Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH INTERVENSI PEMBERIAN PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

PADA IBU HAMIL TRIMESTER III TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF


DI DAERAH PERKOTAAN KABUPATEN LEBAK TAHUN 2012

Omo Sutomo*, Kadar Kuswandi*

Abstrak
Bayi merupakan mahluk Tuhan yang memerlukan perlindungan, perawatan dan
nutrisi yang memadai selama kurun waktu yang ditentukan. Diperlukan pemahaman
berupa pengetahuan dan keinginan yang kuat dari ibu dan anggota keluarga lain untuk
memungkinkan memberikan air susu ibu (ASI) pada tahun-tahun awal kelahiran bayi
yakni sedidaknya sampai bayi berumur enam bulan. Kenyataan dilapangan menujukkan
bahwa masih ditemukan bayi yang tidak cukup mendapatkan asupan berupa pemberian
ASI sampai bayi berusia enam bulan. Penelitian bertujuan untuk memperoleh informasi
tentang pengaruh intervensi pemberian penyuluhan tentang ASI ekslusif pada ibu hamil
trimester III terhadap pemberian ASI eklusif pada bayi di daerah perkotaan kabupaten
Lebak tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain kuasi
eksperimen. Yang menjadi populasi ialah seluruh ibu trimester III akhir, dengan jumlah
sampel 165 orang. Penelitian akan dilakukan di daerah perkotaan kabupaten Lebak.
Analisis data dilakukan secara bertahap yakni analisis univariat, analisis bivarait.
Hipotesa peneltian ini ialah pemberian penyuluhan tentang ASI eksklusif pada ibu hamil
trimester III berpengaruh terhadap pemberian ASI ekslusif pada bayi di daerah perkotaan
kabupaten Lebak. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata rata lamanya pemberian ASI
Eksklusif lebih lama (69,19hari) pada ibu menyusui yang diberi penyuluhan lebih atau
sama dengan tiga kali, bila dibandingkan yang diberi penyuluhan kurang atau sama
dengan dua kali, hanya memiliki rata-rata pemberian ASI Eksklusif selama 42,45 hari.
Dengan nilai p = 0,000, dan nilai OR sebesar 3,386. Hasil penelitian ini diharapkan
bermanfaat sebagai bahan masukan untuk perencanaan bidang kesehatan khususnya
untuk penguatan promosi kesehatan dan perilaku ibu dalam pemberian ASI eklusif di
daerah perkotaan khususnya di kabupaten Lebak.
.
Kata Kunci: Asi Ekslusif, Trimester III

*Poltekkes Kemenkes Banten

Pendahuluan
Pembangunan kesehatan diarahkan tingginya dapat terwujud. Pembangunan
untuk meningkatkan kesadaran, kesehatan diselenggarakan dengan
kemauan dan kemampuan hidup sehat berdasarkan pada kemanuasian,
bagi setiap orang agar peningkatan pemberdayaan dan kemandirian, adil dan
derajat kesehatan masyarakat setinggi- merata, serta pengutamaan dan manfaat

77

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


dengan perhatian khusus pada penduduk pendek (stanting) akibat kekurangan gizi
rentan, antara lain ibu, bayi, anak, lanjut dalam jangka waktu lama (kronis) yaitu
usia (lansia), dan keluarga miskin. Salah 36,8% (Riskesda, 2007). Demikian pula
satu upaya pembangunan kesehatan masalah yang berkaitan dengan perilaku
dilaksanakan melalui peningkatan pemberian air susu ibu secara ekslusif
pemberdayaan masyarakat, dengan (ASI ekslusif) pada bayi usia 0-6 bulan
penekanan pada peningkatan perilaku justru mengalami penurunan, dari 39,4%
dan kemandirian masyarakat serta upaya pada tahun 2003 menjadi 32% pada
promotif dan preventif. (Kemenkes, tahun 2007 dari target 80%. (Kemenkes,
2010). 2010 & Bapenas, 2009)
Beberapa hasil yang telah dicapai Kondisi ini tentu perlu mendapat
dalam pembangunan kesehatan perhatian, karena itu Kemenkes (2010),
sebagaimana didapatkan dari hasil memprogramkan bahwa kedepan
evaluasi rentra Kementrian Kesehatan perbaikan gizi, termasuk nutrisi bagi
2005-2009, menunjukkan capaian, bayi melalui pemberian ASI eklusif
misalnya oleh program perbaikan gizi perlu difokuskan pada kelompok ibu
masyarakat, menunjukkan hasil antara hamil dan anak sampai usia 2 tahun,
lain pemberian kapsul vitamin A pada mengingat dampaknya terhadap
anak balita usia 6-59 bulan sebesar 85% pertumbuhan fisik, kecerdasan, dan
melampaui target 80%, dan pemberian produktifitas generasi yang akan datang.
tablet besi (Fe) pada ibu hamil sebesar Pemberian ASi ekslusif kepada
75% dari target 80%. (Kemenkes, 2010). bayi merupakan perilaku kesehatan yang
Hasil Riskesda menunjukkan terjadi berkaitan dengan aktifitas ibu dalam
perbaikan gizi anak balita. Namun memberikan ASI pada bayi. Perilaku
demikian keadaan perbaikan keadaan ini kesehatan sebagaimana dijelaskan Green
belum menyentuh masalah yang (1980), ditentukan oleh 3 faktor utama,
berkaitan dengan masih tingginya bayi yaitu : 1) predisposing factors (factor-
yang lahir dengan berat badan lahir faktor pemudah), meliputi pengetahuan,
rendah (BBLR) sebesar 11,5%, dan sikap, keyakinan, nilai-nilai, dan
tingginya prevalence anak balita yang demografi; 2) enabling factors (faktor-

78

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


faktor pemungkin), meliputi lamanya menyusui secara eksklusif pada
ketersediaan sumberdaya kesehatan, bayinya.
keterjangkauan sumberdaya kesehatan,
prioritas dan komitmen Hasil Penelitian
masyarakat/pemerintah terhadap
Tabel 1
Frekuensi Penyuluhan & Lama Pemberian ASI Ekslusif
kesehatan, keterampilan yang berkaitan Di Wilayah Perkotaan Kabupaten Lebak
Tahun 2012
dengan kesehatan, dan factor ke 3)
NO Uraian Frek / Lama Rata-
reinforcing factors (factor-faktor Kegiatan Minimal Maksimal Rata
1 Frek. 0 kali 4 kali 2 kali
penguat) merupakan factor penyerta Pnylhn yg
Dilakukan
(yang datang sesudah) perilaku 2 Lama 0 hari 120 hari 57
Pemberian hari
Asi Ekslusif
memberikan ganjaran, insentif, atau
hukuman atas perilaku dan berperan bagi Tabel 1 menunjukkan bahwa
menetap atau lenyapnya perilaku itu. frekuensi penyuluhan yang dilakukan
Penguat dapat diwujudkan dari sikap dan oleh petugas dan lamanya pemberian asi
perilaku keluarga, teman sebaya, guru, ekslusif yang dilakukan oleh ibu pada
majikan, dan petugas kesehatan. bayinya sangat bervariasi, dengan rata-
rata penyuluhan sebanyak dua kali,
Metode Penelitian sedangkan rata-rata lama pemberian asi
Penelitian ini merupakan penelitian ekslusif selama lima puluh tujuh hari.
analitik disain kuasi eksperimen dengan
Tabel 2
pendekatan cross sectional. Populasi Rata-Rata Lamanya Pemberian Asi Ekslusif
Berdasarkan Frekuensi Penyuluhan Pada Ibu Menyusui
penelitian ini adalah seluruh ibu hamil di Wilayah Perkotaan Kabupaten Lebak
Tahun 2012
trimester III akhir, dengan jumlah
Frekuensi Rata-Rata Rata-Rata Nilai
sampel sebanyak 165 orang ibu hamil. Penyuluhan Lamanya Keseluruhan p
Pemberian
Asi Ekslusif
Seluruh sampel diukur dengan Kurang atau 42,45 hari
sama dgn 2
ditanyakan jumlah mendapat penyuluhan kali 57,06 hari 0,000
Lebih atau 69,19 hari
dari bidan desa tentang ASI Eksklusif sama dgn 3
kali
selama hamil trimester III akhir, dan
kemudian ditanyakan pula. tentang Tabel 2 menunjukkan bahwa
penyuluhan yang dilakukan sebanyak

79

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


tiga kali atau lebih memiliki rata-rata hari. Disamping itu table 3 juga
lama pemberian asi ekslusif lebih lama menunjukkan bahwa masih banyak bayi
(69,19 hari) bila dibandingkan dengan (43,0%) yang tidak diberikan asi secara
penyuluhan yang dilakukan dua kali atau eksklusif (< 90 hari). Secara bivariat
kurang, hanya memiliki rata-rata lama diperoleh nilai p sebesar 0,000, dengan
pemberian asi eksklusif 42,45 hari; nilai OR sebesar 3,386.
dengan rata-rata pemeberian asi ekslusif
secara keseluruhan selama 57,06 hari. Pembahasan
Sedangkan nila p yang diperoleh sebesar Pemberian Asi Eksklusif pada bayi
0,000. sampai usia 6 (enam) bulan merupakan
salah satu upaya yang sangat baik untuk
Tabel 3
Distribusi Ibu Menyusui Berdasarkan Frek. Penyuluhan mendapatkan hasil tumbuh dan
Dan Lamanya Pemberian Asi Ekslusif
Di Wilayah Perkotaan Kabupaten Lebak berkembangnya bayi secara optimal,
Tahun 2012

Frek. Lama Asi Ekslusif


sehingga bayi dapat mencapai
Pnylhn Total Nilai OR
< 90 Hr 90 Hr p kemampuannya sesuai dengan
< 2 46 32 78 bertambahnya usia. Disamping itu,
(59,0%) (41,0%) (100,0
%) melalui pemberian asi eksklusif, bayi
> 3 28 66 94 3,386
(29,8%) (70,2%) (100,0 0,000 (1,802-
6,372) dapat memiliki daya tahan tubuh yang
%)
Total 74 98 172
(43,0%) (57,0%) (100,0
lebih baik, sehingga bayi menjadi tidak
%)
mudah sakit yang tentunya berdampak
Secara deskriptif tabel 3 pada pertumbuhan dan perkembangan
menunjukkan bahwa kelompok ibu yang yang optimal.
menyusui secara ekslusif kurang dari 90 Pernyataan tersebut sesuai dengan
hari (3 bulan) lebih banyak terjadi yang dinyatakan oleh Heildenberg
(59,0%) pada ibu yang diberi (2008) bahwa bayi manusia yang diberi
penyuluhan kurang atau sama dengan susu sapi, yang disebut juga susu
dua kali selama kehamilannya, bila formula, cenderung mudah jatuh sakit;
dibandingkan dengan kelompok ibu hal itu diakibatkan karena proporsi zat
yang diberi penyuluhan sebanyak tiga gizi yang terkandung di dalamnya tidak
kali atau lebih, hanya 29,8% yang sempurna atau tidak sesuai dengan yang
menyusui secara ekslusif kurang dari 90
80

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


dibutuhkan oleh bayi. Sebaliknya sehat dan cerdas sehingga mampu
Heildenberg (2008) juga menyatakan bersaing dalam era persaingan pasar
bahwa ASI bias membantu melindungi bebas. Dengan demikian generasi
bayi melawan beberapa infeksi umum mendatang dapat berperan secara
yang menyebabkan diare dan muntah- optimal dalam membangun bangsa ini,
muntah, juga infeksi-infeksi di dalam yang pada akhirnya dapat mengangkat
telinga, hidung, sinus, dan paru-paru. nama baik bangsa.
ASI juga dapat melindungi bayi dari Akan tetapi kenyataan
alergi karena konsumsi protein. Di sisi menunjukkan bahwa dari hasil penelitian
lain, ASI dapat menunjang terhadap yang dilakukan di wilayah perkotaan
perkembangan bayi; bayi yang diberi Kabupaten Lebak, diperoleh rata-rata
ASI cenderung cepat belajar dari pada mereka menyusui bayinya secara
bayi-bayi yang diberi susu botol, dan eksklusif hanya mencapai 57 (lima puluh
bayi yang diberi ASI memiliki tujuh) hari saja atau kurang dari dua
kecenderungan lebih cerdas atau bulan. Hal itu menunjukkan bahwa
memiliki IQ yang lebih tinggi bila masih rendahnya kesadaran para ibu
dibandingkan dengan bayi yang diberi dalam memberikan ASI secara eksklusif
susu botol. pada bayinya; yang semua itu dapat
Melihat besarnya manfaat ASI disebabkan karena ketidakmengertian
untuk pertumbuhan dan perkembangan para ibu terhadap pentingnya menyusui
bayi, maka perlu kiranya ada upaya bayi secara eksklusif.
penyadaran tentang pentingnya ASI Sedangkan bila dilihat dari
(terutama ASI eksklusif) yang terus perbedaan rata-rata lamanya menyusui
menerus dilakukan oleh petugas secara eksklusif berdasarkan frekuensi
kesehatan kepada ibu-ibu sejak mereka penyuluhan yang diberikan oleh petugas
hamil, yang harapannya nanti para ibu kesehatan, maka hasilnya menunjukan
menjadi lebih mengerti dan siap untuk bahwa ibu yang diberi penyuluhan
memberikan ASI nya pada bayi mereka, tentang asi eksklusif kurang atau sama
sehingga bayi mereka (dalam jangka dengan dua kali selama kehamilannya,
panjang) dapat menjadi generasi yang mereka memiliki rata-rata lamanya

81

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


memberikan asi eksklusif selama 42,25 penyuluhan tentang asi eskklusif pada
hari, dan bagi ibu-ibu yang diberi ibu dengan lamanya pemberian asi
penyuluhan tentang asi eksklusif eksklusif yang dilakukan oleh ibu pada
sebanyak tiga kali atau lebih, memiliki bayinya.Seangkan nilai OR yang
rata-rata lama pemberian asi eksklusif diperoleh sebesar 3,388, yang berarti
69,19 hari; dengan nilai p sebesar 0,000, bahwa ibu yang memperoleh penyuluhan
yang mengartikan bahwa frekuensi atau sedikit (kurang atau sama dengan dua
banyaknya pemberian penyuluhan kali) tentang asi eksklusif selama
tentang asi eksklusif pada ibu, kehamilannya, memiliki risiko tiga kali
memberikan pengaruh yang signifikan lebih besar untuk menyusui bayinya
terhadap lamanya pemberian asi kurang dari 90 hari (3 bulan) bila
eksklusif. dibandingkan dengan kelompok ibu
Hasil itu sejalan dengan hasil yang memperoleh penyuluhan tentang
analisis bivariat yang masing-masing asi eksklusif lebih atau sama dengan tiga
variable (frekuensi penyuluhan dengan kali (banyak) selama kehamilannya.
lamanya pemberian asi eksklusif) Semua hasil penelitian itu
dikategorikan. Dari hasil analisis itu menunjukkan bahwa frekuensi
menunjukkan bahwa proporsi menyusui penyuluhan tentang asi eksklusif yang
eksklusif yang kurang dari 90 hari atau dilakukan oleh petugas kesehatan selama
tiga bulan lebih banyak terjadi (59,0%) ibu melalui proses kehamilannya
pada ibu yang memperoleh penyuluhan memiliki dampak positif berupa semakin
tentang asi eksklusif kurang atau sama meningkatnya lama masa menyusui bayi
dengan dua kali, bila dibandingkan secara eksklusif pada bayinya.
dengan kelompok ibu yang memperoleh Kenyataan itu memberikan fakta bahwa
penyuluhan tiga kali atau lebih, hanya penyuluhan merupakan factor yang
29,8% yang menyusui eksklusif kurang harus dipertimbangkan dalam upaya
dari 90 hari atau tiga bulan; dan bila mengubah perilaku seseorang; dengan
dilihat dari nilai p yang diperoleh diberi penyuluhan yang lebih intensif,
sebesar 0,000, yang berarti terdapat maka seseorang akan menjadi lebih
hubungan bermakna antara frekuensi mengerti dan memahami untuk bertindak

82

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


sesuai yang diharapkan dari isi Notoatmodjo (2003) menyatakan
penyuluhan bersangkutan. bahwa perilaku dan gejala perilaku yang
Ahmadi (1998) menyatakan bahwa tampak pada kegiatan organism
individu dapat menyadari atau dipengaruhi oleh factor genetic
memahami sesuatu apabila individu (keturunan) dan lingkungan. Secara
tersebut menangkap adanya objek yang umum dapat dikatakan bahwa genetic
diamati, memiliki alat indra yang baik, dan lingkungan merupakan penentu dari
dan adanya perhatian. Pernyataan itu perilaku makhluk hidup termasuk
menggambarkan bahwa penyuluhan perilaku manusia. Keturunan merupakan
sebagai objek yang diamati oleh ibu konsepsi dasar atau modal untuk
hamil akan masuk ke dalam benak ibu perkembangan perilaku makhluk hidup
hamil melalui alat pengindraan itu untuk selanjutnya. Sedangkan
(pendengaran dan penglihatan yang lingkungan merupakan kondisi untuk
baik), dimana pada saat diberi perkembangan perilaku tersebut. Suatu
penyuluhan ibu hamil tersebut memiliki mekanisme penggabungan dari kedua
perhatian yang baik terhadap factor tersebut dalam rangka
penyampaian penyuluhan yang terbentuknya perilaku disebut proses
dilakukan oleh petugas kesehatan, belajar. Karena itulah maka pendidikan
sehingga ibu dapat memahami kesehatan, khususnya tentang pemberian
pentingnya pemberian asi eksklusif pada atau pentingnya asi eksklusif perlu
bayinya, yang kemudian ibu dilakukan oleh bidan, terutama pada saat
mempraktekkannya berupa pemberian melakukan pemeriksaan kehamilan
asi eksklusif pada bayinya. Dan semakin maupun pada saat melakukan kunjungan
sering ibu menerima atau mengamati rumah dengan tujuan dapat mengubah
objek tersebut (penyuluhan), maka ibu perilaku ibu hamil maupun ibu
akan semakin lebih faham dan mengerti, menyusui, sehingga mereka dapat
sehingga mereka menjadi lebih siap mempersiapkan diri serta
untuk mempraktekkannya pada saat mempraktekkannya dalam memberikan
bayinya lahir. asi eksklusif pada bayinya. Selain itu,
Notoatmodjo (2003) juga menyatakan

83

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


bahwa pendidikan kesehatan merupakan Di sisi lain Purwanto (1999) dan
upaya tersendiri untuk menunjang Suparjo (2004) menyatakan bahwa
keberhasilan program kesehatan yang lingkungan sangat besar pengaruhnya
sedang atau akan dijalankan; melalui terhadap individu. Dengan adanya
pendidikan kesehatan, seseorang dapat lingkungan, maka individu dapat
mendapatkan informasi tentang cara menerima pengaruh atau dipengaruhi
hidup sehat, sehingga dalam jangka oleh lingkungan. Dari pernyataan itu
waktu tertentu mereka dapat dapat dijelaskan bahwa tenaga kesehatan
menunjukkan perilakunya sesuai dengan dengan materi penyuluhannya tentang
yang diharapkan (kesehatan). asi eksklusif dapat diartikan sebagai
Dengan demikian, melalui suatu yang berada di sekitar ibu hamil
pendidikan kesehatan atau penyuluhan yang dapat berpengaruh terhadap
kesehatan tentang pemberian asi perilaku ibu hamil melalui peningkatan
eksklusif pada ibu-ibu hamil yang pemahamannya tentang asi eksklusif,
dilakukan oleh tenaga kesehatan, maka sehingga ibu dapat mengarahkan
ibu-ibu hamil tersebut dapat memperoleh perilakunya pada kesiapan untuk
keterangan atau informasi yang benar menyusui secara eksklusif dan kemudian
tentang pentingnya pemberian asi mereka praktekkan pada saat bayinya
eksklusif pada bayi mereka yang akan telah lahir.
dilahirkan. Melalui pemahaman tersebut, Oleh karena itu, untuk
maka ibu hamil dapat mempersiapkan meningkatkan pengetahuan ibu hamil
diri supaya mereka benar-benar dapat khususnya tentang pentingnya asi
menyusui bayinya secara eksklusif; eksklusif dapat dilakukan melalui
persiapan-persiapan tersebut dapat pendidikan yang bersifat non formal
berupa mengkonsumsi makanan yang seperti penyuluhan atau upaya
dapat memacu pengeluaran asi secara pendidikan lainnya yang dapat dilakukan
optimal, atau upaya lain berupa di masyarakat, sehingga ibu hamil
penyiapan atau perawatan payudara ibu, khususnya, dan umumnya keluarga dan
sehingga secara fisik benar-benar siap masyarakat dapat meningkat / bertambah
untuk menyusui. pengetahuannya dalam bidang

84

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


kesehatan. Yulius K. Nyerere dalam Ka Eksklusif pada bayi yang
Badan PPSDM Depkes (2007) dilahirkannya.
menyatakan bahwa tujuan pendidikan d. Ibu yang diberi penyuluhan tentang
dan pembangunan pada dasarnya adalah ASI Eksklusif kurang atau sama
untuk pembebasan manusia dari dengan 2 kali berisiko tiga kali lebih
kebodohan, ketergantungan dan besar untuk tidak memberikan ASI
pengekangan; sedangkan pembangunan secara eksklusif pada bayinya bila
adalah untuk pengembangan manusia, dibandingkan dengan ibu yang
bukan sebaliknya yang menekankan diberi penyuluhan 3 kali atau lebih.
pada pengembangan materi atau fisik.
Pembangunan harus terus dijalankan Daftar Pustaka
agar mereka yang secara ekonomi lemah Ahmadi, Abu (1998). Psikologi Umum.
Cetakan kedua. Jakarta: Rineka
tidak semakin terpinggirkan. Demikian
Cipta.
pula mereka yang kaya atau kuat
Dinas Kesehatan Lebak (2011). Profil
ekonominya mau peduli dengan yang
Kesehatan Kabupaten Lebak
miskin. Tahun 2010. Lebak: Dinkes Lebak

Green L.W (1980). Health Educational


Simpulan Planning A Diagnostic Approach.
First edition. California: Mayfield
a. Masih banyak ditemukan ibu yang
Publishing Company
memberikan ASI secara tidak
Heildenberg, Steven (2008).
eksklusif pada bayinya.
Diterjemahkan oleh Khotibul
b. Rata-rata lamanya pemberian ASI Umam. Buku Pintar Perawatan
Bayi – Panduan Ibu Menangani
Eksklusif masih dibawah jumlah
Bayi dalam Masalah Tidur,
hari yang diharapkan. Makan, Higienis, Menangis, dan
lain-lain. Cetakan pertama.
c. Frekuensi penyuluhan tentang ASI
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Eksklusif yang diberikan oleh
Kemenkes RI (2010). Rencana Strategi
petugas kesehatan kepada ibu
Kementrian Kesehatan Tahun
selama dalam kehamilan, 2010-2014. Jakarta: Kemenkes RI.
berpengaruh secara signifikan Kementrian Negara Perencanaan
terhadap lamanya pemberian ASI Pembangunan Nasional / Badan
Perencanaan Pembangunan

85

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014


Nasional (2009). Pembangunan
Kesehatan dan Gizi di Indonesia:
Overview dan Arah ke Depan –
Background Study RPUJMN 2010-
2014. Jakarta: Bapenas

Kepala Badan PPSDM Depkes RI. 2007.


Majalah Pengembangan dan
Pemberdayaan SDM Kesehatan:
Ketika Bidan Harus Siaga. Vol.
3, No. 3. Jakarta: Badan PPSDM
Depkes RI

Notoatmodjo, Soekidjo et al. 2001.


Pendidikan – Promosi Dan
Perilaku Kesehatan (Teori dan
Aplikasi) KMP – 600. Jakarta:
FKM – UI.

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu


Kesehatan Masyarakat: Prinsip-
Prinsip Dasar. Cetakan kedua.
Jakarta: Rineka Cipta

Purwanto, Heri (1999). Pengantar


Perilaku Manusia Untuk
Keperawatan. Cetakan I. Jakarta:
EGC

Soetjiningsih (1997). ASI: Petunjuk


Praktis Untuk Tenaga
Kesehatan. Jakarta: EGC

Suparjo, Ariaguna. 2004. Ilmu Perilaku


dan Faktor yang Mempengaruhinya.
Jakarta: Grafika Buana.

86

Jurnal Medikes,Volume I, edisi 2, November 2014

Anda mungkin juga menyukai