Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

PEMBAHASAN

Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, Pasien An. Z umur 3 bulan 20 hari
datang ke IGD RS Tugurejo pada tanggal 29 Juli 2019 dengan keluhan diare.
Diagnosis masuk dan diagnosa kerja pasien ini adalah Disentri dengan dehidrasi
sedang e.c basiler. Diagnosis ini ditegakkan berdasarkan hasil dari anamnesis,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan laboratorium.
Anamnesis 1,4,8

Kasus Teori
o Jenis kelamin : Laki-laki oTidak membedakan jenis kelamin

o Usia 3 bulan o Disentri sering terjadi pada anak usia


dibawah 5 tahun.

o Diare sejak 1 hari, >10x, konsistensi cair, o pada disentri basiler terdapat diare lebih dari
berwarna kecoklatan, volume sedikit, tidak 10 kali, masa tunas 24 jam. disertai lendir
nyemprot, terdapat lendir dan darah dan darah.

o Pasien terdapat demam. o Pada disentri dapat timbul tanda radang akut
seperti nyeri perut, demam, kejang, letargis,
prolaps rectum

o Bayi masih mau minum o Disentri sebagai diare akut dapat


menimbulkan dehidrasi. Salah satu
penandanya adalah anak selalu haus
atau bahkan sudah malas minum

34
Analisis

Pada kasus ini didapatkan hasil anamnesis yang sesuai dengan manifestasi
klinis pada disentri, dimana didapatkan keluhan diare cair > 10 kali sehari
dengan konsistensi cair disertai lendir dan darah. Dengan masa tunas 24 jam.
Selain itu juga pasien mengalami gejala dari terjadinya reaksi radang yakni
demam. Dari gejala pasien didapatkan dehidrasi sedang, karena diteori
dijelaskan gejala dan tanda diare dehidrasi sedang yaitu gelisah, rewel, mata
cekung, ingin inum terus, dan cubitan turgor kulit lambat
Pemeriksaan Fisik3,6,7

Kasus Teori

o Kesadaran: Komposmentis o Salah satu tanda terjadinya dehidrasi adalah


kesadaran menjadi letargis/koma

o Tanda-tanda vital: o Salah satu tanda terjadinya dehidrasi bisa


dilihat dari tanda-tanda vital salah satunya
N : 130 x/ menit, kuat angkat RR :
nadi yang teraba lemah.
31 x/ menit
T : 37,00C per aksila o Bisa terdapat tanda gangguan keseimbangan
basa dan elektrolit berupa napas cepat dan
dalam.
o Demam merupakan penanda terjadinya
reaksi radang dalam tubuh.

o Kepala leher: anemis (-/-), mata cekung o Tanda-tanda dehidrasi ringan berat antara
(+/+), bibir kering (+/+) lain mata cekung, gelisah, rewel, cubitan
o Thoraks : rhonki (-/-), wheezing (- perut kembali lambat, mukosa bibir atau
mulut kering.
/-), s1 s2 tunggal reguler
o Bisa terjadi invaginasi bila ditemukan massa
o Abdomen : bentuk cembung, BU (+) intraabdominal
meningkat , masa abnormal (-/-)
o Ekstremitas : akral hangat

35
Analisis

Pada pemeriksaan fisik dalam kasus ini, hemodinamik ditemukan masih stabil,
walaupun ditemukan peningkatan suhu tubuh satu hari SMRS yang
menunjukkan reaksi infeksi atau inflamasi pada tubuh pasien. Pemeriksaan
kepala leher, thoraks dan ekstremitas dalam batas normal. Abdomen
didapatkan Bising usus meningkat. Ditemukan adanya tanda-tanda dehidrasi
sedang pada pemeriksaan fisik pasien ini dengan mata cekung, anak masih
mau minum
Pemeriksaan penunjang 6,9

Kasus Teori
o Terjadi sedikit peningkatan kadar o Terdapatnya leukosit yang
leukosit dan penurunan neutrofil meningkat dan neutrophilia
pada hasil pemeriksaan hematologi menandakan adanya infeksi
pasien, yang lainnya dalam batas o Pemeriksaan tinja dilaukan untuk
normal mengidentifikasi protozoa.
o Pemeriksaan tinja didapatkan darah o Pada pemeriksaan feses. Leukosit
dan lendir, serta terdapat eritrosit ditemukan >5/LPB
dan leukosit 6-5

Analisis
Pemeriksaan penunjang pada pasien ini didapatkan penngkatan kadar leukosit
dan penururunan neutrofil yang menandakan adnya infeksi. Dan pada pemeriksaan
tinja didapatkan darah dan lendir, serta adanya leukosit 5-6/LPB menyokong
diagnosis disentri basiler.

36
Tatalaksana 1,2,4

 Infus Ringer lactat 24 tpm dalam 5 o Penatalaksanaan pada kasus diare adalah
jam lintas diare, meliputi cairan, seng/zinc,

 Zinc 1 x 10 mg nutrisi, medikamentosa, dan edukasi.


o Pemberian cairan pada kasus diare
 Kloramfenikole 3 x 100 mg iv disesuaikan berdasarkan tingkat dehidrasi.
Pada kasus pasien dengan dehidrasi sedang,
diberikan kristaloid dengan usia kurang dari
1 tahun berikan 70 cc/kgBB dalam 5 jam
pertama
o Zinc diberikan selama 10-14 hari meskipun
anak sudah tidak mengalami diare, dengan
dosis untuk anak <6 bulan 10 mg/hari dan
anak >6 bulan 20 mg/hari. Pemberian zinc
bertujuan untuk memperbaiki epitel usus
o Kloramfenikol diberikan karena pada
anamnesis, pemeriksaan penunjang
mengarah ke basiler dengan gejala dan
tanda, diare >10 x terdapat lendir dan darah,
volume sedikit, terdapat leukosit >5/LPB

37
Analisis

Penatalaksanaan pada kasus diare meliputi lintas diare, yakni cairan,


zinc, nutrisi, medikamentosa, dan edukasi. Perawatan inap dapat dilakukan
berdasarkan indikasi medis, seperti anak tidak mau minum ataupun terjadi
diare yang profus. Pada pasien ini didapatkan adanya tanda dehidrasi seda
diberikan kristaloid dengan usia kurang dari satu tahun berikan 70 cc/ KgBB
dalam 5 jam pertama.
Zinc diberikan guna menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak.
Zinc bekerja dengan menurunkan frekuensi BAB dan volume tinja. Dosis zinc
pada pasien ini sudah sesuai dengan berat badannya, yakni 10 mg/hari untuk
anak usia <6 bulan.
Antibiotik perlu diberikan pada pasien dengan diare berdarah.
Pemberian antibiotik yang paling baik adalah pengobatan sesuai hasil
pemeriksaan tinja rutin. Karena pemberian antibiotik yang tidak rasional akan
mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama
diare. Jika positif amuba maka diberikan metronidazol, jika tidak ditemukan
amuba maka dapat diberikan pengobatan untuk shigella. Pada pasien ini
diberikan kloramfenikol karena berseprektrum luas. Obat-obat simptomatis
seperti obat untuk nyeri perut atau obat untuk mengurangi frekuensi BAB,
sebaiknya dihindari karena obat-obat tersebut dapat memperparah penyakit
yang ada.

38

Anda mungkin juga menyukai