Anda di halaman 1dari 44

DASAR-DASAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA

Pengertian Anatomi Fisiologi (Martini, 2001)


Kata anatomy berasal dari bahasa yunani (Greek) yang secara literatur diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Antomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal)
dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang
lainnya. Contoh: mempelajari organ jantung dan posisinya dalam tubuh.
Kata physiology juga juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Contoh: seseorang yang ingin
mempelajari fisiologi tentang bagaimana jantung bisa memompa darah.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara
teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi yang spesifik
dibentuk dari struktur yang spesifik”.

Klasifikasi Anatomi
Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi makroskopik.
Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan histologi. Sitology
mempelajari suatu sel secara undividual sedangkan histologi memperlajari suatu jaringan.
Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata
telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional (fokus
pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem: pencernaan dll.)
Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari suatu struktur)

Klasifikasi Fisiologi
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan
bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik (mempelajari
fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu
organ)
Istilah dan Posisi Anatomi
Posisi anatomi adalah ketika seorang menghadap ke depan, dengan kepala tegak lurus, kedua
tangan berada di samping dengan ibu jari berada di samping/luar.
Istilah anatomi berdasrkan pposisi anatomi antara lain:

Anterior : depan
Medial : tengah
Superior : atas
Dextra : kanan
Ventra : bagian depan
Interna : dalam
Proximal : pangkal
Central : pusat
Parietal : lapisan luar
Superfisial : dangkal
Horizontal : bidang datar
Transversal : potingan melintang
Posterior : belakang
Lateral : samping
Inferior : bawah
Sinistra : kiri
Dorsal : bagian belakang
Externa : luar
Distal : ujung
Perifer : pinggir (tepi)
Visceral : lapisan dalam
Profunda : dalam
Vertical : bidang tegak
Longitudinal : potongan memanjang
Rongga-rongga dalam Tubuh Manusia
1. Rongga yang terdapat dalam kepala:
Ronggan tengkorak ( cavum Cranialis), isinya: otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum),
dan batang otak (brain stem)
Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita)
Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.
Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah dan gigi.
Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang pendengaran (maleus, incus,
stapes)
2. Rongga yang terdapat pada badan:
Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung (cardio), pembuluh darah
aorta, pembuluh darah vena cava, arteri dan vena pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus.
Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus (intestinum, duodenum,
jejunum), usus besar (colon), kelenjar pangkreas, limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)
Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria), rectum, pada laki-laki
kelenjar prostat, perempuan terdapat Rahim (uterus) dan indung telur (ovarium).

Tingkatan Organisasi dalam Tubuh Manusia


Tingkatan organisasi pada tubuh manusia berdasarkan kajian mikroskopik ke makroskopik
anatomi adalah:
Tingkat kimia atau molekul, dibentuk oleh atom yang merupakan unit sangat terkecil membentuk
molekumolekul dengan ukuran sangat kompleks. Contoh: molekul kompleks protein.
Tigkat seluler, interaksi dari molekul-mlekul yang membentuk organelle tertentu yang akan
membentuk sebuah sel.
Tingkat jarungan, kumpulan dari sel-sel tersebut akan membentuk suatu jaringan. Contoh:
jaringan otot.
Tingkat organ, merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang menyusun suatu organ.
Contoh: jantung.
Tingkat sistem organ, merupakan interaksi dari satu organ dengan organ yang lainnya sehingga
menyusun sistem organ. Contoh: sistem pencernaan.
Tingkat organisme, merupakan kesatuan seluruh sistem organ pada manusia yang akan
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Sistem Organ dalam Tubuh Manusia
Adapun beberapa sistem organ yang dimiliki oleh manusia antara lain:

1. Sistem integument
2. Sistem skeletal
3. Sistem muscular
4. Sistem persarafan
5. Sistem endokrin
6. Sistem kardiovaskular
7. Sistem limfatik
8. Sistem pernapasan
9. Sistem pencernaan
10. Sistem perkemihan
11. Sistem reproduksi pria
12. Sistem reproduksi wanita

DASAR-DASAR ANATOMI FISIOLOGI TUBUH MANUSIA


Pengertian Anatomi Fisiologi (Martini, 2001)
Kata anatomy berasal dari bahasa yunani (Greek) yang secara literatur diartikan sebagai
“membuka suatu potongan”. Antomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal)
dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang
lainnya. Contoh: mempelajari organ jantung dan posisinya dalam tubuh.
Kata physiology juga juga berasal dari bahasa yunani (Greek) yaitu ilmu yang mempelajari
bagaimana suatu organisme melakukan fungsi utamanya. Contoh: seseorang yang ingin
mempelajari fisiologi tentang bagaimana jantung bisa memompa darah.
Anatomi fisiologi adalah dua hal yang berkaitan erat satu dengan yang lainnya baik secara
teoritis maupun secara praktikal, sehingga muncul suatu konsep: “semua fungsi yang spesifik
dibentuk dari struktur yang spesifik”.

Klasifikasi Anatomi
Anatomi terbagi atas: (1) anatomi mikroskopik dan (2) anatomi makroskopik.
Anatomi mikroskopik adalah mempelajari suatu struktur yang tidak bisa dilihat dengan mata
telanjang. Bentuk pemeriksaan mikroskopis adalah pemeriksaan sitology dan histologi. Sitology
mempelajari suatu sel secara undividual sedangkan histologi memperlajari suatu jaringan.
Anatomi makroskopik mempelajari suatu struktur yang besar yang bisa dilihat dengan mata
telanjang, antara lain: anatomi permukaan (ciri-ciri dari permukaannya), anatomi regional (fokus
pada area tertentu), anatomi sistemik (mempelajari organ secara sistem: pencernaan dll.)
Anatomi perkembangan (mempelajari perubahan dari suatu struktur)

Klasifikasi Fisiologi
Fisiologi manusia adalah ilmu yang mempelajari tentang faal (fungsi) dari tubuh manusia.
Adapun spesifikasi fisiologi dari anatomi antara lain: fisiologi sel (mempelajari fungsi sel dan
bagian-bagiannya), Fisiologi spesifik (mempelajari suatu organ), fisiologi sitemik (mempelajari
fungsi organ secara sistemik), fisiologi patologikal (mempelajari efek penyakit terhadap suatu
organ)

Istilah dan Posisi Anatomi


Posisi anatomi adalah ketika seorang menghadap ke depan, dengan kepala tegak lurus, kedua
tangan berada di samping dengan ibu jari berada di samping/luar.
Istilah anatomi berdasrkan pposisi anatomi antara lain:

Anterior : depan
Medial : tengah
Superior : atas
Dextra : kanan
Ventra : bagian depan
Interna : dalam
Proximal : pangkal
Central : pusat
Parietal : lapisan luar
Superfisial : dangkal
Horizontal : bidang datar
Transversal : potingan melintang
Posterior : belakang
Lateral : samping
Inferior : bawah
Sinistra : kiri
Dorsal : bagian belakang
Externa : luar
Distal : ujung
Perifer : pinggir (tepi)
Visceral : lapisan dalam
Profunda : dalam
Vertical : bidang tegak
Longitudinal : potongan memanjang

Rongga-rongga dalam Tubuh Manusia


1. Rongga yang terdapat dalam kepala:
Ronggan tengkorak ( cavum Cranialis), isinya: otak besar (cerebrum), otak kecil (cerebellum),
dan batang otak (brain stem)
Rongga mata (cavum orbital), isinya: bola mata (orbita)
Rongga hidung (cavum nasi), isinya: tempat lewatnya udara pernafasan.
Rongga mulut (cavum oris), isinya lidah dan gigi.
Rongga telinga tengah (cavum tympani), isinya: tulang-tulang pendengaran (maleus, incus,
stapes)
2. Rongga yang terdapat pada badan:
Rongga dada (cavum thoracis), isinya: paru-paru (pulmo), jantung (cardio), pembuluh darah
aorta, pembuluh darah vena cava, arteri dan vena pulmonalis, trachea, bronchus, dan eosophagus.
Rongga perut (cavum abdomen), isinya: lambung (gaster), usus halus (intestinum, duodenum,
jejunum), usus besar (colon), kelenjar pangkreas, limpa (lien), hati (hepar), dan ginjal (renal)
Rongga pangul (cavum pelvis), isinya: kandung kkemih (vesika urinaria), rectum, pada laki-laki
kelenjar prostat, perempuan terdapat Rahim (uterus) dan indung telur (ovarium).

Tingkatan Organisasi dalam Tubuh Manusia


Tingkatan organisasi pada tubuh manusia berdasarkan kajian mikroskopik ke makroskopik
anatomi adalah:
Tingkat kimia atau molekul, dibentuk oleh atom yang merupakan unit sangat terkecil membentuk
molekumolekul dengan ukuran sangat kompleks. Contoh: molekul kompleks protein.
Tigkat seluler, interaksi dari molekul-mlekul yang membentuk organelle tertentu yang akan
membentuk sebuah sel.
Tingkat jarungan, kumpulan dari sel-sel tersebut akan membentuk suatu jaringan. Contoh:
jaringan otot.
Tingkat organ, merupakan kumpulan dari beberapa jaringan yang menyusun suatu organ.
Contoh: jantung.
Tingkat sistem organ, merupakan interaksi dari satu organ dengan organ yang lainnya sehingga
menyusun sistem organ. Contoh: sistem pencernaan.
Tingkat organisme, merupakan kesatuan seluruh sistem organ pada manusia yang akan
mempertahankan kehidupan dan kesehatan.
Sistem Organ dalam Tubuh Manusia
Adapun beberapa sistem organ yang dimiliki oleh manusia antara lain:

1. Sistem integument
2. Sistem skeletal
3. Sistem muscular
4. Sistem persarafan
5. Sistem endokrin
6. Sistem kardiovaskular
7. Sistem limfatik
8. Sistem pernapasan
9. Sistem pencernaan
10. Sistem perkemihan
11. Sistem reproduksi pria
12. Sistem reproduksi wanita

KODE ETIK KEPERAWATAN NASIONAL DAN DUNIA


1. Definisi
Etik merupakan prinsip yang menyangkut benar dan salah, baik dan buruk dalam hubungan
dengan orang lain. Etik merupakan studi tentang perilaku, karakter dan motif yang baik serta
ditekankan pada penetapan apa yang baik dan berharga bagi semua orang.

Secara umum, terminologi etik dan moral adalah sama. Etik memiliki terminologi yang berbeda
dengan moral bila istilah etik mengarahkan terminologinya untuk penyelidikan filosofis atau
kajian tentang masalah atau dilema tertentu. Moral mendeskripsikan perilaku aktual, kebiasaan
dan kepercayaan sekelompok orang atau kelompok tertentu. Etik juga dapat digunakan untuk
mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga etik merefleksikan sifat, prinsip dan
standar seseorang yang mempengaruhi perilaku profesional. Cara hidup moral perawat telah
dideskripsikan sebagai etik perawatan. Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa etik
merupakan istilah yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia
berperilaku, apa yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain.

1. TIPE-TIPE ETIK
2. Bioetik
Bioetik merupakan studi filosofi yang mempelajari tentang kontroversi dalam etik, menyangkut
masalah biologi dan pengobatan. Lebih lanjut, bioetik difokuskan pada pertanyaan etik yang
muncul tentang hubungan antara ilmu kehidupan, bioteknologi, pengobatan, politik, hukum, dan
theology. Pada lingkup yang lebih sempit, bioetik merupakan evaluasi etik pada moralitas
treatment atau inovasi teknologi, dan waktu pelaksanaan pengobatan pada manusia. Pada lingkup
yang lebih luas, bioetik mengevaluasi pada semua tindakan moral yang mungkin membantu atau
bahkan membahayakan kemampuan organisme terhadap perasaan takut dan nyeri, yang meliputi
semua tindakan yang berhubungan dengan pengobatan dan biologi. Isu dalam bioetik antara
lain : peningkatan mutu genetik, etika lingkungan, pemberian pelayanan kesehatan Dapat
disimpulkan bahwa bioetik lebih berfokus pada dilema yang menyangkut perawatan kesehatan
modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap masalah-masalah pelayanan kesehatan

1. Clinical ethics/Etik klinik


Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah etik selama
pemberian pelayanan pada klien. Contoh clinical ethics : adanya persetujuan atau penolakan, dan
bagaimana seseorang sebaiknya merespon permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
1. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan dalam
tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

1. TEORI ETIK
a) Utilitarian

Kebenaran atau kesalahan dari tindakan tergantung dari konsekwensi atau akibat tindakan
Contoh : Mempertahankan kehamilan yang beresiko tinggi dapat menyebabkan hal yang tidak
menyenangkan, nyeri atau penderitaan pada semua hal yang terlibat, tetapi pada dasarnya hal
tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayinya.

b) Deontologi

Pendekatan deontologi berarti juga aturan atau prinsip. Prinsip-prinsip tersebut antara lain
autonomy, informed consent, alokasi sumber-sumber, dan euthanasia.

1. PRINSIP-PRINSIP ETIK
1) Otonomi (Autonomy)

Prinsip otonomi didasarkan pada keyakinan bahwa individu mampu berpikir logis dan mampu
membuat keputusan sendiri. Orang dewasa dianggap kompeten dan memiliki kekuatan membuat
sendiri, memilih dan memiliki berbagai keputusan atau pilihan yang harus dihargai oleh orang
lain. Prinsip otonomi merupakan bentuk respek terhadap seseorang, atau dipandang sebagai
persetujuan tidak memaksa dan bertindak secara rasional. Otonomi merupakan hak kemandirian
dan kebebasan individu yang menuntut pembedaan diri. Praktek profesional merefleksikan
otonomi saat perawat menghargai hak-hak klien dalam membuat keputusan tentang perawatan
dirinya.

2) Berbuat baik (Beneficience)

Beneficience berarti, hanya melakukan sesuatu yang baik. Kebaikan, memerlukan pencegahan
dari kesalahan atau kejahatan, penghapusan kesalahan atau kejahatan dan peningkatan kebaikan
oleh diri dan orang lain. Terkadang, dalam situasi pelayanan kesehatan, terjadi konflik antara
prinsip ini dengan otonomi.
3) Keadilan (Justice)

Prinsip keadilan dibutuhkan untuk terpai yang sama dan adil terhadap orang lain yang
menjunjung prinsip-prinsip moral, legal dan kemanusiaan. Nilai ini direfleksikan dalam prkatek
profesional ketika perawat bekerja untuk terapi yang benar sesuai hukum, standar praktek dan
keyakinan yang benar untuk memperoleh kualitas pelayanan kesehatan.

4) Tidak merugikan (Nonmaleficience)

Prinsip ini berarti tidak menimbulkan bahaya/cedera fisik dan psikologis pada klien.

5) Kejujuran (Veracity)

Prinsip veracity berarti penuh dengan kebenaran. Nilai ini diperlukan oleh pemberi pelayanan
kesehatan untuk menyampaikan kebenaran pada setiap klien dan untuk meyakinkan bahwa klien
sangat mengerti. Prinsip veracity berhubungan dengan kemampuan seseorang untuk mengatakan
kebenaran. Informasi harus ada agar menjadi akurat, komprensensif, dan objektif untuk
memfasilitasi pemahaman dan penerimaan materi yang ada, dan mengatakan yang sebenarnya
kepada klien tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan keadaan dirinya selama menjalani
perawatan. Walaupun demikian, terdapat beberapa argument mengatakan adanya batasan untuk
kejujuran seperti jika kebenaran akan kesalahan prognosis klien untuk pemulihan atau adanya
hubungan paternalistik bahwa ”doctors knows best” sebab individu memiliki otonomi, mereka
memiliki hak untuk mendapatkan informasi penuh tentang kondisinya. Kebenaran merupakan
dasar dalam membangun hubungan saling percaya.

6) Menepati janji (Fidelity)

Prinsip fidelity dibutuhkan individu untuk menghargai janji dan komitmennya terhadap orang
lain. Perawat setia pada komitmennya dan menepati janji serta menyimpan rahasia klien.
Ketaatan, kesetiaan, adalah kewajiban seseorang untuk mempertahankan komitmen yang
dibuatnya. Kesetiaan, menggambarkan kepatuhan perawat terhadap kode etik yang menyatakan
bahwa tanggung jawab dasar dari perawat adalah untuk meningkatkan kesehatan, mencegah
penyakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan.

7) Karahasiaan (Confidentiality)
Aturan dalam prinsip kerahasiaan adalah informasi tentang klien harus dijaga privasi klien.
Segala sesuatu yang terdapat dalam dokumen catatan kesehatan klien hanya boleh dibaca dalam
rangka pengobatan klien. Tidak ada seorangpun dapat memperoleh informasi tersebut kecuali
jika diijinkan oleh klien dengan bukti persetujuan. Diskusi tentang klien diluar area pelayanan,
menyampaikan pada teman atau keluarga tentang klien dengan tenaga kesehatan lain harus
dihindari.

8) Akuntabilitas (Accountability)

Akuntabilitas merupakan standar yang pasti bahwa tindakan seorang profesional dapat dinilai
dalam situasi yang tidak jelas atau tanpa terkecuali.
KODE ETIK KEPERAWATAN INDONESIA

Kode etik adalah pernyataan standar profesional yang digunakan sebagai pedoman perilaku dan
menjadi kerangka kerja untuk membuat keputusan. Aturan yang berlaku untuk seorang perawat
Indonesia dalam melaksanakan tugas/fungsi perawat adalah kode etik perawat nasional
Indonesia, dimana seorang perawat selalu berpegang teguh terhadap kode etik sehingga kejadian
pelanggaran etik dapat dihindarkan. Kode etik keperawtan Indonesia :

a. Perawat dan Klien

1) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan menghargai harkat dan martabat manusia,
keunikan klien dan tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, warna kulit,
umur, jenis kelamin, aliran politik dan agama yang dianut serta kedudukan sosial.

2) Perawat dalam memberikan pelayanan keperawatan senantiasa memelihara suasana


lingkungan yang menghormati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan kelangsungan hidup beragama
klien.

3) Tanggung jawab utama perawat adalah kepada mereka yang membutuhkan asuhan
keperawatan.

4) Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang dikehendaki sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya kecuali jika diperlukan oleh yang berwenang sesuai dengan ketentuan
hukum yang berlaku.

b. Perawat dan praktek

1) Perawat memlihara dan meningkatkan kompetensi dibidang keperawatan melalui belajar


terus-menerus

2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran
profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan klien.

3) Perawat dalam membuat keputusan didasarkan pada informasi yang akurat dan
mempertimbangkan kemampuan serta kualifikasi seseorang bila melakukan konsultasi,
menerima delegasi dan memberikan delegasi kepada orang lain
4) Perawat senantiasa menjunjung tinggi nama baik profesi keperawatan dengan selalu
menunjukkan perilaku profesional.

c. Perawat dan masyarakat

Perawat mengemban tanggung jawab bersama masyarakat untuk memprakarsai dan mendukung
berbagai kegiatan dalam memenuhi kebutuhan dan kesehatan masyarakat.

d. Perawat dan teman sejawat

1) Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan tenaga
kesehatan lainnya, dan dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

2) Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan secara tidak kompeten, tidak etis dan ilegal.

e. Perawat dan Profesi

1) Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkannya dalam kegiatan pelayanan dan pendidikan keperawatan

2) Perawat berperan aktif dalam berbagai kegiatan pengembangan profesi keperawatan

3)Perawat berpartisipasi aktif dalam upaya profesi untuk membangun dan memelihara kondisi
kerja yang kondusif demi terwujudnya asuhan keperawatan yang bermutu tinggi.
KODE ETIK KEPERAWATAN I

KODE ETIK KEPERAWATAN AMERICAN NURSES ASSOCIATION

1. Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan status sosial atau ekonomi, atribut personal
atau corak masalah kesehatan.
2. Perawat melindungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang
bersifat rahasia
3. Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompoten, tidak etis atau ilegal
4. Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang
dijalankan masing-masing individu
5. Perawat memelihara kompetensi keperawatan
6. Perawat melaksanakan pertimbangan yang beralasan dan menggunakan kompetensi dan
kualifikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung jawab
dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
7. Perawat turut serta beraktivitas dalam membantu pengembangan pengetahuan profesi
8. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningfkatkan
standar keperawatan
9. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi
kerja yang mendukung pelayanan keperawatan yang berkualitas
10. Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap
informasi dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat
11. Perawat bekerja sama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya
dalam meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan
kesehatan publik
(International Council of Nurse (ICN)

1. Tanggung Jawab Utama Perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan dan mengurangi penderitaan. Untuk melaksanakan tanggung jawab utama
tersebut, perawat harus meyakini bahwa :
 kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan di berbagai tempat adalah
sama.
 pelaksanaan praktik keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan
yang bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi
manusia.
 dalam melaksanakan pelayanan kesehatan dan /atau keperawatan kepada individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat, perawat mengikutsertakan kelompok dan instansi
terkait.
2. Perawat, individu, dan anggota kelompok masyarakat.

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyuarakat. Oleh karena itu , dalam menjalankan tugas, perawat perlu meningkatkan
keadaan lingkungan kesehatan dengan menghargai nilai-nilai yang ada di masyarakat,
menghargai aadat kebiasaan serta kepercayaan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
yang menjadi pasien atau kliennya. Perawat dapat memegang teguh rahasia pribadi (privasi) dan
hanya dapat memberikan keterangan bila diperlukaan oleh pihak yang berkepentingan atau
pengadilan.

3.Perawat dan pelaksanaan praktik keperawatan

Perawat memegang peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktik
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.
Perawat dapat mengembangkan pengetahuan yang dimilikinya secara aktif untuk menopang
perannya dalam situasi tertentu. Perawat sebagai anggota profesi, setiap saat dapat
mempertahankan sikap sesuai dengan standar profesi keperawatan.

4. Perawat dan lingkungan masyarakat

Perawat dapat memprakarsai pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan
serta secara aktif dalam menentukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi di
masyarakat.

5. Perawat dan sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman kerja, baik tenaga keperawatan
maupun tenaga profesi lain di keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin seseorang,
bila dalam masa perawatannya merasa terancam.
6. Perawat dan profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktik
keperawatan dan pendidikan keperawatan . Perawat diharapkan ikut aktif dalam
mengembangkan pengetahuan dalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.
Perawat sebagai anggota profesi berpartisipasi dalam memelihara kestabilan sosial dan ekonomi
sesuai dengan kondisi pelaksanaan praktik keperawatan
KONSEP DASAR ETIKA

A. Pengertian etika dan profesi

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi perilaku seseorang
yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang merupakan suatu kewajiban dan
tanggung jawab moral. Etika atau Ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat,
kebiasaan, perilaku atau karakter. Menurut kamus webster, Etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral.

Etika berasal dari bahasa Yunani ethikos yang berarti adat istiadat atau kebiasaan. Etika adalah
ilmu tentang kesusilaan yang menentukan bagaiman sepatutnya manusia hidup didalam
masyarakat yang menyangkut aturan-aturan atau prinsip-prinsip yang menentukan tingkah laku
yang benar, yaitu baik buruk, kewajiban, dan tanggung jawab. Moral, berasal dari kata latin yang
berarti adat istiadat atau kebiasaan. Moral adalah perilaku yang diharapkan oleh masyarakat yang
merupakan “standar prilaku” dan “nilai-nilai” yang harus diperhatikan bila seseorang menjadi
anggota masyarakat dimana ia tinggal. Sumber yang lain menyatakan bahwa moral mempunyai
arti tentang perilaku dan keharusan masyarakat, sedangkan etika mempunyai arti prinsip-prinsip
dibelakan keharusan tersebut.

 Etiket atau adat merupakan suatu yang dikenal, diketahui, diulang, serta menjadi suatu
kebiasaan didalam suatu masyarakat, baik berupa kata-kata atau suatu bentuk perbuatan yang
nyata.
 Etika kesehatan merupkan penerapan nilai etika terhadap bidang pemeliharaan/pelayanan
kesehatan masyarakat.
 Etika keperawatan dapat diartikan sebagai filsafat yang mengarahkan tanggung jawab
moral yang mendasari pelaksanaan praktek keperawatan
 Inti falsafah keperawatan adalah hak dan martabat manusia, sedangkan fokus etika
keperawatan adalah sifat manusia yang unik
B. Konsep moral dalam praktek keperawatan

1. Advokasi
Arti advokasi menurutu ANA (1985) adalah “melindungi klien atau masyarakat terhadap
pelayanan kesehatah dan keselamatan praktek tidak sah yang tidak kompeten dan melanggar
etika yang dilakukan oleh siapapun”. Advokasi merupakan dasar falsafah dan ideal keperawatan
yang melibatkan bantuan perawatan secara aktif kepada individu untuk secara bebas menentukan
nasibnya sendiri. Pada dasarnya peran perawat sebagai advokat pasien adalah memberi informasi
dan memberi bantuan kepada pasien atas keputusan apapun yang dibuat pasien. Memberi
informasi berarti menyediakan penjelasan atau informasi sesuai yang dibutuhkan pasien.
Memberi bantuan mengandung dua peran, yaitu peran aksi dan non aksi.

2. Akuntabilitas
Akuntabilitas mengandung arti dapat mempertanggung jawabkan suatu tindakan yang dilakukan
dan dapat menerima konsekuensi dari tindakan tersebut. Akuntabilitas mengandung dua
komponen utama, yaitu tanggung jawab dan tanggung gugat. Ini berarti bahwa tindakan yang
dilakukan perawat dilihat dari praktek keperawatan, kode etik dan undang-undang dibenarkan
atau absah.

3. Loyalitas
Merupakan suatu konsep dengan berbagai segi, meliputi simpati, peduli, dan hubungan timbal-
balik terhadap pihak yang secara profesional berhubungan dengan perawat. Ini berarti ada
pertimbangan tentang nilai dan tujuan orang lain secara nilai dan tujuan sendiri. Hubungan
profesional dipertahankan dengan cara menyusun tujuan bersama, menepati janji, menentukan
masalah dan prioritas, serta mengupayakan pencapaian kepuasan bersama. Untuk mencapai
kualitas asuhan keperawatan yang tinggi dan hubungan dengan pihak yang harmonis, maka
aspek loyalitas harus dipertahankan oleh setiap perawat baik loyalitas kepada pasien, teman
sejawat, rumah sakit maupun profesi. Untuk mewujudkan hal tersebut, beberapa argumentasi
yang perlu diperhatikan sebagai berikut :

o Masalah pasien tidak boleh didiskusikan dengan pasien lain dan perawat harus bijaksana bila
informasi dari pasien harus didiskusikan secara profesional

o Perawat harus menghindari pembicaraan yang tidak bermanfaat, dan berbagai persoalan yang
berkaitan dengan pasien, rumah sakit atau pekerja rumah sakit harus didiskusikan dengan umum.

o Perawat harus menghargai dan memberi bantuan kepada teman sejawat. Kegagalan dalam
melakukan hal ini dapat menurunkan penghargaan dan kepercayaan masyarakat kepada tenaga
kesehatan.

o Pandangan masyarakat terhadap profesi keperawatan ditentukan oleh kelakuan anggota profesi.
Perawat harus menunjukkan loyalitasnya kepada profesi dengan berperilaku secara tepat pada
saat bertugas
C. Permasalahan dasar etika keperawatan

Bandman dan bandman (1990) secara umum menjelaskan bahwa permasalahan etika
keperawatan pada dasarnya terdiri dari lima jenis, yaitu :

² Kuantitas Melawan Kuantitas Hidup

Contoh Masalahnya : seorang ibu minta perawat untuk melepas semua selang yang dipasang
pada anaknya yang berusia 14 tahun, yang telah koma selama 8 hari. Dalam keadaan seperti ini,
perawat menghadapi permasalahan tentang posisi apakah yang dimilikinya dalam menentukan
keputusan secara moral. Sebenarnya perawat berada pada posisi permasalahan kuantitas
melawan kuantitas hidup, karena keluaga pasien menanyakan apakah selang-selang yang
dipasang hampir pada semua bagian tubuh dapat mempertahankan pasien untuk tetap hidup.

² Kebebasan Melawan Penanganan dan Pencegahan Bahaya.

Contoh masalahnya : seorang pasien berusia lanjut yang menolak untuk mengenakan sabuk
pengaman sewaktu berjalan. Ia ingin berjalan dengan bebas. Pada situasi ini, perawat pada
permasalahan upaya menjaga keselamatan pasien yang bertentangan dengan kebebasan pasien.

² Berkata secara jujur melawan berkata bohong

Contoh masalahnya : seorang perawat yang mendapati teman kerjanya menggunakan narkotika.
Dalam posisi ini, perawat tersebut berada pada masalah apakah ia akan mengatakan hal ini
secara terbuka atau diam, karena diancam akan dibuka rahasia yang dimilikinya bila melaporkan
hal tersebut pada orang lain.

² Keinginan terhadap pengetahuan yang bertentangan dengan falsafah agama, politik, ekonomi
dan ideologi

Contoh masalahnya : seorang pasien yang memilih penghapusan dosa daripada berobat kedokter.

² Terapi ilmiah konvensional melawan terapi tidak ilmiah dan coba-coba

Contoh masalahnya : di Irian Jaya, sebagian masyarakat melakukan tindakan untuk mengatasi
nyeri dengan daun-daun yang sifatnya gatal. Mereka percaya bahwa pada daun tersebut terdapat
miang yang dapat melekat dan menghilangkan rasa nyeri bila dipukul-pukulkan dibagian tubuh
yang sakit.

Konsep Profesi Keperawatan

1. Etika hubungan tim keperawatan


Tim keperawatan terdiri dari semua individu yang terlibat dalam pemberian asuhan keperawatan
kepada pasien. Komposisi anggota tim keperawatan bervariasi, tergantung pada tenaga
keperawatan yang ada, sensus pasien, jenis unit keperawatan, dan program pendidikan
keperawatan yang berafiliasi/kerjasama Faktor-faktor tim keperawatan yang diarahkan terhadap
kualitas asuhan keperawatan : Dalam kerjasama dengan sesama tim, semua perawat harus
berprinsip dan ingat bahwa fokus dan semua upaya yang dilakukan adalah mengutamakan
kepentingan pasien serta kualitas asuhan keperawatan dan semua perawat harus mampu
mengadakan komunikasi secara efektif. Latar belakang pendidikan, jenis pekerjaan maupun
kemampuan bervariasi, maka dalam pemberian tugas asuhan keperawatan, perawatan dibagi
dalam berbagai kategori, misalnya perawat pelaksana, kepala bangsal, kepala unit perawat,
kepala seksi perawatan (supervisor), dan kepala bidang keperawatan (direktor president of
nursing). Dalam memberikan asuhan keperawatan, setiap anggota harus mampu
mengkomunikasikan dengan perawat anggota lain, dimana permasalahan etis dapat didiskusikan
dengan sesama perawat atau atasannya.

2. Hubungan perawat-pasien-dokter
Perawat, pasien, dan dokter adalah tiga unsur manusia yang saling berhubungan selama mereka
masih terkait dalam suatu hubungan timbal balik pelayanan kesehatan. Hubungan perawat
dengan dokter telah terjalin seiring dengan perkembangan kedua profesi ini, tidak terlepas dari
sejarah, sifat ilmu/pendidikan, latar belakang personal dan lain-lain. Berbagai model hubungan
perawat-pasien-dokter telah dikembangkan, diantaranya adalah model yang dikembangkan oleh
Szasz dan hollander, mereka mengembangkan tiga model hubungan dokter-perawat di mana
model ini terjadi pada semua hubungan antar manusia, termasuk hubungan antara perawat dan
dokter Model Yang Dikembangka Szasz dan hollander :

1. Model Aktivitas – Pasivitas


Suatu model dimana dokter berperan aktif dan pasien berperan pasif. Model ini tepat untuk bayi,
pasien koma, pasien bius, dan pasien dalam keadaan darurat. Dokter berada pada posisi mengatur
semuanya, merasa mempunyai kekuasaan, dan identitas pasien kurang diperhatikan. Model ini
bersifat otoriter dan paternalistic.

1. Model Hubungan Membantu


Merupakan dasar untuk sebagian besar dari praktek kedokteran. Model ini terdiri dari pasien
yang mempunyai gejala mencari bantuan dan dokter yang mempunyai pengetahuan terkait
dengan kebutuhan pasien. Dokter memberikan bantuan dalam bentuk perlakuan/pengobatan.
Timbal baliknya, pasien diharapkan bekerja sama dengan mentaati anjuran dokter. Dalam model
ini, dokter mengetahui apa yang terbaik bagi pasien, memegang apa yang diminati pasien dan
bebas dari prioritas yang lain. Model ini bersifat paternalistic atau sedikit lebih rendah.

1. Model Partisipasi Mutual


Model ini berdasarkan pada anggapan bahwa hak yang sama/kesejajaran antara umat manusia
merupakan nilai yang tinggi. Model ini mencerminkan asumsi dasar dari proses demokrasi.
Interaksi, menurut model ini, menyebutkn bahwa pihaknya yang saling berinteraksi mempunyai
kekuasaan yang sama, saling membutuhkan, dan aktivitas yang dilakukan akan memberikan
kepuasaan kedua pihak. Robert Veatch mengembangkan empat model hubungan dokter – pasien
meliputi :

1. The Engineering Model


Dalam model ini veatch menolak sikap kemungkinan nilai bebas murni dari ilmu atau
kedokteran pilihan-pilihan dibuat secara terus menerus terhadap fakta, observasi, desain
penelitian, dan tingkatan statistik signifikasi dalam suatu kerangka nilai-nilia dengan praduga
menurut ilmu-ilmu murni. Sejumlah besar piliha-pilihan nilai dan signifikasi harus dibuat oleh
orang-orang terhadap ilmu terapan seperti kedokteran, yang mana tidak seperti ilmu teknik, nilai-
nilai tidak dapat ditiadakan dari nasehat teknis terhadap

1. The Pristly Model


Dalam model ini dokter memegang vigure seorang ahli moral yang dapat memberi tahu pasien
apa yang harus dikerjakan pasien pada situasi tertentu. Tradisi ini berdasarkan prinsip etis jangan
kerjakan ketidak baikan. Ini mencerminkan pelaksanaan prinsip paternalistic dengan tidak
memberitahukan berita buruk kepada pasien, tetapi memberikan suatu pemantapan yang tidak
nyata. Model ini tidak menyertakan pasien dalam membuat keputusan, tetapi menyerahkan
kebebasan kepada dokter, misalnya, pasien tidak diizinkan menolak transfusi darah yang
menurut agamanya tidak diperbolehkan. Prinsip paternalime mengurangi takdir pasien dengan
mengurangi pengendalian pasien terhadap tubuh dan kehidupan.

1. The Collegial Model


Dalam model ini, dokter dan perawat merupakan mitra dalam mencapai tujuan untuk
menyembuhkan penyakit dan mempertahankan kesehatan pasien. Saling percaya dan percaya
diri merupakan hal utama. Kedua belah pihak mempunyai kedudukan yang sama. Namun pada
kenyataannya, veatch berpendapat bahwa sebenarnya tidak ada dasar untuk persamaan
kedudukan dalam hubungan pasien-dokter karna perbedaan kelas sosial, status ekonomi,
pendidikan dan sistem nilai menimbulkan asumsi tentang rasa tertarik yang lazim terhadap ilusi.

1. The Contractual Model


Dalam model ini, peserta yang mengadakan hubungan/interaksi berharap untuk memegang
ketaatan terhadap anjuran dan manfaat untuk kedua belah pihak. Kesepakatan terhadap prinsip
moral merupakan hal yang penting. Lebih lanjut dalam kesepakatan hubungan, pasien berhak
menentukan nasib mereka. Dalam model ini terjadi curah pendapat tentang tanggung jawab dan
kewajiban etis.

Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien, serta hubungan dengan dokter, dikenal
beberapa peran perawat, yaitu :

1. Peran independen ( Mandiri )


Peran mandiri merupakan peran perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang dapat
dipertanggung jawabkan oleh perawat secara mandiri

2. Peran dependen ( Tergantung Pada Dokter )


Peran tergantung merupakan peran perawat dalam melaksanakan program kesehatan dimana
pertanggung jawaban dipegang oleh dokter.

3. Peran inter dependen ( Kolaborasi )


Peran kolaborasi merupakan peran perawat dalam mengatasi permasalahan secara team work
dengan tim kesehatan lain.

3. Hubungan perawat-pasien dalam koteks etis


Peran perawat secara umum dapat digunakan kerangka yang mengacu pada pandangan dasar
hildegard E.peplav, tentang hubungan perawat-pasien, yang merupakan suatu teori yang
mendasari nilai dan martabat manusia, pengembangan rasa percaya, pengukuran pemecahan
masalah, dan kolaborasi.

Dalam konteks hubungan perawat-pasien, perawat dapat berperan sebagai konselor pada saat
pasien mengungkapkan kejadian dan perasaan tentang penyakitnya. Dapat pula berperan sebagai
pengganti orang tua (terutama pada pasien anak), saudara kandung, atau teman bagi pasien
dalam mengungkapkan perasaannya.

Pada dasarnya hubungan antara perawat-pasien berdasarkan pada sifat alamiah perawat dan
pasien dalam berinteraksi perawat-pasien, peran yang dimiliki masing-masing membentuk suatu
kesepakatan atau persetujuan dimana pasien mempunyai peran dan hak sebagai pasien dan
perawat mempunyai peran dan hak sebagai perawat. Dan dalam hubungan perawat-pasien maka
setiap hubungan harus didahului dengan kontrak dan kesepakatan bersama, dimana pasien
mempunyai peran sebagai pasien dan perawat sebagai perawat. Kesepakatan ini menjadi
parameter bagi perawat dalam memutuskan setiap tindakan etis.
Kode Etik Profesi Keperawatan

A. Pengertian Kode Etik Keperawatan

Kode Etik Keperawatan merupakan bagian dari etika kesehatan yang menerapkan nilai etika
terhadap bidang pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat.

Kode etik merupakan salah satu ciri/persyaratan profesi, yang memberikan arti penting dalam
penentuan, pemertahanan dan peningkatan standar profesi. Kode etik menunjukkan bahwa
tanggung jawab dan kepercayaan dari masyarakat telah diterima oleh profesi.

1. Kode etik keperawatan menurut ICN

a) Tanggung jawab utama perawat

Tanggung jawab utama perawat adalah meningkatkan kesehatan, mencegah timbulnya penyakit,
memelihara kesehatan, dan mengurangi penderitaan.

Untuk melaksanakan tanggung jawab utama tersebut perawat harus meyakini bahwa :

· Kebutuhan terhadap pelayanan keperawatan diberbagai tempat adalah sama

· Pelaksanaan praktek keperawatan dititik beratkan pada penghargaan terhadap kehidupan yang
bermartabat dan menjunjung tinggi hak asasi manusia;

· Dalam melaksanakan pelayanan dan atau keperawatan kepada individu, keluarga, kelompok,
dan masyarakat, perawat mengikut sertakan kelompok dan instansi terkait.

b) Perawat, Individu, dan Anggota Kelompok Masyarakat

Tanggung jawab utama perawat adalah melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan
kebutuhan masyarakat.

c) Perawat dan Pelaksanaan Praktek Keperawatan

Perawat memegan peranan penting dalam menentukan dan melaksanakan standar praktek
keperawatan untuk mencapai kemampuan yang sesuai dengan standar pendidikan keperawatan.

d) Perawat dan Lingkungan Masyarakat


Perawat dapat memprakarsasi pembaharuan, tanggap, mempunyai inisiatif, dan dapat berperan
serta secara aktif dalam menemukan masalah kesehatan dan masalah sosial yang terjadi
dimasyarakat.

e) Perawat dan Sejawat

Perawat dapat menopang hubungan kerja sama dengan teman sekerja. Baik tenaga keperawatan
maupun tenaga profesi lain diluar keperawatan. Perawat dapat melindungi dan menjamin
seseorang, bila pada masa perawatannya merasa terancam.

f) Perawat dan Profesi keperawatan

Perawat memainkan peran yang besar dalam menentukan pelaksanaan standar praktek
keperawatan dan pindidikan keperawatan. Perawat diharapkan ikut aktif dalam mengembangkan
pengetahuandalam menopang pelaksanaan perawatan secara profesional.

2. Kode etik keperawatan menurut ANA

Kode etik keperawatan menurut American Nurses Association adalah sebagai berikut :

a) Perawat memberikan pelayanan dengan penuh hormat bagi martabat kemanusiaan dan
keunikan klien yang tidak dibatasi oleh pertimbangan-pertimbangan status sosial atau ekonomi,
atribut personal, atau corak masalah kesehatan.

b) Perawat melingdungi hak klien akan privasi dengan memegang teguh informasi yang bersifat
rahasia.

c) Perawat melindungi klien dan publik bila kesehatan dan keselamatannya terancam oleh
praktek seseorang yang tidak berkompeten, tidak etis atau illegal.

d) Perawat memikul tanggung jawab atas pertimbangan dan tindakan perawatan yang dijalankan
masing-masing individu.

e) Perawat memelihara kompetensi keperawatan.

f) Perawat melaksanakan pertimbangan ayng beralasan dan menggunakan kompetensi dan


kualitafikasi individu sebagai kriteria dalam mengusahakan konsultasi, menerima tanggung
jawab, dan melimpahkan kegiatan keperawatan kepada orang lain.
g) Perawat turut serta bertivitas dalam membantu pengembngan pengetahuan profesi

h) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melaksanakan dan meningkatkan standar
keperawatan.

i) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk membentuk dan membina kondisi kerja
yang mendukun pelayanan keperawatn yang berkualis.

j) Perawat turut serta dalam upaya-upaya profesi untuk melindungi publik terhadap informasi
dan gambaran yang salah serta mempertahankan integritas perawat.

k) Perawat bekerjasama dengan anggota profesi kesehatan atau warga masyarakat lainnya dalam
meningkatkan upaya-upaya masyarakat dan nasional untuk memenuhi kebutuhan kesehatan
publik.

3. Kode etik keperawatan menurut PPNI

Kode etik keperawatan di indonesia telah disusun oleh dewan pimpinan pusat PPNI melalui
Musyawara Nasional PPNI dijakarta pada tanggal 29 November 1989.

BAB I

Tanggung jawab perawat terhadap masyarakat kelurga dan penderita

1. Perawat dalam rangka pengabdiannya senantiasa berpedoman kepada tanggung jawab


yang pangkal tolaknya bersumber dari adanya kebutuhan akan perawat untuk orang seorang,
keluarga dan masyarakat.
2. Perawat dalam melaksanakan pengabdiannya dalam bidang perawat senantiasa
memelihara suasana lingkungan yang menghomati nilai-nilai budaya, adat istiadat dan
kelangsungan hidup beragama dari orang seorang, keluarga atau penderita, keluarganya dan
masyarakat.
BAB II

Tanggung jawab perawat tehadap tugas

1. Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disetai


kejujuran profesional dalam menerapkan pengetahuan serta keterampilan perawatan sesuai
dengan kebutuhan orang seorang atau penderita, keluarga dan masyarakat.
2. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahuinya sehubungan dengan tugas
yang dipercayakan kepadanya.
3. Perawat tidak akan menggunakan pengetahuan dan ketermpilan perawatan untuk tujuan
yang bertentangan dengan norma-norma kemanusiaan.
4. Perawat dalam menunaikan tugas dan kewajibannya senantiasa berusaha dengan penuh
kesadaran agar tidak terpengaruh oleh pertimbangan kebangsaan, kesukuan, keagamaan, warna
kulit, umur, jenis kelamin, aliran politik yang dianut serta kedudukan sosial.
5. Perawat senantiasa mengutamakan perlindunagan-perlindungan dan keselamatan
penderita dalam melaksanakan tugas keperawatan, serta dengan matang mempetimbangkan
kemampuan jika menerima dan mengalihtugaskan tanggung jawab yang ada hubungannya
dengan perawatan
BAB III

Tanggung jawab perawat terhadap sesama perawat dan profesional kesehatan lain

Ø Perawat senantiasa memelihara hubungan baik antara sesama perawat dengan tenaga
kesehatan lainnya baik dalam memelihara keserasian suasana lingkungan kerja maupun dalam
mencapai tujuan pelayanan kesehatan secara keseluruhan.

Ø Perawat senantiasa menyebar luaskan pengetahuan, keterampilan dan pengalamanya kepada


sesama perawat serta menerima pengetahuan dan pengalamanya kepada sesama perawat serta
menerima pengetahuan dan pengalaman dari profesi bidang perawatan.

BAB 1V

Tanggung jawab perawat terhadap profesi perawatan


Ø Perawat selalu berusaha meningkatkan pengetahuan profesional secara sendiri-sendiri dan atau
bersama-bersama dengan jalan menambah ilmu pengetahuan,keterapilan dan pengalam yang
bermanfaat bagi pengembangan perawatan.

Ø Perawat selalu menjunjung tinggi nama baik profesi perawatan dengan menunjukkan
peri/tingka laku dan sifat-sifat pribadi yang tinggi.

Ø Perawat senantiasa berperan dalam menentukan pembakuan pendidikan dan pelanyanan


perawat an serta menerapkanya dalam kegiatan-kegiatan pelayanan danpendidikan perawatan.

Ø Perawatan secara bersama-sama membina dan memelihara mutu organisasi profesi perawatan
sebagai sarana pengabdian.

BAB V

Tanggung jawab perawat terhadap pemerintah,banggsa dan tanah air

Ø Perawat senantiasa melaksanakan ketentuan-ketentuan sebagai kebijaksanaan yang di gariskan


oleh perintah dalam bidang kesehatan dan perawatan.

Ø Perawat senantiasa berperan secara aktif dalam menyumbangkan pikiran kepada pemerintah
dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan dan perawatan kepada masyarakat.

Tujuan etika keperawatan

· Menciptakan dan mempertahankan kepercayaan klien kepada perawat, kepercayaan diantara


sesama perawat dan kepercayaan masyarakat kepada profesi keperawatan

· Menurut American Ethich Commision Bureau On Teaching, tujuan etika profesi keperawatan
adalah mampu :

1. Mengenal dan mengedintisifikasi unsur moral dalam praktek keperawatan


2. Membentuk strategi atau cara menganalisis masalah moral yang terjadi dalam praktek
keperawatan
3. Menghubungkan praktek moral / pelajaran yang baik dan dipertanggung jawabkan pada
diri sendiri, keluarga, masyarakat, dan kepada tuhan, sesuai dengan kepercayaannya.
· Menurut Natonal League For Nursing (NLN) pusat pendidikan keperawatan milik perhimpunan
perawat amerika, pendidikan etika keperawatan bertujuan :

1. Meningkatkan pengertian peserta didik tentang hubungan antar profesi kesehatan lain dan
mengerti tentang peran dan fungsi anggota tim
2. Mengembangkan potensi pengambilan keputusan yang bersifat moralitas, keputusan
tentang baik dan buruk yang akan dipertanggung jawabkan kepda tuhan sesuai dengan
kepercayaannya.
3. Mengembangkan sifat pribadi dan sikap professional peserta didik
4. Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang penting untuk dasar praktek
keperawatan professional
5. Memberi kesempatan kepada peserta didik menerapkan ilmu dan prinsip etika
keperawatandalam praktek dan dalam situasi nyata.
KONSEP PENYULUHAN KESEHATAN UNTUK MASYARAKAT

Materi penyuluhan kesehatan terdiri dari pengertian kesehatan oleh beberapa pakar kesehatan,
tujuan penyuluhan kesehatan terhadap masyarakat, Faktor Yang mempengaruhi keberhasilan
penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, sasaran penyuluhan kesehatan dan materi yang
diberikan dalam penyulahan kesehatan tersebut.

Pengertian Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan
pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi
juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan
prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau
masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa
yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dan meminta pertolongan
(Effendy, 1998).

Pendidikan kesehatan adalah suatu proses perubahan pada diri seseorang yang dihubungkan
dengan pencapaian tujuan kesehatan individu, dan masyarakat . Pendidikan kesehatan tidak
dapat diberikan kepada seseorang oleh orang lain, bukan seperangkat prosedur yang harus
dilaksanakan atau suatu produk yang harus dicapai, tetapi sesungguhnya merupakan suatu proses
perkembangan yang berubah secara dinamis, yang didalamnya seseorang menerima atau
menolak informasi, sikap, maupun praktek baru, yang berhubungan dengan tujuan hidup sehat
(Suliha, dkk., 2002).

Konsep kesehatan secara umum, penyuluhan kesehatan diartikan sebagai kegiatan pendidikan
kesehatan yang dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan dan menanamkan keyakinan,
dengan demikian masyarakat tidak hanya sadar, tahu, dan mengerti, tetapi juga mau dan dapat
melakukan anjuran yang berhubungan dengan kesehatan (Azwar, 1983 dalam Maulana, 2009).

Tujuan Penyulahan Kesehatan


Penyuluhan kesehatan adalah penambahan pengetahuan dan kemampuan seseorang melalui
teknik praktik belajar atau instruksi dengan tujuan mengubah atau mempengaruhi perilaku
manusia baik secara individu, kelompok maupun masyarakat untuk meningkatkan kesadaran
akan nilai kesehatan sehingga dengan sadar mau mengubah perilakunya menjadi perilaku hidup
sehat.

Tujuan penyuluhan adalah mengubah perilaku masyarakat ke arah perilaku sehat sehingga
tercapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal, untuk mewujudkannya, perubahan perilaku
yang diharapkan setelah menerima pendidikan tidak dapat terjadi sekaligus. Oleh karena itu,
pencapaian target penyuluhan dibagi menjadi tujuan jangka pendek yaitu tercapainya perubahan
pengetahuan, tujuan jangka menengah hasil yang diharapkan adalah adanya peningkatan
pengertian, sikap, dan keterampilan yang akan mengubah perilaku ke arah perilaku sehat, dan
tujuan jangka panjang adalah dapat menjalankan perilaku sehat dalam kehidupan sehari-harinya.

Menurut WHO (1954) tujuan penyuluhan kesehatan adalah untuk merubah perilaku
perseorangan dan masyarakat dalam bidang kesehatan. Tujuan penyuluhan kesehatan pada
hakekatnya sama dengan tujuan pendidikan kesehatan, menurut Effendy (1998) tujuan
penyuluhan kesehatan adalah :

1. Tercapainya perubahan perilaku individu, keluarga dan masyarakat dalam membina dan
memelihara perilaku hidup sehat dan lingkungan sehat, serta berperan aktif dalam upaya
mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.
2. Terbentuknya perilaku sehat pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
sesuai dengan konsep hidup sehat baik fisik, mental dan sosial sehingga dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan Penyuluhan

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan penyuluhan


kesehatan :

1. Tingkat Pendidikan
Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi didapatnya.
2. Tingkat Sosial Ekonomi
Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam manerima
informasi baru.
3. Adat Istiadat
Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang tidak
boleh diabaikan.
4. Kepercayaan Masyarakat
Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah
mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.
5. Ketersediaan Waktu di Masyarakat
Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk
menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.
Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
berikut : Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan masyarakat,
memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan kesehatan
masyarakat, menyusun perencanaan penyuluhan.

Sasaran Penyuluhan Kesehatan Masyarakat

Sasaran penyuluhan kesehatan mencakup individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.


Penyuluhan kesehatan pada individu dapat dilakukan di rumah sakit, klinik, puskesmas,
posyandu, keluarga binaan dan masyarakat binaan. Penyuluhan kesehatan pada keluarga
diutamakan pada keluarga resiko tinggi, seperti keluarga yang menderita penyakit menular,
keluarga dengan sosial ekonomi rendah, keluarga dengan keadaan gizi yang buruk, keluarga
dengan sanitasi lingkungan yang buruk dan sebagainya.

Penyuluhan kesehatan pada sasaran kelompok dapat dilakukan pada kelompok ibu hamil,
kelompok ibu yang mempunyai anak balita, kelompok masyarakat yang rawan terhadap masalah
kesehatan seperti kelompok lansia, kelompok yang ada diberbagai institusi pelayanan kesehatan
seperti anak sekolah, pekerja dalam perusahaan dan lain-lain. Penyuluhan kesehatan pada
sasaran masyarakat dapat dilakukan pada masyarakat binaan puskesmas, masyarakat nelayan,
masyarakat pedesaan, masyarakat yang terkena wabah dan lain-lain.
Materi/Pesan Penyuluhan

Materi atau pesan yang disampaikan kepada sasaran hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
kesehatan dari individu, keluarga, kelompok dan masyarakat, sehingga materi yang disampaikan
dapat dirasakan langsung manfaatnya. Materi yang disampaikan sebaiknya menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti, tidak terlalu sulit untuk dimengerti oleh sasaran, dalam penyampaian
materi sebaiknya menggunakan metode dan media untuk mempermudah pemahaman dan untuk
menarik perhatian sasaran dalam penyuluhan kesehatan
PENGERTIAN KEPERAWATAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

A. Pengertian Keperawatan

Pada lokakarya Nasional 1983 telah disepakati pengertian keperawatan

sebagai berikut , keperawatan adalah pelayanan professional yang merupakan bagian


integral dari pelayanan kesehatan berdasarkan ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk
pelayanan bio psiko sosio spiritual yang komprehensif yang ditunjukkan pada individu,
kelompok dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia .

– Florence Nightingale ( 1895 ) mendefinisikan keperawatan sebagai berikut , keperawatan


adalah menempatkan pasien dalam kondisi paling baik bagi alam dan isinya untuk
bertindak.

– Calilista Roy ( 1976 ) mendefinisikan keperawatan merupakan definisi ilmiah yang


berorientasi kepada praktik keperawatan yang memiliki sekumpulan pengetahuan untuk
memberikan pelayanan kepada klien.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa keperawatan adalah upaya
pemberian pelayana / asuhan yang bersifat humanistic dan professional, holistic
berdasarkan ilmu dan kiat, standart pelayanan dengan berpegang teguh pada kode etik
yang melandasi perawat professional secara mandiri atau memalui upaya kolaborasi.

B. Sejarah Perkembangan Keperawatan

Perkembangan keperawatan tidak terlepas dari perkembangan pendidikan keperawatyan

dan perkembangan layanan keperawatan . menelusuri dan menguraikan sejarah


perkembangan keperawatan di Indonesia maupun di luar negeri tidaklah mudah.
Penjelasan ini akan terbagi kedal;am lima zaman yaitu :

1. Zaman Purba

Seperti telah dijelaskan sebelumnya, keperawatan sudah ada sejakadanya manusia


dimuka bumi ini . pendapat ini didukung oleh kenyataan bahwa keperawatan awalnya
adalah kegiatan yang dilakukan atas dasar “mother instinct” . jadi bias dikatakan naluri
keperawatan ada pada setiap pribadi manusia.

Penduduk mesir ( 5000 M ) menyembah Dewa Iris untuk meminta kesembuhan


dan mendirikan kuil sebagai rumah sakit. Raja Asoka di india mendirikan sekolah untuk
mendidik para calon perawat , sedangkan penduduk Yunani mengenal Dewa pengobatan
yang disebut Aesculapius dan membangun kuil menyerupai sanatorium. Di Romawi,
pemerintahnya mendirikan rumah sakit dan memanfaatkan tenaga budak laki-laki dan
perempuan .

2. Zaman Permulaan Masehi

Zaman ini dipengaruhi oleh perkembangan dan penyebaran dua agama besar, yakni

Kristen dan Islam. Kristen menggunakan biarawati sebagai perawat sedangkan Islam
mengenalkan ilmu pengetahuan yang dilandasi kasih sayang dan banyak orang akhiurnya
beralih ke Islam untuk mempelajari ilmu pengetahuan termasuk pengobatan dan
keperawatan.

3. Zaman Pertengahan

Pada zaman ini, terjadi perang besar antar agama yang dikenal dengan perang salib.

Perang ini membawa banyak derita bagi rakyat : korban luka dan terbunuh , kelaparan,
berbagai penyakit, dll.ilmu pengobatan dan perawatanpun terus mengalami
kemajuanakan . akan tetapi kiblat pembelajaran untuk ilmu pengobatan dan perawatan
yang semula ada di Negara Islam kini beralih kenegara barat.

4. Zama Baru ( Renaisans)

Pengaruh Renansans juga merambah ke ilmu kesehatan atau ilmu keperawatan . Pada

Zaman ini keperawaan diganti oleh orang awam yang tidak mengerti tentang
keperawatan. Pada zaman ini muncul seorang tokoh keperawatan yang bernama Florence
Nightngale. I mgembangkan suatu model praktik asuhan keperawatan yang menyatakan
bahwa kondisi kondisi sakit seseorang disebabkan oleh factor lingkungan. Pada zaman ini
berdiri Palang Merah Indonesia yangdipelopori oleh John Hendry Dunand. Lembaga ini
dibentuk untuk menampung para korban perang. Pekerjaan di titik beratkan untuk
memajukan kesehatan, mencegah kepenyakit, dan meringankan penderitaan pasien.
5. Zaman Modern

Kiprah Florence Nightingaledalam keperawatan rupanya berpengaruh besar pada

perkembangan keperawatan di era berikutnya. Di Inggris, terjadi kemajuan dalam bidang


keperawatan di antaranya adalah pembangunan sekolah – sekolah perawat dan pendirian
perhimpunan perawat inggris ( British Nurse Association ) oleh Erenwick pada tahun
1887. Perhimpunan ini bertujuan untuk mempersatukan perawat – perawat yang ada di
seluruh inggris. Kemudian pada 1 Juli 1999 , Erenwick juga mendirikan sebuah lembaga
yangh disebut international Council of Nurses( ICN ) .

Kondisi ini mendorong munculnya tokoh – tokoh penting dalm dunia keperawatan.

1. Hildegard E. Peplau (1952). Ia menekankan bahwa hubungan antar manusia


merupakan dasar bagi perawat untuk mengkaji proses hubungan dengan pasien.
2. Ida John Orlado (1961). Ia menekankan bahwa keperawatan bertujuan untuk
merespons perilaku klien dalam memenuhi kebutuhanny dengan segera.
3. Virginia Handerson (1966). Ia menekankan perawat hanya membantu pasien
dalam melakukan hal yang tidak dapat ia lakukan sendiri agar kemandirian pasien
meningkat.
4. Sister Calista Roy (1970). Ia menekankan bahwa peran perawat adalah untuk
member kemudahan bagi pasien guna mengembangkan kemampuan penyesuaian diri
pasien.
5. Martha E. Roger (1970). Ia menekankan bahwa manusia mempunyai sifat alamiah
yang tidak dapat dipisahkan dari lingkungan.
Perkembangan dunia keperawatan di dunia bukan hanya berfokus pada aspek pelayanan,
tetapi juga pada jenjang pendidikan keperawatan. Di tingkat dunia, pendidikan
keperwatan sudah mencapai tingkat dektoral. Tetpai kondisi ini masih berbeda di negara
kita.
SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN

Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia pada umumnya di pengaruhi


oleh latar belakang sejarah Indonesia. Ini berkaitan dengan hegemoni yang diterapkan
bangsa Eropa dan Jepang terhadap Indonesia.

Secara umum, sejarah perkembangan keperawatan dibagi menjadi enam, sesuai dengan
perjalanan bangsa Indonesia.

1. ZAMAN VOC
Utuk kepentingan usaha perdagangan tentara Belanda didirikan Binnen Hospital di
Batavia (sekarang Jakarta) pada tahun 1799. Rumah sakit ini memanfaatkan tenaga
perawat yang berasal dari Bumi Poetra ( kaum terjajah) yang disebut dengan pembantu
orang sakit (POS). Setelah VOC bubar , didirikan sejumlah usaha dalam bidang
kesehatan, antara lain Dinas Kesehatan (Miliataire Gezondsheids Dient) dan Dinas
Kesehatan Rakyat( burgerlijke Gezhondheis Dient).

2. ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA I (1602-1799)


Pada masa ini tidak ada usaha kesehatan yang menonjol pada masa ini. Secara
umum, pemerintah hanya melanjutkan apa yang telah dirintis oleh pendahulunya VOC.

3. ZAMAN PENJAJAHAN INGGRIS (1811-1816)


Pada zaman ini mulai berkembang usaha kesehatan yang dipelopori oleh Raffles.
Usaha ini meliputi kegiatan vaksinasi cacar secara masal, perbaikan perawatan kesehatan
jiwa , dan perawatan bagi para tahanan.

4. ZAMAN PENJAJAHAN BELANDA II (1816-1942)


Setelah pemerintah diserahkan kembali kepada Belanda, usaha kesehatan di
Indonesia semakin maju. Pada masa ini, pemerintah berhasil meluncurkan undang –
undang kesehatan disusun oleh Prof. Dr. reinwardt. Selain itu pada tahun 1819, Residen V
Pabst mendirikan sebuah Rumah Sakit Stadsverband dan berkedudukan di Glodok.
Kemudian rumah sakit ini berganti nama dan berkedudukan di Salemba.

5. ZAMAN PENJAJAHAN JEPANG (1942- 1945)


Pada zaman penjajahan Jepang , keperawatan di Indonesia boleh dikatakan
mengalami kemunduran. Tamouk kepemimpinan rumah sakit diambil alih Jepang dan
sebagian lagi dipegang oleh bangsa Indonesia. Pada maa ini wabah penyakit menyebar di
mana – mana akibat minimnya suplai obat – obatan. Dapat dikatakan pada masa
penjajahan Jepang merupakan zaman yang sungguh tidak manusiawi.

6. ZAMAN KEMERDEKAAN SAMPAI SEKARANG (1945- sekarng)


Pada awal kemerdekaan ditemui banyak sekali kekurangan pada kondisi perumah
sakitan dan perawatan di Indonesia, diantaranya adalah suplai obat – obatan yag minim.
Kondisi ini lambat laut mulai mengalami perubanhan, terutama dengan didirikannya
berbagai institusi pendidikan keperawatan sampai jenjang perguruan tinggi.

Perkembangan pendidikan keperawatan di luar negeri di peroleh oleh Folerence


Nightingale sekitar abad ke -18 dan 19. Hasil didikan sekolah Nigtingale mempengaruhi
perkembangan keperwatan di dunia. Pendidikan keperawatan juga berkembang hingga ke
perguruan tinggi. Ini ditandai dengan berdirinya program pasca sarjana keperwatan
British Columbia di Vancouver – Canada pada tahun 1919. Lalu pada tahun 1924-1934,
muncul konsep program pendidikan spesialis keperawatan yang baru terealisasi pada
tahun 1946 dengan didirikannya program spesialis keperawatan jenjang S1, hingga
program master dan doctor. Perkembangan pendidikan keperwatan diluar negeri ternyata
berbeda jauh degan pendidikan keperawatan di Indonesia yang penuh liku- liku. Pada
masa VOC profesi perawatsudah ada. Pada tahun 1913 , program pendidikan keperwatan
ydng pertama didirikan di rumah sakit Semarang ( Depkes RI, 1989). Rumah Sakit ini
membuka seperti kursus mendatangkan pengajar dari Belanda. Pelaksanaan layanan
keperawatannya disesuaikan dengan ajaran Islam, yakni perawat perempuan merawat
pasien perempuan dan perawat laki – laki merawat pasien laki – laki.
Pendidikan ke[erawatan kemudian berkembang setaraf dengan sekolah menengah
pertama (SMP) pada masa sekarang . Program ini dilaksanakan pada tahun1930,
syaratnya peserta didikan harus lulus Sekolah Rakyat ( sekarang SD) terlebih dahulu.
Seiring dengan sekolah pengatur rakyat kemudian berubah menjadi Sekolah Perawat
kesehatan (SPK) yang merupakan jenjang pendidikan terendah bagi seorang perawat.
Dengan perkembangan ilmu kedokteran dan ilmu kesehatan yang semakin maju, di
dukung dengan kesadaran masyarakat yang kian meningkat untuk memperoleh layanan
keperawatan yang professional maka keperawatan harus terus meningkatkan jenjang
pendidikannya hingga tingkat yang lebih tinggi. Pada tahun 1962 didirikan tingkat
pendidikan akademi keperawatan akper (akper di Jakarta) . sejak saat ini mulai muncul
akper – akper baru di berbagai daerah di Indonesia . Puncak perkembanganya
diperkirakan mulai pada tahun 1994, yang ditandai oleh semakin menjamunya akper –
akper swasta di seluruh nusantara.

Sejumlah tantangan dan kecendrungan yang berdampak pada profesi akibat adanya
perubahan global:

1. Pergeseran pola masyarakat di Indonesia dari agraris ke indrustialis, dari


masyarakat tradisional ke masyarakat modern.
2. Perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang cepat saat ini membuat
masyarakat Indonesia lebih kritis.
3. Analis Internasional Council of Nurses (1997 dalam Yani, 1997) yang menyatakan
bahwa pada tahun 2020 di seluruh dunia akan terjadi perubahan global , diantaranya
adlah peningkatan pertumbuhan populasi lansia ; penurunan angka kelahiran, terutama
di negara barat; peningkatan insidensi penyakit kronis; perkembangan kebebasan social;
penyakit AIDS yang masih terus menjadi masalah; dan kesehatan jiwa yang terus menjadi
masalah utama.
Untuk menghadapi tantangan yang berta tersebut , dibutuhkan tenaga perawat dengan
kemampuan professional. Upaya yang di nilai strategis untuk mencetak tenaga perawat
yang professional adalah memlalui pengembangan pendidikan keperawatan. Oleh sebab
itu, pendidikan keperawatan tidak boleh terbatas pada DIII keperawatan saja, tetapi
harus terus dilanjutkan hingga kejenjang strata.
Berdasarkkan pemikiran tersebut di bukalah program pendidikan sarjana keperawatan
pertama di universitas Indonesia. Awalnya, S1 keperawatan masih berupa program studi
yang menginduk dibawah falkutas kedokteran. 0 program studi ilmu keperwatan kedua di
buka di Universitas Padjajaran Bandung. Langkah ii kemudian diikuti di berbagai
universitas – universitas di Indonesia. Ini merpukan titik awal perkembangan
profesionalisme profesi keperawatan Indonesia. Selain itu pihak swasta juga ikut
berpartisipasi dalm mengembangkan profesi ilmu keperawatan seperti Sekolah Tinggi imu
kesehatan ( STIKes) telah menjamu di berbagai daerah. Perkembangan pendidikan
keperawtan di Indonesia ibaratnya bendungan yang telah di buka pintunya, dimana –
mana berdiri institusi keperawatan. Secara kualitas dan sumber daya perawat memeng
terbilang besar.

Sebenarnya kondisi seperti ini sudah dapat diprediksi sebelumnya mengingat


lulusan keperawatan yang jauh melebihi lulusan tenaga kesehatan akan menyebabkan
terjadinya pengangguran.

Contoh; Di satu kabupaten terdapat tiga intitusi pendidikan keperawatan dengan jumlah
lulusan masing – masing 60 orang, otomatis setiap kabupaten sudah mencetak 180 tenga
kesehatan padahal daya serapnya belum tentu mencapai angka tersebut. Apabila keadaan
it uterus berlanjut bisa di bayangkan berapa tenaga perawat yang kesulitan untuk mencari
pekerjaan. Apalagi program profesi keperwatan Indonesia jauh menurun di bandingan
pendidikan keperawatan di luar negeri. Sejarah mencatat bahwa oreganisasi profesi PPNI
berupaya meningkatkan kualitas pendidikan keperawatan dan menganggap pendidikan
keperawatan tingkat SMA yakni SPK menjadi akademi keperwatan terendah.
PENDAHULUAN

Perkembangan pendidikan keperawatan saat ini meningkat sangat pesat sebagai

konsekuensui logis dari pengaruh globalisasi . Perkembangan pendidikan keperawatan


hendaknya tidak hanya berupa peningkatan kuantitas semata, namun harus diikuti
dengan peningkatan kualitas pendidikan . Dengan demikian , akan dihasilkan perawat
yang profesional siap berkompetisi dengan tenaga kesehatan lain baik di tingkat Nasional
maupun di tingkat Internasional.

Membahas keperawatan tidak terlepas dari dua aspekl, yaitu keperawatan sebagai
ilmu dan keperawatan sebagi profesi. Kedua aspek ini tidak bisa dipisahkan karena
keduanya saling melengkapi untuk menuju profesionalisme profesi keperawatan. Dan
karena itu diperlukan pemahaman yang benar mengenai sejarah perkembangan
keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai