Anda di halaman 1dari 69

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG

ANEMIA PADA IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN


DALAM MENGKONSUMSI TABLET BESI (Fe)
DI PUSKESMAS KELING II KABUPATEN JEPARA
TAHUN 2013

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk


memperoleh gelar Sarjana Kedokteran

Oleh:
Maulida Nur Soraya
NIM: 1110103000049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H/2013 M
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI

ix
BAB I
2.3 Definisi Operasional ............................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................... 21
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 21
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................................. 21
3.3 Populasi dan Sampel ............................................................................. 21
3.3.1 Populasi ..................................................................................... 21
3.3.2 Sampel ...................................................................................... 22
3.3.3 Jumlah Sampel .......................................................................... 22
3.3.4 Cara Pengambilan Sampel ......................................................... 23
3.3.5 Kriteria Sampel ......................................................................... 23
3.3.5.1 Kriteria Inklusi ............................................................... 23
3.3.5.2 Kriteria Eksklusi ............................................................ 23
3.4 Cara Kerja Penelitian ............................................................................ 24
3.5 Managemen Data .................................................................................. 24
3.5.1 Pengumpulan Data .................................................................... 24
3.5.2 Pengolahan Data ........................................................................ 24
3.5.3 Analisa Data .............................................................................. 25
3.5.4 Penyajian Data .......................................................................... 26
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 27
4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian .................................................... 27
4.2 Hasil Penelitian ..................................................................................... 28
4.2.1 Analisis Univariat ...................................................................... 28
4.2.1.1 Gambaran Karakteristik Responden ............................... 28
4.2.1.2 Gambaran Variabel Penelitian ........................................ 30
4.2.2 Analisis Bivariat ........................................................................ 30
4.3 Pembahasan .......................................................................................... 32
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden ............................................... 32
4.3.2 Kepatuhan Responden ............................................................... 35
4.3.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) ... 38
4.4 Keterbatasan Penelitian ......................................................................... 41
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 42
5.1 Simpulan .............................................................................................. 42
5.2 Saran .................................................................................................... 42
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................44
LAMPIRAN ..........................................................................................................48
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang tersebar luas


yang terkait dengan peningkatan risiko morbiditas dan mortalitas, terutama pada
wanita hamil1. Baik di negara maju maupun negara berkembang, sebagian besar
perempuan mengalami anemia selama kehamilan. Badan Kesehatan Dunia atau
World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa 35%-75% ibu hamil di
negara berkembang dan 18% ibu hamil di negara maju mengalami anemia2.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2007, presentase
anemia pada ibu hamil di Indonesia adalah 24,5%3. Sedangkan menurut data
Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara, sejak tahun 2010 sampai tahun 2012, tiap
tahunnya terdapat peningkatan jumlah kasus anemia pada ibu hamil di wilayah
kerja puskesmas tersebut. Bahkan dibandingkan dengan tahun 2011, pada tahun
2012 terjadi peningkatan kasus anemia pada ibu hamil hingga 87,5%4.

Sampai saat ini anemia masih merupakan penyebab tidak langsung


kematian obstetri ibu yang utama5. Anemia dalam kehamilan dapat memberi
dampak kurang baik bagi ibu, baik selama masa kehamilan, persalinan maupun
selama masa nifas dan masa selanjutnya. Berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia, seperti Partus lama karena inertia uteri, perdarahan postpartum karena
atonia uteri, syok, infeksi (baik intrapartum maupun postpartum), merupakan
berbagai macam dampak yang dapat ditimbulkan oleh anemia6. Gangguan atau
hambatan pada pertumbuhan sel tubuh maupun sel otak pada janin dapat terjadi
akibat keadaan kekurangan besi (Fe) yang dialami oleh ibu hamil. Pada ibu hamil,
keadaan kekurangan besi (Fe) ini dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir
sebelum waktunya, bayi berat lahir rendah (BBLR), perdarahan sebelum serta
pada waktu melahirkan, dan bahkan kematian ibu dan bayi merupakan resiko
yang dihadapi oleh ibu hamil yang mengalami anemia berat3.

1
2

Anemia salah satunya dapat disebabkan kerena defisiensi zat besi.


Anemia defisiensi zat besi inilah yang sering terjadi pada ibu hamil. Apabila ibu
hamil dapat memenuhi kebutuhannya akan zat besi, risiko timbulnya anemia
defisiensi zat besi dapat dicegah. Kebutuhan zat besi ibu hamil mengalami
peningkatan hingga 1070 mg. Peningkatan kebutuhan zat besi ini dapat
menyebabkan ibu hamil berisiko tinggi mengalami defisiensi besi. Suplementasi
besi dilakukan sebagai upaya pemenuhan zat besi dari makanan yang masih
kurang7.

Pemerintah telah mengupayakan kesehatan ibu hamil yang diwujudkan


dalam pemberian palayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan (K4). Pelayanan antenatal diupayakan diantaranya agar dapat
memenuhi standar pemberian tablet tambah darah (tablet Besi) minimal 90 tablet
selama kehamilan, serta pelayanan tes laboratorium sederhana minimal tes
hemoglobin darah (Hb). Namun, analisis cakupan K4 dengan pemberian tablet
besi (Fe) sering menunjukkan adanya kesenjangan yang cukup besar8. Pada tahun
2011 khususnya di Kabupaten Jepara, cakupan kunjungan K4 pada ibu hamil
adalah sebesar 97,17%, sedangkan cakupan ibu hamil yang mendapat Besi adalah
sebesar 90,32%9. Padahal salah satu kriteria K4 adalah ibu hamil tersebut
mendapatkan tablet besi (Fe) sebanyak 90 tablet yang diindikasikan dengan
besarnya cakupan Besi. Oleh karena itu seharusnya cakupan Besi lebih besar atau
sama dengan cakupan K4. Namun yang terjadi sebaliknya, cakupan ibu hamil
yang mendapat Besi lebih rendah dibandingkan dengan cakupan K48.

Studi yang dilakukan oleh Muhilal, dkk memperlihatkan bahwa


suplementasi besi dapat menurunkan prevalensi anemia pada wanita hamil sekitar
20% sampai 25%10. Sedangkan Werner Schultink, dkk., dalam studi diantara
wanita hamil di jakarta yang dilakukan terhadap program suplementasi besi
berpendapat bahwa terdapat rendahnya kepatuhan para ibu hamil dalam program
suplementasi tersebut sehingga menyebabkan kegagalan dalam menurunkan
prevalensi anemia11. Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010,
presentase ibu hamil yang tidak mengkonsumsi tablet besi (Fe) masih 19,3%12.
3

Selain penyediaan tablet besi (Fe) dan sistem distribusinya, salah satu
faktor yang dianggap paling berpengaruh dalam keberhasilan program
suplementasi besi adalah kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
(Fe). Meskipun didapatkan hasil bahwa cakupan ibu hamil yang mendapatkan
tablet besi (Fe) cukup baik, namun jika tidak dikonsumsi oleh ibu hamil maka
efek yang diharapkan pun tidak akan tercapai8. Menurut penelitian sebelumnya
yang dilakukan oleh Vongvichit, dkk. di Thailand pada tahun 2003, didapatkan
hasil bahwa 65,6% ibu hamil memiliki kepatuhan yang rendah dalam
mengkonsumsi tablet besi (Fe)13.

Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi


terbentuknya perilaku kesehatan14. Apabila ibu hamil mengetahui dan memahami
akibat anemia dan cara mencegah anemia maka akan mempunyai perilaku
kesehatan yang baik sehingga diharapakan dapat terhindar dari berbagai akibat
atau risiko terjadinya anemia kehamilan. Perilaku kesehatan yang demikian dapat
berpengaruh terhadap penurunan kejadian anemia pada ibu hamil15.

Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi merupakan salah satu contoh


perilaku kesehatan yang dilakukan ibu hamil. Penelitian yang dilakukan
sebelumnya oleh Vongvichit, dkk. di Thailand, mengungkapkan bahwa salah satu
faktor yang mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
(Fe) adalah pengetahuan ibu hamil tentang anemia13. Dari hasil penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya oleh Fuady & Bangun pada tahun 2013 di daerah
Sumatera Utara, menunjukkan bahwa ibu hamil yang memiliki tingkat
pengetahuan tentang anemia yang baik adalah sebesar 56,6%, terdapat 25,3% ibu
hamil yang memiliki pengetahuan yang cukup, dan 18,1% ibu hamil memiliki
tingkat pengetahuan yang rendah16.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Budiarni di Semarang,


didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan
dengan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe)7. Fuady & Bangun dalam
penelitiannya juga menyatakan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara
tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan tingkat kepatuhan ibu hamil
dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe)16.
4

Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui bagimana


hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dengan
kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Besi (Fe), khususnya di wilayah kerja
Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah pada


penelitian ini adalah bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan tentang
anemia pada ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Besi (Fe)?

1.3 Hipotesis Penelitian

Terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu


hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Besi (Fe)

1.4 Tujuan Penelitian


1.4.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang anemia pada
ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Besi (Fe) di wilayah
kerja Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara.
1.4.2 Tujuan Khusus
1) Untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia
di wilayah kerja Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara.
2) Untuk mengetahui gambaran kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi
tablet Besi (Fe) di wilayah kerja Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara.
3) Untuk menganalisis hubungan antara tingkat pengetahuan tentang anemia
pada ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet Besi (Fe) di
wilayah kerja Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara.
5

1.5 Manfaat Penelitian


1) Bagi Peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman nyata dalam menerapkan ilmu
yang diperoleh selama menjalani pendidikan di bangku perkuliahan.
2) Bagi Responden
Dapat menjadi masukan bagi ibu hamil untuk meningkatkan pengetahuan
tentang anemia dan meningkatkan kepatuhan mengkonsumsi tablet besi (Fe).
3) Bagi Instansi Kesehatan
Dapat digunakan sebagai masukan bagi Puskesmas Keling II tentang
gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan gambaran
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe), serta masukan
untuk meningkatkan upaya-upaya promotif tentang pentingnya
mengkonsumsi tablet Besi (Fe) selama kehamilan untuk mencegah terjadinya
anemia.
4) Bagi Institusi Pendidikan
Dapat memperkaya ilmu dan memambah wawasan pembaca mengenai
gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dan gambaran
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe).
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori


2.1.1 Anemia dalam Kehamilan

Anemia merupakan suatu kondisi dimana berkurangnya jumlah sel darah


merah, kualitas hemoglobin, dan volume hematokrit dibawah nilai normal per 100
ml darah17. Ketika seseorang memiliki kadar hemoglobin kurang dari 12 g/100ml
dalam darahnya, maka dia dikatakan menderita anemia. Anemia dalam kehamilan
adalah kondisi dimana kadar hemoglobin ibu hamil kurang dari 11 g/dl pada
trimester I dan III, atau pada trimester II kadar hemoglobinnya kurang dari 10,5
g/dl. Selama masa kehamilan, terjadi perubahan-perubahn dalam darah dan
sumsun tulang serta kebutuhan zat-zat makanan pun bertambah, oleh karena itu
anemia lebih sering dijumpai dalam kehamilan6.

Tabel 2.1 Kriteria Anemia Berdasarkan Rata-rata Kadar Hemoglibin


Normal pada Ibu Hamil

Hb Normal Anemia jika Hb


Usia Kehamilan
(g/dl) kurang dari: (g/dl)
Trimester I: 0-12 minggu 11,0 – 14,0 11,0 (Ht 33%)
Trimester II: 13-28 minggu 10,5 – 14,0 10,5 (Ht 31%)
Trimester III: 29 minggu-melahirkan 11,0 – 14,0 11,0 (Ht 33%)
Sumber: WHO, Clinical Use of Blood18

Selama masa kehamilan, darah akan bertambah banyak. Bertambahnya


darah sudah dimulai sejak umur kehamilan 10 minggu dan mencapai puncaknya
antara 32-36 minggu usia kehamilan. Perbandingan pertambahan komponen
darah yaitu plasma 30%, sel darah 18%, dan Hemoglobin 19%. Namun volume
plasma yang bertambah banyak tidak sebanding dengan pertambahan dari sel-sel
darah, sehingga terjadi pengenceran darah. Pengenceran darah ini merupakan
penyesuaian fisiologis dalam kehamilan yang bermanfaat bagi ibu hamil6.

6
7

Pengenceran darah tersebut akan meringankan beban jantung, karena


ketika dalam masa kehamilan jantung harus bekerja lebih berat. Akibat hidremia
(bertambah banyaknya darah dalam kehamilan) ini cardiac output akan
meningkat. Kerja jantung yang lebih ringan karena viskositas darah yang rendah
ini akan menyebabkan resistensi perifer berkurang, sehingga tekanan darah tidak
meningkat. Selain itu, pengenceran darah ini akan meminimalisir banyaknya
unsur besi yang hilang pada perdarahan waktu persalinan jika dibandingkan
dengan ketika darah masih tetap kental6.

2.1.1.1 Prevalensi Anemia Kehamilan

World Health Organization (WHO) memperkirakan bahwa anemia


mempengaruhi kehidupan sekitar 2 miliar orang di dunia, atau sekitar sepertiga
dari total populasi. Dibandingkan dengan daerah lain di dunia, Asia Selatan dan
Tenggara memiliki rata-rata prevalensi anemia yang tertinggi, yaitu masing-
masing 56% dan 44,7%13. Di Indonesia, berdasarkan hasil survei diperkirakan
bahwa prevalensi anemia gizi pada ibu hamil adalah antara 50% dan 70%11.

2.1.1.2 Etiologi dan Klasifikasi Anemia

Anemia dapat disebabkan karena hilangnya sel darah merah yang


meningkat, misalnya akibat perdarahan karena trauma atau operasi, infeksi
parasit, penyakit inflamasi. Penurunan produksi normal sel darah merah akibat
defisiensi besi, vitamin B12, folat, malnutrisi, malabsorpsi, infeksi HIV, serta
penyakit kronis juga dapat menyebabkan anemia18.

Anemia terbagi dalam bermacam-macam jenis. Pembagian anemia dalam


kehamilan yang didasarkan atas penelitian di Jakarta antara lain yaitu anemia
defisiensi besi, anemia megaloblastik, anemia hipoplastik, dan anemia hemolitik6.

1) Anemia defisiensi besi

Anemia defisiensi besi merupakan anemia yang diakibat kekurangan


besi. Di Indonesia sebagian besar anemia ini disebabkan karena kekurangan
besi19. Hal ini dapat disebabkan karena kurangnya asupan makanan yang
mengadung unsur besi, adanya gangguan resorpsi, gangguan penggunaan,
8

maupun karena perdarahan sehingga besi banyak yang keluar dari tubuh. Jika
selama kehamilan asupan besi tidak ditambah maka akan mudah terjadi anemia
defisiensi besi, sebab keperluan besi akan bertambah terutama dalam trimester
terakhir. Apalagi didaerah katulistiwa ini besi banyak yang keluar melalui
keringat, oleh karena itu anjuran asupan besi perhari di Indonesia untuk wanita
tidak hami adalah 12 mg, 17 mg untuk wanita hamil dan wanita menyusui. Ciri
khas anemia defisiensi besi yang berat yaitu mikrositosis dan hiprokomasia.
Sedangkan ciri lainya yaitu kadar besi serum yang rendah, daya ikat besi serum
yang tinggi, protoporfirin eritrosit yang tinggi, serta tidak ditemukan homosiderin
dalam sumsum tulang6.

2) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik dalam kahamilan jarang sekali disebabkan karena


defisiensi vitamin B12, kebanyakan disebabkan oleh defisieni asam folik.
Frekuensi anemia jenis ini terbilang cukup tinggi di daerah Asia dibandingkan
dengan di daerah Eropa maupun Amerika Serikat, karena anemia megaloblastik
ini berhubungan erat dengan defisiensi makanan. Diagnosis anemia megaloblastik
ditegakkan apabila ditemukan megaloblast atau promegaloblast dalam darah atau
sumsum tulang6.

3) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik dalam kehamilan disebabkan karena kurang


mampunya sumsum tulang dalam membuat sel-sel darah baru. Penyebab pasti
dari kondisi anemia hipoplastik ini sampai sekarang belum diketahui, namun
diperkirakan karena sepsis, sinar roentgen racun atau obat-obatan. Pada kondisi
ini, darah tepi memperlihatkan gambaran normositer dan normokrom, serta tidak
ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folik atau vitamin B126.

4) Anemia hemolitik

Proses penghancuran sel darah merah yang berlangsung lebih cepat


daripada pembuatanya dapat menyebabkan anemia hemolitik. Tanda-tanda yang
9

biasanya ditemukan yaitu hemoglobinemia, hemoglobinuria, hiperbilirubinemia,


hiperurobilinuria, dan sterkobilin lebih banyak dalam feses6.

2.1.1.3 Gejala Anemia

Pucat merupakan salah satu tanda yang paling sering dikaitkan dengan
anemia. Keadaan ini biasanya disebabkan karena berkurangnya volume darah,
berkurangnya hemoglobin serta vasokontriksi, untuk memaksimalkan pasokan O2
ke organ-organ vital. Bantalan kuku, telapak tangan, serta membran mukosa
mulut dan konjungtiva meupakan indikator yang lebih baik untuk menilai pucat
jika dibandingkan dengan warna kulit. Jika lipatan tangan tidak lagi tampak
berwarna merah muda, kadar hemoglobin biasanya kurang dari 8 g/dl17.

Pada anemia defisiensi besi biasanya dijumpai gejala cepat lelah, nafsu
makan berkurang, berdebar-debar, serta takikardi18. Keadaan cepat lelah, serta
nafas pendek ketika melakukan aktifitas jasmani merupakan manifestasi dari
berkurangnya distribusi O2. Takikardia mencerminkan beban kerja dan curah
jantung yang meningkat. Pada anemia yang berat dapat terjadi gagal jantung
kongestif akibat otot jantung yang anostik sehingga tidak dapat beradaptasi
terhadap kerja jantung yang meningkat. Selain itu, pada anemia defisiensi besi
yang berat juga dapat timbul gejala-gejala mual, anoreksia, konstipasi atau diare,
dan stomatitis17.

2.1.1.4 Diagnosis Anemia pada Kehamilan

Untuk menegakkan diagnosis anemia dalam kehamilan dapat dilakukan


anamnesis. Pada anamnesis akan didapatkan keluhan yang dapat mendukung
diagnosis anemia, seperti keluhan cepat lelah, sering pusing, mata berkunang-
kunang, dan keluhan mual-muntah yang lebih hebat pada kehamilan20.

Pemeriksaan darah selama kehamilan minimal dilakukan dua kali, yaitu


pada trimester I dan trimester III. Pemeriksaan kadar Hb dapat dilakukan dengan
menggunakan alat sahli. Dari hasil pemeriksaan Hb dengan menggunakan alat
sahli tersebut, kadar Hb dapat digolongkan menjadi 4, yaitu tidak anemia (Hb >11
10

g/dl), anemia ringan (Hb 9-10 g/dl), anemia sedang (Hb 7-8 g/dl), dan anemia
berat (Hb <7 g/dl)20.

2.1.1.5 Pengaruh Anemia dalam Kehamilan

Anemia dalam kehamilan dapat memberi pengaruh yang kurang baik


bagi ibu, baik selama dalam masa kehamilan, saat persalinan maupun dalam masa
nifas. Dalam masa kehamilan, pengaruh yang ditimbulkan oleh anemia antara lain
yaitu persalinan prematur, abortus, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim,
mudah terjadi infeksi, resiko dekompensasi kordis, mola hidatidosa, hiperemesis
gravidarum, perdarahan antepartum, serta ketuban pecah dini20.

Dampak-dampak yang ditimbulkan oleh anemia saat persalinan yaitu


gangguan his (kekuatan mengejan), serta kala pertama dapat berlangsung lama
dan terjadi partus terlantar. Pada kala kedua juga dapat berlangsung lama sehingga
dapat melahkan dan sering memerlukan tindakan operasi. Kala ketiga dapat
diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum akibat atonia uteri. Kala
empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. Pada masa
nifas, dampak yang ditimbulkan oleh anemia antara lain terjadi subinvolusi uteri
yang menimbulkan perdarahan postpartum, anemia kala nifas, mudah terjadi
infeksi mamae dan puerperium, pengeluaran ASI berkurang, serta dekompensasi
kordis mendadak setelah persalinan20.

Dengan adanya anemia yang dialami oleh ibu, kemampuan metabolisme


tubuh janin akan berkurang sehingga pertumbuhan dan perkembangan janin
dalam rahim akan terganggu. Dampak anemia pada janin antara lain abortus,
kematian intrauteri, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah,
kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mengalami
infeksi sampai kematian perinatal, serta intelegensia rendah20.
11

2.1.2 Tablet Besi

Penanggulangan masalah anemia gizi besi di Indonesia masih terfokus


pada pemberian tablet tambah darah (tablet besi)8. Pemberian tablet zat besi
merupakan salah satu palayanan/asuhan standar minimal yang diberikan pada
kunjungan antenatal. Tablet besi biasanya diberikan minimal sebanyak 90 tablet
selama kehamilan, yang diberikan pada trimester III. Tiap tablet mengandung fero
sulfat (FeSO4) 300 mg (zat besi 60 mg)21.

2.1.2.1 Farmakokinetik

Absorpsi Fe melalui saluran cerna terutama berlangsung di duodenum


dan jejunum proksimal. Transportnya melalui sel mukosa usus terjadi secara
transport aktif. Di dalam sel mukosa, setelah diabsorpsi ion ferro akan diubah
menjadi ion ferri. Kemudian ion ferri akan masuk ke dalam plasma dengan
perantara transferin, atau diubah menjadi ferritin dan disimpan dalam mukosa
usus22. Pada individu normal tanpa defisiensi besi (Fe) jumlah Fe yang diabsorpsi
5-10% atau sekitar 0,5-1 mg/hari. Absorpsi meningkat bila cadangan rendah atau
kebutuhan Fe meningkat. Absorpsi meningkat menjadi 1-2 mg/hari pada wanita
menstruasi, dan pada wanita hamil dapat meningkat menjadi 3-4 mg/hari22.

Setelah diabsorpsi, Fe dalam darah akan diikat oleh transferin, untuk


kemudian akan diangkut keberbagai jaringan terutama ke sumsum tulang dan
depot Fe. Selain transferin, sel-sel retikulum juga dapat mengangkut Fe untuk
keperluan eritropoesis. Bila tidak digunakan dalam eritropoesis, Fe akan mengikat
protein (apoferitin) dan membentuk feritin. Fe terutama disimpan pada sel
mukosa usus halus dan dalam sel-sel retikuloendotelial (di hati, limpa, dan
sumsum tulang). Setelah pemberian per oral, Fe terutama akan disimpan di limpa
dan sumsum tulang22.

Jumlah Fe yang diekskresikan tiap hari sedikit sekali., biasanya sekitar


0,5-1 mg sehari. Ekskresi terutama berlangsung melalui sel epitel kulit dan
saluran cerna yang terkelupas, selain itu juga mealui keringat, urin feses, serta
kuku, dan rambut yang dipotong. Pada wanita usia subur dengan siklus haid 28
12

hari, jumlah Fe yang diekskresikan sehubungan dengan haid diperkirakan


sebanyak 0,5-1 mg sehari22.

2.1.2.2 Kebutuhan Besi

Jumlah Fe yang dibutuhkan setiap hari dipengaruhi oleh berbagai faktor.


Faktor umur, jenis kelamin (sehubungan dengan kehamilan dan laktasi pada
wanita) dan jumlah darah dalam badan (dalam hal ini Hb) dapat mempengaruhi
kebutuhan. Dalam keadaan normal, wanita memerlukan 12 mg sehari guna
memenuhi ambilan sebesar 1,2 mg sehari. Sedangkan pada wanita hamil dan
meyusui diperlukan tambahan asupan untuk mengantisipasi peningkatan absorpsi
besi yang bisa mencapai 5 mg sehari22.

2.1.2.3 Sumber Besi Alami

Besi dalam daging berada dalam bentuk hem, yang mudah diserap,
sedangkan besi non-hem dalam tumbuhan tidak mdah diserap23. Makanan yang
mengandung besi dalam kadar tinggi (> 5 mg/100 g) adalah hati, jantung, kuning
telur, ragi, kerang, kacang-kacangan dan buah-buahan kering tertentu. Makanan
yang mengandung besi dalam jumlah sedang (1-5 mg/100 g) yaitu daging, ikan,
unggas, sayuran yang berwarna hijau, dan biji-bijian. Sedangkan susu atau
produknya, dan sayuran yang kurang hijau mengandung besi dalam jumlah rendah
(< 1 mg/100 g)22.

2.1.2.4 Indikasi

Sediaan Fe hanya diindikasikan untuk pencegahan dan pengobatan


anemia defisiensi besi. Penggunaan diluar indikasi, cenderung menyebabkan
penimbunan besi dan keracunan besi. Anemia defisiensi besi paling sering
disebabkan oleh kehilangan darah atau karena kebutuhan yang meningkat seperti
yang terjadi pada ibu hamil22.

2.1.2.5 Efek Samping

Efek samping yang paling sering timbul berupa intoleransi terhadap


sediaan oral. Gejala yang timbul dapat berupa mual dan nyeri lambung,
13

konstipasi, diare, dan kolik. Gangguan ini biasanya ringan dan dapat dikurangi
dengan pemberian obat setelah makan. Kemungkinan juga dapat menyebabkan
timbulnya feses yang berwarna hitam22.

Intoksikasi akut sangat jarang terjadi pada orang dewasa. Intoksikasi akut
dapat terjadi setelah menelan sediaan Fe sebanyak 1 g. Kelainan utama terdapat
pada saluran cerna, mulai dari iritasi, korosi, sampai terjadi nekrosis. Gejala yang
timbul biasanya berupa mual, muntah, diare, hematemesis, serta feses berwarna
hitam karena perdarahan pada saluran cerna, syok dan ahirnya kolaps
kardiovaskular dengan bahaya kematian. Gejala intoksikasi tersebut dapat timbul
dalam waktu 30 menit atau setelah beberapa jam meminum obat22.

2.1.3 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu setelah melakukan proses


penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindra
manusia yaitu indera pandengaran, penglihatan, penciuman, rasa, dan raba.
Pengetahuan manusia sebagian besar didapatkan melalui indera pendengaran dan
indera penglihatan14.

2.1.3.1 Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), ada beberapa cara untuk memperoleh


pengetahuan, antara lain yaitu:14

1) Cara coba-salah (Trial and error)

Cara ini digunakan dengan menggunakan kemungkinan dalam


memecahkan masalah, dan ketika kemungkinan tersebut tidak berhasil maka akan
dicoba menggunakan kemungkinan yang lain. Jika kemungkinan kedua gagal,
akan dicoba kemungkinan ketiga, begitu seterusnya sampai tercapai pemecahan
suatu masalah14.
14

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Kebiasaan-kebiasaan yang dilakukan manusia biasanya diwariskan turun-


temurun, dengan kata lain pengetahuan tersebut didapatkan berdasarkan pada
otoritas atau kekuasaan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang
dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji
atau membuktikan kebenaranya, baik berdasarkan fakta empiris maupun
berdasarkan penalarannya14.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman merupakan sumber pengetahuan. Pengalaman merupakan


salah satu cara untuk memperoleh pengetahuan14.

4) Melalui jalan pikiran

Manusia mampu menggunakan penalaranya dalam memperoleh


pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan
manusia telah menggunakan jalan pikirannya14.

5) Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada masa kini labih


sistematis, logis dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau
lebih popular disebut metodologi penelitian14.

2.1.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi


pengetahuan, antara lain yaitu:24

1) Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga prilaku


sesorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap berperan serta
dalam pembangunan. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka makin
mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang
15

dimiliki. Sebaliknya, pendidikan yang kurang akan menghambat perkembangan


seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan24.

2) Pekerjaan dan Pendapatan

Bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja


bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga27. Tingkat
pengetahuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidup juga tergantung
dengan hasil pendapatan24.

3) Umur

Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan


lebih matang dalam berfikir dan bekerja24. Menurut Saifudin (2009) ada faktor
resiko yang mendukung tinggnya angka kematian ibu yaitu “4 terlalu” terlalu
muda (< 20 tahun), terlalu tua (> 35 tahun), terlalu banyak anak dan terlalu sering
hamil. Untuk faktor risiko terlalu tua dan terlalu muda dapat dijadikan dasar
pengelompokan karakteristik berdasarkan ibu hamil21.

4) Pengalaman

Pengalaman merupakan salah satu cara untuk memperoleh kebenaran


pengetahuan, baik dari pengalaman diri sendiri maupun orang lain. Hal itu
dilakukan dengan cara pengulangan kembali pengalaman yang diperoleh dalam
memecahkan permasalahan yang dihadapi. Bila berhasil maka orang akan
menggunakan cara itu dan bila gagal orang tidak akan menggunakan cara tersebut.
Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang
sesuatu yang bersifat non-formal 24.

5) Informasi

Sesorang yang mempunyai informasi lebih banyak akan mempunyai


pengetahuan yang lebih banyak pula24.
16

6) Sosial-budaya

Tingkah laku manusia atau kelompok manusia dalam memenuhi


kebutuhan yang meliputi sikap, kebiasaan dan kepercayaan dipengaruhi oleh
budaya setempat. Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat
mempengaruhi sikap dalam menerima informasi24.

2.1.3.3 Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau angket


yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subyek penelitian atau
respon. Kedalaman pengetahuan yang ingin diketahui atau diukur disesuaikan
dengan tingkatan-tingkatan pengetahuan24.

Menurut Arikunto (2003) pengetahuan seseorang dapat diketahui dan


diinterpretasikan dengan skala yang bersifat kualitatif, yaitu:24

 Baik, jika skor yang dicapai 76-100%


 Cukup, jika skor yang dicapai 56-75%
 Kurang, jika skor yang dicapai < 56%

2.1.4 Kepatuhan

Meskipun kepatuhan sudah dipelajari dari berbagai perspektif yang luas,


sampai sekarang tidak ada kesepakatan mengenai definisinya. Istilah kepatuhan
pertama kali diperkanalkan dalam bidang kedokteran pada tahun 1976. Sackett
dan Haynes kemudian mendefinisikan kepatuhan sebagai “suatu tingkatan
perilaku seseorang (melakukan pengobatan, mengikuti rekomendasi diet atau
melaksanakan perubahan gaya hidup) yang sesuai dengan anjuran medis atau
kesehatan”. Kepatuhan juga berkenaan dengan hasil dari interaksi antara pasien
dengan petugas kesehatan25.

Perilaku seseorang pada dasarnya merupakan refleksi dari berbagai


gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak, minat, motivasi,
persepsi, sikap, dan sebagainya. Gejala kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh
17

berbagai faktor lain, diantaranya faktor pengalaman, keyakinan, sarana fisik,


sosiobudaya masyarakat, dan sebagainya14.

2.1.4.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepatuhan

Beberapa teori telah dicoba untuk mengungkap faktor-faktor yang


mempengaruhi perilaku kesehatan, salah satunya yaitu teori WHO (1984). Tim
kerja dari WHO meganalisis bahwa perilaku kesehatan seseorang antara lain
dipengaruhi oleh:14

1) Pengetahuan dan Sikap


Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain.
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek. Sikap
sering diperoleh dari pengelaman sendiri atau dari orang lain yang paling
dekat14.
2) Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, maupun tokoh masyarakat.
Seseorang menerima kepercayaan tersebut berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu14.
3) Orang Penting sebagai Referensi
Perilaku seseorang lebih banyak dipengaruhi oleh orang-orang yang dianggap
penting. Apabila seseorang itu penting, maka apa yang dia katakan cenderung
untuk dilaksanakan. Orang-orang yang dianggap penting ini sering disebut
kelompok referensi (reference group), antara lain kepala adat, kepala desa,
alim ulama, tenaga medis, guru, dan sebagainya14.
4) Sumber Daya
Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dan
sebagainya14.

Lawrence Green (1980) menyatakan bahwa perilaku seseorang


ditentukan oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya.
Disamping itu, ketersediaan fasilitas, sikap dan perilaku para petugas kesehatan
juga akan mendukung dan memperkuat terbentuknya perilaku. Sedangkan
Snehandu B. Kar (1983) mengemukakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi
18

oleh niat orang terhadap objek kesehatan, ada atau tidanya dukungan dari
masyarakat sekitar, ada atau tidaknya informasi tentang kesehatan, kebebasan
indivisu untuk mengambil keputusan, dan situasi yang memungkinkan seseorang
berperilaku atau tidak berperilaku14.

Hasil studi literatur yang dilakukan oleh Galloway & McGuire (1994)
memaparkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi (Fe) antara lain, yaitu:26

a) Pengaruh Tubuh
Faktor-faktor tubuh (efek samping, keterlambatan respon obat, demensia, dll)
sering menyebabkan seseorang menjadi tidak patuh26.
b) Dosis dan Bentuk Sediaan
Kepatuhan mengkonsumsi tablet besi menurun seiring dengan peningkatan
jumlah dosis dan ukuran sediaan26.
c) Pemanfaatan Layanan Kesehatan dan Keyakinan Pribadi
Jarak ke klinik, kendala ekonomi (biaya perjalanan), dan kesibukan jam buka
klinik dapat mempengaruhi pemanfaatan layanan kesehatan. Keyakinan
mengenai kesehatan dan pengobatan juga dapat mempengaruhi kepatuhan,
misalnya beberapa ibu hamil di Thailand tidak patuh mengkonsumsi tablet
besi karena mereka berpikir tablet besi dapat menyebabkan bayi lebih besar
sehingga susah dilahirkan26.
d) Hubungan Pasien dengan Tenaga Kesehatan
Kualitas hubungan pasien dengan tenaga kesehatan sangat penting dalam
mempengaruhi kepatuhan, meskipun kualitas bukan berarti bahwa pasien
diberikan informasi yang lebih. Keterlibatan pasien, kejelasan pesan yang
disampaikan, dan bagaimana pesan tersebut disampaikan penting dalam
meningkatkan dinamika antara pasien dengan tenaga kesehatan26.
e) Ketersediaan
Hubungan yang baik antara pasien dengan petugas kesehatan tidak akan
mempengaruhi kepatuhan jika ketersediaan tablet besi terbatas.
19

2.1.4.2 Pengukuran Kepatuhan

Pengukuran kepatuhan dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu secara


langsung maupun tidak langsung. Pengukuran secara langsung dapat dilakukan
dengan melihat kadar, hemoglobin, hematokrit, atau ferritin serum. Kekurangan
dari cara pengukuran ini antara lain keakuratan pengukuran langsung dipengaruhi
oleh perubahan gaya hidup, serta dapat diperoleh hasil yang bias karena
ketidaknyamanan pasien26.

Pengukuran secara tidak langsung dapat dilakukan melaui observasi atau


pengawasan tablet yang dikonsusmai oleh petugas kesehatan, laporan pasien,
perhitungan jumlah tablet yang dikonsumsi, wawancara dengan pasien,
penggunakan kalender untuk mengingatkan dan merekam tablet yang dikonsumsi.
Diantara beberapa cara tersebut, pelaporan pasien merupakan cara yang paling
dapat diandalkan26.

Dalam suatu studi yang telah dilakukan oleh Vongvichit, dkk (2003),
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi diklasifikasikan ke dalam 2
kategori, yaitu kepatuhan tinggi dan kepatuhan rendah. Dikatakan kepatuhan
tinggi jika tablet besi dikonsumsi setiap hari atau >3 hari/minggu. Jika ibu hamil
hanya mengkonsumsi tablet besi selama <3 hari dalam seminggu maka ibu hamil
tersebut termasuk dalam kategori kepatuhan rendah13.

2.2 Kerangka Konsep

Bagan 2.1 Kerangka Konsep


20

Keterangan:

: Variabel independen yang di teliti

: Variabel dependen yang di teliti

: Variabel yang berhubungan dengan variabel Independen

: Variabel yang berhubungan dengan variabel dependen

: Variabel perancu yang tidak dikontrol

2.3 Definisi Operaional

Tabel 2.1 Definisi Operasional

Definisi Cara Skala


No Variabel Alat Ukur Hasil Ukur
Operasional Pengukuran Ukuran
0. Kurang, jika
skor yang
Segala dicapai < 56%
sesuatu yang 1. Cukup, jika
diketahui skor yang
1. Pengetahuan Kuisioner Wawancara dicapai 56- Ordinal
responden
75%
mengenai 2. Baik, jika
anemia skor yang
dicapai 76-
100%
Suatu 0. Rendah, jika
tingkatan konsumsi
perilaku tablet besi < 3
seseorang hari/minggu
1. Tinggi, jika
2. Kepatuhan yang sesuai Kuisioner Wawancara Ordinal
konsumsi
dengan tablet besi
anjuran setiap hari
medis atau atau > 3
kesehatan hari/minggu
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik komparatif katagorik tidak


berpasangan dengan rancangan penelitian menggunakan desain studi potong
lintang (cross sectional), yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
tingkat pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dengan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet Besi (Fe).

3.2 Lokasi dan Waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Keling II, yaitu Desa
Gelang, Desa Tunahan, Desa Kunir, Desa Kaligarang, Desa Keling, dan Desa
Bumiharjo, yang dilaksanakan selama Bulan Mei – Juli 2013.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian

Kegiatan Waktu
1. Pengusulan Judul November 2012
2. Penyusunan Proposal Desember 2012 – April 2013
3. Penyusunan Kuesioner April 2013
4. Pengurusan Izin Penelitian April – Mei 2013
5. Pelaksanaan Penelitian Mei – Juli 2013
6. Pengolahan Data Juni – Agustus 2013
7. Penyusunan BAB IV-V Juli – Agustus 2013
8. Penyusunan Skripsi Agustus – September 2013
9. Ujian Skripsi September 2013
10. Revisi Skripsi September 2013

3.3 Populasi dan Sampel


3.3.1 Populasi
 Populasi target adalah ibu hamil trimester III
 Populasi terjangkau pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di
wilayah kerja Puskesmas Keling II.

21
22

3.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini adalah ibu hamil trimester III di wilayah kerja
Puskesmas Keling II pada bulan Mei – Juli 2013.

3.3.3 Jumlah Sampel

Untuk menentukan jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini,


berdasarkan jenis penelitian dapat digunakan rumus berikut:27

Keterangan: 28

Zα = 1,64

Zβ = 0,84

P2 = 0,2 (kepustakaan)

P1 – P2 = selisish minimal proporsi kepatuhan yang dianggap bermakna,


ditetapkan 20% = 0,2

Dengan demikian:

Q2 = 1 – P2 = 1 – 0,2 = 0,8

P1 = P2 + 0,2 = 0,2 + 0,2 = 0,4

Q1 = 1 – P1 = 1 – 0,4 = 0,6

P = (P1 + P2)/2 = (0,4+0,2)/2 = 0,6/2 = 0,3

Q = 1 – P = 1 – 0.3 = 0,7

Dengan memasukkan nilai-nilai di atas pada rumus, diperoleh:


23

Maka perolehan jumlah sampel yang diperlukan adalah 62 orang. Untuk


menjaga kemungkinan adanya drop out (DO), maka jumlah subjek ditambah
sebanyak 10%. Jadi total jumlah sampel yang diperlukan adalah 62 + 6,2 = 68
orang.

3.3.4 Cara Pengambilan Sampel

Sampling frame diperoleh dari data Puskesmas Keling II Kabupaten


Jepara, jumlah populasi ibu hamil yang berada di wilayah kerja puskesmas
tersebut adalah 74 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan
total sampling. Dari total 74 orang tersebut, ternyata 5 orang di antaranya masuk
kriteria eksklusi, yaitu 4 orang belum mendapat tablet besi (Fe) dan 1 orang tidak
bersedia jadi responden. Dengan demikian keseluruhan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini berjumlah 69 orang.

3.3.5 Kriteria Sampel


3.3.5.1 Kriteria Inklusi

Ibu hamil trimester III yang memperoleh tablet besi dari petugas
kesehatan, serta bersedia menjadi responden di wilayah kerja Puskesmas Keling II
Kabupaten Jepara.

3.3.5.2 Kriteria Eksklusi


 Ibu hamil trimester III yang tidak memperoleh tablet besi dari petugas
kesehatan
 Ibu hamil trimester III yang tidak bersedia menjadi responden
24

3.4 Cara Kerja Penelitian

Bagan 3.1 Cara Kerja Penelitian

3.5 Managemen Data


3.5.1 Pengumpulan Data

Data responden akan diambil ketika telah memperoleh persetujuan


setelah penjelasan (informed concert) dari responden. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan media kuisioner.

3.5.2 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:

a) Menyunting data (data editing)

Editing dilakukan untuk memeriksa kelengkapan dan kebenaran data. Proses


editing dilakukan setiap kali selesai memperoleh data dari kuesioner yang
telah diisi oleh responden. Bila terdapat kesalahan atau data yang tidak
25

lengkap, peneliti akan menemui responden kembali untuk melakukan


klarifikasi.

b) Mengkode data (data coding)

Proses pemberian kode kepada setiap variabel yang telah dikumpulkan,


dilakukan untuk memudahkan dalam memasukkan data.

c) Memasukkan data (data entry)

Memasukkan data yang telah diberikan kode ke dalam program statistik pada
software komputer

d) Membersihkan data (data cleaning)

Setelah data dimasukkan, dilakukan pengecekan kembali untuk memastikan


data tersebut tidak ada yang salah.

e) Memberikan nilai data (data scoring)

Penilaian data dilakukan dengan cara pemberian skor terhadap jawaban yang
menyangkut variabel dependen dan variabel independen.

3.5.3 Analisa Data

Analisis univariat digunakan untuk menggambarkan karakteristik


responden yang meliputi usia, pendidikan terakhir, pekerjaan, dan pendapatan
responden. Selain itu, analisis univariat juga digunakan untuk memperoleh
gambaran tingkat pengetahuan ibu, serta gambaran kepatuhan ibu dalam
mengkonsumsi tablet besi di wilayah kerja Puskesmas Keling II.

Analisis bivariat digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya


hubungan yang bermakna secara statistik antara variabel dependen dan variabel
independen dengan uji Chi-Square menggunakan SPSS 18.0 For Windows. Pada
penelitian ini uji Chi-Square dilakukan untuk menganalisis hubungan variabel
dependen (kepatuhan mengkonsumsi tablet besi) dengan variabel independen
(tingkat pengetahuan ibu) yang mana kedua variabel tersebut bersifat kategorik.
Melalui uji statistik Chi-Square akan diperoleh nilai p (p-value) dengan tingkat
26

kemaknaan 0,005. Jika nilai p < 0,005 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dengan
kata lain terdapat hubungan yang bermakna antara dua variabel yang diuji.
Sedangkan jika nilai p > 0,005 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dengan kata lain
tidak terdapat hubungan antara dua variabel yang diuji29.

Jika tidak memenuhi syarat uji Chi-Square, alternatif lain yang dapat
dilakukan untuk tabel 3x2 adalah penggabungan sel. Setelah dilakukan
penggabungan sel, maka akan terbentuk tabel 2x2. Tabel 2x2 yang baru terbentuk
kemudian kembali diuji dengan menggunakan uji Chi-Square. Jika uji Chi-Square
tersebut tidak memenuhi syarat lagi, maka dapat menggunakan uji Fisher sebagai
uji alternatif untuk tabel 2x229.

3.5.4 Penyajian Data

Pada analisis univariat, data disajikan dalam bentuk teks, serta dalam
bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase.

Pada analisis multivariat, data disajikan dalam bentuk teks, serta dalam
bentuk tabel 3 x 2 sebagai berikut:

Tabel 3.2 Contoh Tabel Penyajian Data

Kepatuhan mengkonsumsi tablet


besi Total
Karakteristik
Tinggi Rendah
n % n % n %
Pengetahuan anemia
Baik
Cukup
Kurang
Total
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Tempat Penelitian


Puskesmas Keling II merupakan salah satu puskesmas dari total
keseluruhan 20 Puskesmas yang ada di Kabupaten Jepara. Puskesmas yang telah
berdiri sejak tahun 1984 ini berlokasi di jalan raya Keling Jepara, Desa Keling
Kecamatan Keling Telp. (0291) 579153. Wilayah kerja Puskesmas Keling II
dengan luas 3.486.343 Ha, terdiri dari 148 RT dan 35 RW4.
Puskesmas ini memiliki 6 desa binaan, yaitu Desa Gelang, Desa
Tunahan, Desa Kunir, Desa Kaligarang, Desa Keling, dan Desa Bumiharjo.
Wilayah Puskesmas Keling II berbatasan dengan:4
 Sebelah barat : Puskesmas Kembang
 Sebelah timur : Puskesmas Keling I
 Sebelah selatan : Gunung Muria Kudus
 Sebelah utara : Laut Jawa

Sebanyak 31078 jiwa penduduk menempati wilayah kerja Puskesmas


Keling II yang 100% daerahnya adalah daratan. Lima belas ribu lima ratus tiga
puluh satu jiwa di antaranya adalah penduduk laki-laki, sementara 15547 jiwa
lainya adalah penduduk perempuan4.

Puskesmas Keling II merupakan puskesmas rawat jalan yang buka setiap


hari Senin sampai hari Jum’at, mulai pukul 07.30 WIB. Sebagai Puskesmas rawat
jalan, Puskesmas Keling II mengembangkan 6 (enam) program wajib yaitu:
Klinik umum, Klinik Gigi, Klinik KIA, dan KB, Klinik gizi, P2M, Promkes dan
Kesling4.

27
28

4.2 Hasil Penelitian


4.2.1 Analisis Univariat
4.2.1.1 Gambaran Karakteristik Responden

Hasil pengumpulan data yang berasal dari 69 responden sesuai dengan


jumlah sampel yang dibutuhkan, didapatkan gambaran karakteristik responden
yang meliputi usia, pekerjaan, pendidikan terakhir dan pendapatan rata-rata
keluarga responden.

1) Usia Responden

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia

Kelompok Usia Jumlah (Orang) Persentase (%)


< 20 Tahun 15 21,7
20 – 35 Tahun 44 63,8
> 35 Tahun 10 14,5
Total 69 100,0

Berdasarkan hasil pengumpulan data, didapatkan bahwa rata-rata usia


responden adalah 26 tahun. Usia responden yang termuda adalah 16 tahun,
sedangkan usia responden yang tertua adalah 43 tahun. Kebanyakan responden
(63,8%) merupakan ibu hamil yang termasuk dalam kelompok usia 20-35 tahun.
Sekitar 21,7% responden berusia dibawah 20 tahun, dan 14,5% dari total
keseluruhan responden berusia diatas 35 tahun. Dengan demikian, terdapat sekitar
36,2% responden yang termasuk kelompok usia terlalu muda dan terlalu tua, yang
merupakan faktor risiko tingginya angka kematian ibu.

2) Pekerjaan Responden

Tabel 4.2 Distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (Orang) Persentase (%)


Ibu Rumah Tangga 59 85,5
Petani 4 5,8
Pedagang 2 2,9
Guru 1 1,4
Karyawati 1 1,4
Buruh 1 1,4
Pembantu Rumah Tangga 1 1,4
Total 69 100,0
29

Sebagian besar responden (85,5%) merupakan seorang ibu rumah tangga.


Sebanyak 5,8% responden bekerja sebagai petani, dan 2,9% responden adalah
seorang pedagang. Pekerjaan lainnya seperti guru, karyawati, buruh, serta
pembantu rumah tangga, masing-masing dilakukan oleh 1,4% responden.

3) Pendidikan Terakhir Responden

Tabel 4.3 Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan Jumlah (Orang) Persentase (%)


Tamat SMP 36 52,2
Tamat SMA 13 18,8
Tamat SD 13 18,8
Tidak Tamat SD 5 7,2
Tamat S1 2 2,9
Total 69 100,0

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, dapat diketahui bahwa sekitar setengah dari
total responden (52,2%) merupakan tamatan SMP. Sedangkan responden yang
menyelesaikan jenjang pendidikan terakhirnya sampai tamat SMA dan tamat SD
masing-masing adalah 18,8%. Terdapat 7,2% responden yang tidak tamat SD, dan
2,9% responden telah menyelesaikan pendidikan terakhirnya sampai tingkat
universitas (S1).

4) Pendapatan Rata-rata Keluarga Responden

Tabel 4.4 Distribusi Responden berdasarkan Pendapatan Rata-rata

Pendapatan Rata-rata Jumlah (Orang) Persentase (%)


< Rp. 1.500.000 56 81,2
Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000 12 17,4
Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000 1 1,4
Total 69 100,0

Hampir sebagian besar responden (81,2%) pendapatan rata-rata keluarga


per bulannya adalah kurang dari Rp. 1.500.000. Tujuh belas koma empat persen
responden memiliki pendapatan rata-rata per bulan antara Rp. 1.500.000 sampai
dengan Rp. 2.500.000. Hanya 1,4% responden yang per bulannya memiliki
pendapatan rata-rata Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000.
30

4.2.1.2 Gambaran Variabel Penelitian


1) Tingkat Pengetahuan Responden

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan


tentang Anemia pada Ibu Hamil
Tingkat Pengetahuan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Baik 28 40,6
Cukup 32 46,4
Kurang 9 13,0
Total 69 100,0

Berdasaran tabel 4.6 diketahui bahwa 46,4% responden yang mempunyai


pengetahuan cukup. Sedangkan responden yang pengetahuannya baik ada 40,6%.
Tiga belas persen sisanya merupakan responden dengan pengetahuan kurang.

2) Kepatuhan Responden

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Kepatuhan dalam


Mengkonsumsi Tablet Fe
Kepatuhan Jumlah (Orang) Persentase (%)
Tinggi
62 89,9
(4-7 hari/minggu)
Rendah
7 10,1
(0-3 hari/minggu)
Total 69 100,0

Berdasarkan tabel 4.7 ditemukan bahwa sebagian besar responden


(89,9%) memiliki kepatuhan mengkonsumsi tablet besi yang tinggi.sedangkan
hanya terdapat 7 orang responden (10,1%) yang memiliki kepatuhan yang rendah.

4.2.2 Analisis Bivariat

Analisis bivariat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan tentang


anemia yang merupakan variabel bebas dengan variabel terikatnya yang berupa
kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet Fe, dilaukan dengan
menggunakan uji statistik Chi-Square. Hasil uji Chi-Square untuk menganalisis
hubungan di antara dua variabel tersebut adalah sebagai berikut:
31

Tabel 4.8 Hubungan Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan Ibu


Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe
Kepatuhan Responden Total
Pengetahuan Responden Tinggi Rendah
N % N % N %
Baik 27 43,5 1 14,3 28 40,6
Cukup 28 45,2 4 57,1 32 46,4
Kurang 7 11,3 2 28,6 9 13,0
Jumlah 62 100 7 100 69 100

Berdasarkan tabel 4.8 diatas, dapat diketahui bahwa terdapat 28


responden dengan pengetahuan baik, 27 di antaranya memiliki kepatuhan tinggi
dan 1 kepatuhannya rendah. Dua puluh delapan responden dari 32 responden
dengan pengetahuan cukup memiliki kepatuhan tinggi, empat reponden lainya
memiliki kepatuhan rendah. Sedangkan dari 9 responden dengan pengetahuan
rendah, terdapat 7 responden yang memiliki kepatuhan tinggi dan kepatuhan 2
responden yang lain adalah rendah.

Setelah dianalisa dengan menggunakan uji Chi-Square, ternyata


diperoleh hasil bahwa syarat untuk dapat digunakannya uji Chi-Square pada tabel
3x2 diatas tidak terpenuhi. Hal ini karena terdapat 3 sel (50%) yang memiliki nilai
expected < 5, dimana syarat uji Chi-Square adalah maksimal hanya ada 20% sel
yang memiliki expected count < 5. Untuk tabel 3x2 tersebut, alternatif uji Chi-
Square yang dapat diambil adalah dengan cara penggabungan sel29.

Tabel 4.9 Hasil Penggabungan Sel Tingkat Pengetahuan Responden

Kepatuhan Responden Total


Pengetahuan Responden Tinggi Rendah
N % N % N %
Baik 34 54,8 2 28,6 36 52,2
Kurang 28 45,2 5 71,4 33 47,8
Jumlah 62 100 7 100 69 100

Tabel 2x2 baru yang terbentuk akibat penggabungan sel tersebut,


kemudian diuji dengan uji Chi-Square kembali bila syaratnya terpenuhi29. Uji
Chi-Square untuk yang kedua kalinya ini juga tidak terpenuhi, karena terdapat 2
32

sel (50,0%) yang memiliki expected count < 5. Sehingga uji alternatifnya yang
dapat digunakan yaitu uji Fisher. Dari uji hipotesis diperoleh hasil X2 = 1,389, p-
value = 0,247 (p<0,05). Oleh karena nilai p > 0,05, maka berarti bahwa tingkat
pengetahuan responden tentang anemia tidak berhubungan secara bermakna
dengan kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet besi (Fe) di Puskesmas
Keling II.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Responden

Pada hasil penelitian diperoleh bahwa terdapat 28 orang (40,6%) yang


termasuk dalam kelompok responden yang memiliki pengetahuan yang baik
tentang anemia. Sedangkan 32 orang responden (46,4%) memiliki pengetahuan
yang cukup, dan responden yang masuk dalam kelompok pengetahuan kurang ada
9 orang (13,0%).

Hasil tersebut kurang sesuai jika dibandingkan dengan penelitian


sebelumnya yang dilakukan oleh Fuady & Bangun (2013) di daerah Sumatera
Utara. Pada penelitian mereka diperoleh hasil sebanyak 56,6% responden
termasuk kategori pengetahuan tinggi. Sedangkan responden dengan tingkat
pengetahuan cukup hanya terdapat 25,3% saja16.

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh Sulistiyowati (2012) di


Suarakarta, membagi tingat pengetahuan ibu hamil tentang anemia menjadi 4
kategori, yaitu baik, cukup, kurang baik, dan tidak baik. Hasil Penelitiannya
didapatkan sebanyak 62,86% pengetahuan responden adalah cukup, 5,71%
responden memiliki pengetahuan yang baik, 17,14% responden yang memiliki
pengetahuan tidak baik, dan 14,29% responden termasuk dalam kategori
pengetahuan kurang baik30.

Adanya perbedaan hasil penelitian di beberapa daerah yang berbeda


tersebut diatas, menandakan bahwa status sosial-ekonomi, budaya, termasuk
kepercayaan perihal gizi dan gaya hidup secara keseluruhan cukup berpengaruh31.
33

Usia, pendidikan, pendapatan, pengalaman serta sumber informasi, dapat


mempengaruhi pengetahuan seseorang. Sistem sosial budaya masyarakat setempat
pun secara tidak langsung akan mengengaruhi pengetahuan seseorang, karena
sistem sosial budaya akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menerima
informasi14.

Banyaknya jumlah responden yang memiliki pengetahuan cukup bahkan


baik, kemungkinan dipengaruhi oleh banyaknya jumlah responden yang termasuk
dalam kelompok umur 20-35 tahun. Dari hasil penelitian berdasarkan karakteristik
umur responden, terdapat 63,8% responden yang termasuk dalam kelompok umur
tersebut. Pada kelompok umur tersebut, penjelasan dan informasi yang
disampaikan oleh tenaga medis dan berbagai media masih memungkinkan
diterima dan dipahami dengan mudah.

Tingkat pengetahuan seseorang dapat ditunjukkan dari tingkat


pendidikan formalnya14. Dari hasil penelitian terlihat bahwa 52,2% responden
adalah tamatan SMP. Melihat data tersebut, dapat dikatakan bahwa tingkat
pendidikan formal sebagian besar responden yang cukup tersebut sebanding
dengan tingkat pengetahuan responden tentang anemia.

Hasil pendapatan akan mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang


untuk memenuhi kebutuhan hidupnya14. Semakin tinggi pendapatan seseorang,
tingkat pengetahuannya kemungkinan juga semakin tinggi. Melihat bahwa
sebanyak 81,2% responden berpenghasilan kurang dari Rp. 1.500.000,- hal ini
mungkin pula yang mempengaruhi banyaknya jumlah responden dengan
pengetahuan cukup tersebut.

Hasil penelitian diperoleh bahwa 71,6% responden memperloleh


informasi tentang anemia dari tenaga medis, sisanya menyatakan bahwa mereka
memperoleh informasi dari media, maupun dari cerita atau pengalaman saudara
dan tetangga mereka. Pada penelitian yang dilakukan oleh Yekta Z, dkk,
didapatkan kebanyakan ibu hamil menerima informasi tentang anemia dan tablet
fe dari tenaga medis dari pada sumber informasi yg lain seperti media, meskipun
demikian pengetahuan meraka masih rendah31. Rendahnya kesadaran ibu hamil
34

dan mungkin adanya anggapan negatif mengenai suplementasi besi di masyarakat


merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap sulitnya pengelolaan
program penurunan anemia. Oleh karena itu, hendaknya para tenaga medis
merubah pemahaman yang salah tersebut, misalnya dengan melakukan kegiatan
penyuluhan atau memberikan konseling kesehatan saat kunjungan antenatal.
Dengan demikian diharapkan pengetahuan ibu hamil dapat meningkat sehingga
kesadaran mereka juga dapat ditingkatkan. Hal ini sesuai dengan firman Allah
SWT.:

Artinya: “Oleh sebab itu berikanlah peringatan karena peringatan itu


bermanfaat,” (Q.S. Al-A’laa [87]: 9)

Ketika dilakukan analisis bivariat, ternyata didapatkan hasil bahwa syarat


menggunakan uji Chi-Square tidak terpenuhi. Peneliti pun mengambil alternatif
berupa menggabungkan sel29, sehingga diperoleh tingkatan pengetahuan hanya
dikelompokkan menjadi 2 kategori saja, yaitu pengetahuan baik dan kurang.

Setelah dilakukan uji normalitas terhadap hasil skor dari pengetahuan


para responden, diperoleh bahwa data memiliki distribusi yang tidak normal. Oleh
karena itu, digunakanlah titik median sebagai ukuran pemusatan data29. Dengan
demikian, responden yang memiliki skor kurang dari skor median (22) akan
termasuk dalam kategori kurang. Sedangkan yang termasuk kedalam kategori baik
adalah responden yang dapat menjawab dengan benar minimal 22 pertanyaan atau
lebih, dari total keseluruhan 30 pertanyaan.

Setelah dibuat kategori baru, ternyata didapatkan hasil sebanyak 36 orang


(52,2%) responden memiliki pengetahuan yang baik tentang anemia. Responden
yang termasuk dalam kategori pengetahuan kurang ada 33 0rang (47,8%). Hal ini
menggambarkan tingkat pengetahuan tentang anemia pada responden hampir
berimbang antara yang baik dengan yang kurang.

Dari pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan


responden dipengaruhi oleh usia, pendidikan formal serta pendapatan keluarga.
35

Semakin matang usia responden dan semakin tinggi pendapatan yang dimilikinya,
maka akan semakin banyak pengetahuan yang diperolehnya. Begitu pula, semakin
tinggi tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan pun akan semakin tinggi.

4.3.2 Kepatuhan Responden

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepatuhan dari 62 orang


(89.9%) responden adalah tinggi. Sedangkan hanya terdapat 7 orang reponden
(10,1%) responden yang memiliki kepatuhan rendah. Dengan demikian, sebagian
besar responden cukup patuh mengkonsumsi tablet besi (Fe) setiap hari.

Hasil penelitian juga didapatkan bahwa beberapa alasan responden tidak


teratur mengkonsusmsi tablet besi (Fe) setiap hari, antara lain karena malas,
bosan, tidak penting, lupa, dan efek dari tablet tersebut seperti mual, muntah, bau,
dan tidak enak. Sebanyak 57,4% responden menyatakan alasan mereka tidak
teratur mengkonsusmsi tablet besi (Fe) adalah karena tidak tahan dengan efek
sampingnya, seperti mual, muntah, serta rasa dan baunya yang tidak enak.
Sementara itu, 38,3% responden menyatakan bahwa mereka lupa, malas dan
bosan. Sedangkan 4,3% responden berpendapat bahwa tablet besi (Fe) itu tidak
penting, sehingga mereka tidak teratur meminumnya. Dari pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa sering tidak terpenuhinya indikator cakupan pemberian
tablet besi (Fe) sebanyak 100% kemungkinan adalah ibu hamil lupa, merasa
malas, bosan, mual, muntah, ketika mengkonsumsi tablet besi (Fe), rasa dan bau
tablet besi (Fe) yang tidak enak, serta adanya anggapan bahwa tablet besi (Fe)
tidak penting, sehingga mereka tidak teratur meminumnya setiap hari.

Nordeng, dkk. Melaporkan bahwa faktor demografi berhubungan dengan


ketidakpatuhan pada program suplementai besi selama kehamilan. Pada penelitian
yang dilakukan oleh Yekta Z, dkk, didapatkan hasil kepatuhan mengkonsumsi
tablet besi (Fe) relatif tinggi (87%), dan sedikit yang melaporkan timbulnya efek
samping (30.3%)33. Penelitian di Jakarta menyimpulkan bahwa kepatuhan
terhadap program suplementasi besi rendah dan dibutuhkan strategi sistem
monitoring dan evaluasi yg dapat dipercaya32. Tingginya kepatuhan dan
36

rendahnya efek samping diperlihatkan pada penelitian Galloway & McGuire


(1994)35. Studi yang lain menyatakan hanya 1 dari 3 perempuan yg dilaporkan
bahwa mereka mengalami efek samping yg negatif. Berlawanan dgn keyakinan
bahwa ibu hamil berhenti minum tablet besi (Fe) sebagian karena efek samping
negatif, pada penelitian mereka, efek samping negatif yang mengalami oleh
responden tidak memperngaruhi durasi konsumsi tablet besi (Fe)26. Selama
percobaan suplementasi besi di 5 negara, hanya sekitar 1 dari 10 ibu hamil yg
berhenti mengkonsumsi tablet besi (Fe) karena mengalami efek samping31.

Galloway & McGuire (1994) menyatakan bahwa hubungan antara ibu


hamil dengan tenaga medis dapat mempengaruhi kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsusmsi tablet besi. Perhatian yang diberikan oleh tenaga medis seperti
memberi pelayanan dengan tersenyum, menanyakan keadaan keluarga, serta
memberi umpan-balik atas kunjungan sebelumnya, dapat meningkatkan kepuasan
atas pelayanan yang diberikan sehingga diharapkan kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi dapat semakin ditingkatkan26. Oleh karena itu,
hendaknya para tenaga medis memiliki sifat-sifat berikut:

 Santun

Artinya: “Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah
yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).
Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (Q.S. Al-Baqrah [2]: 263)
 Ramah

Artinya: “Maka karena rahmdkklah engkau berlaku lemah lembut kepada


mereka, sekiranya engkau berlaku kasar dan berhati bengis, niscaya mereka
menjauhkan diri dari sekitarmu...” (Q.S. Al-Imran [3]: 159)
 Sabar
37

Artinya: “Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan, sesungguhnya


(perbuatan) yang demikian termasuk hal-hal yang diutamakan.” (Q.S. Asy-
Syuura [42]: 43)
 Tegas
Hadits Rasulullah SAW.: “Abu Sa’ad meriwayatkan bahwa ada seorang laki-
laki mendatangi Nabi SAW. serta berkata: ‘Saudaraku, perutnya sakit’. Nabi
bersabda: ‘Minumlah madu!’. Kemudian dia datang lagi serta berkata:
‘Sudah kukerjakan’. Nabi SAW. Bersabda: ‘Benarlah Allah dan berdustalah
perut saudaramu, Minumkanlah madu!’. Maka minumlah dia dan lantas dia
sembuh. (H.R. Bukhari)

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Fuady & Bangun (2013),


membagi tingkat kepatuhan responden menjadi 3, yaitu tinggi, sedang dan rendah.
Hasil yang mereka peroleh adalah 53,5% responden kepatuhannya tinggi, 27,3%
kepatuhan responden sedang, sebanyak 19,2% responden memilki kepatuhan yang
rendah16.

Berbanding terbalik dengan penelitian yang dilakukan oleh Vongvichit,


dkk. (2003), hasil penelitian mereka diperoleh sebanyak 65,6% responden
kepatuhanya rendah. Dengan kata lain, responden yang memiliki kepatuhan tinggi
hanya ada 34,4%. Vongvichit, dkk. (2003) memaparkan bahwa alasan para
responden yang tidak patuh tersebut di antaranya adalah lupa, efek samping yang
diperoleh, serta keengganan dalam mengkonsumsinya dalam jangka waktu yang
cukup panjang13.

Sumber daya, dalam hal ini mencakup fasilitas maupun pelayanan


puskesmas dan tenaga kesehatan seperti bidan-bidan desa berpengaruh terhadap
perilaku seseorang atau kelompok masyarakat14. Kepatuhan mengkonsumsi tablet
besi merupakan perilaku ibu hamil dalam mendukung program suplementasi besi
yang dilakukan pemerintah. Ketersediaan tablet besi (Fe) di wilayah kerja
Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara sudah cukup baik sehingga semua ibu
hamil yang melakukan pemeriksaan di Puskesmas atau bidan-bidan desa dapat
memperoleh tablet besi (Fe) secara gratis. Hal inilah yang mungkin
38

mempengaruhi tingginya kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi


(Fe) di wilayah tersebut.

Dari penyataan diatas dapat dikatakan bahwa kepatuhan responden dapat


dipengaruhi oleh ketersediaan tablet besi (Fe) yang memadahi. Apabila tablet besi
tersedia dengan cukup, maka kemungkinan ibu hamil untuk dapat mengkonsumsi
tablet besi (Fe) secara teratur pun cukup tinggi.

4.3.3 Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia dengan Kepatuhan


Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Besi Fe

Dari hasil penelitian yang dilakukan, terdapat 36 responden dengan


tingkat pengetahuan baik, dimana 34 orang di antaranya memiliki kepatuhan
tinggi dan kepatuhan dari 2 orang sisanya adalah rendah. Sedangkan dari 33
responden yang memiliki pengetahuan kurang, tingkat kepatuhan 28 responden di
antaranya adalah tinggi, dan 5 orang responsen lainya memiliki kepatuhan yang
rendah.

Yekta Z, dkk. memaparkan bahwa pada penelitian mereka diperoleh hasil


kepatuhan lebih tinggi meskipun pengetahuan responden rendah. Hasil dari
berbagai macam penelitian memperlihatkan bahwa pengetahuan konsumen
tentang anemia rendah31. Literatur yang didapatkan dari beberapa negara
mengesankan bahwa alasan terpenting dari kegagalan program suplementasi besi
adalah kurangnya ketersediaan tablet besi11, tetapi ketidakpatuhan sebagian ibu
hamil bisa karena adanya faktor yg signifikan. Rendahnya kepatuhan merupakan
akibat dari keengganan merasakan efek samping ketika mengkonsumsi tablet besi
dan kegagalan banyak sistem pelayanan kesehatan primer untuk memotivasi para
tenaga medis dan ibu hamil mengenai pentingnya mengkonsumsi iron secara
adekuat31.

Untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara pengetahuan tentang


anemia pada ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi, uji
hipotesis dilakukan menggunakan program SPSS 18.0 for Windows 7. Uji Chi-
39

Square yang digunakan untuk melakukan uji hipotesis ternyata syaratnya tidak
terpenuhi, karena terdapat 2 sel (50,0%) yang memiliki expected count < 5.
Sehingga digunakanlah uji alternatifnya yaitu uji Fisher. Dari uji hipotesis
diperoleh hasil X2 = 0,846, p-value = 0,247 (p<0,05). Oleh karena nilai p > 0,05,
maka Ha ditolah dan Ho diterima. Hal ini berarti bahwa tidak berhubungan yang
bermakna antara tingkat pengetahuan ibu hamil tentang anemia dengan kepatuhan
dalam mengkonsumsi tablet Fe.

Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh
Fuady & Bangun (2013). Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu hamil tentang anemia terhadap
kepatuhan mengkonsumsi tablet besi dengan p = 0,01116.

Penelitian yang dlakukan oleh Vongvichit, dkk. (2003) juga didapatkan


bahwa pengetahuan tentang anemia berhubungan secara signifikan terhadap
kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi (p-value = 0,001). Mereka
menjelaskan bahwa pengetahuan yang baik tentang anemia merupakan salah satu
faktor yang dapat meningkatkan kesadaran individu dalam mencegah anemia
defisiensi besi serta mengikuti anjuran untuk rutin mengkonsumsi tablet besi13.

Hasil penelitian yang berbeda bila dibandingkan dengan 2 penelitian lain


sebelumnya ini mungkin bisa disebabkan oleh berbagai macam hal. Galloway &
McGuire menyatakan bahwa beberapa alasan yang melatarbelakangi ketidak-
patuhan mengkonsusmsi tablet besi diantaranya adalah dukungan program yang
tidak mencukupi (kurangnya komitmen politik dan dukungan finansial) serta
pelayanan persalinan yang tidak mencukupi (dinamika penyedia-pengguna
layanan yang rendah; kurangnya penyampaian, akses, pelatihan dan dorongan dari
tenaga medis)26. Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa perilaku kesehatan
seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh pengetahuan dan sikap, kepercayaan,
adanya orang lain yang dijadikan referensi, dan sumber-sumber atau fasilitas-
fasilitas14. Melihat keadaan sosial masyarakat setempat, kepercayaan yang tinggi
terhadap orang-orang yang penting seperti para tenaga medis membuat
masyarakat yakin apa yang petugas kesetahan itu benar sehingga mereka patuh
melaksanakan apa yang dikatakan oleh tenaga medis tersebut. Hal tersebut inilah
40

yang mendasari tingginya kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet besi


(Fe) meskipun mungkin pengetahuan mereka tentang anemia cukup atau bahkan
kurang.

Dilihat dari ketersediaan tablet besi (Fe) di wilayah kerja Puskesmas


Keling II Kabupaten Jepara yang cukup memadai, hal ini akan memperbesar
kemungkinan para ibu hamil untuk semakin rutin mengkonsumsi tablet besi.
Meskipun mungkin pengetahuan ibu hamil tentang anemia cukup atau bahkan
kurang, apabila tablet besi di wilayah tersebut tersedia dengan cukup, maka
kemungkinan ibu hamil untuk dapat mengkonsumsi tablet besi (Fe) secara teratur
pun cukup tinggi.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tingkat
pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi. Karena latar
belakang sosial budaya masyarakat setempat, sebagian besar ibu hamil tetap rutin
mengkonsumsi tablet besi tiap hari, meskipun tingkat pengetahuan mereka tentang
anemia hanya termasuk dalam kategori cukup. Meskipun demikian, tingkat
pengetahuan tentang anemia pada ibu-ibu hamil juga tetap harus ditingkatkan agar
mereka selalu waspada terhadap anemia dan segala akibat yang dapat
ditimbulkannya, serta diharapkan para ibu hamil semakin rutin mengkonsumsi
tablet besi setiap hari. Allah SWT. berfirman:

Artinya: “Dan bagaimana kamu dapat bersabar atas sesuatau, yang kamu belum
mempunyai pengetahuan yang cukup tentang hal itu?” (Q.S. Al-Kahfi [18]: 68)
41

4.4 Keterbatasan Penelitian

Peneliti telah berusaha melakukan penelitian seteliti mungkin, serta


menjabarkan hasil penelitian baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif.
Namun demikian, peneliti menyadari bahwa masih terdapat keterbatasan ataupun
kelemahan dalam penelitian ini, di antaranya adalah:

1. Dikarenakan belum ada kuesioner yang baku, untuk mengukur variabel bebas
yakni tingkat pengetahuan, kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner
yang telah dibuat oleh peneliti lain yang telah diuji validitas dan reliabilitas
sebelumnya oleh peneliti tersebut. Peneliti tidak menggunakan kuesioner
yang dibuat oleh peneliti sendiri, karena waktu yang dimiliki oleh peneliti
cukup terbatas.
2. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner dengan pertanyaan tertutup,
responden hanya dapat menjawab benar atau salah, sehingga belum dapat
mengukur pengetahuan responden secara mendalam
3. Peneliti tidak mengobservasi kepatuhan responden dalam mengkonsumsi
tablet besi, melainkan hanya mengajukan pertanyaan dengan kuesioner,
sehingga kemungkinan timbulnya bias dalam penelitian pun dapat terjadi.
4. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini masih terbatas pada wilayah
kerja Puskesmas Keling II Jepara, sehingga hasil dari penelitian ini mungkin
akan berbeda bila dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di
Indonesia.
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada penelitian tentang hubungan


antara pengetahuan tentang anemia pada ibu hamil dengan kepatuhan dalam
mengkonsumsi tablet besi dimana telah dipaparkan pada bab sebelumnya, dapat
disimpulkan bahwa:

1. Gambaran tingkat pengetahuan tentang anemia menunjukkan 40,6%.


responden memiliki pengetahuan baik, 46,4% responden memiliki
pengetahuan cukup, dan 13,0% responden memiliki pengetahuan kurang.
2. Gambaran kepatuhan responden dalam mengkonsumsi tablet besi
memperlihatkan 89,9% responden memiliki kepatuhan yang tinggi, dan
10,1% responden lainnya memiliki kepatuhan yang rendah.
3. Hasil uji statistik didapatkan p-value = 0,247 yang menunjukkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang anemia pada
ibu hamil dengan kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet besi. Karena latar
belakang sosial budaya masyarakat setempat, sebagian besar ibu hamil tetap
rutin mengkonsumsi tablet besi tiap hari, meskipun tingkat pengetahuan
mereka tentang anemia hanya termasuk dalam kategori cukup.

4.2 Saran

Beberapa saran yang dapat diberikan oleh peneliti dari hasil penelitian
yang telah dilakukan antara lain:

1. Bagi masyarakat khususnya ibu hamil

Mengingat dampak anemia selama masa kehamilan dapat menimbulkan


berbagai macam bahaya baik pada ibu maupun pada janin, maka ibu diharapkan

42
43

untuk selalu berusaha meningkatkan dan memperbaruhi pengetahuan tentang


anemia agar kewaspadaan terhadap anemia tidak turun.

2. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti lain yang mungkin berminat untuk melakukan dan


mengembangkan penelitian ini, diharapkan mungkin bisa menggunakan desain
penelitian kohort sehingga kepatuhan ibu hamil dalam mengkonsumsi tablet besi
dapat diikuti dan diobservasi dengan baik. Dengan demikian keterbatasan
penggunaan kuesioner dalam pengukuran kepatuhan responden dapat
diminimalisir.

3. Bagi instansi kesehatan.

Diharapkan Laporan penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan


bagi Puskesmas Keling II Kabupaten Jepara untuk memberikan penyuluhan dan
pendidikan kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil mengenai anemia
dan pentingnya mengkonsusmsi tablet besi (Fe) secara teratur.

4. Bagi institusi pendidikan

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat dijadikan referensi untuk


penelitian selanjutnya, khusunya tentang kepatuhan ibu hamil dalam
mengkonsumsi tablet besi.
DAFTAR PUSTAKA

1. McLean E, Cogswell M, Egli I, Wojdyla D, de Benoist B. Worldwide


Prevalence of Anemia in Preschool Aged Children, Pregnant Women and
Non-Pregnant Woment of Reproductive Age. In: Badham J, Zimmermann
MB, Kraemer K. The Guidebook: Nutritional Anemia [Internet]. Germany:
Sight and Life; 2007 [cited 2012 Des 22]. Available from:
http://www.sightandlife.org/fileadmin/data/Books/nutritional_anemia_guideb
ook_e.pdf

2. Abdulmuthalib. Kelainan Hematologik. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin


AB, editor. Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo; 2010.

3. Departemen Kesehatan RI, Pusat Data dan Informasi. Profil Kesehatan 2008
[Internet]. Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 2009. [Diakses 22 Desember
2012]. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/publikasi/Profil%20Kesehatan%20Indon
esia%202008.pdf

4. Pusat Data dan Informasi Puskesmas Keling II. Profil Puskesmas Keling II
tahun 2012. Jepara: Puskesmas Keling II. Forthcoming 2013.

5. Departemen Kesehatan RI. Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy


Safer (MPS) di Indonesia 2001-2010 [Internet]. Jakarta: Departemen
Kesehatan RI; 2010. [Diakses 15 Desember 2013]. Diunduh dari:
http://www.who.or.id/download/ind/31_mps.zip

6. Hudono ST. Penyakit Darah. Dalam: Wiknjosastro H, Saifuddin AB, editor.


Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2010.

7. Budiarni W. Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Motivasi dengan Kepatuhan


Konsumsi Tablet Besi Folat pada Ibu Hamil [Skripsi on [Internet].
[Semarang (Indonesia)]: Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran
Universitas Diponegoro: 2012. [Diakses 25 Maret 2013]. Diunduh dari:
http://eprints.undip.ac.id/38398/1/445_WIDYA_BUDIARNI_G2C008077.pd
f

8. Kementrian Kesehatan RI, Pusat data dan Informasi. Profil Kesehatan


Indonesia Tahun 2011 [Internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI; 2012.
[Diakses 15 Desember 2012]. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/PROFIL_DATA_KESEHATAN_INDO
NESIA_TAHUN_2011.pdf

44
45

9. Kementrian Kesehatan RI, Pusat data dan Informasi. Data/Informasi


Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2011 [Internet]. Jakarta: Kementrian
Kesehatan RI; 2012 [Diakses 25 Maret 2013]. Diunduh dari:
http://www.depkes.go.id/downloads/kunker/13_jateng.pdf

10. Muhilal, Sumarno I, Komari. Review of Surveys and Supplementation Studies


of Anaemia in Indonesia. The United Nations University [Internet] Food and
Nutrition Bulletin. Vol. 17, no. 1. 1996. [cited 2013 Des 15]. Available from:
http://www.idpas.org/pdf/326ReviewOfSurveysAndSupplementation.pdf

11. Schultink W, van der Ree M, Matulessi P, Gross R. Low Compliance with An
Iron-Supplementatation Program: A Study Among Pregnant Woment in
Jakarta, Indonesia. Am J Clin Nutr [Internet] 1992 August 21 [cited 2012
Des 22];57:135-9. Available from:
http://ajcn.nutrition.org/content/57/2/135.full.pdf

12. Kementrian Kesehatan RI, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.


Riset Kesehatan Dasar 2010 [Internet]. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI;
2010. [Diakses 15 Desember 2012]. Diunduh dari:
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/download/buku_laporan/lapnas_riskesd
as2010/Laporan_riskesdas_2010.pdf

13. Vongvichit P, Isaranurug S, Nanthamongkolchai S, Voramongkol N. 2003.


Compliance of Pregnant Women Regarding Iron Supplementation in
Vientiane Municipality, Lao P.D.R. Jurnal of Public Health and Development
[Internet] 2003 [cited 2012 Des 22] Vol. 11 No. 1. Available from:
http://www.aihd.mahidol.ac.th/sites/default/files/images/new/pdf/journal/jana
pr2004/4.pdf

14. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku. Jakarta: Rineka Cipta;
2007.

15. Purbadewi L, Ulvie YNS. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia


dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Jurnal Gizi Universitas Semarang
[Internet] April 2013 [Diakses 31 Juli 2013] Vol. 2, No. 1. Diunduh dari:
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jgizi/article/view/754/808

16. Fuady M, Bangun D. Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia


Defisiensi Besi terhadap Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Zat Besi. E-
Journal FK USU [Internet] 2013 [Diakses 25 Maret 2013] Vol. 1 No. 1.
Diunduh dari:
http://jurnal.usu.ac.id/index.php/ejurnalfk/article/viewFile/1425/762

17. Baldy CM. Gangguan Sel Darah Merah. Dalam: Price SA, Wilson LM,
editor. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Jakarta: EGC;
2006.
46

18. World Health Organization, Blood Tranfusion Safety. The Clinical Use of
Blood in Medicine, Obstetrics, Paediatrics, Surgery & Anaesthesia, Trauma
& Burns [Internet]. Geneva: World Health Organization; 2002 [cited 2012
Des 15]. Available from: http://whqlibdoc.who.int/hq/2001/a72894.pdf

19. Kementrian Kesehatan RI, Direktorat Jendral Bina Gizi dan Kesehatan Ibu
dan Anak. Kinerja Kegiatan Pembinaan Gizi Tahun 2011: Menuju Perbaikan
Gizi Perseorangan dan Masyarakat yang Bermutu [Internet]. Jakarta:
Direktorat Bina Gizi Kementrian Kesehatan RI; 2012. [Diakses 10 Maret
2013]. Diunduh dari:
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/08/Buku-Laptah-2011.pdf

20. Manuaba IBG., Manuaba IAC., Manuaba IBGF. Pengantar Kuliah Obstetri.
Jakarta: EGC; 2007.

21. Saifudin AB, Adriaanzs G, Wiknjosastro GH, Waspodo D. Buku Acuan


Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2009.

22. Dewoto HR, Wardini S. Anemia Defisiensi dan eritropoietin. Dalam:


Sunawan SG, dkk., editor. Farmakologi dan Terapi. Edisi ke-5. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI; 2012.

23. Marks DB, Marks AD, Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar: Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC; 2000.

24. Wawan A, Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap dan Perilaku
Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika, 2010

25. Hyder SMZ. Anaemia and Iron Deficiency in Women: Impact of Iron
Supplemtation During Pregnancy in Rural bangladesh [Internet]. Umea:
Department of Public Health and Clinical Medicine Umea Univercity
Sweden, 2002 [cited 2013 April 15]. Available from:
http://www.bracresearch.org/publications/thesis_zia.pdf

26. Galloway R, McGuire J. Determinan of Compliance with Iron


Supplementation: Supplies, Side Effects, or Psychology?. Soc. Sci. Med.
[Internet] 1994 [cited 2013 March 09] Vol. 39, No. 3, pp. 381-390, 1994.
Available From:
http://fkilp.iimb.ernet.in/pdf/Healthcare_Anaemia/Diagnosis_and_Treatment
_of_Anaemia/Patient_compliance/Galloway_Determinants_of_compliance_
with_iron_supplementation.pdf

27. Dahlan MS. Seri Evidence Based Medicine 3: Langkah-langkah Membuat


Proposal Penelitian Bidang Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-2. Jakarta:
Sagung Seto; 2010
47

28. Dahlan MS. Seri Evidence Based Medicine 2: Besar Sampel dan Cara
Pengambilan Sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan. Edisi Ke-
2. Jakarta: Salemba Medika; 2009

29. Dahlan MS. Seri Evidence Based Medicine 1: Statistik untuk Kedokteran dan
Kesehatan: Deskriptif, Bivariat, dan Multivariat. Edisi ke-4. Jakarta:
Salemba Medika; 2009.

30. Sulistiyowati FD. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil tentang Anemia di


Puskesmas Gambirari Surakarta [Karya Tulis Ilmiah on Internet]. [Surakarta
(Indonesia)]: Program Studi Diploma III Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta 2012. [Diakses 15 April 2013].
Diunduh dari: http://digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/2/01-gdl-
frdinasuli-66-1-ktifrd-i.pdf

31. Yekta Z, Ayatollahi H, Pourali R, Farzin A. Predicting Factor in Iron


Suplement Intake among Pregnant Women in Urban Care Setting. J Res
Health Sci [Internet] 2007 Dec 22 [cited 2013 March 09] Vol. 8, No. 1, pp.
39-45, 2008. Available from:
http://jrhs.umsha.ac.ir/index.php/JRHS/article/download/275/390

32. Hyder SM, Persson LA, Chowdhury AM, Ekstrom EC. Do side-effects
reduce compliance to iron supplementation? A study of daily- and
weeklydose regimens in pregnancy. J Health Popul Nutr. [Internet] Jun 2002;
[cited 2013 April 15] 20(2):175-79. Available from:
http://www.idpas.org/pdf/4028CompliancePaper.pdf
48

LAMPIRAN 1
Analisis Univariat

Gambaran Karakteristik Responden


Usia Responden

Frequencies
Statistics
Kelompok Usia Responden
N Valid 69
Missing 0

Kelompok Usia Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < 20 Tahun 15 21.7 21.7 21.7
20 - 35 Tahun 44 63.8 63.8 85.5
> 35 Tahun 10 14.5 14.5 100.0
Total 69 100.0 100.0

2. Pendidikan Responden
Frequencies
Statistics
Pendidikan Terahir Responden
N Valid 69
Missing 0

Pendidikan Terahir Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Tamat SD 5 7.2 7.2 7.2
Tamat SD 13 18.8 18.8 26.1
Tamat SMP 36 52.2 52.2 78.3
Tamat SMA 13 18.8 18.8 97.1
Tamat S1 2 2.9 2.9 100.0
Total 69 100.0 100.0
49

LAMPIRAN 1
Analisis Univariat
(Lanjutan)

3. Pekerjaan Responden

Frequencies

Statistics
Pekerjaan Responden

N Valid 69
Missing 0

Pekerjaan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Ibu Rumah Tangga 59 85.5 85.5 85.5
Karyawati 1 1.4 1.4 87.0
Pedagang 2 2.9 2.9 89.9
Buruh 1 1.4 1.4 91.3
Petani 4 5.8 5.8 97.1
Guru 1 1.4 1.4 98.6
Pembantu Rumah Tangga 1 1.4 1.4 100.0
Total 69 100.0 100.0

4. Pendapatan Responden
Frequencies
Statistics
Rata-rata Pendapatan Keluarga per
Bulan
N Valid 69
Missing 0

Rata-rata Pendapatan Keluarga per Bulan


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid < Rp. 1.500.000 56 81.2 81.2 81.2
Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000 12 17.4 17.4 98.6
Rp. 2.500.000 - Rp. 3.500.000 1 1.4 1.4 100.0
Total 69 100.0 100.0
50

LAMPIRAN 1
Analisis Univariat
(Lanjutan)

Gambaran Variabel Penelitian


Tingkat Pengetahuan Responden
Frequencies
Statistics
Tingkat Pengetahuan Responden
N Valid 69
Missing 0

Tingkat Pengetahuan Responden


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 28 40.6 40.6 40.6
Cukup 32 46.4 46.4 87.0
Kurang 9 13.0 13.0 100.0
Total 69 100.0 100.0

Tingkat Pengetahuan Setelah dilakukan Penggabungan Sel

Frequencies
Statistics
Pengetahuan Responden
N Valid 69
Missing 0

Pengetahuan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Baik 36 52.2 52.2 52.2
Kurang 33 47.8 47.8 100.0
Total 69 100.0 100.0
51

LAMPIRAN 1
ANALISIS UNIVARIAT
(Lanjutan)

Hasil Uji Normalitas Skor Pengetahuan

Explore

Case Processing Summary

Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Responden 69 100.0% 0 .0 69 100.0%
%

Descriptives

Statistic Std. Error


Pengetahuan Responden Mean 21.52 .507
95% Confidence Interval for Lower Bound 20.51
Mean
Upper Bound 22.53
5% Trimmed Mean 21.79
Median 22.00
Variance 17.724
Std. Deviation 4.210

Minimum 8
Maximum 28
Range 20
Interquartile Range 4
Skewness -1.000 .289
Kurtosis 1.413 .570

Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pengetahuan Responden .170 69 .000 .929 69 .001
a. Lilliefors Significance Correction
52

LAMPIRAN 1
Analisis Univariat
(Lanjutan)

2. Kepatuhan Responden
Frequencies
Statistics
Kepatuhan Responden
N Valid 69
Missing 0

Kepatuhan Responden
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tinggi 62 89.9 89.9 89.9
Rendah 7 10.1 10.1 100.0
Total 69 100.0 100.0
53

LAMPIRAN 2
Analisis Bivariat

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Anemia dengan


Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Tingkat Pengetahuan
Responden * Kepatuhan 69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Responden

Tingkat Pengetahuan Responden * Kepatuhan Responden Crosstabulation


Kepatuhan Responden

Tinggi Rendah Total


Tingkat Pengetahuan Baik Count 27 1 28
Responden Expected Count 25.2 2.8 28.0
Cukup Count 28 4 32
Expected Count 28.8 3.2 32.0
Kurang Count 7 2 9
Expected Count 8.1 .9 9.0
Total Count 62 7 69
Expected Count 62.0 7.0 69.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2-
Value df sided)
Pearson Chi-Square 2.962a 2 .227
Likelihood Ratio 3.023 2 .221
Linear-by-Linear Association 2.917 1 .088
N of Valid Cases 69
a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,91.
54

LAMPIRAN 2
Analisis Bivariat
(Lanjutan)
Hasil Pengolahan Data Setelah Dilakukan Penggabungan Sel

Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pengetahuan Responden *
69 100.0% 0 .0% 69 100.0%
Kepatuhan Responden

Pengetahuan Responden * Kepatuhan Responden Crosstabulation


Kepatuhan Responden

Tinggi Rendah Total


Pengetahuan Responden Baik Count 34 2 36
Expected Count 32.3 3.7 36.0
Kurang Count 28 5 33
Expected Count 29.7 3.3 33.0
Total Count 62 7 69
Expected Count 62.0 7.0 69.0

Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
Value df sided) sided) (1-sided)
Pearson Chi-Square 1.739a 1 .187
Continuity Correctionb .846 1 .358
Likelihood Ratio 1.779 1 .182
Fisher's Exact Test .247 .180
Linear-by-Linear Association 1.714 1 .190
N of Valid Casesb 69
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,35.
b. Computed only for a 2x2 table
55

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian

LEMBAR INFORMASI PENELITIAN


DAN PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Dengan hormat, saya mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter UIN


Syarif Hidayatullah Jakarta, bermaksud melaksanakan penelitian mengenai
“Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia pada Ibu Hamil dengan
Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi”. Sehubungan dengan penelitian
tersebut, saya selaku peneliti memohon kesediaan Ibu untuk menjadi responden
dalam kegiatan penelitian saya ini.

Pengumpulan data yang saya lakukan ini murni hanya untuk tujuan
pendidikan dalam menyelesaikan pendidikan S1 Program Studi Pendidikan
Dokter di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Adapun data atau hasil yang
berhubungan dan diperoleh dari peneltian ini akan dijaga kerahasiaannya dan
tidak akan disebarluaskan kepada pihak lain selain pihak yang berkepentingan
dengan penelitian ini. Data yang saya kumpulkan akan digunakan untuk keperluan
pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan. Oleh karena
itu, sangat diharapkan agar Ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini
dan dapat memberikan informasi yang sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.

Demikian informasi yang saya sampaikan, apabila Ibu bersedia menjadi


responden dalam penelitian ini, maka saya mohon untuk menandatangani lembar
surat persetujuan menjadi responden yang telah tersedia (terlampir). Atas
perhatian dan kesediaan Ibu, saya ucapkan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jepara , Mei 2013

Peneliti

(Maulida Nur Soraya)


56

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian
(Lanjutan)

PERNYATAAN KESEDIAAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN


(INFORMED CONCENT)

Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan dari penelitian ini, maka saya
yang betanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian yang


akan dilakukan oleh:

Nama : Maulida Nur Soraya

NIM 1110103000049

Judul :“Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Anemia pada Ibu Hamil


dengan Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi”

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya tanpa ada


paksaan dari pihak manapun.

Jepara , Mei 2013

Responden

(..........................................)
57

LAMPIRAN 3

Lembar Kuesioner Penelitian


(Lanjutan)

KUESIONER PENELITIAN
“HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA PADA
IBU HAMIL DENGAN KEPATUHAN DALAM MENGKONSUMSI
TABLET BESI”

No. Responden: (diisi oleh peneliti)

Petunjuk Umum Pengisian

1. Isilah identitas Anda dan suami secara lengkap pada tempat yang sudah
disediakan.
2. Baca setiap peranyaan dengan seksama
3. Pilih salah satu jawaban yang menurut Anda paling tepat
4. Demi kelancaran penelitian ini, dimohon untuk menjawab semua
pertanyaan yang tersedia dan jangan sampai ada yang terlewatkan.
5. Terima kasih atas kedesiaan Anda untuk mengisi kuesioner ini.

Identitas Responden

1. Nama : ......................................................................
2. Tempat dan tanggal lahir : ......................................................................
3. Usia : ......................................................................
4. Alamat : ......................................................................
........................................................................
5. Pendidikan terahir :
1. Tidak sekolah 4. Tamat SMP 7. Tamat S2
2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMA 8. Tamat S3
3. Tamat SD 6. Tamat S1
6. Pekerjaan :
1. Ibu rumah tangga 5. Petani
2. Karyawati 6. PNS
3. Pedagang 7. Lain-lain, sebutkan ...........................
4. Buruh
58

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian
(Lanjutan)

Riwayat Kehamilan

7. Sampai sekarang Ibu sudah mengalami :


Kehamilan ............... kali
Keguguran ............... kali
8. Berapa kali Ibu memeriksakan diri ke tenaga kesehatan selama kehamilan?
......... kali
9. Dimana Ibu memeriksakan kehamilan?
1. Dukun 3. Dokter umum
2. Bidan 4. Dokter spesialis kandungan
10. Dari mana Ibu mengetahui tentang anemia? (boleh dipilih lebih dari satu)
1. Petugas kesehatan
2. Media cetak
3. Media elektronik
4. Anggota keluarga
5. Tetangga
6. Lain-lain, sebutkan ........................

Identitas Suami

11. Nama suami : .............................................................


12. Pendidikan terahir :
1. Tidak sekolah 4. Tamat SMP 7. Tamat S2
2. Tidak tamat SD 5. Tamat SMA 8. Tamat S3
3. Tamat SD 6. Tamat S1
13. Pekerjaan :
1. Karyawan 5. PNS
2. Petani 6. Lain-lain, sebutkan ...........................
3. Pedagang 7. Tidak bekerja
4. Buruh
14. Pendapatan rata-rata keluarga (suami & Ibu) per bulan:
1. < Rp. 1.500.000
2. Rp. 1.500.000 – Rp. 2.500.000
3. Rp. 2.500.000 – Rp. 3.500.000
4. > Rp. 3.500.000
59

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian
(Lanjutan)

Pengetahuan Anemia

Berilah tanda check () pada pada kolom (Benar) jika pernyataan anda anggap
benar, atau pada kolom (Salah) jika pernyataan anda anggap salah!

Jawaban
No. Pertanyaan
Benar Salah
Anemia adalah penurunan jumlah sel darah merah atau
1. penurunan konsentrasi hemoglobin dalam sirkulasi
darah
Anemia pada kehamilan tidak membahayakan ibu dan
2.
janin
Anemia pada kehamilan kebanyakan adalah anemia
3.
karena kekurangan zat besi
Selama kehamilan, ibu hamil dikatakan anemia adalah
4. jika konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 sampai
dengan 11 gr/dl
Asupan besi yang cukup pada jenis makanan yang
5.
mengandung zat besi dapat menyebabkan anemia
Muntah berulang pada bayi dan pemberian makanan
6. tambahan yang tidak sempurna dapat menyebabkan
anemia
Perdarahan saluran cerna dalam jangka waktu yang
7.
lama dapat menyebabkan anemia
Masa kehamilan kebutuhan tubuh akan zat besi
8.
meningkat
Asupan zat besi yang tidak cukup dan penyerapan yang
9.
tidak baik dapat menyebabkan anemia
Gejala atau tanda-tanda anemia adalah letih, lesu,
10.
lemah, lunglai
Kulit segar, bantalan kuku jari kemerahan atau merah
11.
muda merupakan tanda gejala anemia
Kehilangan nafsu makan, mual, dan muntah bukan
12.
tanda gejala anemia atau kurang darah
13. Hb 9 gr/dl merupakan anemia ringan
60

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian
(Lanjutan)

Jawaban
No. Pertanyaan
Benar Salah
14. Hb kurang dari 8 gr/dl merupakan anemia ringan
15. Hb 7 gr/dl merupakan anemia sedang
16. Hb 5 gr/dl merupakan anemia berat
Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan
17.
oleh kurangnya mineral kalsium
Anemia defisiensi besi terjadi karena asupan zat besi
18.
dalam makanan kurang
Anemia megaloblastik adalah anemia yang disebabkan
19.
oleh defisiensi asam folat
Anemia megaloblastik jarang ditemukan pada wanita
20. yang jarang mengkonsumsi sayuran hijau segar atau
makanan dengan protein hewani tinggi
Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkan
21. karena penghancuran sel darah merah berlangsung lebih
cepat dari pembuatannya
Anemia hipoplastik dan aplastik adalah anemia yang
22. disebabkan karena sumsum tulang belakang kurang
mampu membuat sel-sel darah yang baru
Kasus anemia hipoplastik dipicu oleh obat atau zat
23. kimia lai, infeksi, radiasi, leukemia, dan gangguan
kekebalan tubuh
24. Anemia tidak menyebabkn keguguran
25. Anemia bisa menyebabkan perdarahan saat persalinan
26. Anemia tidak menyebabkan kematian pada janin
27. Anemia bisa menyebabkan cacat bawaan pada janin
28. Anemia berat dapat menyebabkan terjadi payah jantung
Calon pengantin perempuan mengkonsumsi tablet besi
(Fe) 1 tablet tiap minggu selama 16 minggu ditambah 1
29.
tablet tiap hari selama haid dapat meningkatkan kadar
hemoglobin
Peningkatan makanan yang banyak mengandung zat
30.
besi dapat mencegah anemia
61

LAMPIRAN 3
Lembar Kuesioner Penelitian
(Lanjutan)

Kepatuhan dalam Mengkonsumsi Tablet Besi

1. Apakah Ibu pernah mendapatkan tablet besi yang diberikan oleh petugas
kesehatan?
1. Ya (Jumlah tablet besi yang diterima : ............. tablet)
2. Tidak
2. Apakah Ibu mendapatkan penjelasan mengenai aturan minum tablet besi
oleh petugas kesehatan?
1. Ya 2. Tidak
3. Bagaimana aturan minum tablet besi dalam sehari?
a. 1 tablet setiap hari c. 3 tablet setiap hari
b. 2 tablet setiap hari d. Lain-lain, sebutkan ........................
4. Apakah petugas kesehatan memberi penjelasan tentang efek samping yang
mungkin dapat timbul ketika mengkonsumsi tablet besi?
1. Ya 2. Tidak
5. Berapa hari dalam seminggu Ibu biasanya mengkonsumsi tablet besi?
1. Setiap hari
2. 4 – 6 hari dalam seminggu
3. 1 – 3 hari dalam seminggu
6. Jelaskan alasan kenapa Anda tidak rutin mengkonsumsi tablet besi yang
telah diberikan oleh petugas kesehatan kepada Anda setiap hari?
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................
........................................................................................................................

 TERIMA KASIH 
62
63

LAMPIRAN 5

Surat Izin Penelitian


64

LAMPIRAN 6

Surat Balasan Penelitian


65

LAMPIRAN 7

Riwayat Penulis

Nama : Maulida Nur Soraya

Tempat, Tanggal Lahir : Demak, 03 September 1992

Alamat : Jl. Mijen-Welahan no.37, Desa Mijen Rt 01/III,


Kec. Mijen, Kab. Demak, Jawa Tengah

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Email : maulidanursoraya@yahoo.co.id

aya.schumaki@gmail.com

No Telepon 085642695790

Riwayat pendidikan :

 1996-1998 : TK Al-Islam Mijen Demak


 1998-2004 : MI Al-Islam Mijen Demak
 2004-2007 : MTs Ma’ahid Kudus
 2007-2010 : MA Al-Islam Jamsaren Surakarta
 2010-Sekarang : Program Studi Pendidikan Dokter
Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Anda mungkin juga menyukai