

AKUNTANSI KEUANGAN PUBLIK 03


POLITEKNIK INFORMATIKA NASIONAL
MAKASSAR 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun
menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Makassar,30 oktober 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ...................................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Komunikasi bisnis lintas budaya .......................................................................... 3
B. Pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya........................................................ 3
C. Budaya dan perbedaannya.................................................................................. 4
D. Berkomunikasi dengan orang berbudaya asing .................................................. 10
BAB III PENUTUP
A. Simpulan.............................................................................................................. 13
B. Saran ................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, karena manusia adalah
makhluk sosial yang selalu berinteraksi satu sama lain, baik itu dengan sesama, adat
istiadat, norma, pengetahuan ataupun budaya di sekitarnya. Setiap manusia sangat
membutuhkan itu semua, karena manusia tidak dapat hidup secara individu, dalam
kehidupannya pasti membutuhkan pertolongan dari orang lain. Dan untuk mewujudkan itu
semua diperlukan komunikasi yang baik.
Semakin semaraknya komunikasi bisnis lintas budaya tidak lepas dari semakin
pesatnya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi. Di samping itu, kesempatan
masuknya berbagai kegiatan bisnis dari satu negara ke negara yang lain semakin terbuka.
Mengingat komunikasi bisnis lintas budaya ini berhubungan dengan daerah maupun
negara lain yang memiliki budaya, bahasa, adat istiadat, nilai-nilai, dan kepercayaan yang
berbeda-beda, terdapat pula hambatan atau kendala yang muncul dalam komunikasi
bisnis lintas budaya tersebut. Kemudian sebagai langkah untuk mengatasi kendala-
kendala dalam komunikasi lintas budaya kita perlu mencari solusi pemecahannya.
Seperti yang kita tahu, budaya di satu negara tidaklah sama dengan negara yang
lain, dan sebagai para pelaku bisnis yang ingin mengembangkan perusahaannya kita perlu
memperluas ruang lingkup bisnis kita, tidak hanya berfokus di satu negara tetapi juga perlu
dikembangkan ke negara lain. Untuk itu kita perlu mempelajari bagaimana berhubungan
dan berinteraksi dengan pelaku bisnis yang memiliki bahasa, tradisi dan norma-norma
yang berbeda.
Oleh karena itu, disini kita perlu belajar mengenai bagaimana cara berkomunikasi
antar budaya yang berbeda. Tidak hanya dengan satu bangsa melainkan lintas bangsa,
lintas bangsa disini yang dimaksudkan nya adalah kebudayaan dari luar negara Indonesia.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Komunikasi Bisnis Lintas Budaya.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan komunikasi bisnis lintas budaya?
2. Apa pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya?
3. Apa yang dimaksud dengan budaya dan perbedaannya?
4. Bagaimana berkomunikasi dengan orang berbudaya asing?
C. Tujuan Penulisan
1. Mengetahui apa itu komunikasi bisnis lintas budaya.
2. Mengetahui pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya.
3. Mengetahui apa itu budaya dan perbedaannya.
4. Mengetahui bagaimana berkomunikasi dengan orang berbudaya asing.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Komunikasi Bisnis Lintas Budaya
Bagi para pelaku bisnis, pemahaman yang baik terdapat budaya di suatu daerah,
wilayah, atau negara menjadi sangat penting artinya bagi pencapaian tujuan organisasi
bisnis. Secara sederhana, komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang
digunakan dalam dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan
memperhatikan faktor-fator budaya di suatu daerah, wilayah, atau negara. Pengertian
lintas budaya dalam hal ini bukanlah semata-mata budaya asing (Internasional), tetapi juga
budaya yang tumbuh dan berkembang di berbagai daerah dalam wilayah suatu negara.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sangat kaya dengan aneka macam
budaya merupakan salah satu contoh yang sangat berharga bagi para pelaku bisnis dalam
menerapkan komunikasi bisnis lintas budaya. Sebagaimana diketahui, setiap daerah yang
ada di Indonesia ini memiliki kekhasan budaya yang tidak dimiliki oleh daerah lainnya,
seperti bagaimana seseorang berkomunikasi dengan orang lain, bagaimana seseorang
menghargai oang lain, bagaimana mereka meyakini atau mempercayai sesuatu yang
sudah turun temurun dari nenek moyang mereka, bagaimana mereka berpakaian, dan
bagaimana mereka memperlakukan suatu produk.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain atau
ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi sangat
penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di suatu negara.
Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang dapat mengakibatkan
kegagalan bisnis. Sebagai contoh, seorang pelaku bisnis ingin memasarkan produk baru
kenegara lain pada saat musim salju. Produk apa saja yang sebaiknya dipasarkan pada
musim seperti itu? Pemahaman yang baik terhadap bagaimana masyarakat suatu negara
bersikap dan berperilaku dalm kehidupan sehari-hari mereka di musim-musim tertentu
sangatlah diperlukan, apalagi bagi para pelaku bisnis.
B. Pentingnya Komunikasi Lintas Budaya
Komunikasi lintas budaya sangat penting, terutama untuk mencapai hubungan kerja
sama yang saling menguntungkan. Pentingnya komunikasi lintas budaya untuk membangu
hubungan internasional yang serasi dapat ditemukan contohnya dari hubungan Amerika
Serikat dan Korea Selatan. Hubungan kedua negara tersebut berjalin harmonis sejak
1884, ketika pemerintah Amerika Serikat mengirim warganya yang menjadi konsumen
pertama produk property buatan korea selatan. Dari fenomena hubungan ekonomi
Amerika Serikat-Korea Selatan, diketahui bahwa produktivitas dan profitabilitas meningkat
ketika organisasi mampu menyerap budaya dan mengomunikasikan harapan secara jelas.
Bagi banyak Negara, proses komunikasi yang ditunjukkan kedua Negara tersebut
dijadikan sebagai replikasi untuk mencapai kemajuan dalam menjalin hubungan
internasional. Replikasi tersebut tidak terbatas hanya dalam hubungan perdagangan saja,
melainkan juga hubungan pertukaran pelajar, kegiatan riset dan kebudayaan, hingga
masalah pertahanan keamanan. Kunci keberhasilan ini terletak pada aspek koorientasi
yang diperlihatkan kedua belah pihak.

Budaya-budaya yang berbeda memiliki sistem-sistem nilai yang berbeda dan karenanya
ikut menentukan tujuan hidup yang berbeda, juga menentukan cara berkomunikasi kita
yang sangat dipengaruhi oleh bahasa, aturan dan norma yang ada pada masing-masing
budaya. Sehingga sebenarnya dalam setiap kegiatan komunikasi kita dengan orang lain
selalu mengandung potensi Komunikasi Lintas Budaya atau antar budaya, karena kita
akan selalu berada pada “budaya” yang berbeda dengan orang lain, seberapa pun
kecilnya perbedaan itu. Perbedaan-perbedaan ekspektasi budaya dapat menimbulkan
resiko yang fatal, setidaknya akan menimbulkan komunikasi yang tidak lancar, timbul
perasaan tidak nyaman atau timbul kesalahpahaman. Akibat dari kesalahpahaman-
kesalahpahaman itu banyak kita temui dalam berbagai kejadian yang mengandung
etnosentrisme dewasa ini dalam wujud konflik-konflik yang berujung pada kerusuhan atau
pertentangan antaretnis. Sebagai salah satu jalan keluar untuk meminimalisir
kesalahpahaman-kesalahpahaman akibat perbedaan budaya adalah dengan mengerti
atau paling tidak mengetahui bahasa dan perilaku budaya orang lain, mengetahui prinsip-
prinsip Komunikasi Lintas Budaya dan mempraktikkannya dalam berkomunikasi dengan
orang lain

C. Memahami Budaya dan Perbedaannya

1. Definisi Budaya
Berikut ini adalah definisi tentang budaya dari beberapa sudut pandang ahli:

a. Menurut Lehman, Himstreet dan Baty, budaya diartikan sebagai sekumpulan


pengalaman hidup yang ada dalam masyarakat mereka sendiri.
b. Menurut Hofstrede, budaya diartikan sebagai pemograman kolektif atas pikiran yang
membedakan anggota-anggota suatu kategori orang dari kategori lainnya.
c. Menuurt Bovee dan Thill, budaya adalah system sharing atas simbol-simbol,
kepercayaan, sikap, nilai-nilai, harapan, dan norma-norma untuk berperilaku.
d. Menurut murphy dan Hildebrandt, budaya diartikan sebagai tipikal karakteristik
perilaku dalam suatu kelompok.
e. Menurut Mitchel, budaya merupakan seperangkat nilai-nilai inti, kepercayaan,
standar, pengetahuan, moral, hukum, dan perilaku yang disampaikan oleh individu-
individu dan masyarakat, yang menentukan bagaimana seseorang bertindak,
berperasaan, dan memandang dirinya serta orang lain.

Berdasarkan beberapa pengertian budaya tersebut, ada beberapa hal penting yang
perlu diperhatiakn, antara lain bahwa budaya mencakup sekumpulan pengalaman hidup,
pemograman kolektif, system sharing, dan tipikal karakteristik perilaku setiap individu yang
ada dalam suatu masyarakat, termasuk di dalamnya tentang bagaimana sistem nilai,
norma, simbol-simbol dan kepercayaan atau keyakinan mereka masing-masing.

2. Komponen Budaya

Budaya mencakup berbagai aspek kehidupan manusia, terutama yang berkaitan


denagn dimensi hubungan antarmanusia, meskipun bentuk dari setiap komponen budaya
dapat berbeda-beda dari suatu tempat ke tempat yang lain.

Menurut Lehman, Himstreet, dan Baty, setiap elemen terbangun oleh beberapa
kompenen utamanya, yaitu nilai-nilai (baik atau buruk, diterima atau ditolak), norma-norma
(tertulis atau tidak tertulis), simbol-simbol (warna logo suatu perusahaan), bahasa dan
pengetahuan.
Menurut Mitchell, komponen budaya mencakup antara lain: bahasa,
kepercayaan/keyakinan, sopan santun, adat istiadat, seni, pendidikan, humor, dan
organisasi sosial.

Sementara itu menurut Cateora, budaya memiliki beberapa elemen, yaitu budaya
material, lembaga sosial, sistem kepercayaan, estetika, dan bahasa.

1. Budaya material (material culture) dibedakan ke dalam dua bagian, yaitu teknologi
dan ekonomi.
2. Organisasi sosial (social institution) dan pendidikan adalah suatu lembaga yang
berkaitan dengan cara bagaimana seseorang berhubungan dengan orang lain,
mengorganisasikan kegiatan mereka untuk dapat hidup secara harmonis dengan
yang lain, dan mengajar peerilaku yang dapat diterima oleh generasi berikutnya.
3. Sistem kepercayaan atau keyakinan (belief system) yang dianut oleh suatu
masyarakat akan berpengaruh terhadap sistem nilai yang ada di masyarakat
tersebut.
4. Estetika (aesthetics) berkaitan dengan seni, dongeng, hikayat, musik, drama, dan
tari-tarian.
5. Bahasa (languange) adalah suatu cara yang digunakan seseorang dalam
mengungkapkan sesuatu melalui simbol-simbol tertntu kepada orang lain.
2. Tingkat Budaya
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis terdapat tiga tingkat budaya, yaitu :

a. Formal

Banyak pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang
dilakukan oleh suatu masyarakat yang turun-temurun dari satu generasi ke generasi
berikutnya dan hal itu bersifat formal/resmi. Dalam dunia pendidikan, tata bahasa
Indonesia adalah termasuk salah satu budaya tingkat formal yang mempunyai aturan yang
bersifat formal dan terstruktur dari dulu hingga sekarang. Sebagai contoh, sebuah kalimat
sebaiknya terdiri atas subjek, predikat, dan objek. Contoh lain ketika seorang tamu masuk
ke ruang pimpinan atau lainnya, maka pada umumnya ia akan mengetok pintu atau
mengucapkan salam, baru dipersilahkan masuk ruang kantor.
b. Informal

Pada tingkatan ini, budaya lebih banyak diteruskan ole suatu masyarakat dari
generasi ke generasi berikutnya melalui apa yang didengar, dilihat, dipakai (digunakan),
dan dilakukan tanpa diketahui alasannya mengapa hal itu dilakukan. sebagai contoh,
mengapa seseorang bersedia dipanggil dengan nama julukan bukan nama aslinya. Hal itu
dilakukan karena ia tahu bahwa teman-temannya biasa memanggil namanya dengan
nama julukan tersebut.

c. Teknis

Pada tingkatan ini, bukti-bukti dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.
Pada tingkatan teknis ini, aturan-aturan disampaikan secara logis dan tepat. Matematika
adalah salah satu contoh yang sangat logis, sehingga suatu kegiatan peluncuran roket
bisa dimulai. Pembelajaran secara teknis memiliki ketergantungan sangat tinggi pada
orang yang mampu memberikan alasan-alasan yang logis bagi suatu tindakan tertentu.

3. Mengenal perbadaan budaya

Dalam kehidupan sehari-hari, orang akan selalu berhubungan dengan ornag lain yang
memilik latar belakang budaya dan bahasa yang berbeda. Di samping itu, orang juga
berbeda dalam hal suku, agama, ras/etnis, pendidikan, usia, pekerjaan, status, dan jenis
kelamin. Perbedaan berbagai macam latar belakang budaya yang ada akan
mempengaruhi cara seseorang mengirim, menerima, dan menafsirkan pesan-pesan
kepada orang lain.

Dalam era globalisasi ketika banyak perusahaan asing yang melakukan kegiatan
bisnis di Indonesia, diperlukan pemahaman yang baik dan benar terhadap budaya dalam
suatu negara. Hal ini akan sangat diperlukan untuk menghindari kesalahpahaman dalam
berkomunikasi.

3. Mengenal Perbedaan Budaya

Dan perbedaan budaya tersebut dapat berupa antara lain :

1. Nilai-Nilai Sosial
Nilai sosial adalah nilai yang dianut oleh suatu masyarakat, mengenai apa yang
dianggap baik dan apa yang dianggap buruk oleh masyarakat. nilai-nilai sosial dapat
mempengaruhi tindakan seseorang.

2. Peran dan Status


Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat
kepada atasan. konsep status juga berbeda-beda. misalnya, manajer puncak di Amerika
Serikat emiliki ruang kerja khusus. namun di prancis, manajer puncak bekerja diruang
terbuka dan dikelilingi para menajer menegah.

3. Adat Pembuatan Keputusan


Di amerika serikat dan kanada, pelaku bisnis berusaha memcapai keputusan
secepat dan seefisien mungkin. manajer puncak cukup memikirkan hal-hal pokok saja.
sedangkan di yunani, mengabaikan rincian dianggap sebagai sikap menghindar dan tidak
dapat di percaya. di pakistan, pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif
tinggi. di sina dan jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara konsensus melalui
proses yang rumit dan waktu yang panjang. persetujuan harus lengkap dan tidak ada
aturan mayoritas.

4. Konsep Mengenai Waktu


Perbedaan konsep mengenai waktu dapat menimbulkan salah pengertian. bagi
eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa
efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. pengaturan berbagai aktivitas
dibatasi oleh waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih
penting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. waktu yang dierlukan
untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleskibel.

5. Konsep Ruang Pribadi


Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. prang kanada dan
amerika serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnis.
jarak tersebut terlalu dekat bagi orang jerman dan jepang. akan tetapi, bagi orang arab dan
amerika latin. jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh.

6. Konteks Budaya
Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah
pesan adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan
pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi.
Antropolog Edward T. Hall (dalam Quible. 1996:409) membagi konteks budaya menjadi
dua tingkat. yaitu budaya konteks tinggi (high context culture) dan budaya konteks rendah
(low context culture).

7. Bahasa Tubuh
Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang
membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah
pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai
bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca
tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang
Amerika Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang
Jepang mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya.
8. Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun
Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap kasar oleh
budaya lain. Aturan mengenai tingkah laku sopan bervariasi antara satu negara dengan
negara yang lain. Memberi hadiah kepada istri orang lain dianggap tidak sopan oleh orang
Arab. Menaikkan kaki ke atas meja dan memberikan sesuatu dengan tangan kiri dianggap
biasa oleh orang Amerika Serikat, tetapi dianggap sebagai penghinaan oleh orang Mesir.
Di Spanyol, jabatan tangan berlangstung lima sampai tujuh kali ayunan, dan menarik
tangan terlalu cepat bisa diartikan sebagai penolakan. Sementara di Perancis, orang lebih
suka berjabatan tangan hanya dengan sekali ayunan. Tuan rumah di negara-negara Arab
akan merasa dipermalukan apabila tamunya menolak makanan, minuman, dan
keramahtamahan dalam bentuk apapun.
9. Tingkah Laku Legal dan Etis
Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepada pejabat
pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal itu sudah menjadi kehiasaan
yang rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai
suap, ilegal, dan tidak etis. Perusahaan yang berdiri di Amerika Serikat dilarang membayar
ekstra kepada pegawai negeri di mana pun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang
dianggap tidak bersalah hingga terbukti menang bersalah. Di Meksiko dan Turki,
seseorang dianggap bersalah hingga bisa mem- buktikan tidak bersalah. Perbedaan itu
sangat penting bagi perusahaan yang terlibat perselisihan legal di negara lain.

10. Budaya Perusahaan


Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya
membentuk perasaan orang mengenai perusah.an dan pekerjaan yang dilakukan, cara
menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang
menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan
tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya
perusahaan.

D. Komunikasi dengan Orang Berbudaya Asing


1. Belajar tentang budaya
Ketika merencanakan untuk melakukan bisnis dengan orang yang memiliki budaya
berbeda, seseorang akan dapat berkomuikaasi secara efektif bila ia telah mempelajari
budayanya. Lagi pula, ketika sudah merencanakan untuk tinggal di negara lain, ia tentunya
juga sudah mempersiapkan bahasa yang harus di kuasainya.
Disamping itu, ketika tinggal di negara lain alangkah baiknya orang tersebut juga
seddikit mengenal budaya maupun adat istiadat yang berlaku di negara tersebut. Bahasa
asing tentunya tidak dapat dipelajari dalam waktu singkat. Namun demikian, mulai
mengenal beberapa kata bahasa asing untuk suatu pergaulan di lingkunan bisnis
merupakan langkah baik yang senantiasa perlu dikembangkan. Kalau perlu dalam suatu
pertemuan yang bersifat informal bisa juga diselipkan kata-kata bbahasa aing yang telah
dipahami.
Disamping belajar bahasa, anda juga harus membaca buku dan artikel tentang
budaya asing tersebut, dan selanjutnya menanyakan secara langsung kepada mitra bisnis
anda. Usahakan agar anda berkonsentrasi belajar pada maslah-masalah yang berkaitan
dengan sejarah budaya, agama, politik, nlai-nilai dan adat istiadat. Berikut ini adalah
contoh komunikasi llintas budaya ketika melakukan perjalanan ke suatu negara :
a. Di Spanyol, orang berjabat tangan paling lama antara lima sampai tujuh ayunan;
melepas jabat tangan segera dapat diartikan sebagai suatu bentuk penolakan. Di
Prancis, orang berjabat tangan cukup dengan hanya sekali ayunan atau gerakan.
b. Jangan memberi hadiah minuman-minuman beralkohol di negara-negara Arab.
c. Di Pakistan atau negara-negara yang berpendudukan mayoritas muslim, jangan heran
kalau di tengah-tengah suatu pertemuan bisnis mereka minta izin keluar menunaikan
ibadah sholat karena setiap Muslim wajib sholat lima waktu sehari.
d. Anda dianggap menghina tuan rummah jika anda menolak tawaran makanan,
minuman atau setiap bentuk kebaikan di negara-negara Arab. Namun, Anda juga
jangan cepat-cepat menerima bentuk tawaran tersebut. Kalau mau menolak suatu
tawaran, tolaklah dengan cara yang sopan.
e. Tekankan usia perusahaan anda ketika berhubungan bisnis dengan pengusaha di
Jerman, Belanda, dan Swiss.
2. Mengembangkan keterampilan komunikasi lintas budaya

Mempelajari apa yang dapat dilakukan oleh seseorang tentang budaya tertentu
sebenarnya merupakan suatu cara yang baik untuk menemukan bagaimana mengirim dan
menerima pesan-pesan lintas budaya secara efektif. Namun, perlu diingat dua hal yaitu
pertama, jangan terlalu yakin bahwa seseorang akan dapat memahami budaya lain
secara utuh atau sempurna. Kedua, jangan mudah terbawa kepada pola generalisasi
terhadap perilaku seseorng dari budaya yang berbeda.
Mempelajari keterampilan komunikasi lintas budaya pada umumnya akan
membantu seseorang beradaptasi dalam setiap budaya, khususnya jika seseorang
berhubungan dengan orang lain yang memiliki budaya yang berbeda.
3. Negosiasi lintas budaya
Moran, Sthal dan Boyar internasional, sebuah perusahaan yang bergerak di bidang
pelatihan lintas budaya (cross-culture training), membedakan budaya dalam dua kelompok
yaitu budaya permukaan (surface culture) seperti makanan, liburan, gaya hidup, dan
budaya tinggi (deep culture), yang terdiri atas sikap dan nilai-nilai yang menjadi dasar
budaya tersebut.
Orang yang berasal dari budaya yang berbeda serimng kali mempunyai pendekatan
negosiasi yang juga berbeda. Tingkat toleransi untuk suatu ketidaksetujuan punbervariasi.
Sebagai contoh, negosiator dari Amerika Serikat cenderung relatif impersonal
dalam melakukan negosiasi. Mereka melihat tujuan mereka dalam sudut pandang
ekonomi dan biasanya mereka menganggap unsur kepercayaan penting diantara mereka.
Sebaliknya para negosiator dari Cina dan Jepang lebih suka pada suasana hubungan
sosial. Jika ingin berhasil bernegosiasi di Cina, Anda sebaiknya bersikap sabar dan
menguasai bagaimana hubungan personal (pribadi) di Cina. Di keduanegara tersebut,
anda harus dapat menumbuhkan hubungan personal sebagai dasar membangun
keprcayaan daalam proses negosiasi.
Negosiasi dari negara yang berbeda mungkin menggunakan teknik pemecahan
masalah dan metode pengambilan keputusan yang berbeda. Jika mempelajari budaya
partner anda sebelum bernegosiasi, Anda akan lebih mudah mempelajari budaya
pandangan mereka. Lebih lanjut, menunjukkan sikap luwes, hormat, sabar, dan sikap
bersahabat akan membawa pengaruh yang baik bagi proses negosiasi yang sedang
berjalan, yang pada akhrnya dapat ditemukan solusi yang menguntungkan kedua belah
pihak.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Semakin pesatnya perkembangan tenologi informasi dan komunikasi telah
memberikan peluang untuk berkomunikasi dengan seseorang yang berbicara dengan
bahasa dan budaya yang berbeda. Pengemangan keterampillan komunikasi bisnis llintas
budaya menjadi semakin penting artinya, mengingat kecenderungan dunia bisnis yang
semakin mengglobal.
Terdapat tiga tingkatan budaya, yaitu formal,informal, dan teknis. Kendala utama
dalam komunikasi lintas budaya adalah perbedaan budaya dan masalah bahasa.
Perbedaan budaya sering kali menjadikan komunikasi tidak efekti.
Perbedaan budaya dapat ditunjukkan dalam nilai-nillai sosial, ide status, kebiasaan
pengambilan keputusan, sikap terhadap waktu, pengaturan jarak bicara, konteks
budayaa, bahasa tubuh, adayt-istiadat, perilaku hukum dan etika.
Seseorang dapat mempelajari budaya tertentu dengan cra membaca buku-buku dan
artikel, berbicara dengan orang yang menjadi bagian dari suatu budaya, mengunjungi
suatu negara, belajar bahasanya, belajar sejarah budaya suatu negara, agama, politik,
nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan oleh masyarakat suatu negara.
B. Saran
Dengan semakin terbukanya peluang perusahaan multinasional masuk ke wilayah
suatu negara dan di dorong dengan semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi
dan komunikasi, maka pada saat itulah kebutuhan akan komunikasi bisnis lintas budaya
menjadi semakin penting artinya. Dengan demikian kita perlu untuk mempelajari berbagai
macam budaya, baik dalam negeri maupun luar negeri.

Anda mungkin juga menyukai