BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1. Profil organisasi
a. Gambaran umum
Klinik Gawe Waras terletak di Desa Panjunan, Jl. Raya
Pati – Kayen Km. 1, Kecamatan Pati, Kabupaten Pati, Jawa
Tengah. Batas wilayah kerjanya :
1
Kefarmasian (ATK), 1 orang Reseptir, 1 orang Admin, 1 orang
petugas RM.
b. Visi organisasi
Visi Klinik Gawe Waras adalah :
“Klinik Gawe Waras memberikan pelayanan dengan kualitas
terbaik untuk keselamatan pasien dan kesehatan masyarakat”.
c. Misi organisasi
Klinik Gawe Waras memiliki tiga misi, yaitu :
1. Meningkatkan kinerja dengan merespon kebutuhan
masyarakat akan layanan kesehatan kualitas terbaik
2. Meningkatkan pelayanan berfokus pada customer
3. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan berbasis
keselamatan pasien
d. Struktur organisasi
Struktur organisasi UPT Puskesmas Pati I mengacu pada
Permenkes Nomor 75 Tahun 2014 dan Surat Keputusan Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten Pati Nomor 440 / 456 / 2016
Tentang Struktur Organisasi Tata Kerja UPT Puskesmas
Kabupaten Pati sebagai berikut :
2
KEPALA UPT PUSKESMAS
BENDAHARA
RUANG KIA / KB PELAKSANA GIZI PUSLING
JAMKESDA
Anteng W Umi Yuli P, SKM Supriyadi, S.Kep
Susiyanti
PELAKSANA
RUANG GIZI
KESLING
Umi Yuli P, S.Gz
Nunik Suwarni, SKM
PELAKSANA
RUANG PERSALINAN
PERKESMAS
Susiyanti
Dwi Irawati
RUANG KEFARMASIAN
RUANG LABORATORIUM
Djoharjono
3
e. Motto
Motto Klinik Gawe Waras adalah : “Pelayanan bermutu dan
profesional dengan mengedepankan keselamatan pasien.”
f. Code of Conduct
Code of Conduct adalah peraturan internal bagi karyawan UPT
Puskesmas Pati I sesuai dengan permenkes yang harus
dilaksanakan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.
Code of conduct di UPT Puskesmas Pati I juga mengacu pada
peraturan Bupati Nomor 26 tahun 2016 tentang disiplin kerja
pegawai negeri sipil di lingkungan pemerintah kabupaten pati.
Peraturan Internal karyawan UPT Puskesmas Pati I telah
dibuatkan Surat Keputusan dengan Nomor 93/SK/PKM PATI
I/01/2016 dan telah ditetapkan pada tanggal 05 Juli 2016.
Naskah lengkap Code Of Conduct terdapat pada lampiran 2.
2. Kebijakan mutu
a. Untuk mencapai Visi dan Misi Puskesmas, kami seluruh
karyawan berkomitmen untuk:
4
3. Proses pelayanan
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat :
P
P e
e Promotif l
l 5 Upaya
Linsek TOGA Kader a
a Esensial
n
n Preventif Ketenagaan TOMA Forum Desa Masy
g
g g
g a
Rehabilitatif Sarpras
a n
n
Perencanaan RUK RPK PTP MONEV
Renstra
5
Dalam pelaksanaannya, keberhasilan dari ketiga upaya ini
dipengaruhi oleh :
1) Pembiayaan ( Money )
Demi terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggung jawab Puskesmas,
pembiayaannya didukung oleh anggaran Pemerintah. Sesuai
dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan oleh pemerintah
dalam hal ini berasal dari dan APBD I dan APBD II. Karena
status Puskesmas sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah
( BLUD ) maka pendanaan diperoleh dari pasien bayar dan dana
tersebut langsung masuk Kas BLU UPT Puskesmas Pati I.
Anggaran tersebut disusun oleh Puskesmas melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk diajukan dalam Daftar Usulan
Kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten dengan memperhatikan
peraturan perundang-undangan yang berlaku untuk selanjutnya
dibahas bersama DPRD. Disamping itu juga terdapat dana dari
Kapitasi JKN.
2) Ketenagaan (Man)
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga
Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan. Standar kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan didasarkan pada :
- Standar pelayanan
- Standar pendidikan
- Standar kompetensi
Dengan standar yang telah ditetapkan tersebut maka
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
sehingga memiliki daya ungkit terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Untuk itu dilakukan berbagai upaya peningkatan
kompetensi untuk memenuhi standar tersebut.
Perencanaan kebutuhan petugas dalam sistem ketenagaan
Upaya Kesehatan Masyarakat di UPT Puskesmas Pati I
menggunakan perhitungan untuk kebutuhan riil berbasis
Analisis Beban Kerja (ABK) dengan mempertimbangkan
jumlah pasien, jumlah kegiatan yang dilaksanakan, waktu yang
dibutuhkan dalam kurun waktu 1 tahun.
6
3) Sarana Prasarana ( Material )
Puskesmas Pati I berdiri sekitar tahun 1961 di atas tanah
seluas 655 m2, luas gedung induknya 610 m2, berlokasi di jalan
Supriyadi No. 51 Pati. Karena Puskesmas Pati I berdiri jauh
sebelum terbitnya Permenkes Nomor 75 tahun 2014 tentang
Puskesmas, maka ada kemungkinan ada hal – hal yang kurang
sesuai dengan Permenkes tersebut namun, kami berusaha keras
untuk bisa memenuhi sebagai mana ketentuan dalam Permenkes
Nomor 75 tahun 2014, dan kami juga selalu melakukan
pemeliharaan, perawatan, dan pemeriksaan secara berkala
agar semua sarana dan prasarana tetap layak fungsi.
Izin Operasional Puskesmas Pati I, telah diterbitkan
dengan Surat Keputusan Bupati Pati, nomor : 445.4/3045 tahun
2015, tanggal 14 Juli 2015 tentang Izin Operasional Puskesmas
Pati I. Izin Operasional Puskesmas Pati I terdapat pada lampiran
3.
4) Metode.
Perencanaan Puskesmas Pati I pada umumnya, dan
perencanaan Upaya Kesehatan Masyarakat pada khususnya,
disusun berdasarkan Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas
Kesehatan Kabupaten yang mengacu pada Rensta pemerintah
Kabupaten Pati. Proses perencanaan ini diawali dari penyusunan
Rencana Usulan Kegiatan (RUK) dari masing–masing Upaya
dengan mengacu kepada :
- Survey harapan dan kebutuhan pelanggan terhadap upaya
Kesehatan Perorangan di puskesmas
- Proses SMD dan MMD yang dilakukan di masing–masing
desa dan kelurahan
- Capaian penilaian kinerja tahun lalu
RUK Upaya akan dibahas bersama dengan RUK
Administrasi Manajemen dan RUK UKP pada proses
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) untuk menghasilkan
sebuah RUK Puskesmas, yang selanjutnya akan diusulkan ke
Badan Legislatif Kabupaten Pati oleh Dinas Kesehatan
Kabupaten Pati. Ketika usulan tersebut sudah disetujui, maka
7
disusunlah Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) dengan
menyesuaikan kepada jumlah anggaran yang telah ditetapkan
oleh Pemerintah Daerah. Time Schedule Rencana Usulan
Kegiatan UPT Puskesmas Pati I ada pada lampiran 4.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan–kegiatan tersebut
dimonitoring untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai
rencana, dan dievaluasi guna menilai tingkat keberhasilan dan
perbaikan kegiatan selanjutnya.
Guna menunjang keberhasilan pelaksanaan dari proses
bisnis ini tentunya tidak dapat meninggalkan peran pihak ketiga
baik itu lintas sektor, tokoh masyarakat tokoh agama, dan kader
kesehatan dengan mengoptimalkan forum–forum yang ada di
masyarakat. Hal ini sangat penting terutama dalam kegiatan
preventif dan promotif kesehatan.
Pelayanan dalam Upaya Kesehatan Masyarakat diberikan
melalui 5 (lima) upaya esensial dan Perkesmas. Upaya yang
dimaksud adalah:
a) Upaya esensial:
(1) Promosi Kesehatan (Promkes)
- Poskestren
- UKK
- Kesehatan olah raga
- PHBS
(2) KIA / KB
- Kesehatan Ibu
- Kesehatan Anak
- Pelayanan mampu persalinan
- Layanan KB
- Kesehatan Lansia
- PKPR
(3) Gizi
(4) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit ( P2P )
- TB
- Kusta
- ISPA
- Diare
- Pneumonia
8
- Kecacingan
- DB
(5) Kesehatan Lingkungan (Kesling)
b) Perkesmas
Keluhan Pelanggan
Pembiayaan Metode
Kepuasan Pelanggan
Pemeriksaan Umum
P Layanan Sanitasi
P
e e
l Pemeriksaan gigi&mulut Layanan Kefarmasian l
a Penerimaan
Pasien Pulang / a
n Layanan Laboratorium
Rujukan n
Pelayanan KIA dan KB
g g
g g
Pelayanan MTBS / DDTK Layanan Gizi
a a
n n
Pengendalian Dokumen
dan Rekam Hasil
Kegiatan
9
timbulnya masalah kesehatan dengan sasaran pada individu atau
perorangan.
Dalam pelaksanaannya, keberhasilan proses kegiatan UKP
dipengaruhi oleh :
1) Pembiayaan ( Money )
Demi terselenggaranya berbagai upaya kesehatan
masyarakat yang menjadi tanggung jawab Puskesmas,
pembiayaannya didukung oleh anggaran Pemerintah. Sesuai
dengan azas desentralisasi, sumber pembiayaan oleh pemerintah
dalam hal ini berasal dari dan APBD I dan APBD II. Karena
status Puskesmas sudah menjadi Badan Layanan Umum Daerah
( BLUD ) maka pendanaan diperoleh dari pasien bayar dan dana
tersebut langsung masuk Kas BLU UPT Puskesmas Pati I.
Anggaran tersebut disusun oleh Puskesmas melalui Dinas
Kesehatan Kabupaten untuk diajukan dalam Daftar Usulan
Kegiatan kepada Pemerintah Kabupaten dengan
memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku
untuk selanjutnya dibahas bersama DPRD. Disamping itu juga
terdapat dana dari Kapitasi JKN.
2) Ketenagaan ( Man )
Sumber daya manusia Puskesmas terdiri atas Tenaga
Kesehatan dan Tenaga Non Kesehatan. Standar kebutuhan
Sumber Daya Manusia Kesehatan didasarkan pada :
- Standar pelayanan
- Standar pendidikan
- Standar kompetensi
Dengan standar yang telah ditetapkan tersebut maka
diharapkan dapat memberikan pelayanan yang berkualitas
sehingga memiliki daya ungkit terhadap derajat kesehatan
masyarakat. Untuk itu dilakukan berbagai upaya peningkatan
kompetensi untuk memenuhi standar tersebut.
Perencanaan kebutuhan petugas dalam sistem ketenagaan
Upaya Kesehatan Perorangandi UPT Puskesmas Pati I
menggunakan perhitungan untuk kebutuhan riil berbasis
Analisis Beban Kerja ( ABK ) dengan mempertimbangkan
10
jumlah pasien, jumlah kegiatan yang dilaksanakan, waktu yang
dibutuhkan dalam kurun waktu 1 tahun.
MEMENUHI
NO PRASARANA JUMLAH SATUAN SYARAT
YA TIDAK
1 Sistem Sanitasi
Sumber air bersih : Sumur
1 V
Bor
Sistem Penyaluran Air Kotor
1 V
dan atau Air Limbah
Sistem Pembuangan Limbah
1 M3 V
Infeksius dan Non Infeksius
2 Sistem Pencahayaan
Lampu 3000 M3 V
3 Sistem Kelistrikan
11
4 Sistem Komunikasi
SST 1 Unit V
MEMENUHI
NO PRASARANA JUMLAH SATUAN SYARAT
YA TIDAK
Tangga 1 Unit V
11 Pagar 1 Unit V
4) Perencanaan ( Metode )
Perencanaan Puskesmas pada umumnya, dan perencanaan
Upaya Kesehatan Peroranganpada khususnya, disusun
berdasarkan Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan
Kabupaten yang mengacu pada Rensta pemerintah Kabupaten
Pati. Proses perencanaan ini diawali dari penyusunan Rencana
Usulan Kegiatan ( RUK ) Upaya Kesehatan Perorangan dengan
mengacu kepada :
- Survey harapan dan kebutuhan pelanggan terhadap Upaya
Kesehatan Perorangan di puskesmas
- Proses SMD dan MMD yang dilakukan di masing–masing
kelurahan
12
- Capaian penilaian kinerja tahun lalu
RUK Upaya Kesehatan Peroranganakan dibahas bersama
dengan RUK Administrasi Manajemen dan RUK UKM pada
proses Perencanaan Tingkat Puskesmas ( PTP ) untuk
menghasilkan sebuah RUK Puskesmas, yang selanjutnya akan
diusulkan ke Badan Legislatif Kabupaten Pati oleh Dinas
Kesehatan Kabupaten Pati. Ketika usulan tersebut sudah
disetujui, maka disusunlah Rencana Pelaksanaan Kegiatan
(RPK) dengan menyesuaikan kepada jumlah anggaran yang
telah ditetapkan oleh Pemerintah Daerah. Time Schedule
Rencana Usulan Kegiatan UPT Puskesmas Pati I ada pada
lampiran 4.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan–kegiatan tersebut
dimonitoring untuk memastikan kegiatan berjalan sesuai
rencana, dan dievaluasi guna menilai tingkat keberhasilan dan
perbaikan kegiatan selanjutnya.
Upaya Kesehatan Perorangan yang disediakan di UPT
Puskesmas Pati I adalah :
a) Pelayanan pendaftaran
b) Pelayanan Rawat jalan KIA ( termasuk KB )
c) Pelayanan KIA ( termasuk DDTK ), Lansia, MTBS dan
KB
d) Pelayanan Kesehatan gigi dan mulut
e) Pelayanan Kefarmasian
f) Pelayanan Kesehatan Lingkungan
g) Pelayanan mampu persalinan
h) Pelayanan Imunisasi
i) Pelayanan Gizi
j) Laboratorium
13
Prosedur alur pelayanan pasien rawat jalan di UPT Puskesmas Puskesmas Pati I, adalah sebagai berikut:
KIA, KB
RUJUK
LOKET UMUM
PASIEN DATANG DARURAT KEFARMASIAN PASIEN PULANG
PENDAFTARAN
LANSIA
LABORATORIUM
GIZI
KESLING
POJOK ORALIT
MTBS
IMUNISASI
Keterangan:
: Alur pasti
14
a) Mendaftarkan Identitas Pelanggan di Ruang
Pendaftaran.
Pelanggan UPT Puskesmas Pati I harus
mendaftarkan diri di ruang pendaftaran dengan
menunjukkan kartu berobat (untuk pelanggan yang sudah
pernah berobat / pelanggan lama), dan kartu identitas yang
masih berlaku ( Kartu BPJS / KTP / Kartu Keluarga ).
d) Mengambil Obat
Resep yang sudah diterima diserahkan ke ruang
obat, menunggu giliran penyerahan obat dan penjelasan
tentang cara minum obat oleh petugas ruang obat UPT
Puskesmas Pati I.
e) Meninggalkan Puskesmas
Pengunjung / pelanggan Puskesmas bisa
meninggalkan Puskesmas setelah mendapatkan pelayanan
di Puskesmas sampai selesai.
15
Para Pengunjung / Pelanggan bisa menanyakan alur
pelayanan kepada petugas Puskesmas bila masih kurang jelas.
Para Pengunjung / Pelanggan juga dapat menyampaikan
keluhan atau masukan bila pelayanan di Puskesmas kurang
memuaskan melalui kotak saran yang disediakan, telepon, SMS,
WA, untuk menyampaikan keluhan secara langsung kepada
petugas Puskesmas.
B. Ruang Lingkup
Lingkup pedoman mutu ini disusun berdasarkan standar akreditasi
Puskesmas yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan
yang terdiri dari:
C. Tujuan
Pedoman mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat ( UKM ) maupun untuk penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Perorangan ( UKP ).
16
D. Landasan hukun dan acuan
Landasan hukum yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini
adalah :
17
14. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun
2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan;
15. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 75 Tahun
2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 46 Tahun
2015 tentang Akreditasi Puskesmas, Klinik Pratama, Tempat Praktik
Mandiri Dokter, dan Tempat Praktik Mandiri Dokter Gigi;
17. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 52 Tahun 2015 tentang Renstra
Kementerian Kesehatan Tahun 2015 – 2019;
18. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 59 Tahun 2015 tentang Komisi
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama;
19. Peraturan Bupati Pati Nomor 61 Tahun 2016 Tentang Rencana
Penerapan dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimum Bidang
Kesehatan Pemerintah Daerah Kabupaten Pati;
Acuan yang digunakan dalam menyusun pedoman mutu ini adalah :
Standar Akreditasi Puskesmas dan Pedoman Penyusunan Dokumen
Akreditasi Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
3. Pasien adalah orang sakit yang dirawat dokter atau tenaga medis.
18
7. Koreksi adalah tindakan perbaikan yang dilakukan setelah ditemukan
suatu masalah dan alternatif pemecahan masalahnya.
10. Pedoman mutu adalah dokumen yang berisi pernyataan dan komitmen
Puskesmas untuk menerapkan kebijakan mutu dalam penyelenggaraan
pelayanan kesehatan.
11. Sasaran mutu adalah goal atau target dari suatu organisasi dalam
melakukan suatu proses yang ingin dicapai dalam jangka waktu
tertentu. Sararan mutu merupakan metoda yang di gunakan oleh
perusahaan untuk tetap fokus mengejar target yang berasal dari
pedoman mutu hingga rencana untuk pencapaiannya.
16. Efektifitas adalah suatu ukuran yang menyatakan seberapa jauh target
( kuantitas, kualitas, dan waktu ) telah tercapai. Dimana makin besar
presentase target yang dicapai, makin tinggi efektivitasnya.
18. Proses adalah urutan suatu peristiwa yang semakin lama semakin
meningkat atau semakin menurun; rangkaian tindakan perbuatan atau
pengolahan yang menghasilkan produk.
19. Sarana adalah 1.segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam
mencapai maksut atau tujuan; alat; media; 2.Syarat, upaya.
19
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN SISTEM
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan umum :
UPT Puskesmas Pati 1 menetapkan, mendokumentasikan, memelihara
sistem manajemen mutu sesuai dengan standar Areditasi Puskesmas. Sistem
ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik
penyelenggaraan upaya Puskesmas maupun pelayanan klinis, yang meliputi
kejelasan Proses pelayanan dan interaksi proses dalam penyelenggaran
pelayanan, kejelasan penanggung jawab, dan penyediaan sumber daya.
Penyelenggaran pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan yang
berdasar kebutuhan masyarakat / pelanggan, verifikasi terhadap rencana
yang disusun, pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses
pelayanan dan hasil-hasil yang dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya
penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen :
Dokumen disuatu instansi, yang ummnya digunakan sebagai standart
sertifikasi maupun dokumen non sertifikasi sebagai acuan para stakeholder
(pemegang program) untuk menjalankan instansi.
Dokumen Sistem Manajemen Mutu adalah semua dokumen yang
memuat informasi yang digunakan sebagai acuan untuk melaksanakan
Sistem Manajemen Mutu.
Pengendalian Dokumen adalah kegiatan pengelolaan dan
pengendalian dokumen – dokumen sistem manajemen mutu yang
mencakup pembuatan, pengesahan, distribusi, peninjauan ulang,
penggunaan, identifikasi dan ketelusuran, penyimpanan dan pemusnahan
dokumen yang sudah tidak berlaku.
Dokumen dikendalikan adalah dokumen dengan status
DIKENDALIKAN, artinya dokumen tersebut menjadi acuan kerja yang
diperbarui secara berkala sesuai perubahan – perubahan yang terjadi selama
pemakaian.
Dokumen tidak dikendalikan adalah dokumen dengan status
TIDAK DIKENDALIKAN, artinya bahwa dokumen tersebut sejak
20
diterbitkan tidak diperbarui dan karenanya tidak diperuntukkan sebagai
acuan kerja.
Dokumen tidak berlaku adalah dokumen dengan status
KADALUARSA, artinya adalah bahwa dokumen tersebut sudah tidak
berlaku lagi dan selanjutnya diperlakukan sebagai arsip.
Manual Mutu adalah dokumen sistem manajemen mutu yang
memuat ketentuan – ketentuan / persyaratan – persyaratan / kebijakan –
kebijakan yang digunakan sebagai acuan umum dalam menjalankan semua
kegiatan operasional perusahaan.
Standar Operasional Prosedur adalah dokumen yang berisi
serangkaian instruksi tertulis yang dibakukan mengenai berbagai proses
penyelenggaraan suatu tahapan kegiatan yang berisi cara melakukan
pekerjaan atau uraian prosedur, pelaksana yang berperan dalam kegiatan,
dan mutu baku yang berisi kelengkapan, waktu pelaksanaan, dan output.
Program pendukung termasuk dokumen sistem mutu dalam bentuk
jadwal kegiatan yang memuat rencana aktivitas untuk mendukung
pelaksanan sistem manajemen mutu.
Dokumen Internal Terkait adalah dokumen yang diterbitkan oleh
Puskesmas yang terkait dengan sistem manajemen mutu misalnya Surat
Keputusan ( SK ) Kepala Puskesmas, Visi, Misi, Puskesmas, Bagan alur
pelayanan dan lain – lain.
Dokumen Eksternal Terkait adalah dokumen yang bukan
diterbitkan puskesmas yang terkait dengan sistem manajemen mutu
misalnya SK Menteri Kesehatan, SK Pemerintah Daerah, Buku Referensi
dan lain – lain.
Secara umum dokumen - dokumen sistem manjemen mutu yang
disusun meliputi :
1. Dokumen internal terdiri dari:
Kebijakan,
Pedoman / manual,
Standar Operasional Prosedur (SOP),
Rekaman – rekaman sebagai catatan akibat pelaksanaan
kebijakan, pedoman, dan prosedur.
21
Kebijakan, Pedoman / Panduan, Manual Mutu, Standar
Operasional Prosedur ( SOP ), Rekaman – rekaman sebagai
catatan akibat pelaksanaan kebijakan, pedoman, dan prosedur.
c. Penyusunan Dokumen
1) Pembuat dokumen membuat draft rancangan dokumen
sesuai dengan kebutuhan, baik secara mandiri maupun
berkelompok.
2) Pembuat dokumen berdiskusi dan berkoordinasi dengan
program terkait.
3) Bentuk dokumen diatur lebih lengkap sesuai dengan
Pedoman Penyusunan Dokumen Akreditasi di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ( FKTP ).
4) Tim Mutu memeriksa dokumen yang telah disusun oleh
pembuat dokumen.
d. Penomoran Dokumen
1) Penomoran dokumen dilakukan oleh Tim Pengendali
Dokumen atau Bagian Tata Usaha, diurutkan sesuai
dengan pengkodean,
a) Dokumen / naskah yang berupa Regulasi
(1) Peraturan Kepala Puskesmas ( PK )
(2) Surat Keputusan Kepala Puskesmas ( SK )
(3) Instruksi Kepala Puskesmas ( INS )
(4) Surat Edaran ( SE )
Penomorannya diatur sebagai berikut:
No. Urut penerbitan surat berdasarkan jenis
surat / Singkatan jenis surat / Singkatan
Puskesmas / Bulan penerbitan surat / Tahun
penerbitan surat.
Contoh:
01 / PK / PKM PATI I / XII / 2015
01 / SK / PKM PATI I / XII / 2015
22
01 / INS / PKM PATI I / XII / 2015
01 / SE / PKM PATI I / XII / 2015
(5) Standar Operasional Prosedur ( SOP )
Nomor urut Dokumen per pokja / Jenis
Dokumen / Nomor elemen penilaian / Nama
Pokja pembuat SOP / Singkatan nama
Puskesmas / Tahun penerbitan SOP
Contoh:
001 / SOP / 4.1.1.1 / UKM-GIZI / PKM PATI
I / 2015
(6) Daftar Tilik ( DT )
Nomor urut Dokumen per pokja / Jenis
Dokumen / Nomor elemen penilaian / Nama
Pokja pembuat DT / Singkatan nama
Puskesmas / Tahun penerbitan DT
Contoh:
001 / DT / 4.1.1.1 / UKM-GIZI / PKM PATI I
/ 2015
(7) Perjajian
Tidak ada penomoran surat.
23
(b) 090 : Surat perintah tugas
(c) 005 : Undangan
(d) 900 : Keuangan
(e) 800 : Kepegawaian
(f) 850 : Cuti pegawai
(g) 028 : Penghapusan Peralatan
(h) 029 : Pengurusan kendaraan
(i) 442 : Obat-obatan
(j) 443 : Gizi
(k) 456 : Urusan Haji
Contoh:
440 / 01 / 2015 : Surat keterangan
090 / 01 / 2015 : Surat Perintah
800/01/2015 : Surat Pengantar (Kepegawaian)
24
e. Pengesahan Dokumen
1) Tim Mutu menyerahkan dokumen yang telah diperiksa
kepada Kepala Puskesmas.
2) Kepala Puskesmas memeriksa ulang dokumen dan
selanjutnya mengesahkan dokumen apabila tidak ada
perbaikan
f. Pemberlakuan
Dokumen diberlakukan sejak ditetapkan oleh kepala
Puskesmas dan tidak berlaku surut.
g. Pendistribusian Dokumen
1) Dokumen “INDUK” (dokumen asli yang telah disahkan
oleh kepala FKTP) digandakan oleh Tim Mutu.
2) Semua dokumen sistem manajemen mutu harus
didistribusikan secara tercatat sesuai ketentuan yang telah
disepakati. Formulir pendistribusian dapat mengikuti
format yang telah ditetapkan. Formulir pendistribusian
Dokumen ada pada lampiran 5.
3) Setiap dokumen sistem manajemen mutu harus diberi
status dengan jelas pada setiap halaman dengan
menggunakan stempel warna hijau untuk dokumen
“TERKENDALI“, stempel warna biru untuk dokumen
“TIDAK TERKENDALI“ dan stempel warna merah
untuk dokumen “ KADALUARSA “.
4) Daftar nama – nama penerima dokumen dituangkan
dalam daftar penerima dokumen yang dikelola atau
disimpan disekretariat. Formulir penerimaan dokumen
terdapat pada lampiran 6.
h. Penyimpanan
1) Penyimpanan dokumen Puskesmas dilakukan oleh Tim
Pengendali Dokumen.
2) Penyimpanan dokumen yang telah disahkan oleh kepala
UPT Puskesmas Pati I disimpan didalam ruang akreditasi.
25
3) Salinan dokumen dengan stempel “TERKENDALI”
disimpan oleh ketua Pokja masing-masing di tempat yang
aman dan mudah dijangkau.
i. Perevisian Dokumen
1) Pengguna dokumen yang akan melakukan perubahan
dokumen, dimungkinkan merevisi dokumen untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses sesuai
persetujuan dari penanggung jawab unit, yaitu dengan
menggunakan Formulir Permintaan Perubahan Dokumen.
Formulir permintaan perubahan dokumen ada pada
lampiran 7.
2) Tim Mutu memproses dokumen hasil revisi yang telah
disetujui oleh penanggung jawab unit terkait dengan
memberi nomor revisi baru dan tanggal berlaku yang
baru.
3) Bila nomor revisi telah mencapai angka 10, maka
dokumen tersebut harus diterbitkan ulang dan kembali ke
nomor revisi 00.
4) Perubahan tanpa mengubah substansi atau isi dari
dokumen tidak perlu dilakukan revisi.
5) Tim Mutu memperbaharui Daftar Dokumen Induk, dan
melakukan pencatatan poin-poin yang mengalami
perubahan dalam Histori Perubahan.
6) Dokumen siap digandakan dan didistribusikan sesuai
dengan Daftar Distribusi Dokumen.
26
dokumen induk yang telah kadaluarsa tersebut diberi
stempel “KADALUARSA”. Formulir penarikan dokumen
ada pada lampiran 8.
k. Pencarian kembali
Apabila ada yang membutuhkan dokumen yang tersimpan
di ruang akreditasi, maka diharuskan melakukan koordinasi
dengan Tim Pengendali Dokumen dan mengisi Buku daftar
peminjam Dokumen
Mulai
Penyusunan
Dokumen
Pengesahan Dokumen
Pemberlakuan
Penyimpanan
Perevisian Dokumen
(bila ada revisi)
Pencarian kembali
Selesai
27
2. Dokumen ekternal
Dokumen eksternal adalah dokumen resmi yang diterbikan oleh
Negara atau badan hukum lainnya dan dipakai sebagai acuan terdahap
pembuatan Dokumen. Dokumen external, meliputi : peraturan
perundangan dan pedoman-pedoman yang diberlakukan oleh
Kemenkes, Dinkes Propinsi / Kabupaten dan organisasi profesi yang
merupakan acuan bagi FKTP dalam menyelenggarakan administrasi
manajemen.
Di UPT Puskesmas Pati I penyimpanan arsip dilakukan dengan
tujuan agar arsip aman, terjaga dan terpelihara dengan menggunakan
biaya seefisien mungkin, dan dapat terlindungi, tahan lama dan mudah
diakses atau ditemukan untuk keperluan kegiatan Puskesmas.
c. Memberi Identitas
Dokumen ekternal yang ada kemudian diberi nomor pada
samping kiri atas dokumen tersebut. Pemberian nomor pada
dokumen bertujuan agar memudahkan kita dalam pencarian
kembali.
Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan,
jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan Republik
Indonesia adalah:
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
28
3) UU / Perppu;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah Provinsi;
6) Peraturan Daerah Kabupaten.
Sistem penyimpanan dokumen di UPT Puskesmas Pati I
berdasarkan kepada tahun dokumen tersebut diterbitkan.
Dokumen lama yang sudah terganti dengan dokumen terbitan
tahun yang baru tidak dapat dijadikan acuan bagi FKTP dalam
menyelenggarakan administrasi manajemen. Dokumen ekternal
Di UPT Puskesmas Pati I terdapat pada lampiran 9.
f. Disimpan
Penyimpanan dokumen ekternal disimpan di ruang
akreditasi. Apabila ada yang membutuhkan dokumen tersebut
agar melakukan koordinasi dengan Tim Pengendali Dokumen
dan mengisi Buku daftar peminjam Dokumen.
29
g. Bagan Alir Prosedur Pengendalian Dokumen Eksternal
Pengendalian
Dokumen Eksternal
Mencatat
Memberi Identitas
C. Rekam Implementasi
Adalah dokumen yang menjadi bukti obyektif dari kegiatan atau hasil
yang dicapai di dalam kegiatan Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan
yang direncanakan. Pengendalian rekam implementasi di UPT Puskesmas
Pati I:
30
berikutnya. Pengarsipan rekam implementasi di UPT Puskesmas Pati
I disimpan di masing – masing pelaksana dan penanggung jawab
program.
MULAI
MENGARSIPKAN REKAM
IMPLEMENTASI
MENYIMPAN REKAM
IMPLEMENTASI
PEMUSNAHAN REKAM
IMPLEMENTASI
SELESAI
31
D. Rekam Medik
1. Mengumpulkan rekam medik
Rekam medik dihimpun oleh petugas rekam medik di ruang
pendaftaran dalam rak Rekam Medik ( RM ).
32
4. Bagan Alir Prosedur Pengendalian Rekam Medik :
Mulai
Selesai
33
BAB III
TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN
A. KOMITMEN MANAJEMEN
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung
jawab upaya, penanggung jawab pelayanan Perorangan, dan seluruh
karyawan UPT Puskesmas Pati I bertanggung jawab untuk menerapkan
seluruh persyaratan yang ada pada manual mutu ini.
C. KEBIJAKAN MUTU
Seluruh karyawan berkomitmen untuk menyelenggarakan pelayanan
yang berfokus pada pelanggan, memperhatikan keselamatan pelanggan, dan
melakukan penyempurnaan yang berkelanjutan. Kebijakan mutu dituangkan
dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi kebijakan mutu
pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM.
34
2. Upaya pencapaian enam sasaran keselamatan pasien.
3. Penerapan manejemen resiko pada area prioritas.
4. Penilaian kontrak / kerjasama pihak ketiga
5. Pelaporan dan tindak lanjut insiden keselamatan pasien.
6. Peningkatan mutu pelayanan laboratorium.
7. Peningkatan mutu pelayanan obat.
8. Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang mutu dan keselamatan
pasien
1 2 3
35
Target
NO STANDAR PELAYANAN MINIMUM / JENIS PELAYANAN
(%)
36
E. TANGGUNG JAWAB DAN WEWENANG
1. KEPALA UPT PUSKESMAS PATI I
a. Kepala UPT Puskesmas mempunyai tugas pokok melaksanakan
kebijakan kesehatan untuk mencapai tujuan pembangunan
kesehatan di wilayah kerjanya dalam rangka mendukung
terwujudnya Kecamatan Sehat.
b. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Kepala UPT Puskesmas
mempunyai fungsi
1) Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
2) Menyelenggarakan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
tingkat pertama di wilayah kerjanya.
37
d. Untuk menjalankan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
kepala UPT Puskesmas mempunyai kewajiban sebagai berikut:
1) Memimpin dan mengurus UPT Puskesmas sesuai dengan
tujuan yang telah ditetapkan dengan senantiasa berusaha
meningkatkan daya guna dan hasil guna.
2) Menyampaikan dan mempertanggungjawabkan kinerja
operasional dan kinerja keuangan UPT Puskesmas.
3) Memelihara dan mengelola kekayaan UPT Puskesmas
sesuai dengan ketentuan.
4) Mewakili UPT Puskesmas di dalam dan di luar
pengadilan.
5) Melaksanakan kebijakan pengembangan usaha UPT
Puskesmas sebagaimana telah digariskan Pemilik.
6) Melaksanakan pengelolaan UPT Puskesmas dengan
berwawaskan kesehatan.
7) Menyiapkan Rencana Strategis Bisnis dan Rencana
Belanja Anggaran.
8) Mengadakan dan memelihara pembukuan serta
administrasi UPT Puskesmas sesuai ketentuan.
9) Menyiapkan laporan berkala dan laporan tahunan.
10) Mengusulkan persetujuan pengangkatan dan
pemberhentian Penanggung jawab bidang keuangan dan
teknispelayanan kepada Kepala Dinas.
11) Menguasai, memelihara dan mengelola kekayaan UPT
Puskesmas sesuai ketentuan UPT Puskesmas.
12) Menyelenggarakan pelayanan UPT Puskesmas dengan
upaya peningkatan, pencegahan penyembuhan, pemulihan,
pelayanan rujukan, dan menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan pendamping profesi kesehatan, penelitian dan
pengembangan serta pengabdian masyarakat.
38
kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan
yang diperlukan.
2) melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan
kesehatan.
3) melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan.
4) menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan
menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat
perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan
sektor lain terkait.
5) melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan
pelayanan dan upaya kesehatan berbasis masyarakat.
6) melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya
manusia Puskesmas.
7) memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan
kesehatan.
8) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan.
9) memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan
masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem
kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit.
10) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara
komprehensif, berkesinambungan dan bermutu.
11) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan upaya promotif dan preventif.
12) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi
pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
13) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang
mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,
petugas dan pengunjung.
14) menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip
koordinatif dan kerjasama inter dan antar profesi.
15) melaksanakan rekam medis.
16) melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi
terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan.
17) melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan.
39
18) mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas
pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya.
19) melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi
medis dan Sistem Rujukan.
20) Menandatangani perjanjian kerja sama operasional dengan
pihak lain.
21) Mendelegasikan sebagian kewenangan kepada jajaran di
bawahnya.
22) Meminta pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dari
semua Penanggung jawab dan Pengelola di bawahnya.
40
c. Dalam melaksanakan tugas pokoknya Ketua Tim MutuUPT
Puskesmas dibantu oleh Penanggungjawab Admen, UKM &
Perkesmas, Penanggungjawab UKP, Kefarmasian &
Laboratorium , Penanggungjawab Jaringan Pelayanan dan
Jejaring Fasyankes serta Penanggungjawab Keuangan.
41
e. Ketua Tim Mutu dalam melaksanakan tugas dan kewajiban
mempunyai wewenang sebagai berikut:
1) Meminta informasi dan petunjuk dari Kepala UPT
Puskesmas.
2) Memberikan saran dan pertimbangan kepada Kepala UPT
Puskesmas.
3) Memberi tugas dan petunjuk kepada anggota Tim Mutu.
4) Memberikan pembinaan dan penilaian terhadap anggota
Tim Mutu.
5) Memberikan teguran / peringatan / pujian / penghargaan
kepada anggota Tim Mutu.
6) meminta pertanggung jawaban dari anggota Tim Mutu.
42
5) Memberikan layanan humas kepada pihak lainnya secara
transparan dan akurat sesuai ketentuan peraturan
perundangan.
6) Memberikan layanan administrasi umum dan teknis
meliputi administrasi kepegawaian, ketatausahaan,
perlengkapan, kerumahtanggaan.
7) Merencanakan dan mengusulkan kebutuhan diklat
pegawai baik struktural, teknis maupun fungsional serta
mengkoordinasikan penyelenggaraannya.
43
5) Mengadakan dan memelihara pembukuan serta
administrasi Subag Tata Usaha UPT Puskesmas sesuai
ketentuan.
6) Menyiapkan laporan berkala dan laporan tahunan Subag
Tata Usaha.
7) Menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan pendamping
profesi kesehatan, penelitian dan pengembangan serta
pengabdian masyarakat.
8) Menyampaikan informasi yang dibutuhkan internal
maupun informasi public.
44
8) Pelayanan kesehatan masyarakat lain yang dikembangkan
sesuai kebutuhan dan kearifan lokal.
9) Ikut dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
10) Ikut dalam peningkatan mutu.
45
3) Pelayanan gigi dan mulut.
4) Pelayanan kefarmasian.
5) Pelayanan laboratorium.
6) Pelayanan Gizi yang bersifat UKP.
7) Pelayanan mampu persalinan.
8) Pelayanan UKP lain yang dikembangkan sesuai kebutuhan
dan kearifan lokal.
9) Sebagai dokter fungsional yang bekerja di UPT
Puskesmas Pati I
10) Ikut dalam pembangunan berwawasan kesehatan.
11) Ikut dalam peningkatan mutu.
46
Puskesmas Pati I dibantu oleh Pelaksana masing – masing Unit
Pelayanan Kesehatan Perorangan seperti yang telah disebutkan
dalam point 5 (a) di atas.
47
5. Melakukan penjaminan mutu, proses dan hasil.
6. Membantu Kepala Puskesmas dalam mengendalikan proses pelayanan
kesehatan dan kinerja karyawan.
G. KOMUNIKASI INTERNAL
Di UPT Puskesmas Pati I Komunikasi internal ditunjang oleh 2
komunikasi yaitu komunikasi vertikal dan komunikasi horizontal.
1. Komunikasi vertikal yakni komunikasi dari atas ke bawah (downward
communication) dan dari bawah ke atas (upward communication),
adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan
kepada pimpinan secara timbal balik (two-way traffic communication).
Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi,
petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dan lain-lain kepada
bawahannya. Bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran,
pengaduan-pengaduan, dan lain-lain kepada pimpinan. Atasan dan
bawahan berkomunikasi sesuai dengan keinginan mereka (perilaku
komunikasi yang diantisipasi). Komunikasi dua arah secara timbal
balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu
arah saja dari pimpinan kepada bawahan, laporan, tanggapan, atau
saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan
dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
misalnya pimpinan menanyakan tentang pengiriman laporan bulanan,
pimpinan memberikan arahan tentang pengiriman data. lakukan
dengan cara workshop (mini lokakarya ), pertemuan, diskusi.
48
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. UMUM
Tinjauan manajemen adalah proses evaluasi terhadap kesesuaian dan
efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala
dan melibatkan berbagai pihak yang berkaitan dengan operasional kegiatan
organisasi.
Rapat tinjauan manajemen merupakan pertemuan yang dilakukan oleh
manajemen secara periodik untuk meninjau kinerja sistem manajemen mutu,
dan kinerja pelayanan / upaya Puskesmas untuk memastikan kelanjutan,
kesesuaian, kecukupan, dan efektifitas sistem manajemen mutu dan sistem
pelayanan.
Rapat tinjauan manajemen dipimpin oleh penanggung jawab
manajemen mutu. Rapat tinjauan manajemen secara terjadwal dilakukan
minimal dua kali dalam setahun dimana pesertanya adalah pihak yang
berkaitan dengan operasional kegiatan.
Melalui rapat tinjauan manajemen berbagai permasalahan yang terkait
dengan mutu dan kinerja, serta operasionalisasi sistem manajemen mutu dan
sistem pelayanan dalam memberikan pelayanan dan produk kepada
pelanggan, dibahas dan ditindak lanjuti dalam upaya – upaya untuk
melakukan perbaikan.
Keberhasilan rapat tinjauan manajemen ini tergantung pada komitmen
untuk melakukan perubahan – perubahan perbaikan sesuai dengan apa yang
direkomendasikan dan kesepakatan yang dihasilkan dalam pertemuan.
49
4. Mengevaluasi efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan
dampaknya pada mutu dan kinerja baik di Admen, UKM, maupun
UKP.
5. Membahas perubahan – perubahan yang perlu dilakukan baik pada
sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan.
6. Hasil pertemuan ditindak lanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan
korektif, tindakan preventif maupun perubahan pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan.
7. Tindak lanjut terhadap rekomendasi yang dihasilkan pada rapat
dipantau pelaksanaannya.
8. Pihak manajemen dan pihak pelaksana operasional yang terkait
diundang dalam rapat tinjauan manajemen.
9. Rapat tinjauan manajemen berikutnya diawali dengan pembahasan
hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan manajemen sebelumnya.
10. Rapat tinjauan manajemen mencakup:
a. Pelaksanaan dengan agenda yang jelas.
1) Pembukaan oleh Penanggung jawab Manajemen Mutu.
2) Arahan dari kepala Puskesmas.
3) Tinjauan terhadap pertemuan tinjauan manajemen yang
lalu.
4) Pembahasan hasil audit internal.
5) Pembahasan umpa balik / keluhan pelanggan.
6) Hasil penilaian kepuasan pelanggan.
7) Hasil penilaian kinerja.
8) Masalah – masalah operasional yang berkaitan dengan
penerapan sistem manajemen mutu, penyelenggaraan
pelayanan ( Klinis dan UKM ).
9) Rencana perbaikan / perubahan yang perlu dilakukan baik
pada sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan (
Klinis dan UKM ).
10) Rekomendasi untuk perbaikan.
11) Penutup.
50
manajemen: rencana waktu, tempat, agenda, dan siapa
sajayang akan diundang.
2) Penanggung jawab manajemen mutu mengundang peserta
pertemuan.
3) Penanggung jawab manajemen mutu memimpin
pertemuan tinjauan manajemen: melaksanakan sesuai
agenda, memimpin proses paparan / diskusi selama
pertemuan berlangsung.
4) Penanggung jawab manajemen mutu memberikan umpan
balik / simpulan rapat tinjauan manajemen.
5) Penanggung jawab manajemen mutu melakukan
pemantauan perbaikan sesudah pertemuan tinjauan
manajemen.
51
3. Identifikasi perubahan – perubahan yang diperlkukan baik pada sistem
manajemen mutu maupun sistem pelayanan.
4. Penyediaan sumber daya yang perlu dilakukan agar SMM dan sistem
pelayanan efektif.
52
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
2. Proses rekrutmen
Proses pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai
PNS ditetapkan berdasarkan ketentuan / peraturan perundang-
undangan. Pengangkatan, pemindahan, dan pemberhentian pegawai
non PNS dilakukan melalui usulan Kepala Puskesmas kepada Dinas
Kesehatan Kabupaten.
3. Proses kredensial
Proses kredensial terhadap sumber daya manusia UPT
Puskesmas Pati I dilakukan dengan melakukan analisis pegawai
dengan berdasar pada persyaratan kompetensi yang ditetapkan untuk
masing-masing posisi yang ada.
53
5. Pola Ketenagaan UPT Puskesmas Pati I
Agar puskesmas dapat memberikan pelayanan yang optimal
dan aman bagi pasien dan masyarakat yang dilayani perlu dilakukan
analisis kebutuhan tenaga dan diupayakan untuk pemenuhi
ketersediaan tenaga baik jenis mapun jumlah serta memenuhi
persyaratan kompetensi.
Analisis Beban Kerja bertujuan untuk menentukan berapa
jumlah pegawai yang dibutuhkan untuk merampungkan suatu
pekerjaan dan berapa jumlah tanggung jawab atau beban kerja yang
dapat dilimpahkan kepada seorang pegawai, atau dapat pula
dikemukakan bahwa analisis beban kerja adalah proses untuk
menetapkan jumlah jam kerja orang yang digunakan atau dibutuhkan
untuk merampungkan beban kerja dalam waktu tertentu.
Analisis Beban Kerja dilakukan dengan membandingkan bobot
atau beban kerja dengan norma waktu dan volume kerja. Target beban
kerja ditentukan berdasarkan rencana kerja atau sasaran yang harus
dicapai oleh setiap jabatan, misalnya migguan atau bulanan. Volume
kerja datanya terdapat pada setiap unit kerja, sedangkan orma waktu
hingga kini belum banyak diperoleh sehingga dapat dijadikan suatu
faktor tetap yang sangat menentukan dalam analisis beban kerja.
Teknik penghitungan yang digunakan adalah teknik
penghitungan yang bersifat “praktis empiris”, yaitu perhitungan yang
didasarkan pada pengalaman – pengalaman basis pelaksanaan kerja
masa lalu, sesuai judgement disana- sini dalam pengukuran kerja
dilakukan berdasarkan sifat beban kerjapada masing – masing
jabatan, mencakup pengukuran kerja untuk beban kerja abstrak dan
beban kerja konkret.
Untuk mengukur beban kerja abstrak diperlukan beberapa
informasi antara lain:
a. Rincian / uraian tugas jabatan.
b. Frekwensi setiap tugas dalam satuan tugas.
c. Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas.
d. Waktu penyelesaian tugas merupakan perkalian beban kerja
dengan norma waktu.
e. Waktu kerja efektif.
f. Pengukuran kerja untuk beban kerja konkret.
54
Untuk mengukur beban kerja konkret diperlukan beberapa
informasi antara lain:
a. Rincian / uraian tugas jabatan.
b. Satuan hasil kerja.
c. Jumlah waktu yang dibutuhkan setiap tugas.
d. Target waktu kerja dalam satuan waktu.
e. Volume kerja merupakan perkalian beban kerja dengan norma
waktu.
f. Waktu kerja efektif.
Berkaitan dengan alat ukur dan oleh karena instansi pemerintah
merupakan instansi non profit, hal yang dapat dipergunakan sebagai
alat ukur adalah “jam kerja” yang harus diisi dengan kerja untuk
menghasilkan berbagai produk baik bersifat konkrit maupun bersifat
abstrak ( benda / jasa ).
Berdasarkan Peratuan Kepala Badan Kepegawaian Negara
nomor 19 tahun 2011 tentang Pedoman Umum Penyusunan
Kebutuhan Pegawai Negeri Sipil, ditetapkan jam kerja efektif terdiri
dari jumlah jam kerja formal dikurangi dengan waktu kerja yang
hilang karena tidak bekerja seperti melepas lelah, istirahat makan dan
sebagainya. Dalam menghitung jam kerja efektif digunakan ukuran
sebagai berikut;
a. Jam kerja efektif per hari = 1 hari x 5 jam = 300 menit.
b. Jam kerja efektif per minggu = 5 hari x 5 jam = 25 jam = 1.500
menit.
c. Jam kerja efektif per bulan = 20 hari x 5 jam = 100 jam =6.000
menit.
d. Jam kerja efektif per tahun = 240 hari x 5 jam = 1.200 jam =
72.000 menit.
Setiap unit kerja mempunyai hasil kerja yang berbeda satu sama
lain baik jenis maupun satuannya, sehingga agar dapat diukur dengan
alat ukur jam kerja efektif, semua produk atau hasil kerja tersebut
harus dikonfirmasikan sehingga memiliki satu kesatuan.
Untuk dapat menjadikan hal tersebut, setiap volume kerja yang
berbeda antar unit keja adalah merupakan variabel tidak tetap dalam
pelaksanaan analisis beban kerja dalam arti volume kerja setiap waktu
dapat berubah, sedangkan waktu yang dipergunakan untuk
55
menghasilkan atau menyelesaikan produk tersebut ( yang selanjutkan
akan disebut norma waktu ) relatif tetap, danselanjutnya akan menjadi
variabel tetap dalam pelaksanaan analisis beban kerja.
Berdasarkan definisi yang telah diuraikan dimuka, disebutkan
bahwa beban atau bobot kerja merupakan hasil kali volume kerja
dengan norma waktu.
Volume kerja tiap unit kerja dapat diketahui berdasarkan
dokumentasi hasil yang ada, sedangkan norma waktu perlu ditetapkan
dalam standart norma waktu baku, yang akan dijadikan faktor tetap
dalam setiap melakukan analisis beban kerja, dengan asumsi – asumsi
tidak terdapat perubahan yang menyebabkan norma waktu tersebut
berubah.
Rumus yang digunakan untuk mencari kebutuhan pegawai:
Waktu Penyelesain Kegiatan x Beban Kerja
Waktu Kerja Efek
JUMLAH
PEMANGKU HASIL KELEBIHAN/
NO NAMA JABATAN
JABATAN ABK KEKURANGAN
(RIIL)
3 Adminkes 1 1.070 0
6 1 1.427 0
Dokter Gigi
7 9 11.951 Kurang 3
Bidan
8 16 16.984 Kurang 1
Bidan Desa
9 Perawat 11 11,230 0
56
JUMLAH
PEMANGKU HASIL KELEBIHAN/
NO NAMA JABATAN
JABATAN ABK KEKURANGAN
(RIIL)
11 2 1.678 0
Perawat Gigi
12 Petugas Gizi 1 0.456 0
13 3 3.611 Kurang 1
Asisten Apotiker
14 2 1.976 0
Pranata Laborat
15 2 2.346 0
Promkes
16 1 2.744 Kurang 2
Epidemologi Kesehatan
17 1 0.697 0
Imunisasi
18 2 3.487 Kurang 1
Sanitarian
19 1 0.935 0
Bendahara Pengeluaran pembantu
20 Bagian Pendaftaran 7 7.009 0
21 1 0.602 0
Pramu kantor
22 2 2,450 0
Penjaga Puskesmas
23 2 1.506 0
Sopir
24 1 0.800 0
Kebersihan
b. Bidan
UPT Puskesmas Pati I memiliki 25 tenaga Kebidanan,
menurut penghitungan ABK tenaga yang dibutuhkan adalah 29
57
orang sehingga UPT Puskesmas Pati I masih kekurangan 4
orang tenaga Kebidanan, dengan mempertimbangkan bahwa
UPT Puskesmas Pati I telah menyediakan pelayanan mampu
persalinan.
c. Apoteker
UPT Puskesmas Pati I memiliki 3 tenaga apotek yang
terdiri atas 1 orang Asisten Apoteker, 1 orang perawat dan 1
orang bidan, menurut penghitungan ABK tenaga yang
dibutuhkan adalah 4 orang sehingga UPT Puskesmas Pati I
masih kekurangan 1 orang tenaga apoteker.
.
d. Epidemolog
UPT Puskesmas Pati I memiliki 1 epidemolog, menurut
penghitungan ABK tenaga yang dibutuhkan adalah 3 orang
sehingga UPT Puskesmas Pati I masih kekurangan 2 orang
tenaga epidemolog dengan mempertimbangkan bahwa UPT
Puskesmas Pati I mempunyai 12 Desa dan 5 Kelurahan.
e. Sanitarian
UPT Puskesmas Pati I memiliki 2 Sanitarian, menurut
penghitungan ABK tenaga yang dibutuhkan adalah 3 orang
sehingga UPT Puskesmas Pati I masih kekurangan 1 orang
Sanitarian dengan mempertimbangkan bahwa UPT Puskesmas
Pati I mempunyai 12 Desa dan 5 Kelurahan.
6. Rencana Pengembangan :
Berdasarkan hasil analisa kebutuhan tersebut diatas, maka
rencana pengembagan pola ketenagaan UPT Puskesmas Pati I selama
lima tahun mendatang ( 2016 – 2020 ) adalah sebagai berikut:
58
Sebelum kebutuhan tenaga tersebut diatas dapat terpenuhi
selama lima tahun mendatang, maka tenaga yang sudah ada akan lebih
dimaksimalkan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
C. Infrastruktur
1. Penyediaan Infrastruktur
Kepala Puskesmas berkewajiban menyediakan sumber daya
infrastruktur yang diperlukan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
Puskesmas. Sumber daya infrastruktur meliputi gedung kerja,
peralatan perkantoran, peralatan kesehatan, dan peralatan penunjang
pelayanan di Puskesmas.
Pemenuhan kebutuhan infrastruktur dilakukan dengan
melakukan analisis kebutuhan infrastruktur dengan mengacu pada
peraturan perundangan yang ada. Untuk selanjutnya bila ada
kekurangan Kepala UPT Pusksmas Pati I mengajukan usulan
kebutuhan infrasturktur Puskesmas kepada Dinas Kesehatan
Kabupaten atau bila nominalnya kecil dengan pengadaan secara
langsung oleh Puskesmas.
2. Pemeliharaan Infrastruktur
Seluruh karyawan Puskesmas berkewajiban untuk melakukan
pemeliharaan terhadap semua infrasturktur yang ada di Puskesmas
dibawah koordinator Pengelola Rumah Tangga ( penyimpan dan
pengurus barang ) UPT Puskesmas Pati I. Sebagaimana tertulis
dilampiran 11.
Monitoring terhadap pelaksanaan pemeliharaan infrastruktur
Puskesmas dilakukan oleh Kepala Puskesmas dan Pengelola Rumah
Tangga ( pengelola penyimpan dan pengurus barang ) UPT
Puskesmas Pati I.
3. Rencana Pengembangan
Kondisi infrastuktur UPT Puskesmas Pati I saat ini dan rencana
pengembangan 5 tahun kedepan ( 2016-2020 ), dapat dilihat dalam
lampiran 12.
59
D. Lingkungan kerja
Seluruh karyawan Puskesmas berkewajiban untuk menciptakan dan
memelihara lingkungan kerja yang aman, hijau, dan bersih, serta
mengupayakan penghematan dalam penggunaan sumber energi (air, listrik)
yang ada.
Monitoring terhadap pemeliharaan lingkungan kerja dilakukan oleh
Kepala Puskesmas dan Pengelola Rumah Tangga serta Pengelola Kesling
UPT Puskesmas Pati I.
60
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
61
Penetapan sasaran dalam UKM disesuaikan dengan jenis
pelayanan yang dilaksanakan dan menjadi program UKM.
Adapun jenis sasaran UKM dari masing – masing program
meliputi;
KEGIATAN SASARAN
5 Pembinaan kader kesehatan remaja dalam rangka 10 SMP/ MTS (siswa kls I)
seleksi persiapan lomba KRR tk. Puskesmas /
Kecamatan
6 Pembinaan kader kesehatan remaja dalam rangka 2 org kader KRR terpilih
lomba tk. Kabupaten
62
KEGIATAN SASARAN
9 Pembinaan kader dalam rangka sosialisasi form Kader Ds. Ngarus (15), Ds
pendataan keluarga sehat, form pendataan PHBS Gajahmati (15), Ds Blaru
RT (25), Kel Pati Wetan (15)
2) KIA / KB
KEGIATAN SASARAN
3 Bumil
Pelaksanaan kelas ibu hamil
4 Dukun bayi, Tim AMP
Kemitraan dukun bayi
5 AMP kasus kematian ibu dan bayi internal Tim AMP
tingkat Puskesmas
63
KEGIATAN SASARAN
6 Pembinaan Bidan Bidan
8 Evaluasi kinerja kesehatan ibu dan anak di Bidan Pusk, Bidan desa
tingkat puskesmas
16 UKGS SD/MI
64
KEGIATAN SASARAN
29 Kunjungan Rumah Balita Gangguan Tumbang Balita
3) Gizi
KEGIATAN SASARAN
1 Pemberian PMT pemulihan pada balita gizi buruk balita gibur, balita girang
10 Distribusi Kapsul Vitamin A bagi bayi dan balita bayi dan balita
65
KEGIATAN SASARAN
15 Konseling ASI Eksklusif persalinan Ibu pasca melahirkan
20 Pertemuan lintas sektor dalam rangka TTD ratri Guru SMP dan SMA
KEGIATAN SASARAN
1 Rapat koordinasi linprog, linsek, toma, toga dalam Linprog, Linsek, toma, toga
rangka PIN
2 Pelaksanaan pelayanan PIN di Pos PIN Balita wil. Pusk pati I
A. Program Imunisasi
66
KEGIATAN SASARAN
A. Program P2 TB Paru
B. Program P2 Kusta
67
KEGIATAN SASARAN
D. Program P2 DBD
E. PROGRAM P2 MALARIA
G. PROGRAM P2 HIV/AIDS
1. Penanggulangan HIV/AIDS
G. PROGRAM P2 PTM
KEGIATAN SASARAN
Rumah
1 Inspeksi Sanitasi Perumahan
TTU
Pengawasan TTU
68
KEGIATAN SASARAN
Pasien
Pelayanan Kesehatan
3 Rujukan dari Pelayanan
Lingkungan
Umum & MTBS
69
3. Pembelian
Pembelian dalam hal ini yang ada kaitannya dengan
peningkatan mutu upaya kesehatan masyarakat agar tepat sasaran
yaitu berupa Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ). Di UPT
Puskesmas Pati I pembelian PMT dilakukan oleh pemegang program
dalam hal ini petugas gizi. Pembiayaan dari PMT berasal dari dana
BOK ( APBD II ).
Pembelian ATK dan cetak pada UKM berdasar pengusulan
sesuai kebutuhan masing – masing program dan pembiayaannya dari
anggaran BLUD UPT Puskesmas Pati I.
4. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Mutu pelayanan bisa terwujud bila dilakukan
pengendalian proses penyelenggaraan upaya. Pengendalian ini
dilakukan oleh Kepala UPT Puskesmas Pati I, Ketua Tim Mutu
dan Penanggung jawab upaya kesehatan masyarakat di UPT
Puskesmas Pati I.
70
3) Memproleh informasi tentang kesehatan dengan benar,
lengkap dan tepat
4) Mendapatkan rujukan bila sasaran program memerlukan
penanganan lebih lanjut
5) Mendapatkan privasi dan kerahasian penyakit yang diderita
dan termasuk data – data medisnya
Kewajiban sasaran:
1) Mentaati serta mematuhi peraturan yang berlaku di UPT
Puskesmas Pati I
2) Saling menghargai dan memperhatikan kepentingan sesama
sasaran program
3) Memberikan informasi yang benar berkaitan dengan
penyakit atau masalahnya kepada petugas bila diperlukan
4) Mentaati petunjuk / nasehat petugas pemberi pelayanan
71
5. Pengukuran, analisis dan penyempurnaan sasaran kinerja UKM :
a. Umum
Peningkatan mutu dan kinerja melibatkan Kepala
Puskesmas, Penanggung Jawab UKM Puskesmas, Pelaksana
dan pihak – pihak terkait. Perbaikan kinerja dilakukan secara
berkesinambungan, konsisten dengan tata nilai, visi, misi dan
tujuan Puskesmas.
72
menganalisis, dibuat rencana tindaklanjut perbaikan
dan ditindak lanjuti. Semua kegiatan di laporkan ke
PJ UKM, Kepala UPT Puskesmas Pati I dan
didokumentasikan.
b) Kotak Saran
Pengumpulan informasi dari kotak saran;
(1) Koordinator kelompok kerja survei kepuasan
pelanggan UPT Puskesmas Pati I membuka
kotak saran di UPT Puskesmas Pati I setiap
terisi,
(2) Koordinator survei merekap isi kotak saran
ke dalam buku rekapan survei kepuasan
pelanggan UPT Puskesmas Pati I,
(3) Koordinator survei dan seluruh anggota
membahas hasil rekapan koordinator survei
UPT Puskesmas Pati I,
(4) Koordinator survei dan seluruh anggota
membuat trencana tindak lanjut hasil
pembahasan survei pelanggan harian,
(5) Koordinator survei dan seluruh anggota
membagi tugas kepada pelaksana survei
didalam menyelesaikan permasalahan dalam
survei pelanggan harian,
(6) Pelaksana survei melaksanakan kegiatan
sesuai dengan pembagian tugas yang telah
diterima dengan merekap dan diketik,
(7) Koordinator survei melapor kepada Kepala
UPT Puskesmas Pati I tentang hasil bahasan
survei UPT Puskesmas Pati I,
(8) Kepala Puskesmas UPT Puskesmas Pati I
meneliti dan memberi umpan balik atas
laporan koordinator survei UPT Puskesmas
Pati
73
Pertemuan dilakukan pada waktu rapat
koordinasi kader kesehatan, pertemuan forum
kelurahan siaga dll. Dari pertemuan tersebut
disampaikan hasil kegiatan UKM yang telah
dilaksanakan dan diumpan balikkan ke peserta
pertemuan, peserta memberikan masukan-masukan
untuk perbaikan kinerja UKM dan dicatat dalam
buku notulen. Petugas melaporkan kegiatan ke PJ
UKM dan Kepala UPT Puskesmas Pati I untuk
rencana perbaikan dan di tindak lanjuti sebagai
upaya perbaikan, semua kegaiatan
didokumentasikan. Hasil survey indeks kepuasan
masyarakat ada pada lampiran 15.
74
Tahapan dalam audit internal yang dilakukan UPT
Puskesmas Pati I adalah sebagai berikut:
a) Tahap I : Penyusunan rencana audit:
menentukan unit-unit kerja yang
akan diaudit, menentukan tujuan
audit, membuat jadwal audit,
menyiapkan instrumen audit.
b) Tahap II : Pengumpulan Data: dilakukan
dengan menggunakan instrumen
yang disusun berdasarkan standart
/ kriteria misal SOP.
c) Tahap III : Analisa data audit, perumusan
masalah,prioritas masalah dan
rencana tindak lanjut audit.
d) Tahap IV : Pelaporan dan diseminasi hasil
audit.
b) Tim Mutu
Membantu mengendalikan mekanisme
jaminan mutu baik pada tahap input, proses, maupun
hasil.
75
Hasil audit internal menjadi salah satu bahan yang
dibahas di Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM )
Puskesmas yang dilakukan 2 kali dalam setahun, yaitu
bulan Juni dan Desember. Hasil Audit internal ada pada
lampiran 16.
d. Analisis data
Sasaran / indikator perbaikan mutu dan kinerja perlu
disusun sebagai tolok ukur upaya perbaikan mutu dan kinerja.
Peningkatan kinerja pelayanan.sebagai akibat adanya upaya
76
perbaikan mutu dan kinerja penyelenggaraan pelayanan. Dalam
pelaksanaan perbaikan mutu jika timbul kejadian atau hal hal
yang perlu dikoreksi maka dilakukan analisis data untuk
mengetahui akar penyebab masalah oleh Kepala Puskesmas,
penanggung jawab mutu dan pelaksana kegiatan. Analisis data
kinerja UKM ada pada lampiran 17.
e. Peningkatan berkelanjutan
Setelah mengetahui akar penyebab masalah maka ada
pembahasan tindak lanjut dan rencana perbaikan terhadap hasil
yang tidak sesuai yaitu berupa tindakan korektif dan preventif
sebagai dasar pelaksanaan kegiatan perbaikan.
f. Tindakan korektif
Upaya perbaikan atau pembetulan terhadap adanya suatu
kejadian atau hasil yang tidak sesuai. Kejadian atau hasil yang
tidak sesuai tersebut dianalisis untuk menentukan akar penyebab
masalah, kemudian dilakukan tindakan korektif. Tindakan
korektif tersebut dilakukan agar kejadian tidak terulang
kembali.
g. Tindakan preventif
Tindakan pencegahan untuk menghindari pencapaian hasil
pelayanan/program yang tidak sesuai target, dimana didalam
prosesnya terjadi peningkatan nilai mutu. Tindakan preventif ini
digunakan sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk
mencegah pelayanan yang tidak sesuai.
77
B. Pelayanan Klinis ( Upaya Kesehatan Perorangan )
1. Perencanaan pelayanan klinis
Dalam menjaga mutu pelayanan klinis, perencanaan pelayanan
klinis disusun bersama pasien dengan memperhatikan kebutuhan
biologis, sosial, spiritual dan tata nilai budaya pasien. Pelayanan
peerseorangan melibatkan pasien dalam menentukan tindakan yang
dituangkan dalam inform concent. Format ada pada lampiran 18.
Perencanaan kegiatan pelayanan klinis diatur pada mekanisme
RKA (Rencana Kegiatan dan Anggaran) yang bersumber dana APBD.
78
Proses rujukan harus diatur dengan kebijakan dan prosedur yang jelas
sehingga pasien dijamin memperoleh pelayanan yang dibutuhkan di
tempat rujukan pada saat yang tepat.
Sebelum layanan dilaksanakan, pasien / keluarga perlu
memperoleh informasi yang jelas tentang rencana layanan, dan
memberikan persetujuan tentang rencana layanan yang akan
diberikan, dan jika diperlukan dituangkan dalam Dokumen Informed
Consent / Informed Choice. Pelaksanaan layanan harus dipandu
dengan standar pelayanan yang berlaku di UPT Puskesmas Pati I.
Untuk menjamin kesinambungan pelayanan, pelaksanaannya harus
dicatat dalam rekam medis pasien.
79
Adapun tugas dari Tim / Panitia Pemeriksa barang dan jasa
yaitu:
1) Melakukan pemeriksaan hasil pekerjaan Pengadaan Barang
/ Jasa sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam
Kontrak.
2) Menerima hasil Pengadaan Barang / Jasa setelah melalui
pemeriksaan /pengujian; Keputusan ini dituangkan dalam
Berita Acara Pemeriksaan Barang / Jasa dan apabila
barang/jasa yang diperiksa tersebut tidak sesuai dengan
persyaratan sebagaimana tertera dalam surat perjanjian dan
atau dokumen penyerahan lainnya, maka keadaan itu harus
dinyatakan dalam Berita Acara Pemeriksaan Barang / Jasa
dan segera diberitahukan kepada Panitia Pengadan Barang /
Jasa;
3) Mengambil tindakan penyelesaian selanjutnya berdasarkan
Berita Acara Pemeriksaan Barang / Jasa;
4) Menyerahkan kepada Bendaharawan Barang / Petugas
Gudang yang ditunjuk untuk disimpan sebagai barang
titipan jika pelaksanaan penyelesaian barang dimaksud
memerlukan waktu yang lama. Dalam hal ini dibuat Berita
Acara Sementara yang memuat semua data/keterangan yang
diperlukan sehubungan dengan kekurangan barang
dimaksud;
5) Melaksanakan tugas-tugas lain sehubungan dengan
penelitian kebenaran pengadaan barang/jasa tersebut;
80
4. Penyelenggaraan pelayanan klinis:
a. Pengendalian proses pelayanan klinis
Untuk menjaga mutu playanan perorangan, dalam
pelaksanaan pelayanan dikendalikan dengan penetapan dan
pemberlakuan standar dan prosedur pelayanan perorangan yang
harus dipatuhi semua pelaksana pelayanan.
81
7) Memilih dokter sesuai dengan keinginannya dan peraturan
yang berlaku di Pukesmas
8) Meminta konsultasi tentang penyakit yang di deritanya
kepada dokter lain yang mempunyai surat ijin praktek (SIP)
baik di dalam maupun di Pukesmas
9) Mendapatkan prifasi dan kerahasiaan penyakit yang di
derita termasuk data-data medisnya
10) Mendapatkan informasi yang meliputi diagnosis dan tata
cara tindakan medis,tujuan tindakan medis,alternatif
tindakan,risiko dan komplikasi yang mungkin terjadi, dan
prognosis terhadap tindakan yang dilakukan serta perkiraan
biaya pengobatan dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap
penyakit yang di deritanya.
11) Memberikan persetujuan atau menolak sebagian atau
seluruh tindakan yang akan di berikan oleh tenaga
kesehatan terhadap penyakit yang di deritanya setelah
menerima dan memahami mengenai tindakan tersebut
secara lengkap dengan pengecualian yang diatur dalam
ketentuan peraturan perundang-undangan
12) Didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
13) Menjalankan ibadah sesuai agama atau kepercayaan yang di
anutnya selama itu tidak mengganggu pasien lainnya
14) Memperoleh keamanan dan keselamatan dirinya selama
dalam perawatan di Puskesmas
15) Menjalankan usul, saran perbaikan atas perlakuan Pukesmas
terhadap dirinya
16) Menolak bimbingan rohani yang tidak sesuai dengan agama
dan kepercayaan yang dianutnya
17) Menggugat dan atau menuntut Puskesmas apabila
Puskesmas itu diduga memberikan pelayanan yang
tidak sesuai dengan standar baik secara perdata
ataupun pidana
18) Mengeluhkan pelayanan Pukesmas Pati l yang tidak sesuai
denngan standar pelayanan melalui media cetak dan
elektronik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang -
undangan
82
Kewajiban pasien:
1) Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang
masalah kesehatannya,
2) Mematuhi segala instruksi dokter dan perawat dalam
pengobatannya.
3) Mematuhi ketentuan ynag berlaku di sarana pelyanan
kesehatan
4) Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
83
tidak sesuai dengan harapan, yang terjadi bukan karena kondisi
pasien tetapi oleh karena penanganan klinis (clinical
management). Penanganan klinis yang tidak sesuai kadang tidak
menimbulkan cedera, maka kejadian ini disebut dengan
Kejadian Tidak Cedera (KTC), dan Kejadian Nyaris Cedera
(KNC) yaitu terjadi jika hampir saja dilakukan kesalahan dalam
penanganan kinis, tetapi kesalahan tersebut tidak jadi dilakukan.
Keadaan-keadaan tertentu dalam pelayanan klinis, misalnya
tempat tidur yang tidak dilengkapi dengan pengaman, lantai
yang licin yang berisiko terjadi pasien terjatuh, berpotensi
menimbulkan cedera. Keadaan ini disebut Kondisi berpotensi
menyebabkan Cedera (KPC)
84
tindak lanjutnya dalam rangka perbaikan mutu dan keselamatan
pasien.
85
3) Kesimpulan : RCA: Tipe Medical Error, Sumber Medical
Error, FMEA: perbaikan prosedur, kebijakan, peraturan
dll.
4) Tindak Lanjut
86
b) Organisasi
(1) Rancang bangun kerja
(2) Perencanaan kebijakan
(3) Adminidtrasi/ pembiayaan
(4) Insentif/disinsentif/ kepemimpinan
(5) Manajemen supplai
(6) Supervisi/umpan balik
(7) Ketidakjelasan tugas
(8) Salah menempatkan personil
c) Teknikal
(1) Poor automation
(2) Peralatan yang buruk
(3) Keterbatasan peralatan
(4) Tidak memiliki decision support
(5) Kompleksitas
(6) Kurang integrasi
(7) Terlalu banyak informasi
(8) Tidak menggunakan checklist
b) Kekeliruan Diagnostik
(1) Mis diagnosis
(2) Late diagnosis
(3) Gagal melakukan prosedur diagnosis
(4) Menggunakan prosedur yang usang
(5) Gagal melakukan pemantauan dan follow-up
(6) hasil pemeriksaan penunjang.
c) Kekeliruan Terapi
(1) Error melakukan tindakan medic
(2) Error memberikan terapi
87
(3) Error menetapkan dosis
(4) Error menetapkan jenis obat
(5) Terlambat memberikan terapi padahal indikasi
berdasarkan diagnostic sudah jelas
(6) Melakukan tindakan medic yang tidak adekuat
dan tidak ada indikasi
(7) Teknik yang keliru
d) Kekeliruan pencegahan
(1) Gagal melakukan terapi pencegahan sesuai
yang diperlukan
(2) tidak adekuat melakukan pemantauan hasil
terapi
e) Lainnya
(1) Gagal dalam berkomunikasi :
(a) komukasi dengan pasien
(b) komunikasi dengan tenaga kesehatan
lainnya.
(2) Equipment failure
(3) kegagalan system lainnya
88
2). Pemantauan dan pengukuran
a). Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pelanggan merupakan evaluasi
spesifik terhadap keseluruhan pelayanan yang
diberikan pada unit kerja, sehingga kepuasan
pelanggan hanya dapat dinilai berdasarkan
pengalaman yang pernah dialami saat proses
pemberian pelayanan. Kepuasan pelanggan
ditentukan oleh pelayanan yang diberikan secara
langsung maupun tidak langsung , dalam hal ini
penilaian dilakukan oleh pelanggan mengenai
pelayanan yang diberikan. Yang dimaksud
pelanggan adalah Semua pengunjung yang datang ke
UPT Puskesmas Pati I
Dari definisi tentang kepuasan pelanggan
diatas didapatkan bahwa pada dasarnya pelanggan
menilai kepuasan atau ketidakpuasan mereka
terhadap pelayanan dengan membandingkan cara
pemberian pelayanan yang didapatkan dengan
harapan sebagai acuan suatu unit kerja. Kepuasan
pelanggan dapat menjadi dasar menuju terwujudnya
pelayanan yang optimal dan dapat diukur dengan
cara melakukan kegiatan survei kepuasan antara
lain;
(1) Survei Kepuasan Harian
(2) Survei Kepuasan dengan kotak saran
(3) Survei Kepuasan dengan Kuesioner IKM
89
(3) Mendapatkan masukan tentang pelayanan
yang dibutuhkan masyarakat, tapi belum ada
dalam survei kepuasan pelanggan.
(4) Membuat rencana tindak lanjut hasil
pembahasan survei kepuasan pelanggan.
90
Kelamin, Umur, Tingkat Pendidikan,
Pekerjaan ).
(6) Pelaporan
Kotak kepuasan , kotak saran dan
kueioner IKM di laporkan kepada Kepala
Puskesmas untuk diteliti dan diberikan umpan
balik atas hasil laporan survei kepuasan
pelanggan di UPT Puskesmas Pati I
91
b). Audit internal
Audit internal merupakan instrumen bagi
manajemen untuk membantu mencapai visi, misi,
dan tujuan organisasi. Tujuan dari audit internal
yaitu membantu menyelesaikan permasalahan
organisasi, dalam rangka meningkatkan mutu dan
kinerja organisasi.
Dasar penetapan tujuan audit internal adalah:
(1) Prioritas permasalahan yang dihadapi di UPT
Puskesmas Pati I
(2) Rencana pengembangan pelayanan
(3) Persyaratan suatu sistem manejemen yang
digunakan sebagai acuan
(4) Persyaratan regulasi atau persyaratan kontrak
(5) Evaluasi terhadap rekenan
(6) Adanya potensi risiko kegiatan di UPT
Puskesmas Pati I
92
(4) Karyawan UPT Puskesmas Pati I
Sebagai proses pembelajaran dan pertumbuhan
serta pembangunan budaya di UPT Puskesmas
Pati I ( budaya mutu, budaya taat prosedur,
budaya perbaikan, budaya kerja sistematis ).
93
Hasil audit internal menjadi salah satu bahan
yang dibahas di Rapat Tinjauan Manajemen ( RTM )
Puskesmas yang dilakukan minimal 2 kali dalam
setahun.
Jan Peb Mar Apr Mei Juni Juli Agst Sept Okt Nop Des
Admen
UKM
UKP
94
pelayanan. Bila didapatkan hasil yang tidak sesuai target
yang ditetapkan maka dilakukan analisis penyebab
masalah oleh penanggung jawab pelayanan perorangan.
Dari analisis masalah yang didapatkan oleh penanggung
jawab pelayanan akan dibahas dalam rapt tinjauan
manajemen untuk menentukan rencana tindak lanjut.
Dikelompokan menurut capaian hasil kinerja
kepuasan pelanggan, dicari unsur penyebab terhadap
masalah kepuasan pelanggan.
95
BAB VII
PENUTUP
Demikian Pedoman / Manual Mutu ini disusun oleh Tim Manajemen Mutu
dan telah disyahkan oleh Kepala UPT Puskesmas Pati I untuk dapat dijadikan
acuan dalam proses kegiatan manajemen mutu Puskesmas dan juga digunakan
sebagai implementasi dari sistem manajemen mutu akreditasi UPT Puskesmas
Pati I.
Dengan mematuhi pedoman ini diharapkan tidak terjadi kesalahan dalam
memberikan pelayanan sehingga mutu pelayanan dapat dioptimalkan, yang pada
akhirnya dapat mencapai kepuasan pelanggan.
96
Lampiran 1:
PENDUDUK (JIWA)
NO KELURAHAN / DESA
Laki-Laki Perempuan Jumlah
97
Lampiran 2:
Peraturan Internal UPT Puskesmas Pati I
98
3. Undang-UndangNomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana
telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-
Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua
Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang
Disiplin Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5135);
5. Keputusan PresidenNomor 58 Tahun 1964 tentang jam
kerja pada Kantor kantor Pemerintah Republik Indonesia;
6. Keputusan Presiden Nomor 68 Tahun 1995 tentang Hari
Kerja di LingkunganLembagaPemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2014 tentang
Ketentuan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan;
8. Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
Nomor 8 Tahun 1996 tentang Pedoman Pelaksanaan Hari
Kerja di Lingkungan Lembaga Pemerintah;
9. Peraturan Bupati Pati Nomor 26 Tahun 2016 tentang
Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Pati;
MEMUTUSKAN :
99
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan internal UPT Puskesmas Pati I ini yang
dimaksud dengan :
1. Puskesmas adalah UPT Puskesmas Pati I
100
10. Tugas Kedinasan adalah tugas yang dilaksanakan oleh
Pegawai untuk jangka waktu tertentu berdasarkan
penugasan yang diberikan oleh atasan yang berwenang.
101
20. Hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan
kepada Pegawai karena melanggar peraturan disiplin
Pegawai.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Peraturan Kepala UPT Puskesmas Pati I ini dimaksudkan
sebagai pedoman bagi Pegawai dalam melaksanakan tugas
dan fungsi masing-masing dalam rangka menaati disiplin kerja
Pegawai di lingkungan UPT Puskesmas Pati I.
Pasal 3
Tujuan ditetapkannya Peraturan UPT Puskesmas Pati I ini
adalah untuk keseragaman serta memperlancar pelaksanaan
tugas Pegawai di lingkungan UPT Puskesmas Pati I, meliputi :
a. menjamin ketertiban dan kelancaran pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi Pegawai;
BAB III
RUANG LINGKUP
Pasal 4
Ruang lingkup pengaturan dalam Peraturan Kepala UPT
Puskesmas Pati I ini, meliputi:
102
a. kewajiban dan Larangan;
b. jenis disiplin;
BAB IV
KEWAJIBAN DAN LARANGAN
Bagian kesatu
Kewajiban
Pasal 5
Setiap Pegawai wajib :
a. mengenakan pakaian dinas dan atribut yang sudah
ditentukan;
103
Bagian Kedua
Larangan
Pasal 6
Setiap Pegawai Dilarang:
a. meninggalkan kantor pada saat jam kerja tanpa ijin
pimpinan;
BAB V
JENIS DISIPLIN
Bagian Kesatu
Hari Kerja dan Jam Kerja
Pasal 7
(1) Hari Kerja berlangsung selama 6 (enam) hari mulai hari
Senin s.d hari Sabtu.
(2) Jumlah jam kerja efektif selama 37,5 (tiga puluh tujuh
koma lima) jam perminggu diluar waktu istirahat dan
olahraga.
104
a. hari Senin sampai dengan hari kamis, jam kerja mulai
Pukul 07.15 WIB sampai dengan Pukul 14.15WIB;
Pasal 8
Hari kerja dan jam kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7
ayat (3) dikecualikan bagi Pegawai yang:
a. mengikuti diklat;
b. tugas belajar;
Pasal 9
(1) setiap hari kerja, mulai hari Senin sampai dengan hari
Jum’at dilaksanakan apel pagi di UPT Puskesmas Pati I.
Bagian Kedua
Pakaian dan Atribut
Pasal 10
Ketentuan mengenai pakaian Dinas dan atribut diatur tersendiri
dengan Peraturan Bupati.
105
Bagian Ketiga
Penggunaan Barang Milik Negara dan Daerah
Pasal 11
Setiap Pegawai yang menguasai dan/atau menggunakan barang
milik Negara dan Daerah harus bertanggung jawab atas
keamanan dan perawatan barang yang berada dibawah
penguasaannya.
BAB VI
MEKANISME PENGISIAN DAFTAR HADIR
Bagian Kesatu
Penanggung Jawab
Pasal 12
(1) Kepala UPT Puskesmas Pati I menunjuk pejabat yang
membidangi kepegawaian sebagai penanggung jawab
pelaksanaan sistem pengisian daftar hadir elektronik dan
manual.
Pasal 13
(1) Penanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
menyampaikan laporan hasil rekapitulasi bulanan daftar
hadir elektronik dan manual kepada Kepala Dinas
106
Kesehatan Kabupaten Pati dan Badan Kepegawaian
Daerah.
Bagian Kedua
Pelaksanaan
Pasal 14
(1) Pegawai wajib mengisi daftar hadir pada setiap hari kerja
dengan menggunakan sistem daftar hadir elektronik dan
daftar hadir manual di UPT Puskesmas Pati I.
Pasal 15
(1) Pengisian daftar hadir manual sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 14 ayat (1) dilaksanakan 2 (dua) kali pada
setiap hari kerja.
107
b. I (izin) yang dibuktikan dengan izin tertulis;
Pasal 16
(1) Izin yang dapat diberikan kepada Pegawai meliputi :
108
tidak terpisahkan dari Peraturan Kepala UPT Puskesmas
Pati I ini.
BAB VII
PELANGGARAN DAN SANKSI
Bagian Kesatu
Pelanggaran
Pasal 17
Pegawai yang tidak dapat menyampaikan bukti alasan tidak
masuk kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (2)
dan tidak meminta izin atasan langsung sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 16 ayat (2), dinyatakan melanggar ketentuan
disiplin kerja.
Pasal 18
(1) Perhitungan pelanggaran disiplin kerja sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 17, dihitung secara kumulatif dan
dikonversi 6.15 (enam jam lima belas menit) sama dengan
1 (satu) hari tidak masuk bekerja tanpa keterangan yang
sah.
Bagian Kedua
Sanksi
Pasal 19
(1) Pegawai yang melanggar ketentuan dalam Pasal 6,
diberikan pembinaan oleh atasan langsungnya.
109
menyampaikan bukti alasan tidak masuk kerja dan tidak
meminta izin atasan langsungnya meliputi :
110
tahun diberikan sanksi berupa penurunan pangkat
setingkat lebih rendah selama 3 (tiga) tahun;
Pasal 20
(1) Mekanisme pemberian sanksi sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19, sesuai ketentuan peraturan perundang-
undangan yang mengatur tentang disiplin PNS.
111
(4) Setiap pengenaan sanksi disiplin sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 19 dilaporkan kepada Bupati Cq. Kepala
Badan Kepegawaian Daerah.
BAB VIII
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Pasal 21
(1) Kepala UPT Puskesmas Pati I melakukan pengawasan dan
pembinaan disiplin kerja Pegawai di lingkungan UPT
Puskesmas Pati I.
112
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 22
Peraturan Kepala UPT Puskesmas Pati I ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan
Ditetapkan di Pati
dr Luther Selawa
Nip 19630207200212001
113
Lampiran 3:
Izin Operasional Puskesmas Pati I
114
115
Lampiran 4: TIME SCHEDULE
RENCANA USULAN KEGIATAN UPT PUSKESMAS PATI I
TAHUN 2016
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
6 Pembinaan Bidan
Pertemuan koordinasi dengan lintas program sebagai tindak
7 lanjut hasil pemantauan neonatal, bayi, balita dan apras yang
resti
Evaluasi kinerja kesehatan ibu dan anak di tingkat puskesmas
8
116
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
9 Sosialisasi kelas ibu balita
10 Sosialisasi MTBS-M
117
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
26 Pelayanan KIA/KB
27 Puskesmas Mampu Persalinan
3 Pertemuan KPASI
4 CFC
118
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Penyuluhan Kelompok Potensial dengan materi ASI Ekslusif,
MPASI,Gibur,GAKY,Garam Beryodium, Pengetesan Garam
5 Beryodium
119
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Konseling ASI dan MP-ASI di kelas ibu hamil
16
Konseling ASI dan MP-ASI di kelas ibu balita
17
120
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Pembinaan kader kesehatan remaja dalam rangka lomba tk.
6 Kabupaten
13 Pembinaan UKBM
121
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Pembinaan dokter kecil untuk persiapan lomba tk. Kabupaten
17
P2P
Pembentukan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular
1 (Posbindu PTM)
122
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Percetakan media KIE (leaflet, poster, barner, sertifikat, buku
4 stok vaksin, format laporan) ATK, fotokopi dan penjilidan.
5 A. Program Imunisasi
1. Imunisasi Dasar Bayi
2. Imunisasi Ibu Hamil
3. Rapat koordinasi linprog, linsek dalam rangka BIAS
123
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
7 C. Program Penyuluhan dalam gedung
1. Klinik Yankesling
2. Penyuluhan dalam gedung
PROGRAM PEMBERANTASAN PENYAKIT
1 A. Program P2 TB Paru
1. Pelacakan kontak penderita baru TBC BTA positif
2 B. Program P2 Kusta
1. Pelacakan kontak penderita kusta baru / kontak serumah dan
lingkungan
124
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
5. Konseling Penderita Kusta dan Keluarga
125
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
D KESLING
1 IS Perumahan
2 Pembinaan TTU
3 Pengawasan TTU
4 Pelayanan Kesehatan lingkungan
5 Pembinaan TPM
6 Pengawasan TPM
7 Pemicuan STBM
8 Pembinaan Natural Leader
126
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
PENGEMBANGAN LAINNYA
Sosialisasi UKGS Inovatif
1
2 Sosialisasi Kesehatan kerja
3 Sosialisasi Pengobatan Tradisional
F DUKUNGAN MANAJEMEN
1 Lokakarya Mini Bulanan
2 Pembelian ATK
3 Foto Copy
G BLUD
Belanja Alat Tulis Kantor
127
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Belanja Listrik
128
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
Belanja makanan dan minuman rapat
Belanja makan dan minum tamu
Belanja makan dan minum kegiatan
Belanja Perjalanan Dinas
Belanja Modal
129
BULAN
No Kegiatan
Jan Feb Mar Apr Mei Juni Juli Aug Sep Okt Nov Des
AC Split (Silpa 2014)
Belanja Modal Pengadaan alat dapur
Belanja Modal Peralatan dan Mesin - Pengadaan Alat Rumah
Tangga Lainnya (Home Use)
130
Lampiran 5:
Form. Daftar Pendistribusian Dokumen
131
Lampiran 6:
Form. Bukti Penerimaan Dokumen
( .............................. ) ( ................................. )
132
Lampiran 7:
Form. Permintaan Perubahan Dokumen
Tanggal: ...........................
Disetujui oleh, Dibuat oleh
( .............................. ) ( ................................. )
133
Lampiran 8:
Form. Bukti Penarikan Dokumen
( .............................. ) ( ................................. )
134
Lampiran 9:
DAFTAR DOKUMEN EKTERNAL
UPT PUSKESMAS PATI I
135
NO JUDUL TAHUN NO DOKUMEN
136
NO JUDUL TAHUN NO DOKUMEN
137
22 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN 2009 ADM 22
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
364/MENKES/SK/V/2009 TENTANG
PEDOMAN PENANGGULANGAN
TUBERKULOSIS ( TB )
23 KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN 2009 ADM 23
REPUBLIK INDONESIA NOMOR
406/MENKES/SK/VI/2009 TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN KESEHATAN JIWA
KOMUNITAS
138
NO JUDUL TAHUN NO DOKUMEN
139
37 PERATURAN MENTERI KESEHATAN 2011 ADM 37
REPUBLIK INDONESIA
1096/MENKES/PER/VI/2011 TENTANG
HYGIENE SANITASI JASA BOGA
140
45 PERATURAN MENTERI KESEHATAN 2015 ADM 45
REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2015
PENYELENGGARAAN KESEHATAN
LINGKUNGAN DI PUSKEMAS
141
52 KEPUTUSAN BUPATI PATI NOMOR 900 / 2015 ADM 52
4323 TAHUN 2015 TENTANG PENUNJUKAN
BENDAHARA PENERIMAAN PEMBANTU
PADA UNIT PELAKSANA TEKNIS DI
LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN
KABUPATEN PATI TAHUN ANGGARAN 2016
142
60 KEPUTUSAN KEPALA DKK PATI NOMOR 2016 ADM 60
440/456/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS
KEPUTUSAN NOMOR 440/053/2016
TENTANG STRUKTUR ORGANISASI TATA
KERJA UPT PUSKESMAS KABUPATEN PATI
61 2016 ADM 61
KEPUTUSAN KEPALA DKK PATI NOMOR
440/493/2016 TENTANG STANDAR
PELAYANAN MINIMAL DAN INDIKATOR
KINERJA UTAMA BIDANG KESEHATAN DI
KABUPATEN PATI
68 ADM 68
PEDOMAN PENILAIAN KERJA PUSKESMAS :
2 BUAH
143
PEMERINTAHANNOMOR 35 TAHUN 2012
70 ADM 70
PEDOMAN PENDAMPINGAN AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA ( FKTP )
72 ADM 72
PEDOMAN SURVEY AKREDITASI
FASILITAS KESEHATAN TINGKAT
PERTAMA ( FKTP )
81 2006 UKP 3
SOP KEPERAWATAN ASOSIASI
INSTITUSI PENDIDIKAN D III
KEPERAWATAN JATENG
144
83 PEDOMAN PELAKSANAAN 2010 UKP 5
KEWASPADAAN UNIVERSAL DI
PELAYANAN KESEHATAN
84 JAKARTA MEDICAL SERVICE 119 UKP 6
TRAINING DIVISION
85 DIAGNOSIS KEPERAWATAN DEFINISI 2012 - UKP 7
DAN KLASIFIKASI 2012 – 2014 2014
( R. GANDASOEBRATA )
93 UKP 15
BUKU PELAYANAN LABORATORIUM
145
96 Gaya Sehat Remaja(Seri Informasi KKR) UKM PROM 2
Oleh : BKKBN tahun 2000
97 Keputusan menteri Kesehatan RI UKM PROM 3
No.1075/MENKES/SK/VII/2003 (Diterbitkan
oleh :Direktorat Kesehatan Komunitas Ditjen
Bina Kesehatan Masyarakat Departemen
Kesehatan tahun 2003
146
108 Buku Panduan Peningkatan PHBS Di Rumah UKM PROM 14
Tangga
Oleh : Pusat Promkes Depkes RI tahun 2009
147
118 Mengenal HIV/AIDS UKM PROM 24
Oleh Dinkes Prov.Jateng tahun 2012
148
130 LEMBAR BALIK SEHAT DAN SELAMAT 2000 UKM KIA 7
BAGI IBU DAN ANAK SERI 1
149
142 MANAJEMEN TERPADU BALITA SAKIT 2006 UKM KIA 19
modul – 7 PEDOMAN PENERAPAN MTBS
DI PUSKESMAS
150
154 PEDOMAN OPERASIONAL PELAYANAN 2008 UKM KIA 31
TERPADU KESEHATAN REPRODUKSI DI
PUSKESMAS
151
166 PEDOMAN PENGELOLAAN PENTALOKA UKM GIZI 4
PELATIIH/PEMBINA DAN PELATIHAN
KADER POSYANDU UPEK
DITJEN PEMBINAAN KESEHATAN
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
DEPKES RI
167 PEDOMAN PENGGUNAAN ALAT UKUR UKM GIZI 5
LINGKAR LENGAN ATAS(LILA) PADA
WANITA USIA SUBUR
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
DEPKES RI
168 PEDOMAN PELAYANAN GIZI DI UKM GIZI 6
PUSKESMAS, KEMENKES RI, 2014
169 PEDOMAN PENANGGULANGAN UKM GIZI 7
ANEMIA GIZI REMAJA PUTRI,WANITA
USIA SUBUR DAN CALON PENGANTIN
DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT
DEPKES RI
152
174 PANDUAN PENGGUNAAN KARTU UKM GIZI 12
MENUJU SEHAT (KMS) BALITA BAGI
PETUGAS KESEHATAN
DEPKES RI
153
183 PEDOMAN PEMANTAUAN WILAYAH UKM GIZI 21
SETEMPAT (PWS) KOMSUMSI GARAM
BERYODIUM UNTUK SEMUA(KGBS) DI
RUMAH TANGGA
DEPKES RI
154
193 MATERI PENYULUHAN PEMBERIAN AIR UKM GIZI 31
SUSU IBU DAN MAKANAN
PENDAMPING ASI
KEMENKES-RI
DIRJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK DIREKTORAT GIZI 2014
194 MATERI PENYULUHAN INISIASI UKM GIZI 32
MENYUSUI DINI
KEMENKES-RI
DIRJEN BINA GIZI DAN KESEHATAN
IBU DAN ANAK DIREKTORAT GIZI 2014
155
200 PADUAN UMUM KELUARGA MANDIRI UKM GIZI 38
SADAR GIZI(KADARZI)
DEPKES RI
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KESEHATAN MASYARAKAT
DIREKTORAT GIZI MASYARAKAT
TAHUN 2002
201 PEDOMAN PENGGUNAAN KARTU UKM GIZI 39
MENUJU SEHAT(KMS)BALITA
DIREKTORAT JENDERAL BINA GIZI
MASYARAKAT
DIREKTORAT JENDERAL BINA
KESEHATAN MASYARAKAT TAHUN
2009
156
207 IINFO PANGAN DAN GIZI UKM GIZI 45
FORUM KOORDINASI JEJARING
INFORMASI PANGAN DAN GIZI 2014
157
214 DEMAM BERDARAH DIAGNOSA DAN 1981 UKM P2P 1
PENGELOLAAN PENDERITA
219 PSN DBD BAGI KADER DAN TOMA 1995 UKM P2P 6
158
231 PENGAMBILAN PENGIRIMAN SPESIMEN 2004 UKM P2P 18
YANG BERHUBUNGAN DENGAN FLU
BURUNG BAG. 4
159
145 ALAT PEMANTAUAN SETEMPAT 2007 UKM P2P 32
PENYAKIT CAMPAK DAN DIARE
TINGKAT PUSKESMAS
160
159 PEDOMAN TEKNIS PENCATATAN DAN 2009 UKM P2P 46
PELAPORAN PROGRAM IMUNISASI
161
NO JUDUL TAHUN NO DOKUMEN
162
Lampiran 10:
Form. Bukti Pemusnahan Dokumen
Mengetahui
Disaksikan oleh, Wakil Manajemen Dilaksanakan oleh
163
Lampiran 11: JADWAL PEMELIHARAAN BULANAN SARANA GEDUNG
TAHUN 2016
164
PEMELIHARAAN SARANA GEDUNG BULANAN
Jadwal
NO Kegiatan Pemeliharaan
Pemeliharaan
JAN FEB MAR APR MEI JUNI JULI AGTS SEPT OKT NOV DES
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1. Mengecek fungsi v v V v v v v V v v v v
V Pintu dan jendela 2.Mengganti / memperbaiki komponen yang
rusak / berkurang fungsinya V v V V
1.Mengecek fungsi v v V v v v v V v v v v
Kamar
VI 2. Mengganti atau memperbaiki bagian
Mandi/WC
KM/WC yang rusak V
165
Lampiran 12:
PERSYARATAN
NO STANDAR FAKTA ANALISA
PERMENKES
Sistem
1 Penghawaan 15 % dari luas lantai
(Ventilasi)
Ruang
Memenuhi
administrasi L: 42 M2 Ventilasi = 6,3 M2 Ventilasi = 10,55 M2
syarat
kantor
Ruang Kepala Memenuhi
L: 21 M2 Ventilasi = 3,15 M2 Ventilasi = 4,55 M2
Puskesmas syarat
Memenuhi
Ruang rapat L: 72 M2 Ventilasi = 10,8 M2 Ventilasi = 11,65 M2
syarat
Ruang Memenuhi
L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Terbuka
Pendaftaran syarat
Ruang Rekam Memenuhi
L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 9,1 M2
Medik syarat
Memenuhi
Ruang MTBS L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 2 M2
syarat
Ruang
Memenuhi
Pemeriksaan L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 4,55 M2
syarat
Umum
Ruang Memenuhi
L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 4,55 M2
Tindakan syarat
Ruang KIA, Memenuhi
L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 4,55 M2
KB syarat
Ruang Memenuhi
L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 4,55 M2
Imunisasi syarat
Ruang Gigi Memenuhi
L: 18 M2 Ventilasi = 2,7 M2 Ventilasi = 4,55 M2
dan Mulut syarat
Memenuhi
Ruang ASI L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 3,77 M2
syarat
Ruang Promosi Memenuhi
L: 12 M2 Ventilasi = 1.8 M2 Ventilasi = 4,55 M2
Kesehatan syarat
Memenuhi
Ruang Farmasi L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 4,55 M2
syarat
Gudang Memenuhi
L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 2 M2
Farmasi syarat
Ruang Rawat Memenuhi
L: 24 M2 Ventilasi = 3.6 M2 Ventilasi = 6 M2
Inap syarat
Ruang Pasca Memenuhi
L: 24 M2 Ventilasi = 3.6 M2 Ventilasi = 6 M2
Persalinan syarat
Memenuhi
Laboratorium L: 15 M2 Ventilasi = 2.25 M2 Ventilasi = 3,8 M2
syarat
Memenuhi
Dapur L: 6 M2 Ventilasi = 0,9 M2 Ventilasi = 2 M2
syarat
Memenuhi
Ruang Tunggu L: 52.5 M2 Ventilasi = 7.875 M2 Terbuka
syarat
166
PERSYARATAN
NO STANDAR FAKTA ANALISA
PERMENKES
Memenuhi
Gudang Umum L: 13.5 M2 Ventilasi = 2,025M2 Ventilasi = 2,4 M2
syarat
Memenuhi
Mushola L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 2,4 M2
syarat
KM / WC Memenuhi
L: 9 M2 Ventilasi = 1,35 M2 Ventilasi = 2,25 M2
Pasien syarat
KM / WC Memenuhi
L: 4 M2 Ventilasi = 0,6 M2 Ventilasi = 4 M2
Persalinan syarat
KM / WC Memenuhi
L: 5 M2 Ventilasi = 0,75 M2 Ventilasi = 1,14 M2
Petugas Lt 1 syarat
KM / WC Memenuhi
L: 6,25 M2 Ventilasi = 0,94 M2 Ventilasi = 1,14 M2
Petugas Lt 2 syarat
2 Sistem Pencahayaan
167
PERSYARATAN
STANDAR FAKTA ANALISA
PERMENKES
Ruang Pasca Memenuhi
200 Lux 306 Lux
Persalinan syarat
Tidak
Laboratorium 300 Lux 96,9 Lux memenuhi
syarat
Tidak
Ruang Tindakan 300 Lux 113,4 Lux memenuhi
syarat
Ruang Gawat
300 Lux Tdk Ada -
Darurat
Dapur 100 Lux Tdk Ada -
Tidak
Ruang Tunggu 100 Lux 48,1 Lux memenuhi
syarat
Memenuhi
Gudang Umum 100 Lux 103,6 Lux
syarat
Memenuhi
KM / WC atas 100 Lux 102,3 Lux
syarat
Tidak
KM / WC bawah 100 Lux 37 Lux memenuhi
syarat
Ruang Sterilisasi 100 Lux Tdk Ada -
Ruang Cucian
100 Lux Tdk Ada -
Linen
3 Sistem Sanitasi
Sistem Air Bersih Berlangganan atau sumber Sumur Bor
air lainnya dengan baku
mutu yang memenuhi dan
sesuai dengan ketentuan
yang berlaku
Sistem penyaluran Kedap air, bersih dari Bersih dari sampah,
air kotor dan/ air sampah dilengkapi belum dilengkapi
limbah penutup dengan bak dengan bak kontrol
Tidak
kontrol, kemiringan
memenuhi
saluran minimal 1 %,
syarat
disediakan perangkap
lemak untuk menyaring
kotoran/ sampah
Sistem pembuangan Pemisahan antara limbah Terpisah antara Memenuhi
limbah infeksius infeksius dan non limbah infeksius dan syarat
dan non infeksius infeksius, pertimbangkan non infeksius
untuk TPS (tempat
pembuangan sementara)
4 Sistem Kelistrikan
Umum Mudah dioperasikan, Mudah di operasikan Memenuhi
tidak membahayakan syarat
168
PERSYARATAN
STANDAR FAKTA ANALISA
PERMENKES
Sumber daya Listrik Normal bisa dari PLN : daya 10.600 KWH, Memenuhi
Minimal 2200 VA, Genset 7.500 KA syarat
Sumber daya listrik
darurat bisa dari genset 75
% dari sumber daya
normal
Sistem Distribusi Panel listrik, pengkabelan, Ada panel listrik, Memenuhi
kotak kontak dan sakelar penkabelan, kotak syarat
kontak dan sakelar
Sistem Pembumian Grounding bangunan Ada Memenuhi
tidak boleh kurang syarat
impedansinya dari 0,5 Ω
5 Sistem Komunikasi
Telepon Bisa telepon kabel, Ada, Telepon, Memenuhi
seluler, radio komunikasi earphon, Internet syarat
atau alat komunikasi Speedy
lainnya
6 Sistem Gas Medik Tabung O2 cat warna Ada 5 (Besar 1, kecil Memenuhi
putih, ada troly tabung 4), cat warna putih,ada syarat
rantai, diletakkan troly dan rantai,
terletak di dekat
disamping tempat tidur
tempat tidur pasien
pasien, tidak boleh
menyimpan bahan mudah
terbakar dekat dengan
ruang penyimpanan gas
medik
169
PERSYARATAN
NO STANDAR FAKTA ANALISA
PERMENKES
10 Sistem Transportasi Vertikal
Tangga Tinggi masing-masing Ada, Tinggi pijakan Memenuhi
pijakan 15-17 cm, 20 cm, kemiringan syarat
kemiringan tangga < 60o tangga < 60 ° tidak
lebar tangga minimal 120 berlubang, ada rel
pegangan tangan,
cm, tidak berlubang,
dengan tinggi 77 cm
dilengkapi dengan rel dari lantai bagian
pegangan tangan dengan ujung bulat dan di
ketinggian 65 cm-80 cm belokkan kearah lantai
dari lantai, bagian ujung dan dinding. Tidak di
harus bulat dibelokkan ke luar gedung.
arah lantai, dinding/ tiang.
Bila bangunan tangga di
luar bangunan harus
dirancang sehingga tidak
ada air hujan yang
menggenang dilantai.
11 Puskesmas Keliling Mengikuti ketentuan Pusling 1, Ambulance Ada
(PUSLING) dan teknis yang berlaku 1 memenuhi
Ambulance syarat
Keterangan :
Warna merah : Tidak memenuhi syarat
Warna hijau : Memenuhi syarat
170
Rencana Pegembangan Infrastruktur
UPT Puskesmas Pati I
Tahun 2016-2020
171
Lampiran 13
Surat Masuk Disposisi Surat Masuk dari Ka Pusk ke yang bersangkutan < 4 Jam < 95%
Bendahara BLUD Laporan bulanan dan tri bulanan sebelum tgl 10 bulan berikutnya 95%
3 Laporan
W2/Wabah Tiap minggu hari selasa 95%
172
Pemakaian dan lembar permintaan Tiap bulan sebelum tgl 10 bulan berikutnya 95%
obat
Usulan Kenaikan gaji berkala Kolektif dlm waktu 1 th sesuai TMT & tahun ganjil / genap 95%
Usulan Kenaikan pangkat Sesuai TMT nya, Struktural tiap 4 th sekali, fungsional dengan kredit point 95%
Pembagian jasa Kapitasi Tiap bulan sebelum tgl 10 bulan berikutnya 95%
Pengambilan gaji bulanan Tiap bulan sebelum tgl 2 bulan berikutnya 95%
4 Kepegawaian Usulan Kenaikan gaji berkala Kolektif dlm waktu 1 th sesuai TMT & tahun ganjil / genap 100%
Usulan Kenaikan pangkat Sesuai TMT nya, Struktural tiap 4 th sekali, fungsional dengan kredit point 100%
173
B. STANDAR PENCAPAIAN INDIKATOR MUTU LAYANAN KLINIS
174
Waktu konseling min 20 menit >90%
8. GAWAT DARURAT Respon time pelayanan gawat darurat < 5 menit >90%
175
INDIKATOR MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN
176
C. STANDAR PENCAPAIAN INDIKATOR UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
2 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil Ke-4 95% 95% 95% 97% 99% 100%
5 Deteksi Faktor Resiko oleh masyarakat 90% 80% 83% 85% 88% 90%
6 Komplikasi kebidanan yang ditangani 100% 100% 100% 100% 100% 100%
7 Cakupan kunjungan neonatal/ KN1 90% 90% 93% 96% 98% 100%
95%
11 Cakupan pelayanan anak balita 95% 95% 97% 99% 100%
12 Cakupan pelayanan anak balita sakit ( MTBS ) 90% 90% 90% 90% 90% 90%
Target
NO INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Nas
177
Pelayanan Keluarga Berencana
Target
NO INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Nas
Target
NO INDIKATOR 2016 2017 2018 2019 2020
Nas
70%
Cakupan pelayanan kesehatan pra usia lanjut
1 70%
dan usia lanjut 70% 70% 70% 70%
B. PROGRAM PROMKES
JENIS Target TAR TAR GET TAR GET TAR GET TAR GET
NO INDIKATOR
PELAYANAN Nas GET 2016 2017 2018 2019 2020
3. Rumah Tangga
74 70% 71% 72% 73% 74
Sehat
4. Penyuluhan Di
12 12 12 12 12 12
Dalam Gedung
5. Penyuluhan Di
17 13 14 15 16 17
Luar Gedung
2 Meningkatnya 6. Jumlah
Pelaksanaan Kebijakan Publik
Pemberdayaan Yang Berwawasan
dan Promosi Kesehatan
Kesehatan Kepada 6 2 3 4 5 6
Masyarakat
7.Persentase
Puskesmas Yang
6 2 3 4 5 6
Memiliki Kebijakan
PHBS
8.Persentase Desa
yang Memanfaatkan
Dana Desa 10% 40% 10% 15% 20% 30% 40%
Untuk UKBM
9. Jumlah Dunia
Usaha Yang
Memanfaatkan CSR
1 1 1 1 1 1
Program Kesehatan (
Target Kinerja
Puakesmas )
10. Jumlah Ormas
4 4 4 4 4 4
yang memanfaatkan
178
JENIS Target TAR TAR GET TAR GET TAR GET TAR GET
NO INDIKATOR
PELAYANAN Nas GET 2016 2017 2018 2019 2020
Sumber Dayanya
Untuk Mendukung
Kesehatan ( Target
Kinerja Puskesmas )
11. Desa Siaga Aktif
mandiri ( Target 9% 9% 9% 9% 9% 9%
Kinerja Puskesmas )
C. PROGRAM GIZI
Target TAR TAR TARG TARG TARG
INDIKATOR Nas GET GET ET ET ET
2016 2017 2018 2019 2020
179
Target TAR TAR TAR TAR TAR
JENIS
NO INDIKATOR Nas GET GET GET GET GET
PELAYANAN
2016 2017 2018 2019 2020
Cure Rate)
5 Pencegahan dan 7. Angka penemuan kasus >6 >6 >6 >6 >6 >6
pemberantasan baru Kusta per 100.000 /100.000 /100.000 /100.000 /100.000 /100.000 /100.000
Penyakit Kusta penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk penduduk
180
Target TAR TAR TAR TAR TAR
JENIS
NO INDIKATOR Nas GET GET GET GET GET
PELAYANAN
2016 2017 2018 2019 2020
Pelayanan Imunisasi
D. PROGRAM KESLING
3. Persentase Desa
100 71 80 90 100 100
yang melaksanakan STBM
4. Persentase Tempat-
tempat Umum Memenuhi 87 84 84 85 86 87
Syarat
5. Persentase Tempat
Pengelolaan Makanan 60 60 60 60 60 60
Memenuhi Syarat
6. Persentase
Meningkatkan Pelayanan
100 100 100 100 100 100
Kesehatan Lingkungan
9. Persentase Rumah
71,59 71,59 71,59 71,59 71,59 71,59
dengan SPAL
181
D. INDIKATOR KINERJA DAN TARGET KEGIATAN PEMBINAAN GIZI BERDASARKAN NAWA CITA
Target (%)
No Indikator Kinerja
2015 2016 2017 2018 2019
5 Persentase balita 6-59 bulan mendapat kapsul vitamin A 100 100 100 100 100
182
E. PROMKES DAN PEMBERDAYAAN
183
Lampiran 14 :
Hasil Identifikasi resiko UKM
2 pembuangan sampah sampah 1. membuang sampah 1.Puskesmas telah 1.Puskesmas Pati I supaya semua
medis (infeksius)bekas medis(infeksius) medis harus pada tempat menyediakan tempat sudah membuang petugas di kamar
persalinan harus tertangani sampah yang sampah sesuai dengan sampah pada persalinan selalu
dengan baik agar dipersyaratkan jenis masing-masing tempatnya sesuai mematuhi SOP yang
tidak menjadi limbah nya jenis sampah berlaku
184
sumber penularan
dan penyebaran
penyakit bagi pasien
dan lingkungan
sekitar
2. sudah tersedia
2. penyediaan tempat
tempat sampah
sampah sesuai dengan
sesuai yang
jenis limbah medisnya
dipersyartkan
3. pembuangan tempat
sampah sesuai dengan 3. pembuangan
jenis limbahnya sampah sudah sesuai
2. petugas promkes
bisa terus
Apabila tidak 1.penyuluhan fooging
memberikan
tertangani dengan 1. sosialisasi tentang 1.telah dilakukan sudah dilaksanakan
penyuluhan tentang
baik bisa fooging termasuk APD yang sosiaslisasi tentang oleh petugas promkes
bahan fooging dan bahaya
menimbulkan digunakan sebelum fooging dan bahayanya melalui media
3 beracun/berbahaya yang ditimbulkan
masalah baru ataupun pada saat serta APD yang pertemuan secara
pada saat Fooging kepada masyarakat
setelah fooging yaitu penyuluhan tentang demam digunakan pada saat langsung kepada
melalui pertemuan-
keracunan pada berdarah fooging Masyarakat lewat
pertemuan yang ada
masyarakat rakor kader
di wilayah
puskesmas Pati I
apabila limbah
medis tidak Mewujudkan
tertangani dengan 1. Puskesmas belum Pengadaan IPAL
benar merupakan 1. Puskesmas mempunyai 1. Puskesmas dalam mempunyai IPAL dengan
4 Limbah medis
media penyebaran IPAL proses pembuatan IPAL sesuai yang di bekerjasama
dan penularan persyaratkan dengan Dinas
penyakit yang Kesehatan
berbaya
185
b. Program KIA KB
JENIS YANG
NO HASIL ANALISA RENCANA PENCEGAHAN EVALUASI RTL
DIANALISA
pembuangan jarum jarum suntik bekas 1. menggunakan,menempatkan 1. penempatan dan 1. mensosialisasikan
suntik bekas imunisasi bisa dan membuang jarum bekas pembuangan jarum kepada lintas
imunisasi, suntik mengakibatkan sumber imunisasi harus sesuai dengan imunisasi sudah sesuai sektoral melalui
1. KB, anastesi penularan penyakit SOP yang di persyaratkan yang dipersyaratkan yaitu pertemuan-
apabila tidak ditangani dengan langsung pertemuan di desa
dengan baik dan benar memasukkan ke safety box
pembuangan sampah medis(infeksius) 1. membuang sampah medis 1.Puskesmas Pati I sudah supaya semua
sampah medis harus tertangani dengan harus pada tempat sampah yang membuang sampah pada petugas di kamar
(infeksius)bekas baik agar tidak menjadi dipersyaratkan tempatnya sesuai jenis persalinan selalu
2. persalinan sumber penularan dan sampah mematuhi SOP yang
penyebaran penyakit bagi berlaku
pasien dan lingkungan
sekitar
186
JENIS YANG
NO HASIL ANALISA RENCANA PENCEGAHAN EVALUASI RTL
DIANALISA
3. pembuangan tempat sampah 3. pembuangan sampah
sesuai dengan jenis limbahnya sudah sesuai
suara yang keras apabila suara bising dan 1. membuat ijin memiliki 1.dinas kesehatan sudah menjaga genset
dan asap asap yang ditimbulkan genset dengan kapasitas memfasilitasi sehingga dengan baik
genset tidak tertangani besar sudah mempunyai ijin sehingga tidak
dengan kepemilikan genset dan mudah rusak dan
baik,dikhawatirkan ijin HO dengan adanya tidak menimbulkan
3. menggangu kebisingan bukti terlampir kebisingan pada
dan polusi udara di lingkungan sekitar
lingkungan/masyarakat
sekitar Puskesmas Pati I
Sampah medis sampah medis(infeksius) 1. membuang sampah medis 1. Puskesmas PatiI sudah Supaya semua
infeksius, kasa harus tertangani dengan harus pada tempat sampah yang membuang sampah pada petugas di ruang
kapas, bekas baik agar tidak menjadi dipersyaratkan tempatnya sesuai jenis KIA, VK selalu
4 pemasangan IUD, sumber penularan dan sampah memenuhi SOP yang
Inplan penyebaran penyakit bagi berlaku
pasien dan lingkungan
sekitar
187
JENIS YANG
NO HASIL ANALISA RENCANA PENCEGAHAN EVALUASI RTL
DIANALISA
2. Menyediakan tempat sampah 2 .Sudah resedia tempat
sesuai denganjenis limbah sampah sesuai yang
medisnya dipersyaratkan
Alat kesehatan Apabila alkes tidak Alat yang selesai digunakan Puskesmas sudah Bidan melaksanakan
tidak stiril selesai disteril dengan benar distirikan dengan ozone mempunyai ozone penstirilan alkes
dipakai merupakan media sterelizer sterilizer sesuai dengan SOP
6 penyebaran dan yng berlaku
penularan penyakit yang
berbahaya
188
c. Program Gizi
N JENIS YANG HASIL ANALISA RENCANA PENCEGAHAN PELAKSANAAN EVALUASI RTL
O DIANALISA
Alat penimbangan balita di kecelakaan pada balita refresing/pelatihan kader cara Menggunakan tiyang timbang dacin terpasang aman dan Supaya kader d
posyandu (dacin) akibat penimbangan bila pemasangan alat timbang dacin yang kokoh dan sarung timang kokoh posyandu memahami
tidak mengetahui yang aman prosedur penimbangan
prosedur yang benar menggunakan dacin
d. Program KesLing
Risiko kegiatan /
No Tanggal Kegiatan Tempat Ket.
Masalah
189
Risiko kegiatan /
No Tanggal Kegiatan Tempat Ket.
Masalah
190
Lamp 15.
HASIL PENGUKURAN INDEK KEPUASAN MASYARAKAT
Dari penyusunan IKM yang telah kami laksanakan di unit pelayanan Puskesmas Pati
I bulan Januari - Maret 2016.
A. DATA STATISTIK
1. Karakteristik Responden
a. Jenis Kelamin ( Distribusi Responden berdasarkan jenis kelamin )
NO JENIS KELAMIN JUMLAH %
1 Laki – laki 50 50 %
2 Perempuan 50 50 %
1 16-25 24 24 %
2 25-35 37 37 %
3 36-45 20 20 %
4 46-55 13 13 %
5 55 keatas 6 6%
1 SD kebawah 15 15 %
2 SLTP 25 25 %
3 SLTA 45 45 %
4 DIPLOMA 10 10 %
5 S1 5 5%
6 S2 keatas - -
191
d. Pekerjaan ( Distribusi Responden berdasarkan pekerjaan )
NO TINGKAT PENDIDIKAN JUMLAH %
2 Pegawai Swasta 19 19
3 Wiraswasta / Usahawan 23 23
4 Pelajar / Mahasiswa 10 10
5 Buruh Tani - -
6 Lainnya 46 46
193
NO. URUT NILAI PER UNSUR PELAYANAN
RESPONDEN U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14
83 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
84 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
85 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
86 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
87 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
88 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
89 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
90 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
91 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
92 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
93 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3
94 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
95 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
96 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4
97 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
98 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4
99 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
100 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 4 3
JML NILAI
308 306 308 306 305 308 301 305 306 305 272 268 304 306
PER UNSUR
NRR PER
UNSUR = JML
NILAI PER
3,1 3,1 3,1 3,1 3.05 3,1 3 3.05 3,1 3,1 2,7 2,7 3 3,1
UNSUR : JML
KUESIONER
YANG TERISI
NRR
TERTIMBANG
PER UNSUR =
NRR PER 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 2,9
UNSUR x 0,07
IKM UNIT
72,5
PELAYANAN
194
C. NILAI RATA – RATA UNSUR DARI MASING- MASING UNIT PELAYANAN
Pedoman nilai presepsi, interval IKM, interval konversi IKM, mutu palayanan dan
kinerja unit pelayanan
Nilai persepsi Nilai interval Nilai interval Mutu Pelayanan Kinerja unit
IKM konversi IKM pelayanan
Berdasarkan tabel Poin B diatas, maka hasil kajian indeks kepuasan masyarakat
Puskesmas Pati I diperoleh sebagai berikut :
1. Nilai indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan Puskesmas Pati i sebesar 72.5
195
2. Mutu pelayan termasuk dalam kategori B
3. Tingkat kinerja unit pelayanan Baik
E. Kesimpulan
1. Dari hasil pengukuran indeks kepuasan pelanggan di unit pelayanan Puskesmas
Pati I didapatkan nilai IKM 72.5
2. Mutu pelayanan diunit pelayanan di Puskesmas Pati I
3. Tingkat kinerja penyelenggaran pelayanan di unit pelayanan Puskesmas pati I
F. Saran
Dari hasil pengukuran IKM Puskesmas Pati I tersebut diatas walaupun sudah
baik tetapi tentunya masih banyak kendala, maka itu agar hasil ini dapat sebagai
bahan masukan untuk koreksi, terutama kepastian biaya pelayanan. Kepastian jadwal
pelayanan perlu ditindak lanjuti dengan harapan di tahun- tahun yang akan datang
bisa menjadi lebih baik lagi sehigga mutu pelayanan bisa mencapai hasil sangat baik.
196
1. Trimester II Bulan April – Juni 2016
Dalam penyusunan indek kepuasan masyarakat kami menggunakan pedoman acuan
dari hasil keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor:
Kep/25/M.PAN/2/2004 tentang pedoman umum penyusunan indek kepuasan masyarakat
unit pelayanan instansi pemerintah.
Dari penyusunan IKM yang telah kami laksanakan di unit pelayanan Puskesmas Pati
I pada bulan April-juni 2016
A. DATA STATISTIK
1. Karakteristik Responden
2 Perempuan 49 49%
1 16-25 22 22%
2 26-35 40 40%
3 36-45 21 21%
4 46-55 10 10%
5 55 keatas 7 7%
1 SD ke bawah 15 15%
2 SLTP 29 29%
3 SLTA 40 40%
4 DIPLOMA 11 11%
5 S1 2 2%
6 S2 ke atas 0 0%
197
d. Pekerjaan ( Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan )
NO PEKERJAAN JUMLAH %
4 Pelajar / Mahasiswa 9 9%
5 Lainnya 47 47%
199
NO. URUT NILAI PER UNSUR PELAYANAN
RESPONDEN U1 U2 U3 U4 U5 U6 U7 U8 U9 U10 U11 U12 U13 U14
95 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4
96 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4
97 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3
98 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 2 3 4
99 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
100 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3
JML NILAI PER
UNSUR 310 306 312 302 310 310 306 306 309 317 312 294 310 310
NRR PER
UNSUR = JML
NILAI PER
UNSUR : JML 3,10 3,06 3,12 3,02 3,10 3,10 3,06 3,06 3,09 3,17 3,12 2,94 3,10 3,10
KUESIONER
YANG TERISI
NRR
TERTIMBANGH
PER UNSUR = 0,21 0,21 0,21 0,22 0,21 0,21 0,21 0,22 0,22 0,22 0,22 0,20 0,21 0,21 2.98
NRR PER
UNSUR x 0,071
IKM UNIT
74.50
PELAYANAN
KETERANGAN :
- U1 S.D. U14 : UNSUR PELAYANAN
- NRR : NILAI RATA-RATA
- IKM : INDEKS KEPUAAN MASYARAKAT
-*) : JML NRR IKM TERTIMBANG
- **) : IKM UNIT PELAYANAN X 25
200
NO UNSUR PELAYANAN NILAI UNSUR
PELAYANAN
Pedoman nilai persepsi, interval IKM, interval konversi IKM, mutu pelayanan dan
kinerja unit pelayanan
Nilai persepsi Nilai interval Nilai interval Mutu Pelayanan Kinerja unit
IKM konversi IKM pelayanan
Berdasarkan tabel B diatas, maka hasil kajian indeks kepuasan masyarakat puskesmas
Pati I diperoleh hasil sebagai berikut:
E. Kesimpulan
201
F. SARAN
Dari hasil pengukuran nilai IKM Puskesmas Pati I tersebut diatas walaupun
sudah baik tetapi tentunya masih banyak kendala, maka untuk itu agar hasil ini dapat
sebagai bahan masukan untuk koreksi, evaluasi dan pengawasan terhadap system,
mekanisme dan prosedur pelayanan dengan harapan ditahun-tahun yang akan datang
bisa menjadi lebih baik lagi
202
Lampiran 16: Hasil Audit internal
Unit Yang Diperiksa : Admen
Tanggal Pemeriksaan : Juli 2016
NO. URAIAN BUKTI KETIDAKSESUAIAN STANDAR / ANALISIS TINDAKAN WAKTU
KETIDAKSESUAIAN OBJEKTIF TERHADAP STANDAR KRITERIA YANG PERBAIKAN PENYELESAIAN
/ INSTRUMEN DIGUNAKAN
1. Karyawan yang hadir apel Buku absensi apel Tidak semua karyawan Karyarwan yang hadir Karyawan tidak Diberikan sanksi Segera setelah audit
pagi baru 63,63% pagi mengikuti apel pagi apel pagi jam 7.15 disiplin bagi karyawan yang
adalah 95% tidak mengikuti apel
pagi
2. Karyawan yang datang Absen elektronik Karyawan yang datang tepat Karyawan yang 90% karyawan Diberikan sanksi Segera setelah audit
tepat waktu belum waktu kurang dari 50% datang pukul 7.15 Puskesmas adalah bagi karyawan yang
memenuhi target yaitu baru sebanyak >90% perempuan terlambat
42,27% karyawan
Cakupan neonatus dengan Laporan bulanan Cakupan neonatus dengan Cakupan neonatus Kasus neonatus Para bidan Segera setelah
komplikasi yang ditanganidan PWS komplikasi yang ditangani dengan komplikasi dengan komplikasi meningkatkan audit
sampai akhir TW II adalah sampai akhir TW II belum yang ditangani sampai bila tidak ditangani kinerja dengan
36,3% mencapai target TW II adalah 40% dapat berakibat meningkatkan
fatal kunjungan rumah,
kerjasama dengan
BPS, RS dan SpOG.
203
Unit yang Diperiksa : Ruang Pemeriksaan Umum
Tanggal Pemeriksaan :
STANDAR /
KETIDAKSESUAIAN KRITERIA YANG
URAIAN BUKTI TINDAKAN WAKTU
NO. TERHADAP STANDAR DIGUNAKAN ANALISIS
KETIDAKSESUAIAN OBJEKTIF PERBAIKAN PENYELESAIAN
/ INSTRUMEN
1. Ada blangko rujukan Blangko rujukan Blangko rujukan internal SOP Rujukan Internal Kurang ketelitian Mengisi blangko Segera diperbaiki
internal tetapi belum internal belum tidak lengkap dari operator dan rujukan internal setelah audit
terisis lengkap terisi lengkap banyaknya pasien dengan lengkap
2. Pada rekam medis, Rekam medis Rekam medis tidak diisi SOP Pelayanan Klinis Kurang ketelitian Mengisi rekam Segera setelah
penulisan resep tidak tidak lengkap dan lengkap dan tidak di paraf dari operator dan medis dengan diaudit
lengkap dan rekam tidak di paraf banyaknya pasien lengkap dan di paraf
medis tidak di paraf
1. Pada rekam medis Rekam medis tidak Rekam medis tidak SOP Pelayanan Poli Kurang ketelitian Mengisi rekam Segera setelah
penulisan resep tidak terisi lengkap dan lengkap dan tidak di paraf Gigi dari operator dan medis dengan audit
lengkap dan tidak di tidak diparaf pemeriksa banyaknya pasien lengkap dan di paraf
paraf
204
2. Tidak ada blangko Tidak ada blangko Rujukan internal tidak SOP Rujukan Internal Kurang ketelitian Membuat blangko Segera setelah
rujukan internal rujukan internal terdokumentasi dari operator dan rujukan internal dan audit
banyaknya pasien mengisi dengan
lengkap
1. Penulisan resep tidak Resep tidak Penulisan resep tidak SOP Peresepan Obat Kurang ketelitian Penulisan resep Segera setelah
lengkap dan belum di memuat dosis obat lengkap dari operator dan harus lengkap dan di audit
paraf dan paraf dokter banyaknya pasien paraf dokter
2. Label / etiket tidak Label/ etiket Penulisan label / etiket SOP Pelabelan Obat Kurang ketelitian Pelabelan obat harus Segera setelah
memuat nama pasien memuat dosisi dan obat tidak lengkap dari operator dan lengkap mencakup audit
frekwensi banyaknya pasien nama, dosis, cara
penggunaan obat. pemakaian dan
Tidak memuat frekwensi
nama pasien penggunaaan obat
205
Unit Yang Diperiksa : Laboratorium
Tanggal Pemeriksaan :
1. Petugas tidak Tidak ada dokumen Petugas tidak SOP Kalibrasi dan Instrumen yang Petugas 1 minggu
mengidentifikasi identifikasi akurasi mengidentifikasi akurasi Validasi Instrumen tidak diidentifikasi mengidentifikasi
akurasi yang diperlukan instrumen yang diperlukan sebuah akurasinya akurasi yang
sebuah instrumen instrumen mungkin saja diperlukan sebuah
memberikan hasil instrumen
yang tidak akurat
2. Tidak ada petugas Tidak ada Instrumen tidak di SOP Kalibrasi dan Instrumen yang Petugas segera 1 minggu
kalibrasi yang ditunjuk penunjukan petugas kalibrasi dan tidak ada Validasi Instrumen tidak di kalibrasi menunjuk petugas
kalibrasi dan penunjukan petugas mungkin saja kalibrasi dan
instrumen belum di kalibrasi memberikan hasil melakukan kalibrasi
kalibrasi yang tidak akurat instrumen yang
diperlukan
3. Petugas belum Petugas tidak Petugas memberikan SOP Penggunaan Alat Dengan wadah Memberikan wadah 1 minggu
melaksanakan seluruh memberikan wadah wadah dengan warna Pelindung Diri yang berbeda dengan warna
prosedur SOP dengan warna yang berbeda untuk sampah warna, berbeda untuk
Penggunaan Alat berbeda untuk medis dan non medis memudahkan sampah medis dan
Pelindung Diri sampah medis dan petugas menangani non medis
non medis sampah medis dan
non medis
206
4 Ada makanan dan Petugas tidak boleh SOP Penggunaan Alat Makanan dan Tidak membawa Segera setelah
minuman di membawa makanan dan Pelindung Diri minuman dapat makanan dan audit
laboratorium minuman ke dalam terkontaminasi minuman ke dalam
laboratorium dengan kuman laboratorium
yang terdapat di
laboratorium
5 Petugas Petugas laboratorium SOP Penggunaan Alat Petugas dapat Memakai alat Segera setelah
laboratorium tidak memakai alat pelindung Pelindung Diri terkontaminasi pelindung diri audit
memakai jas lab diri saat memulai dengan kuman bila dengan benar
pemeriksaan sampel tidak memakai alat
pelindung diri
dengan benar
6 Petugas belum Petugas tidak Petugas tidak SOP Pengelolaan Dengan Petugas memakai Segera setelah
melaksanakan seluruh memberikan wadah melaksanakan tahap ke 4 Reagen melaksanakan wadah pertama audit
prosedur SOP dengan warna yang yaitu tidak menyimpan tahap ke 4 masuk pertama
Pengelolaan Reagen berbeda reagen memakai wadah diharapkan tidak keluar
pertama masuk pertama terjadi pemakain
keluar, yaitu reagen yang reagen yang sudah
lebih dahulu masuk untuk kadaluarsa
menghindari kerusakan
reagen akibat terlalu lama
disimpan
207
Lampiran 17:
Data Kinerja Dan Analisis Data Kinerja UKM
Realisasi
No. Standart Pelayanan Minimal / Jenis Pelayanan Target TW II 2016
(Aprl- Juni )
1 2 3 4
A Pelayanan Kesehatan Dasar
1 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil k-4 95% 47.4%
2 Cakupan komplikasi Kebidanan yang ditangani 80% 75.9%
3 Cakupan Pertolongan Persalinan oleh tenaga 90% 53.4%
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan
4 Cakupan Pelayanan Nifas 90% 53.6%
5 Cakupan Neonatus dengan komplikasi yang ditangani 80% 36.3%
6 Cakupan Kunjungan Bayi 90% 53.6%
7 Cakupan Desa / Kelurahan (UCI ) 100% 46.06%
8 Cakupan pelayanan Anak Balita 90% 48.7%
9 Cakupan Pemberian makanan pendamping ASI 100% 50%
pada anak usia 6-24 bulan GAKIN
10 Cakupan Balita gizi buruk mendapat perawatan 100% 50%
11 Cakupan penjaringan kesehatan siswa SD dan setingkat 100% 0%
12 Cakupan Peserta KB aktif 70% 75.9%
13 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit
a. Acute Flacid Paralysis (AFP) 100% 0%
b. penemuan Penderita Pneumonia Balita yang ditangani 100% 25%
c. Penemuan pasien baru TB BTA Positif 100% 50%
d. Penderita DBD yang ditangani 100% 68%
e. Penemuan Penderita Diare Balita ditangani 100% 50%
14 Cakupan pelayanan kesehatan dasar pasien masyarakat 100% 50%
miskin
B Pelayanan Kesehatan Rujukan
1 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien 100% 50%
masyarakat miskin
2 Cakupan Pelayanan Gawat darurat level 1 yang harus 100% 50%
diberikan sarana kesehatan (RS ) di Kabupaten
C Penyelidikan Epidemiologi dan Penanganan
1 Cakupan desa /Kelurahan mengalami KLB yang dilakukan 100% 50%
penyelidikan Epidemiologi < 24 jam
D Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan
1 Cakupan Desa Siaga Aktif 100% 0%
E Pelayanan Kesehatan Pembinaan Lingkungan
a. Rumah Sehat Pedesaan 65% 0%
208
ANALISIS DATA KINERJA UKM TRIWULAN II
209
NO UNSUR PELAYANAN NILAI UNSUR PELAYANAN
210
Dari 17 desa sudah UCI semua , namun ada 2 desa yang non
UCI, yaitu :
1. Winong (39.33%)
2. Blaru (33.33%)
211
NO UNSUR PELAYANAN NILAI UNSUR PELAYANAN
1. Puri
Bapak Suyono 41 tahun RT 5 RW 4
212
Cakupan Puskesmas belum memenuhi target TW II ( 50 %)
Semua desa sudah menjadi sudah menjadi desa siaga aktif akan
tetapi tidak aktif.
213
Lampiran 18:
214
PENOLAKAN RUJUKAN
215
PERSETUJUAN PENGOBATAN / TINDAKAN
216
PERSETUJUAN RUJUKAN
217
Lampiran 19:
Pengadan Barang Terkait Dengan Pelayanan Klinis
218
219
220
221