Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

KAJIAN TEKNIS TRIM BLAST DALAM MEMBENTUK


BENCH TAMBANG

BIDANG KEGIATAN
PKM PENELITIAN

DISUSUN OLEH:

JOHANES CEVIN GINTING F1D116008 2017


INDRA WESLY SIANIPAR F1D117009 2017
HANSWILY SINAGA F1D118025 2017

UNIVERSITAS JAMBI
JAMBI
2019

i
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – GAGASAN TERTULI
1. Judul Kegiatan : Kajian Teknis Trim Blast Dalam Membentuk
Bench Tambang

2. Bidang Kegiatan : PKM – Penelitian


3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Johanes Cevin Ginting
b. NIM : F1D116008
c. Jurusan : Teknik Pertambangan
d. Universitas : Universitas Jambi
e. Alamat Rumah dan No Hp : Perumahan Puri Masurai 2 Blok TQ NO.10 /
085210460103
f. Email : jocevgin98@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/ Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar :
b. NIDN/NIDK :
c. Alamat Rumah dan No Hp :
6. Biaya Kegiatan
a. Kemristekdikti : Rp. 12.500.000,-
7. Jangka Waktu Pelaksanaan :
Jambi, Desember 2019
Menyetujui Ketua Pelaksana Kegiatan

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Jambi,

Johanes Cevin Ginting


NIP. F1D116008

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Dosen Pembimbing,


Universitas Jambi,

Prof. Dr. Ir. Abdul Azis, M.Si


NIP. 196003091988031002 NIDN.

ii
DAFTAR ISI

PENGESAHAN PROPOSAL PKM – GAGASAN TERTULI ............................................................... ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................iii
BAB I .......................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................................. 1
1.3 Manfaat ........................................................................................................................... 2
BAB II ......................................................................................................................................... 3
GAGASAN .................................................................................................................................. 3
Trim Blast .............................................................................................................................. 3
Geometri Peledakan Berdasarkan R.L.ASH (1963) ............................................................... 7
Geometri Peledakan Berdasarkan Teori JC.Konya ................................................................ 9
Mekanisme Proses Pecahnya Batuan Akibat Proses Peledakan ......................................... 11
Pola Pemboran .................................................................................................................... 12
Pola Peledakan .................................................................................................................... 13
Perlengkapan Peledakan..................................................................................................... 13
Bahan Peledak..................................................................................................................... 14
BAB III ...................................................................................................................................... 15
KESIMPULAN ........................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 17
Lampiran 2. ............................................................................................................................. 19
Biodata Ketua Pelaksana..................................................................................................... 19
Biodata Anggota.................................................................................................................. 21
Biodata Anggota.................................................................................................................. 23
Lampiran 3. ......................................................................................................................... 25
Biodata Dosen Pendamping ................................................................................................ 25
Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas .................................... 27
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana ..................................................................... 28

iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki industri tambang, sehingga
banyaknya instansi yang membuka perusahaan dibidang industri pertambangan. Dalam
bidang pertambangan erat kaitannya dengan suatu kejadian bench yang longsor
diakibatkan dengan adanya aktivitas penambangan seperti peledakan, aktivitas alat
hauling dan loading dilokasi bench. Dikarenakan peledakan memiliki daya ledak yang
cukup kuat dan juga menghasilkan suatu getaran tersendiri melalui material batuan
utuh dan gelombang geser (shear waves), yang dapat merusak atau mengganggu
kestabilan lereng yang ada. Oleh karenanya untuk mendapatkan suatu bench yang
stabil melalui aktivitas peledakan maka dilakukan dengan metode Trim Blasting,
Anders Frappel, P. Eng., FGS)-Geotechnical Engineer, Canada.
Trim blast merupakan salah satu metode controlled blasting, dimana fungsinya
adalah untuk menciptakan suatu jenjang akhir. Pada trim blasting ini, lubang ledak
berada pada baris terakhir daripada lubang produksinya dan terletak dekat dengan
dinding yang ingin dibentuk. Dan lubang trim blast itu sendiri memiliki isian bahan
peledak yang lebih sedikit daripada lubang produksi, tujuannya adalah untuk
menciptakan bench yang stabil dengan mengurangi backbreak yang berasal dari proses
peledakan produksi tersebut.
Aktivitas peledakan dan aktivitas penambangan dapat mempengaruhi
produktivitas perusahaan dan keamanan lokasi kerja tambang. Didalam dunia
pertambangan dilakukan stabilisasi lereng untuk mengurangi terjadinya longsor dan
kecelakaan kerja pada tambang. Untuk membentuk bench yang stabil dilakukan dengan
3 faktor yang harus diperhatikan, yaitu memahami sudut yang ingin dibentuk dan
didapatkan pada ahli geoteknik, geometri peledakan dari crest ke row, dan pengisian
bahan peledak perlubang antara lubang trim dan lubang produksi. Antara lubang trim
dan lubang produksi memiliki pengisian bahan peledak yang berbeda, tujuannya adalah
untuk mendapatkan hasil yang optimal dan juga efisien dari dilakukannya peledakan
tersebut, dan juga mengurangi konsumsi bahan peledak yang berlebihan.

1.2 Tujuan
Adapun Tujuan yang ingin dicapai dari program ini antara lain sebagai berikut:
1.2.1 Mengetahui teknis kerja trim blast sebagai metode controlled blasting
dalam pembentukan bench pada tambang.
1.2.2 Dapat mengetahui teknis trim blast sebelum dan setelah dilakukan trim
blast dengan menggunakan parameter-parameter yang diamati.

1
1.2.3 Dapat mengetahui bentuk bench yang diinginkan setelah dilakukan trim
blast.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari program ini antara lain sebagai berikut:
1.3.1 Mendorong niat dan penanggulangan perusahaan dalam pembentukan
bench pada tambang.
1.3.2 Memberikan solusi dan cara terbaru dalam membentuk bench pada
aktivitas peledakan.

2
BAB II
GAGASAN
Trim Blast
Trim Blast merupakan salah satu metode controlled blasting, Dimana Fungsi dari
Trim Blast itu sendiri adalah untuk menciptakan suatu jenjang akhir. Pada Trim
Blasting tersebut, lubang ledak berada pada baris terakhir dari pada lubang produksinya
dan terletak dekat dengan dinding yang ingin dibentuk. Dan lubang Trim blast itu
sendiri memiliki isian bahan peledak yang lebih sedikit dari pada lubang produksi,
Tujuan nya adalah untuk menciptakan bench yang stabil dengan mengurangi
backbreak yang berasal dari proses peledakan produksi tersebut. (Sarah McAuley,
E.I.T) – Geotechnical Engineer, Canada
Pada trim blast tersebut memiliki 2 lubang yakni, lubang trim dan lubang produksi.
Pada lubang trim memiliki kedalaman lubang dan isian bahan peledak yang khusus
dari lubang produksi. Dan proses yang terjadi ketika lubang produksi meledak maka
akan menimbulkan gelombang kejut atau Shock waves kearah lubang trim. Ketika
lubang trim meledak maka akan menimbulkan gelombang kejut pula. Pada saat lubang
produksi meledak maka akan menimbulkan energi yang besar dan membuat rekahan –
rekahan pada massa batuan itu sendiri. Gelombang kejut yang berasal dari lubang
produksi akan menyebarkan energi keseluruh massa batuan tersebut, termasuk ke
lubang trimnya. Namun, dikarenakan isian bahan peledak pada lubang trim itu sedikit,
maka energi yang dihasilkan tidaklah sebesar energi dari lubang produksinya. Akibat
energi yang dihasilkan tidak terlalu besar, maka tidak adanya backbreak pada
dinding/bench yang akan dibentuk. dikarenakan pada lubang trim tersebut kunci dari
terbentuknya bench yang stabil. Untuk mendapatkan hasil lubang stabil dilakukannya
suatu observasi tersendiri untuk mendapatkan kedalaman dari keterbentukan sudut
menggunakan rumus phytagoras dan software autocad sebagai desainan rangkaian
tersebut. (Dyno Nobel, 2018)
Untuk membentuk suatu bench yang stabil perlu diperhatikan atas beberapa faktor
yang harus diperhatikan dalam pendesainan trim blast, yaitu:
1. Geometri peledakan CR ( Crest ke row)
Dalam Geometri peledakan untuk trim blast ini memiliki persamaan yang harus
digunakan dalam trim blast, yaitu:
 Spacing (menurut A.Bauer dan William A Crosby (1989) dirumuskan:
St = (12-16) × 𝐷
Dimana: St = Spacing pada lubang Trim (m)
D = Diameter Lubang Ledak ( mm)
 Burden Trim (menurut JC.Konya (1995) Burden dapat dirumuskan sebagai
berikut:
Bt=St

3
Dimana: Bt = Burden trim (m)
St = Spacing trim (m)
 Steamming merupakan lapisan penutup untuk menahan laju dari peledakan
yang mengakibatkan fly rock berlebih. Steaming dapat dirumuskan sebagai
berikut:
T = 0,7 × 𝑏
Dimana: T = Steamming (m)
B = Burden (m)
 Kolom Isian (PC) merupakan Panjang Kolom untuk pegisian bahan peledak
atau Charge Length.
PC = 𝐻 − 𝑇
Dimana: H = Kedalaman dari lubang ledak (m)
T = Steamming (m)
2. Spasi pada trim row yang besarnya lebih kecil dari burden
Dalam hal pendesainan trim blast sebenarnya berfokus pada mengendalikan
peledakan sebisa mungkin untuk membentuk suatu bench dengan kepekaan yang
tinggi. Terkhusus pada geometri peledakan, yaitu spasinya haruslah lebih kecil dari
pada burden, tujuannya adalah untuk mengkombinasikan antara bahan peledak yang
digunakan dengan takaran yang sedikit terhadap area cakupan yang diledakkan dengan
energi distribusi bahan peledak atau gelombang kejut yang memanfaatkan rongga-
rongga kosongnya. Dalam Geomterinya spasi pada lubang trim ini harus lebih kecil
dari pada burdennya, dikarenakan untuk memanfaatkan ruang – ruang kosong kecil
yang ada dari energi distribusi yang dihasilkan dari bahan peledaknya. (Dyno Nobel
Explossive)
3. Timing delay
Timing Delay merupakan Waktu tunda yang dipakai dalam hal rancangan untuk
performa peledakan itu sendiri. Tujuan dari Timing Delay itu sendiri adalah untuk
mengkontrol peledakan agar hasilnya tercapai oleh target yang diinginkan. Waktu
tunda tersebut memiliki tujuan untuk meminimalisir terjadinya getaran tanah (Ground
Vibratio), mengurangi suara dari ledakan (noise), serta untuk mengarahkan lemparan
fragmentasinya atau batuan hasi peledakan sesuai yang ditentukan dan menghindari
terjadinya fly rock yang memiliki dampak terhadap lingkungan dan juga keamanan
sekitar. Untuk mengkontrol/mengendalikan fly rock nya dan fragmentasinya walau
konsumsi bahan peledak dipakai banyak dapat dilakukan dengan timing delay ikon
tube pemakaian delay CD #025 dan CD#065. Tujuan nya adalah semakin lama delay
yang digunakan maka semakin baik pula hasil yang didapat.(Blast Dynamic,inc –
Dyno Nobel)

4
Gambar 2.1 Delay interval untuk mengkontrol peledakan menggunakan Software
Shotplus
4. Jenis bahan peledak yang digunakan perlubang
Jenis Bahan Peledak yang digunakan tergantung situasi dan kondisi lapangan yang
dihadapi. Ketika Area cakupan tersebut tergenang oleh air atau lembab, maka Bahan
peledak yang cocok digunakan adalah Emulsion. Bahan peledak Emulsion memiliki
Berat Jenis = 1 atau setara dengan berat jenis air. Area cakupan yang dihadapi jika
kering maka bahan peledak yang digunakan adalah ANFO (Amonium Nitrat Full Oil)
dengan berat densitasnya adalah 0.85 gr/cc tergantung diameter lubang bor yang
digunakan. Semakin Besar Diameter lubang bor yang digunakan (inch) maka semakin
besar pula bahan peledaknya.(Blast Dynamic,inc – Dyno Nobel)
5. Energi vertical distribusi yang dihasilkan pada bahan peledak yang digunakan
Dalam Bahan peledak yang digunakan ketika diledakkan maka akan menimbulkan
getaran. Timbulnya suatu getaran tersebut berasal dari energi distribusi yang
melakukan kontak langsung dengan batuan utuh dan menghasilkan Shear waves atau
gelombang geser. Maka energi vertical distribusi ini merupakan faktor yang harus
diperhatikan. Ketika Energi tersebut diabaikan maka akan berakibat fatal pada bench
yang akan dibentuk. Biasanya energi Vertical distribusi ini berkisar antara 3 s/d 11 (m)
tergantung Banyak sedikit nya bahan peledak yang digunakan. (Blast Dynamic,inc –
Dyno Nobel)

5
Gambar 2.2 Energi Vertical Distribusi
6. Software Autocad yang fungsinya untuk mendapatkan kedalaman yang efektif
dalam rangkaian geometri peledakannya.

Gambar 2.3 Rancangan Geometri untuk mendapatkan penggambaran kedalaman


yang efektif
Perhatikan gambar 2.3 pada rancangan geometri untuk mendapatkan
penggambaran kedalaman yang efektif. Dalam hal ini, untuk mendapatkan kedalaman
lubang ledak dapat diperoleh dari rumus phytagoras yaitu tan ∝ = 𝑏/𝑎 . Ketika

6
kedalaman lubang ledak telah diketahui, maka bisa di kombinasikan ke software
autocad untuk melihat kedalaman efektifnya.
Geometri Peledakan Berdasarkan R.L.ASH (1963)
2.2.1 Burden
Burden adalah jarak tegak lurus antara lubang ledak dengan bidang bebas yang
panjangnya tergantung pada karakteristik batuan dan bahan peledak yang akan
dipergunakan. Menentukan ukuran burden merupakan langkah awal untuk
memperoleh hasil peledakan yang sesuai dengan keinginan.
Untuk mengambil nilai burden R.L. Ash (1963) mendasarkan pada acuan penggunaan
bahan peledak standar.
 Densitas batuan : 160 lb/cuft.
 Spesifik Gravity peledak standar : 1,20
 Kecepatan Detonasi bahan peledak standar : 12.000 fps
Pada kondisi batuan yang akan diledakkan sama dengan batuan standar dan
bahan peledak yang digunakan sama dengan bahan peledak standar, maka digunakan
burden ratio (Kb) yaitu 30. Tetapi jika batuan yang diledakkan tidak sama dengan
batuan standar dan bahan peledak yang digunakan juga tidak sama bahan peledak
standar, maka harga Kb standar harus dikoreksi dengan faktor penyesuaian.
 Faktor penyesuaian untuk batuan (Af1) adalah :
Af1 = ............................................................................................................. 2.1
Dimana :
Af1 = Faktor penyesuaian untuk batuan.
D = Bobot isi batuan yang akan diledakkan, lb/cuft.
Dstd = Bobot isi batuan standar, lb/cuft.
 Faktor penyesuaian bahan peledak (Af2) adalah :
Af2 = ........................................................................................................... 2.2
Dimana :
Af2 = Faktor penyesuaian untuk bahan peledak.
SG = Berat jenis bahan peledak yang dipakai.
Ve = Kecepatan detonasi bahan peledak yang digunakan, ft/s.
SGstd = Berat jenis bahan peledak standar.
Vestd = Kecepatan detonasi bahan peledak standar, ft/s.
 Nilai Kb terkoreksi
Kbterkoreksi = 30 x Af1 xAf2 .............................................................................. 2.3
Dimana :
Af1 = Faktor penyesuaian untuk batuan.
Af2 = Faktor penyesuaian untuk bahan peledak.
d. Nilai Burden adalah :

7
B= xDe ............................................................................................................ 2.4
Dimana :
B = Burden, ft.
Kbterkoreksi = Nilai burden ratio terkoreksi
De = Diameter lubang ledak, inch.
2.2.2 Spasi
Spasi adalah jarak antar lubang ledak yang dirangkai dalam satu baris dan diukur
sejajar terhadap bidang bebas. Penerapan jarak spasi harus mempertimbangkan
perbandingan dengan burden agar didapatkan cakupan energi peledakan yang cukup
untuk mendapatkan hasil fragmen batuan yang diinginkan
Parameter penentuan besar spacing ratio adalah sebagai berikut :
 Peledakan serentak per baris maka S = 2B
 Peledakan beruntun tiap lubang ledak S = 1,15B
 Peledakan beruntun delay interval lama (Second Delay) maka S= B
 Peledakan dengan ms delay, maka S= 1B - 2B
 Jika terdapat kekar yang tidak saling tegak lurus, maka S = 1,2B – 1,8B
Berdasarkan nilai Kb tersebut, maka dapat diperoleh persamaan untuk menentukan
panjang spasi adalah sebagai berikut :
S =B x Ks ........................................................................................................ 2.5
Dimana :
S = Spasi, meter.
B = Burden, meter.
Ks = Spacing Ratio.
2.2.3 Steaming
Stemming adalah material penutup di dalam lubang bor di atas kolom isian bahan
peledak. Fungsi stemming adalah untuk mengurung gas-gas hasil ledakan agar dapat
menekan batuan dengan kekuatan cukup besar. Sedangkan dalam penggunaan
stemming yang perlu diperhatikan adalah panjang stemming yang diterapkan dan
ukuran material yang digunakan.
Ukuran material stemming sangat berpengaruh terhadap hasil peledakan, apabila
bahan stemming terdiri dari material halus, maka akan mudah terdorong oleh dorongan
udara bertekanan tinggi sehingga akan mengakibatkan berkurangnya daya dorong dari
bahan peledak.
Ukuran stemming yang pendek dapat menyebabkan pecahnya batuan pada bagian
atas, dan mengurangi fragmen batuan keseluruhan karena gas hasil ledakan menuju ke
atas dengan mudah dan cepat.
Persamaan untuk menghitung panjang stemming adalah sebagai berikut :
T = B x Kt ................................................................................................... 2.6
Dimana :

8
T = Stemming, meter.
Kt = Stemming ratio (0,5-1,0).
B = Burden, meter
2.2.4 Subdrill
Subdrill merupakan panjang lubang ledak yang berada di bawah garis lantai
jenjang, yang berfungsi untuk membuat lantai jenjang mejadi lebih rata setelah
peledakan. Bila jarak subdrill terlalau besar maka akan menghasilkan efek getaran
tanah, sebaliknya bila subdrill terlalu kecil maka akan menghasilkan tonjolan pada
lantai jenjang (toe) karena batuan tidak terpotong sebatas lantai jenjang.
Persamaan untuk menentukan panjang subdrill adalah sebagai berikut :
J = B x Kj ......................................................................................................... 2.7
Dimana :
J = Subdrill, meter.
Kj = Subdrill ratio (0,2-0,3).
B = Burden. meter.
2.2.5 Kedalaman Lubang Ledak ( H )
Kedalaman lubang ledak biasanya ditentukan berdasarkan jumlah produksi dan
kapasitas dari alat muat. Persamaan untuk menentukan kedalaman lubang tembak dapat
digunakan rumus sebagai berikut :
H = Kh x B ....................................................................................................... 2.8
Dimana :
H = Kedalaman lubang tembak, meter.
Kh = Hole depth ratio (1,5 – 4,0).
B = Burden, meter.
2.2.6 Panjang Kolom Isian ( PC )
Panjang kolom isian merupakan panjang kolom lubang ledak yang diisi oleh
bahan peledak. Persamaan yang digunakan untuk menghitung panjang kolom isian
(Charge Length) adalah sebagai berikut :
PC = H – T ...................................................................................................... 2.9
Dimana :
PC = Panjang kolom isian, meter.
H = Kedalaman lubang ledak, meter.
T = Panjang Stemming, meter.
Geometri Peledakan Berdasarkan Teori JC.Konya
Untuk memperoleh hasil pembongkaran batuan sesuai dengan yang diingikan,
maka perlu suatu perencanaan peledakan dengan memperhatikan besaran-besaran
geometri peledakan. Geometri peledakan menurut C. J. Konya (1990) adalah sebagai
berikut:
2.3.1 Burden

9
Burden dihitung berdasarkan diameter lubang ledak, jenis batuan dan jenis bahan
peledak yang diekspresikan dengan densitasnya. Rumusnya adalah:
B = 3.15 x De x (SGe/SGr)0.30 ...................................................................... 2.10
Keterangan :
B = burden
De = diameter lubang ledak (inchi)
SGe = berat jenis bahan peledak yang dipakai
SGr = berat jenis batuan yang dibongkar
2.3.2 Spasi
Spasing ditentukan berdasarkan sistem tunda yang direncanakan dan
kemungkinannya adalah:
 Serentak tiap baris lubang ledak ( instantaneous single-row blastholes )
H < 4B, S = (H + 2B) / 3 ; H > 4B, S = 2B ................................................... 2.11
 Berurutan dalam tiap baris lubang ledak ( sequenced single-rowblasthole )
H < 4B, S = (H + 7B) / 8 ; H > 4B, S = 1,4B ................................................ 2.12
2.3.3 Steaming
Stemming adalah kolom material penutup lubang ledak di atas kolom isian bahan
peledak. Menurut C.J. Konya rumusan dalam menentukan stemming adalah:
Batuan massive, T = B ............................................................................... 2.13
Batuan berlapis, T = 0,7 B .......................................................................... 2.14
Keterangan :
T = stemming (m)
B = burden (m)
2.3.4 Subdrilling
Subdrilling adalah merupakan panjang lubang ledak yang berada di bawah garis
lantai jenjang. Subdrilling berfungsi untuk membuat lantai jenjang relatif rata setelah
peledakan. Adapun persamaan untuk mencari jarak subdrilling adalah sebagai berikut:
J = 0,30 x B ................................................................................................... 2.15
Keterangan :
B = burden (m),
J = subdrilling (m)
2.3.5 Charge Length ( PC )
Charge length merupakan panjang kolom isian bahan peledak. Persamaan dalam
penentuan PC adalah:
PC = H – T .................................................................................................... 2.16
Keterangan :
PC = panjang kolom isian bahan peledak (m)
H = kedalaman lubang ledak (m)
T = stemming (m)

10
2.3.6 Powder Factor ( PF )
PF = Whandak / B x S x BH ......................................................................... 2.17
Keterangan :
PF = powder factor
Whandak = jumlah pemakaian handak
Mekanisme Proses Pecahnya Batuan Akibat Proses Peledakan
Suatu batuan yang pecah akibat dari bahan peledak akan mengalami beberapa
tingkatan dalam prosesnya, diantaranya.
2.4.1 Proses Pemecahan Tingkat I
Ketika bahan peledak berada berada dalam ledak meledak, maka akan
menimbulkan tekanan yang tinggi disekitaran lubang ledak tersebut. Gelombang kejut
yang dihasilkan dari peledakan itu sendiri akan merambat dengan kecepatan 3000 –
5000 m/s sehingga akan mengakibatkan tegangan yang arahnya tegak lurus dengan
dinding lubang ledak. Dari tegangan tersebut maka akan menimbulkan rekahan radial
yang merambat di lubang tembak dalam kurun waktu 1 – 2 ms.
2.4.2 Proses Pemecah Tingkat II
Tekanan yang dihasilkan dari pemecah tingkat I adalah akan menimbulkan
gelombang kejut dan juga akan bernilai positif. Bila gelombang kejut mencapai bidang
bebas maka akan dipantulkan kembali sehingga akan turun dan bernilai negative,
kemudian akan kembali kedalam batuan itu sendiri. Batuan akan mengalami ketahanan
yang lebih tinggi terhadap tekanan dari pada tarikan, sehingga gelombang tarik tersebut
akan menimbulkan suatu rekahan didalam batuan tersebut.
2.4.3 Proses Pemecah Tingkat III
Akibat dari tekanan yang sangat tinggi dari gas – gas yang dihasilkan peledakan
itu sendiri maka rekahan yang terbentuk dari I dan II akan semakin cepat melebar.
Apabila suatu masa batuan didepan lubang ledak gagal dalam mempertahankan
posisinya dan bergerak ke depan maka tegangan tekan tinggi yang berada didalam
batuan akan dilepas. Dan efek dari tersebut akan tegangan tarik tinggi sebagai
kelanjutan tingkat II itu sendiri. Rekahan yang terbentuk akan menyebabkan bidang –
bidang lemah untuk memulai reaksi – reaksi fragmen utama dari proses peledakan.

11
sumber: rudniachri.blogspot.com/2014/03/
Gambar 2.4 Proses Pemecah batuan akibat peledakan
Pola Pemboran
Hasil dari peledakan sebenarnya tergantung dari mutu kinerja pemboran itu
sendiri, antara lain:
 Keteraturan Letak daripada lubang bor tersebut
Tujuan pemboran adalah untuk meletakkan bahan peledak di posisi yang sudah
ditentukan, untuk itu didalam pelaksanaan lubang bor dirancang dengan suatu pola
yang teratur agar bahan peledak terdistribusi secara merata.
 Penyimpangan arah dan juga sudut dari lubang bornya
Pada Pemboran yang miring posisi lubang bor tersebut sangatlah perlu dicermati,
walaupun letak lubang bor sudah sempurna atau diposisi yang telah ditentukan,
bila posisi tersebut tidak sejajar dengan alat bor sebelumnya dasar lubang tidak
akan sejaja. Penyimpangan arah dan juga sudut pemboran dipengaruhi oleh
beberapa faktor, diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Struktur batuan
b. Keteguahan batang bor ( Striffness)
c. Kesalahan Collaring ( awal pemboran )

12
d. Kesalahan posisi alat bor
 Kerapihan dan kedalaman lubang bor itu sendiri
Permukaan ataupun lantai bor biasanya tidak rata dan datar sehingga kedalaman
lubang bor tidak akan sama seluruhnya.
Pola Peledakan
Pola peledakan merupakan suatu rangkaian untuk mendapatkan hasil kerapian
yang baik, yang fungsinya untuk mengatur arah peledakan yang akan direncanakan.
Pola peledakan yang sering dipakai ada 2 (dua), yaitu Echelon dan Box cut. Pada
masing-masing pola peledakan tersebut mempunyai fungsi pemakaian masing-masing.
Tujuannya adalah untuk mendapatkan timing yang rapi pada saat Fire dilakukan.

Gambar 2.5 Pola rangkaian Peledakan Echelon dengan arah peledakan corner Cut
blast
Perlengkapan Peledakan
Dalam Perlengkapan peledakan merupakan bahan – bahan yang dibutuhkan dalam
kegiatan. Namun, penggunaannya hanya untuk satu kali pemakaian saja dalam suatu
kegiatan peledakan dikarenakan bahan tersebut lansung hancur diledakkan. Beberapa
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Detonating Cord ( Sumbu Ledak )
Sumbu ledak merupakan sumbu yang pada bagian intinya terdapat suatu bahan
PETN, yaitu salah satu jenis bahan peledak kuat yang memiliki kecepatan
rambatnya berkisar antara 6000-7000 m/s. Memiliki ketahanan terhadap air yang

13
baik, serta memiliki kuat tarik yang baik pua. Sumbu ledak dikenal dengan nama
Cordtex
2. Booster (Pentolite Cast Booster)
Booster merupakan bahan peledak dengan daya ledak paling tinggi diantara semua
jenis handak yang dipakai. Booster ini merupakan percampuran proses pelelehan
dari TNT (Tri Nitro Toluena) dengan PETN (Penta Erytrithol Tetra Nitrate).
3. Cramper ( Penjempit sumbu api )
4. Relay Connector ( Surface Delay )
Relay Connector merupakan perlengkapan peledakan yang digunakan untuk
waktu tunda diatas permukaan baik antar baris maupun antar lubang bor. Waktu
tunda tersebut memiliki tujuan untuk meminimalisir terjadinya getaran tanah
(Ground Vibratio), mengurangi suara dari ledakan (noise), serta untuk
mengarahkan lemparan fragmentasinya atau batuan hasi peledakan sesuai yang
ditentukan dan menghindari terjadinya fly rock yang memiliki dampak terhadap
lingkungan dan juga keamanan sekitar.
5. Sumbu Api (Safety Fuse)
Sumbu api merupakan alat berupa sumbu yang fungsinya merambatkan api dengan
kecepatan tetap. Perambatan api tersebut dapat menyalakan ramuan pembakaran
(ignition mixture) didalam detonator biasa, sehingga dapat meledakkan isian
primer dan isian dasarnya.
6. Dynamite dayagel dahana magazine ( Daya gel atau slurry)
Merupakan bahan peledak istimewa yang memiliki kekuatan tinggi dan beremulsi
sensitive yang kuat, namun demikian memiliki sensitivitas rendah terhadap impak
mekanik. Dayagel magnum merupakan bahan peledak kuat tahan air yang dikemas
dalam catridge dari bahan nilon. (PT.Dahana Persero)
Bahan Peledak
Bahan peledak merupakan suatu bahan/zat berbentuk cair, gas maupun padat yang
apabila dikenakan suatu aksi berupa panas, benturan, gesekan akan berubah secara
kimiawi yang menjadi lebih stabil yang sebagian besar ataupun seluruhnya berbentuk
gas dan perubahan tersebut berlangsung dalam kurun waktu yang sangat singkat dan
juga disertai efek panas dan juga tekanan yang sangat tinggi.

14
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian ini dilakukan di suatu instansi yang bergerak di bidang pertambangan
dengan waktu yang menyesuaikan. Metode dilakukan dengan mengamati langsung
dilapangan merupakan ikut terjun langsung dalam kegiatan perencanaan peledakan
trim blast tersebut.
Teknis atau Rekayasa penelitian digunakan sebagai cara pengumpulan data yang
berupa kontroler peledakan terhadap pembentukan bench pada tambang.

15
Start

Studi Literatur

Pengamatan langsung
dilapangan

Pengambilan Data

Data Primer : Data Sekunder :


1. Isian perlubang 1. Gambaran daerah penelitian
2. Geometri Peledakan ( jarak 2. Keadaan Umum perusahaan
row pertama dari crest ) 3. Data Geoteknik
3. Fragmentasi 4. Metode peledakan

Pengolahan Data

Analisa data:
1. Menggunakan software Shotplus untuk rangkaian peledakan dan penggunaan delay
interval untuk meminimalkan getaran dan fly rock
2. Memakai software autocad untuk mendesain geometri trim blast
3. Menggunakan software split dektstop untuk mendapatkan size/ukuran fragmentasi sesuai
dengan keinginan perusahaan

Pembahasan:
1 .Data yang dianalisa dari penelitian ini adalah data primer, yaitu: geometri peledakan, isian
bahan peledak perlubang menggunakan software shotplus dimana untuk mendapatkan isian
perlubang baik dari lubang trim dan lubang produksinya untuk membentuk bench dan delay
interval untuk mengurangi getaran dan fly rock nya .
2. Dan Software autocad untuk mendesain geometri trim, tujuannya adalah untuk mendapatkan
desainan yang begitu efesien dalam keterbentukan bench yang akan dibentuk tanpa adanya
backbreak yang terjadi.
3. Untuk perhitungan fragmentasi menggunakan software split desktop dalam penggambaran
hasil ukuran fragmentasi rata-rata yang diinginkan, yaitu P80

Kesimpulan

16
DAFTAR PUSTAKA

Ash, R. L (1963), “The Mechanics Of Rock Breakage, Pit & Quarry Magazine.”
Sept And Oct, Hal 75-93
Anonim, (2013). “Split Desktop 2.0 Demo
Dyno Nobel-Blast Dynamic Inc “Kajian Juru Ledak”
Koesnaryo S. (2001). “ Rancangan Peledakan Batuan” Jurusan Teknik Pertambangan
UPN Veteran, Yogyakarta, Hal 8-12
Kramadirata, S., (2004) “Pendidikan dan Pelatihan Juru Ledak’’. Bandung :
ESDM Pusdiklat Teknologi Mineral dan Batubara
Orica Mining Service, “ Case Stude Increase Both Production and Trim Blast, Job
Site PT. Newmont Nusa Tenggara, Batu Hijau, Indonesia.

17
Lampiran 1. Format Jadwal Kegiatan

No. Jenis Kegiatan Bulan


1 2 3 4 5
1.
2.

18
Lampiran 2.
Biodata Ketua Pelaksana
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Johanes Cevin Ginting
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Pertambangan
4 NIM/NIDN F1D116008
5 Tempat dan Tanggal Lahir G. Tinggi 1 Februari 1998
6 E – mail jocevgin98@gmail.com
7 No telepon/Hp 085210460103

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/ Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas jambi
Jurusan Teknik
Pertambangan
Tahun Masuk – lulus 2017 – 2021

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )*)


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

19
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-PENELITIAN.

Jambi, 07 Desember 2019


Pengusul

JOHANES CEVIN GINTING


NIM. F1D116008

20
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Indra Wesly Sianipar
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Pertambangan
4 NIM/NIDN F1D117009
5 Tempat dan Tanggal Lahir Medan, 28 Juli 1999
6 E – mail indrawesly.sianipar@gmail.com
7 No telepon/Hp 082333332301

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/ Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas
jambi
Jurusan Teknik
Pertambangan
Tahun Masuk – lulus 2017 - 2021

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )*)


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

21
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Jambi, 07 Desember 2019


Pengusul

INDRA WESLY SIANIPAR


NIM. F1D117009

22
Biodata Anggota
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap Hans Willy Sinaga
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Pertambangan
4 NIM/NIDN F1D118025
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jambi, 13 Maret 1999
6 E – mail hanswilyjm123@gmail.com
7 No telepon/Hp 082279550509

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/ Magister S3/Doktor
Nama Institusi Universitas jambi
Jurusan Teknik
Pertambangan
Tahun Masuk – lulus 2017-2021

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )*)


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Waktu dan
Ilmiah Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

23
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Jambi, 07 Desember 2019


Pengusul

INDRA WESLY SIANIPAR


NIM. F1D117009

24
Lampiran 3.
Biodata Dosen Pendamping
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap
2 Jenis Kelamin
3 Program Studi
4 NIM/NIDN
5 Tempat dan Tanggal Lahir
6 E – mail
7 No telepon/Hp

B. Riwayat Pendidikan
Sarjana S2/ Magister S3/Doktor
Nama Institusi
Jurusan
Tahun Masuk – lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah ( Oral Presentation )*)


No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1
2
3

D. Penghargaan dalam 5 Tahun Terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun
Penghargaan
1
2

25
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian Biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan PKM-P.

Jambi, 07 Desember 2019


Pendamping

NIDN.

26
Lampiran 4 Susunan Organisasi Tim Kegiatan dan Pembagian Tugas
No Nama Program Bidang Alokasi Waktu Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/Minggu)
1. Johanes Teknik Selama masa  Pembuatan
Cevin Pertamban pembuatan proposal
Ginting gan sampai 
pelaksaan
program
2. Indra Wesly Teknik Selama masa  Pembuatan
Sianipar Pertamban pembuatan proposal
gan sampai 
pelaksaan
program
3. Hans Willy Teknik Selama masa  Pembuatan
Sinaga Pertamban pembuatan proposal
gan sampai 
pelaksaan
program

27
Lampiran 5. Surat Pernyataan Ketua Pelaksana

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
Sekretariat: Jalan Jambi-Ma.Bulian Gedung FST Universitas Jambi 36361

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Johanes Cevin Ginting
Nim : F1D116008
Program Studi : Teknik Pertambangan
Fakultas : Sains dan Teknologi

Dengan ini menyatakan bahwa proposal PKM-P saya dengan judul “Kajian Teknis Trim Blast
Dalam Membentuk Bench Tambang” yang diusulkan untuk tahun anggaran 2019 adalah asli
karya kami dan belum pernah dibiayai oleh Lembaga atau Sumber dana lain.

Bila mana di kemudian hari ditemukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia
dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan mengembalikan seluruh biaya
yang diterima ke kas Negara.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-benarnya.

Jambi, 07 Desember 2019


Menyetujui Yang menyatakan,
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Jambi,

Johanes Cevin Ginting


NIP. NIM. F1D116008

28

Anda mungkin juga menyukai