Anda di halaman 1dari 4

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berdasarkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, Pendidikan dan
Pengajaran Tinggi merupakan penanggung jawab bagi terbentuknya
manusia yang memiliki kecakapan dalam ilmu pengetahuan,
mengabdi pada masyarakat sehingga dapat berperan serta dalam
mewujudkan masyarakat Indonesia yang adil dan makmur.
Dalam rangka mewujudkan harapan tersebut, berbagai bentuk usaha
atau kegiatan ilmiah dilakukan oleh Perguruan Tinggi, baik di dalam
lingkungan pendidikan tinggi maupun di masyarakat. Salah satu bentuk
kegiatan ilmiah yang dimiliki Program Magister Kesehatan Masyarakat
STIKes Hang Tuah Pekanbaru adalah residensi baik di masyarakat,
instansi maupun perusahaan yang sesuai dengan bidang keilmuan yang
diberikan.
Kegiatan Residensi dianggap penting bagi Magister
Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru. Residensi
memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk belajar dan
menambah pengetahuan, mengaplikasikan keterampilan yang telah
dipelajari melalui pengalaman langsung dan juga
mengintegrasikan pengetahuan dan pendekatan masalah Kesehatan
Reproduksi yang ada di instansi yang bersifat holistik, multi disiplin
serta memberikan solusi.
Residensi merupakan suatu kegiatan praktik kerja lapangan dalam
kurun waktu yang ditetapkan guna memberikan kesempatan kepada
mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan dan mendapatkan
pengalaman nyata. Hasil Residensi disajikan dalam bentuk laporan
untuk diseminarkan. Residensi adalah mata kuliah wajib bagi
mahasiswa Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat yang
dilaksanakan di instansi/institusi kesehatan di dalam dan di luar kota

1
Pekanbaru. Kegiatan Residensi bertujuan agar mahasiswa memiliki
pengetahuan dan terlibat langsung dalam rangka memecahkan
permasalahan kesehatan berdasarkan pendekatan teoritis yang
didapatkan selama perkuliahan pada saat peminatan.
Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya
promotif dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya. (Profil Kesehatan
Indonesia 2018).
Faktor-faktor pelayanan kesehatan yang berperan penting dalam
pengobatan TB Paru yaitu penyuluhan kesehatan yang mempunyai
pengaruh yang bermakna terhadap tingkat kepatuhan berobat penderita
TB Paru. Sikap petugas kesehatan sangat memberi pengaruh terhadap
kepatuhan pasien dimana pasien mendapat dukungan motivasi dari
petugas kesehatan untuk selalu tepat waktu mengambil obat ke
Puskesmas dan selalu memperhatikan perkembangan kesehatan pasien,
sehingga pasien merasa diperhatikan oleh petugas dan menerima semua
anjuran petugas selama pengobatan.
Peningkatan jumlah kasus dan semakin banyak pasien TB paru
yang tidak berhasil disembuhkan membuat WHO merekomendasikan
suatu panduan standar untuk program penanggulangan TB secara global
yaitu International Standart for Tuberculosis Care (ISTC) dan strategi
Directly Observed Treatment Short-course (DOTS). Fokus utamanya
adalah penemuan kasus dan pengobatan TB. Penggunaan Directly
Observed Treatment Short Course (DOTS) dan strategi stop tuberkulosis
merupakan pengobatan dengan pengawasan langsung terapi dengan cara
membantu pasien mengambil obat secara teratur untuk memastikan
kepatuhan pasien dalam pengobatan tuberkulosis paru.

2
Puskesmas Ujungbatu merupakan puskesmas induk di Kecamatan
Ujungbatu yang sudah berdiri sejak tahun 1958 terdiri dari 5 desa di
wilayah kerjanya dan belum pernah diteliti tentang Analisis Program
Kepatuhan Berobat Penderita Tuberkulosis Paru di Puskesmas Ujung
Batu Rokan Hulu Riau (Puskesmas Ujungbatu, 2018).

B. Tujuan Residensi
1. Tujuan Umum
Mampu memahami pengelolaan dan memiliki bekal keterampilan
dasar yang cukup untuk pemecahan masalah kesehatan sesuai dengan
peminatan masing – masing yang didasarkan pada ilmu yang diperoleh
selama mengikuti perkuliahan dengan mengaplikasikannya di institusi
tempat residensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu mengidentifikasi permasalahan berdasarkan data dan informasi
yang diperoleh sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap
Program Kepatuhan Berobat Tuberkulosis Paru di Puskesmas Ujung
Batu.
b. Mampu mengelola suatu program kesehatan berdasarkan Identifikasi
masalah yang ditemukan dilapangan dengan melakukan Perencanaan,
Pelaksanaan, Monitoring dan Evaluasi.

C. Manfaat Residensi
1. Bagi Mahasiswa
a. Sebagai bekal jejaring sosial dikemudian hari.
b. Dapat menerapkan teori yang diperoleh selama menjalani perkuliahan.
c. Melakukan Analisis Situasi, Menidentifikasi, Merencanakan Program
Intervensi, Memonitor dan Mengevaluasi keberhasilan Program
Promosi Kesehatan.

3
2. Bagi Puskesmas Ujung Batu
a. Proses Identifikasi dan Pengendalian masalah – masalah.
b. Hasil kegiatan residensi Kesehatan Masyarakat yang dilakukan
mahasiswa dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan evaluasi bagi
Puskesmas Ujung Batu .
c. Mendapat informasi tentang Program Studi Magister Kesehatan
Masyarakat STIKes Hang Tuah Pekanbaru, sehingga terbuka peluang
kerjasama lebih lanjut dalam bidang penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat.
3. Bagi Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat STIKes Hang Tuah
Pekanbaru
a. Dapat dijadikan acuan untuk melakukan evaluasi pemberian materi
kuliah dan pembekalan kepada mahasiswa, sehingga mempunyai
informasi untuk meningkatkan pembelajaran.
b. Dapat dijadikan sebagai sumber data dan informasi yang lengkap di
tempat residensi dilaksanakan.
c. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan bagi
Program Studi Magister Kesehatan Masyarakat dengan instansi tempat
Residensi.

Anda mungkin juga menyukai