Disusun Oleh :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya dengan rahmat-Nyalah kami akhirnya bisa menyelesaikan makalah
yang berjudul “Respon Tubuh Terhadap Penyakit Menular” ini dengan baik
tepat pada waktunya.
Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen
pembimbing yang telah memberikan banyak bimbingan serta masukan yang
bermanfaat dalam proses penyusunan makalah. Rasa terima kasih juga hendak
kami ucapkan kepada rekan-rekan mahasiswa yang telah memberikan
kontribusinya baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga makalah
ini bisa selesai pada waktu yang telah ditentukan.
Meskipun kami sudah mengumpulkan banyak referensi untuk menunjang
penyusunan makalah ini, namun kami menyadari bahwa di dalam makalah
yang telah kami susun ini masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan.
Sehingga kami mengharapkan saran serta masukan dari para pembaca demi
tersusunnya makalah lain yang lebih lagi. Akhir kata, kami berharap agar
makalah ini bisa memberikan banyak manfaat.
Penulis
1
Daftar Isi
Daftar Isi .......................................................................................................... i
Bab I Pendahuluan .......................................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 2
C. Tujuan ................................................................................................. 2
Bab II Pembahasan
2.1 Pengertian Sistem Imun ....................................................................... 3
2.2 Fungsi Sistem Imun ............................................................................. 3
2.3 Mekanisme Imunitas Terhadap Antigen yang Berbahaya ................. 4
2.4 Proses Mekanisme Respon Tubuh Terhadap Infeksi .......................... 4
2.5 Respon Tubuh Terhadap Agen Menular ............................................. 7
Bab III Penutup
1. Kesimpulan ......................................................................................... 10
2. Saran .................................................................................................... 10
Daftar Pustaka ................................................................................................. 11
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah proses mekanisme tubuh terhadap infeksi?
2. Bagaimanakah Mekanisme Imunitas terhadap Antigen yang Berbahaya?
3. Bagaimanakah respon tubuh terhadap agen menular?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas-tugas
didalam perkuliahan pada semester dua yang diberikan oleh dosen. Selain itu
juga bertujuan untuk memberikan pandangan yang luas kepada seluruh
mahasiswa mengenai respon alami tubuh terhadap penyakit menular.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
2.3 Mekanisme Imunitas terhadap Antigen yang Berbahaya
Ada beberapa mekanisme pertahanan tubuh dalam mengatasi agen yang
berbahaya dilingkungan, yaitu;
1. Pertahanan fisik dan kimiawi: kulit, sekresi asam lemak dan asam laktat
melalui kelenjar keringat dan sebasea, sekresi lender, pergerakan silia,
sekresi air mata, air liur, urine, asam lambung serta lisosim dalam air mata.
2. Simbiosis dengan bakteri flora normal yang memproduksi zat yang dapat
mencegah invasi mikroorganisme seperti laktobasilus epitel organ.
3. Innate Immunity.
4. Imunitas spesifik yang didapat.
4
2. Imunitas Spesifik didapat
Bila mikroorganisme dapat melewati pertahanan non spesifik/innate
immunity maka tubuh akan membentuk mekanisme pertahanan yang lebih
kompleks dan spesifik. Mekanisme imunitas ini memerlukan pengenalan
terhadap antigen lebih dulu. Mekanisme imunitas spesifik ini terdiri dari:
A. Imunitas humoral
Produksi antibodi spesifik oleh sel limfosit B (T dependent dan non T
dependent).
B. Cell mediated immunity (CMI)
Sel limfosit T berperan pada mekanisme imunitasini melalui:
1. Produksi sitokin serta jaringan interaksinya.
2. Sel sitotoksik matang di bawah pengaruh interleukin 2 (IL-2) dan
interleukin 6 (IL-6).
5
4. Peran Major Histocompatibility Antigen (MHC)
Telah disebutkan di atas bahwa respons imun terhadap sebagian besar
antigen hanya dimulai bila antigen telah ditangkap dan diproses serta
dipresentasikan oleh sel APC. Oleh karena itu sel T hanya mengenal
imunogen yang terikat pada protein MHC pada permukaan sel lain. Ada 2
kelas MHC yaitu
A. Protein MHC kelas I. Diekspresikan oleh semua tipe sel somatik dan
digunakan untuk presentasi antigen kepada sel TCD8 yang sebagian
besar adalah sel sitotoksik. Hampir sebagian besar sel
mempresentasikan antigen ke sel T sitotoksik (selTc) serta merupakan
target/sasaran dari sel Tc tersebut.
B. Protein MHC kelas II. Diekspresikan hanya oleh makrofag dan
beberapa sel lain untuk presentasi antigen kepada sel TCD4 yang
sebagian besar adalah sel T helper (Th). Aktivasi sel Th ini diperlukan
untuk respons imun yang sesungguhnya dan sel APC dengan MHC
kelas II merupakan poros penting dalam mengontrol respons imun
tersebut.
6
2.5 Respon Tubuh Terhadap Agen Menular
1. Faktor Hospes pada Infeksi
Syarat timbulnya infeksi adalah bahwa organism yang menular harus
mampu melekat, menduduki atau memasuki hospes dan berkembang biak
paling tidak sampai taraf tertentu. Dalam perjalanannya manusia
mengembangkan mekanisme pertahanan tertentu dalam berhubungan
dengan lingkungan
7
4. Interaksi Mikroba Dan Hospes
Interaksi mikroba dalah hubungan timbal balik antar mikroba dengan
mikroba lainnya maupun dengan organisme yang lebih tinggi. Interaksi
mikroba dan hospes memiliki tiga jenis simbiosis yaitu :
a. Mutualisme yaitu hubungan saling menguntungkan kedua belah fihak
misalnya antara bakteri Rhizobium leguminosarum dengan tanaman
leguminosa
b. Komensalisme yaitu hanya satu mengalami keuntungan yang lain tidak
dirugikan ataupun mendapatkan keuntungan. Mis Staphylococcus
epidermis pada kulit manusia. Ada bakteri yang tumbuh dan tidak
menimbulkan kerugian, bakteri ini membentuk flora normal.
c. Parasitisme yaitu hubungan antara Mikroorganisme jika salah satunya
pihak mendapat keuntungan sedangkan pihak lain dirugikan organisme
yang mengandung parasite di sebut hospes. Hubungan dapat terjadi
dalam bentuk gejala penyakit. Bila gejala mereda, tapi parasite masih
ada (terjadi keseimbangan biologis antara parasite dan hospes). Dalam
hal ini hospes dapat bertindak sebagai carrier
5. Infeksi Oportunistik
Infeksi oportunistik merupakan infeksi yang disebabkan oleh
organisme yang biasanya tidak menyebabkan penyakit pada orang dengan
system kekebalan tubuh yang normal, tetapi dapat menyerang orang
dengan system kekebalan tubuh yang buruk (imuno defisiensi). Mereka
membutuhkan kesempatan untuk menginfeksi seseorang. Dengan
banyaknya mikroorganisme yang berbuat banyak terhadap kesehatan kita
dimana bila terjadi lingkungan yang salah akan berubah dan menimbulkan
penyakit menular. Organism tersebut disebut oportunistik, mengambil
keuntungan pada keadaan tertentu pada hospes. Infeksi oportinustik
timbul bila beberapa factor membahayakan mekanisme pertahanan
intrinsic hospes atau dengan cara mengubah ekologi jasad renik.
8
6. Radang Sebagai Pertahanan
Jika agen menular berhasil menembus salah satu barier tubuh dan
memasuki jaringan yang terjadi adalah reaksi radang akut. Jika reaksi
radang akut tidak sanggup mengatasi infeksi akan menyebar lebih luas ke
seluruh tubuh bisa melalui cairan tubuh, pengeluaran cairan eksudat atau
fagosit
8. Pertahanan Terakhir
Jika penyebarannya agen menular tidak terhenti pada kelenjar limfe
atau jika agen tersebut langsung memasuki vena pada saat pertama kali,
maka dapat terjadi infeksi pada aliran darah. Ledakan bakteri dalam aliran
darah dapat terjadi, dan peristiwa yang dinamakan bakteremia ini biasanya
ditangani secara cepat dan efektif oleh makrofag dari system monosit
makrofag. Namun jika organism yang masuk itu berjumlah sangat besar
dan jika organisme tersebut cukup resisten, maka system makrofag dapat
ditaklukkan. Hal ini mengakibatkan organism tersebut dapat menetap
dalam darah, dan menimbulkan gejala-gejala malese, kelemahan, dan
tanda-tanda demam, menggigil dan sebagainya. Keadaan ini dinamakan
septicemia atau sepsis atau sering juga disebut keracunan darah.
9
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
1. Pada dasarnya pengetahuan tentang imunitas atau respon alami tubuh
terhadap suatu penyakit sangat di butuhkan bagi petugas medis. Dengan
anda mengetahui tentang materi imunitas atau respon tubuh ini, kita tidak
perlu khawatir atau panic jika terdjadi pada tubuh kita atau tubuh pasien.
2. Tanpa kita memahami tentang respon alami tubuh, makan akan timbul
rasa takut, bingung atau panic jika terjadi pada tubuh kita atau orang
terdekat kita. Jadi menurut saya materi ini atau pengetahuan ini sangat
penting untuk kita ketahui atau pelajari.
3.2 Saran
Setelah membaca kutipan diatas, kami sebagai penulis makalah ini, memberi
saran untuk :
Sebaiknya selalu menjaga kesehatan diri dengan selalu berolahraga dan
memlakukan pola hidup sehat, serta memperhatikan kondisi lingkungan
sekitar, agar dapat menghindari penyebaran penyakit
10
DAFTAR PUSTAKA
1. https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/sistem-imun-manusia/
2. Delire M. Immunoglobulins. Rationale for the clinicaluse of polyvalent
intravenous immunoglobulins.Petersfield: Wrightson Biomedical Publishing
Ltd, 1995.
3. Bellanti JA, Rocklin RE. Cell mediated immunereactions. In: Bellanti JA.
Immunology III. Philadelphia: WB Saunders Company 1985.
4. (Sumber/ source: Robbins, Stanley. Kumar Vinay.Patologi I (Basic Pathology
Part I).Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.)
11