Hari 1
Ny.WS berusia 69 tahun, datang ke klinik rheumatology dengan keluhan meningkatnya rasa sakit dan
kekakuan di tangan dan lutut. Rasa sakitnya parah sepanjang hari, tetapi lebih buruk di pagi hari. Dia
telah didiagnosis dengan artritis reumatoid seropositif (RA) 4 tahun sebelumnya.
Riwayat obat :
1. metotreksat sejak diagnosis. Dosis methotrexate: 10 mg seminggu sekali, lebih dari dosis tersebut
pasien mengalami efek samping gastrointestinal.
2. Sulfasalazine EC 1 g 2 kali sehari sejak 6 bulan sebelumnya, ketika Disease Activity Score (DAS28)=
5.1.
3. Ibuprofen 200 mg dan co-codamol 8/500 bila nyeri
4. kalsium dan vitamin D sebagai profilaksis melawan osteoporosis.
Pada pemeriksaan Ny. WS ditemukan mengalami pembengkakan pada persendian kedua tangan, dan
kedua lututnya bengkak dan lunak. Sendi yg bengkak terasa lebih hangat dari daerah sekitarnya. Nodul
reumatoid bisa dirasakan di sikunya. Dia juga menderita mata kering (Sjögren sindroma). Skor DAS28-
nya tercatat 5,8.
Pertanyaan:
1. Berikan komentar terhadap obat antirematik (DMARD) yang diterima Ny. WS!
2. Apa saja tanda dan gejala RA?
3. Apakah terapi obat awal yang akan Anda anjurkan untuk mengobati gejala Ny. WS (bukan penyakit
yang mendasarinya)?
Hari 2
Sejak masuk, Ny. WS telah minum delapan tablet co-codamol 8/500, tiga dosis ibuprofen 200 mg dan
tidak minum tramadol. Dia mengeluh sendi yang terkena terasa lebih baik sejak dia menerima suntikan
intraarticular kortikosteroid . Dokter berdiskusi dg apoteker tentang manajemen rasa sakitnya, dokter
sangat tertarik untuk mengetahui apakah penambahan siklo-oksigenase (COX) -2 inhibitor akan
bermanfaat.
4. Apa saran yang akan Anda berikan sehubungan dengan penggunaan antiinflamasi nonsteroid
(NSAID)?
5. Apa saran lain yang akan Anda berikan pada obat penghilang rasa sakitnya?
6. Apakah tepat bagi Ny. WS untuk mengonsumsi kalsium dan vitamin D?
7. Uraikan rencana Asuhan kefarmasian (Pharmaceutical Care Plan) untuk manajemen awal Ny
WS
Hari 4
Manajemen jangka panjang Ny. WS dibahas pada Visite bersama. Keputusan dibuat untuk memulai
pasien pada terapi faktor tumor nekrosis (anti-TNF) dan untuk memberinya injeksi kortikosteroid (untuk
sementara).
Nyonya WS bertanya apakah dia bisa berbicara dengan apoteker tentang obat baru yang diresepkan
dokter , dia khawatir keamanan obat baru ini.
Hari ke 9
Nyonya WS diberi infus infliksimab. Keesokan harinya dia keluar dari rumah sakit dan disarankan untuk
datang dalam waktu 2 minggu untuk infus keduanya.
Dua minggu kemudian Ny. WS datang ke RS untuk pemberian infus infliximab yang kedua.
Dia bertanya berapa lama dia harus menjalani pengobatan ini dan apa akan terjadi jika obat tidak
bekerja/berefek. Dia sudah dijelaskan bahwa perawatan itu seumur hidup.
14. Apakah ada opsi terapi selanjutnya jika Ny. WS tidak merespons terapi dengan infliksimab?
15. Apa prognosis jangka panjang untuk pasien seperti Nyonya WS?