Anda di halaman 1dari 34

Bab 4 : Diagnosis Perilaku dan Lingkungan

Kami telah menjelaskan bahwa promosi kesehatan sebagai proses yang memungkinkan

orang untuk meningkatkan kontrol atas faktor-faktor penentu kesehatan mereka dan dengan

demikian untuk meningkatkan kesehatan mereka. Strategi promosi kesehatan telah kami

definisikan sebagai kombinasi apapun antara dukungan pendidikan dan lingkungan untuk tindakan

dan kondisi kehidupan yang kondusif bagi kesehatan. Tindakan-tindakan tersebut dapat berupa

perilaku kesehatan pribadi dan adaptasi gaya hidup individual dan keluarga-keluarga, advokasi

kebijakan untuk memastikan kondisi hidup sehat, atau intervensi langsung oleh individu atau

kelompok untuk meningkatkan kondisi kehidupan lingkungan. Fase 3 dari proses perencanaan

PRECEDE memerlukan analisis tindakan pribadi dan kolektif yang paling relevan dengan

mengendalikan faktor penentu kesehatan atau kualitas hidup yang terpilih pada fase sebelumnya.

Bab ini menguraikan langkah-langkah dalam melakukan penilaian perilaku dan kemudian

langkah-langkah dalam melakukan penilaian lingkungan.

Sederhananya, diagnosis perilaku atau penilaian perilaku adalah analisis sistematis dari

hubungan perilaku dengan tujuan-tujuan atau masalah-masalah yang telah diidentifikasi dalam

diagnosis epidemiologis atau sosial. Diagnosis lingkungan merupakan analisis paralel dari faktor-

faktor dalam lingkungan sosial dan fisik, diluar tindakan spesifik, yang dapat dikaitkan dengan

perilaku yang diidentifikasi dalam diagnosis perilaku, atau langsung ke hasil yang diinginkan

(kesehatan atau kualitas hidup).

Secara definisi, kita berpindah dari perbedaan yang dibuat antara promosi kesehatan dan

perlindungan kesehatan dalam inisiatif kebijakan kesehatan Amerika Serikat. Dalam dokumen

kebijakan federal, promosi kesehatan diarahkan pada penentu gaya hidup dan perilaku kesehatan
(untuk individu dan masyarakat) di mana perlindungan kesehatan diarahkan pada lingkungan fisik

untuk mengendalikan potensi ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan melalui rekayasa.

karena komponen promosi kesehatan ada dalam perlindungan kesehatan, dan sebaliknya, kami

tidak berusaha untuk mempertahankan perbedaan yang kaku ini tetapi mendukung penggunaan

istilah promosi kesehatan Eropa dan organisasi kesehatan dunia, yang mencakup penentu perilaku

dan lingkungan kesehatan.

Mengapa penekanan pada perilaku ?

Tenaga kesehatan dari semua disiplin ilmu dan peran profesional berbagi tujuan jangka

panjang untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup orang-orang yang mereka layani. Agar

berhasil, mereka harus memiliki partisipasi aktif dan efektif dari orang-orang yang ingin

meningkatkan kesehatannya. Perilaku demikian merupakan variabel penting dalam hubungan

antara intervensi profesional atau program di satu sisi dan kesehatan atau kualitas hasil kehidupan

di sisi lainnya. Pada hakikatnya semua anggota populasi target, selain pasien koma, dapat berperan

aktif dalam meningkatkan kesehatan mereka. Bahkan pasien-pasien bedah dapat membuat

perbedaan besar dalam hasil pemulihan pasca-operasi mereka - misalnya, dengan mengikuti

instruksi khusus untuk bernafas, batuk dan bergerak ketika di tempat tidur. Perilaku adalah

pengaruh yang tidak dapat diabaikan dalam sebagian besar wilayah medis dan seluruh wilayah

promosi kesehatan.

Sejauh mana perilaku dapat menurunkan potensi kehidupan seseorang selama bertahun-

tahun hanya dapat disimpulkan dari asosiasi perilaku dengan penyebab utama kematian (lihat

gambar 3.4); tetapi berbeda dari pengaruh lingkungan, generik atau biologis, dan teknologi

(medis), kerugian akibat perilaku diperkirakan sekitar 50% atau lebih. Setidaknya ada setengah
dari kematian di negara ini, menurut perkiraan, disebabkan oleh faktor perilaku atau gaya hidup.

Perkiraan ini diperoleh dengan bekerja mundur dari distribusi kematian tahunan dalam suatu

populasi ke faktor-faktor risiko yang terkait dengan masing-masing penyebab tersebut, suatu

proses yang paralel dengan sebelumnya. apa yang tidak dibahas oleh perkiraan ini adalah penyebab

perilaku dan interaksi perilaku dan lingkungan dalam pengaruhnya terhadap kesehatan.

Ukuran dari Perilaku dalam Populasi

Pengakuan terhadap peran perilaku dalam menentukan derajat kesehatan telah secara jelas

menghasilkan pertumbuhan pesat dari survei aktivitas untuk menghitung distribusi pola perilaku.

Contohnya, untuk menguatkan proses pengawasan pada tujuan nasional 1990, Pusat Statistik

Kesehatan Nasional membuat dan mengadministrasikan sebuah suplemen besar promosi

kesehatan/pencegahan penyakit kepada Survei Wawancara Kesehatan Nasional di tahun 1979 dan

1985, dengan penambahan yang dijadwalkan untuk 1990. Diantara hal-hal lainnya, Suplemen

tersebut memeriksa seluruh faktor resiko perilaku secara prinsip yang berkaitan dengan penyebab-

penyebab utama kematian, penyakit dan kecacatan di Amerika Serikat. Survei serupa

dikembangkan oleh Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Kanada, menggunakan PRECEDE

sebagai kerangka konsepnya. Perbandingan dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat dan

Kanada diterbitkan pada tahun 1988. Data-data ini sekarang menyajikan serangkaian basis dan

norma sebagai perbandingan dari hasil-hasil survei komunitas. Bagaimanapun juga, hampir semua

komunitas tidak mampu mengelola seluruh kuisioner.

Survei-survei perilaku spesifik dilaksanakan pada negara bagian, provinsi dan tingkat lokal.

Pusat Penanganan Penyakit telah mengembangkan Sistem Surveilans Faktor Resiko Perilaku

(SSFRP), yang terus-menerus menghitung prevalensi dari resiko perilaku di mayoritas negara

bagian di Amerika Serikat. Sebagai tambahan kepada penilaian tingkat negara bagian, kuisioner
SSFRP telah diaplikasikan secara luas pada tingkat lokal. Survei berbasis sekolah untuk

mendapatkan hasil serupa pada anak dan pemuda telah dilaksanakan secara nasional di Kanada

dan Amerika Serikat.

Departemen Kesehatan Masyarakat di Toronto (Ontario) melaksanakan SSFRP sebagai

bagian dari survei komunitas, yang mana hasilnya telah digunakan untuk mengarahkan kebijakan

kesehatan dan progam-program untuk memenuhi kebutuhan dari penduduk Toronto. Tabel 4.1 dan

4.2 menunjukkan persentase dari orang-orang yang dijadikan sampel, disusun berdasarkan usia

dan jenis kelamin, yang terlibat dalam resiko-resiko perilaku tertentu dan kebiasaan kesehatan

preventif. Para pemimpin kesehatan di Toronto menjelaskan data perilaku jenis ini sebagai berikut:

Sebuah hasil dari Survei Kesehatan Komunitas akan digunakan untuk perencanaan program

intervensi-intervensi dengan penduduk-penduduk kota yang bisa diidentifikasi. Sampai saat ini,

Departemen Kesehatan telah memiliki data morbiditas seluruh penduduk kota namun hanya pada

tahap mengumpulkan saja. Bahkan ketika seharusnya sudah bisa memeriksa informasi pada bidang

sensus (Untuk area dari 2.500 hingga 8.000 orang) kita tidak dapat menghubungkan beragam

karakteristik individual (Seperti fitur sosio-demografis) dengan status kesehatan mereka. Survei

ini kemudian mengembangkan profil Departemen dari kesehatan masyarakat dari Kota Toronto.

Hal ini menjadi bagian dari basis data terintegrasi yang memungkinkan kita untuk menargetkan

kelompok-kelompok masyarakat yang mengidap penyakit dan mengidentifikasi area mana saja

tempat mereka tinggal.


Tabel 4.1
Persentase dari sampel orang-orang yang terlibat dalam resiko-resiko perilaku tertentu, Toronto, Kanada, 1983
Semua Usia Usia 15-34 Usia 35-54 Usia 55 dan lebih
Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita

Faktor Resiko (N, angka sampel) % % % % % % % % % % % %


Konsumsi Alkohol (N = 976)
Peminum berat 9 14 5 7 13 3 82 17 8 7 12 5
Peminum biasa 35 42 31 37 43 32 39 43 35 29 36 25
Peminum ringan 41 32 47 43 34 51 38 29 45 39 33 42
Tidak mengkonsumsi Alkohol 15 12 17 13 10 14 11 11 12 25 19 27
Merokok (N = 978)
Perokok Aktif 36 41 32 37 42 32 38 46 32 31 30 32
Mantan Perokok 22 25 20 17 13 19 21 22 20 33 55 22
Tidak Sering Merokok 2 3 2 2 3 1 4 2 5 2 2 2
Tidak Pernah Merokok 40 32 45 45 42 47 37 30 43 33 12 44
Aktivitas Fisik (N = 981)
Sedentari 7 7 7 5 5 5 10 9 10 9 9 8
Kadang Aktif 11 9 13 8 7 9 11 10 12 18 14 21
Lumayan Aktif 33 28 36 19 15 22 35 34 35 55 52 56
Aktif 49 55 44 69 74 65 45 47 43 18 25 15
Hipertensi
Terdiagnosis 15 13 17 7 8 7 12 13 11 33 25 37
Diberikan Pengobatan (N = 149) 69 56 77 20 6 35 68 76 56 90 81 93
Patuh Pengobatan (N = 104) 93 100 90 100 100 100 91 100 80 93 100 91
Tidak Dikontrol (N = 104) 31 32 30 29 0 33 30 31 30 31 35 30
Total N 981 410 571 448 197 251 283 128 155 250 85 165
Persentase Total Sampel 100 42 58 46 20 26 29 13 16 25 9 17

Sumber: Diadaptasi dari The City of Toronto Community Health Survey: A Description of the Toronto Residents (Toronto: City Toronto, Department of Public Health, July 1984)
Contohnya, kita dapat menentukan dari analisis masa depan data survei kita bahwa pria

berusia 15-24 di kelompok etnis ‘XYZ’ di Kota Toronto mengkonsumsi alkohol atau merokok

berlebihan dibandingkan pria berusia 15-24 lainnya. Dari data sensus kita akan tahu dimana Area

Kesehatannya, dan bahkan bagian sensusnya, pria-pria muda ini kemungkinan besar memiliki

tempat tinggal, dan dengan demikian, dimana usaha promosi kesehatan kemungkinan besar akan

lebih efektif. Kita akan bisa menargetkan program promosi kesehatan secara efektif, ditujukan

kepada pengurangan faktor resiko yang ditemukan di area kota dengan bahasa ‘XYZ’ dan dalam

bentuk yang dapat diterima secara sosial dan budaya oleh kelompok spesifik ini.

Data yang disajikan dalam Bab 3 dalam status kesehatan dan aplikasi kesehatan memberikan

dukungan untuk perkiraan bahwa setidaknya 50 persen dari kematian prematur (Tahun-tahun

potensial kehidupan hilang) merupakan atribusi dari perilaku kesehatan. Meskipun beberapa orang

skeptis mempertanyakan ketepatan dari dugaan tersebut, mereka tidak bisa menghindari hitungan

dominan dari faktor resiko perilaku diasosiasikan dengan 12 penyebab utama dari kematian

disimpulkan dalam tabel 4.3. Hampir semua faktor resiko yang ditampilkan untuk 12 penyebab

kematian ini, yang mana bertanggungjawab terhadap mayoritas dari semua kematian dan

pembiayaan perawatan kesehatan di negara-negara Barat, dan dapat dikendalikan langsung melalui

perilaku-perilaku para individu, keluarga-keluarga, organisasi-organisasi, komunitas-komunitas,

dan melalui kebijakan-kebijakan sosial dan lingkungan yang mendukung perilaku-perilaku

tersebut.

Diagnosis perilaku ditujukan kepada perilaku-perilaku spesifik, tetapi masalah-masalah

kesehatan memiliki penyebab-penyebab non-perilaku, yang mana juga harus mendapatkan

pertimbangan secara hati-hati. Ini termasuk faktor-faktor personal yang paling sulit dikendalikan

secara individu maupun tindakan kolektif tetapi dapat berkontribusi terhadap masalah kesehatan.
Diantara hal-hal yang paling tidak bisa dimodifikasi atau dikontrol adalah kecenderungan genetis,

usia, gender, penyakit yang ada, disabilitas fisik dan mental, juga tempat kerja dan tempat tinggal,

yang dapat mencakup berbagai faktor sosial dan lingkungan diluar kendali individu.

Beberapa dari faktor resiko non-perilaku diluar kontrol individual dapat membawa mereka

sendiri kepada intervensi komunitas, dan kepada derajat yang lebih kecil, individu dapat

menghindari atau membatasi diri terhadap paparan dari resiko-resiko lingkungan seperti radiasi

matahari, cat timbal, dan asap dari sekitar. Kita mendiskusikan beberapa dari resiko-resiko ini

dalam sektor diagnosis lingkungan di bab ini dan beberapa di bagian diagnosis pendidikan di bab

selanjutnya. Faktor-faktor resiko non-perilaku signifikan ini adalah yang mereka yang

berkontribusi pada tujuan-tujuan dan masalah-masalah dari kesehatan dan kualitas hidup.
Tabel 4.2
Persentase dari sampel orang-orang yang terlibat dalam tindakan-tindakan kesehatan preventif, Toronto, Kanada, 1983
Semua Usia Usia 15-34 Usia 35-54 Usia 55 dan lebih

Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita Kedua JK Pria Wanita

Tindakan Kesehatan (N, angka sampel) % % % % % % % % % % % %


Penggunaan Sabuk Pengaman (N = 977) 74 71 77 72 69 75 73 70 75 80 79 81
Pemeriksaan Tekanan Darah Tahunan (N = 976) 79 72 84 76 68 82 76 69 82 88 86 88
Kunjungan Ke Dokter Gigi dalam Setahun Terakhir 61 53 67 67 60 72 63 47 35 49 47 50
Penggunaan benang gigi atau irigator oral setiap hari 19 13 22 21 14 26 20 13 26 12 12 13
Pemeriksaan Pap dalam setahun (N = 569) - - 53 - - 66 - - 55 - - 32
Pemeriksaan payudara tahunan oleh dokter (N = 978) - - 62 - - 67 - - 68 - - 49
Pemeriksaan payudara sendiri secara rutin - - 20 - - 19 - - 17 - - 26
Total N 981 410 571 448 197 251 283 128 155 250 85 165
Persentase Total Sampel 100 42 58 46 20 26 29 13 16 25 9 17

Sumber: Diadaptasi dari The City of Toronto Community Health Survey: A Description of the Toronto Residents (Toronto: City Toronto, Department of Public Health, July 1984)
TABEL 4.3

Faktor resiko yang menonjol dalam kasus kematian utama di Amerika Serikat:

Kasus kematian Faktor resiko

Penyakit jantung dan stroke Merokok, tekanan darah tinggi, kolestrol tinggi,
diabetes, obesitas, kurang olahraga

Kanker Merokok, mengkonsumsi alkohol, diet, radiasi sinar


matahari, radiasi ion (sinar gama, sinar x, sinar uv
berkekuatan tinggi), bahaya yang ditimbulkan dari
tempat kerja, polusi lingkungan

Cedera yang diakibatkan selain dari Mengkonsusmsi alkohol, merokok, desain produk,
kecelakaan kendaraan bahaya yang ditimbulkan di rumah, adanya pistol

Cedera yang diakibatkan kendaraan Mengkonsumsi alkohol, kurang pengaman, berkendara


dengan kecepatan tinggi, desain kendaraan, bentuk
jalan

Pneumonia dan influenza Merokok, agen infeksi

Diabetes melitus Obesitas (Untuk diabetes pada orang dewasa)

Sirosis hati Mengkonsusmsi alkohol

Bunuh diri Kepemilikan senjata, penyalahgunaan alkohol dan


narkoba, stress

pembunuhan Kepemilikan senjata, penyalahgunaan alkohol dan


narkoba, stress

AIDS Kegiatan seksual, penyalahgunaan narkoba, terpapar


produk darah

Catatan: daftar penyebab kematian diatas adalah kasus yang sering muncul di catatan kasus
kematian dan kesakitan di masyarakat yang lebih berkembang.
Praktisi kesehatan yang memperhitungkan kontribusi dari faktor non-perilaku terhadap

masalah kesehatan akan lebih mampu:

 Mempertahankan perspektif tetang berbagai faktor penentu masalah atau tujuan kesehatan

 Memilih dan menentukan peringkat faktor-faktor penentu perilaku dan lingkungan untuk

menjadi target program, dan

 mengidentifikasi faktor-faktor dimana strategi selain pendidikan kesehatan (misalnya

politik, intervensi pemegang kebijakan) yang dapat dikembangkan dan secara bersamaan

digunakan sebagai bagian dari strategi promosi kesehatan.

Kebijakan kesehatan yang mengabaikan faktor-faktor yang mempengaruhi non-perilaku,

menempatkan semua tanggung jawab untuk perlindungan kesehatan pada individu-individu yang

kesehatannya terancam itu rentan terhadap tuduhan ‘menyalahkan korban’. Dengan menyadari

penyebab-penyebab non-perilaku dari masalah kesehatan akan menyatakan bahwa ada ancaman-

ancaman lain pada kesehatan disamping dari perilaku korban.

Kebanyakan dari penyebab non-perilaku yang dapat diubah diantaranya yaitu tentang

lingkungan (udara, air, limbah, fluoridasi, dll) atau teknologi (ketersediaan alat kesehatan , fasilitas

kesehatan). Faktor-faktor tersebut bisa dipengaruhi dari kebiasaan publik, korban, atau khususnya

dari aksi gabungan. Komunitas, tetangga, atau kelompok khusus, bisa menata, mengusulkan,

memboikot, dan juga mendukung atau mencegah perubahan lingkungan dan teknologi tertentu.

Demikian, kebiasaan dapat mempengaruhi kesehatan dengan tiga cara, satu cara langsung, dan dua

cara tidak langsung, seperti yang ditunjukan di gambar 3.4


Lima Langkah dalam Diagnosis Perilaku

Langkah dalam mendiagnosis perilaku dijabarkan menggunakan ilustrasi situasi sebagai

berikut: sebuah departemen kesehatan daerah telah menyelesaikan sebuah penilaian kualitas hidup

dan diagnosis epidemiologi. Berdasarkan dari hasil temuannya, pemimpin itu ingin

mengalokasikan beberapa sumber daya yang ia miliki untuk masalah kesehatan penyakit

kardiovaskular. Ia memberikan sebuah tim perencanaan, yang didalamnya termasuk perwakilan

komunitas, bertugas untuk mengembangkan proyek demonstrasi untuk mengurangi insiden dari

penyakit kardiovaskuler di komunitas tersebut. Diagnosis epidemiologi telah menyarankan bahwa

intervensi harus memasukkan sebuah komponen yang ditujukan kepada anak muda tanpa gejala

dan dewasa muda. Diagnosis perilaku dilaksanakan setelahnya.

Langkah 1: Memisahkan Penyebab Masalah Kesehatan Perilaku dan Non-Perilaku

Persiapan langkah pertama adalah menggambarkan penyebab masalah kesehatan perilaku

dan non-perilaku. Pertama dimulai dari menelaah faktor resiko yang diketahui untuk penyakit yang

dibicarakan ketika diidentifikasi dalam diagnosis epidemiologi ( lihat Tabel 3.8 dan 3.9). Merokok,

konsumsi alkohol tinggi, konsumsi lemak tinggi, dan gaya hidup yang sedentari jelas termasuk

dalam faktor perilaku, sedangkan jenis kelamin, umur, riwayat keluarga dari serangan jantung

adalah jelas bukan perilaku. Kolestrol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi, dan stress adalah

bukan semata-mata faktor perilaku, tetapi mereka berkaitan erat dengan perilaku. Tekanan darah

tinggi, kolestrol tinggi, dan obesitas terkait dengan kebiasaan makan; stress yang berhubungan

dengan kebiasaan seperti kerja dilingkungan yang semrawut, memiliki konflik, dan tidak olahraga

yang cukup.
Langkah 2: Mengembangkan Inventarisasi Perilaku

Langkah selanjutnya dalam urutan untuk menyaring daftar faktor perilaku kedalam 2 bagian, satu

dari perilaku pencegahan (primer, sekunder, tersier) dan satu dari aksi terkait atau prosedur

perlakuan:

a. Identifikasi terkait kebiasaan dengan mempromosikan kesehatan, pencegahan masalah

kesehatan, dan pengawasan gejala sisa dari masalah kesehatan. Sebuah studi analisis yang

bermanfaat dilampirkan dalam tabel 4.4, yang menunjukan klasifikasi umum dari macam-

macam tipe dari perilaku kesehatan. Tipe dari setiap perilaku yang telah diidentifikasi

terkait dengan masalah kesehatan akan dianalisis lebih lanjut dengan memberikan

spesifikasi tindakan-tindakan tertentu untuk dijalankan sesuai capaiannya.

b. Identifikasi dan buat daftar secara berurutan dari aksi atau prosedur perlakuan untuk tujuan

kesehatan atau permasalahannya. Langkah apa yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

mereka atau “memenuhinya” dengan metode pencegahan atau perlakuan yang

direkomendasikan? . Setiap tahap dalam prosedur bisa diidentifikasi sebagai sebuah

perilaku tertentu.

Tujuan utama dari langkah 2b adalah untuk menghasilkan sebuah inventaris dari perilaku

sangat spesifik yang dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan objek perilaku dari program

tersebut. Tabel 4.5 mencontohkan daftar seperti itu. Perhatikan bahwa banyak perilaku terlihat

seperti pencegahan sekaligus perilaku pengobatan. Ini umum terjadi, dan informasinya berharga.
Jika satu masalah kesehatan, seperti merokok, masuk ke dua bagian inventaris, sebuah perubahan

dalam perilaku (berhenti merokok) meningkatkan kemungkinan dari perbaikan kesehatan melalui

pencegahan primer dan sekunder. (pencegahan primer mengandung serangkaian tindakan yang

diambil saat tidak ada gejala atau tanda-tanda, pencegahan sekunder diarahkan kepada deteksi

dini dan pengobatan).

Daftar ini terdiri dari beberapa perilaku yang berbeda, namun masih bentuk kasar dan relatif

tidak spesifik dengan mengenai perilaku yang sebenarnya langkah pertama harus diambil untuk

mencapai salah satu dari tujuan-tujuan ini. Beberapa kebiasaan meliputi beberapa perilaku spesifik

dan agar dapat dipecah kedalam daftar lain dari perilaku-perilaku. Contohnya, mencapai atau

mejaga berat badan yang diinginkan dihasilkan dari setiap kebiasaan seperti membeli makanan

rendah kalori, memasak dengan sedikit lemak, makan dengan porsi lebih sedikit, dan

meminimalkan makanan manis.

Untuk tujuan dari tahap 2b, 3 dan 4 di daftar tabel 4.5 itu cukup spesifik; tapi untuk

menerjemahkannya dari perilaku ke tujuan perilakunua, harus diuraikan menjadi langkah-langkah

sebenarnya yang orang harus ambil untuk mencapai setiap tujuan perilaku. Sebuah pendekatan

untuk menganalisis kebiasaan dalam artian lebih spesifik untuk mengembangkan proses

berperilaku atau peristiwa. Contohnya, kebiasaan meminum obat didahului oleh perilaku yang

khusus seperti mencari perawatan medis, mendapatkan resep, dan melihat bahwa obatnya

dimodifikasi jika itu memang perlu, seperti obat untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Siklus

kebiasaan ini dapat disabotase dalam banyak poin—contohnya, jika pasien hipertensi gagal

melakukan perjanjian pemeriksaan maka resep obatnya jadi baru atau diganti. Siklus janji temu-

rusak ini bisa dianalisis kedalam rangkaian dari efek dan penyebab (Gambar 4.1). Tingkat spesifik

ini memungkinkan untuk memisahkan kejadian khas perilaku dari faktor non-perilaku agar
intervensi edukatif dan administratif bisa ditargetkan secara akurat bagi orang-orang atau peristiwa

dan kondisi yang mempengaruhi kebiasaan. Pelatihan staf, pengaturan jadwal janji-temu, dan

perawatan anak atau ketentuan transportasi bisa diidentifikasi menjadi intervensi yang relevan dari

penilaian perilaku yang tercermin dari siklus janji temu-rusak.

Tabel 4.4

Studi analisis dari perilaku yang terkait dengan kesehatan

Perilaku Pengertian

Perilaku Kesehatan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang


individu, yang percaya dirinya sehat dengan
tujuan untuk mencapai suatu derajat
kesehatan yang lebih tinggi

Perilaku kesehatan preventif Setiap aktivitas yang dilakukan oleh seorang


individu, yang meyakini dirinya sehat,
dengan tujuan untuk mencegah penyakit atau
mendeteksi penyakit meskipun dalam
keadaan tanpa gejala.

Perilaku berisiko Setiap aktivitas yang dilakukan oleh


seseorang, yang meyakini dirinya sehat tetapi
berisiko lebih besar terkena kondisi
kesehatan tertentu, dengan tujuan mencegah
kondisi itu atau mendeteksi kondisi tidak
bergejala.
Perilaku sakit Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seorang
individu, yang menganggap dirinya sakit,
untuk menentukan keadaan kesehatannya
dan menemukan pengobatan yang cocok.

Perilaku perawatan diri Setiap kegiatan yang dilakukan oleh


seseorang, yang menganggap dirinya sakit,
dan bertujuan untuk sembuh. Hal ini
termasuk minimnya ketergantungan pada
terapis yang tepat, melibatkan beberapa
perilaku ketergantungan, dan mengarah pada
sedikit pengabaian terhadap tugas-tugas
biasa seseorang.

Perilaku peran sakit Setiap kegiatan yang dilakukan oleh


seseorang, yang menganggap dirinya sakit
dan tujuan untuk sembuh. Hal ini termasuk
menerima perawatan dari terapis yang tepat,
umumnya melibatkan perilaku
ketergantungan, dan mengarah ke beberapa
sedikit pengabaian terhadap tugas-tugas
biasa seseorang.

Perilaku keluarga berencana Setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu


untuk mempengaruhi terjadinya atau
berlanjutnya kehamilan normal.

Perilaku kesehatan orang tua Setiap perilaku kesehatan, pencegahan,


risiko, sakit, perawatan diri, atau peran sakit
yang dilakukan oleh seseorang yang
bertujuan untuk memastikan,
mempertahankan, atau meningkatkan
kesehatan konseptus (Janin, embrio atau
zigot) atau anak yang menjadi tanggung
jawab individu tersebut

Tindakan sosial terkait kesehatan Setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu
secara tunggal atau bersama-sama dengan
orang lain (yaitu, secara kolektif) melalui
cara organisasi, hukum, atau ekonomi, untuk
mempengaruhi penyediaan layanan medis,
efek lingkungan, efek berbagai produk, atau
efek dari peraturan sosial yang memengaruhi
kesehatan populasi

Sumber: Diadaptasi dari L. J. Kolbe, dalam Health Education and Youth: A Review of
Research and Development, in G. Campbell, ed. (Philadelphia: Falmer Press, 1984), dicetak
melalui perizinan dalam L. W. Green, Annual Review of Public Health 5 (1984): 215-36.

Tabel 4.5

Inventarisasi perilaku terkait dengan pengurangan angka kematian akibat


penyakit kardiovaskular

Perilaku preventif

1. Menjaga atau mencapai berat badan sesuai yang diinginkan.

2. Berhenti merokok (atau tidak memulai).

3. Berhenti minum berat (atau tidak memulai).

4. Melanjutkan atau mulai olahraga teratur.

5. Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh.

6. Hindari stres yang berlebihan dan konstan / lakukan latihan relaksasi.

7. Berpartisipasi dalam program skrining tekanan darah tinggi dan kolesterol


Perilaku Pengobatan

1. Membuat keputusan yang tepat mengenai pengobatan dan pembedahan.

2. Menepati janji terjadwal dengan penyedia layanan kesehatan.

3. Minum obat sesuai resep.

4. Pertahankan atau kurangi berat badan sesuai resep.

5. Berhenti merokok.

6. Mengurangi konsumsi alkohol sesuai resep.

7. Melanjutkan atau mulai olahraga teratur seperti yang ditentukan.

8. Mengurangi konsumsi makanan tinggi lemak jenuh atau natrium, sesuai resep

Siklus janji temu-rusak dijabarkan dalam gambar yang mengilustrasikan rantai

perilaku yang kasual dan berurutan: Janji temu-rusak berarti pasien akan kehilangan

penilaian medis dan saran yang diperlukan untuk tetap pada program pencegahan atau

terapi. Perencana harus bertanya, "Mengapa janji dibuat tetapi tidak ditepati?" Motivasinya

ada di sana, tetapi perilaku itu digagalkan, entah bagaimana. Daripada melompat ke

pertanyaan motivasi pada fase proses perencanaan PRECEDE ini, perencana harus tetap

fokus pada perilaku peran lainnya, termasuk dokter, resepsionis, dan administrator klinik.

Keadaan lingkungan di sekitar masalah janji temu-rusak juga harus dinilai.

Bab 11 menyajikan contoh terkait. Diagram alir pada Gambar 11.1 menunjukkan

beberapa jalur yang dapat diikuti individu: pengenalan gejala, cara untuk mencari diagnosa

medis, cara untuk mendapatkan resep, baik menggunakan, menyalahgunakan, atau tidak

menggunakan perawatan yang ditentukan. Setiap langkah melibatkan satu atau lebih
perilaku spesifik yang mana tujuan perilaku dan intervensi dapat dirancang, beberapa untuk

masyarakat luas, beberapa untuk pasien, dan beberapa untuk produsen obat, dokter,

perawat, apoteker, dan profesional dan sektor lainnya yang berkaitan dengan isu tersebut.

Langkah 3 : Mengurutkan Faktor Perilaku dalam Arti Kepentingan Perilaku

Dengan daftar perilaku yang luas, langkah selanjutnya adalah mengurangi daftar panjang

yang bisa dikelola dengan menetapkan perilaku mana yang paling penting dan menghilangkan

yang paling tidak penting. Kriteria luas berikut ini menyediakan pedoman untuk tugas ini.

Pentingnya perilaku ditunjukkan jika data yang tersedia menunjukkan bahwa (1) perilaku itu

sering terjadi dan (2) jelas terkait dengan masalah kesehatan. Perilaku juga dianggap penting jika

kasus teoritis yang kuat dapat terjadi akibat keterkaitannya dengan masalah kesehatan; dengan

tidak adanya data yang memadai, hubungan seperti itu dapat disimpulkan dari tinjauan literatur

menyeluruh. Berdasarkan tes ini, sebuah alasan dikembangkan untuk memilih perilaku sebagai

target intervensi. Dengan menggunakan rasio resiko relatif pada Bab 3 (Tabel 3.10) dan data

prevalensi dari survei-survei seperti yang disebutkan di awal bab ini, kita dapat memperkirakan

kepentingan relatif dan prevalensi masing-masing perilaku. Dalam Tabel 4.6, delapan perilaku

utama diurutkan berdasarkan tingkat kepentingannya sebagai target bagi program pencegahan

utama untuk mengurangi angka kejadian penyakit kardiovaskular.


Janji temu Pengobatan
Efek samping tidak memadai
rusak
negatif

Ketidakpuasan
pasien

Hubungan Penggunaan waktu


pasien-dokter staf tidak efisien
Pasien
buruk menunggu lama
Penjadwalan
terlewat
Berkurangnya
waktu dengan
dokter

Gambar 4.1: Siklus Janji temu-rusak

Table 4.6

Penilaian pentingnya relatif dari perilaku yang terkait dengan pencegahan penyakit
kardiovaskular
Penting Dasar untuk penilaian perilaku
Merokok rasio risiko yang sangat kuat, prevalensi tinggi
Makan makanan yang tinggi lemak rasio risiko kuat, prevalensi sangat tinggi
Kurang berolahraga
Stress tinggi
semua tidak terkait dengan hasil yang diinginkan:
Kurang penting
pencegahan primer
Tidak memantau tekanan darah
Tidak mematuhi anjuran dokter
Tidak menepati petunjuk dokter
Membuat pilihan sendiri mengenai
pengobatan
Dasar untuk penilaian ini adalah informasi tentang insiden mereka dalam populasi target dan

kekuatan hubungan mereka dengan penyakit.


Langkah 4: Mengurutkan Faktor Perilaku Dalam Arti Perubahan Perilaku

Langkah keempat dalam diagnosis perilaku adalah menilai perilaku dalam hal kemampuan
berubah. Seberapa rentan perilaku yang telah dipilih untuk berubah? Meskipun perilaku sangat
penting dalam masalah kesehatan, itu bukan target program yang cocok kecuali ada ekspektasi
yang masuk akal bahwa hal tersebut dapat diubah melalui promosi kesehatan. Sebagai contoh,
stres berlebihan diklaim berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Sebuah program promosi
kesehatan yang ditujukan untuk mengurangi stres perlu mengubah sumber utama stres, termasuk
rumah dan tempat kerja. Seberapa layakkah hal tersebut untuk program promosi kesehatan?
Jawaban dari pertanyaan seperti itu, mengenai perubahan lingkungan yang diperlukan untuk
mendukung perubahan faktor risiko, akan ditunda sampai kita membahas penilaian lingkungan
nanti dalam bab ini.

Penilaian tentang kemampuan berubah juga harus mencakup pertimbangan yang hati-hati
dari faktor waktu: Berapa banyak waktu yang harus ditunjukkan oleh program untuk berubah?
Perilaku yang lebih mengakar dan menyebar luas cenderung membutuhkan waktu lebih lama
untuk berubah, menjadikan faktor waktu lebih penting. Pertanyaan tentang waktu sebagai sumber
daya program, seperti pertanyaan sumber daya lainnya, dapat dijawab dengan lebih pasti pada Fase
5 (Analisis administratif dan Analisis Kebijakan, Bab 6); pada fase ini, penilaian pada kemampuan
berubah dapat didasarkan terutama pada bukti bahwa perilaku telah merespon intervensi-intervensi
dalam studi dan program sebelumnya.

Beberapa aturan praktis dapat membantu dalam menentukan potensi perubahan perilaku.
Kemungkinan perubahan yang tinggi dimungkinkan ketika perilaku masih dalam tahap
perkembangan atau baru saja ditetapkan; perubahan rendah kemungkinan untuk perilaku yang
berakar dalam pada pola budaya atau gaya hidup, dan untuk perilaku yang ditemukan tidak
berubah dalam upaya sebelumnya. Perubahan yang paling resisten, atau tunduk pada tingkat
kambuh tertinggi, adalah perilaku yang memiliki komponen adiktif (penyalahgunaan tembakau,
alkohol, atau obat-obatan), mereka yang memiliki elemen kompulsif mendalam (makan kompulsif
atau kerja kompulsif), dan mereka yang terhubung dengan pola atau rutinitas keluarga yang kuat
(makan, bekerja, dan bersantai).
Perilaku yang tidak dikesampingkan dengan menerapkan kriteria sederhana ini dapat
dianalisis lebih lanjut untuk perubahan dengan menggunakan pendekatan lainnya. Prosedur ini,
yang disebut metode sifat, meneliti karakteristik perilaku yang membuatnya lebih mudah atau
kurang mudah untuk diadopsi, menggunakan kriteria dari literatur tentang adopsi inovasi. Metode
ini diilustrasikan untuk perilaku-perilaku terkait dengan penyakit kardiovaskular di Tabel 4.7.
Perhatikan bahwa total nilai perubahan yang diperoleh dengan menambahkan secara horizontal di
seluruh kolom, mencetak +1 untuk tanda plus dan -1 untuk tanda minus. Skor yang lebih halus
dapat diperoleh jika kepentingan relatif dari kriteria dapat diperkirakan, yang memungkinkan
faktor pertimbangan untuk diterapkan. Prosedur ini mengakui bahwa tidak semua kriteria sama
pentingnya dalam menentukan kemampuan perubahan suatu perilaku.

Dengan menguji perilaku untuk kemampuan perubahan kita selangkah lebih dekat dengan
sebuah pilihan informal dimana perilaku harus dijadwalkan untuk intervensi. Tabel 4.8
mengilustrasikan peringkat perubahan kemampuan akhir untuk kasus penyakit kardiovaskular,
setelah mempertimbangkan tabel sebelumnya. Di antara perilaku-perilaku itu, hanya pencegahan
merokok yang mendapat peringkat tinggi. Meskipun argumen dapat dibuat terhadap kesimpulan
seperti itu, temuan dalam literatur tentang pencegahan primer dari penyakit kardiovaskular, pada
kenyataannya, tidak cukup konsisten untuk menempati kategori perubahan lainnya yang tinggi
dengan keyakinan apa pun.
Tabel 4.7
Perubahan kemampuan relatif berdasarkan atribut yang dirasakan dari perilaku kesehatan preventif terpilih

Kesesuaian
dengan nilai- Dapat dibagi
nilai atau
Perilaku Kesehatan Relefansi Persetujuan Sosial Kelebihan Kerumitan Diamati
pengalaman, kemampuan uji
dan coba
kebutuhan
1. Berhenti Merokok + + + - - + +
2. Mengendalikan Berat Badan + + + - + + +
3. Mengendalikan Tekanan Darah + + - - - + -
Minum Obat + + - - - + -
Mempertahankan diet rendah sodium + + - - - + -
4. Mempertahankan diet rendah kolesterol + + + - + + +
5. Olahraga + + + 0 + + +
6. Melakukan pemeriksaan medis preventif + + 0 - + - +

Catatan: + positif, - negatif. Perubahan sejak edisi pertama tahun 1980 mencerminkan perubahan norma dan teknologi sosial. Satu-satunya perubahan
dalam arah negatif adalah dalam dimensi kompleksitas memiliki pemeriksaan medis preventif. Ini adalah manifestasi dari penurunan dukungan untuk
perawatan miskin dan tidak dapat diaksesnya layanan kesehatan untuk pedesaan dan segmen populasi yang kurang beruntung di Amerika Serikat.
Sumber: Diadaptasi dari L. W. Green, "Diffusion and Adoption of Innovations Related to Cardiovascular Ris
Sciences to Cardiovascular Risk, A. Enelow and J. B. Henderson, eds. (New York: American Heart Association, 1975) . Behavior in the Public," in Applying
Behavioral
Langkah ke 5 : Memilih Target Perilaku

Dengan perilaku diurutkan menurut tingkat kepentingan dan kemampuan perubahan,

perencana sudah siap untuk memilih perilaku atau tingkah laku yang akan menjadi titik fokus

intervensi berbasis pendidikan. Untuk memfasilitasi seleksi tersebut, kami menyarankan agar

peringkat-peringkat tersebut untuk diatur dalam sebuah tabel rangkap empat yang sederhana, yang

ditunjukkan pada Gambar 4.2.

Bergantung pada tujuan program, tujuan perilaku kemungkinan besar berasal dari kuadran 1

dan 2. Evaluasi merupakan hal yang sangat penting ketika Anda tidak yakin bahwa perubahan

akan terjadi atau tidak. Perilaku yang ditemukan dalam kuadran 3 merupakan kandidat yang

kemungkinannya kecil kecuali ketika ada kebutuhan politis untuk mendokumentasikan perubahan,

seperti yang terjadi ketika administrator atau komite penasihat butuh bukti pencapaian. Sehingga

apabila dibutuhkan, perilaku harus diprioritaskan dalam basis sementara saja.

Jika tidak ada perilaku muncul dalam kuadran 1, tetapi permasalahan kesehatan sudah sangat

mendesak dilakukan , maka pendidikan yang luas dan evaluasi penelitian dan perilaku yang sudah

ditetapkan. Inilah bagaimana cara lembaga-lembaga dan yayasan-yayasan seringkali menentukan

prioritas penelitian mereka sendiri.

Gambar 4.3 menunjukkan bagaimana perilaku yang dihasilkan di dalam contoh masalah

sederhana akan ditempatkan di dalam matriks. Hanya merokok yang muncul di kuadran 1, dan

kuadran 2 membawa tiga perilaku penting dalam mencegah penyakit kardiovaskular. Namun,

karena tidak ada perilaku yang konsisten, bukti konklusif yang signifikan dan perubahan awet

dibutuhkan untuk menanggapi intervensi pendidikan. Kita bisa membayangkannya mengikuti


skenario yang mungkin untuk pertemuan perencanaan untuk memilih perilaku sebagai fokus

program.

Tabel 4.8
Peringkat perubahan perilaku yang terkait dengan penyakit kardiovaskular

Kemampuan Berubah Dasar untuk perilaku penilaian


Paling bisa diubah
Merokok Tren terbaru dan penelitian baru
Kurang berubah

Makan makanan
dengan kandungan Praktik-praktik ini berakar dalam
asam lemak tinggi budaya, hubungan sosial, dan gaya hidup.
Upaya sebelumnya untuk mengubahnya memiliki
Makan berlebihan keberhasilan yang terbatas.

Olahraga

Lebih Penting Kurang Penting

Prioritas rendah kecuali untuk


Prioritas tinggi untuk
Lebih bisa diubah menunjukkan perubahan Lebih b
fokus program ( kuadran 1 )
untuk tujuan politik. ( kuadran 3 )

Prioritas untuk inovatif


Kurang bisa diubah program; evaluasi Tidak ada program Kurang
sangat penting. ( kuadran 2 )

Gambar 4.2
Matriks Perilaku Kesehatan
Lebih Penting Kurang Penting

Perawatan medis,
Lebih bisa diubah Merokok
perilaku terkait
)

Makan makanan dengan


kandungan asam lemak tinggi
Kurang bisa diubah Tidak santai
Makan berlebihan
Kurang olahraga

Gambar 4.3
Matriks Perilaku Kesehatan dalam contoh masalah,
pencegahan penyakit kardiovaskular pada kalangan muda

 Seorang anggota tim memperingatkan terkait penyebaran sumber daya yang terbatas terlalu

sedikit dengan memilih beberapa perilaku.

 Telah disetujui bahwa satu perilaku harus dipilih.

 Selama diskusi yang mengikuti, merokok, konsumsi lemak, dan fisik muncul sebagai target

yang memungkinkan.

 Bukti penelitian yang dikutip mengindikasikan kurangnya aktivitas fisik, merokok, dan

kolesterol tinggi sama pentingnya dengan resiko kardiovaskular.

 Ditunjukkan bahwa, dalam populasi umum, jumlah orang yang tidak aktif secara fisik dua

kali lipat lebih banyak dari jumlah orang yang merokok atau memiliki kolesterol tinggi.

 Disebutkannya kesulitan paling umum dalam mendorong orang dewasa yang tidak aktif

untuk melakukan aktivitas fisik yang tepat.


Ada diskusi berulang-ulang yang beralasan dan diberitahu tentang bukti yang tersedia dan manfaat

relatif dari setiap perilaku. Kemudian:

 Salah satu perwakilan masyarakat di panel bertanya, "Bagaimana dengan masyarakat

komunitas itu sendiri? Apa yang mereka anggap paling penting atau perilaku yang

menarik?"

 Ini mengarah pada diskusi tentang kebutuhan dan kelayakan survei komunitas untuk

menentukan prevalensi aktual dari perilaku kunci dan yang dianggap oleh mereka penting

bagi masyarakat.

Sebuah survei dilaksanakan, mengarahkan para perencana untuk memilih merokok sebagai

target perilaku dalam program tersebut.

Menyatakan Tujuan Perilaku

Ketika target perilaku kesehatan telah diidentifikasi, Anda siap untuk mengambil langkah

terakhir dalam fase perencanaan ini: menyatakan tujuan-tujuan perilaku. Pada tahap ini, presisi

sangat penting. Dampak dari upaya promosi kesehatan akan dipertanyakan ketika tujuan perilaku

tidak jelas atau memberikan makna mentah. Mengingat kelangkaan sumber daya pendidikan

kesehatan, ketidakjelasan adalah kemewahan yang tidak dapat diterima. Contoh perilaku target

"tidak berwujud" dan perilaku target yang tidak dapat diukur umumnya mencerminkan

ketidakcukupan dalam bagaimana komponen perilaku dari masalah kesehatan yang digambarkan.

Ungkapan seperti "meningkatkan kebiasaan kesehatan" dan "meningkatkan penggunaan layanan

kesehatan" tidak cukup spesifik untuk berdiri sebagai tujuan perilaku yang berguna, dan upaya

program yang ditujukan untuk target yang tersebar seperti itu kemungkinan akan terpecah.
Hasilnya adalah usaha yang terlalu sedikit diarahkan pada satu perilaku manapun untuk membuat

perbedaan.

Untuk alasan ini, ketika perubahan perilaku dimungkinkan dan cocok, perhatian harus

diberikan sepenuhnya dalam menyatakan tujuan secara tepat. Setiap tujuan perilaku harus

menjawab pertanyaan ini

 Siapa? Orang-orang yang diharapkan berubah

 Apa ? Tindakan atau perubahan perilaku dan praktik kesehatan yang ingin dicapai

 Berapa banyak? Sejauh mana kondisi yang ingin dicapai

 Kapan? Waktu di mana perubahan diharapkan terjadi

Apa yang mungkin menjadi tujuan perilaku untuk masalah sampel penyakit

kardiovaskular? Ingatlah bahwa target perilaku adalah merokok. Selain itu, tim perencanaan telah

menentukan bahwa program tersebut harus dilaksanakan di daerah A karena secara demografis

mewakili negara bagian dan serupa dengan beberapa daerah lain di negara bagian yang

bersebelahan. ‘Siapa’ akan terdiri dari semua penduduk berusia 20-35 di daerah A. ‘Apa’ akan

menjadi sebuah pengurangan dalam prevalensi merokok. ‘Berapa banyak’ akan dihitung sebagai

20 persen. ‘Kapan’ didefinisikan sebagai waktu yang diusulkan untuk evaluasi tindak lanjut,

seperti 2 tahun untuk program sampel yang dibahas di sini. Secara singkat, maka, tujuan perilaku

akan berbunyi: "Penduduk daerah berusia 20-35 akan menunjukkan pengurangan 20 persen dalam

prevalensi merokok dalam 2 tahun implementasi program."


MENGAPA PENEKANAN PADA LINGKUNGAN ?

Selain faktor-faktor perilaku dan biologis yang menentukan kesehatan, serangkaian

pengaruh lingkungan yang kompleks juga harus dinilai, menggunakan prosedur yang serupa

dengan yang ada di langkah 1-5 untuk perilaku. Kemudahan mengelola diagnosis ini tergantung

pada diagnosis epidemiologi yang baik dari fase 2 PRECEDE, seperti halnya dengan diagnosis

perilaku. Sejumlah faktor risiko lingkungan penting yang terbatas untuk masalah kesehatan

tertentu dapat diidentifikasi; tetapi jika pertanyaannya adalah "Pengaruh lingkungan apa yang ada

pada kesehatan?", maka analisisnya setidaknya menjadi upaya seumur hidup.

Jika cakupan penentu lingkungan kesehatan menjadi sedemikian luas dan rumit sehingga

tidak praktis untuk perencanaan promosi kesehatan, kami sarankan untuk memusatkan perhatian

pada aspek lingkungan yang: (1) cenderung pada bagian sosial daripada fisik (misalnya, organisasi

dan ekonomi), (2) interaktif dengan perilaku yang berdampak terhadap kesehatan, dan (3) dapat

diubah dengan aksi sosial dan kebijakan kesehatan.

Klasifikasi yang berguna untuk diagnosis lingkungan berasal dari G. E. Dever, yang

membagi lingkungan menjadi tiga komponen: fisik, sosial, dan psikologis. Dalam konteks

kesehatan, lingkungan fisik termasuk bahaya seperti yang terkandung di udara, suara, dan

pencemaran air, yang dapat menyebabkan gangguan pendengaran, penyakit menular,

gastroenteritis, kanker, emfisema, dan bronkitis. Dalam daftar ini dapat ditambahkan kemungkinan

kerusakan paru-paru akibat hujan asam dan mutasi genetik dari beberapa radiasi. Dever

menggabungkan dimensi sosial dan psikologis kesehatan lingkungan dan menguraikan fungsi-

fungsi utama untuk memasukkan modifikasi perilaku, masalah persepsi, dan hubungan

antarpribadi. Dia menyatakan bahwa,

“... kepadatan, isolasi, perubahan cepat ..., dan pertukaran sosial dapat berkontribusi pada pembunuhan,.”

(Hal. 458)
Hubungan lingkungan sosial dengan kesehatan muncul sebagai bidang penting untuk

penelitian dan sebuah prioritas bagi intervensi. Unit Pendidikan Kesehatan kantor regional World

Health Organization (WHO) untuk Eropa mengusulkan dua tujuan penting: (1) untuk mencoba

mengendalikan tidak hanya risiko fisik dan lingkungan tetapi juga risiko yang timbul dari

lingkungan sosial, dan (2) untuk mendorong dan mendukung faktor-faktor tersebut. dalam

lingkungan yang "melindungi" individu dan membantu mereka mengatasi struktur sosial.

Satu perbedaan lain membantu mempersempit fokus promosi kesehatan di buku ini.

Banyak promosi kesehatan, tidak seperti pendidikan kesehatan, menyangkut pengesahan undang-

undang untuk mengatur atau membatasi perilaku yang mengancam kesehatan orang lain. Kami

menganggap stimulasi awal kepentingan publik dan dukungan untuk undang-undang atau

peraturan tersebut sebagai fungsi dari pendidikan kesehatan; upaya-upaya politik dan

organisasional untuk mendapatkan pengesahan undang-undang tersebut untuk menjadi fungsi

promosi kesehatan di luar pendidikan kesehatan; dan penegakan hukum semacam itu menjadi

fungsi perlindungan kesehatan. Singkatnya, promosi kebijakan kesehatan adalah promosi

kesehatan; penegakan kebijakan kesehatan yang mengharuskan pengendalian perilaku individu

adalah perlindungan kesehatan.

Secara umum, perhatian utama dari sebagian besar profesional pendidikan kesehatan

adalah merencanakan program pendidikan kesehatan yang solid untuk ruang kelas atau

sekelompok pasien dalam konteks kelembagaan yang mendukung. Bagi mereka, diagnosis

lingkungan adalah beban tambahan pada proses perencanaan PRECEDE yang mungkin

merupakan jerami yang mematahkan punggung unta. Dengan demikian, kami merekomendasikan

pertimbangan terperinci dari fase penilaian ini hanya untuk mereka yang memiliki tanggung jawab

untuk melaksanakan, mengorganisir, dan mengevaluasi program promosi kesehatan skala luas. Ini
menempatkan penilaian lingkungan untuk digunakan nanti, harus mendahului pengembangan dan

implementasi kebijakan, regulasi, dan pengorganisasian; jadi kami menyimpannya dalam

PRECEDE sebagai langkah opsional.

LIMA LANGKAH DALAM DIAGNOSA LINGKUNGAN

Langkah - langkah dalam diagnosis lingkungan sejajar dengan langkah langkah dalam

diagnosis perilaku; dan, yang ternyata langkah pertama sama.

Langkah 1 : Pemisahan Penyebab Perilaku dan Non-Perilaku Masalah Kesehatan

Langkah ini mencakup daftar faktor perilaku dan daftar faktor non-perilaku.

Langkah 2 : Mengeliminasi Penyebab Non-Perilaku yang Tidak Dapat Diubah

Dari daftar faktor non-perilaku yang diidentifikasi dalam Langkah 1, adalah menghilangkan

faktor genetik, demografis, dan historis di mana akan ada sedikit perubahan yang diharapkan,

bahkan dengan reformasi kebijakan menyeluruh. Hasilnya adalah inventaris faktor organisasi,

ekonomi, dan lingkungan yang diketahui untuk masalah kesehatan, kualitas hidup atau tujuan baik

secara langsung atau tidak langsung melalui tingkah laku.

Langkah 3: Mengurutkan Faktor Lingkungan Dalam Arti Kepentingan

Inventarisasi faktor lingkungan yang mempengaruhi tujuan atau masalah kesehatan adalah

kemungkinan terlalu lama untuk dapat dikelola dalam lingkup promosi kesehatan perubahan

program atau kebijakan. Beberapa faktor-faktor penting: (1) kekuatan hubungan faktor lingkungan

dengan tujuan atau masalah kesehatan atau kualitas hidup; (2) kejadian, prevalensi, atau jumlah

orang yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan


Langkah 4: Mengurutkan Faktor Lingkungan Dalam Arti Kemampuan Berubah

Sekarang Anda mulai mempersempit inventaris lebih lanjut dengan menghilangkan faktor-

faktor lingkungan yang memiliki peluang paling kecil untuk mengalah pada intervensi melalui

kebijakan, peraturan, atau perubahan organisasi.

Analisis kritis kemampuan berubah harus mencakup beberapa konsultasi dengan anggota

masyarakat dan pemimpin untuk menilai kemauan politik dalam melakukan perubahan. Faktor

lingkungan sering dibuktikan sebagai penting bagi masyarakat untuk tujuan tertentu diluar dari

faktor kesehatan. Misalnya, sebuah dilema umum dari bahaya pekerjaan yang hanya dapat

dihilangkan dengan risiko kehilangan industri yang memasok pekerjaan untuk masyarakat. Ingat

contoh penambangan Virginia Barat yang dibahas dalam Bab 3. Akibat penyakit paru-paru

kemungkinan sebagian besar disebabkan oleh pekerjaan penambangan, disana mungkin tidak ada

cara untuk menghilangkan bahaya itu tanpa menghilangkan pekerjaan. Saat bahaya tidak dapat

diklarifikasi, kita biasanya menggunakan solusi perilaku, seperti memakai peralatan pelindung dan

pergi untuk penyaringan berkala.

Langkah ini paling efisien jika Anda menerapkannya hanya pada faktor-faktor lingkungan

tersebut yang selamat dari peringkat kepentingan pada langkah sebelumnya; hanya sedikit yang

bisa diperoleh dari analisis kritis terhadap kemampuan berubah suatu faktor lingkungan yang

dimiliki telah dianggap relatif tidak penting dalam kaitannya dengan kesehatan atau kualitas hidup

tujuan atau masalah. Atau, Anda bisa menerapkan kriteria kemampuan berubah terlebih dahulu

dan menghemat waktu dengan menerapkan tes kepentingan hanya pada faktor-faktor yang paling

banyak mudah diubah.


Langkah 5: Memilih Target Lingkungan

Metode analitik yang digunakan dalam memilih target perilaku dapat diterapkan sini.

Mengacu pada Gambar 4.2. Kami menemukan bahwa empat kuadran yang sama akan

menghasilkan sebuah distribusi faktor lingkungan yang akan lebih atau kurang penting dan lebih

atau kurang dapat berubah. Implikasi kebijakan untuk tindakan pada faktor masing-masing

kuadran akan sama-sama berkaitan dengan faktor lingkungan.

Satu-satunya pengecualian mungkin bobot yang lebih besar bisa saja diberikan ke kuadran

3, di mana faktor lingkungan tampaknya berubah tetapi relatif rendah kepentingan obyektif. Ketika

P. Slovic dan yang lainnya telah tunjukkan dalam penelitian mereka mengenai persepsi risiko,

kepentingan subyektif dari faktor lingkungan untuk komunitas seringkali lebih besar hubungannya

dibandingkan dengan bukti objektif atau sebab akibat tautan ke tujuan atau masalah kesehatan. Ini

mungkin memerlukan prioritas untuk bekerja dengan masyarakat demi membawa perubahan

dalam faktor lingkungan untuk membantu membangun kepercayaan diri dan pengalaman mereka

dalam membuat kebijakan dan perubahan organisasional, ekonomik, atau lingkungan.

MENYATAKAN TUJUAN LINGKUNGAN

Dengan prioritas yang ditetapkan agar faktor-faktor lingkungan dapat diubah, langkah

terakhir pada fase ini adalah proses perencanaan diagnostik ini adalah untuk menyatakan tujuan

perubahan lingkungan secara kuantitatif. Permulaan utama dari formula bagi tujuan perilaku

adalah siapa yang dihilangkan untuk sebagian besar tujuan lingkungan. Misalnya, koalisi lembaga-

lembaga yang bekerja untuk mengurangi polusi udara mungkin dapat ditetapkan sebagaimana
tujuan lingkungannya "Jumlah karbon monoksida yang dilepaskan ke atmosfer di komunitas kami

akan berkurang 50 persen pada tahun 2000."

Jika tujuan perubahan lingkungan atau sosial membutuhkan tindakan kelompok orang

tertentu sebagai hasil pencapaiannya, tujuan perilaku mungkin ditetapkan sebagai tindakan mereka

juga. Hubungan ini antara lingkungan dan perilaku tujuan tercermin dalam panah vertikal dalam

model PRECEDE-PROCEED.

RINGKASAN

Sebagai hasil dari mengerjakan fase pertama dari model PRECEDE (Bab 2 dan 3), kami telah

meletakkan tiga fondasi perencanaan program:

1. Langkah pertama dalam perencanaan promosi kesehatan harus berupa penilaian kualitas hidup

atau tujuan sosial dan kebutuhan populasi target atau sistem klien.

2. Penilaian epidemiologis berdasarkan penilaian kualitas hidup atau diagnosis sosial dapat

mengidentifikasi masalah kesehatan tertentu dan faktor risiko yang menghambat atau

membahayakan kualitas hidup.

3. Tujuan program harus didasarkan pada temuan dari kualitas kehidupan dan penilaian

epidemiologis.

Dibangun di atas dasar-dasar inilah bab ini mengambil langkah berikutnya dalam kerangka

PRECEDE, menunjukkan bagaimana mengidentifikasi target perilaku dan lingkungan yang paling

bermanfaat untuk intervensi. Karena setiap perilaku yang dipilih menghasilkan diagnosis

pendidikan dan masing-masing faktor lingkungan merupakan diagnosis organisasi, perencana

harus teliti dalam memilih masalah.


Berkonsentrasi hanya pada area yang paling bermanfaat membatasi penggandaan langkah

perencanaan selanjutnya dan biaya terkait. Ini difasilitasi oleh penggunaan kriteria yang ketat dan

penerapan penilaian kritis dalam penilaian epidemiologis. Pemeriksaan yang ketat dan realistis

dari pentingnya dan kemampuan untuk berubah dari setiap perilaku target potensial dan kondisi

lingkungan mengurangi kebutuhan untuk upaya diagnostik selanjutnya. Dan, akhirnya, pernyataan

tujuan yang singkat mengarah pada kekhususan parutan dalam pengembangan program dan

menyederhanakan proses evaluasi.

LATIHAN

1. Untuk masalah kesehatan prioritas tertinggi yang diidentifikasi dalam tujuan program Anda

(Latihan 6, Bab 3), buat daftar perilaku spesifik yang mungkin bersifat kausal terkait dengan

mencapai tujuan itu dalam populasi Anda atau sistem klien.

2. Nilai setiap perilaku dalam inventaris Anda sebagai rendah, sedang, atau tinggi menurut (a)

prevalensi (menggunakan data populasi jika memungkinkan), (b) epidemiologis atau kausal

pentingnya (menggunakan rasio risiko relatif jika memungkinkan). dan C) kemampuan

berubah (menggunakan bukti dari penelitian sebelumnya jika memungkinkan).

3. Tulis tujuan perilaku untuk populasi Anda (siapa), yang menunjukkan apa sejauh (berapa

banyak) mereka akan menunjukkan perilaku (apa) pada titik waktu tertentu (kapan).

Perhatikan bahwa Anda dapat menyatakan proporsi populasi yang akan ditampilkan sebagai

ukuran berapa banyak.

4. Ulangi Latihan 1-3 untuk penilaian lingkungan (mengganti lingkungan dengan perilaku).

Anda mungkin juga menyukai