Defisit perawatan diri merupakan suatu kondisi pada seseorang yang mengalami kelemahan kemampuan dalam melakukan atau melengkapi aktivitas perawatan diri secara mandiri seperti mandi (hygiene), berpakaian/berhias, makan dan BAB/BAK (toileting) (Fitria, 2009).
Defisit perawatan diri toileting adalah Klien memiliki keterbatasan
atau ketidakmampuan dalam mendapatkan jamban atau kamar kecil, duduk atau bangkit dari jamban, memanipulasi pakain untuk toileting, membersihkan diri setelah BAB/BAK dengan tepat, dan menyiram toilet atau kamar kecil (Keliat, 2010). TANDA DAN GEJALA DEFISIT PERAWATAN DIRI Menurut Herman, (2011), tanda dan gejala seseorang yang mengalami gangguan defisit perawatan diri adalah • Mandi / hygiene • Berpakaian / berhias • Makan • BAB / BAK DAMPAK MENURUT WARTONAH (2006)
membran mukosa mulut, infeksi pada mata dan telinga dan gangguan fisik pada kuku). • Dampak psikososial (gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi social ) ETIOLOGI MENURUT TARWOTO DAN WARTONAH DALAM DERMAWAN DAN RUSDI (2013), Kelelahan fisik. Penurunan kesadaran Menurut Depkes (2009), penyebab kurang perawatan diri adalah: (1) Faktor prediposisi • Perkembangan • Biologis • Biologis • Kemampuan realitas turun • Sosial (2) Faktor presipitasi Yang merupakan faktor presipitasi defisit perawatan diri adalah kurang penurunan motivasi, kerusakan kognisi atau perceptual, cemas, lelah/lemah yang dialami individu sehingga menyebabkan individu kurang mampu melakukan perawatan diri. PATOFISIOLOGI POHON MASALAH : Resiko Gangguan Persepsi Sensori : Halusinasi
Isolasi Sosial Defisit perawatan diri
Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah
Mekanisme Koping : Tidak Efektif
ASUHAN KEPERAWATAN DEFISIT PERAWATAN DIRI Pengkajian a. Pengumpulan Data Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan proses pengumpulan karakteristik subjek yang di perlukan dalam suatu penelitian (Nursalam, 2008 ). Data yang dikumpulkan bisa berupa data objektif yaitu data yang dapat secara nyata melalui observasi atau pemeriksaan langsung oleh perawat. Sedangkan data subjektif yang disampaikan secara lisan oleh klien dan keluarganya. Data ini didapat melalui wawancara perawat kepada klien dan keluarganya (Keliat, 2007 ) Sistematika pengkajian menurut Keliat (2007) meliputi : • Identitas klien • Keluhan utama dan alasan masuk • Faktor predisposisi • Psikososial • Status mental • Kebutuhan persiapan pulang • Mekanisme koping • Pengetahuan • Aspek medis • Masalah Keperawatan Perawat -Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan Klien tidak memerlukan peningkatan kesehatan, klien hanya memerlukan pemeliharaan kesehatan secara periodik karena tidak ada masalah. Ada masalah dengan kemungkinan Resiko terjadi masalah karena ada faktor yang dapat menimbulkan masalah. Aktual terjadinya masalah disertai data pendukung DIAGNOSA DEFISIT PERAWATAN DIRI Rencana Keperawatan 1. Defisit perawatan diri Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Tujuan Umum :Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri Berpakaian kriteria evaluasi : Menyisir rambut Pasien mampu melakukan kebersihan diri secara Berhias mandiri Pasien mampu melakukan berhias/berdandan 3) Melatih pasien makan secara mandiri secara baik Menjelaskan cara mempersiapkan makan Pasien mampu melakukan makan dengan baik Menjelaskan cara makan yang tertib Pasien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri Menjelaskan cara merapihkan peralatan Intervensi : makan setelah makan 1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri Praktek makan sesuai dengan tahapan Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. makan yang baik Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan 4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK diri secara mandiri Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga Menjelaskan tempat BAB/BAK yang sesuai kebersihan diri Menjelaskan cara membersihkan diri 2) Melatih pasien berdandan/berhias setelah BAB dan BAK Untuk pasien laki-laki latihan meliputi : Menjelaskan cara membersihkan tempat Berpakaian BAB dan BAK Menyisir rambut Bercukur IMPLEMENTASI KEPERAWATAN a) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan Melatih pasien makan secara mandiri. diri. Untuk melatih makan pasien, anda dapat Untuk melatih pasien dalam menjaga kebersihan diri, melakukan tahapan sebagai berikut : Anda dapat melakukan tahapan tindakan berikut : Menjelaskan cara mempersiapkan Menjelasan pentingnya menjaga kebersihan diri. makan. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan Menjelaskan cara makan yang tertib. diri. Menjelaskan cara merapihkan Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri. makan setelah makan Melatih pasien mempraktikkan cara menjaga Praktik makan sesuai dengan kebersihan diri. tahapan makan yang baik. Melatih pasien berdandan/berhias. Pasien melakukan BAB/BAK secara Anda sebagai perawat dapat melatih pasien berdandan. mandiri. Anda dapat melatih pasien Untuk pasien laki-laki tentu harus dibedakan untuk BAB dan BAK mandiri sesuai dengan wanita. tahapan berikut : 1) Untuk pasien laki-laki meliputi : Menjelaskan tempat BAB/BAK Berpakaian yang sesuai Menyisir rambut Menjelaskan cara membersihkan Bercukur diri setelah BAB dan BAK 2) Untuk pasien wanita, latihannya meliputi : Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK. Berpakaian Menyisir rambut Berhias EVALUASI 1) Pasien dapat menyebutkan hal berikut. Penyebab tidak merawat diri. Manfaat menjaga perawatan diri. Tanda-tanda bersih dan rapi. Gangguan yang dialami jika perawatan diri tidak diperhatikan. 2) Pasien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri dalam hal berikut. Kebersihan diri Berdandan Makan BAB/BAK STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI Pengertian Strategi Pelaksanaan Komunikasi Strategi pelaksanaan komunikasi merupakan standar asuhan keperawatan terjadwal yang diterapkan pada klien dan keluarga klien yang bertujuan untuk mengurangi masalah keperawatan jiwa yang ditangani Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan merupakan alat yang dijadikan sebagai panduan oleh seseorang perawat jiwa ketika berinteraksi dengan klien (Fitria, 2009). Tujuan strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut: a. Pada Klien Klien mampu melakukan kebersihan diri secara mandiri. Klien mampu melakukan berhias/berdandan secara baik. Klien mampu melakukan makan dengan baik. Klien mampu melakukan BAB/BAK secara mandiri Pembagian Strategi Pelaksanaan Komunikasi Defisit Perawatan Diri Pembagian strategi pelaksanaan komunikasi defisit perawatan diri menurut Purba (2009) adalah sebagai berikut: 1. Strategi Pelaksanaan 1 (SP1) Menjelaskan pentingnya menjaga kebersihan diri. Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihan diri. Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihan diri. Melatih klien mempraktekkan cara menjaga kebersihan diri. 2. Strategi Pelaksanaan 2 (SP2) Untuk melatih klien dalam berhias/ berdandan. Untuk pasien laki-laki harus dibedakan dengan wanita. Untuk pasien laki-laki latihannya meliputi : Berpakaian Menyisir rambut Bercukur Untuk pasien wanita latihannya meliputi : Berpakaian Menyisir rambut Berhias 3. Strategi Pelaksanaan 3 (SP3) Untuk melatih klien dapat melakukan tahapan sebagai berikut: Menjelaskan cara mempersiapkan makan. Menjelaskan cara makan yang tertib. Menjelaskan cara merapikan peralatan makan. Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yang baik. 4. Strategi Pelaksanaan 4 (SP4) Melatih klien BAB dan BAK secara mandiri sesuai tahapan berikut: Menjelaskan tempat BAB/BAK. Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB dan BAK. Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB dan BAK.