Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tuberkulosis (TB) merupakan suatu penyakit menular yang disebabkan oleh

bakteri tahan asam (BTA) Mycobacterium tuberculosis.1 Ditandai batuk berdahak

lebih dari 2 minggu, batuk disertai dengan batuk darah, sesak nafas, badan lemas,

nafsu makan menurun, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan

fisik, demam lebih dari 1 bulan.2 Sampai saat ini TB masih menjadi masalah

kesehatan dunia yang utama karena sekitar 1/3 penduduk dunia terinfeksi oleh M.

tuberculosis.3

Risiko penularan penderita TB paru dapat melalui droplet infection. Droplet

infection berasal dari droplet nuclei yang berisi kuman TB (Mycobacterium

Tuberculosis) dapat dihirup oleh orang yang sehat. Droplet nuclei bisa hilang atau

rusak jika ventilasi udara baik karena sinar matahari bisa masuk ruangan dan

pemberian sinar ultraviolet. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat dua faktor penting

terjadinya penularan yaitu penderita yang menimbulkan droplet nuclei dan

lingkungan di sekitar penderita. Droplet nuclei di udara disebabkan karena perilaku

penderita yang meludah di sembarang tempat dan ketidakteraturan berobat. 4

World Health Organization (WHO) melaporkan pada tahun 2018 jumlah

kasus baru tuberkulosis secara global sebanyak 6,4 juta kasus. Indonesia merupakan

salah satu negara yang mempunyai beban tuberkulosis yang terbesar diantara 8

negara yaitu India (27%), China (9%), Indonesia (8%), Philippina (6%), Pakistan

1
2

(5%), Nigeria (4%), Bangladesh (4%) dan Afrika Selatan (3%). Tingkat mortalitas

tuberkulosis secara global diperkirakan 1,3 juta pasien.5

Jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2018 sebanyak 566.623

kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada

tahun 2017 yang sebesar 446.732 kasus, sedangkan prevalensi TB Paru berjumlah

lebih dari 1 juta kasus. Pada tahun yang sama jumlah prevalensi TB Paru di provinsi

Riau sebanyak 26.085 kasus.6

Di Afrika Selatan, TB yang didapat dari tempat kerja (workplace acquired

TB) merupakan salah satu masalah kesehatan kerja yang mengancam para tenaga

kesehatan di tempat kerjanya. Dilaporkan bahwa TB merupakan penyakit terbanyak

nomor 3 yang didapat dari tempat kerja pada tahun 2006.7

Sekitar 75% pasien TB adalah kelompok usia yang paling produktif secara

ekonomis (15-50 tahun). Diperkirakan seorang pasien TB dewasa, akan kehilangan

rata-rata waktu kerjanya 3 sampai 4 bulan. Hal tersebut berakibat pada kehilangan

pendapatan tahunan rumah tangganya sekitar 20-30%. Jika ia meninggal akibat TB,

maka akan kehilangan pendapatannya sekitar 15 tahun. Selain merugikan secara

ekonomis, TB juga memberikan dampak buruk lainnya secara sosial stigma bahkan

dikucilkan oleh masyarakat.4

Berdasarkan wawancara dan pemaparan hasil MCU (Medical Check Up)

tahun 2019 oleh dokter Occupational Health Safety (OHS) di PT. RAPP Pangkalan

Kerinci, didapatkan sebanyak 38 pekerja fiber PT. RAPP Pangkalan Kerinci

menderita TB paru dengan 2 diantaranya sudah tuntas dalam berobat. Jumlah ini

menurun dari tahun sebelumnya, yang berjumlah 54 kasus. Hasil ini belum dapat
3

menentukan jumlah kasus baru dan relaps. Upaya pencegahan penularan TB oleh

dokter dan tim OHS yang bertanggungjawab di PT. RAPP Pangkalan Kerinci berupa

penyediaan media informasi dalam bentuk standing banner tanpa adanya program

sosialisasi mengenai pencegahan penularan TB paru.

1.2 Tujuan Kegiatan

1.2.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari kegiatan ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan

pekerja fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci mengenai pencegahan penularan TB

Paru.

1.2.2 Tujuan Khusus

Adapun tujuan khusus dari kegiatan ini adalah:

1 Diidentifikasinya masalah belum optimalnya pencegahan penularan TB Paru

pada pekerja bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

2 Ditentukannya prioritas masalah berupa pencegahan penularan TB Paru pada

pekerja bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

3 Diketahuinya penyebab masalah pencegahan penularan TB Paru dalam rangka

meningkatkan pengetahuan TB Paru pada pekerja bagian fiber di PT. RAPP

Pangkalan Kerinci.

4 Didapatkannya beberapa alternatif kegiatan dalam mengatasi masalah belum

maksimalnya pencegahan penularan TB Paru dalam rangka meningkatkan

pengetahuan TB Paru pada pekerja bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.
4

5 Dilaksanakannya kegiatan yang telah disusun dalam pencegahan penularan TB

paru pada pekerja bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

6 Dilakukan evaluasi kegiatan pemecahan masalah dalam pencegahan penularan

TB Paru pada pekerja bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

7 Diberikan action berupa sosialisasi dan memberikan leaflet serta kalender

edukasi TB Paru pada pekerja di bagian fiber di PT. RAPP Pangkalan Kerinci.

1.2.3. Manfaat Kegiatan

Manfaat dari kegiatan ini bagi:

a. Pekerja PT. RAPP

Mendapatkan informasi pencegahan dan pengendalian TB Paru dalam rangka

upaya menurunkan angka TB Paru pada pekerja bagian fiber di PT. Riau

Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci.

b. PT. RAPP

Terbantunya program pencegahan dan pengendalian TB Paru pada pekerja

bagian fiber di PT. Riau Andalan Pulp and Paper Pangkalan Kerinci.

c. Dokter Muda IKM-KK FK UNRI

Diimplementasikannya ilmu yang didapat mengenai pencegahan dan

pengendalian TB Paru yang diberikan kepada pekerja bagian fiber PT. RAPP

Pangkalan Kerinci.

Anda mungkin juga menyukai