Kami telah menjelaskan bahwa promosi kesehatan sebagai proses yang memungkinkan
orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan mereka dan dengan
demikian untuk meningkatkan kesehatan mereka. Strategi promosi kesehatan telah kami
definisikan sebagai kombinasi apapun antara dukungan pendidikan dan lingkungan untuk tindakan
dan kondisi kehidupan yang kondusif bagi kesehatan. Tindakan-tindakan tersebut dapat berupa
perilaku kesehatan pribadi dan adaptasi gaya hidup individual dan keluarga-keluarga, advokasi
kebijakan untuk memastikan kondisi hidup sehat, atau intervensi langsung oleh individu atau
kelompok untuk meningkatkan kondisi kehidupan lingkungan. Fase 3 dari proses perencanaan
PRECEDE memerlukan analisis tindakan pribadi dan kolektif yang paling relevan dengan
mengendalikan faktor penentu kesehatan atau kualitas hidup yang terpilih pada fase sebelumnya.
Bab ini menguraikan langkah-langkah dalam melakukan penilaian perilaku dan kemudian
Sederhananya, diagnosis perilaku atau penilaian perilaku adalah analisis sistematis dari
hubungan perilaku dengan tujuan-tujuan atau masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam
diagnosis epidemiologis atau sosial. Diagnosis lingkungan merupakan analisis paralel dari faktor-
faktor dalam lingkungan sosial dan fisik, diluar tindakan spesifik, yang dapat dikaitkan dengan
perilaku yang diidentifikasi dalam diagnosis perilaku, atau langsung ke hasil yang diinginkan
Secara definisi, kita berpindah dari perbedaan yang dibuat antara promosi kesehatan dan
perlindungan kesehatan dalam inisiatif kebijakan kesehatan Amerika Serikat. Dalam dokumen
kebijakan federal, promosi kesehatan diarahkan pada penentu gaya hidup dan perilaku kesehatan
(untuk individu dan masyarakat) di mana perlindungan kesehatan diarahkan pada lingkungan fisik
untuk mengendalikan potensi ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan melalui rekayasa.
karena komponen promosi kesehatan ada dalam perlindungan kesehatan, dan sebaliknya, kami
tidak berusaha untuk mempertahankan perbedaan yang kaku ini tetapi mendukung penggunaan
istilah promosi kesehatan Eropa dan organisasi kesehatan dunia, yang mencakup penentu perilaku
Tenaga kesehatan dari semua disiplin ilmu dan peran profesional berbagi tujuan jangka
panjang untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup orang-orang yang mereka layani. Agar
berhasil, mereka harus memiliki partisipasi aktif dan efektif dari orang-orang yang ingin
antara intervensi profesional atau program di satu sisi dan kesehatan atau kualitas hasil kehidupan
di sisi lainnya. Pada hakikatnya semua anggota populasi target, selain pasien koma, dapat berperan
aktif dalam meningkatkan kesehatan mereka. Bahkan pasien-pasien bedah dapat membuat
perbedaan besar dalam hasil pemulihan pasca-operasi mereka - misalnya, dengan mengikuti
instruksi khusus untuk bernafas, batuk dan bergerak ketika di tempat tidur. Perilaku adalah
pengaruh yang tidak dapat diabaikan dalam sebagian besar wilayah medis dan seluruh wilayah
promosi kesehatan.
Sejauh mana perilaku dapat menurunkan potensi kehidupan seseorang selama bertahun-
tahun hanya dapat disimpulkan dari asosiasi perilaku dengan penyebab utama kematian (lihat
gambar 3.4); tetapi berbeda dari pengaruh lingkungan, generik atau biologis, dan teknologi
(medis), kerugian akibat perilaku diperkirakan sekitar 50% atau lebih. Setidaknya ada setengah
dari kematian di negara ini, menurut perkiraan, disebabkan oleh faktor perilaku atau gaya hidup.
Perkiraan ini diperoleh dengan bekerja mundur dari distribusi kematian tahunan dalam suatu
populasi ke faktor-faktor risiko yang terkait dengan masing-masing penyebab tersebut, suatu
proses yang paralel dengan sebelumnya. apa yang tidak dibahas oleh perkiraan ini adalah penyebab
perilaku dan interaksi perilaku dan lingkungan dalam pengaruhnya terhadap kesehatan.
Pengakuan terhadap peran perilaku dalam menentukan derajat kesehatan telah secara jelas
menghasilkan pertumbuhan pesat dari survei aktivitas untuk menghitung distribusi pola perilaku.
Contohnya, untuk menguatkan proses pengawasan pada tujuan nasional 1990, Pusat Statistik
kesehatan/pencegahan penyakit kepada Survei Wawancara Kesehatan Nasional di tahun 1979 dan
1985, dengan penambahan yang dijadwalkan untuk 1990. Diantara hal-hal lainnya, Suplemen
tersebut memeriksa seluruh faktor resiko perilaku secara prinsip yang berkaitan dengan penyebab-
penyebab utama kematian, penyakit dan kecacatan di Amerika Serikat. Survei serupa
sebagai kerangka konsepnya. Perbandingan dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat dan
Kanada diterbitkan pada tahun 1988. Data-data ini sekarang menyajikan serangkaian basis dan
norma sebagai perbandingan dari hasil-hasil survei komunitas. Bagaimanapun juga, hampir semua
Survei-survei perilaku spesifik dilaksanakan pada negara bagian, provinsi dan tingkat lokal.
Pusat Penanganan Penyakit telah mengembangkan Sistem Surveilans Faktor Resiko Perilaku
(SSFRP), yang terus-menerus menghitung prevalensi dari resiko perilaku di mayoritas negara
bagian di Amerika Serikat. Sebagai tambahan kepada penilaian tingkat negara bagian, kuisioner
SSFRP telah diaplikasikan secara luas pada tingkat lokal. Survei berbasis sekolah untuk
mendapatkan hasil serupa pada anak dan pemuda telah dilaksanakan secara nasional di Kanada
bagian dari survei komunitas, yang mana hasilnya telah digunakan untuk mengarahkan kebijakan
kesehatan dan progam-program untuk memenuhi kebutuhan dari penduduk Toronto. Tabel 4.1 dan
4.2 menunjukkan persentase dari orang-orang yang dijadikan sampel, disusun berdasarkan usia
dan jenis kelamin, yang terlibat dalam resiko-resiko perilaku tertentu dan kebiasaan kesehatan
preventif. Para pemimpin kesehatan di Toronto menjelaskan data perilaku jenis ini sebagai berikut:
Sebuah hasil dari Survei Kesehatan Komunitas akan digunakan untuk perencanaan program
intervensi-intervensi dengan penduduk-penduduk kota yang bisa diidentifikasi. Sampai saat ini,
Departemen Kesehatan telah memiliki data morbiditas seluruh penduduk kota namun hanya pada
tahap mengumpulkan saja. Bahkan ketika seharusnya sudah bisa memeriksa informasi pada bidang
sensus (Untuk area dari 2.500 hingga 8.000 orang) kita tidak dapat menghubungkan beragam
karakteristik individual (Seperti fitur sosio-demografis) dengan status kesehatan mereka. Survei
ini kemudian mengembangkan profil Departemen dari kesehatan masyarakat dari Kota Toronto.
Hal ini menjadi bagian dari basis data terintegrasi yang memungkinkan kita untuk menargetkan
kelompok-kelompok masyarakat yang mengidap penyakit dan mengidentifikasi area mana saja
Sumber: Diadaptasi dari The City of Toronto Community Health Survey: A Description of the Toronto Residents (Toronto: City Toronto, Department of Public Health, July 1984)
Contohnya, kita dapat menentukan dari analisis masa depan data survei kita bahwa pria
berusia 15-24 di kelompok etnis ‘XYZ’ di Kota Toronto mengkonsumsi alkohol atau merokok
berlebihan dibandingkan pria berusia 15-24 lainnya. Dari data sensus kita akan tahu dimana Area
Kesehatannya, dan bahkan bagian sensusnya, pria-pria muda ini kemungkinan besar memiliki
tempat tinggal, dan dengan demikian, dimana usaha promosi kesehatan kemungkinan besar akan
lebih efektif. Kita akan bisa menargetkan program promosi kesehatan secara efektif, ditujukan
kepada pengurangan faktor resiko yang ditemukan di area kota dengan bahasa ‘XYZ’ dan dalam
bentuk yang dapat diterima secara sosial dan budaya oleh kelompok spesifik ini.
Data yang disajikan dalam Bab 3 dalam status kesehatan dan aplikasi kesehatan memberikan
dukungan untuk perkiraan bahwa setidaknya 50 persen dari kematian prematur (Tahun-tahun
potensial kehidupan hilang) merupakan atribusi dari perilaku kesehatan. Meskipun beberapa orang
skeptis mempertanyakan ketepatan dari dugaan tersebut, mereka tidak bisa menghindari hitungan
dominan dari faktor resiko perilaku diasosiasikan dengan 12 penyebab utama dari kematian
disimpulkan dalam tabel 4.3. Hampir semua faktor resiko yang ditampilkan untuk 12 penyebab
kematian ini, yang mana bertanggungjawab terhadap mayoritas dari semua kematian dan
pembiayaan perawatan kesehatan di negara-negara Barat, dan dapat dikendalikan langsung melalui
tersebut.
pertimbangan secara hati-hati. Ini termasuk faktor-faktor personal yang paling sulit dikendalikan
secara individu maupun tindakan kolektif tetapi dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan.
Diantara hal-hal yang paling tidak bisa dimodifikasi atau dikontrol adalah kecenderungan genetis,
usia, gender, penyakit yang ada, disabilitas fisik dan mental, juga tempat kerja dan tempat tinggal,
yang dapat mencakup berbagai faktor sosial dan lingkungan diluar kendali individu.
Beberapa dari faktor resiko non-perilaku diluar kontrol individual dapat membawa mereka
sendiri kepada intervensi komunitas, dan kepada derajat yang lebih kecil, individu dapat
menghindari atau membatasi diri terhadap paparan dari resiko-resiko lingkungan seperti radiasi
matahari, cat timbal, dan asap dari sekitar. Kita mendiskusikan beberapa dari resiko-resiko ini
dalam sektor diagnosis lingkungan di bab ini dan beberapa di bagian diagnosis pendidikan di bab
selanjutnya. Faktor-faktor resiko non-perilaku signifikan ini adalah yang mereka yang
berkontribusi pada tujuan-tujuan dan masalah-masalah dari kesehatan dan kualitas hidup.
Tabel 4.2
Persentase dari sampel orang-orang yang terlibat dalam tindakan-tindakan kesehatan preventif, Toronto, Kanada, 1983
Semua Usia Usia 15-34 Usia 35-54 Usia 55 dan lebih
Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita
Sumber: Diadaptasi dari The City of Toronto Community Health Survey: A Description of the Toronto Residents (Toronto: City Toronto, Department of Public Health, July 1984)
TABEL 4.3
Faktor resiko yang menonjol dalam kasus kematian utama di Amerika Serikat:
Penyakit jantung dan stroke Merokok, tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi,
diabetes, obesitas, kurang olahraga
Cedera yang diakibatkan selain dari Mengkonsusmsi alkohol, merokok, desain produk,
kecelakaan kendaraan bahaya yang ditimbulkan di rumah, adanya pistol
Catatan: daftar penyebab kematian diatas adalah kasus yang sering muncul di catatan kasus
kematian dan kesakitan di masyarakat yang lebih berkembang.
Praktisi kesehatan yang memperhitungkan kontribusi dari faktor non-perilaku terhadap
Mempertahankan perspektif tetang berbagai faktor penentu masalah atau tujuan kesehatan
Memilih dan menentukan peringkat faktor-faktor penentu perilaku dan lingkungan untuk
politik, intervensi pemegang kebijakan) yang dapat dikembangkan dan secara bersamaan
menempatkan semua tanggung jawab untuk perlindungan kesehatan pada individu-individu yang
kesehatannya terancam itu rentan terhadap tuduhan ‘menyalahkan korban’. Dengan menyadari
penyebab-penyebab non-perilaku dari masalah kesehatan akan menyatakan bahwa ada ancaman-
Kebanyakan dari penyebab non-perilaku yang dapat diubah diantaranya yaitu tentang
lingkungan (udara, air, limbah, fluoridasi, dll) atau teknologi (ketersediaan alat kesehatan , fasilitas
kesehatan). Faktor-faktor tersebut bisa dipengaruhi dari kebiasaan publik, korban, atau khususnya
dari aksi gabungan. Komunitas, tetangga, atau kelompok khusus, bisa menata, mengusulkan,
memboikot, dan juga mendukung atau mencegah perubahan lingkungan dan teknologi tertentu.
Demikian, kebiasaan dapat mempengaruhi kesehatan dengan tiga cara, satu cara langsung, dan dua
berikut: sebuah departemen kesehatan daerah telah menyelesaikan sebuah penilaian kualitas hidup
dan diagnosis epidemiologi. Berdasarkan dari hasil temuannya, pemimpin itu ingin
mengalokasikan beberapa sumber daya yang ia miliki untuk masalah kesehatan penyakit
komunitas, bertugas untuk mengembangkan proyek demonstrasi untuk mengurangi insiden dari
intervensi harus memasukkan sebuah komponen yang ditujukan kepada anak muda tanpa gejala
dan non-perilaku. Pertama dimulai dari menelaah faktor resiko yang diketahui untuk penyakit yang
dibicarakan ketika diidentifikasi dalam diagnosis epidemiologi ( lihat Tabel 3.8 dan 3.9). Merokok,
konsumsi alkohol tinggi, konsumsi lemak tinggi, dan gaya hidup yang sedentari jelas termasuk
dalam faktor perilaku, sedangkan jenis kelamin, umur, riwayat keluarga dari serangan jantung
adalah jelas bukan perilaku. Kolestrol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi, dan stress adalah
bukan semata-mata faktor perilaku, tetapi mereka berkaitan erat dengan perilaku. Tekanan darah
tinggi, kolestrol tinggi, dan obesitas terkait dengan kebiasaan makan; stress yang berhubungan
dengan kebiasaan seperti kerja dilingkungan yang semrawut, memiliki konflik, dan tidak olahraga
yang cukup.
Langkah 2: Mengembangkan Inventarisasi Perilaku
Langkah selanjutnya dalam urutan untuk menyaring daftar faktor perilaku kedalam 2 bagian, satu
dari perilaku pencegahan (primer, sekunder, tersier) dan satu dari aksi terkait atau prosedur
perlakuan:
kesehatan, dan pengawasan gejala sisa dari masalah kesehatan. Sebuah studi analisis yang
bermanfaat dilampirkan dalam tabel 4.4, yang menunjukan klasifikasi umum dari macam-
macam tipe dari perilaku kesehatan. Tipe dari setiap perilaku yang telah diidentifikasi
terkait dengan masalah kesehatan akan dianalisis lebih lanjut dengan memberikan
b. Identifikasi dan buat daftar secara berurutan dari aksi atau prosedur perlakuan untuk tujuan
kesehatan atau permasalahannya. Langkah apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
perilaku tertentu.
Tujuan utama dari langkah 2b adalah untuk menghasilkan sebuah inventaris dari perilaku
sangat spesifik yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan objek perilaku dari program
tersebut. Tabel 4.5 mencontohkan daftar seperti itu. Perhatikan bahwa banyak perilaku terlihat
seperti pencegahan sekaligus perilaku pengobatan. Ini umum terjadi, dan informasinya berharga.
Jika satu masalah kesehatan, seperti merokok, masuk ke dua bagian inventaris, sebuah perubahan
dalam perilaku (berhenti merokok) meningkatkan kemungkinan dari perbaikan kesehatan melalui
pencegahan primer dan sekunder. (pencegahan primer mengandung serangkaian tindakan yang
diambil saat tidak ada gejala atau tanda-tanda, pencegahan sekunder diarahkan kepada deteksi
Daftar ini terdiri dari beberapa perilaku yang berbeda, namun masih bentuk kasar dan relatif
tidak spesifik dengan mengenai perilaku yang sebenarnya langkah pertama harus diambil untuk
mencapai salah satu dari tujuan-tujuan ini. Beberapa kebiasaan meliputi beberapa perilaku spesifik
dan agar dapat dipecah kedalam daftar lain dari perilaku-perilaku. Contohnya, mencapai atau
mejaga berat badan yang diinginkan dihasilkan dari setiap kebiasaan seperti membeli makanan
rendah kalori, memasak dengan sedikit lemak, makan dengan porsi lebih sedikit, dan
Untuk tujuan dari tahap 2b, 3 dan 4 di daftar tabel 4.5 itu cukup spesifik; tapi untuk
sebenarnya yang orang harus ambil untuk mencapai setiap tujuan perilaku. Sebuah pendekatan
untuk menganalisis kebiasaan dalam artian lebih spesifik untuk mengembangkan proses
berperilaku atau peristiwa. Contohnya, kebiasaan meminum obat didahului oleh perilaku yang
khusus seperti mencari perawatan medis, mendapatkan resep, dan melihat bahwa obatnya
dimodifikasi jika itu memang perlu, seperti obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Siklus
kebiasaan ini dapat disabotase dalam banyak poin—contohnya, jika pasien hipertensi gagal
melakukan perjanjian pemeriksaan maka resep obatnya jadi baru atau diganti. Siklus janji temu-
rusak ini bisa dianalisis kedalam rangkaian dari efek dan penyebab (Gambar 4.1). Tingkat spesifik
ini memungkinkan untuk memisahkan kejadian khas perilaku dari faktor non-perilaku agar
intervensi edukatif dan administratif bisa ditargetkan secara akurat bagi orang-orang atau peristiwa
dan kondisi yang mempengaruhi kebiasaan. Pelatihan staf, pengaturan jadwal janji-temu, dan
perawatan anak atau ketentuan transportasi bisa diidentifikasi menjadi intervensi yang relevan dari
Tabel 4.4
Perilaku Pengertian
Tindakan sosial terkait kesehatan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu
secara tunggal atau bersama-sama dengan
orang lain (yaitu, secara kolektif) melalui
cara organisasi, hukum, atau ekonomi, untuk
mempengaruhi penyediaan layanan medis,
efek lingkungan, efek berbagai produk, atau
efek dari peraturan sosial yang memengaruhi
kesehatan populasi
Sumber: Diadaptasi dari L. J. Kolbe, dalam Health Education and Youth: A Review of
Research and Development, in G. Campbell, ed. (Philadelphia: Falmer Press, 1984), dicetak
melalui perizinan dalam L. W. Green, Annual Review of Public Health 5 (1984): 215-36.
Tabel 4.5
Perilaku preventif
5. Berhenti merokok.
8. Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh atau natrium, sesuai resep
perilaku yang kasual dan berurutan: Janji temu-rusak berarti pasien akan kehilangan
penilaian medis dan saran yang diperlukan untuk tetap pada program pencegahan atau
terapi. Perencana harus bertanya, "Mengapa janji dibuat tetapi tidak ditepati?" Motivasinya
ada di sana, tetapi perilaku itu digagalkan, entah bagaimana. Daripada melompat ke
pertanyaan motivasi pada fase proses perencanaan PRECEDE ini, perencana harus tetap
fokus pada perilaku peran lainnya, termasuk dokter, resepsionis, dan administrator klinik.
Bab 11 menyajikan contoh terkait. Diagram alir pada Gambar 11.1 menunjukkan
beberapa jalur yang dapat diikuti individu: pengenalan gejala, cara untuk mencari diagnosa
medis, cara untuk mendapatkan resep, baik menggunakan, menyalahgunakan, atau tidak
menggunakan perawatan yang ditentukan. Setiap langkah melibatkan satu atau lebih
perilaku spesifik yang mana tujuan perilaku dan intervensi dapat dirancang, beberapa untuk
masyarakat luas, beberapa untuk pasien, dan beberapa untuk produsen obat, dokter,
perawat, apoteker, dan profesional dan sektor lainnya yang berkaitan dengan isu tersebut.
Dengan daftar perilaku yang luas, langkah selanjutnya adalah mengurangi daftar panjang
yang bisa dikelola dengan menetapkan perilaku mana yang paling penting dan menghilangkan
yang paling tidak penting. Kriteria luas berikut ini menyediakan pedoman untuk tugas ini.
Pentingnya perilaku ditunjukkan jika data yang tersedia menunjukkan bahwa (1) perilaku itu
sering terjadi dan (2) jelas terkait dengan masalah kesehatan. Perilaku juga dianggap penting jika
kasus teoritis yang kuat dapat terjadi akibat keterkaitannya dengan masalah kesehatan; dengan
tidak adanya data yang memadai, hubungan seperti itu dapat disimpulkan dari tinjauan literatur
menyeluruh. Berdasarkan tes ini, sebuah alasan dikembangkan untuk memilih perilaku sebagai
target intervensi. Dengan menggunakan rasio resiko relatif pada Bab 3 (Tabel 3.10) dan data
prevalensi dari survei-survei seperti yang disebutkan di awal bab ini, kita dapat memperkirakan
kepentingan relatif dan prevalensi masing-masing perilaku. Dalam Tabel 4.6, delapan perilaku
utama diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya sebagai target bagi program pencegahan
Ketidakpuasan
pasien
Table 4.6
Penilaian pentingnya relatif dari perilaku yang terkait dengan pencegahan penyakit
kardiovaskular
Penting Dasar untuk penilaian perilaku
Merokok rasio risiko yang sangat kuat, prevalensi tinggi
Makan makanan yang tinggi lemak rasio risiko kuat, prevalensi sangat tinggi
Kurang berolahraga
Stress tinggi
semua tidak terkait dengan hasil yang diinginkan:
Kurang penting
pencegahan primer
Tidak memantau tekanan darah
Tidak mematuhi anjuran dokter
Tidak menepati petunjuk dokter
Membuat pilihan sendiri mengenai
pengobatan
Dasar untuk penilaian ini adalah informasi tentang insiden mereka dalam populasi target dan
Langkah keempat dalam diagnosis perilaku adalah menilai perilaku dalam hal kemampuan
berubah. Seberapa rentan perilaku yang telah dipilih untuk berubah? Meskipun perilaku sangat
penting dalam masalah kesehatan, itu bukan target program yang cocok kecuali ada ekspektasi
yang masuk akal bahwa hal tersebut dapat diubah melalui promosi kesehatan. Sebagai contoh,
stres berlebihan diklaim berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Sebuah program promosi
kesehatan yang ditujukan untuk mengurangi stres perlu mengubah sumber utama stres, termasuk
rumah dan tempat kerja. Seberapa layakkah hal tersebut untuk program promosi kesehatan?
Jawaban dari pertanyaan seperti itu, mengenai perubahan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perubahan faktor risiko, akan ditunda sampai kita membahas penilaian lingkungan
nanti dalam bab ini.
Penilaian tentang kemampuan berubah juga harus mencakup pertimbangan yang hati-hati
dari faktor waktu: Berapa banyak waktu yang harus ditunjukkan oleh program untuk berubah?
Perilaku yang lebih mengakar dan menyebar luas cenderung membutuhkan waktu lebih lama
untuk berubah, menjadikan faktor waktu lebih penting. Pertanyaan tentang waktu sebagai sumber
daya program, seperti pertanyaan sumber daya lainnya, dapat dijawab dengan lebih pasti pada Fase
5 (Analisis administratif dan Analisis Kebijakan, Bab 6); pada fase ini, penilaian pada kemampuan
berubah dapat didasarkan terutama pada bukti bahwa perilaku telah merespon intervensi-intervensi
dalam studi dan program sebelumnya.
Beberapa aturan praktis dapat membantu dalam menentukan potensi perubahan perilaku.
Kemungkinan perubahan yang tinggi dimungkinkan ketika perilaku masih dalam tahap
perkembangan atau baru saja ditetapkan; perubahan rendah kemungkinan untuk perilaku yang
berakar dalam pada pola budaya atau gaya hidup, dan untuk perilaku yang ditemukan tidak
berubah dalam upaya sebelumnya. Perubahan yang paling resisten, atau tunduk pada tingkat
kambuh tertinggi, adalah perilaku yang memiliki komponen adiktif (penyalahgunaan tembakau,
alkohol, atau obat-obatan), mereka yang memiliki elemen kompulsif mendalam (makan kompulsif
atau kerja kompulsif), dan mereka yang terhubung dengan pola atau rutinitas keluarga yang kuat
(makan, bekerja, dan bersantai).
Perilaku yang tidak dikesampingkan dengan menerapkan kriteria sederhana ini dapat
dianalisis lebih lanjut untuk perubahan dengan menggunakan pendekatan lainnya. Prosedur ini,
yang disebut metode sifat, meneliti karakteristik perilaku yang membuatnya lebih mudah atau
kurang mudah untuk diadopsi, menggunakan kriteria dari literatur tentang adopsi inovasi. Metode
ini diilustrasikan untuk perilaku-perilaku terkait dengan penyakit kardiovaskular di Tabel 4.7.
Perhatikan bahwa total nilai perubahan yang diperoleh dengan menambahkan secara horizontal di
seluruh kolom, mencetak +1 untuk tanda plus dan -1 untuk tanda minus. Skor yang lebih halus
dapat diperoleh jika kepentingan relatif dari kriteria dapat diperkirakan, yang memungkinkan
faktor pertimbangan untuk diterapkan. Prosedur ini mengakui bahwa tidak semua kriteria sama
pentingnya dalam menentukan kemampuan perubahan suatu perilaku.
Dengan menguji perilaku untuk kemampuan perubahan kita selangkah lebih dekat dengan
sebuah pilihan informal dimana perilaku harus dijadwalkan untuk intervensi. Tabel 4.8
mengilustrasikan peringkat perubahan kemampuan akhir untuk kasus penyakit kardiovaskular,
setelah mempertimbangkan tabel sebelumnya. Di antara perilaku-perilaku itu, hanya pencegahan
merokok yang mendapat peringkat tinggi. Meskipun argumen dapat dibuat terhadap kesimpulan
seperti itu, temuan dalam literatur tentang pencegahan primer dari penyakit kardiovaskular, pada
kenyataannya, tidak cukup konsisten untuk menempati kategori perubahan lainnya yang tinggi
dengan keyakinan apa pun.
Tabel 4.7
Perubahan kemampuan relatif berdasarkan atribut yang dirasakan dari perilaku kesehatan preventif terpilih
Kesesuaian
dengan nilai- Dapat dibagi
nilai atau
Perilaku Kesehatan Relefansi Persetujuan Sosial Kelebihan Kerumitan Diamati
pengalaman, kemampuan uji
dan coba
kebutuhan
1. Berhenti Merokok + + + - - + +
2. Mengendalikan Berat Badan + + + - + + +
3. Mengendalikan Tekanan Darah + + - - - + -
Minum Obat + + - - - + -
Mempertahankan diet rendah sodium + + - - - + -
4. Mempertahankan diet rendah kolesterol + + + - + + +
5. Olahraga + + + 0 + + +
6. Melakukan pemeriksaan medis preventif + + 0 - + - +
Catatan: + positif, - negatif. Perubahan sejak edisi pertama tahun 1980 mencerminkan perubahan norma dan teknologi sosial. Satu-satunya perubahan
dalam arah negatif adalah dalam dimensi kompleksitas memiliki pemeriksaan medis preventif. Ini adalah manifestasi dari penurunan dukungan untuk
perawatan miskin dan tidak dapat diaksesnya layanan kesehatan untuk pedesaan dan segmen populasi yang kurang beruntung di Amerika Serikat.
Sumber: Diadaptasi dari L. W. Green, "Diffusion and Adoption of Innovations Related to Cardiovascular Ris
Sciences to Cardiovascular Risk, A. Enelow and J. B. Henderson, eds. (New York: American Heart Association, 1975) . Behavior in the Public," in Applying
Behavioral
Langkah ke 5 : Memilih Target Perilaku
perencana sudah siap untuk memilih perilaku atau tingkah laku yang akan menjadi titik fokus
intervensi berbasis pendidikan. Untuk memfasilitasi seleksi tersebut, kami menyarankan agar
peringkat-peringkat tersebut untuk diatur dalam sebuah tabel rangkap empat yang sederhana, yang
Bergantung pada tujuan program, tujuan perilaku kemungkinan besar berasal dari kuadran 1
dan 2. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting ketika Anda tidak yakin bahwa perubahan
akan terjadi atau tidak. Perilaku yang ditemukan dalam kuadran 3 merupakan kandidat yang
kemungkinannya kecil kecuali ketika ada kebutuhan politis untuk mendokumentasikan perubahan,
seperti yang terjadi ketika administrator atau komite penasihat butuh bukti pencapaian. Sehingga
Jika tidak ada perilaku muncul dalam kuadran 1, tetapi permasalahan kesehatan sudah sangat
mendesak dilakukan , maka pendidikan yang luas dan evaluasi penelitian dan perilaku yang sudah
Gambar 4.3 menunjukkan bagaimana perilaku yang dihasilkan di dalam contoh masalah
sederhana akan ditempatkan di dalam matriks. Hanya merokok yang muncul di kuadran 1, dan
kuadran 2 membawa tiga perilaku penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular. Namun,
karena tidak ada perilaku yang konsisten, bukti konklusif yang signifikan dan perubahan awet
program.
Tabel 4.8
Peringkat perubahan perilaku yang terkait dengan penyakit kardiovaskular
Makan makanan
dengan kandungan Praktik-praktik ini berakar dalam
asam lemak tinggi budaya, hubungan sosial, dan gaya hidup.
Upaya sebelumnya untuk mengubahnya memiliki
Makan berlebihan keberhasilan yang terbatas.
Olahraga
Gambar 4.2
Matriks Perilaku Kesehatan
Lebih Penting Kurang Penting
Perawatan medis,
Lebih bisa diubah Merokok
perilaku terkait
)
Gambar 4.3
Matriks Perilaku Kesehatan dalam contoh masalah,
pencegahan penyakit kardiovaskular pada kalangan muda
Seorang anggota tim memperingatkan terkait penyebaran sumber daya yang terbatas terlalu
Selama diskusi yang mengikuti, merokok, konsumsi lemak, dan fisik muncul sebagai target
yang memungkinkan.
Bukti penelitian yang dikutip mengindikasikan kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan
Ditunjukkan bahwa, dalam populasi umum, jumlah orang yang tidak aktif secara fisik dua
kali lipat lebih banyak dari jumlah orang yang merokok atau memiliki kolesterol tinggi.
Disebutkannya kesulitan paling umum dalam mendorong orang dewasa yang tidak aktif
komunitas itu sendiri? Apa yang mereka anggap paling penting atau perilaku yang
menarik?"
Ini mengarah pada diskusi tentang kebutuhan dan kelayakan survei komunitas untuk
menentukan prevalensi aktual dari perilaku kunci dan yang dianggap oleh mereka penting
bagi masyarakat.
Sebuah survei dilaksanakan, mengarahkan para perencana untuk memilih merokok sebagai
Ketika target perilaku kesehatan telah diidentifikasi, Anda siap untuk mengambil langkah
terakhir dalam fase perencanaan ini: menyatakan tujuan-tujuan perilaku. Pada tahap ini, presisi
sangat penting. Dampak dari upaya promosi kesehatan akan dipertanyakan ketika tujuan perilaku
tidak jelas atau memberikan makna mentah. Mengingat kelangkaan sumber daya pendidikan
kesehatan, ketidakjelasan adalah kemewahan yang tidak dapat diterima. Contoh perilaku target
"tidak berwujud" dan perilaku target yang tidak dapat diukur umumnya mencerminkan
ketidakcukupan dalam bagaimana komponen perilaku dari masalah kesehatan yang digambarkan.
kesehatan" tidak cukup spesifik untuk berdiri sebagai tujuan perilaku yang berguna, dan upaya
program yang ditujukan untuk target yang tersebar seperti itu kemungkinan akan terpecah.
Hasilnya adalah usaha yang terlalu sedikit diarahkan pada satu perilaku manapun untuk membuat
perbedaan.
Untuk alasan ini, ketika perubahan perilaku dimungkinkan dan cocok, perhatian harus
diberikan sepenuhnya dalam menyatakan tujuan secara tepat. Setiap tujuan perilaku harus
Apa ? Tindakan atau perubahan perilaku dan praktik kesehatan yang ingin dicapai
Apa yang mungkin menjadi tujuan perilaku untuk masalah sampel penyakit
kardiovaskular? Ingatlah bahwa target perilaku adalah merokok. Selain itu, tim perencanaan telah
menentukan bahwa program tersebut harus dilaksanakan di daerah A karena secara demografis
mewakili negara bagian dan serupa dengan beberapa daerah lain di negara bagian yang
bersebelahan. ‘Siapa’ akan terdiri dari semua penduduk berusia 20-35 di daerah A. ‘Apa’ akan
menjadi sebuah pengurangan dalam prevalensi merokok. ‘Berapa banyak’ akan dihitung sebagai
20 persen. ‘Kapan’ didefinisikan sebagai waktu yang diusulkan untuk evaluasi tindak lanjut,
seperti 2 tahun untuk program sampel yang dibahas di sini. Secara singkat, maka, tujuan perilaku
akan berbunyi: "Penduduk daerah berusia 20-35 akan menunjukkan pengurangan 20 persen dalam
pengaruh lingkungan yang kompleks juga harus dinilai, menggunakan prosedur yang serupa
dengan yang ada di langkah 1-5 untuk perilaku. Kemudahan mengelola diagnosis ini tergantung
pada diagnosis epidemiologi yang baik dari fase 2 PRECEDE, seperti halnya dengan diagnosis
perilaku. Sejumlah faktor risiko lingkungan penting yang terbatas untuk masalah kesehatan
tertentu dapat diidentifikasi; tetapi jika pertanyaannya adalah "Pengaruh lingkungan apa yang ada
Jika cakupan penentu lingkungan kesehatan menjadi sedemikian luas dan rumit sehingga
tidak praktis untuk perencanaan promosi kesehatan, kami sarankan untuk memusatkan perhatian
pada aspek lingkungan yang: (1) cenderung pada bagian sosial daripada fisik (misalnya, organisasi
dan ekonomi), (2) interaktif dengan perilaku yang berdampak terhadap kesehatan, dan (3) dapat
Klasifikasi yang berguna untuk diagnosis lingkungan berasal dari G. E. Dever, yang
membagi lingkungan menjadi tiga komponen: fisik, sosial, dan psikologis. Dalam konteks
kesehatan, lingkungan fisik termasuk bahaya seperti yang terkandung di udara, suara, dan
gastroenteritis, kanker, emfisema, dan bronkitis. Dalam daftar ini dapat ditambahkan kemungkinan
kerusakan paru-paru akibat hujan asam dan mutasi genetik dari beberapa radiasi. Dever
menggabungkan dimensi sosial dan psikologis kesehatan lingkungan dan menguraikan fungsi-
fungsi utama untuk memasukkan modifikasi perilaku, masalah persepsi, dan hubungan
“... kepadatan, isolasi, perubahan cepat ..., dan pertukaran sosial dapat berkontribusi pada pembunuhan,.”
(Hal. 458)
Hubungan lingkungan sosial dengan kesehatan muncul sebagai bidang penting untuk
penelitian dan sebuah prioritas bagi intervensi. Unit Pendidikan Kesehatan kantor regional World
Health Organization (WHO) untuk Eropa mengusulkan dua tujuan penting: (1) untuk mencoba
mengendalikan tidak hanya risiko fisik dan lingkungan tetapi juga risiko yang timbul dari
lingkungan sosial, dan (2) untuk mendorong dan mendukung faktor-faktor tersebut. dalam
lingkungan yang "melindungi" individu dan membantu mereka mengatasi struktur sosial.
Satu perbedaan lain membantu mempersempit fokus promosi kesehatan di buku ini.
Banyak promosi kesehatan, tidak seperti pendidikan kesehatan, menyangkut pengesahan undang-
undang untuk mengatur atau membatasi perilaku yang mengancam kesehatan orang lain. Kami
menganggap stimulasi awal kepentingan publik dan dukungan untuk undang-undang atau
peraturan tersebut sebagai fungsi dari pendidikan kesehatan; upaya-upaya politik dan
promosi kesehatan di luar pendidikan kesehatan; dan penegakan hukum semacam itu menjadi
Secara umum, perhatian utama dari sebagian besar profesional pendidikan kesehatan
adalah merencanakan program pendidikan kesehatan yang solid untuk ruang kelas atau
sekelompok pasien dalam konteks kelembagaan yang mendukung. Bagi mereka, diagnosis
lingkungan adalah beban tambahan pada proses perencanaan PRECEDE yang mungkin
merupakan jerami yang mematahkan punggung unta. Dengan demikian, kami merekomendasikan
pertimbangan terperinci dari fase penilaian ini hanya untuk mereka yang memiliki tanggung jawab
untuk melaksanakan, mengorganisir, dan mengevaluasi program promosi kesehatan skala luas. Ini
menempatkan penilaian lingkungan untuk digunakan nanti, harus mendahului pengembangan dan
Langkah - langkah dalam diagnosis lingkungan sejajar dengan langkah langkah dalam
Langkah ini mencakup daftar faktor perilaku dan daftar faktor non-perilaku.
Dari daftar faktor non-perilaku yang diidentifikasi dalam Langkah 1, adalah menghilangkan
faktor genetik, demografis, dan historis di mana akan ada sedikit perubahan yang diharapkan,
bahkan dengan reformasi kebijakan menyeluruh. Hasilnya adalah inventaris faktor organisasi,
ekonomi, dan lingkungan yang diketahui untuk masalah kesehatan, kualitas hidup atau tujuan baik
Inventarisasi faktor lingkungan yang mempengaruhi tujuan atau masalah kesehatan adalah
kemungkinan terlalu lama untuk dapat dikelola dalam lingkup promosi kesehatan perubahan
program atau kebijakan. Beberapa faktor-faktor penting: (1) kekuatan hubungan faktor lingkungan
dengan tujuan atau masalah kesehatan atau kualitas hidup; (2) kejadian, prevalensi, atau jumlah
Sekarang Anda mulai mempersempit inventaris lebih lanjut dengan menghilangkan faktor-
faktor lingkungan yang memiliki peluang paling kecil untuk mengalah pada intervensi melalui
Analisis kritis kemampuan berubah harus mencakup beberapa konsultasi dengan anggota
masyarakat dan pemimpin untuk menilai kemauan politik dalam melakukan perubahan. Faktor
lingkungan sering dibuktikan sebagai penting bagi masyarakat untuk tujuan tertentu diluar dari
faktor kesehatan. Misalnya, sebuah dilema umum dari bahaya pekerjaan yang hanya dapat
dihilangkan dengan risiko kehilangan industri yang memasok pekerjaan untuk masyarakat. Ingat
contoh penambangan Virginia Barat yang dibahas dalam Bab 3. Akibat penyakit paru-paru
kemungkinan sebagian besar disebabkan oleh pekerjaan penambangan, disana mungkin tidak ada
cara untuk menghilangkan bahaya itu tanpa menghilangkan pekerjaan. Saat bahaya tidak dapat
diklarifikasi, kita biasanya menggunakan solusi perilaku, seperti memakai peralatan pelindung dan
Langkah ini paling efisien jika Anda menerapkannya hanya pada faktor-faktor lingkungan
tersebut yang selamat dari peringkat kepentingan pada langkah sebelumnya; hanya sedikit yang
bisa diperoleh dari analisis kritis terhadap kemampuan berubah suatu faktor lingkungan yang
dimiliki telah dianggap relatif tidak penting dalam kaitannya dengan kesehatan atau kualitas hidup
tujuan atau masalah. Atau, Anda bisa menerapkan kriteria kemampuan berubah terlebih dahulu
dan menghemat waktu dengan menerapkan tes kepentingan hanya pada faktor-faktor yang paling
Metode analitik yang digunakan dalam memilih target perilaku dapat diterapkan sini.
Mengacu pada Gambar 4.2. Kami menemukan bahwa empat kuadran yang sama akan
menghasilkan sebuah distribusi faktor lingkungan yang akan lebih atau kurang penting dan lebih
atau kurang dapat berubah. Implikasi kebijakan untuk tindakan pada faktor masing-masing
Satu-satunya pengecualian mungkin bobot yang lebih besar bisa saja diberikan ke kuadran
3, di mana faktor lingkungan tampaknya berubah tetapi relatif rendah kepentingan obyektif. Ketika
P. Slovic dan yang lainnya telah tunjukkan dalam penelitian mereka mengenai persepsi risiko,
kepentingan subyektif dari faktor lingkungan untuk komunitas seringkali lebih besar hubungannya
dibandingkan dengan bukti objektif atau sebab akibat tautan ke tujuan atau masalah kesehatan. Ini
mungkin memerlukan prioritas untuk bekerja dengan masyarakat demi membawa perubahan
dalam faktor lingkungan untuk membantu membangun kepercayaan diri dan pengalaman mereka
Dengan prioritas yang ditetapkan agar faktor-faktor lingkungan dapat diubah, langkah
terakhir pada fase ini adalah proses perencanaan diagnostik ini adalah untuk menyatakan tujuan
perubahan lingkungan secara kuantitatif. Permulaan utama dari formula bagi tujuan perilaku
adalah siapa yang dihilangkan untuk sebagian besar tujuan lingkungan. Misalnya, koalisi lembaga-
lembaga yang bekerja untuk mengurangi polusi udara mungkin dapat ditetapkan sebagaimana
tujuan lingkungannya "Jumlah karbon monoksida yang dilepaskan ke atmosfer di komunitas kami
Jika tujuan perubahan lingkungan atau sosial membutuhkan tindakan kelompok orang
tertentu sebagai hasil pencapaiannya, tujuan perilaku mungkin ditetapkan sebagai tindakan mereka
juga. Hubungan ini antara lingkungan dan perilaku tujuan tercermin dalam panah vertikal dalam
model PRECEDE-PROCEED.
RINGKASAN
Sebagai hasil dari mengerjakan fase pertama dari model PRECEDE (Bab 2 dan 3), kami telah
1. Langkah pertama dalam perencanaan promosi kesehatan harus berupa penilaian kualitas hidup
atau tujuan sosial dan kebutuhan populasi target atau sistem klien.
2. Penilaian epidemiologis berdasarkan penilaian kualitas hidup atau diagnosis sosial dapat
mengidentifikasi masalah kesehatan tertentu dan faktor risiko yang menghambat atau
3. Tujuan program harus didasarkan pada temuan dari kualitas kehidupan dan penilaian
epidemiologis.
Dibangun di atas dasar-dasar inilah bab ini mengambil langkah berikutnya dalam kerangka
PRECEDE, menunjukkan bagaimana mengidentifikasi target perilaku dan lingkungan yang paling
bermanfaat untuk intervensi. Karena setiap perilaku yang dipilih menghasilkan diagnosis
perencanaan selanjutnya dan biaya terkait. Ini difasilitasi oleh penggunaan kriteria yang ketat dan
penerapan penilaian kritis dalam penilaian epidemiologis. Pemeriksaan yang ketat dan realistis
dari pentingnya dan kemampuan untuk berubah dari setiap perilaku target potensial dan kondisi
lingkungan mengurangi kebutuhan untuk upaya diagnostik selanjutnya. Dan, akhirnya, pernyataan
tujuan yang singkat mengarah pada kekhususan parutan dalam pengembangan program dan
LATIHAN
1. Untuk masalah kesehatan prioritas tertinggi yang diidentifikasi dalam tujuan program Anda
(Latihan 6, Bab 3), buat daftar perilaku spesifik yang mungkin bersifat kausal terkait dengan
2. Nilai setiap perilaku dalam inventaris Anda sebagai rendah, sedang, atau tinggi menurut (a)
prevalensi (menggunakan data populasi jika memungkinkan), (b) epidemiologis atau kausal
3. Tulis tujuan perilaku untuk populasi Anda (siapa), yang menunjukkan apa sejauh (berapa
banyak) mereka akan menunjukkan perilaku (apa) pada titik waktu tertentu (kapan).
Perhatikan bahwa Anda dapat menyatakan proporsi populasi yang akan ditampilkan sebagai
4. Ulangi Latihan 1-3 untuk penilaian lingkungan (mengganti lingkungan dengan perilaku).