Anda di halaman 1dari 3

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Anatomi kornea

Bola mata berbentuk bulat dengan panjang maksimal 24 mm. Kornea adalah
bagian dinding depan bola mata, berupa jaringan transparan dan avaskular yang
termasuk dalam media refraksi. Kornea berasal dari bahasa Latin yaitu cornum yang
berarti seperti tanduk. Diameter horizontal kornea rata-rata orang dewasa adalah
11,75 mm dan diameter vertikalnya rata-rata 10,66 mm (Riordan-Eva, 2008).
Dari anterior ke posterior, kornea memiliki 5 lapisan yang saling berhubungan
yaitu lapisan epitel (yang merupakan kelanjutan dari epitel di konjungtiva bulba),
membran bowman, stroma, membrana descement dan endotel (Ilyas dan Yulianti,
2011).
1. Epitel, merupakan lapisan paling luar kornea yang terdiri atas 5 lapisan sel
tidak bertanduk yang saling tumpang tindih, 1 lapis sel basal, sel poligonal
dan sel gepeng. Pada sel basal sering terlihat mitosis sel dan sel muda ini
terdorong ke depan menjadi menjadi lapis sel sayap dan semakin maju ke
depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan erat dengan sel basal
disampingnya dan sel poligonal didepannya melalui dermosom dan makula
ekluden, ikatan ini menghambat pengaliran air, elektrolit dan glukosa yang
merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan erosi rekuren. Lapisan
epitel memiliki daya regenerasi, sehingga mampu diperbaiki tanpa
membentuk jaringan sela parut atau fibrosis. (Ilyas dan Yulianti, 2011).
2. Membran Bowman, terletak di bawah epitel kornea, merupakan membrane
tipis homogen yang terbentuk dari jaringan ikat fibrosa. Lapisan ini tidak
mempunyai daya regenerasi. Sehingga apabila terdapat kerusakan pada
membrane bowman akan terbentuk jaringan parut. (Ilyas dan Yulianti, 2011).
3. Stroma merupakan lapisan yang paling tebal, Lapisan ini mencakup sekitar
90% dari ketebalan kornea. Merupakan lapisan tengah pada kornea. Bagian
ini terdiri atas jalinan lamella serat-serat kolagen dengan lebar sekitar 10-250
μm dan tinggi 1-2 μm yang mencakup hampir seluruh diameter kornea.
Lamella ini berjalan sejajar dengan permukaan kornea dan karena kerapatan
dan ukuran menjadi jernih secara optis. Stroma bersifat higroskopis yang
menarik air dari COA. Serat dalam stroma sangat teratur sehingga
memberikan gambaran kornea yang transparan atau jernih. Apabila terjadi
gangguan dari susunan serat di dalam stroma seperti edema kornea dan
sikatriks kornea, akan menyebabkan sinar yang melalui kornea akan terpecah
dan kornea terlihat keruh. (Ilyas dan Yulianti, 2011).
4. Membran Descement, merupakan membran aseluler dan merupakan batas
belakang stroma kornea yang dihasilkan dari sel endotel dan merupakan
membran basalnya. Membran ini bersifat sangat elastik dan berkembang terus
seumur hidup. Membran ini berfungsi sebagai barrier terhadap infeksi dan
tempat masuknya pembuluh darah. (Ilyas dan Yulianti, 2011).
5. Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 20-
40 µm. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom
dan zonula okluden. Sel endotel mengatur cairan dalam stroma kornea dan
tidak memiliki daya regenerasi. (Ilyas dan Yulianti, 2011).

Gambar 1. Lapisan Kornea (Riordan-Eva, 2008)


Daftar Pustaka

Riordan-Eva, P & Witcher, JP (2008). Vaughan & Asbury’s General Ophtalmology,


17th Edition. New York: McGraw-Hill Companies.

Ilyas, S & Yulianti, SR (2011). Ilmu Penyakit Mata Edisi Keempat. Jakarta: Badan
Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai