Anda di halaman 1dari 9

RESEP 1

A. INKOMPATIBILITAS FARMASETIS
Aminofilin memiliki sifat jika dibiarkan di udara terbuka akan menyerap CO2 dan kehilangan
etilenadiamina.
Rekomendasi :
Pencampuran/ penggerusan dilakukan dengan cepat dan dikemas dg cepat agar tidak terpapar dg udara
terbuka yg lama.

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Resep 1
Amox
Dosis untuk pneumonia untuk anak dg BB >20 kg mengikuti dosis dewasa
Dosis dewasa (DL) : 0,5- 1 g/ 8 jam (IONI, 2017)
PMR : 1xp = 500 mg < Memenuhi DL
2. Resep 2
asetaminofen
DM : 1xh = 4 g
DL : 1xp = 0,5-1 g
(IONI, 2017)
11
𝑥 4 𝑔 = 2,2 𝑔
20
PMR :
1x p = 500 mg (memenuhi DL)
1xh = 3 x 500 mg =1,5 g < 2,2 g  TOD

Aminofilin
DM : 1xp = 500 mg
1xh = 1,5 g
(FI ed 3)
11
1𝑥𝑝 = 𝑥 500 𝑚𝑔 = 275 𝑚𝑔
20
11
1𝑥ℎ = 𝑥 1500 𝑚𝑔 = 825 𝑚𝑔
20
PMR :
1x p = 150 mg < 275 mg  TOD
1xh = 3 x 150 mg =450 mg < 825 mg  TOD

GG (Glyseryl Guaiakolat)
DM : 1x h – 1,2 g (untuk anak umur 6-11 tahun) (DIH ed 17)
PMR :
1xh = 3 x 100 mg = 300 mg < 1,2 g  TOD

C. INTERAKSI OBAT
-

D. PENIMBANGAN KEB.BAHAN
1. Resep 1
Amox diambil 10 tablet
2. Resep 2
Acetaminofen : 500 mg x 15 = 7500 mg = 7,5 g
Aminofilin : 150 mg x 15 = 2250 mg = 2,25 g
GG : 100 mg x 15 = 1500 mg = 1,5 g
Isi perkapsul : 750 mg
JANGAN LUPA ORIENTASI KAPSUL !

E. CAKER
R1 : Diambil 10 tablet amox  dmasukan dalam wadah plastic obat dan beri etiket putih dan label NI

R2 : Disetarakan timbangan  Ditimbang masing2 bahan  Dimasukkan acetaminophen ke mortir,


digerus  dimasukkan aminofilin, digerus sampai homogen  dimasukkan GG, digerus sampai
homogen  Dibagi menjadi 2 bagian  dibagi lagi menjadi 15 bagian  Dimasukkan dalam
cangkang kapsul  dibersihkan kapsul dan dimasukkan dalam wadah plastic obat  diberi etiket putih

RESEP 2

A. INKOMPATIBILITAS FARMASETIS
Pencampuran antara ammonium bromide dg KBr akan menghasilkan tek uap relative < tek. Uap
relative atmosfer sehingga campuran akan mnjd lembab (TTO: 27)
Rekomendasi :
Masing2 zat obat dica,pur dg serbut netral dahulu baru kemudian dicampur (IMO, 2006).

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Resep 1
Kbr
DM : 1 x p = 2 g
1 x h = 6 g (Farmasetika dasar dan hitungan farmasi)
15
1𝑥𝑝 = 𝑥 2000 𝑚𝑔 = 1500 𝑚𝑔
20
15
1𝑥ℎ = 𝑥 6000 𝑚𝑔 = 4500 𝑚𝑔
20
PMR :
1xp = 300 mg < 1500 mg  TOD
1xh = 3x 300 mg = 900 mg <4500 mg  TOD

Ammonium Bromida
DM : 1 x p = 1 g
1 x h = 3 g (FI ed 3: 960)

15
1𝑥𝑝 = 𝑥 1000 𝑚𝑔 = 750 𝑚𝑔
20
15
1𝑥ℎ = 𝑥 3000 𝑚𝑔 = 2250 𝑚𝑔
20
PMR :
1xp = 400 mg < 750 mg  TOD
1xh = 3x 400 mg = 1200 mg < 2250 mg  TOD

Perhitungan Dosis Ganda


𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐾𝐵𝑟 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑝𝑎𝑘𝑎𝑖 𝐴𝑚𝑚. 𝐵𝑟𝑜𝑚𝑖𝑑𝑎
1𝑥𝑃 = + ≤1
𝐷𝑀 𝐾𝐵𝑟 𝐷𝑀 𝐴𝑚𝑚. 𝐵𝑟𝑜𝑚𝑖𝑑𝑎
300 𝑚𝑔 400 𝑚𝑔
= + ≤1
1500 𝑚𝑔 750 𝑚𝑔
= 0,2 + 0,53 = 0,73 ≤ 1

𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 1𝑥𝐻 𝐾𝐵𝑟 𝐷𝑜𝑠𝑖𝑠 1𝑥𝐻 𝐴𝑚𝑚. 𝐵𝑟𝑜𝑚𝑖𝑑𝑎


1𝑥𝐻 = + ≤1
𝐷𝑀 𝐾𝐵𝑟 𝐷𝑀 𝐴𝑚𝑚. 𝐵𝑟𝑜𝑚𝑖𝑑𝑎
900 𝑚𝑔 1200 𝑚𝑔
= + ≤1
4500 𝑚𝑔 2250 𝑚𝑔
= 0,2 + 0,53 = 0,73 ≤ 1

2. Resep 2

Aspirin
DM : 1 x p = 1 g
1 x h = 8 g (FI ed 3)
15
1𝑥𝑝 = 𝑥 1000 𝑚𝑔 = 750 𝑚𝑔
20
15
1𝑥ℎ = 𝑥 8000 𝑚𝑔 = 6000 𝑚𝑔
20
PMR :
1xp = 500 mg < 750 mg  TOD
1xh = 3x 500 mg = 1500 mg < 6000 mg  TOD

Aspirin diganti dengan PCT


Paracetamol
DM 1xH = 4 g (IONI, 2017)
15
1𝑥ℎ = 𝑥 4000 𝑚𝑔 = 3000 𝑚𝑔
20
PMR :
1xh = 3x 250 mg = 750 mg < 3000 mg  TOD
C. INTERAKSI OBAT
Aspirin kontaindikasi terhadap pasien < 16 tahun (DIH ed 17)
Rekomendasi : Diganti dg analgesic lain yaitu PCT 250 mg 3xsehari.

D. PENIMBANGAN KEB.BAHAN
1. Resep 1
KBr : 300 mg x 12 = 3600 mg = 3,6 g
Amm. Bromida : 400 mg x 12 = 4800 mg = 4,8 g
Laktosa tiap kapsul : 920(dr orientasi kapsul)-700=220 mg
Yg ditimbang : 220 x 12 = 2640 mg = 2,64 g
Isi perkapsul : 920 mg
JANGAN LUPA ORIENTASI KAPSUL !
2. Resep 2
250 mg x 10 = 2500 mg
Diambil tablet PCT 500 mg sebanyak 5 tablet

E. CAKER
R1 : Disetarakan timbangan  Ditimbang masing2 bahan  Dimasukkan KBr dan laktosa ke mortir,
digerus  dimasukkan Amm. Bromide dan laktosa di mortir lain, digerus sampai homogen 
Dicampur keduanya, digerus sampai homogen  Dibagi menjadi 2 bagian  dibagi lagi menjadi 12
bagian  Dimasukkan dalam cangkang kapsul  dibersihkan kapsul dan dimasukkan dalam wadah
plastic obat  diberi etiket putih

R2 : Diambil 5 tablet paracetamol  dimasukan dalam wadah plastic obat dan beri etiket putih

RESEP 3

A. INKOMPATIBILITAS FARMASETIS
-

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Resep 1
Tetrasiklin
DL : 1 x p = 500 mg
PMR :
1xp = 500 mg (Memenuhi DL)

2. Resep 2
Paracetamol
DL : 1xP = 0,5-1 g
DM : 1 x h = 4 g
(IONI, 2017)
PMR :
1xh = 3x 500 mg = 1500 mg < 4000 mg  TOD
Rekomendasi : dosis 500 mg karena pasien dewasa.

3. Resep 3

Ferro Sulfat
DL : 300 mg (2-4 x sehari) (DIH ed 17) atau 200 mg (2-3x sehari) (IONI, 2017)
Rekomendasi :
Dosis : 300 mg 2x sehari (agar dapat memberi jeda waktu pemberian dg tetrasiklin)

C. INTERAKSI OBAT
Ferrosulfat menurunkan tingkat dg menghambat penyerapan GI (Medscape dan Stockley)
Rekomendasi : Dihindari penggunaan bersama dan diberi jeda waktu pemberian.

D. PENIMBANGAN KEB.BAHAN
1. Resep 1
Tetrasiklin
500 mg x 12 = 6000 mg = 6 g
TIDAK PERLU ORIENTASI KAPSUL KARENA BOBOT SUDAH 500 mg

2. Resep 2
Paracetamol tablet diambil sebanyak 10 tablet

3. Resep 3
Ferro sulfat
Diambil tablet sebanyak 7 tablet

3. CAKER
R1 : Disetarakan timbangan  Ditimbang tetrasiklin, digerus  Dibagi menjadi 2 bagian  dibagi
lagi menjadi 12 bagian  Dimasukkan dalam cangkang kapsul  dibersihkan kapsul dan dimasukkan
dalam wadah plastic obat  diberi etiket putih dan label NI

R2 : Diambil 10 tablet paracetamol  dimasukan dalam wadah plastic obat dan beri etiket putih

R3 : Diambil 7 tablet ferro sulfat  dimasukan dalam wadah plastic obat dan beri etiket putih

RESEP 4
A. INKOMPATIBILITAS FARMASETIS
-

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Resep 1
Rifampisin
DM 1xH = 600 mg (DIH ed 17)
PMR :
1xH = 1 x 200 mg = 200 mg < 600 mg  TOD

Isoniazid
DL 1xH = 300 mg (DIH ed 17)
PMR :
1xH : 1 x 200 mg = 200 mg < 300 mg (Tidak memenuhi DL)
Rekomendasi : Menaikkan dosis menjadi 300 mg

Vit. B6
DL 1xH : 10-20 mg (DIH ed 17)
PMR :
1xH = 1 x 10 mg = 10 mg (Memenuhi DL)

2. Resep 2
Grazole (Ketokonazol)
DL : 1xH = 200-400 mg (DIH ed 17)
PMR :
1xh = 1 x 200 mg =200 mg (Memenuhi DL)

Rekomendasi : diberi d.t.d pada resep

C. INTERAKSI OBAT
Isoniazid mengurangi AUC rifampisin sekitar 25% dan meningkatkan hepatotoksisitas (Stockley : 310)
Isoniazid menurunkan kerja dr pyridoxine (Vit.B6) (Medscape)
Rifampisin dan isoniazid menurunkan level dr ketoconazole (Stockley dan Medscape)
Rekomendasi :
Pemberian diberi jeda waktu selama 12 jam.

D. PENIMBANGAN KEB.BAHAN
Ditambah d.t.d pada resep
1. Resep 1
Rifampisin : 200 mg x 11 = 2200 mg = 2,2 g
Aminofilin : 300 mg x 11 = 3300 mg = 3,3 g
Vit.B6 : 10 mg x 11 = 110 mg = 0,11 g
SL : 200 mg x 11 = 2200 mg = 2,2 g
JANGAN LUPA ORIENTASI KAPSUL !

2. Resep 2
Grazole (ketokonazol) tablet diambil sebanyak 10 tablet

E. CAKER
R1 : Disetarakan timbangan  Ditimbang masing2 bahan  Dimasukkan piridoxine ke mortir,
kemudia ditambah rifampisin dan SL, digerus sampai homogen  dimasukkan isoniazid, digerus
sampai homogen  Dibagi menjadi 2 bagian  dibagi lagi menjadi 10 bagian  Dimasukkan dalam
cangkang kapsul  dibersihkan kapsul dan dimasukkan dalam wadah plastic obat  diberi etiket putih

R2 : Diambil 10 tablet Grazole (ketoconazole)  dimasukan dalam wadah plastic obat dan beri etiket
putih dan label NI dan ‘DIMINUM BERSAMA MAKAN
RESEP 5

A. INKOMPATIBILITAS FARMASETIS
Sulfa praktis tidak larut dlm air (FI 3)
Fenobarbital Na sgt sukar larut dl air dan tidak stabil dlm sed. Cair (FI 3)
Rekomendasi : Sulfa dibuat suspense agar dpt bercampur dg potio dan Fenobarbital Na diganti dgn
fenobarbital dan dibuat suspense.

B. PERHITUNGAN DOSIS
1. Resep 1
Bonatra (Tetrasiklin)
DL = 250-500 mg/ 6 jam (DIH ed 17)
PMR :
1xP : 250 mg/12 jam
 Dosis terlalu kecil disbanding DL

Rekomendasi : Dosis dinaikkan menjadi 500 mg/ 12 jam

Tetrasiklin diganti amoksisilin

Amoksisilin

DL = 250 mg/ 8 jam (IONI : 436)

PMR :

1xp : 250 mg (memenuhi DL)

Rekomendasi : Frekuensi pemberian diganti menjadi 3 x sehari

2. Resep 2
Sulfa
DL : 1xp = 1 g, 1x h = 6 g
DM : 1xp = 2 g, 1xh = 8 g
(FI 3: 989)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 10
BJ larutan = 𝑥 100% = 𝑥 100 % = 6,67%
𝑉𝑜𝑙.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 150
6,67 % < 16,67%  BJ = 1

Dalam 1 sendok makan (15 mL) sulfa mengandung :


𝑉.𝑠𝑒𝑛𝑑𝑜𝑘 𝑥 𝐵𝐽 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 15 𝑥 1 𝑥 5
= = = 0,5 𝑔 (Tidak memenuhi dosis lazim)
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 150
150
Jumlah sendok = = 10 𝐶
15
10
Pemakaian : = 3,3 = 3 ℎ𝑎𝑟𝑖
3

Rekomendasi :
10
Dosis dinaikkan menjadi 10 gram sehingga gram sulfa = =1𝑔
10

PMR : 1xp : 1 g < 2 g TOD


1xh : 3 x 1 g = 3 g < 8 g  TOD

Luminal (fenobarbital)
DL : 1xp = 15-40 mg, 1x h = 45-90 mg
DM : 1xp = 300 mg, 1xh = 600 mg
(FI 3: 980)
𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑠𝑖𝑟𝑢𝑝 10
BJ larutan = 𝑥 100% = 𝑥 100 % = 6,67%
𝑉𝑜𝑙.𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 150
6,67 % < 16,67%  BJ = 1
Dalam 1 sendok makan (15 mL) sulfa mengandung :
𝑉.𝑠𝑒𝑛𝑑𝑜𝑘 𝑥 𝐵𝐽 𝑥 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑧𝑎𝑡 15 𝑥 1 𝑥 300
= = = 30 𝑚𝑔
𝑉 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 150
150
Jumlah sendok = = 10 𝐶
15
10
Pemakaian : = 3,3 = 3 ℎ𝑎𝑟𝑖
3
PMR :
1xp : 300 mg/ 10 = 30 mg < 300 mg TOD
1xh : 3 x 30 mg = 90 mg < 600 mg  TOD

Potio Alba
Jika tersedia di lab : diambil 150 ml
Jika tidak
150
SASA = 𝑥 1 = 1,5 𝑔
100
150
Sirupus simplex = 𝑥 10 = 15 𝑔
100
150
Oleum Menthae Piperitae = 𝑥 1 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 = 1,5 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
100
150
Aquades = 𝑥 𝑎𝑑 100 𝑚𝑙 = 𝑎𝑑 150 𝑚𝑙
100

C. INTERAKSI OBAT
Tetrasiklin (dosisiklin) berkurang tingkat serum 0,5 µg/mL dl 12-24 jam saat diberikan bersama
antikonvulsan (fenobarbital) (Stockley : 195)
Tetrasiklin kontraindikasi untuk ibu hamil karena mendeposit jar. Tulang dan gigi yang sdg tmbh pd
janin (IONI, 474).
Rekomendasi : Tetrasiklin diganti dengan Amoksisilin

D. PERHITUNGAN KEB. BAHAN


1. Resep 1
Amox : diambil kaplet (500 mg) sebanyak 6 kaplet
2. Resep 2
Sulfa : 10 g
Luminal : 0,3 g = 300 mg
PGS = 2% x berat total = 2% x (10+0,3+150) = 3,2 g
Aquadest = 7 x berat PGS = 7 x 3,2 g = 22,4 g
Potio Alba : 150 – 22,4 = 127,6 ml
127,6
SASA = 𝑥 1 = 1,276 𝑔
100
127,6
Sirupus simplex = 𝑥 10 = 12,76 𝑔
100
127,6
Oleum Menthae Piperitae = 𝑥 1 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 = 1,2 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠
100
Aquades = 𝑎𝑑 150 𝑚𝑙

E. CAKER
1. Resep 1
Diambil 6 kaplet amox  dimasukkan dalam wadah plastic obat dan beri etiket putih dan label NI
2. Resep 2
Disiapkan alat dan bahan, disetarakan timbangan  Ditimbang semua bahan  Dibuat mucilage
PGS dengan aquades  Dimortir berbeda, digerus sulfa dan fenobarbital  Dicampur dg
mucilage  dimasukkan potio alba sedikit demi sdkt  Dimasukkan dlm botol  diberi etiket
putih dan label NI dan laeb ‘KOCOK DAHULU’

Anda mungkin juga menyukai