Konsep Persalinan
1. Definisi
b) Batasan
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban
keluar dari uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya
terjadi pada usia kahamilan cukup bulan (setelah 37 minggu) tanpa
disertai adanya penyulit. Persalinan dimulai (inpartu) sejak uterus
berkontraksi dan menyebabkan perubahan pada serviks (membuka dan
menipis) dan berakhir dengan lahimya plasenta secara lengkap. Ibu
belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
serviks.
2) Persepsi :
hasil persepsi impuls nyeri ditransmisikan kembali oleh efektor
sebagai persepsi nyeri. Fase ini merupakan titik kesadaran seseorang
terhadap nyeri, pada saat individu menjadi sadar akan nyeri, maka
akan terjadi reaksi yang komplek. Persepsi menyadarkan individu dan
mengartikan nyeri itu sebagai respon yang tidak menyenangkan
kemudian individu dapat bereaksi.
3) Reaksi :
reaksi terhadap nyeri merupakan respon fisioligis dan perilaku yang
terjadi setelah mempersepsikan nyeri. Hasil persepsi di korteks
cerebri ditransmisikan ke thalamus lalu ke sistem saraf simpatis dan
parasimpatis. Stimulasi pada cabang simpatis di saraf otonom
menghasilkan respon fisiologis dan perilaku. Apabila nyeri
berlangsung terus menerus, maka sistem parasimpatis akan bereaksi.
Demikian pula, bila nyeri dirasakan terus menerus akan
menyebabkan kelelahan pada ibu saat proses meneran. Pada saat
yang bersamaan proses persalinan akan berlangsung lama.
6. Kala 2 Persalinan
a. Tujuan
1) Menjelaskan Batasan, gejala dan tanda kala dua persalinan
2) Membuat persiapan untuk memandu dan memberikan asuhan kala dua
persalinan
3) Menilai kemajuan kala dua persalinan
4) Menilai kondisi bayi selama kala dua persalinan
5) Memperagakan posisi dan cara membimbing ibu untuk meneran
6) Menjelaskan indikasi dan jenis tindakan yang diperlukan pada kla dua
persalinan
7) Menjelaskan prosedur untuk melahirkan dan menolong bayi
8) Menjelaskan alas an dan cara merujuk ibu bersalin dan/atau bayi baru
lahir
b. Batasan
Persalinan kala dua dimulai ketika pembukaan serviks sudah lengkap
(10cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala dua juga disebut sebagai
kala pengeluaran bayi
1) Kala II
Persalinan kala tiga dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban
1) Perubahan bentuk dan tinggi fundus. Setelah bayi lahir dan sebelum
myometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh dan
tinggi fundus biasanya di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi dan
plasenta terdorong ke bawah, uterus berbentuk segitiga atau seperti
buah pear atau alpukat dan fundus berada di atas pusat (seringkali
mengarah ke sisi kanan)
2) Tali pusat memanjang. Tali pusat terlihat menjulur keluar melalui
vulva (tanda ahfeld)
3) Semburan darah mendadak dan singkat. Darah yang terkumoul
dibelakang plasenta akan membantu mendorong plasenta keluar
dibantu oleh gaya gravitasi. Apabila kumpulan darah (retroplacental
pooling) dalam ruang diantara dinding uterus dan permukaan dalam
plasenta melebihi kapasitas tampungannya makandarah tersembur
keluar dari tepi plasenta yang terlepas.
d. Risiko Perdarahan Post Partum pada Kala III
8. Kala 4 persalinan
a. Fisiologi Kala IV
b. Evaluasi Uterus
Indikasi Episiotomi
1) Gawat janin
2) Persalinan per vaginam dengan penyulit (sungsang, tindakan
vakum ataupun forsep).
3) Jaringan parut (perineum dan vagina) yang menghalangi
kemajuan persalinan.
e. Tujuan Penjahitan
h. Pemantauan Kala IV
Saat yang paling kritis pada ibu pasca melahirkan adalah pada
masa post partum. Pemantauan ini dilakukan untuk mencegah adanya
kematian ibu akibat perdarahan. Kematian ibu
pasca persalinan biasanya tejadi dalam 6 jam post partum. Hal ini
disebabkan oleh infeksi, perdarahan dan eklampsia post partum.
Selama kala IV, pemantauan dilakukan 15 menit pertama
setelah plasenta lahir dan 30 menit kedua setelah persalinan.
No Penilaian Keterangan
Tindakan Baik:
1) Vital sign – Tekanan darah normal < 140/90 mmHg; Bila TD < 90/
60 mmHg, N > 100 x/ menit (terjadi masalah); Masalah yang
timbul kemungkinan adalah demam atau perdarahan.
2) Suhu – S > 380 C (identifikasi masalah); Kemungkinan terjadi
dehidrasi ataupun infeksi.
3) Nadi
4) Pernafasan
5) Tonus uterus dan tinggi fundus uteri – Kontraksi tidak baik
maka uterus teraba lembek; TFU normal, sejajar dengan pusat atau
dibawah pusat; Uterus lembek (lakukan massase uterus, bila perlu
berikan injeksi oksitosin atau methergin).
6) Perdarahan – Perdarahan normal selama 6 jam pertama yaitu satu
pembalut atau seperti darah haid yang banyak. Jika lebih dari
normal identifikasi penyebab (dari jalan lahir, kontraksi atau
kandung kencing).
7) Kandung kencing – Bila kandung kencing
penuh, uterus berkontraksi tidak baik.
g. Tanda Bahaya Kala IV
1) Demam.
2) Perdarahan aktif.
3) Bekuan darah banyak.
4) Bau busuk dari vagina.
5) Pusing.
6) Lemas luar biasa.
7) Kesulitan dalam menyusui.
8) Nyeri panggul atau abdomen yang lebih dari kram uterus biasa.
B. ASUHAN KEPERAWATAN
1. KALA 1
a. Pengkajian
1) Anamnesa
a) Nama, umur, dan alamat
b) Gravida dan para
c) Hari pertama haid terakhir (HPHT)
d) Riwayat alergi obat
e) Riwayat kehamilan sekarang: ANC, masalah yang dialami
selama kehamilan seperti perdarahan, kapan mulai kontraksi,
apakah gerakan bayi masih terasa, apakah selaput ketuban
sudah pecah? Jika ya, cairan warnanya apa? Kental/ encer?
Kapan pecahnya? Apakah keluar darah pervagina? Bercak
atau darah segar? Kapan ibu terakhir makan dan minum?
Apakah ibu kesulitan berkemih?
f) Riwayat kehamilan sebelumnya
g) Riwayat medis lainnya seperti hipertensi, pernafasan
h) Riwayat medis saat ini (sakit kepala, pusing, mual, muntah
atau nyeri epigastrium)
i) Pemeriksaan fisik
j) Tunjukkan sikap ramah
k) Minta mengosongkan kandung kemih
l) Nilai keadaan umum, suasana hati, tingkat kegelisahan, warna
konjungtiva, kebersihan, status gizi, dan kebutuhan cairan
tubuh
m) Nilai tanda – tanda vital (TD, Nadi, suhu, dan pernafasan),
untuk akurasi lakukan pemeriksaan TD dan nadi diantara dua
kontraksi.
n) Pemeriksaan abdomen
o) Menentukan tinggi fundus
p) Kontraksi uterus
b. Diagnosa keperawatan
Tujuan:
2. KALA II
a. Pengkajian
1) Aktivitas /istirahat
Adanya kelelahan, ketidak mampuan melakukan dorongan
sendiri/ relaksasi.
Letargi.
Lingkaran hitam di bawah mata.
2) Sirkulasi: tekanan darah dapat meningkat 5-10mmHg diantara
kontraksi.
3) Integritas Ego
Respon emosional dapat meningkat.
Dapat merasa kehilangan control atau kebalikannya seperti saat
ini klien terlibat mengejan secara aktif.
4) Eleminasi.
Keinginan untuk defikasi, disertai tekanan intra abdominal dan
tekanan uterus.
Dapat mengalami rabas fekal saat mengejan.
Distensi kandung kemih mungkin ada , dengan urine
dikeluarkan selama upaya mendorong.
5) Nyeri/ Ketidak nyamanan
Dapat merintih/ meringis selama kontraksi.
Amnesia diantara kontraksi mungkin terlihat.
Melaporkan rasa terbakar/ meregang dari perineum.
Kaki dapat gemetar selama upaya mendorong.
Kontraksi uterus kuat terjadi 1,5 – 2 mnt masing-masing dan
berakhir 60-90 dtk.
Dapat melawan kontraksi , khususnya bila tidak berpartisipasi
dalam kelas kelahiran anak.
6) Pernafasan: peningkatan frekuensi pernafasan.
7) Keamanan
Diaforesis sering terjadi.
Bradikardi janin dapat terjadi selama kontraksi
8) Sexualitas
Servik dilatasi penuh( 10 cm) dan penonjolan 100%.
Peningkatan penampakan perdarahan vagina.
Penonjolan rectal/ perineal dengan turunnya janin.
Membrane mungkin rupture pada saat ini bila masih utuh.
Peningkatan pengeluaran cairan amnion selama kontraksi.
Crowning terjadi, kaput tampak tepat sebelum kelahiran pada
presentasi vertex
b. Diagnosa Keperawatan
Nyeri melahirkan berhubungan dengan pengeluaran janin dibuktikan
dengan perineum terasa tertekan
c. Perencanaan
Tujuan:
3. KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas/istirahat
Perilaku dapat direntang dari senang sampai keletihan.
2) Sirkulasi
Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat
kemudian kembali ke tingkat normal dengan cepat.
Hipotensi dapat terjadi sebagai respon terhadap analgesik dan
anastesi.
Frekuensi nadi lambat pada respon terhadap perubahan
jantung.
3) Makanan/cairan : kehilangan darah normal 200-300ml.
4) Nyeri/ketidaknyamanan :
Inspeksi manual pada uterus dan jalan lahir menetukan adanya
robekan atau laserasi. Perluasan episiotomi atau laserasi jalan lahir
mungkin ada.
5) Seksualitas :
Darah yang berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas dari
endometrium, biasanya dalam 1-5 menit setelah melahirkan bayi. Tali
pusat memanjang pada muara vagina. Uterus berubah dari discoid
menjadi bentuk globular.
6) Pemeriksaan fisik
Kondisi umum ibu : tanda vital (tekanan darah, nadi, respirasi,
suhu tubuh), status mental klien.
Inspeksi : perdarahan aktif dan terus menerus sebelum atau
sesudah melahirkan plasenta.
Palpasi : tinggi fundus uteri dan konsistensinya baik sebelum
maupun sesudah pengeluaran plasenta.
b. Diagnosa Keperawatan
Tujuan:
4. KALA IV
a. Pengkajian
1) Aktivitas / Istirahat
2) Sirkulasi
-Nadi biasanya lambat (50 – 70x / menit) karena
hipersensitivitas vagal
TD bervariasi : mungkin lebih rendah pada respon terhadap
analgesia /anastesia, atau meningkat pada respon terhadap
pemeriksaan oksitosin atau hipertensi karena kehamilan
Edema : bila ada mungkin dependen (misal : pada
ekstremitas bawah), atau dapat juga pada ekstremitas atas
dan wajah atau mungkin umum (tanda hipertensi pada
kehamilan)
Kehilangan darah selama persalinan dan kelahiran sampai
400 – 500 ml untuk kelahiran per vagina atau 600-800 ml
untuk kelahiran sesar
3) Integritas Ego
Reaksi emosional bervariasi dan dapat berubah-ubah misal :
eksitasi atau perilaku menunjukkan kurang kedekatan, tidak
berminat (kelelahan), atau kecewa
Dapat mengekspresikan masalah atau meminta maaf untuk
perilaku intrapartum atau kehilangan kontrol, dapat
mengekspresikan rasa takut mengenai kondisi bayi baru lahir
dan perawatan segera pada neonatal.
4) Eliminasi
Hemoroid sering ada dan menonjol
Kandung kemih mungkin teraba di atas simpisis pubis atau
kateter urinarius mungkin dipasang
Diuresis dapat terjadi bila tekanan bagian presentasi
menghambat aliran urinarius dan atau cairan IV diberikan
selama persalinan dan kelahiran.
5) Makanan / Cairan Dapat mengeluh haus, lapar, mual
6) Neurosensori: Hiperrefleksia mungkin ada (menunjukkan terjadinya
dan menetapnya hipertensi, khususnya pada pasien dengan diabetes
mellitus, remaja, atau pasien primipara)
7) Nyeri / Ketidaknyamanan. Pasien melaporkan ketidaknyamanan dari
berbagai sumber misalnya setelah nyeri, trauma jaringan / perbaikan
episiotomi, kandung kemih penuh, atau perasaan dingin / otot tremor
dengan “menggigil”
8) Keamanan
Pada awalnya suhu tubuh meningkat sedikit (dehidrasi)
Perbaikan episiotomi utuh dengan tepi jaringan merapat
9) Seksualitas
Fundus keras berkontraksi, pada garis tengah dan terletak
setinggi umbilicus
Drainase vagina atau lokhia jumlahnya sedang, merah gelap
dengan hanya beberapa bekuan kecil
Perineum bebas dari kemerahan, edema, ekimosis, atau rabas
Striae mungkin ada pada abdomen, paha, dan payudara
Payudara lunak dengan puting tegang
10) Penyuluhan / Pembelajaran. Catat obat-obatan yang diberikan,
termasuk waktu dan jumlah
11) Pemeriksaan Diagnostik. Hemoglobin / Hematokrit (Hb/Ht), jumlah
darah lengkap, urinalisis. Pemeriksaan lain mungkin dilakukan sesuai
indikasi dari temuan fisik.
b. Diagnosa Keperawatan
Risiko perdarahan dibuktikan dengan kurang terpapar informasi
tentang pencegahan perdarahan
C. Perencanaan
Tujuan:
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama …X 24 jam, diharapkan
penyembuhan luka pada pasien meningkat dengan kriteria hasil
sebagai berikut:
1) Penyatuan kulit meningkat
2) Penyatuan tepi luka meningkat
3) Jaringan granulasi meningkat
4) Edema pada sisi luka menurun
5) Peradangan luka menurun
6) Nyeri menurun
7) Infeksi menurun
C. Partograf
1. Definisi Partograf