Oleh:
Ni Komang Putri Laraswati
H1A 013 045
Pembimbing:
dr. Rika Hastuti Setyorini, M.Kes, FISPH, FISCM
dr. Deasy Irawati, M.Sc, PhD
2
BAGIAN I
KASUS KEDOKTERAN KELUARGA
Identitas pasien
Identitas Pasien Keterangan
Nama Tn. K Suami (kepala keluarga)
Umur 65 tahun
Alamat Teratai, Kediri
Jenis kelamin Laki-laki
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Tidak bekerja
Status perkawinan Menikah
Alergi obat Tidak ada
Kedatangan yang ke Kedua Pasien datang pertama
kali dengan keluhan
batuk terus-menerus
Pasien datang kedua kali
karena keluhan belum
membaik disertai sesak
dan memeriksakan
dahak dengan hasil BTA
(+)
Telah diobati sebelumnya Ya Obat batuk dan atibiotik
Sistem Pembayaran BPJS
3
BAGIAN II
IDENTITAS KELUARGA
Keluarga yang akan dibina dalam kasus ini adalah keluarga Tn.K. Saat ini
ia tinggal bersama keempat anaknya dan satu cucu dalam satu rumah di Desa
Teratai, Kediri, Lombok Barat. Dalam keluarga binaan ini terdapat 6 orang
anggota keluarga. Berikut ini adalah identitas anggota keluarga yang diperoleh
saat dilakukan kunjungan rumah pada 5 Januari 2019:
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. B Anak kedua Tn. K
Umur 33 tahun
Alamat Teratai
Agama Islam
Pendidikan SMP
Pekerjaan Buruh
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Ny. S Anak ketiga Tn. K
Umur 28 tahun
Alamat Teratai
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pedagang
Status Menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama Tn. R Anak keempat Tn. K
Umur 20 tahun
Alamat Teratai
Agama Islam
Pendidikan SMA
Pekerjaan Pegawai Bengkel
Status Belum menikah
Anggota Keluarga Keterangan
Nama An. I Anak kelima Tn. K
Umur 11 tahun
Alamat Teratai
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pelajar SD
Status -
Anggota Keluarga Keterangan
4
Nama An. A Cucu Tn. K
Umur 7 tahun
Alamat Teratai
Agama Islam
Pendidikan SD
Pekerjaan Pelajar SD
Status -
Tn. D Ny.M
(70 th) (65th)
Tn.K Ny.J
(65th)
(55th)
Tn.B
(35th)
An.A
(7th)
An.F An.L An.H
(9th) (7th) (5th)
5
Keterangan:
= ISPA
=Perempuan
=Laki-laki = Gastritis
=Tuberkulosis
= Pasien
= Tinggal Serumah
= Meninggal
6
BAGIAN III
DATA STATUS KESEHATAN KELUARGA
7
BAGIAN IV
DATA MEDIS
4.2 ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Batuk Berdahak
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke Poli lansia Puskesmas Kediri dengan keluhan batuk
berdahak terus menerus sejak sekitar 3 minggu yang lalu, dahak berwarna
kekuningan dengan konsistensi kental setiap kali batuk, berbau (-), darah (-).
Batuk dirasakan paling berat saat pagi dan malam hari. Awalnya batuk yang
dirasakan tidak terlalu berat dan mengganggu pasien sehingga pasien hanya
meminum obat batuk, namun semakin lama batuk yang dirasakan semakin
memberat hingga pasien menjadi susah tidur. Selain batuk, pasien juga sering
mengalami demam yang hilang timbul sejak 1 bulan terakhir, serta
berkeringat saat tidur malam. Pasien juga pernah mengeluhkan sesak napas
sehingga perlu dibawa ke IGD Puskesmas Kediri. Pasien mengeluhkan
adanya penurunan berat badan serta terdapat penurunan nafsu makan.
Keluhan lain disangkal, BAB dan BAK dalam batas normal.
8
Riwayat Penyakit Dahulu
Keluhan batuk-batuk lama sebelumnya disangkal, asma (-), hipertensi (-),
DM (-).
Riwayat penyakit keluarga dan lingkungan
Riwayat TB paru (+) dan sesak napas pada ayah dan kakak pasien yang sudah
meninggal. Riwayat asma (-), hipertensi (-), DM (-), penyakit jantung (-),
penyakit ginjal (-).
Riwayat pengobatan
Pasien mengonsumsi obat batuk dan antibiotik yang diberikan dokter
sebelumnya.
Riwayat sosial
Pasien saat ini sudah tidak bekerja dan hanya beraktivitas di rumah saja. Di
lingkungan rumah pasien berinteraksi dengan baik. Terdapat tetangga sebelah
rumah pasien yang juga sedang menderita penyakit TB saat ini, dan pasien
sring kontak dengan tetangganya tersebut. Sebelum menikah pasien tinggal
serumah dengan ayah dan kakak pasien yang menderita penyakit TB. Pasien
memiliki riwayat merokok hampir 30 tahun. Pasien tidak pernah
menggunakan masker selama batuk. Pasien juga mengaku sembarangan
membuang dahak di halaman dan tidak pada wadah ember yang berisi pasir.
Nutrisi selama sakit menurun dikarenakan pasien tidak memiliki nafsu makan
dan menyebabkan berat badannya menurun.
9
Status Gizi : Kurang (BMI 17,3)
Status Generalis
Kepala-Leher
Kepala : Deformitas (-)
Rambut : Hitam, lurus, lebat
Mata : Konjungtiva pucat -/-, sklera ikterik -/-
Telinga : Bentuk dan fungsi normal, serumen (-)
Hidung : Deformitas (-), sekret (-)
Tenggorok : Uvula di tengah, arkus faring simetris, tonsil T2-T2
Gigi dan mulut : Karies dentis (-)
Leher : Tidak teraba pembesaran KGB
Paru
Inspeksi:
Bentuk & ukuran: bentuk dada kiri dan kanan simetris, barrel chest (-),
pergerakan dinding dada simetris.
Permukaan dada: papula (-), petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-),
spider naevi (-), massa (-).
Penggunaan otot bantu napas: SCM tidak aktif, tidak tampak hipertrofi
SCM, otot bantu abdomen tidak aktif.
Iga dan sela iga: pelebaran ICS (-).
Tipe pernapasan: torako-abdominal.
Palpasi:
Tidak ada deviasi trakea, iktus kordis teraba di ICS V linea parasternal
sinistra.
Nyeri tekan (-), massa (-), edema (-), krepitasi (-).
Gerakan dinding dada: simetris kiri dan kanan.
Fremitus vocal: simetris kiri dan kanan.
Perkusi:
Sonor seluruh lapang paru.
10
Batas paru-hepar inspirasi: ICS VI, ekspirasi: ICS IV.
Batas paru-jantung:
Kanan: ICS II linea parasternalis dekstra
Kiri: ICS IV linea mid clavicula sinistra
Auskultasi:
Cor: S1 S2 tunggal regular, murmur (-), gallop (-).
Pulmo: Vesikuler (+) pada seluruh lapang paru .
Rhonki (+/+).
Wheezing (-/-).
Abdomen
Inspeksi:
Bentuk: simetris
Umbilikus: masuk merata
Permukaan kulit: tanda-tanda inflamasi (-), ikterik (-), massa (-),caput
meducae (-), papula (-),petechiae (-), purpura (-), ekimosis (-), spider
naevi (-)
Distensi (-)
Auskultasi:
Bising usus (+) normal
Metallic sound (-)
Bising aorta (-)
Perkusi:
Timpani pada seluruh lapang abdomen (+)
Nyeri ketok (-)
Nyeri ketok CVA (-/-)
Palpasi:
Nyeri tekan epigastrium (-)
Massa (-)
Hepar/lien/ren: tidak teraba
11
Tes undulasi (-), shifting dullness (-)
Ekstremitas
Tungkai Atas Tungkai bawah
Kanan Kiri Kanan Kiri
Akral hangat + + + +
Edema - - - -
4.5 DIAGNOSIS
TB paru aktif
Gizi kurang
4.6 TATALAKSANA
Terapi OAT Kategori 1 FDC
4.7 PROGNOSIS
Dubia ad bonam
4.8 KONSELING
Tujuan edukasi adalah agar pasien mengenal perjalanan penyakit,
melaksanakan pengobatan yang maksimal, dan meningkatkan kualitas hidup.
Menjelaskan tentang gejala-gejala, cara penularan, pengobatan serta
komplikasi penyakit TB yang dapat terjadi.
Menganjurkan pasien untuk menggunakan masker, dan menjelaskan
mengenai etika batuk.
Membuang dahak pada wadah berisi pasir atau air sabun, diganti minimal
1x sehari, kemudian menguburnya di tempat yang jarang dilewati orang.
12
Menjelaskan kepada anggota keluarga pasien yang tinggal serumah
dengan pasien untuk memeriksakan dahaknya di laboratorium, untuk
memastikan status semua anggota keluarga terkait penyakit TB karena TB
merupakan penyakit menular dan dapat menyerang siapa saja.
Menjelaskan kepada pasien agar rutin meminum obat dan memeriksakan
diri sampai dinyatakan sembuh, meskipun pasien sudah merasa sehat.
Menjelaskan untuk selalu menjaga kebersihan rumah dan pencahayaan di
dalamnya, buka jendela setiap hari di pagi dan siang hari.
13
BAGIAN V
KONDISI FAKTOR RISIKO
14
sampah. Pasien sering berinteraksi dengan tetangga dengan baik. Namun setiap
harinya pasien tidak pernah menggunakan masker saat berinteraksi dengan orang-
orang di sekitar, serta memiliki kebiasaan membuang dahak secara sembarang di
halaman rumah dimana sering dilalui banyak orang di sekitar rumahnya.
Pasien sudah tidak bekerja saat ini. Kebutuhan pasien dan anak kelima
pasien yang masih sekolah ditanggung bersama oleh anak laki-laki pasien yang
telah bekerja. Total penghasilan keduanya ±Rp.1000.000-1.500.000/bulan.
Penghasilan ini cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga. Keluarga
ini termasuk dalam status ekonomi menengah.
15
5.4 Hasil penelusuran
Denah rumah pasien
U
Dapur
Gudang T B
10 m
Ruang
Keluarga
Ruang
Tamu
Halaman Depan
8m
Rumah tetangga (±1 meter)
Keterangan:
: pintu
: jendela
16
Gambar Keadaan Rumah Pasien
17
18
BAGIAN VI
MASALAH KESEHATAN KELUARGA
19
Dari tabel di atas, diperoleh data bahwa saat kunjungan rumah pertama,
masalah kesehatan dialami oleh Tn. K, anak ketiganya (Ny. S), dan anak
terakhirnya (An.I). Dengan demikian beberapa anggota keluarga masih memiliki
masalah kesehatan.
Jika dilihat dari aspek kesehatan masyarakat, maka masalah-masalah
kesehatan yang dialami oleh anggota keluarga terkait dengan determinan
kesehatan yang ada yaitu aspek biologis, aspek lingkungan,aspek perilaku/gaya
hidup, dan aspek pelayanan kesehatan, dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pasien (Tn. K) TB paru dan gizi kurang
Berdasarkan determinan kesehatan, Tn. K memiliki masalah kesehatan yang
terutama terkait pada aspek biologis, aspek perilaku dan aspek lingkungan.
2. Anak ketiga pasien (Ny. S) Gastritis
Berdasarkan determinan kesehatan, Ny.S memiliki masalah kesehatan yang
terutama terkait pada aspek perilaku.
3. Anak terakhir pasien (An. I) ISPA
Berdasarkan determinan kesehatan, masalah kesehatan yang muncul
terutama disebabkan oleh aspek perilaku dan lingkungan.
Dari kunjungan rumah pertama tersebut mulai diperoleh masalah
kesehatan masing-masing anggota keluarga kemudianselanjutnya disusun rencana
upaya intervensi yang akan dilakukan.
20
masker, dan meludah pada wadah yang
disiapkan.
Memberikan edukasi mengenai fungsi
ventilasi serta pencahayaan di dalam
rumah untuk pertukaran udara dan
membunuh kuman TB.
Menyarankan untuk rutin kontrol.
Konseling mengenai jadwal
pemeriksaan dahak.
Diet tinggi kalori dan tinggi protein.
2 Ny. S Gastritis Menyarankan pasien untuk makan
tepat pada waktunya.
Menyarakan pasien untuk tidak
mengkonsumsi kopi sebelum makan.
Menyarankan pasien untuk berobat ke
Puskesmas untuk mengatasi keluhan
pasien semakin sering dirasakan.
Menjelaskan mengenai perilaku hidup
bersih dan sehat agar tidak tertular
penyakit dari ayahnya.
3 An. I ISPA Memberikan KIE kepada orang tua
mengenai penyakit meliputi faktor
resiko,tanda dan gejala, tanda bahaya,
pencegahan serta cara
penanggulangannya.
Menyarankan orang tua untuk membawa
berobat ke puskesmas agar keluhan tidak
bertambah parah
Menyarankan orang tua untuk tetap
memberikan nutrisi yang cukup
4 Tn. B, Tn. Normal Memberikan informasi mengenai PHBS
R dan An. seperti cuci tangan pakai sabun, BAB di
A jamban agar tidak tertular penyakit.
21
mengkonsumsi OAT secara teratur dan disiplin. Untuk masalah gizinya, anaknya
sudah membelikan vitamin atau suplemen makanan dan mengatur pola makan
serta jenis makanan yang seimbang. Hal tersebut dilakukan seelah mendapatkan
arahan dari petugas kesehatan di Puskesmas.
22
BAGIAN VII
PENGKAJIAN MASALAH KESEHATAN
BIOLOGIS/PERSONAL
MELITUS
Usia tua dan gizi kurang kekebalan
tubuh terganggu, mudah terkena infeksi
Mycobacterium tuberculosis dapat
berkembangDIABETES
dengan baik di lingkungan
rumah pasien. LINGKUNGAN
PERILAKU
MELITUS
DIABETES
MELITUS
23
DIABETES
7.2 Diagnostik Holistik
1. Aspek Personal
Pasien laki-lai berusia 65 tahun mengeluhkan batuk berdahak sejak 3 minggu
sebelum memeriksakan diri ke puskesmas Kediri. Batuk dirasakan semakin
memberat sampai membuat pasien merasa sesak napas, disertai demam hilang
timbul, sering keringat malam, dan penurunan nafsu makan. Pasien dan keluarga
khawatir dengan keadaan pasien yang tidak membaik walaupun sudah berobat ke
dokter sehingga pasien pergi berobat ke puskesmas Kediri untuk memeriksakan
dahak. Pasien berharap dapat menyelesaikan pengobatan dan sembuh.
2. Aspek Klinik
Tuberkulosis paru dengan gizi kurang
3. Aspek Risiko Internal
Usia pasien yang sudah tua dan sudah terpapar oleh kuman TB serta status gizi
kurang menyebabkan daya tahan tubuh pasien lemah sehingga infeksi TB mudah
berkembang dalam tubuh. Sekarang anak pasien rutin ke puskesmas untuk
mengambil obat antituberkulosis.
4. Aspek Resiko Eksternal dan Psikososial
Perhatian dan dukungan dari keluarga terhadap kesembuhan pasien sangat baik
yaitu dengan menyediakan biaya, mengantar kontrol, menjadi PMO, membelikan
masker untuk pasien, menyediakan wadah khusus untuk dahak pasien, mengatur
pola dan jenis makanan yang seimbang untuk pasien serta membelikan
multivitamin. Tidak efektifnya fungsi ventilasi rumah juga mempengaruhi
penularan penyakit antaranggota keluarga. Kondisi lingkungan yang padat dan
banyak polusi juga mempengaruhi perjalanan penyakit pasien.
5. Derajat fungsional
Skala fungsional pasien yaitu kelas 1 karena pasien mampu melakukan
kegiatan sehari-hari.
24
Rencana Penatalaksanaan Pasien
25
Aspek perilaku memperbaiki dari
serta aspek segi perilaku dan
lingkungan lingkungan
memiliki peranan
penting
4. Aspek Edukasi: Pasien 2 minggu Pasien dan keluarga
eksternal Mengenai penyakit dan pasien mengerti dan
dan TB, faktor risiko keluarga mampu memahami
psikososial TB, pencegahan mengenai TB
serta tatalaksana Pasien dan keluarga
keluarga dan dampak TB pasien mulai dapat
Edukasi mengenai menerapkan PHBS
pentingnya PHBS
di rumah
dan rumah sehat
Pentingnya
dukungan dan
motivasi keluarga
untuk kontrol
rutin.
Motivasi pasien
untuk makan
makanan pokok
yang sudah
disiapkan dengan
porsi secukupnya
26
c. Fungsi Reproduksi
Sejak menikah selama ± 35 tahun, Tn. K dan Ny. J dikaruniai 5 orang anak.
Selama ini Ny. J tidak menggunakan KB untuk menunda kehamilanya. Fungsi
reproduksi keluarga ini sudah baik.
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga pasien merupakan keluarga dengan status ekonomi menengah ke
bawah. Pasien sudah tidak bekerja. Total penghasilan kedua anak pasien
±Rp.1000.000-1.500.000/bulan. Ini cukup digunakan untuk membeli kebutuhan
sehari-hari. Fungsi ekonomi keluarga ini belum cukup baik.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga sudah sigap dalam menanggulangi penyakit pada anggota keluarga,
misalnya dengan membawa Tn. K ke dokter saat sedang sakit serta Ny. S dan Tn.
B sendiri yang berperan sebagai PMO. Namun masih ada perilaku yang masih
belum maksimal dilakukan seperti tidak rutin membuka jendela sehingga ventilasi
udara kurang baik. Hal ini mengakibatkan anggota keluarga mengalami ISPA
berulang .Fungsi perawatan kesehatan keluarga ini kurang baik.
APGAR SCORE
Untuk menilai fungsi fisiologis keluarga ini digunakan APGAR skor
dengan nilai hampir selalu = 2, kadang = 1, hampir tidak pernah = 0. APGAR
skor akan dilakukan pada masing-masing anggota keluarga dan kemudian dirata-
rata untuk menentukan fungsi fisiologis keluarga secara keseluruhan. Nilai rata-
rata 1-4 = jelek, 5-7 = sedang, 8-10 = baik.
Skor
Kategori Keterangan
0 1 2
1. Adaptation X Seluruh anggota keluarga dapat beradaptasi
dengan anggota keluarga lain, dukungan dan
saran dari anggota keluarga lain,
2. Partnership X Seluruh anggota keluarga menjalin komunikasi
yang baik, saling mengisi antara anggota
27
keluarga dalam segala masalah yang dialami
keluarga
3. Growth X Anggota keluarga jarang melakukan hal-hal
baru sehingga jarang memberi dukungan
mengenai hal-hal baru
4. Affection X Hubungan kasih sayang dan interaksi antar
anggota terjalin dengan baik
5. Resolve X Anggota keluarga kadang-kadang puas
mengenai kebersamaan dan waktu yang
dihabiskan antar anggota keluarga.
Skor fungsi fisiologis keluarga An. HN adalah 9. Dalam ketentuan APGAR skor
dikatakan keluarga ini dalam kategori baik.
28
BAGIAN VIII
LAMPIRAN KUNJUNGAN (FOLLOW UP)
29
Edukasi untuk membuat wadah khusus untuk membuang dahak
yang berisi pasir/sabun dan diganti setiap hari, serta mengenakan
masker saat berinteraksi dengan yang lain teruma jika sedang batuk.
Edukasi semua anggota keluarga untuk memeriksakan dahak ke
Puskesmas Kediri.
Edukasi tentang pemanfaatan dan pentingnya ventilasi rumah,
jendela rumah harus rajin dibuka 2x sehari.
Edukasi pasien untuk mengutamakan makan pokok yang teratur.
Edukasi tentang cuci tangan pakai sabun dan air bersih, BAB di
jamban, tidak merokok di dalam rumah.
Menyarankan untuk membawa anggota keluarga yang sakit (An. I)
ke Puskesmas.
Kunjungan Kegiatan :
kedua - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien dan anggota
(11/01/2019) keluarga lain.
- Mengamati ulang PHBS pasien dan keluarga.
- Intervensi terhadap PHBS.
Hasil :
- Pasien mengatakan batuk semakin jarang, dahak mulai
berkurang, tidak pernah sesak napas lagi.
- Pasien mengatakan rasa pegal sudah berkurang, nafsu makan
sudah mulai ada.
- Anak pasien sudah membaik setelah berobat.
- Keluarga sudah mulai membuka jendela di pagi dan sore hari,
tapi belum rutin setiap hari.
- Pasien belum terbiasa menggunakan masker dan sering lupa
menutup mulut ketika batuk.
- Pasien sudah mulai membuang dahak di wadah yang ada (ember
berisi pasir).
Intervensi :
- Edukasi pada pasien untuk tetap rutin minum OAT.
- Edukasi pasien untuk mengutamakan makan pokok yang teratur.
- Edukasi keluarga cuci tangan pakai sabun dan air bersih, BAB di
jamban, tidak merokok di dalam rumah.
- Edukasi untuk memperhatikan makanan yang dikonsumsi pasien.
- Edukasi untuk lebih rutin membuka jendela rumah.
- Edukasi untuk rutin mengganti pasir yang ada pada wadah setiap
hari.
30
Kunjungan Kegiatan :
ketiga - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
(17/01/2019) - Mengamati ulang PHBS pasien dan keluarga.
- Intervensi terhadap PHBS.
Hasil :
- Pasien mengatakan batuk sudah semakin jarang, dahak juga
berkurang.
- Nafsu makan mulai kembali normal dan pola makan sudah mulai
teratur.
- Pasien mengatakan rasa pegal sudah jarang dirasakan, tidak ada
keluhan lain.
- Keluarga sudah mulai membuka jendela di pagi dan sore setiap
hari.
- Pasien mulai menutup mulut ketika batuk.
- Pasien mulai menggunakan masker setiap berinteraksi dengan
yang lain terutama ketika batuk.
- Pasien mulai terbiasa membuang dahak di wadah yang ada
(ember berisi pasir).
Intervensi :
- Edukasi pada pasien untuk tetap rutin minum OAT.
- Edukasi pasien untuk tetap makan teratur.
- Edukasi keluarga cuci tangan pakai sabun dan air bersih, BAB di
jamban, tidak merokok di dalam rumah.
- Edukasi untuk tetap rutin membuka jendela rumah.
- Edukasi untuk rutin mengganti pasir yang ada pada wadah setiap
hari.
Kunjungan Kegiatan :
keempat - Mengevaluasi perbaikan gejala klinis dari pasien.
(23/01/2019) - Mengamati ulang PHBS pasien dan keluarga.
- Intervensi terhadap PHBS.
Hasil :
- Pasien mengatakan batuk hanya sesekali dan dahak hanya sedikit.
- Berat badan pasien mulai bertambah dari sebelumnya.
- Tidak ada keluhan lain.
- Keluarga selalu membuka jendela di pagi dan sore setiap hari.
- Pasien mulai menggunakan masker setiap berinteraksi dengan
yang lain terutama ketika batuk.
- Pasien mulai terbiasa membuang dahak di wadah yang ada
Intervensi :
31
- Edukasi pada pasien untuk tetap rutin minum OAT.
- Edukasi pasien untuk tetap makan teratur.
- keluarga cuci tangan pakai sabun dan air bersih, BAB di jamban,
tidak merokok di dalam rumah.
- Edukasi untuk tetap rutin membuka jendela rumah.
- Edukasi untuk rutin mengganti pasir yang ada pada wadah setiap
hari.
BAGIAN IX
KESIMPULAN DAN SARAN
32
Menganjurkan pada pasien dan keluarganya untuk mempertahankan
perilaku hidup bersih dan sehat yang sudah bisa dicapai & terus
meningkatkannya.
DAFTAR PUSTAKA
33