Anda di halaman 1dari 48

MATA MERAH DENGAN

VISUS TURUN

Oleh : Sigit Prasetyo


Pembimbing : Dr. Hasri Darni, Sp.M
Keratitis
Kornea dapat mengalami peradangan (keratitis)
dengan atau tanpa adanya komponen infektif.

Keratitis adalah infeksi pada kornea yang biasanya


diklasifikasikan menurut lapisan kornea yang
terkena, yaitu
 Keratitis pungtata
 Keratitis marginal
 Keratitis interstisial
LAPISAN KORNEA

Secara histologis : 5
Epitel Kornea
Membran Bowman
Stroma
Membran Descemet
Endotel Kornea
KLASIFIKASI
Berdasarkan lapisan yang • Keratitis Pungtata
terkena, keratitis dibagi • Keratitis Marginal
menjadi: • Keratitis Interstisial
Berdasarkan penyebabnya,
keratitis diklasifikasikan
menjadi: • Keratitis
• Keratitis Bakteri
dimmer/numularis
• Keratitis Jamur
• Keratitis Filamentosa
• Keratitis Virus
• Keratitis Alergi
• Keratitis Herpetik
• Keratokonjungtivi
• Keratitis Infeksi
tis Flikten
Herpes Zoster
• Keratitis
• Keratitis Infeksi
Lagoftalmus
Herpes Simplek
• Keratokonjungtivitis
• Keratokonjungtivitis
Sika
Epidemi
• Keratitis Neuropatik
KERATITIS PUNGTATA

Keratitis pada kelenjar Bowman dengan adanya infiltrat


berbentuk bercak halus pada permukaan kornea yang dapat
disebabkan oleh berbagai penyakit infeksi virus antara lain
virus herpes, herpes zoster, dan vaksinia, trakoma, radiasi,
dan mata kering.

KERATITIS PUNGTATA
SUPERFISIALIS

KERATITIS PUNGTATA
KERATITIS PUNGTATA
SUBEPITEL
KERATITIS PUNGTATA
KERATITIS MARGINALIS

Merupakan infiltrat yang tertimbun pada tepi kornea


sejajar dengan limbus. Bila tidak diobati dapat
menyebabkan tukak pada kornea.

Penyakit ini dapat terjadi berulang dengan adanya


Streptococcus pneumonia, Hemophilus aegepty,
Moraxella lacunata, dan Esrichia.

Biasanya penderita akan mengeluh sakit seperti


kelilipan, keluar banyak air mata, sakit, sengan
fotofobia berat.

Pengobatan dapat diberikan antibiotik yang sesuai


dengan penyebab, dan steroid dosis ringan.
KERATITIS MARGINALIS
KERATITIS INTERSTITIAL
Keratitis ini terjadi pada jaringan kornea lebih dalam,
merupakan keratitis nonsupuratif profunda yang
disertai dengan neovaskularisasi.

Pasien biasanya akan mengeluhkan fotofobia, keluar


banyak air mata, dan penurunan visus. Kelainan ini
biasanya bilateral.

Pada kornea keruh, sehingga iris susah dilihat. Terdapat


injeksi siliar disertai pembuluh darah ke arah dalam
sehingga memberikan gambaran merah pucat “salmon
patch”.

Pada keratitis akibat sifilis akan ditemukan trias


Hutchinson, sadlenose, dan serologik positif terhadap
sifilis.
KERATITIS INTERSTITIAL

Pengobatan yang dapat diberikan menurut penyebabnya yaitu


antibiotik, antijamur dan antivirus. Pada keratitis diberikan
berupa tetes mata atropin untuk mencegah sinekia.
KERATITIS BAKTERIAL

Keratitis yang disebabkan oleh Staphilococccus,


Pseudomonas, Hemophilus, Streptococcus, dan
enterobacteriacea.

Faktor predisposisi yaitu penggunaan kontak lens, trauma,


kontaminasi obat tetes.

Gejala : kelopak mata lengket setiap bangun pagi, mata


silau, merah, berair, dan penglihatan berkurang
Terapi gram (-) Terapi gram (-) Terapi gram (+)
rods coccus rods

Tobramisin Ceftriaxone Cafazoline


Ceftazidime Ceftazidime Vancomycin
Flouroquinolon Moxifloxacin/ Moxifloxacin/
gatifloxacin gatifloxacin
KERATITIS JAMUR

Adanya trauma pada kornea oleh ranting pohon, daun dan


bagian Tumbuh-tumbuhan.

Disebabkan oleh Fusarium, filamentous, yeast, candida,


aspergillus.

Pasien biasanya akan mengeluh sakit mata hebat, berair,


penglihatan menurun dan silau. Pada mata terlihat infiltrat
kelabu, disertai hipopion, peradangan, ulserasi superfisial
dan satelit yang terletak dalam stroma.

Disertai juga adanya cincin endotel dengan plak yang


tampak bercabang.
Diagnosis dibuat dengan preparat KOH10% menunjukkan
adanya hifa. Pengobatan yang diberikan adalah gentamisin
setiap 1-2 jam.

Pengobatan dengan antijamur polines (amfoterisin B,


natamisin, nystatin), azoles(imidazole, ketokonazole,
miconazole), triazole (fluoconazole, voriconazole) dan
fluorinated pyrimidin (flucyitocine)
KERATITIS VIRUS

KERATITIS HERPES SIMPLEKS

Gejala berupa terbentuknya pembuluh darah halus pada


mata, penglihatan berkurang, jaringan parut dan glaukoma.
Infeksi dimulai dengan radang konjungtiva unilateral.

Bentuk infeksi keratitis herpes simpleks dibagi dalam 2


bentuk yaitu epitelial dan stromal.
• Pada yang epithelial akan mengakibatkan kerusakan sel
epitel dan membentuk ulkus kornea superfisialis.
• Pada yang stromal terjadi reaksi imunologik tubuh
terhadap virus yang menyerang reaksi antigen-antibodi
yang menarik sel radang ke dalam stroma.
Pengobatan dapat diberikan antiviral IDU (idoxuridine) dalam
larutan 1% tiap satu jam atau salep 0,5% tiap 4 jam. Vibrabin
atau Triffluorotimidin (TFT), diberikan tiap 4 jam, acyclovir
salep diberikan tiap 4 jam.
KERATITIS HERPES ZOOSTER

Secara subjektif, biasanya penderita datang dengan rasa


nyeri disertai edema kulit yang tampak kemerahan pada
daerah dahi, alis, dan kelopak atas serta sudah disertai
dengan vesikel.

Secara objektif, tampak erupsi kulit pada daerah yang


dipersarafi cabang oftalmik nervus trigeminus. Erupsi ini
unilateral dan tidak melewati garis median. Palpebra tampak
menyempit apabila kelopak atas mengaami pembengkakan.

Nyeri disertai erupsi kulit yang tidak melewati garis median


adalah khas untuk infeksi oleh herpes zoster. Biasanya juga
pembengkakan kelenjar pre-aurikuler regional yang sesuai
dengan sisi cabang oftalmik N V yang terkena.
Pemberian asiklovir oral maupun topikal tampak menjanjikan;
bila disertai infeksi sekunder bakterial dapat diberikan
antibiotik. Dapat diberikan pula neurotropik.
KERATOKONJUNGTIVITIS EPIDEMI

Keratitis yang terbentuk pada keratokonjungtivitis epidemi


adalah akibat reaksi peradangan kornea dan konjungtiva
yang disebabkan oleh reaksi alergi terhadap adenovirus tipe
8, 19 atau 37. Penyakit ini timbul sebagai suatu epidemi,
bersifat bilateral.

Keluhan umum demam, gangguan saluran nafas,


penglihatan menurun, merasa seperti ada benda asing,
berair, kadang disertai nyeri.

Pengobatan pada saat akut sebaiknya diberikan kompres


dingin, cairan air mata dan pengobatan penunjang lainnya.
Bila terdapat kekeruhan pada kornea yang menyebabkan
penurunan visus yang berat dapat diberikan steroid tetes
mata 3 kali/hari.
KERATOKONGUNGTIVITIS EPIDEMI
KERATITIS DIMMER/NUMULARIS

Ditandai dengan infiltrat bundar berkelompok dan tepinya


berbatas tegas. Keratitis ini berjalan lambat, sering kali
unilateral dan pada umumnya didapatkan pada petani yang
bekerja di sawah.

Secara subjektif, pasien mengeluh silau.

Secara objektif, mata yang terserang tampak merah karena


injeksi siliar, disertai lakrimasi.

Pemberian kortikosteroid lokal memberikan hasil yang baik


yaitu hilangnya tanda-tanda radang dan lakrimasi tetapi
penyerapan infiltrat terjadi dalam waktu yang lama, dapat 1-
2 tahun
KERATITIS DIMMER/NUMULARIS
KERATITIS FILAMENTOSA

Keratitis yang disertai adanya filamen mukoid dan


deskuamasi sel epitel pada permukaan kornea, gambaran
khusus berupa filamen epitel halus.

Penyebabnya tidak diketahui. Kelainan ini ditemukan pada


gejala sindrom mata kering, diabetes militus, pasca bedah
katarak, dan keracunan kornea oleh obat tertentu.

Gejalanya rasa kelilipan, sakit, mata merah, silau,


blefarospasme, dan epifora.

Pengobatan dengan larutan hipertonik NaCl 5%, air mata


hipertonik.
KERATITIS FILAMENTOSA
KERATITIS ALERGI

KERATITIS FLIKTEN
Flikten adalah benjolan berwarna putih kekuningan
berdiameter 2-3 mm pada limbus, dapat berjumlah 1 atau
lebih. Pada flikten terjadi penimbunan sel limfoid, dan
ditemukan sel eosinofil serta mempunyai kecenderungan
untuk menyerang kornea.

Secara subjektif, penderita biasanya datang karena ada


benjolan putih kemerahan di pinggiran mata yang hitam.
Apabila jaringan kornea terkena, maka mata berair, silau,
dan dapat disertai rasa sakit dan penglihatan kabur.

Secara objektif, terdapat benjolan putih kekuningan pada


daerah limbus yang dikelilingi daerah konjungtiva yang
hiperemis.

Pengobatan dengan tetes mata steroid akan memberikan


hasil yang memuaskan.
KERATITIS LAGOFTALMUS

Keratitis yang terjadi akibat adanya lagoftalmus dimana


kelopak mata tidak dapat menutup sempurna, sehingga
kornea menjadi kering, mudah terkena trauma dan infeksi.

Lagoftalmus dapat disebabkan tarikan jaringan parut pada


tepi kelopak, dan dapat dikarenakan parese Nervus VII.

Pengobatan keratitis lagoftalmus adalah dengan mengatasi


kausa dan air mata buatan. Untuk mencegah infeksi
sekunder diberikan salep mata.
KERATITIS LAGOFTALMUS
KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA

Keratitis Sika adalah keratitis yang pada dasarnya


diakibatkan oleh kurangnya sekresi kelenjar lakrimal dan
atau sel globet.

Secara objektif, pada tingkat dry-eye, kejernihan permukaan


konjungtiva dan kornea hilang, tes schirmer berkurang, tear-
film kornea mudah pecah, tear break-up time berkurang,
sukar menggerakan kelopak mata.

Kelainan kornea dapat berupa erosi kornea, keratitis


filamentosa, atau pungtata. Pada kerusakan kornea yang
lebih lanjut dapat terjadi ulkus kornea dengan segala
komplikasinya.

Apabila yang kurang adalah komponen air dari air mata,


diberikan air mata tiruan; sedangkan bila komponen mukus
yang berkurang maka diberikan lensa kontak.
KERATOKONJUNGTIVITIS SIKA
KERATITIS NEUROPARALITIK

Akibat kelainan saraf trigeminus, sehingga terjadi kekeruhan


kornea
yang tidak sensitif disertai kekeringan kornea.

Pasien akan mengeluh tajam penglihatan menurun, silau dan


tidak nyeri.

Mata akan memberikan gejala jarang berkedip karena


hilangnya refleks mengedip, injeksi siliar, permukaan kornea
keruh, infiltrat dan vesikel pada kornea. Dapat terlihat
terbentuknya deskuamasi epitel seluruh permukaan kornea
yang dimulai pada bagian tengah dan meninggalkan sedikit
lapisan epitel kornea yang sehat di dekat limbus.

Pengobatan diberikan dengan air mata buatan dan salep


untuk menjaga kornea tetap basah.
KERATITIS NEUROPARALITIK
TUKAK (ULKUS) KORNEA

Ulserasi kornea dapat meluas ke dua arah yaitu melebar


dan mendalam. Ulkus yang kecil dan superfisial akan lebih
cepat sembuh, kornea dapat jernih kembali.

Pada ulkus yang menghancurkan membran Bowman dan


stroma, akan menimbulkan sikatriks kornea.

Gejala Subjektif sama seperti gejala keratitis.

Gejala Objektif berupa injeksi siliar, hilangnya sebagian


jaringan kornea, dan adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih
berat dapat terjadi iritis disertai hipopion
Ulkur kornea dibagi menjadi 2, yaitu :
• Sentral
• Marginal atau perifer

Pengobatan pada ulkus kornea bertujuan menghalagi


hidupnya bakteri dengan antibiotika, dan mengurangi reaksi
radang dengan steroid.

Dilakukan pembedahan atau keratoplasti apabila :


• Pengobatan tidak sembuh
• Terjadinya jaringan parut yang mengganggu
penglihatan
Tukak karena bakteri Tukak karena virus Tukak karena jamur
Tukak streptokokus Tukak kornea oleh virus Tukak kornea oleh jamur
Gambaran tukak kornea herpes simpleks cukup akhir-akhir ini banyak
khas, tukak yang sering dijumpai. Bentuk ditemukan, hal ini
menjalar dari tepi ke khas dendrit dapat dimungkinan oleh
arah tengah kornea diikuti oleh vesikel- penggunaan antibiotik
(serpinginous). Tukak vesikel kecil di lapisan secara berlebihan dalam
berwarna kuning keabu- epitel yang bila pecah waktu yang lama atau
abuan berbentuk akan menimbulkan pemakaian
cakram. Tukak cepat tukak. kortikosteroid jangka
menjalar ke dalam dan panjang, Fusarium dan
menyebabkan perforasi sefalosporim
kornea, karena menginfeksi kornea
eksotoksin yang setelah suatu trauma
dihasilkan oleh yang disertai lecet
Streptokokus epitel.
Pneumonia. Pengobatan obat anti
Pengobatan dengan jamur dengan spektrum
Sefazolin, Basitrasin luas. Apabila
dalam bentuk tetes, memungkinkan
injeksi subkojungtiva, dilakukan pemeriksaan
dan intravena. laboratorium dan tes
sensitivitas untuk dapat
memilih obat jamur
yang spesifik.
Tukak karena bakteri

Tukak stafilokokus

Pada awalnya berupa tukak yang berwarna putih kekuningan disertai


infiltrat secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai
edema stroma dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion
tukak seringkali reaksi radangnya minimal. Tukak kornea marginal
biasanya bebas kuman dan disebabkan oleh reaksi hipersensitifitas
terhadap Stafilokokus Aureus.

Tukak Pseudomonas

Biasanya dimulai dengan tukak kecil di bagian sentral kornea


dengan infiltrat berwarna keabu-abuan disertai edema epitel dan
stroma. Trauma kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta
menimbulkan perforasi kornea. Tukak mengeluarkan discharge
kental berwarna kuning kehijauan.
Pengobatan diberikan Gentamaisin, tobramisin, karbensilin yang
diberikan secara lokal subkonjungtiva serta intravena
ULKUS KORNEA
UVEITIS UVEITIS
Peradangan uvea biasanya unilateral, dapat disebabkan oleh
efek langsung suatu infeksi atau merupakan fenomena alergi
terhadap antigen dari luar atau antigen dari dalam.

Radang iris dan badan siliar menyebabkan rusaknya Blood


Aqueous Barrier sehingga terjadi peningkatan protein, fibrin,
dan sel-sel radang dalam humor akuos yang tampak pada
penyinaran miring menggunakan sentolop atau akan lebih jelas
bila menggunakan slit lamp, berkas sinar yang disebut fler.

Radang uvea bagian anterior atau iris, disebut iritis. Bila


mengenai bagian tengah uvea disebut siklitis. Bila
mengenai selaput hitam bagian mata belakang mata
maka disebut koroiditis.
UVEITIS ANTERIOR

Keluhan pasien pada awalnya dapat berupa sakit di mata,


sakit kepala, fotofobia, dan lakrimasi. Sakit mata lebih nyata
pada iridosiklitis akut daripada iridosiklitis kronik dan sangat
hebat bila disertai dengan keratitis. Sakit terbatas di daerah
periorbita dan mata serta bertambah sakitnya bila
dihadapkan pada cahaya dan tekanan

Pada uveitis anterior supuratif dapat disertai gejala umum


sepertii panas, gelisah, menggigil, dan sebagainya.

Dari pemeriksaan akan didapatkan terdapat injeksi siliar,


presipitat keratik, fler serta sel dalam bilik mata depan serta
endapan fibrin pada pupil.
UVEITIS ANTERIOR
Pengobatan Iridosiklitis adalah tetes mata sulfa atropin 1 %,
prinsipnya untuk membuat pupil selebar-lebarnya dan tetap
lebar selama 2 minggu, tetes mata steroid 4-6 x sehari
tergantung pada beratnya penyakit, kortikosteroid oral
diberikan apabila pemberian lokal dipertimbangkan tidak
cukup, antibiotik diberikan apabila mikro-organisme
penyebab diketahui.

UVEITIS POSTERIOR

Gejala berupa penglihatan buram terutama bila mengenai


daerah sentral makula, bintik terang (floater), vitreous keruh,
mata jarang menjadi merah, tidak sakit, fotofobia, infiltrat
dalam retina dan koroid, edema papil dan perdarahan retina.

Biasa disebabkan oleh trauma, pasca bedah, infeksi melalui


sebaran darah seperti TBC, sifilis, toksoplasma, juga penyakit
autoimun.
UVEITIS POSTERIOR
GLAUKOMA AKUT

Mata merah dengan penglihatan turun mendadak merupakan


glaukoma sudut tertutup. Glaukoma sudut tertutup akut ditandai
dengan tekanan intraokular yang meningkat secara mendadak,
dan terjadi pada usia lebih dari 40 tahun dengan sudut bilik mata
sempit.

Gejala rasa sakit hebat di mata dan di kepala, perasaan mual dan
muntah.

Pada pemeriksaan, ditemukan kelopak mata bengkak,


konjungtiva bulbi yang sangat hiperemik (kongestif), injeksi siliar
dan kornea yang suram. Bilik mata depan dangkal dapat
dibuktikan dengan memperhatikan bilik mata depan dari
samping. Pupil tampak melebar, lonjong miring agak vertikal
atau midriasis yang hampir total. Refleks pupil lambat atau tidak
Pengobatan

Pengobatan dengan obat :


Miotik : pilokarpin 2-4 % tetes mata yang diteteskan setiap menit 1
tetes selama 5 menit, kemudian disusul 1 tetes tiap jam sampai 6 jam.

Carbonic Anhidrase Inhibitor : asetazolamid @ 250 mg, 2tablet


sekaligus, kemudian disusul tiap 4 jam 1 tablet sampai 24 jam. Kerja
obat ini adalah dengan mengurangi pembentukan akuos humor.

Obat hiperosmotik :
larutan gliserin, 50% yang diberikan oral. Dosis 1-1.5 gram/kg BB
(0.7-1.5 cc/kgBB). Untuk praktisnya dapat dipakai 1 cc/kgBB. Obat
ini harus diminum sekaligus.
Mannitol 20% yang diberikan per infus ± 60 tetes/menit.
Kerja obat hiperosmotik adalah mempertinggi daya osmosis plasma.

Morfin : injeksi 10-15 mg mengurangi sakit dan mengecilkan pupil.

Pembedahan
ENDOFTALMITIS
Endoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata, biasanya
akibat infeksi setelah trauma atau bedah, atau endogen akibat sepsis.

Pasien biasanya mengeluhan nyeri dan mata merah. Berbentuk radang


supuratif di dalam rongga mata dan struktur di dalam nya. Peradangan
supuratif di dalam bola mata akan memberikan abses di dalam badan
kaca.

Penyebab endoftalmitis supuratif adalah kuman dan jamur yang masuk


bersama trauma tembus (eksogen) atau sistemik melalui peredaran
darah (endogen).

Peradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran


klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak
sukar dibuka, konjungtiva bengkak dan merah, kornea keruh, bilik
mata depan keruh yang kadang-kadang disertai dengan hipopion
Endoftalmitis yang disebabkan jamur masa inkubasi lambat kadang-
kadang sampai 14 hari setelah infeksi dengan gejala mata merah
dan sakit. Di dalam badan kaca ditemukan masa putih abu-abu,
hipopion ringan, bentuk abses satelit di dalam badan kaca, dengan
proyeksi sinar yang baik. Endoftalmitis diobati dengan antibiotika
melalui periokular atau subkonjungtiva.

Dari hasil pemeriksaan akan ditemukan


 visus sangat menurun (1/300 sampai 1/~)
 sekret (+/-)
 konjungtiva bulbi /; hiperemis, injeksi siliaris, injeksi
konjungtiva, kemosis
 kornea : keruh
 COA : hipopion
 Pupil, iris dan lensa biasanya sulit dinilai
 Funduskopi sulit dinilai
 TIO meningkat
Pengobatan yang dapat diberikan berupa Antibiotik topikal
dan sistemik ampisilin 2 gram/hari dan kloramfenikol 3
gram/hari. Antibiotik yang sesuai untuk kausa bila kuman
adalah stafilokok,
Dari hasil basitrasin
pemeriksaan akan(topikal),
ditemukan metisilin
(subkojuntiva dan IV). Sedang
visus sangat menurun bila pnemokokus,
(1/300 sampai 1/~)
streptokokus
sekret (+/-) dan stafilokokus - penisilin G (top, subkonj
dan IV). Neiseria
konjungtiva bulbi- /;penisilin G (top.
hiperemis, Subkonj.
injeksi siliaris,dan IV).
injeksi
konjungtiva, kemosis
Pseudomonas
kornea : keruhdiobati dengan gentamisin; tobramisin dan
karbesilin (top. Subkonj. dan IV). Batang gram negatif.
COA : hipopion
dengan gentamisin;
Pupil, iris tobramisin
dan lensa biasanya dandinilai
sulit karbesilin (top.
subkonj.
Funduskopi dansulit
IV). dinilai
Batang gram negatif lain - gentamisin
(top.
USG :subkonj.
gambaran danendoltalmitis
IV).
TIO meningkat
Sikloplegik diberikan 3 kali sehari tetes mata.
Kortikosteroid dapat diberikan dengan hati-hati. Apabila
pengobatan gagal dilakukan eviserasi. Enukleasi dilakukan
bila mata telah tenang dan ftisis bulbi. Penyebabnya jamur
cliberikan amfoterisin B150 mikro gram sub - konjungtiva.
DAFTAR PUSTAKA
American Academy of Ophthalmology. External Eye Disease and
Cornea. San Fransisco 2008-2009. p. 179-90
Roderick B. Kornea. In: Vaughan & Asbury. Oftalmologi Umum
Edisi 17. Jakarta : EGC. 2009. p. 125-49.
Ilyas S. Ilmu Penyakit Mata edisi–2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
2002.
Mansjoer, Arif M. 2001. Kapita Selekta edisi-3 jilid-1. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI. Hal: 56
Thygeson P. "Superficial Punctate Keratitis". Journal of the
American Medical Association.1997. 144:1544-1549. Available
at : http://webeye. ophth.uiowa.edu/
dept/service/cornea/cornea.htm (accessed: January 2015) Reed,
KK. 2007. Thygeson's SPK photos. Nova Southeastern University
College of Optometry 3200 South University Drive Ft. Lauderdale,
Florida
THANK YOU

FOR YOUR ATTENTION

Anda mungkin juga menyukai