Anda di halaman 1dari 152

UNIVERSITAS INDONESIA

PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI INTERVENSI


DALAM MENGATASI MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK RM, KELURAHAN SUKATANI,
DEPOK.

KARYA ILMIAH AKHIR NERS

NAJAT
0906493376

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


UNIVERSITAS INDONESIA

PERAWATAN PAYUDARA SEBAGAI INTERVENSI


DALAM MENGATASI MASALAH
KETIDAKEFEKTIFAN PEMBERIAN ASI PADA
KELUARGA BAPAK RM, KELURAHAN SUKATANI,
DEPOK.

KARYA ILMIAH AKHIR NERS


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ners

NAJAT
0906493376

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN


PROGRAM STUDI NERS
DEPOK
JULI 2014

ii

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS

Karya Ilmiah Akhir Ners ini adalah hasil saya sendiri,

dan semua siimher haih yang dihutip maupun di rujuk

telab saya oyatakan benar

Nam : NAJAT, S.Kep


NPM : 0906493376
Tanda "£angan

Tanggal : 14 Juli 2014

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


HALAMAN PENGESAHAN

Karya llmiah Akhir Ners ini diajukan oleh:


Nama : Najat, S.Kep
NPM 0906493376
Program Studi : Ners
Judul Karya Ilmiah : Pemwatan Payudara sebagai Intervensi dalam
Mengatasi Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI
pada Keltiarga Bapak RM, Kelurahan Sukatani,
Depok.

Telah berbaail diper tabunkan dibadapan Dewan Penguji dan diterima


sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ners
pada Program Studl News, Fahultas Dmu Keperawatan, Universltas
Indonesia

DEWAN PENGUIN

Pembimbing:
Wiwin Wiarsih, S.Kp., MN

Penguji:
Ns. Istianna Nurhidayati, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom (

Ditetapkan di
Tanggal : 14 Juli 2014

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat dan karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah akhir ners yang berjudul
”Perawatan Payudara sebagai Intervensi dalam Mengatasi Masalah
Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Keluarga Bapak RM, Kelurahan
Sukatani, Depok”. Penulisan karya ilmiah akhir ners ini dilakukan dalam rangka
memenuhi mata ajar Karya Ilmiah Akhir Ners pada Fakultas Ilmu Keperawatan
Universitas Indonesia.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan karya ilmiah akhir ners ini, sangatlah
sulit bagi penulis untuk menyelesaikan tulisan ini. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih pada:
1. Ibu Junaiti Sahar, S.Kp., M.App.Sc., Ph.D, selaku Dekan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia.
2. Ibu,Fajar Tri Waluyanti, S.Kp., M.Kep., Sp.An selaku koordinator mata ajar
Karya Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dan seluruh staf pengajar mata ajar Tugas
Akhir.
3. Ibu Wiwin Wiarsih, SKp., MN selaku pembimbing yang telah menyediakan
waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dalam penulisan karya
ilmiah akhir ners ini.
4. Ibu Istianna Nurhidayati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom selaku penguji di
presentasi akhir KIAN.
5. Drg. Anti selaku kepala Puskesmas Sukatani yang telah bekerja sama dengan
kami selama praktik klinik keperawatan Masyarakat Perkotaaan.
6. Bapak Husnuddu’at dan Ibu Zuhriah selaku orang tua, Kakak saya Sholah,
Abdul Aziz, Noura, serta Adik saya Ahmad, Jawahir, dan Siti Maulida
Suroyya. yang penulis sayangi dan selalu mendoakan dengan segenap cinta,
mendukung keberhasilan laporan penulisan baik secara moril maupun materil.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


7. Alfian Irwan Adiguna selaku sahabat yang siap memberikan motivasi dalam
menjalani profesi selama setahun ini.
8. Rio Alfian Pradana, seseorang teman, sahabat, saudara yang spesial dan selalu
mendukung, serta membantu penulis dalam menghadapi setiap masalah.
9. Teman-teman FIK angkatan 2009, terutama sahabat-sahabat saya Choirunnisa
Umam, Dita Nur Hidayah, Asma Muthmainah, Radhita Ramadhany Dika
Alba Putri, Laily Agustiani, Evie Kemala Dewi, Saetia Listiana.
10. Teman-teman satu bimbingan Zakiyyah Ahsanti, Ushal Imami Fadhila, Maria
Lidya, Sri Mauliani, dan Agung Purwadi.
11. Keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V yang telah menerima mahasiswa
dengan baik selama melakukan asuhan keperawatan keluarga dalam Praktik
Klinik Keperawatan Masyarakat Perkotaan.
12. Masyarakat di RW 01 dan segenap kader yang telah membantu kami dalam
pelaksanaan kegiatan asuhan keperawatan komunitas, serta bersedia
menyediakan waktu dan tempat untuk kami.
13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
bantuan kalian semua selama penulisan KIA-N ini.
semoga segala kebaikan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis
mendapat balasan dari Allah SWT.

Penulis berharap karya ilmiah akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri dan
bagi pembaca.

Depok, Juli 2014

Najat, S.Kep

vi

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai sivitas akademika Universitas Indonesia, saya yang bertandatangan


dibawah ini:
Nama : Najat., S.Kep
NPM 0906493376
Pmgram Studi : hers
Fakultas : llmu Keperawatan
Jenis Kalya : Karya Ilmiah Akhé Ners

demi pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk memberikan kepada


Universitas Indonesia Hak Bebas Royalti Nonekslusif (Non-exclusive Royaly-
Free Right) atas kaiya ilmiah saya yang be;judu1:

Perawatan Payudara sebagai Intervensi dalam Mengatasi Masalah


Ketidahefehtifan Pemberian ASI pada Keluarga Bapak RM, Kelurulian
Sukata•i, Depot

beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan hak bebas royalti
nonekslusif ini Universitas Indonesia bebas menyimpan, mengalihmedia/
fonnatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan
mempublikasikan tugas akhir saya selama tetap dicantumkan nama saya sebagai
penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan se&namya.


Dibuat di : Depok
Pada tanggal : 14 Juli 2014
Yang Menyatakan

( Najat, S.Kep )

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


ABSTRAK

Nama : Najat, S.Kep


Program Studi : Ners
Judul : Perawatan Payudara sebagai Intervensi dalam Mengatasi
Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Keluarga
Bapak RM, Kelurahan Sukatani, Depok.

Ketidakefektifan pemberian ASI merupakan ketidakpuasan atau kesulitan ibu, bayi, atau
anak menjalani proses pemberian ASI. Salah satu permasalahan yang mengakibatkan
masih rendahnya pemberian ASI di perkotaan adalah aspek kurangnya pengetahuan
tentang pentingnya pemberian ASI, dan salah satunya cara meningkatkan proses
pemberian ASI. Perawatan payudara merupakan salah satu tindakan yang digunakan
untuk memperlancar pengeluaran ASI dengan cara merawat payudara. Karya Ilmiah
Akhir ini memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga untuk mengatasi
masalah ketidakefektifan pemberian ASI. Implementasi yang telah dilakukan bersifat
kognitif, afektif, dan psikomotor dengan pendekatan lima tugas kesehatan keluarga yang
memfokuskan pada intervensi perawatan payudara. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa
terjadi peningkatan produksi ASI dan peningkatan kepuasan bayi saat menyusu.
Peningkatan produksi ASI dan kepuasan bayi dalam menyusui didukung dengan upaya
keluarga dalam modifikasi lingungan dalam proses pemberian ASI dan perawatan
payudara secara rutin 2 kali sehari.

Kata kunci: ASI, Menyusui, Perawatan payudara.

viii

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


ABSTRACT

Name : Najat, S.Kep


Study Program : Ners
Title : Breast care as intervention in solving the ineffectiveness
of breastfeeding in the Mr. RM’s Family, Kelurahan
Sukatani, Depok.

Ineffectiveness of breastfeeding mothers is dissatisfaction or difficulties, infant, or child


through the process of breastfeeding. One of the problems that led to the low
breastfeeding in urban aspect is the lack of knowledge about the importance of
breastfeeding, and one of them is how to improve the process of breastfeeding. Breast
Care is one of the measures used to increase production of breast milk. This KIAN
provided an overview of family nursing care for ineffectiveness breastfeeding problem
with breast care. Implementation is comprised of cognitive, affective, and psychomotor
task with five family health approach and focused to breast care intervention. Evaluation
results showed that an increased in milk production and increased satisfaction in infants
during breastfeeding. The increased of milk production and infant satisfaction are
supported by family’s effort to modify the environment for breastfeeding process and
breast care twice a day.

Key words: breast milk, Breastfeeding, Breast Care.

ix

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN SAMPUL ...................................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS............................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iv
KATA PENGANTAR ....................................................................................... v
ABSTRAK ......................................................................................................... vii
ABSTRACT ........................................................................................................ viii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL.............................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiii

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 7
1.3.1 Tujuan Umum .............................................................. 7
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 9
1.4.1 Pendidikan Keperawatan.............................................. 9
1.4.2 Pelayanan Keperawatan ............................................... 9
1.4.3 Penelitian Selanjutnya .................................................. 10

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Perkotaan /Urban Nursing .............................................. 11
2.1.1 Teori dan Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat
Perkotaan......................................................................... 11
2.1.2 Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI yang Terjadi di
Perkotaan ............................................................................ 12
2.1.3 Peran Perawat dalam Keperawatan Kesehatan Perkotaan 12
2.2 Ibu Menyusui ............................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui ................................................ 13
2.2.2 Ibu Menyusui sebagai Population at Risk....................... 16
2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga bduenM gaennyIusui ............................ 17
2.3.1 Pengkajian Keluarga ....................................................... 17
2.3.2 Diagnosis Keperawatan ................................................... 19
2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan ............................. 19
2.3.4 Implementasi Keperawatan ............................................. 26
2.3.5 Evaluasi Keperawatan ..................................................... 27

BAB 3 APLIKASI ASUHAN KEPERAWTAN PADA KELUARGA BAPAK


RM
3.1 Profil Lahan Praktik .................................................................... 31
3.2 Pengkajian Keperawatan Keluarga.............................................. 33

x
3.3 Diagnosis Keperawatan ............................................................... 35
3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan .......................................... 35
3.5 Implementasi Keperawatan ......................................................... 38
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
3.6 Evaluasi Keperawatan .................................................................
DAFTAR ISI 39

BAB 4 ANALISIS SITUASI


4.1 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep KKMP dan
Konsep kasus terkait .................................................................... 44
4.2 Analisis Intervensi Penyusunan Menu Makanan Seimbang
berdasarkan Triguna Makanan sebagai Intervesi Unggulan dengan
Konsep dan Penelitian terkait ...................................................... 46
4.3 Alternatif Pemecahan yang dapat Dilakukan .............................. 48

BAB 5 PENUTUP
5.1 Simpulan ....................................................................................... 50
5.2 Saran ............................................................................................. 51
5.2.1 Puskesmas/Perawat Komunitas ........................................ 51
5.2.2 Keluarga............................................................................ 52
5.2.3 Masyarakat/Kader ............................................................. 52

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xi

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Skoring

xii

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 (a) Pengurutan buah dada dari tengah payudara lalu keatas; (b)
Pengurutan buah dada berputar dari atas ke samping kemudian
kebawah; (c) Pengurutan buah dada dengan terapi ketuk menuju
putting; (d) Membersihkan payudara dengan waslap

xiii

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Pengkajian Keluarga


Lampiran 2 Skoring Masalah
Lampiran 3 Rencana Asuhan Keperawatan Keluarga
Lampiran 4 Catatan Perkembangan
Lampiran 5 Evaluasi Sumatif
Lampiran 6 Evaluasi Tingkat Kemandirian Keluarga

xiv

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Millennium Development Goals (MDGs) merupakan hasil kesepakatan 189 kepala negara
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan target mencapai kesejahteraan rakyat dan
pembangunan masyarakat pada tahun 2015. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar
peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya terwujud. Dari 8
(delapan) agenda pencapaian MDGs, 5 (lima) di antaranya merupakan bidang kesehatan,
terdiri dari; Memberantas kemiskinan dan kelaparan (tujuan 1); Menurunkan angka
kematian anak (tujuan 4); Meningkatkan Kesehatan ibu (tujuan 5); Memerangi
HIV/AIDS, Malaria dan Penyakit lainnya (tujuan 6); dan Melestarikan lingkungan hidup
(tujuan 7) (Depkes, 2012).

Pemberian ASI juga dapat mengurangi kemiskinan, karena ASI gratis. Jika dihitung,
harga satu kaleng susu formula kurang lebih Rp. 40.000, dan diperkirakan 44 kaleng
untuk 6 bulan maka biaya susu formula untuk satu bayi adalah sekitar Rp 1.760.000.
Pemberian ASI yang gratis dapat membantu mengurangi kemiskinan, sehingga dapat
membantu program pertama MDGs, yaitu memberantas kemiskinan dan kelaparan.
Dalam era pembangunan ini menyusui bayi mempunyai arti ekonomi yang besar,
dari 214 juta jiwa penduduk Indonesia terdapat kurang lebih 15 juta jiwa anak-
anak usia di bawah 2 tahun (Profil Indonesia, 2003). Bila seluruh bayi disusukan
sampai usia 2 tahun, maka jumlah ASI yang dihasilkan oleh 15 juta ibu yang
menyusukan kurang lebih 15 juta liter per hari (Suradi, 2002).

Program MGDs juga mempunyai tujuan mengurangi angka kematian anak. Menyusui
mengurangi dua per tiga kematian anak dibawah 5 tahun. Pada tahun 2012 jumlah
kematian bayi di Depok sebanyak 114 dari 40.445 kelahiran hidup (Dinkes Depok, 2012).
Jones Lancet dan Edmond (Pediatrics 2006) memberikan penjelasan bahwa intervensi
ASI dan Inisiasi Menyusu Dini dapat menurunkan faktor resiko kematian bayi sampai
22%, sedangkan dengan pemberian ASI 13 %, dengan vitamin A hanya 2 % dan Zinc
5%. Ada 3 penyebab utama kematian balita yaitu: sepsis neonatorum, diare dan
pneumonia yang pada umumnya akan terjadi lebih sering dan lebih berat apabila tidak
1 Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


2

diberikan ASI. Ternyata, 40% kematian bayi terjadi pada 1 bulan pertama dari
kehidupannya, dan inisiasi menyusu dini dapat menurunkan faktor-faktor resiko kematian
ini, sehingga dapat mengurangi 22% kematian bayi 28 hari (NN, 2013). Dari beberapa
rangkaian peristiwa kematian bayi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap jumlah
kematian bayi diantaranya tersedianya berbagai fasilitas atau faktor aksesibilitas dan
pelayanan kesehatan dari tenaga medis yang terampil, serta kesediaan masyarakat untuk
merubah pola perilaku hidup (Dinkes Depok, 2012).

Kesehatan perkotaan merupakan masalah yang sangat penting karena tingkat


perkembangan penduduk kota di Indonesia sangat pesat. Munculnya masalah
kesehatan di perkotaan merupakan resultante dari berbagai faktor, antara lain
tingginya jumlah penduduk yang kurang memiliki akses kesehatan karena
kemiskinan, pengangguran yang dapat menimbulkan masalah ekonomi dan sosial,
serta perubahan lingkungan akibat dari adanya arus urbanisasi (Allender &
Spradley, 2010).

Kesehatan perkotaan dapat muncul dari beberapa agregate salah satunya ibu
hamil dan menyusui. Kehamilan adalah masa yang menggembirakan, bagi calon
orang tua dan keluarga. Calon orang tua terutama calon ibu perlu memiliki
pengetahuan dan kesiapan untuk hamil, melahirkan dan menyusui anak. Air susu
ibu merupakan makanan terbaik untuk bayi yang tidak perlu disangsikan lagi. Di
samping zat-zat nutrisi yang terkandung di dalamnya, pemberian ASI juga
mempunyai beberapa keuntungan yaitu: steril dan aman dari pencemaran kuman,
produksi disesuaikan dengan kebutuhan bayi, mengandung zat antibody yang
dapat menghambat pertumbuhan atau membunuh kuman juga virus, serta bahaya
alergi pun tidak ada. Selama kehamilan perlu dilakukan persiapan menyususi yang
baik seperti intake nutrisi yang adekuat, perawatan payudara pre dan post natal.
Bimbingan perawatan payudara pre dan post natal merupakan komponen utama
sebagai keberhasilan menyusui. Perawatan payudara baik pada masa kehamilan
ataupun masa nifas mempunyai tujuan: memlihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan putting susu, mengeluarkan putting susu yang
masuk ke dalam atau datar, dan menyiapkan produksi ASI (Manuaba, 2009).
Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


3

Sebaiknya pada masa kehamilan dan masa nifas, ibu hamil telah mendapatkan
teknik perawatan payudara pre dan postnatal dari perawat. Perawat sebagai
pelaksana pelayanan keperawatan berkewajiban untuk melatih teknik perawatan
payudara, karena bila ibu hamil kurang mengetahui tentang tenknik perawatan
payudara, akan berdampak payudara tidak terawat sehingga akan bermasalah pada
awal masa laktasi seperti putting susu lecet, payudara bengkak dan air susu
tersumbat. Sekitar 57% dari ibu hamil menyusui di Indonesia pernah menderita
kelecetan pada putingnya (Soetjiningsih, 2002).

Masalah kelecetan pada puting bila dibiarkan akan berdampak buruk pada bayi.
Bayi akan rentan terkena penyakit seperti diare dan ISPA karena bayi tidak
mendapatkan ASI Eksklusif sehingga kekebalan yang terbentuk di dalam tubuh
kurang sempurna. Dari hasil pengamatan Sri Purwati (2004) pada praktik
lapangan, bayi yang mendapat ASI eksklusif 6 bulan frekuensi terkena diare
sangat kecil, bahkan mulai minggu ke 4 sampai bulan ke 6 bayi jarang defekasi
dan sering menjadi keluhan ibu yang datang ke klinik karena bayinya tidak
defekasi lebih dari 3 hari. Pada kelompok bayi yang mendapat susu tambahan
lebih sering mengalami diare. Dengan demikian kesehatan bayi yang mendapat
ASI eksklusif akan lebih baik bila dibandingkan kelompok bayi yang dibersi susu
formula (Sri Purwati, 2004).

Tahun 2012 jumlah bayi yang mendapat ASI eksklusif di Kota Depok sebanyak 8.980
(53,8%) dari jumlah bayi (Dinkes Depok, 2012). Berdasarkan data tersebut
diperoleh gambaran lebih dari setengah jumlah total bayi di Depok sudah
mendapat ASI eksklusif. Survei yang dilaksanakan pada tahun 2002 oleh
Nutrition and Health Surveillance System (NSS) kerjasama dengan Balitbangkes
dan Helen Keller International di 4 perkotaan (Jakarta, Surabaya, Semarang,
Makasar) dan 8 Pedesaan (Sumbar, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, Jatim, NTB,
Sulsel), menunjukkan bahwa cakupan ASI eksklusif 4-5 bulan di perkotaan antara
4%-12%, sedangkan di pedesaan 4%-25%. Pencapaian ASI eksklusif 5-6 bulan di

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


4

perkotaan berkisar antara 1-13% sedangkan di pedesaan 2%-13%. Pada ibu yang
bekerja, masa cuti hamil/ melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian
ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Hal ini mengganggu upaya
pemberian ASI eksklusif (NN, 2007).

Pemberian ASI di Indonesia hingga saat ini masih banyak menemui kendala.
Upaya meningkatkan perilaku menyusui pada ibu yang memiliki bayi khususnya
ASI ekslusif masih dirasa kurang. Permasalahan yang utama adalah factor sosial
budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja (NN, 2007). Sekitar 70% ibu di Indonesia bekerja, ini
merupakan salah satu factor pendukung ibu kurang bisa menyusui bayinya secara
eksklusif. Selain itu kesibukan pula menyebabkan ibu tidak sempat melakukan
teknik perawatan payudara, sehingga ibu-ibu masih banyak yang mengalami tidak
lancarnya pemberian ASI pada masa awal laktasi. Ibu-ibu hamil tidak akan
mengalami kesulitan dalam pemberian ASI bila sejak awal telah mengetahui
bagaimana teknik perawatan payudara yang benar (Soetjiningsih, 2002).

Pusat Kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan pelayanan kesehatan yang


bertanggung jawab pada pelaksanaan pelayanan keperawatan komunitas di
Indonesia, sedangkan sumber perawat di puskesmas terhitung minim karena fokus
pengembangan keperawatan masih berpusat pada rumah sakit (Huriah, 2006).
Penanggulangan masalah pemberian ASI pada bayi memerlukan adanya program
peningkatan kesehatan masyarakat, pendidikan (penyuluhan) kesehatan, dan
perbaikan pada konsumsi. Pendekatan terhadap keluarga sebagai entry point
kegiatan keperawatan komunitas merupakan salah satu kegiatan yang dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat, karena keluarga merupakan suatu unsur
dalam pembuatan keputusan di setiap tahap proses meningkatkan kesehatan
anggota keluarga. Keluarga mempunyai peranan dalam memenuhi nutrisi pada
balita karena keluarga yang melakukan proses pemulihan sampai konsumsi pada

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


5

anak. Pemahaman keluarga tentang tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan


agar keluarga bisa memenuhi kebutuhan bayi secara tepat (Widyatuti, 2001).

Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan asuhan keperawatan keluarga pada


masyarakat perkotaan dalam mengelola keluarga dengan masalah pemberian ASI
pada bayi. Praktik diawali dengan melakukan screening saat kegiatan posyandu
yang dilakukan di RW 01 Kelurahan Sukatani. Dengan memilih ibu hamil dan
mengkaji riwayat pola menyusui sebelumnya dan menentukan keluarga yang akan
menjadi kelolaan yaitu keluarga dengan ibu hamil dan menyusui. Tiga keluarga
memiliki masalah utama yang sama yaitu terkait pemberian ASI, setelah diberikan
intervensi perawatan payudara, keluarga Bapak RM menunjukkan keberhasilan
yang signifikan.

Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Bapak RM selama tujuh


minggu bertempat di RT 1 RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos Kota
Depok. Keluarga Bapak RM adalah tipe keluarga inti yang terdiri dari Bapak RM
(28 tahun) seorang kepala keluarga, istri Bapak RM adalah Ibu V (26 tahun), anak
perempuan yang pertama An. A (3 tahun) dan bayi B (35 hari). Keluarga Bapak
RM berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak balita. Saat
kunjungan pertama, Ibu V nifas hari ke 35. Ibu V mengatakan nyeri saat
menyusui bayinya, merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit jika
menyusui. Payudara ibu V teraba padat dan bengkak. Ibu V mengolesi putting
dengan minyak kelapa sebelum dan sesudah menyusui. Ibu V menghentikan
pemberian ASI sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V belum berani
menggendong bayi sambil menyusui karena nyeri persalinan.

Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu
V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail mengenai
ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, dan teknik
menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu sedikit untuk

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


6

kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum pernah melakukan perawatan


payudara.

Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu V tampak
membesar, ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada cairan yang
keluar. Payudara teraba kencang dan padat. Ibu V mengatakan tidak pernah secara
khusus melakukan perawatan pada payudara. Ibu V tidak pernah mengompres
puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air hangat, dan tidak pernah
melakukan pijat payudara.

Masalah ketidakcukupan pemberian ASI pada keluarga Bapak RM diatasi melalui


tahap asuhan keperawatan dalam pendekatan keluarga menurut Friedman,
Bowden, dan Jones (2003) yang berfokus pada pengkajian, penetapan diagnosis,
perencanaan intervensi, implementasi, dan evaluasi. Konsep pengkajian yang
diimplementasikan dilakukan melalui proses pemeriksaan fisik, wawancara dan
observasi perilaku orang tua untuk mendapatkan data yang berfokus pada masalah
keluarga.

Perencanaan intervensi dan implementasi dilakukan untuk mengatasi masalah


ketidakcukupan pemberian ASI pada keluarga Bapak RM. Evaluasi dilakukan
sebelum dan setelah semua tindakan asuhan keperawatan telah terlaksana. Penulis
memberikan asuhan keperawatan berpusat kepada lima tugas keluarga menurut
Maglaya (2009). Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan
keluarga sangat diperlukan agar dapat meningkatkan pemberian ASI pada
keluarga Bapak RM di rumah.

Implementasi yang telah dilakukan pada keluarga Bapak RM melalui pendidikan


kesehatan dan pemberian informasi berpedoman pada tugas kesehatan keluarga
terkait masalah ketidakcukupan pemberian ASI dengan menjelaskan kepada
keluarga tentang pengertian ASI Eksklusif dan manfaatnya, penyebab, factor-
faktor yang mempengaruhi dan tanda-tanda masalah dalam pemberian ASI, serta

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


7

akibat dari ketidakcukupan pemberian ASI. Mendiskusikan dengan keluarga


mengenai perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah ketidakcukupan
pemberian ASI, upaya yang dilakukan untuk mencegah masalah ketidakcukupan
pemberian ASI, informasi mengenai factor-faktor yang mempengaruhi
ketidakcukupan ASI dan demonstrasi posisi menyusui, perawatan payudara, pijat
oksitosin, cara memilih dan mengolah makanan untuk ibu menyusui, berapa porsi
makanan yang dibutuhkan, cara penyusunan menu dengan gizi seimbang untuk
ibu menyusui, penyusunan jadwal makan, serta cemilan sehat untuk ibu
menyusui.

Penulis memiliki intervensi-intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan


keluarga dari beberapa implementasi yang telah dilakukan. Intervensi yang
dilaporkan adalah perawatan payudara. Setelah dilakukan evaluasi terjadi
peningkatan produksi ASI yang signifikan. Keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V
mampu menyusui bayi B, terlihat bayi B tidak menangis lagi setelah diberikan
ASI. Payudara Ibu V tidak teraba padat dan tidak bengkak, tidak lecet dan putting
datar.

1.2 Perumusan Masalah


Bayi berada dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang pesat sehingga
membutuhkan asupan nutrisi yang cukup. Makanan yang bergizi kurang
dikonsumsi anak karena pada usia 1-5 tahun sering timbul masalah dalam
pemberian makan karena terjadinya kesulitan makan pada anak. Rendahnya
pemberian ASI di keluarga menjadi salah satu pemicu rendahnya status gizi bayi
dan balita (Anwar, 2007). Praktik meyusui di Indonesia cukup memprihatinkan
bila dikaitkan dengan pemberian ASI eksklusif. Menurut Depkes (2008), lebih
dari 95% ibu pernah menyusui bayinya, namun berhenti dalam 1 jam pertama
cenderung menurun 3,7% pada tahun 2002. Sementara itu penggunaan susu
formula justru meningkat lebih dari 3 kali lipat selama 5 tahun, dari 10,8% tahun
1997 menjadi 32,5% pada tahun 2002.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


8

Berdasarkan data susenas tahun 2004 sampai dengan tahun 2008, cakupan
pemberian ASI pada seluruh bayi dibawah 6 bulan meningkat dari 58,9% pada
tahun 2004 menjadi 62,2% pada tahun 2007. Tetapi kemudian menetap dan
sedikit menurun menjadi 56,2% tahun 2008 (Depkes RI, 2008). Ibu yang
mempunyai tingkat sosial menengah ke atas, terutama di perkotaan pada zaman
sekarang, dengan tingkat pendidikan yang cukup, justru tidak memberikan ASI
dengan tepat dan sesuai dengan praktik pemberian ASI terhadap bayi. Praktik
pemberian ASI di kota besar mengalami penurunan sedangkan di daerah pedesaan
sering terjadi pemberian makanan yang diberikan tidak pada usia yang telah
dianjurkan (Haryono, 2010).

RW 01 merupakan salah satu wilayah dari Kelurahan Sukatani yang menjadi salah
satu daerah dengan jumlah ibu hamil dan menyusui yang cukup banyak. Hasil
screening yang dilakukan, ditemukan 9 dari 19 ibu hamil dan menyusui tidak
memahami arti ASI Ekslusif; 3 dari 4 Ibu menyusui memiliki motivasi yang
rendah dalam memenuhi kebutuhan ASI untuk bayinya; 8 dari 19 ibu hamil dan
menyusui tidak terpapar informasi mengenai ASI ekslusif; dan 4 dari 4 ibu
menyusui tidak memperhatikan kebersihan payudaranya saat menyusui. Hasil
wawancara, ditemukan 9 dari 19 ibu mengatakan pisang dan biskuit diberikan
untuk memenuhi kebutuhan ASI; 3 dari 4 Ibu mengatakan tidak yakin dpt
memenuhi kebutuhan ASI bayinya; dan 8 dari 19 ibu hamil dan menyusui
mengatakan tidak pernah mendapat informasi dari bidan terkait dengan
pentingnya ASI.

Berdasarkan hal tersebut, mahasiswa melakukan asuhan keperawatan keluarga


untuk meningkatkan pengetahuan ibu terkait kefektifan pemberian ASI pada bayi
sebagai upaya meningkatkan status kesehatan keluarga, terutama status gizi dan
kesehatan pada bayi. Intervensi mengenai perawatan payudara dan pijat oksitosin
merupakan salah satu upaya dalam asuhan keperawatan keluarga yang bertujuan
untuk memberikan pengaruh pada produksi ASI yang adekuat pada bayi.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


9

Perawatan payudara bertujuan agar keluarga bisa memenuhi asupan nutrisi dan
kebutuhan gizi bayi secara adekuat.

1.3 Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Memberikan gambaran tentang asuhan keperawatan keluarga pada
keluarga Bapak RM di RW 01 kelurahan Sukatani, Kota Depok dengan
masalah ketidakcukupan pemberian ASI.

1.3.2 Tujuan Khusus


1.3.2.1 Memberikan gambaran mengenai masalah ketidakcukupan pemberian
ASI pada ibu menyusui di RW 01
1.3.2.2 Memberikan gambaran mengenai hasil pengkajian keperawatan pada
keluarga Bapak RM
1.3.2.4 Memberikan gambaran mengenai diagnosa keperawatan yang muncul
pada keluarga Bapak RM
1.3.2.4 Memberikan gambaran mengenai perencanaan intervensi keperawatan
berupa inovasi unggulan terkait perawatan payudara 2 kali sehari pada
keluarga Bapak RM
1.3.2.5 Memberikan gambaran terkait implementasi keperawatan pada keluarga
Bapak RM
1.3.2.6 Memberikan gambaran mengenai evaluasi keperawatan pada keluarga
Bapak RM

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Pendidikan Keperawatan
Menambah informasi dan pengembangan di bidang pendidikan kesehatan,
khususnya kesehatan masyarakat perkotaan dalam lingkup keluarga mengenai
kecukupan pemberian ASI pada bayi sampai 2 tahun melalui perawatan payudara.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


10

1.4.2 Pelayanan Keperawatan Komunitas


Mengembangankan keilmuan keperawatan melalui pendidikan dan promosi
kesehatan mengenai pemberian ASI pada bayi sampai 2 tahun dalam upaya
meningkatkan motivasi untuk memenuhi asupan nutrisi yang cukup pada bayi
sebagai upaya untuk memperbaiki status gizi balita. Penulisan ini dapat
memberikan informasi dan sumbangan pemikiran bagi program perawat
kesehatan masyarakat, khususnya pada program kelas ibu hamil dan pojok ASI di
Puskesmas Kecamatan Sukatani dalam mengembangkan media promosi kesehatan
tentang ASI untuk bayi sampai 2 tahun dan penyuluhan pada keluarga dengan
masalah ketidakcukupan pemberian ASI.

1.4.3 Keluarga/ Masyarakat


Menambah informasi dan memaksimalkan tugas kesehatan keluarga mengenai
tata cara meningkatkan kualitas ASI melalui perawatan payudara.

1.4.4 Penelitian Selanjutnya


Menjadikan hasil penulisan ini sebagai data dasar dalam mengembangkan
penelitian keperawatan selanjutnya dalam meningkatkan kesadaran akan
pentingnya pemberian ASI pada anak sampai usia 2 tahun yang adekuat melalui
perawatan payudara sebagai dasar dalam mengefektifkan pemberian ASI dengan
keluarga dengan masalah ketidakcukupan pemberian ASI.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Perkotaan/ Urban Nursing


2.1.1 Teori dan Konsep Keperawatan Kesehatan Masyarakat Perkotaan
Menurut Horton dan Hunt (2005), masyarakat merupakan kumpulan manusia
yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal
di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian
besar kegiatan di dalam kelompok/ kumpulan manusia tersebut. Masyarakat urban
merupakan kumpulan manusia yang mendiami daerah perkotaan didorong oleh
keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik.

Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan


yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya,
sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya (BPS, 2010).
Perkotaan merupakan wilayah dengan susunan fungsi sebagai permukiman
perkotaan, pemusatan dan distribusi pelayanan jasa pemerintah, pelayanan sosial,
dan kegiatan ekonomi.

Perkotaan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi


dan masyarakat yang beragam (heterogen). Kawasan perkotaan (urban) adalah
wilayah yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian dengan susunan fungsi
kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan dan distribusi
pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Perkotaan
memiliki karakteristik yaitu besarnya peranan kelompok sekunder, anonimitas
merupakan ciri kehidupan masyarakatnya, heterogen, mobilitas sosial tinggi,
tergantung pada spesialisasi, hubungan antara orang satu dengan yang lain lebih
didasarkan atas kepentingan daripada kedaerahan, lebih banyak tersedia lembaga
atau fasilitas untuk mendapatkan barang dan pelayanan, serta lebih banyak
mengubah lingkungan (Indrizal, 2006).

11 Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


12

2.1.2 Masalah Ketidakefektifan Pemberian ASI Eksklusif di Perkotaan


Meskipun ASI sangat besar manfaatnya bagi bayi, namun survei yang
dilaksanakan pada tahun 2002 oleh Nutrition and Health Surveillance System
(NSS) kerja sama dengan Balitbangkes dan Helen Keller International di 4
perkotaan dan 8 pedesaan menunjukan bahwa cakupan ASI ekslusif 4-5 bulan di
perkotaan antara 4% - 12 %, sedangkan dipedesaan 4% - 25 % pencapaian ASI
ekslusif, pencapaian ASI ekslusif 5-6 bulan diperkotaan berkisar antara
1% - 13%, sedangkan di pedesaan 2% - 13 %. Berdasarkan data dari NSS yang
bekerjasama dengan Balitbangkes dan Hellen Keller International permasalahan
yang mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah faktor
sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan dan petugas
kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI, gencarnya promosi susu
formula dan ibu bekerja (Judarwanto, 2006).

2.1.3 Peran Perawat dalam Keperawatan Kesehatan Perkotaan


Ruang lingkup praktik keperawatan masyarakat meliputi: upaya-upaya
peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pemeliharaan
kesehatan dan pengobatan (kuratif), pemulihan kesehatan (rehabilitatif) dan
mengembalikan serta memfungsikan kembali baik individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat ke lingkungan sosial dan masyarakatnya
(resosialisasi). Kegiatan praktik keperawatan komunitas yang dilakukan
perawat mempunyai lahan yang luas dan tetap menyesuaikan dengan tingkat
pelayanan kesehatan wilayah kerja perawat, tetapi secara umum kegiatan
praktik keperawatan komunitas (Stanhope & Lancaster, 2004) adalah pertama,
memberikan asuhan keperawatan langsung kepada individu, keluarga,
kelompok khusus baik di rumah (home nursing), di sekolah (school health
nursing), di perusahaan, di Posyandu, di Polindes dan di daerah binaan
kesehatan masyarakat. Kedua Penyuluhan/pendidikan kesehatan masyarakat
dalam rangka merubah perilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat
Ketiga konsultasi dan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


13

Keempat bimbingan dan pembinaan sesuai dengan masalah yang mereka


hadapi. Kelima melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang memerlukan
penanganan lebih lanjut. Keenam penemuan kasus pada tingkat individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat. Ketujuh sebagai penghubung antara
masyarakat dengan unit pelayanan kesehatan. Kedelapan melaksanakan
asuhan keperawatan komuniti, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kegiatan
dengan menggunakan proses keperawatan sebagai suatu usaha pendekatan
ilmiah keperawatan. Kesembilan mengadakan koordinasi di berbagai kegiatan
asuhan keperawatan komuniti. Kesepuluh Mengadakan kerjasama lintas
program dan lintas sektoral dengan instansi terkait dan terakhir memberikan
ketauladanan yang dapat dijadikan panutan oleh individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat yang berkaitan dengan keperawatan dan kesehatan (Stanhope
& Lancaster, 2004).

Perawat memberikan asuhan keperawatan keluarga dapat berupa upaya-upaya


preventif dan promotif melalui pendidikan kesehatan mengenai masalah
kesehatan yang ada dalam keluarga. Pendidikan kesehatan adalah proses yang
direncanakan dengan sadar untuk memberikan peluang bagi individu untuk
terus belajar, memperbaiki kesadaran, dan meningkatkan pengetahuan demi
kesehatan (Suryaningsih, 2013). Perawat keluarga berperan sebagai edukator
dalam memberikan pendidikan dan promosi kesehatan pada keluarga sebagai
upaya menyelesaikan masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada bayi.

2.2 Ibu Menyusui


2.2.1 Pengertian Ibu Menyusui
Ibu adalah sebutan untuk orang perempuan yang telah melahirkan kita, wanita
yang telah bersuami, panggilan yang lazim pada wanita (Poerwodarminto, 2003).
Ibu adalah wanita yang telah melahirkan seseorang, panggilan yang lazim pada
wanita baik yang sudah bersuami maupun belum (Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


14

2001). Peran ibu menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal sifat


kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.

Peranan ini didasari oleh harapan dan pola perilaku dalam keluarga, kelompok,
dan masyarakat. Peran ibu (Zulfajri EM, 2001) sebagai berikut:
 Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya
 Mengurus rumah tangga
 Sebagai pengaruh dan pendidik anak-anaknya
 Sebagai pelindung anak-anaknya
 Pencari nafkah tambahan dalam keluarga

Menyusui adalah proses pemberian susu kepada bayi atau anak kecil dengan air
susu ibu (ASI) dari payudara ibu. Bayi menggunakan refleks menghisap untuk
mendapatkan dan menelan susu. Menyusui adalah memberikan air susu untuk
diminum kepada bayi, dan sebagainya dari buah dada (Kamus Besar Bahasa
Indonesia.2001).

Langkah-langkah menyusui yang benar adalah: Sebelum menyusui, ASI


dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya.
Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting
susu. Bayi diletakkan menghadap perut ibu /payudara, Ibu duduk atau berbaring
santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak
tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi. Bayi dipegang
dengan satu lengan, kepala bayi terletak pada lengkung siku ibu dan bokong bayi
terletak pada lengan. Kepala bayi tidak boleh tertengadah dan bokong bayi
ditahan dengan telapak tangan ibu. Satu tangan bayi diletakkan di belakang badan
ibu, dan yang satu di depan. Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara (tidak hanya membelokkan kepala bayi). Telinga dan lengan
bayi terletak pada satu garis lurus. Ibu menatap bayi dengan kasih sayang.
Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
Jangan menekan putting susu atau areolanya saja. Bayi diberi rangsangan untuk

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


15

membuka mulut (rooting refleks) dengan cara: Menyentuh pipi dengan putting
susu atau, menyentuh sisi mulut bayi. Setelah bayi membuka mulut, dengan cepat
kepala bayi didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola dimasukkan ke
mulut bayi. Usahakan sebagian besar areola dapat masuk ke dalam mulut bayi,
sehingga putting susu berada di bawah langit-langit dan lidah bayi akan menekan
ASI keluar dari tempat penampungan ASI yang terletak di bawah areola. Setelah
bayi mulai menghisap, payudara tak perlu dipegang atau disangga lagi
(Suradi,2003).

Sepuluh langkah menuju keberhasilan menyusui adalah: Sarana pelayanan


kesehatan mempunyai kebijakan tentang penerapan 10 langkah menuju
keberhasilan menyusui dan melarang promosi PASI; Sarana pelayanan kesehatan
melakukan pelatihan untuk staf sendiri atau lainnya; Menyiapkan ibu hamil untuk
mengetahui manfaat ASI dan langkah keberhasilan menyusui; Melakukan kontak
dan menyusui dini bayi baru lahir (30-60 menit setelah lahir); Membantu ibu
melakukan teknik menyusui yang benar (posisi peletakan tubuh bayi dan
pelekatan mulut bayi pada payudara); Hanya memberikan ASI saja tanpa
minuman tambahan lain sejak lahir; Melaksanakan rawat gabung ibu dan
bayi.Melaksanakan pemberian ASI sesering dan semau bayi; Tidak memberikan
dot atau kempeng; serta Menindak lanjuti ibu-bayi setelah pulang dari sarana
pelayanan kesehatan (IDAI, 2008)

Lingkungan menjadi faktor penentu kesiapan dan kesediaan ibu untuk menyusui
bayinya. Tatanan budaya cukup berpengaruh dalam pengambilan keputusan ibu
untuk menyusui atau tidak menyusui. Pengalaman keluarga ibu tentang menyusui,
pengalaman ibu, pengetahuan ibu dan keluarganya tentang manfaat ASI, dan
sikap ibu terhadap kehamilannya (diinginkan atau tidak), sikap suami dan
keluarga lainnya terhadap pengambilan keputusan untuk menyusui atau tidak juga
bisa menjadi faktor penentu kesiapan ibu untuk menyusui. Persepsi ibu tentang
dirinya, pandangan ibu tentang payudaranya, penghayatan ibu terhadap ke-ibuan-
nya merupakan unsur utama yang menentukan keberhasilan pemberian ASI.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


16

Kemampuan ibu untuk segera mandiri dalam pengambilan keputusan juga


penting. Apakah hal ini dimungkinkan oleh latar belakang sosial-budaya dan
agamanya? Siapa yang lebih menentukan dalam pengambilan keputusan? Apakah
dia pro-ASI atau sebaliknya? Latar belakang inilah yang harus dipelajari sebelum
memberikan dorongan kepada ibu agar menyusui bayinya (Suradi,2003).

2.2.2 Ibu Menyusui sebagai Population At Risk


At risk didefinisikan sebagai suatu kondisi kesehatan seseorang yang merupakan
hasil dari interaksi dengan berbagai macam faktor, seperti faktor genetik, gaya
hidup, serta kondisi lingkungan fisik dan lingkungan sosial dimana individu
tersebut tinggal atau bekerja. Akumulasi dari berbagai macam faktor tersebut
dapat menimbulkan efek tertentu, seperti masalah kesehatan (Sebastian, 2004).
Risk factor merupakan faktor paparan yang spesifik yang secara terus menerus
bersinggungan terhadap individu dari luar, seperti asap rokok, stress yang
berlebihan, dan zat kimia yang ada di lingkungan. Risk factor juga berkaitan
dengan karakteristik seseorang seperti umur, jenis kelamin, dan genetik.
Hitchcock, Schubert, dan Thomas (2000) menyebutkan bahwa perubahan fokus
perawatan kesehatan komunitas pada populasi dan at risk terjadi karena adanya
transisi perubahan gaya hidup dan penyakit yang dapat diidentifikasi melalui
pendekatan epidemiologi.

Population at risk merupakan kumpulan dari orang-orang yang memiliki beberapa


kemungkinan yang telah jelas teridentifikasi atau telah ditentukan meskipun
sedikit atau kecil terhadap munculnya suatu peristiwa (Hitchcock, Schubert &
Thomas, 2000). Identifikasi yang menyeluruh pada populasi risiko membutuhkan
suatu instrument yang baik dalam mengidentifikasi faktor-faktor risiko yang
berkontribusi terhadap munculnya penyakit atau masalah (Kharicha, 2007).

Ibu menyusui sebagai population at risk ditandai dengan munculnya populasi ibu
menyusui dengan ketidakefektifan dalam pemberian ASI. Populasi ibu menyusui
dengan masalah yang teridentifikasi seperti produksi ASI yang menurun, putting
lecet, nyeri payudara, payudara bengkak, hingga kanker payudara. Dengan ibu
Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


17

menyusui sebagai population at risk, dapat berdampak pada bayi yang diberikan
ASI eksklusif. Bayi sebagai population at risk ditandai dengan terjadinya
kerawanan gizi pada bayi. Hal ini disebabkan karena ASI eksklusif diganti dengan
menggunakan susu formula sejak dini. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
sebagian besar ditentukan oleh jumlah ASI yang diperoleh termasuk energi dan
zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut. ASI tanpa bahan makanan
lain dapat mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia enam bulan (Siregar,
2014). Penelitian yang dilakukan oleh Megawati (2012), didapatkan data bahwa
terdapat hubungan antara frekuensi pemberian ASI dengan pertumbuhan bayi (0-6
bulan). Perkembangan bayi tergolong tidak normal ketika ASI eksklusif diberikan
dengan frekuensi kurang dari 10 kali dalam sehari (Megawati, 2012).

2.3 Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Ibu Menyusui


Perawat perlu melibatkan keluarga dalam pelaksanaan intervensi keperawatan
keluarga pada ibu menyusui. Asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan
keluarga dapat menurunkan risiko kesehatan dan meningkatkan kesehatan ibu
dalam meningkatkan keefektifan pemberian ASI.Asuhan keperawatan keluarga
merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik
untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga
(Friedman, 2010). Tahapan proses keperawatan keluarga meliputi pengkajian
keluarga dan individu dalam keluarga, perumusan diagnosa keperawatan,
penyusunan rencana keperawatan, pelaksanaan asuhan keperawatan dan evaluasi.

2.3.1 Pengkajian Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga dimulai dengan tahap pengkajian. Pengkajian
bertujuan untuk mengumpulkan data-data yang ada pada keluarga. Pengumpulan
data dalam pengkajian dilakukan melalui metode wawancara, observasi, dan
pemeriksaan fisik. Menurut teori/model Family Centre Nursing (Friedman,
Bowden, & Jones, 2010), pengkajian asuhan keperawatan keluarga meliputi 8
komponen yaitu (1) data umum : identitas kepala keluarga, komposisi anggota

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


18

keluarga, genogram, tipe keluarga, suku bangsa, agama, status sosial ekonomi
keluarga, (2) aktifitas rekreasi keluarga: riwayat dan tahap perkembangan
keluarga, tahap perkembangan keluarga saat ini, tahap perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi, riwayat keluarga inti, riwayat keluarga sebelumnya, (3)
lingkungan: karakteristik rumah, karakteristik tetangga dan komunitas tempat
tinggal, mobilitas geografis keluarga, perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat, sistem pendukung keluarga, (4) struktur keluarga: pola komunikasi
keluarga, struktur kekuatan keluarga, struktur peran (formal dan informal), nilai
dan norma keluarga, (5) fungsi keluarga: fungsi afektif, fungsi sosialisasi, fungsi
perawatan kesehatan, (6) stres dan koping keluarga: stresor jangka panjang dan
stresor jangka pendek serta kekuatan keluarga, respon keluarga terhadap stres,
strategi koping yang digunakan, strategi adaptasi yang disfungsional, (7)
pemeriksaan fisik: tanggal pemeriksaan fisik dilakukan, pemeriksaan kesehatan
dilakukan pada seluruh anggota keluarga, aspek pemeriksaan fisik mulai dari vital
sign, rambut, kepala, mata, mulut, THT, leher, thoraks, abdomen, ekstremitas atas
dan bawah, sistem genetalia, kesimpulan dari hasil pemeriksaan fisik, (8) harapan
keluarga: terhadap masalah kesehatan keluarga, terhadap petugas kesehatan yang
ada.

Pemeriksaan yang dilakukan berfokus pada pemeriksaan tanda dan gejala yang
ditemukan pada ibu dengan ketidakefektifan pemberian ASI. Definisi
Ketidakefektifan pemberian ASI adalah ketidakpuasan atau kesulitan bayi, ibu,
atau anak menjalani proses pemberian ASI (NANDA, 2012). Batasan karakteristik
dalam penggunaan diagnosis ini diantara terdapat satu diantara tanda NANDA
berikut: ketidakadekuatan suplai ASI, bayi menangis pada payudara, bayi rewel
dalam jam pertama setelah menyusui, ketidakcukupan pengosongan setiap
payudara setelah menyusui, luka putting yang menetap setelah minggu pertama
menyusui, proses pemberian ASI yang tidak memuaskan.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


19

2.3.2 Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan dapat diangkat melalui perolehan data-data hasil
pengkajian, dirumuskan melalui analisa data. Diagnosis keperawatan adalah
pernyataan yang menggunakan dan menggambarkan respon manusia (Potter &
Perry, 2005). Diagnosis keperawatan keluarga adalah diagnosis yang mencakup
sistem keluarga dan subsistem dari setiap sistem yang ada, serta hasil dari
pengkajian keluarga yang dilakukan (Friedman, Bowden, & Jones, 2003).
Beberapa diagnosis terkait proses laktasi yang dapat muncul seperti
ketidakcukupan ASI, ketidakefektifan pola makan bayi, ketidakefektifan
pemberian ASI, diskontuinitas pemberian ASI, dan kesiapan meningkatkan
pemberian ASI (NANDA, 2012).

2.3.3 Perencanaan Intervensi Keperawatan

Perencanaan dilakukan untuk mengatasi masalah keperawatan yang muncul


melalui intervensi keperawatan pada keluarga. Perencanaan adalah sekumpulan
tindakan yang ditentukan perawat untuk dilaporkan dalam memecahkan masalah
kesehatan dan keperawatan yang telah diidentifikasi (Friedman, Bowden, &
Jones, 2003). Menegakkan diagnosa pada keperawatan keluarga harus melalui
proses skoring untuk menentukan prioritas masalah pada keluarga tersebut.

Tabel 1.1 Cara Membuat Skor Penentu Prioritas Masalah Keperawatan Keluarga
(Friedman, 2003)
No Kriteria Skor Bobot
1 Sifat masalah
- Aktual (Tidak/kurang sehat) 3
- Ancaman kesehatan 2 1
- Keadaan sejahtera 1

2 Kemungkinan masalah dapat diubah


- Mudah 2
- Sebagian 1 2
- Tidak dapat 0

3 Potensi masalah untuk dicegah


- Tinggi 3
- Sedang 2 1
- Rendah 1

4 Menonjolnya masalah

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


20

- Masalah berat, harus segera ditangani 2


- Ada masalah, tetapi tidak perlu segera ditangani 1 1
- Masalah tidak dirasakan 0

Skoring: Skor x Bobot

Angka tertinggi

Faktor yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas (Friedman, 2003): Kriteria


1: Sifat masalah bobot yang lebih berat diberikan pada tidak/kurang sehat karena
memerlukan tindakan segera dan biasanya disadari dan dirasakan oleh keluarga.
Kriteria 2: Kemungkinan masalah dapat diubah, perawat perlu memperhatikan
terjangkaunya faktor-faktor sebagai berikut: pengetahuan yang ada sekarang,
teknologi dan tindakan untuk menangani masalah; sumber daya keluarga dalam
bentuk fisik, keuangan dan tenaga; sumber daya perawat dalam bentuk
pengetahuan, keterampilan dan waktu; sumber daya masyarakat dalam bentuk
fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan dukungan masyarakat. Kriteria 3:
Potensi masalah dapat dicegah, faktor-faktor yang perlu diperhatikan: masalah
yang berhubungan dengan penyakit atau masalah, lamanya masalah yang
berhubungan dengan jangka waktu masalah itu ada, tindakan yang sedang
dijalankan adalah tindakan-tindakan yang tepat dalam memperbaiki masalah,
adanya kelompok ‘high risk” atau kelompok yang sangat peka menambah potensi
untuk mencegah masalah. Kriteria 4: Menonjolnya masalah, perawat perlu menilai
persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan tersebut. Nilai skor
tertinggi yang terlebih dahulu dilakukan intervensi keperawatan keluarga.

Setelah mendapatkan diagnosa melalui skoring maka mulai dilakukan


perencanaan keperawatan. Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana
tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai
dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya
kebutuhan klien (Friedman, Bowden, & Jones, 2003). Penyusunan perencanaan
diawali dengan melakukan pembuatan tujuan dari asuhan keperawatan, tujuan
yang dibuat terdiri tujuan umum dan tujuan khusus. Perencanaan juga memuat
kriteria hasil. Pembuatan kriteria hasil harus didasari dengan prinsip SMART

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


21

(Spesific, Measurable, Achievable, Realistic,dan Time-oriented) (Carpenito,


2000). Perencanaan asuhan keperawatan juga memuat tindakan yang sesuai
dengan tujuan dan kriteria hasil yang dibuat.

Perencanaan intervensi keperawatan komunitas pada populasi ibu menyusui dapat


dilakukan dengan tiga tingkat pencegahan masalah yaitu pencegahan primer,
sekunder, dan tersier (Fitriyani, 2009). Menurut Stanhope dan Lancaster (2004),
pencegahan primer adalah suatu upaya untuk meningkatkan kesehatan dan
mencegah munculnya penyakit. Pencegahan sekunder dapat berupa deteksi dini
keadaan kesehatan masyarakat dan penatalaksanaan yang tepat untuk mengatasi
masalah. Pencegahan tersier adalah upaya untuk mengembalikan kemampuan
individu agar dapat berfungsi secara optimal.

Perawatan payudara adalah perawatan yang dilakukan pada ibu hamil usia 7-9
bulan (Depkes, 2004). Selama kehamilan payudara sebaiknya dipersiapkan untuk
menghasilkan ASI bagi bayi neonatus segera setelah lahir. Karena berat payudara
dapat meningkat lebih dari 1 pound, diharapkan ibu menggunakan bra yang dapat
menyangga payudara dengan baik untuk perlindungan sejak kehamilan 6-8
minggu. Payudara mengalami perubahan berupa pembesaran payudara, terasa
lebih padat, kencang, sakit dan tampak pembuluh darah dipermukaan kulit yang
jelas serta melebar, serta kelenjar – kelenjar motgomer daerah areola tampak lebih
nyata dan menonjol (Hamilton, 2005).

Perawatan payudara sangat penting dilakukan selama hamil sampai masa


menyusui. Hal ini karena payudara merupakan satu-satu penghasil ASI yang
merupakan makanan pokok bayi yang baru lahir sehingga harus dilakukan sedini
mungkin (Anwar, 2008). Tujuan perawatan payudara pada masa hamil yaitu : (1)
untuk memelihara kebersihan payudara, (2) melenturkan dan menguatkan puting
susu, (3) mengatasi puting susu datar atau terbenam supaya dapat menyembul
keluar sehingga siap untuk disusukan pada bayinya dan (4) mempersiapkan
produksi ASI (Manuaba, 2009)

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


22

Perawatan payudara adalah pemeliharaan payudara yang dilakukan untuk


memperlancar ASI dan menghindari kesulitan pada saat menyusui dengan
melakukan pemijatan (Welford, 2009). Perawatan payudara sangat penting
dilakukan selama hamil sampai menyusui. Hal ini karena payudara merupakan
satu-satu penghasil ASI yang merupakan makanan pokok bayi baru lahir sehingga
harus dilakukan sedini mungkin (Azwar, 2008).

Perawatan payudara bertujuan untuk memelihara kebersihan payudara,


memperbanyak atau memperlancar pengeluaran ASI sehingga dapat dengan
mudah untuk proses menyusui (Anggraini, 2010). Adapun cara melakukan breast
care, yaitu (Depkes RI, 2007) :
a) Ibu berbaring
b) Memasang handuk pada bagian perut bawah dan bahu sambil melepaskan
pakaian atas, handuk dikaitkan dengan peniti
c) Mengompres kedua puting dengan kapas yang dibasahi minyak kelapa atau
baby oil selama 2-3 menit
d) Mengangkat kapas sambil membersihkan puting dengan melakukan gerakan
memutar dari dalam keluar
e) Dengan kapas yang baru, bersihkan bagian tengah putting dari sentral keluar,
melakukan penarikan bila puting inverted
f) Membasahi kedua telapak tangan dengan minyak atau baby oil dan melakukan
pengurutan dengan telapak tangan berada diantara kedua payudara dengan
gerakan ke atas, ke samping, ke bawah dan ke depan sambil menghentakkan
payudara.
g) Pengurutan dilakukan sebanyak 20-30 kali.Setelah itu melakukan terapi ketuk
mengelilingi payudara dari luar kearah puting sebanyak 20-30 kali.
h) Meletakkan waskom di bawah payudara dan menggunakan waslap yang
dibasahi air hangat.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


23

i) Mengguyur payudara sebanyak 5 kali, kemudian di lap dengan waslap


bergantian dengan air dingin, masing-masing 5x guyuran kemudian diakhiri
dengan air hangat.
j) Mengeringkan payudara dengan handuk yang di pasang di bahu. Lalu
membersihkan lagi dengan kapas, jangan membiarkan payudara dalam
keadaan basah.
k) Memakai BH dan pakaian atas ibu dan menganjurkan klien memakai BH yang
menopang payudara

a b

c d

Gambar 2.1
(a) Pengurutan buah dada dari tengah payudara lalu keatas; (b) Pengurutan buah
dada berputar dari atas ke samping kemudian kebawah; (c) Pengurutan buah dada
dengan terapi ketuk menuju putting; (d) Membersihkan payudara dengan waslap

Hal – hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan payudara pada masa hamil
antara lain : (1) Perawatan harus dilakukan secara teratur (2) menjaga kebersihan

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


24

sehari- hari (3) nutrisi harus lebih baik dari sebelum hamil dan (4) memakai BH
yang bersih dan menopang (menyangga) payudara. Perawatan payudara selama
hamil mempunyai banyak manfaat, antara lain: (1) menjaga kebersihan payudara
terutama kebersihan putting susu, (2) melenturkan dan menguatkan puting susu
sehingga memudahkan bayi untuk menyusu, (3) merangsang kelenjar – kelenjar
air susu sehingga produksi ASI banyak dan lancar, (4) dapat mendeteksi kelainan
- kelainan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, dan (5)
mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui (Anwar, 2008). Apabila
selama masa kehamilan ibu tidak melakukan perawatan payudara dengan baik,
dan perawatan tersebut hanya dilakukan pasca persalinan, maka sering dijumpai
kasus – kasus yang akan menimbulkan masalah bagi ibu dan bayi, kasus – kasus
yang sering terjadi antara lain : 1) ASI tidak keluar, 2) susu akan keluar setelah
beberapa hari kemudian, 3) puting susu tidak menonjol (puting inverterd)
sehingga bayi sulit menghisap, 4) produksi ASI sedikit dan tidak lancar sehingga
tidak cukup dikonsumsi bayi, 5) infeksi pada payudara, dan 6) payudara bengkak
atau bernanah dan muncul benjolan dipayudara (Kristiyansari, 2009).

Cara melakukan perawatan payudara menurut Mansjoer (2005), yaitu :


a. Mengganti kutang (BH) sejak hamil 2 bulan dengan ukuran lebih besar dan
dapat menopang perkembangan payudara. Biasanya diperlukan BH dengan
ukuran 2 nomor lebih besar
b. Latihan gerakan otot badan yang berfungsi menopang payudara untuk
menunjang produksi ASI dan mempertahankan bentuk payudara setelah
selesai masa laktasi
c. Bentuk latihan : duduk senyaman mungkin. Tangan kanan memegang lengan
bawah kanan. Kedua siku diangkat hingga sejajar pundak. Pegangan tangan di
tekan kuat- kuat kearah siku sehingga terasa adanya tarikan pada otot dasar
payudara
d. Menjaga hygiene sehari – hari, termasuk payudara khususnya daerah puting
dan areola
e. Lakukan persiapan puting susu agar lentur dan kuat setiap hari sebanyak 2 kali

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


25

f. Cara melakukan kompres puting susu selama 2 menit dengan kapas dibasahi
minyak. Puting susu ditarik dan putar puting kearah luar 20 kali dan kearah
dalam 20 kali untuk masing – masing puting. Pijat daerah areola untuk
membuka saluran susu bila keluar cairan, oleskan ke puting dan sekitarnya.
g. Puting susu ditarik agar puting susu yang datar atau terbenam dapat
menyembul keluar, putar dalam keluar sebanyak 20 kali.
h. Telapak tangan kiri menopang payudara, dengan jari-jari tangan kanan
mengurut payudara ke arah puting 20-30 kali setiap payudara
i. Telapak tangan kanan menopang payudara dan tangan lainnya menggenggam
dan mengurut payudara dari arah pangkal kearah puting susu dilakukan 20 –
30 kali
j. Kemudian lakukan penyiraman payudara dengan dengan air panas dulu lalu
air dingin bergantian selama ± 5 menit, setelah itu pakai BH yang menopang.

Manfaat perawatan payudara adalah memperlancar keluarnya ASI, sedangkan


manfaat ASI (Kristiyansari, 2009) adalah sebagai berikut :
1. Bagi bayi
a) Dapat membantu memulai kehidupannya dengan baik
b) Mengandung antibody
c) ASI mengandung komposisi yang tepat
d) Mengurangi kejadian karies dentis
e) Memberi rasa nyaman dan aman pada bayi dan adanya ikatan antara ibu
dan bayi
f) Terhindar dari alergi
g) ASI meningkatkan kecerdasan bagi bayi
h) Membantu perkembangan rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
karena gerakan menghisap mulut bayi pada payudara
2. Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi. Menjarangkan kehamilan, pemberian ASI
memberikan 98% metode kontrasepsi yang efisien selama 6 bulan

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


26

pertama sesudah kelahiran bila diberikan hanya ASI saja (eksklusif) dan
belum terjadi menstruasi kembali.
b) Aspek kesehatan ibu. Ibu yang memberikan ASI secara eksklusif
memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 24%
lebih kecil dibanding daripada yang tidak menyusui secara ekslusif.
c) Aspek penurunan berat badan. Dengan menyusui tubuh akan
menghasilkan ASI lebih banyak lagi sehingga timbunan lemak yang
berfungsi sebagai cadangan tenaga akan terpakai.
d) Aspek psikologis. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa yang
dibutuhkan oleh semua manusia

3. Bagi keluarga
a) Aspek ekonomi. ASI tidak perlu dibeli, sehingga dana yang diperlukan
untuk membeli susu formula dapat digunakan untuk keperluan lain
b) Aspek psikologi. Kebahagiaan keluarga bertambah karena kelahiran
lebih jarang.
c) Aspek kemudahan. Menyusui sangat praktis karena dapat diberikan
kapan saja dan dimana saja.

4. Bagi negara
a) Menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi
b) Menghemat devisa Negara
c) Mengurangi subsidi untuk rumah sakit
d) Peningkatan kualitas generasi penerus

2.3.4 Implementasi Keperawatan


Implementasi dilakukan berdasarkan perencanaan intervensi yang telah dibuat.
Implementasi yang dilakukan perawat generalis untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI pada keluarga menggunakan pendekatan lima
tugas kesehatan keluarga menurut Maglaya (2009) terdiri dari mengenal masalah,

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


27

memutuskan mengatasi masalah, merawat keluarga dengan masalah,


memodifikasi lingkungan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan.

Implementasi yang dilakukan dalam asuhan keperawatan keluarga dilakukan


dengan memberikan edukasi pada keluarga tentang pentingnya ASI bagi bayi,
tentang akibat tidak diberikan ASI eksklusif, tentang ketidakefektifan pemberian
ASI, tentang cara merawat ibu dengan ketidakefektifan pemberian ASI seperti
posisi menyusui yang baik dan benar, nutrisi ibu menyusui, perawatan payudara,
pijat oksitosin, manajemen stres, serta pemilihan kontrasespi.

Pemberian edukasi kepada orang tua merupakan hal yang penting yang dapat
dilakukan perawat pada keluarga guna meningkatkan pengetahuan orangtua
khususnya ibu mengenai ASI eksklusif. Pengetahuan orang tua khususnya ibu
merupakan satu hal yang penting guna meningkatkan derajat kesehatan anak.
Peningkatkan pengetahuan dan perilaku ibu mengenai perawatan payudara
merupakan salah satu cara edukasi yang dapat dilakukan.

2.3.5 Evaluasi Keperawatan


Evaluasi dilakukan dengan membandingkan antara hasil implementasi dengan
kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat tercapainya keberhasilan.
Evaluasi dalam keluarga menggunakan evaluasi subjektif, objektif, analisis dan
perencanaan (SOAP), evaluasi sumatif, dan tingkat kemandirian keluarga.

Kemampuan keluarga dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga sangat


diperlukan agar keluarga dapat meningkatkan status gizi anak balita di rumah.
Depkes RI (2006) mengemukakan kemandirian keluarga yang beorientasi pada
lima tugas kesehatan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya. Keluarga
yang mandiri dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya dinilai dengan tingkat
kemandirian keluarga. Tingkat kemandirian keluarga dievaluasi menggunakan 7
kriteria evaluasi yakni (a) keluarga menerima petugas kesehatan, (b) keluarga
menerima pelayanan kesehatan sesuai rencana, (c) keluarga menyatakan masalah

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


28

kesehatan secara benar, (d) keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan sesuai


dengan anjuran, (e) keluarga melaksanakan perawatan sederhana sesuai anjuran,
(f) keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif, (g) keluarga
melaksanakan tindakan promotif secara aktif. Keluarga berada di tingkat
kemandirian I apabila memenuhi kriteria 1 dan 2; tingkat kemandirian II apabila
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 5; tingkat kemandirian III apabila memenuhi
kriteria 1 sampai dengan 6; dan tingkat kemandirian IV apabila keluarga
memenuhi kriteria 1 sampai dengan 7.

Keluarga cenderung terlibat dalam pembuatan keputusan dan proses terapeutik


pada setiap tahap sehat dan sakit pada setiap anggota keluarganya, sepeti mulai
dari keadaan sehat hingga diagnosa, tindakan hingga penyembuhan. Keluarga
mempunyai peranan dalam memenuhi nutrisi pada balita karena keluarga yang
melakukan proses pemulihan sampai apa yang dikonsumsi anak (Widyatuti,
2001). Pemahaman keluarga tentang tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan
agar keluarga bisa memenuhi kebutuhan balita secara tepat.

Tugas kesehatan keluarga menurut Maglaya (2009) adalah 1) kemampuan


mengenal masalah : definisi, penyebab, dan tanda-tanda masalah, 2) kemampuan
mengambil keputusan : menurut keluarga apa akibat masalah, dan apakah menurut
keluarga sangat penting melakukan penanggulangan masalah, 3) kemampuan
memberikan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan :
apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah, apakah keluarga mengetahui
alternatif perawatan, hambatan apa dalam penanggulangan masalah di rumah, 4)
kemampuan memodifikasi lingkungan : bagaimana keluarga mengatur lingkungan
(fisik, psikologis, sosial) yang dapat menunjang keberhasilan penanggulangan
masalah apa yang keluarga ketahui alasan pentingnya menjaga kesehatan
lingkungan, 5) kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan : apa saja yang
diperoleh di Polindes/Pustu/Puskesmas/ Rumah Sakit, adakah hambatan yang
dihadapi untuk memanfaatkan sarana/fasilitas kesehatan.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


29

Tugas kesehatan keluarga terkait masalah ketidakefektifan pemberian ASI


meliputi, 1) mengenal masalah : apa yang keluarga ketahui tentang ASI,
manfaatnya, dan kerugian tidak diberikan ASI 2) mengambil keputusan : menurut
keluarga apa akibat masalah ketidakefektifan pemberian ASI bila tidak diatasi,
apakah menurut keluarga sangat penting penanggulangannya, 3) kemampuan
memberikan perawatan anggota keluarga yang mempunyai masalah kesehatan,
apa yang dapat dilakukan untuk mencegah masalah ketidakefektifan pemberian
ASI, bagaimana cara menyusui dengan posisi yang baik dan benar, perawatan
payudara,pijat oksitosi, memilih nutrisi untuk ibu menyusui, manajemen stres,
serta pemilihan kontrasepsi 4) kemampuan memodifikasi lingkungan : bagaimana
keluarga mengatur lingkungan yang dapat menunjang keberhasilan
penanggulangan ketidakefektifan pemberian ASI, apa yang keluarga ketahui
tentang alasan pentingnya menjaga kesehatan lingkungan, 5) kemampuan
memanfaatkan fasilitas kesehatan, apa saja yang diperoleh dari Posyandu/
Puskesmas/ Rumah Sakit, adakah hambatan yang dihadapi untuk memanfaatkan
sarana/fasilitas kesehatan.

Produksi ASI merujuk pada volume ASI yang dikeluarkan oleh payudara. ASI
yang telah diproduksi disimpan di dalam gudang ASI. Selanjutnya ASI
dikeluarkan dari payudara kemudian dialirkan ke bayi, banyaknya ASI yang
dikeluarkan oleh payudara dan diminum oleh bayi, diasumsikan sama dengan
produksi ASI (Lawrence 2004). Penilaian terhadap produksi ASI dapat
menggunakan beberapa kriteria sebagai acuan untuk mengetahui keluarnya ASI
dan jumlahnya mencukupi bagi bayi pada 2- 3 hari pertama kelahiran, diantaranya
adalah sebelum disusui payudara ibu terasa tegang, ASI yang banyak dapat keluar
dari putting dengan sendirinya, ASI yang kurang dapat dilihat saat stimulasi
pengeluaran ASI, ASI hanya sedikit yang keluar, bayi baru lahir yang cukup
mendapatkan ASI maka BAK-nya selama 24 jam minimal 6-8 kali, warna urin
kuning jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang
selama 2- 3 jam (Bobak, Perry & Lowdermilk, 2005; Perinasia, 2004; Cox, 2006).

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


30

Indikator lain untuk melihat bahwa produksi ASI mencukupi bagi bayi adalah
karakteristik dari BAB bayi. Pada 24 jam pertama bayi mengeluarkan BAB yang
berwarna hijau pekat, kental dan lengket, yang dinamakan dengan mekonium,
BAB ini berasal dari saluran pencernaan bayi, serta cairan amnion (Hockenberry,
2009). Pola eliminasi bayi tergantung dari intake yang bayi dapatkan, bayi yang
meminum ASI, umumnya pola BABnya 2-5 kali perhari, BAB yang dihasilkan
adalah berwarna kuning keemasan, tidak terlalu encer dan tidak terlalu pekat,
sedangkan bayi yang mendapatkan susu formula, umumnya pola BABnya hanya 1
kali sehari, BAB berwarna putih pucat (Matteson, 2001).

Evaluasi yang digunakan adalah perubahan pemberian ASI pada setiap minggu
yang terdiri dari: lingkar payudara, volume produksi ASI yang keluar saat
pemijatan payudara, anak masih rewel pada satu jam pertama menyusui atau
tidak, payudara masih teraba padat, dan putting lecet, berat badan bayi semakin
bertambah atau tidak, serta frekuensi BAK bayi. Asuhan keperawatan keluarga
berfokus pada tugas kesehatan keluarga tersebut yang dimasukkan sebagai
rencana asuhan keperawatan keluarga. Perawat komunitas berperan dalam
meningkatkan status kesehatan melalui asuhan keperawatan keluarga, khususnya
masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu. Kemampuan keluarga dalam
melaksanakan tugas kesehatan keluarga sangat diperlukan agar dapat
meningkatkan keefektifan pemberian ASI.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


BAB 3
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA BAPAK RM
3.1 Profil Lahan Praktek
Kecamatan Tapos memiliki tujuh kelurahan. Kelurahan tersebut antara lain
Kelurahan Sukatani, Kelurahan Sukamaju Baru, Kelurahan Tapos, Kelurahan
Leuwinanggung, Kelurahan Jatijajar, Kelurahan Cilangkap, dan Kelurahan
Cimpaeun. Puskesmas Kecamatan Tapos digunakan sebagai lahan praktek
mahasiswa, dengan wilayah kelolaan berada lpuardaahaKneSukatani.

Tingkat pendidikan masyarakat yang bertempat tinggal di Kelurahan Sukatani


adalah sebagai berikut 7.409 orang belum sekolah, 6.310 orang tidak tamat
SD/sederajat, 5.176 orang tamat sekolah dasar (SD), 8161 orang tamat sekolah
lanjutan tingkat pertama (SLTP), 21.437 orang tamat sekolah lanjutan tingkat
atas (SLTA), 3469 orang tamat akademik dan 6495 orang tamat perguruan
tinggi. Fasilitas pendidikan atau sekolah yang terdapat di Sukatani terdiri dari
11 taman kanak-anak (TK), 11 SD, 5 SLTP, dan 2 SLTA. Sedangkan fasilitas
kesehatan yang dimiliki terdiri dari 1 puskesmas, 1 balai pengobatan, 1 pos
KB, dan 26 posyandu.

RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan satu dari 26 RW di Kelurahan


Sukatani, Kecamatan Tapos, Kota Depok. Kecamatan Tapos termasuk
pemekaran wilayah dari Kecamatan Cimanggis dimana sebelumnya
Kecamatan Cimanggis terdiri dari 13 Kelurahan, termasuk Kelurahan
Sukatani. Pemekaran tersebut ditujukan untuk mengkondisikan perkembangan
penduduk yang membutuhkan pelayanan yang efektif dan efisien dari
pemerintahannya.

RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan Tapos, Depok berada tepat di pinggir


Jalan Gas Alam. Sebelah utara, timur, dan barat berbatasan dengan Kelurahan
Curug. Sedangkan sebelah selatan berbatasan dengan Jalan Raya Bogor.
Sebagian besar warga RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan pendatang.

31 Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


32

Akan tetapi, warga pendatang tersebut sudah tinggal cukup lama di RW 01


Kelurahan Sukatani, sehingga nilai-nilai budaya dari budaya asli sudah
berbaur dengan nilai budaya yang ada di lingkungan RW 01 Kelurahan
Sukatani. Warga di RW 01 Kelurahan Sukatani berasal dari suku yang
heterogen, yaitu berasal dari suku Jawa, Betawi, Sunda, Batak, Sumatera, dan
Melayu. Walaupun nilai-nilai budaya asal sudah membaur dengan budaya
baru di lingkungan yang baru, warga mengatakan bahwa nilai-nilai budaya
tidak hilang, namun masih ada beberapa nilai budaya tertentu yang masih
diyakini oleh warga.

Terdapat beberapa pelayanan kesehatan yang mudah dijangkau di RW 01,


yaitu praktik bidan, klinik mantri, puskesmas Sukatani, puskesmas Cimanggis,
dan Rumah Sakit Sentra Medika. Selain itu, terdapat posyandu dan posbindu
di RW 01 yang mengadakan pemeriksaan kesehatan rutin setiap tanggal 25
setiap bulannya. RW 01 Kelurahan Sukatani merupakan wilayah kerja
Kecamatan Tapos yang berada di bawah pemerintah kota Depok. Terkait
kesehatan, wilayah RW 01 Kelurahan Sukatani berada di bawah wilayah kerja
puskesmas Sukatani. Terkait RW siaga, berdasarkan hasil wawancara, ketua
RW mengungkapkan bahwa terdapat RW Siaga dan ketua RW Siaga yaitu
Ketua RT 06, Bapak Suhendi. Ketua RW dan RW Siaga mengatakan bahwa
kegiatan RW Siaga sebenarnya sudah berjalan, namun kurang aktif, termasuk
aktivitas dan kegiatan kader kesehatan. Warga RW 01 Kelurahan Sukatani,
Kecamatan Tapos, Depok mendapatkan informasi kesehatan melalui poster
kesehatan yang berada di rumanh Bapak RT 06. Sekitar wilayah RW 01 tidak
ada spanduk, banner mengenai informasi kesehatan. Sedangkan penyuluhan
kesehatan secara langsung tidak didapatkan warga, akan tetapi penyuluhan
tidak langsung didapatkan saat Posyandu dan Posbindu dilakukan setiap
bulannya.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


33

3.2 Pengkajian Keperawatan Keluarga


Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada keluarga Bapak RM selama
tujuh minggu bertempat di RT 1 RW 01 Kelurahan Sukatani Kecamatan
Tapos Kota Depok. Keluarga Bapak RM adalah tipe keluarga inti yang terdiri
dari Bapak RM (28 tahun) seorang kepala keluarga, istri Bapak RM adalah Ibu
V (26 tahun), anak perempuan yang pertama An. A (3 tahun) dan bayi B (35
hari). Keluarga Bapak RM berada pada tahap perkembangan keluarga dengan
anak balita. Saat ini Ibu V nifas hari ke 35. Ibu V mengatakan nyeri saat
menyusui bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit
jika menyusui. Payudara ibu V teraba pada dan bengkak. Ibu V mengolesi
minyak kelapa sebelum dan sesudah menyusui pada putingnya. Ibu V
menghentikan pemberian ASI sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V
belum berani menggendong bayi sambil menyusui karena nyeri persalinan.

Keluarga Bapak RM mempunyai latar belakang budaya Jawa Tengah, Bapak


RM berasal dari Solo sedangkan Ibu V berasal dari Yogyakarta. Bapak RM
sejak kecil tinggal di Solo, namun setelah lulus SMK memutuskan untuk
merantau ke Jakarta. Berbeda dengan Ibu V yang sejak kecil telah lahir dan
menetap di daerah Sukatani. Ibu V mengatakan ada beberapa mitos atau
pantangan tertentu yang harus dipegang dan dapat mempengaruhi
pemeliharaan kesehatan dalam keluarga, yaitu memberikan bayi baru lahir
madu dan pisang agar pertumbuhan anak sehat. Saat anak A, ibu L
memberikan susu formula sejak baru lahir karena merasa ASI nya tidak
cukup, dan takut An A pertumbuhannya lambat.

Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan.
Ibu V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail
mengenai ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat
ASI, dan teknik menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya
terlalu sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


34

pernah melakukan perawatan payudara. Keluarga Bapak RM menganut agama


Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan sholat, puasa, dan ibadah
lainnya. Baik Bapak RM maupun Ibu V tidak aktif mengikuti kegiatan
pengajian di RT dikarenakan pekerjaan Bapak RM yang tidak tetap jadwalnya
dan Ibu V yang harus menjaga serta mengurus kedua anaknya.

Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu


tampak membesar, ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada
cairan yang keluar. Payudara teraba kencang dana padat. Ibu V mengatakan
tidak pernah secara khusus melakukan perawatan pada payudara. Ibu V tidak
pernah mengompres puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air
hangat, dan tidak pernah melakukan pijat payudara. Keluarga Bapak S
menganut agama Islam. Baik Bapak S maupun Ibu L berasal dari suku Jawa,
Bapak S berasal dari Solo sedangkan Ibu L berasal dari Tegal. Bapak S
merantau ke Jakarta sejak lulus SMK, berbeda dengan Ibu L yang sudah
tinggal dan menetap di Jakarta sejak kecil. Ibu L merupakan lulusan dari
Sarjana Muda jurusan Akutansi. Hasil pengkajian didapatkan bahwa
pertemuan pertama antara Bapak S dan Ibu L adalah di Pondok Cina Depok.
Keduanya kemudian berpacaran lalu memutuskan untuk menikah pada tahun
2007.

Ibu V mengatakan bahwa keluarganya saling menyayangi satu sama lain.


Bapak RM selalu siap sedia kapan pun jika ibu V membutuhkan, dan bapak
RM mengiyakan karena bapak RM kerja di pabrik yang jaraknya dekat dengan
rumahnya. Saat ibu V mempersiapkan kelahiran, bapak RM tampak sangat
perhatian dengan tetap menemani di sebelah ibu V. Walaupun Bapak RM
bekerja, tapi perhatian yang didapatkan anaknya selalu cukup. Ibu V
mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa kehamilan ke bidan, selalu
memperhatikan pergerakan bayi, ibu memperhatikan kebersihan pernieal, ibu
mencari tahu tentang menu diet, istirahat, aktifitas yang baik untuk ibu hamil.
Ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi, ibu V mengatakan

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


35

sudah berpengalaman dengan anak pertama tapi karena sudah 3 tahun lalu, ibu
V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara mengedan dan teknik
relaksasi. Bukti bahwa anggota keluarga saling menyayangi adalah saling
memperhatikan dan kepedulian terhadap keadaan masing-masing.

3.3 Diagnosis Keperawatan


Hasil pengkajian keluarga yang dilakukan melalui metode wawancara,
observasi, dan pemeriksaan fisik dapat ditegakkan diagnosis keperawatan: a)
ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V; b) kesiapan meningkatkan proses
kehamilan-melahirkan pada ibu V; c) kurang pengetahuan tentang jenis
kontrasepsi pada ibu V; d) kesiapan meningkatkan koping pada bapak RM; e)
kurang pengetahuan tentang perineal hygene pada bayi B. Hasil skoring
terhadap diagnosis tersebut, didapatkan bahwa diagnosis utama pada keluarga
Bapak S ialah ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V.

Definisi ketidakefektifan pemberian ASI adalah ketidakpuasan atau kesulitan


bayi, ibu, atau anak menjalani proses pemberian ASI (NANDA, 2012).
Batasan karakteristik dalam penggunaan diagnosis ini diantara terdapat satu
diantara tanda NANDA berikut, ketidakadekuatan suplai ASI, bayi menangis
pada payudara, bayi rewel dalam jam pertama setelah menyusui,
ketidakcukupan pengosongan setiap payudara setelah menyusui, luka putting
yang menetap setelah minggu pertama menyusui, proses pemberian ASI yang
tidak memuaskan.

3.4 Perencanaan Intervensi Keperawatan


Rencana keperawatan yang akan dilakukan mahasiswa berpedoman pada lima
tugas keluarga. Tujuan umum dari rencana keperawatan adalah setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 6 kali kunjungan, Ibu V dapat
menyusui secara efektif. (1) Setelah dilakukan intervensi 1 x 30 menit
pertemuan diharapkan

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


36

keluarga mampu mengenal masalah ketidakefektifan menyusui: menyebutkan


pengertian menyusui yang tidak efektif, menyebutkan penyebab menyusui
tidak efektif. (2) Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1 x 30
menit pertemuan diharapkan keluarga mampu mengambil keputusan yang
tepat untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan
menyusui: menyebutkan akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui,
memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan masalah
ketidakefektifan menyusui. (3) Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x
45 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat keluarga dengan
ketidakefektifan menyusui: Menyebutkan cara menyusui yang efektif (baik
dan benar), mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),
mendemonstrasikan cara merawat payudara, menyusun menu makanan sehat
bernutrisi untuk ibu menyusui.

Pertemuan ke (4) setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 45 menit


pertemuan diharapkan keluarga mampu merawat keluarga dengan
ketidakefektifan menyusui: Mendiskusikan dengan keluarga manajemen stres
untuk ibu menyusui, mendiskusikan cara manajemen stres: teknik relaksasi,
pijat oksitosin, mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat oksitosin. (5)
Setelah dilakukan intervensi keperawatan 1 x 45 menit pertemuan diharapkan
keluarga mampu merawat keluarga dengan ketidakefektifan menyusui:
mengkaji pengetahuan Ibu V tentang alat kontrasepsi, memberikan informasi
tentang definisi kontrasepsi pada Ibu V. memberikan informasi tentang jenis-
jenis alat kontrasepsi, mengkaji pengetahuan keluarga terkait kelebihan dan
kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi, memberikan informasi pada
Ibu V tentang kelebihan dan kekurangan dari alat kontrasepsi.

Pertemuan ke (6) setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 1x45 menit


pertemuan diharapkan keluarga mampu: memodifikasi suasana dan lingkungan
yang nyaman bagi ibu dan bayi ketika menyusui. Setelah dilakukan intervensi

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


37

selama 1x45 menit pertemuan diharapkan keluarga mampu: memanfaatkan


fasilitas pelayanan kesehatan.

Tujuan 1 setelah dilakukan intervensi 1 x 30 menit pertemuan diharapkan


keluarga mampu mengenal masalah ketidakefektifan menyusui keluarga
dapat menyebutkan pengertian menyusui yang tak efektif dengan bahasanya
sendiri atau dengan bantuan leaflet. Keluarga dapat menyebutkan 4 dari 7
penyebab menyusui tidak efektif dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik.luK
arega dapat menyebutkan 3 dari 4 akibat lanjut dari
ketidakefektifan menyusui dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik. (2) Tujuan Khusus 2, keluarga mampu memutuskan untuk
merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui.

Tujuan khusus 3, setelah dilakukan kunjungan selama 5 x45 menit keluarga


mampu merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifakn
pemberian ASI pada ibu dengan Keluarga dapat menyebutkan 6 dari 10 cara
menyusui yang baik dan benar dengan bahasa sendiri atau dengan bantuan
lembar balik, keluarga memdemonstrasikan cara menyusui yang efektif
dengan bantuan minimal, menyebutkan 2 dari 3 manfaat nutrisi bagi ibu
menyusui, menyebutkan 3 hal yang harus diperhatikan terkait nutrisi bagi ibu
menyusui, menyebutkan 3 dari 5 jenis makanan ya ng dianjurkan untuk ibu
menyusui, mampu menyusun menu sehat bernutrisi bagi ibu hamil sesuai dengan
kondisi dan selera untuk menu makan satu hari, mampu menyebutkan fungsi
manajemen stres untuk ibu menyusui, mampu mendemonstrasikan teknik relaksasi
dan pijat oksitosin, menyebutkan 2 dari 3 jenis kontrasepsi, menyebutkan
kembali masing-masing 2 kelebihan dan kekurangan alat kontrasepsi, mampu
memilih alat kontarsepsi.

Tujuan khusus 4, setelah dilakukan kunjungan selama 1x45 menit keluarga


mampu memodifikasi dan memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi
ketidakefektifan pemberian ASI mampu menyebutkan 3 dari 4 lingkungan
yang mendukung untuk meningkatkan keefektifan pemberian ASI pada ibu.
Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


38

(5) Tujuan khusus 5, keluarga mampu menggunakan fasilitas kesehatan yang


ada untuk mengefektifan pemberian ASI dengan mampu menyebutkan 3 dari
4 fasilitas kesehatan yang ada disekitar tempat tinggal, menyebutkan 1 dari 2
manfaat mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan, dan mengunjungi
fasilitas kesehatan secara rutin.

3.5 Implementasi Keperawatan


Asuhan keperawatan keluarga dapat dikembangkan untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga memiliki peran penting dalam
mengatasi masalah ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga seharusnya
dapat menyadari pentingnya memberikan ASI eksklusif, menyadari manfaat
memberikan ASI dan kerugian saat tidak memberikan ASI, akibat
berkelanjutan jika pemberian ASI tidak efektif bagi ibu dan bayi. Bagaimana
mengefektifkan pemberian ASI, menyediakan lingkungan yang mendukung,
dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat.

Intervensi yang berpedoman pada tugas kesehatan keluarga meliputi lima


tugas keluarga, dimana dalam kemampuan memberikan perawatan anggota
keluarga yang mempunyai masalah ketidakefektifan pemberian ASI, keluarga
diberikan informasi mengenai cara merawat ibu dengan dengan memberikan
pendidikan kesehatan terkait cara-cara yang mampu meningkatkan
keefektifan pemberian ASI seperti posisi menyusui, perawatan payudara,
nutrisi ibu menyusui, manajemen stres, pijat oksitosin, serta pemilihan alat
kontrasepsi dengan berfokus pada perawatan payudara.

Implementasi keperawatan terdiri dari menyebutkan pengertian menyusui


yang tidak efektif, menyebutkan penyebab menyusui tidak efektif.
Menyebutkan akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui, memutuskan
untuk merawat anggota keluarga dengan masalah ketidakefektifan menyusui.
Menyebutkan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),
mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif (baik dan benar),

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


39

mendemonstrasikan cara merawat payudara, menyusun menu makanan sehat


bernutrisi untuk ibu menyusui. Mendiskusikan dengan keluarga manajemen
stres untuk ibu menyusui, mendiskusikan cara manajemen stres: teknik
relaksasi, pijat oksitosin, mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat
oksitosin. Mengkaji pengetahuan Ibu V tentang alat kontrasepsi,
memberikan informasi tentang definisi kontrasepsi pada Ibu V. Memberikan
informasi tentang jenis-jenis alat kontrasepsi, mengkaji pengetahuan keluarga
terkait kelebihan dan kekurangan dari masing-masing alat kontrasepsi,
memberikan informasi pada Ibu V tentang kelebihan dan kekurangan dari
alat kontrasepsi. Memodifikasi suasana dan lingkungan yang nyaman bagi ibu dan
bayi ketika menyusui. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan.
Mendiskusikan bersama keluarga mengenai manfaat fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada di sekitar tempat tinggal, serta memotivasi keluarga
untuk mengunjungi fasilitas pelayanan kesehatan terutama posyandu secara
rutin setiap bulan.

Implementasi yang merupakan intervensi utama adalah penjelasan tentang


perawatan payudara. Perawatan payudara adalah suatu tindakan untuk
merawat payudara terutama pada masa nifas (masa menyusui) untuk
memperlancar pengeluaran ASI, memelihara kebersihan payudara,
melenturkan dan menguatkan putting susu. Mendemonstrasikan perawatan
payudara, dengan membuat jadwal perawatan payudara secara rutin dua kali
sehari setiap hari. Mengevaluasi hasil dari perawatan payudara yang
dilakukan secara rutin sekali seminggu secara keseluruhan.

3.6 Evaluasi Keperawatan


Intervensi keperawatan terkait intervensi yang telah dilakukan, kemudian
dievaluasi untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan dari intervensi dapat
tercapai. Evaluasi dilakukan melalui beberapa cara, yaitu dengan melakukan
evaluasi SOAP, evaluasi sumatif, dan menilai tingkat kemandirian keluarga.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


40

Evaluasi SOAP didapatkan data ibu V mengatakan menyusui yang tak efektif
adalah keadaan dimana ibu, bayi atau anak mengalami atau beresiko
mengalami ketidakpuasan atau kesukaran dengan proses menyusui. Ibu V
menyebutkan 6 penyebab menyusui tidak efektif, yaitu puting susu
datar/terbenam; putting lecet dan nyeri; payudara bengkak; radang payudara;
payudara abses; produksi asi kurang. Ibu V menyebutkan 4 akibat lanjut dari
ketidakefektifan menyusui, yaitu bayi merasa tidak puas saat menyusui; bayi
gelisah dan rewel; bayi beresiko kekurangan nutrisi; serta bayi mudah
terserang penyakit.

Bapak RM (suami) dan Ibu E (ibu) mengatakan ingin merawat ibu V dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI dengan mau mendengarkan
informasi dari mahasiswa. Ibu V mengatakan cara mengatasi ketidakefektifan
pemberian ASI yaitu dengan posisi menyusui yang benar, perawatan
payudara, pijat oksitosin, nutrisi ibu menyusui, manajemen stres, pemilihan
kontrasepsi.

Ibu V menyebutkan cara menyusui yang baik dan benar yaitu: Cuci tangan
sebelum menyusui; bersihkan puting susu dengan air hangat; menyusui
dilakukan dengan posisi duduk, bayi di pangku, kepala bayi diletakkan pada
siku ibu dan tangan ibu yang lainnya menopang bokong bayi; tubuh bayi
dekat/ kontak dan menghadap ibu, perut bayi menempel pada bagian ibu;
sentuhkan puting susu pada bibir/ pipi bayi untuk merangsang agar mulut
bayi terbuka lebar; ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan puting susu dan
areola mamae ke dalam mulut bayi; posisi menyusui yang benar bila ibu
tidak merasa nyeri pada puting susu; menyusui dengan kedua payudara
secara bergantian; setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk, sampai bayi
bersendawa; serta ASI diberikan sesering mungkin tanpa jadwal, lamanya 20-
30 menit dengan jarak 2-3 jam.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


41

Ibu V mengatakan kondisi lingkungan di sekitar rumah sudah tenang, tapi


jika ada keponakan-keponakannya sudah datang, kondisi rumah menjadi
kurang nyaman. Ibu V mengatakan keluarga akan menyediakan buah di meja
makan untuk ibu V, tidak menyediakan susu formula, dan selalu menyiapkan
perlengkapan perawatan payudara di meja samping kamar mandi. Ibu V
mengatakan fasilitas terdekat ialah puskesmas, klinik, praktik bidan. Ibu V
mengatakan manfaat ke pelayanan kesehatan ialah mendapat pemeriksaan
kesehatan anak, mendapat penyuluhan dan informasi kesehatan. Ibu V
mengatakan ingin mengetahui lebih lanjut penyebab masalah ketidakefektifan
pemberian ASI yang dirasakan.

Pemberian setiap implementasi yang dilakukan oleh perawat dapat diterima


keluarga secara kooperatif dan antusias, baik dalam penyampaian informasi
maupun melakukan demostrasi. Keluarga terlibat aktif dalam diskusi.
Keluarga Bapak RM, terutama Ibu V dapat menyebutkan kembali pengertian,
penyebab tanda gejala, dan akibat ketidakefektifan pemberian ASI. Keluarga
Bapak RM dapat menyebutkan kembali bagaimana cara perawatan payudara,
ibu V dan mertua bapak RM mampu mendemonstrasikan ulang cara
merawat payudara. Ibu V mengatakan akan melakukan perawatan payudara
dua kali sehari.

Tampak perubahan signifikan keefektifan pemberian ASI pada ibu V.


Perubahan pemberian ASI pada minggu ketiga: lingkar payudara 35 cm, ASI
yang keluar saat pemijatan payudara 10cc, anak masih rewel pada satu jam
pertama menyusui, payudara masih teraba pada, dan putting lecet. Perubahan
pemberian ASI pada minggu keempat: lingkar payudara 37 cm, ASI yang
keluar saat pemijatan payudara 138cc, payudara kiri teraba padat, putting
lecet, bayi rewel pada satu jam pertama menyusui, berat badan bayi 3800 gr,
BAK 4 kali. Perubahan pemberian ASI pada minggu kelima: lingkar
payudara 38 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi tidak rewel,
bayi tampak puas, berat badan bayi 4200 gr, BAK 4-5 kali, putting tidak

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


42

lecet, payudara tidak teraba padat. Perubahan pemberian ASI pada minggu
keenam: lingkar payudara 38 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi
tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi 4200 gr, BAK 5-6 kali,
putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Perubahan pemberian ASI
pada minggu ketujuh: lingkar payudara 41 cm, ASI yang keluar saat
pemijatan 240cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi 4500
gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini
menunjukkan meningkatnya efektifitas pemberian ASI pada ibu V.

Hasil observasi yang dilakukan atau yang dilaporkan oleh keluarga maka
perawat menganalisa tujuan yang telah ditetapkan perawat baik TUK 1
hingga TUK 5 telah tercapai. Masalah ketidakefektifan pemberian ASI pada
ibu V telah teratasi ditunjukkan dengan peningkatan produksi ASI, lingkar
payudara, putting tidak lecet, bayi tidak rewel, tidak ada nyeri payudara.
Perawat memotivasi Ibu V untuk terus merawat payudara. Perawat juga
memberikan penghargaan positif atas usaha dan hasil yang telah diperoleh
keluarga. Selain itu, perawat juga meminta keluarga untuk memantau agar
pemberian ASI dapat eksklusif 6 bulan.

Evaluasi sumatif dilakukan dengan memberikan pertanyaan terkait lima tugas


kesehatan keluarga pada masalah ketidakefektifan pemberi ASI. Ibu V
mengatakan menyusui yang tak efektif adalah keadaan dimana ibu, bayi atau
anak mengalami atau beresiko mengalami ketidakpuasan atau kesukaran
dengan proses menyusui. Ibu V menyebutkan 6 dari 7 penyebab menyusui
tidak efektif, 4 akibat lanjut dari ketidakefektifan menyusui, 6 cara mengatasi
ketidakefektifan pemberian ASI, 10 cara menyusui yang baik dan benar. Ibu
V mampu mendemonstrasikan ulang cara menyusui dan perawatan payudara.
Keluarga dapat menyebutkan cara memodifikasi lingkungan yang sesuai
untuk ibu menyusui. Keluarga mampu menyebutkan 3 fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan untuk penanganan terkait ibu menyusui. Keluarga

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


43

mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk penanganan terkait ibu


menyusui.

Evaluasi tingkat kemandirian keluarga ditentukan oleh kemampuan keluarga


dalam melaksanakan tugas kesehatan keluarga. Lima tugas kesehatan
keluarga meliputi mengenal masalah ketidakefektifan pemberian ASI,
mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan
ketidakefektifan pemberian ASI, merawat anggota keluarga yang mengalami
ketidakefektifan pemberian ASI, melakukan modifikasi lingkungan, dan
menggunakan fasilitas pelayanan untuk perawatan ketidakefektifan
pemberian ASI.

Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 6x45 menit, tingkat


kemandirian keluarga Bapak RM berada pada tingkat kemandirian IV. Hal ini
ditunjukkan oleh data bahwa keluarga menerima petugas perawatan
kesehatan masyarakat, keluarga menerima pelayanan keperawatan yang
diberikan sesuai dengan rencana keperawatan, keluarga tahu dan
mengungkapkan masalah kesehatan secara benar, keluarga melakukan
perawatan sederhana sesuai yang dianjurkan, keluarga memanfaatkan
fasilitas pelayanan kesehatan secara aktif, keluarga melaksanakan tindakan
pencegahan secara aktif, dan keluarga melakukan tindakan promotif
(terlampir).

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Analisis Masalah Keperawatan dengan Konsep dan Penelitian terkait


KKMP
Perkotaan merupakan wilayah yang memiliki kepadatan penduduk yang
tunggi dan masyarakat yang beragam. Masyarakat yang beragam tersebut
bisa disebabkan karena kumpulan manusia dari berbagai daerah yang
datang ke satu tempat karena terdorong keinginan yang sama yaitu
memenuhi kebutuhan hidupnya untuk menjadi lebih baik yang biasa
disebut masyarakat urban. Masyarakat beragam yang terdiri dari
perbedaan sosial budaya, tingkat pendidikan, ekonomi, dan beberapa aspek
lainnya. Berdasarkan data dari NSS yang bekerjasama dengan
Balitbangkes dan Hellen Keller International permasalahan yang
mengakibatkan masih rendahnya penggunaan ASI di Indonesia adalah
faktor sosial budaya, kesadaran akan pentingnya ASI, pelayanan kesehatan
dan petugas kesehatan yang belum sepenuhnya mendukung PP-ASI,
gencarnya promosi susu formula dan ibu bekerja (Judarwanto, 2006).

Aspek kehidupan kota, kurangnya pengetahuan dan pengertian ibu tentang


manfaat ASI dapat mendorong ibu untuk terpengaruh pada susu formula.
Kesehatan/ status gizi bayi serta kelangsungan akan lebih baik pada ibu
yang berpendidikan rendah (Arifin, 2004). Hal ini karena ibu yang
berpendidikan tinggi akan memiliki pengetahuan yang luas serta
kemampuan untuk menerima informasi lebih tinggi. Keluarga Bapak RM
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi dan selalu menunjukkan
kemampuan untuk menerima informasi yang lebih banyak tentang
kesehatannya. Faktor lain yang berpengaruh terhadap pemberian ASI
adalah sikap ibu terhadap lingkungan sosialnya dan kebudayaan dan
dilihat faktor intern dari ibu seperti terjadinya bendungan ASI, luka-luka

44 Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


45

pada puting susu, kelainan pada puting susu dan adanya penyakit tertentu
seperti tuberkolose, malaria (Arifin, 2004).

Keluarga Bapak RM berlatar belakang suku Jawa dan masih menanamkan


beberapa kepercayaan sesuai budaya keluarga, seperti memberikan madu
pada bayi baru lahir, memberikan pisang atau biskuit walaupun belum 6
bulan. Keluarga meyakini, memberikan makanan seperti madu, pisang
atau biskuit tersebut merupakan kebiasaan sejak nenek moyang. Selain itu
keluarga meyakini jika bayi laki-laki maka jumlah ASI yang dibutuhkan
akan sangat banyak, sehingga pemberian susu formula merupakan pilihan
yang tepat. Berkurangnya jumlah ibu yang menyusui bayinya dimulai di
kota-kota, terutama pada warga yang berpenghasilan cukup yang
kemudian menjalar ke daerah pinggiran kota, penelitian para ahli mengapa
jumlah ibu yang menyusui bayinya cenderung menurun, semakin banyak
ibu bekerja,adanya anggapan menyusui adalah lambang keterbelakangan
budaya dan alasan estetika (Sjahnien, 2008). Dan berdasarkan hasil
penelitian Ridwan Amirudin 2007 dengan bertambahnya usia bayi tejadi
penurunan pola pemberian ASI sebesar 1,3 kali atau 77,2 %. Hal ini
memberikan adanya hubungan antara pemberian ASI dengan cepatnya
pemberian susu botol artinya mengurangi kemungkinan untuk menyusui
bayi dalam waktu yang lama. (Amirudin, 2007).

Perilaku dibentuk oleh kebiasaan, yang bisa diwarnai oleh adat (budaya),
tatanan norma yang berlaku di masyarakat (sosial), dan kepercayaan
(agama). Perilaku umumnya tidak secara tiba-tiba. Perilaku adalah hasil
dari proses yang berlangsung selama masa perkembangan. Setiap orang
selalu terpapar dan tersentuh oleh kebiasaan di lingkungannya serta
mendapat pengaruh dari masyarakat, baik secara langsung maupun tak
langsung. Pemahaman terhadap latar belakang sosial, budaya, agama, dan
pendidikan seseorang akan lebih memudahkan upaya mengenal perilaku
dan alasan yang mendasarinya (Suparyanto, 2010).

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


46

Perawat komunitas memiliki peranan penting dalam mengatasi masalah


pemberian ASI pada populasi ibu menyusui di masyarakat perkotaan.
Asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan keluarga dilakukan
pada keluarga yang memiliki masalah pemberian ASI sebagai entry point
bertujuan untuk menurunkan risiko kesehatan dan meningkatkan kesehatan
ibu dan anak. Keluarga memiliki peranan yang sangat besar terhadap
status kesehatan anak. Membantu ibu agar bisa menyusui bayinya dengan
benar memerlukan pemahaman tentang perilaku ibu, keluarga, dan
lingkungan sosial budayanya dalam hal menyusui. Pemahaman ini perlu
agar bisa lebih mengetahui alasan ibu untuk menyusui atau tidak menyusui
(Suparyanto, 2010)

4.2 Analisis Intervensi Perawatan Payudara sebagai Intervensi utama


dengan Konsep dan Penelitian Terkait
Penelitian Purnama (2013) mengukur produksi ASI dengan melihat urin
bayi baru lahir. Produksi urin bayi baru lahir dihitung selama 24 jam
setelah ibu mendapatkan perlakuan perawatan payudara. Penilaian
produksi ASI bisa dengan banyak cara, salah satunya dengan mengukur
dengan urin bayi baru lahir selama 24 jam, normal volume urin bayi baru
lahir 30-50 mg, atau bayi buang air kecil 6-8 kali, warna urin kuning
jernih, jika ASI cukup setelah menyusu maka bayi tertidur atau tenang
selama 2- 3 jam (Bobak, Perry & Lowdermilk, 2005; Perinasia, 2004;
Cox, 2006). Ibu V mengatakan bayi B baru lahir hanya buang air kecil 4-5
kali, warna urin kuning jernih. Setelah melakukan perawatan payudara
dalam sehari bayi buang air kecil bisa mencapai 7-8 kali.

Frekuensi dilakukannya perawatan payudara juga mempengaruhi hasil


produksi ASI. Dalam penelitian Purnama (2013) perawatan payudara
hanya dilakukan satu kali di pagi hari. Menurut Hockenberry (2002)
produksi ASI dengan menggunakan perawatan payudara lebih efektif

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


47

apabila dilakukan sehari dua kali, pagi dan sore. Penelitian yang dilakukan
oleh Biancuzzo (2003) menyatakan bahwa pijat oksitosin dan perawatan
payudara yang dilakukan sehari dua kali dapat mempengaruhi produksi
ASI pada ibu post partum. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh
Sholichah (2011) menyatakan bahwa perawatan payudara yang sering
dapat memperlancar keluaran produksi ASI.

Parameter keberhasilan pemberian ASI ditandai dengan cukupnya ASI


bagi bayi (Afifah, 2007) yang ditandai dengan:
1. Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam sehari dan warnanya bersih
jernih sampai kuning
2. Bayi sering buang air besar bewarna kekuningan “berbiji”.
3. Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun, dan tidur
cukup.
4. Bayi setidaknya menyusui10-12 kali dalam 24 jam.
5. Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai
menyusui.
6. Ibu dapat merasakan geli karena aliran ASI setiap kali bayi mulai
menyusu.
7. Bayi bertambah berat badannya
Terdapat beberapa perubahan pada ibu V setelah dilakukan intervensi
perawatan payudara dengan melihat beberapa parameter keberhasilan
pemberian ASI. Perubahan pemberian ASI pada minggu keempat: lingkar
payudara 37 cm, ASI yang keluar saat pemijatan payudara 138cc,
payudara kiri teraba padat, putting lecet, bayi rewel pada satu jam pertama
menyusui, berat badan bayi 3800 gr, BAK 4 kali. Perubahan pemberian
ASI pada minggu kelima: lingkar payudara 38 cm, ASI yang keluar saat
pemijatan 200cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi
4200 gr, BAK 4-5 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat.
Perubahan pemberian ASI pada minggu keenam: lingkar payudara 38 cm,
ASI yang keluar saat pemijatan 200cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas,

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


48

berat badan bayi 4200 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak
teraba padat. Perubahan pemberian ASI pada minggu ketujuh: lingkar
payudara 41 cm, ASI yang keluar saat pemijatan 240cc, bayi tidak rewel,
bayi tampak puas, berat badan bayi 4500 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak
lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini menunjukkan meningkatnya
efektifitas pemberian ASI pada ibu V.

4.3 Alternatif Pemecahan yang dapat dilakukan


Upaya mengatasi permasalahan ketidakefektifan pemberian ASI secara
multidisiplin dan komprehensif dimana dibutuhkan kerja sama yang baik
antar setiap komponen dalam masyarakat.

Intervensi dalam pembinaan keluarga yang seharusnya dilakukan secara


berkelanjutan oleh petugas kesehatan dari puskesmas untuk mengatasi
masalah ketidaefektifan pemberian ASI yang terdapat di masyarakat.
Intervensi dapat diberikan melalui pendidikan kesehatan dan promosi
kesehatan terkait pentingnya ASI. Peran perawat kesehatan masyarakat dalam
melakukan setiap program terutama terkait masalah pemberian ASI eksklusif
diperlukan agar hasilnya dapat dilihat secara nyata.

Pemberian pendidikan kesehatan kepada keluarga dalam pelaksanaan tugas


kesehatan keluarga dibutuhkan pengawasan dan bimbingan yang
berkelanjutan dari petugas kesehatan, maupun kader RT dan RW setempat
agar pelaksanaan tugas kesehatan keluarga dapat berjalan dengan baik.
pemberian pendidikan bisa melalui program Kelas Ibu Hamil yang diadakan
oleh Puskesmas Sukatani. Selain itu, perlu adanya pemberdayaan masyarakat
dengan membentuk agen-agen peduli ASI dengan melatih kader setempat
terkait perawatan yang dapat meningkatkan produksi ASI seperti perawatan
payudara dan pengaktifan kegiatan posyandu lima langkah. Kader dapat
memberikan penyuluhan terkait manajemen laktasi dalam fungsi posyandu di
langkah kelima.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


49

Asuhan keperawatan komunitas yang telah dilakukan dalam membina


keluarga, mahasiswa harus membuat rencana tindak lanjut yang akan
dilakukan kepada keluarga. Rencana ini dibuat agar tindakan yang telah
dilakukan sebelumnya bersama mahasiswa dapat terus dilakukan dan
berkesinambungan. Mahasiswa melaporkan kepada kader tentang evaluasi
kemandirian keluarga, dan meminta kader untuk melanjutkan pemantauan
terkait masalah pemberian ASI yang dapat dilakukan dalam kegiatan
posyandu setiap bulan.

Keluarga perlu dimotivasi secara berkelanjutan agar dapat mempertahankan


dan meningkatkan status kesehatan yang telah tercapai. Mahasiswa perlu
melakukan advokasi dan menekankan pentingnya mengunjungi fasilitas
kesehatan secara rutin dan berkala, terutama posyandu untuk memantau berat
badan anak sampai anak menginjak usia lima tahun.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


BAB 5
PENUTUP

5.1 Simpulan
Indonesia memiliki tingkat perkembangan penduduk di kota yang pesat, berbagai
kelompok manusia yang beragam mengikuti arus urbanisasi dan meningkatkan
perkembangan penduduk tersebut. Melalui arus urbanisasi tersebut dapat
memunculkan masalah kesehatan di perkotaan. Salah satu dampak dari arus
urbanisasi adalah pada factor sosial budaya dan tingkat pengetahuan. Factor sosial
budaya dan tingkat pengetahuan mempengaruhi ibu-ibu dalam memperhatikan
masalah kesehatan di keluarga, salah satunya terkait pemberian ASI eksklusif bagi
anak.

Praktik keperawatan mahasiswa di Kelurahan Sukatani, khususnya di RW 01


bertujuan untuk melakukan asuhan keperawatan keluarga terutama pada keluarga
yang memiliki ibu menyusui dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI.
Asuhan keperawatan komunitas dengan melakukan pembinaan pada keluarga
bertujuan untuk melakukan intervensi yang dapat dipraktikkan keluarga dengan
masalah ketidakefektifan pemberian ASI sebagai upaya untuk dapat
meningkatkan status kesehatan anak. Asuhan keperawatan keluarga yang
dilaksanakan oleh mahasiswa pada keluarga Bapak RM, khususnya Ibu V.

Peran perawat komunitas bertujuan untuk memberikan intervensi keperawatan


dengan menggunakan pendekatan keluarga. Intervensi utama yang dilakukan
terkait ketidakefektifan pemberian ASI adalah dengan perawatan payudara pada
ibu V. Pemilihan intervensi tersebut dilakukan agar produksi ASI semakin
meningkat dan dapat mengefektifkan pemberian ASI pada bayi. Keluarga
diharapkan dapat menyadari akan manfaat dari asupan makanan dengan
kandungan ASI sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan kesehatan bayi.

Asuhan keperawatan keluarga yang dilakukan kepada Bapak RM dilakukan


selama 7 minggu. Evaluasi dilakukan melalui observasi perubahan pemberian ASI
pada setiap minggu yang terdiri dari: lingkar payudara, volume produksi ASI yang
50 Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


51

keluar saat pemijatan payudara, anak masih rewel pada satu jam pertama
menyusui atau tidak, payudara masih teraba padat, dan putting lecet, berat badan
bayi semakin bertambah atau tidak, serta frekuensi BAK bayi. Didapatkan
perubahan signifikan dari minggu pertama observasi lingkar payudara 35 cm, ASI
yang keluar saat pemijatan payudara 10cc, anak masih rewel pada satu jam
pertama menyusui, payudara masih teraba pada, dan putting lecet. Sedangkan
observasi minggu ketujuh didapatkan hasil: lingkar payudara 41 cm, ASI yang
keluar saat pemijatan 240cc, bayi tidak rewel, bayi tampak puas, berat badan bayi
4500 gr, BAK 5-6 kali, putting tidak lecet, payudara tidak teraba padat. Hal ini
menunjukkan meningkatnya efektifitas pemberian ASI pada ibu V. Tingkat
kemandirian keluarga Bapak RM saat ini berada pada tingkat kemandirian IV.
Keluarga Bapak RM melaporkan bahwa telah melakukan upaya-upaya yang
mendukung keefektifan pemberian ASI pada ibu V kepada bayi B.

Hasil penelitian dan praktik di lapangan menunjukkan beberapa persamaan dari


segi faktor yang mempengaruhi pemberian ASI seperti budaya, pengetahuan,
kebiasaan dan hasil dari perawatan payudara,

5.2 Saran
5.2.1 Puskesmas/ Perawat Komunitas
Perawat perlu mengembangkan media promosi kesehatan terkait pemberian ASI
dan penyuluhan pada keluarga dengan masalah ketidakefektifan pemberian ASI
agar disesuaikan dengan karakteristik keluarga. Media penyuluhan harus
disesuaikan dengan tingkat pendidikan keluarga sehingga efektifitas penyampain
informasi dapat berjalan optimal. Puskesmas bisa mengoptimalkan penyuluhan
melalui kelas ibu hamil. Selain itu, Puskesmas perlu mengoptimalkan program
Pojok ASI yang sudah ada, agar ibu-ibu menyusui memiliki motivasi dalam
pemberian ASI di Puskesmas. Perawat kesehatan masyarakat dari puskesmas
perlu mengoptimalkan pembinaan keluarga dengan ibu menyusui yang berisiko
tinggi memiliki masalah dalam pemberian ASI melalui asuhan keperawatan
keluarga secara rutin dan berkelanjutan, serta melibatkan institusi pendidikan
keperawatan dalam penemuan kasus masalah dalam pemberian ASI.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


52

5.2.2 Keluarga
Keluarga perlu meningkatkan pengetahuan tentang upaya meningkatkan
efektifitas pemberian ASI melalui aktif bertanya atau berkonsultasi pada petugas
kesehatan, memanfaatkan sarana media cetak dan elektronik sebagai media
informasi. Keluarga diharapkan dapat melakukan upaya-upaya yang dapat
meningkatkan produksi ASI dan mendukung motivasi ibu untuk memberikan ASI
secara eksklusif. Keluarga sebaiknya berkunjung ke posyandu setiap bulan untuk
penimbangan berat badan balita dan menanyakan kepada petugas kesehatan
mengenai hal-hal yang belum diketahui terkait tumbuh kembang dan pemenuhan
nutrisi bagi ibu menyusui dan bayi. Ibu disarankan meningkatkan keragaman
makanan untuk ibu menyusui agar produksi ASI semakin meningkat dengan
meminimalkan kebosanan ibu mengonsumsi makanan seimbang yang beragam.
Ibu disarankan melakukan perawatan payudara dengan rutin, dan jika sempat
menambah frekuensi perawtan payudara menjadi 3 kali sehari. Bapak RM
disarankan untuk menyempatkan diri membantu istri dalam menghindari stres
seperti menyempatkan diri memijat oksitosin, meminimalkan sumber stres di
rumah.

5.2.3 Masyarakat/Kader
Peran masyarakat, terutama kader harus ditingkatkan dalam pemberian
penyuluhan kesehatan, khususnya terkait pentingnya pemberian ASI bagi bayi
dalam kegiatan posyandu. Kader harus menerapkan posyandu dengan lima
langkah yang sesuai sehingga dapat memberikan informasi kesehatan, terutama
mengenai pentingnya ASI kepada ibu-ibu hamil dan menyusui. Kader diharapkan
dapat melaporkan penemuan terkait masalah pemberian ASI yang ada di
masyarakat, baik kepada bidan desa maupun tenaga kesehatan yang bertanggung
jawab dari Puskesmas Sukatani. Adanya pencatatan tentang masalah pemberian
ASI dan bayi dengan gizi kurang dapat dijadikan acuan untuk melakukan tindak
lanjut agar masalah dalam pemberian ASI dapat segera diatasi.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


DAFTAR PUSTAKA

AAP Section on Breastfeeding. (2005). Breastfeeding and the use of human milk.
American Academy of Pediatrics, 115 : 496-506

Afianti, S. (2012). Efektivitas pemijatan payudara dengan senam payudara terhadap


kelancaran pengeluaran ASI pada ibu post partum. Purwokerto : FKIK
Universitas Jenderal Soedirman

Allender & Spradley. (2005). Community health nursing: concept and practice.
(5th ed). Philadelphia : Lippincott.

Allender, J. A., Rector, C., Warner, K. D. (2010). Community health nursing:


promoting & protecting the public’s health. Philadelphia : Lippincott
Williams & Wilkins.

Almatsier, S. (2009). Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Anderson, E.T., dan McFarlane, J. (2006). Buku Ajar Keperawatan Komunitas:


Teori dan Praktik. Edisi ke 3. Alih bahasa: Agus Sutarna, dkk. EGC: Jakarta

Anonim. (2009). Masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan. 28 Juni 2014.


Universitas Diponegoro. http://elearning.undip.ac.id

Anwar, Ali Saifuddin. (2007). Hak asasi bayi dan pecan ASI sedunia.
Suaramerdeka.com/harian/0208/03/kha2.htm (diakses pada Juli 2014)

Arini, H. (2012). Ibu menyusui. Yogyakarta: Flashbook

Ayudiah. (2004). Panduan untuk menyusui. Jakarta: Bhuana Ilmu Popular

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (2010). Riset kesehatan dasar


2010. Balitbangkes.

Badan Pusat Statistik (BPS). (2013). Profil Depok. Jakarta. 1 Juli 2014.
http://daps.bps.go.id.

Biancuzzo, M. (2003). Breastfeeding the newborn : clinical strategies for nurses. St


Louis : Mosby

BKKBN. (2005). Pelayanan kontrasepsi dan pemberian asi. From:


http://www.BKKBN.com.id (diakses Juli 2014)

Blair, T. (2003). Suckling of lactation mother, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entrez/


quory.fcgi?db=pubmed&cdm=search&ito1=pubmedabstract

Bobak, I.M., Lowdermilk, D.L., & Jensen, M.D. (2005). Buku ajar keperawatan
maternitas. Jakarta : EGC

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


Budiati, T. (2009). Efektifitas pemberian paket “SUKSES ASI” terhadap produksi
ASI ibu dengan sectio caesarea. Tesis. Depok : FIK UI

Cadwell, K. (2011). Buku saku manajemen laktasi. Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.


(2011). Laporan nasional riset kesehatan dasar tahun 2010. Badan
Perencanaan dan Penelitian Kesehatan. http://www.litbang.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.


(2010). Keputusan menteri kesehatan nomor 908/Menkes/SK VIII/2010
tentang pedoman penyelenggaraan pelayanan keluarga. Jakarta.
http://www.yanmedik.depkes.go.id.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.


(2008). Pedoman perawat kesehatan masyarakat di puskesmas. Jakarta:
Direktorat Bina Pelayanan Keperawatan Departemen Kesehatan.

Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.


(2008). Profil kesehatan Indonesia 2008. Jakarta. http://www.depkes.go.id.

Dinkes Kota Depok. (2013). Profil kesehatan kota Depok 2010. Depok: Tidak
dipublikasikan.

Depkes RI. (2007). Panduan manajemen laktasi : Dit Gizi Masyarakat. Jakarta :
Depkes RI

Depkes RI. (2005). Perawatan payudara. From: http://www.depkesRI.co.id


(diakses Juli 2014)

Effendi, F., dkk. (2009). Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik
dalam keperawatan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika

Friedman, MM., Bowden, V.R. & Jones, E.G. (2010). Family nursing : research,
theory and practice. California: Appleton and Lange.

Hitchock, J., Schubert, P., & Thomas, S. (1999). Community health nursing:
caring in action. Delmar Publishers. International Thomson Publishing
Company.

Indrizal, E. et.al. 2006. Penyusunan Rekomendasi Teknis Pembangunan Sosial


Ekonomi Masyarakat Desa Sekitar Hutan Tesso Nilo. Pekanbaru: WWF
AREAS Riau Conservation Program.

Kozier, Erb et al. (2004). Fundamental of nursing: concepts, process and


practice. (7th ed). New Jersey: Pearson.

Lawrence, R.A. 2004. Breastfededing a guide for the medical profession. St Louis:
Cv Mosby

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


Maglaya, Araceli S., et al. (2009). Nursing practice in the community. (5th ed).
Philippine : Argonauta Corporation.

Manuaba. (2009). Memahami kesehatan reproduksi wanita. Penerbit Buku


Kedokteran EGC: Jakarta.

Manuaba, I.A.C. (2004). Ilmu penyakit kandungan dan KB untuk pendidikan bidan.
Jakarta : EGC

Mardiyaningsih, E. (2011). Efektivitas kombinasi teknik marmet dan pijat oksitosin


terhadap produksi ASI ibu post sectio. Purwokerto : Universitas Jenderal
Soedirman

NANDA. (2012). Diagnosis keperawatan definisi dan klasifikasi 2012-2014.


Jakarta: EGC

Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa Universitas Indonesia (2008).


Tidak dipublikasikan.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik volume 1. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan: konsep,
proses, dan praktik volume 2. Edisi 4. Jakarta: EGC.

Purnama. (2013). Pengetahuan, sikap, dan tindakan petugas kesehatan dalam kegiatan IMD di
wilayah kelurahan Siringo-ringo. http://eprints.ums.ac.id/1531/1/5-purnama-pdf (diakses Juli
2014)

Smith, C. & Maurer, F. (2000). Community health nursing: theory and practice.
Philadelphia: WB. Saunders.

Soetjiningsih. (2005). ASI : Petunjuk untuk tenaga kesehatan. Jakarta : EGC

Stanhope & Lancaster. (2010). Community health nursing. (5th ed). St Louis
United States: Mosby Inc.

Suparyanto. (2010). Perawatan payudara. http//www.nifas.com (diakses Juli,


2014).

Saleha, Sitti. (2009). Asuhan kebidanan pada masa nifas. Jakarta: Salemba
Medika

Susenas. (2004). Status kesehatan, pelayanan kesehatan, perilaku hidup sehat,


dan kesehatan lingkungan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Departemen Kesehatan RI.

Suradi, R. (2004). Bahan bacaan manajemen laktasi. Jakarta : Perinasia

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


United Nations Declaration (UND). 2000. Millenium Development Goals: a
Compact among Nations to End Human Poverty in 2015. 3 Juli 2014.
http://mdgs.un.org.

Widyatuti. (2001). Meningkatkan status gizi balita melalui asuhan keperawayan


keluarga di wilayah Kelurahan Rawa Bunga Kecamatan Jatinegara, Jakarta
Timur. Laporan penelitian. Jakarta: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas
Indonesia, Depok.

Universitas Indonesia

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

PENGKAJIAN KELUARGA
A. Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga : Bapak RM
2. Pekerjaan : Wiraswasta
3. Alamat : Jln. Pekapuran gang Mandor RT01/ RW01 Kelurahan Sukatani,
Depok.
4. Komposisi keluarga:
No Nama JK Hub.dgan KK Umur Pendidikan Ket
1. Bapak RM L Kepala keluarga 28 tahun SMK
2. Ibu V P Istri 26 tahun SMA
3. An A P Anak kandung 3 tahun -
4. An B P Anak kandung 1 bulan -

Genogram:

1 2

3 4

Keterangan genogram : Keterangan :


1 Bapak RM (28 tahun)
laki-laki
2 Ibu V (26 tahun)
3 An A (3 tahun) perempuan
4 An B (1 bulan)
entry point

-------- tinggal satu rumah

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

5. Tipe keluarga
Keluarga Bapak S merupakan tipe keluarga extended family dimana di dalam satu rumah selain
terdapat satu keluarga inti, yaitu Bapak RM, Ibu V, An A, dan An B juga terdapat anggota
keluarga lain seperti nenek, kakek, dan satu keluarga inti lainnya dengan dapur berbeda.

6. Latar belakang budaya


Keluarga Bapak RM mempunyai latar belakang budaya Jawa Tengah, Bapak RM berasal dari Solo
sedangkan Ibu V berasal dari Yogyakarta. Bapak RM sejak kecil tinggal di Solo, namun setelah
lulus SMK memutuskan untuk merantau ke Jakarta. Berbeda dengan Ibu V yang sejak kecil telah
lahir dan menetap di daerah Sukatani. Ibu V mengatakan ada beberapa mitos atau pantangan
tertentu yang harus dipegang dan dapat mempengaruhi pemeliharaan kesehatan dalam keluarga.
Ibu V mengatakan di keluarga telah terbiasa memberikan bayi baru lahir madu dan pisang agar
pertumbuhan anak sehat. Saat anak A, ibu L memberikan susu formula sejak baru lahir karena
merasa ASI nya tidak cukup, dan takut An A pertumbuhannya lambat.

7. Agama
Keluarga Bapak RM menganut agama Islam, dan mengatakan selama ini menjalankan sholat,
puasa, dan ibadah lainnya. Baik Bapak RM maupun Ibu V tidak aktif mengikuti kegiatan
pengajian di RT dikarenakan pekerjaan Bapak RM yang tidak tetap jadwalnya dan Ibu V yang
harus menjaga serta mengurus kedua anaknya.

8. Status sosial ekonomi


Bapak RM memiliki pekerjaan wiraswasta di suatu perusahaan. Ibu V mengatakan penghasilan
Bapak RM tidak terkaji dengan lengkap, namun Ibu V mengatakan penghasilan yang dimiliki lebih
dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga sehari-hari, yaitu sekitar Rp. 7.000.000,- per
bulan.

9. Aktivitas rekreasi keluarga


Keluarga Bapak RM jarang pergi berekreasi bersama karena pekerjaan Bapak RM sebelumnya
yang cukup menyita waktu. Aktivitas rekreasi keluarga yang biasa dilakukan adalah berkunjung ke
rumah saudara yang ada di Jakarta atau hanya berjalan-jalan di sekitar rumah. Keluarga Bapak
RM lebih sering menghabiskan waktu makan bersama di rumah.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga


10. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga Bapak S saat ini adalah keluarga dengan anggota keluarga balita,
dimana anak pertama Bapak yaitu An A saat ini berumur 3tahun.

11. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi


Tugas perkembangan keluarga dengan anggota keluarga balita meliputi mengasuh anak,
menyediakan kebutuhan anak, dan persiapan kelahiran anak berikutnya. Tahap ini dimulai saat
anak pertama berumur 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5 tahun. Tugas perkembangan :
Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan tempat tinggal, privasi dan rasa
aman; Membantu anak untuk bersosialisasi; Beradaptasi dengan anak baru lahir, sementara
kebutuhan anak lain juga harus terpenuhi; Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
keluarga maupun dengan masyarakat; Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak;
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga; serta Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh
kembang.

12. Riwayat kesehatan keluarga inti


Keluarga Bapak RM merupakan pendatang baru di Jakarta dan merantau untuk mencari
pekerjaan. Bapak RM berasal dari Solo. Ibu V telah lama tinggal dan menetap di Sukatani
bersama orang tuanya. Keduanya memutuskan untuk berpacaran dan kemudian menikah pada
tahun 2010. Pada tahun 2011 lahir anak A, dan tahun 2014 lahir anak B.

Bapak RM mengatakan tidak memiliki keluhan masalah kesehatan saat ini. Bapak RM mengaku
tidak merokok dan tidak mengkonsumsi kopi. Bapak RM menyadari pentingnya menjaga
kesehatan karena dirinya sebagai kepala keluarga memiliki kewajiban untuk mencari nafkah.

Ibu V mengatakan merasa bobot tubuhnya semakin bertambah ketika rutin melakukan KB suntik
per tiga bulan. Ibu V mengaku sudah pernah menggunakan KB pil dan dapat merencanakan
hamil An B, Ibu V berencana ingin mengganti pilihan KB selanjutnya. Saat ini Ibu V berencana
untuk menggunakan KB spiral namun belum berani karena banyak isu tentang negatifnya
menggunakan KB spiral. Ibu V terkadang mengalami batuk pilek seperti saat ini, bila An A
sedang sakit, dan merasa mudah tertular ketika kondisi tubuhnya sedang tidak baik.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

Melalui Ibu V, diketahui an A sering mengalami kejang demam. Sejak baru lahir hingga umur 3
tahun sekarang. An A tidak diberikan ASI Eksklusif, melainkan telah diberikan susu formula
sejak baru lahir. An A sering mengalami kejang demam, dan ibu V mengaku sudah berkali-kali
membawa an A ke rumah sakit.

13. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya


Baik orang tua dari Ibu V maupun Bapak RM tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru,
maupun diabetes mellitus. Ibu V mengatakan Ayah dan ibunya tidak memiliki keluhan
kesehatan, dan masih sehat hingga saat ini. Bapak RM dan Ibu V telah menikah selama 4 tahun.
Bapak RM mengatakan dirinya tidak memiliki keluhan penyakit, namun pada saat masih kecil
Bapak RM pernah dibawa berobat karena kejang demam hingga SMA.

Ibu V mengatakan sampai saat ini dirinya tidak memiliki keluhan penyakit. Saat usia kehamilan
anak pertama Ibu V diinduksi karena kontraksi yang kurang saat menjelang melahirkan. Melalui
Ibu V, diketahui An A memiliki riwayat penyakit flek paru atau TB pada saat umur 3 bulan An A
mendapat terapi obat. Terkait An B, sebelum melahirkan ibu V diinduksi karena kontraksi yang
tidak kuat dan tidak teratur, melainkan kepala sudah turun masuk ke pintu panggul.

C. Lingkungan
14. Karakteristik rumah
Tipe rumah Bapak RM adalah bangunan permanen dengan status rumah milik mertua. Rumah
Bapak RM memiliki 2 lantai, yaitu lantai dasar yang terdiri dari ruang tamu, ruang menonton,
ruang makan, ruang dapur, kamar mandi dan 3 kamar tidur. Bagian lantai 2 terdiri dari ruang
tamu, ruang menonton, ruang dapur, kamar mandi dan kamar tidur. Kamar mandi keluarga
menggunakan model toilet jongkok. Bapak RM mengatakan jarak septic tank dengan sumber air
sekitar 15 meter. Rumah Bapak RM juga memiliki teras di bagian depan sekitar 2x1 meter yang
terdapat beberapa pot tanaman toga milik ibu mertua Bapak RM yang biasa dilombakan. Lantai
rumah terbuat dari ubin dan keramik. Ventilasi udara dan sinar matahari masuk melalui pintu
depan, jendela depan, serta jendela belakang rumah. Sumber air yang digunakan sehari-hari
adalah dari air tanah menggunakan pompa. Saluran pembuangan air adalah selokan yang
mengalir di belakang rumah. Tempat pembuangan sampah adalah tong sampah yang sampahnya
diambil oleh petugas kebersihan setiap dua hari sekali. Keadaann rumah cukup tertata rapih
namun tercium bau tidak sedap, seperti bau bekas BAK. Sirkulasi udara juga kurang baik karena
jendela tidak dapat dibuka.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

Denah rumah:

Kamar tidur

dapu
r
lemari kasur WC

kasu
mej
K r a
u mej mej W
r a
C
s
i Kama
sofa lemari r
tidur

15. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:


Lingkungan tetangga sekitar keluarga Bapak S tampak harmonis. Lingkungan RT tempat tinggal
keluarga Bapak S merupakan lingkungan yang cukup padat, sebagian kecil termasuk keluarga
Bapak RM memiliki tempat tinggal yang berada di pinggir jalan utama pekapuran, dan memiliki
kegiatan RW yang cukup banyak mulai dari kegiatan posyandu, posbindu, pengajian, arisan dan
lain-lain. Komunitas RW memiliki jumlah kader yang cukup banyak, yaitu 12 orang sehingga
setiap dapat kegiatan berjalan dengan baik.

16. Mobilitas geografis keluarga


Keluarga besar bapak RM tinggal di Solo, karena bapak RM bekerja di salah satu pabrik di
Sukatani, sehingga keluarga inti bapak RM tinggal di rumah orang tua ibu V yaitu di Sukatani.

17. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat


Keluarga Bapak RM tidak pernah merencanakan untuk berkumpul. Karena anak-anak yang
usianya masih kecil mereka memiliki waktu yang lebih banyak untuk berkumpul di rumah.
Menurut Ibu V saat berkumpul bersama keluarga biasanya dihabiskan sambil menonton televisi
dan bermain bersama anak-anak di ruang tamu. Ibu V mengaku tidak mengikuti pengajian dan
arisan di lingkungan RT maupun RW dikarenakan belum terlalu mengenal masyarakat sekitar
dan terlalu sibuk mengurus anak-anak. Begitu pula dengan anak-anak Bapak RM lebih banyak
menghabiskan waktu di tempat kerja dan jarang bermain dengan tetangga sekitar rumah. Ibu V

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

mengatakan tidak nyaman bila berkumpul dengan tetangga karena jarang yang seusia ibu V, dan
lebih memilih untuk di rumah saja. Namun demikian, Ibu V tetap menjalin silaturahmi dan
menjaga hubungan baik dengan tetangga di sekitar rumahnya dengan saling menyapa satu sama
lain.

18. Sistem pendukung sosial keluarga


Bapak RM memiliki pekerjaan menetap dan penghasilan yang lebih dari cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Dari tempat kerja Bapak RM juga memberikan asuransi kesehatan bagi
keluarga inti bapak RM, sehingga biaya untuk pelayanan kesehatan untuk keluarga bapak RM
dapat tercukupi. Di rumah keluarga bapak RM tinggal bersama mertua dan saudara, sehingga
dapat membantu keluarga bapak RM jika bapak RM tidak sedang di rumah.

D. Struktur Keluarga
19. Pola komunikasi keluarga
Pola komunikasi yang dimiliki keluarga Bapak RM adalah komunikasi terbuka. Bila ada masalah
maka akan diselesaikan bersama. Ibu V mengatakan selalu mendiskusikan masalah yang ada, dan
menanyakan pendapat Bapak RM terkait keputusan yang akan diambil ketika menghadapi
permasalahan. Baik Bapak RM maupun Ibu V sama-sama dekat dengan anaknya, dan sering
berkomunikasi ketika waktu senggang.

20. Struktur kekuatan keluarga


Pengambil keputusan dalam keluarga merupakan Bapak RM selaku kepala keluarga. Namun
terkadang bila ada hal yang kurang dapat diselesaikan oleh Bapak RM maka Ibu V yang
mengambil keputusan terutama bila terkait urusan anak. Hal tersebut terjadi bila Bapak RM
sedang tidak ada di rumah dan terkait keseharian anak-anak yang lebih banyak dengan Ibu V.
tapi biasanya jika ibu V tidak mampu mengambil keputusan sendiri, orang tua ibu V yang
mengambil keputusan.

21. Struktur peran


Bapak RM adalah ayah, kepala keluarga dan pelindung keluarga. Peran ayah sebagai kepala
keluarga dan pelindung keluarga serta pencari nafkah utama telah dilakukan. Ibu V sebagai istri
dan ibu telah seoptimal mungkin menjalankan perannya yaitu mengurus rumah tangga dan
mengasuh anak-anaknya.

22. Nilai, norma dan budaya

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

Keluarga Bapak RM tidak menganut nilai dan budaya tertentu. Namun karena baik Bapak RM
maupun Ibu V berasal dari suku Jawa, secara tidak langsung budaya Jawa masih terlihat dari
keseharian keluarga. Bapak RM mengatakan dirinya mengajarkan pada istri dan anak bahwa dalam
hidup harus saling melengkapi dan membantu terutama dalam keluarga. Keyakinan agama yang
dianut keluarga Bapak RM adalah Islam. Nilai keluarga terkait pola pengasuhan anak terutama oleh
Bapak RM mengaku tidak terlalu mengikuti pola pengasuhan orang tuanya dahulu. Ibu V juga
menganggap pola berkomunikasi dan pola asuh untuk anak zaman sekarang tidak bisa disamakan
dengan zaman dulu, harus disesuaikan dengan perkembangannya. Ibu V termotivasi untuk
memberikan ASI Eksklusif, tapi keluarga yang masih menganut budaya tentang pemberian makanan
selain ASI Eksklusif sebelum 6 bulan. Seperti memberikan madu saat baru lahir, biscuit, dan pisang
sebelum 6 bulan.

E. Fungsi Keluarga
23. Fungsi afektif
Ibu V mengatakan bahwa keluarganya saling menyayangi satu sama lain. Bapak RM selalu siap
sedia kapan pun jika ibu V membutuhkan, dan bapak RM mengiyakan karena bapak RM kerja di
pabrik yang jaraknya dekat dengan rumahnya. Saat ibu V dalam persiapan melahirkan, bapak
RM tampak sangat perhatian dengan tetap menemani di sebelah ibu V. Menurut Ibu V, anaknya
dengan ibu dan bapaknya. Walaupun Bapak RM bekerja, tapi perhatian yang didapatkan anaknya
selalu cukup. Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa kehamilan ke bidan, selalu
memperhatikan pergerakan bayi, ibu memperhatikan kebersihan pernieal, ibu mencari tahu
tentang menu diet, istirahat, aktifitas yang baik untuk ibu hamil. ibu V sudah menyiapkan
perlengkapan penting bagi bayi, ibu V mengatakan sudah berpengalaman dengan anak pertama
tapi karena sudah 3 tahun lalu, ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi. Bukti bahwa anggota keluarga saling menyayangi adalah saling
memperhatikan dan kepedulian terhadap keadaan masing-masing.

24. Fungsi sosialisasi


Keluarga berinteraksi dengan baik dengan anggota keluarga yang lain. Bapak RM mengatakan
sering mengajak anak-anak bermain dan berjalan-jalan bila ada waktu senggang. Sosialisasi
anggota keluarga dengan masyarakat juga cukup baik walaupun belum mengikuti kegiatan yang
ada di RW tetapi Ibu V mengenal dan saling menyapa bila bertemu. An A memiliki teman yang
banyak, setiap pagi dan sore an A selalu bermain dengan anak tetangganya. An A mampu
bersosialisasi dengan baik seperti memiliki kelompok bermain yang rutin.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

25. Fungsi perawatan kesehatan


Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan
sangat sakit jika menyusui. Payudara ibu V teraba pada dan bengkak. Ibu V mengolesi minyak
kelapa sebelum dan sesudah menyusui pada putingnya. Ibu V menghentikan pemberian ASI
sebelum bayi B menghentikan menyusu. Ibu V belum berani menggendong bayi sambil
menyusui karena nyeri persalinan.

Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu V juga telah
mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V
belum mengetahui secara detail mengenai ASI seperti pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI,
manfaat ASI, dan teknik menyusui yang benar. Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu
sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan mengatatakan belum pernah melakukan perawatan
payudara.

Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang. Payudara ibu V tampak membesar,
ariola menghitam dan membesar. Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar. Payudara teraba
kencang dana padat. Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus melakukan perawatan pada
paydara. Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak pernah mengompres payudara dengan air
hangat, dan tidak pernah melakukan pijat payudara. Bapak RM mengatakan tidak memiliki
keluhan apa-apa dan selama ini merasa cukup sehat. Bapak RM terkadang hanya merasa
kecapean atau pegal-pegal setelah bekerja. Kemudian istirahat untuk menghilangkannya.

F. Stress dan Koping Keluarga


26. Stressor Jangka Panjang
Ibu V mengatakan sejak an A kejang demam dan bisa sampai sekali sebulan, ibu V selalu cemas
jika an A terlalu aktif, atau terlalu sering bermain di luar akan mempengaruhi kesehatan an A dan
kejangnya akan kambuh. An A kejang sampai sekali sebulan sejak umur sebulan sampai 3 tahun
ini. Kadang sekali sebulan kadang sekali 3 bulan, ibu V tidak tahu pencetus utama kejang an A,
sehingga ibu V sering khawatir dengan keadaan an A.

27. Stressor Jangka Pendek


Ibu V mengatakan masalah yang sangat mengganggu pikirannya saat ini adalah kondisi
kesehatan anak keduanya nanti saat lahir. Ibu V cemas jika anak keduanya nanti mudah terserang
penyakit seperti an A. ibu V bingung harus mengonsumsi makanan apa saja untuk kesehatan
bayinya.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

28. Koping yang Digunakan


Untuk stresor jangka panjang, koping yang dilakukan keluarga adalah mencoba membicarakan
masalah yang dihadapi ke pelayanan kesehatan yang dipercaya, ibu V memilih dokter anak untuk
an A.
Untuk stresor jangka pendek, koping yang digunakan keluarga adalah mencari informasi yang
dapat membantu ibu V terkait dengan masalah yang dihadapinya, seperti menggali dari
pelayanan kesehatan tentang kebutuhan ibu hamil dan untuk anak keduanya nanti.

G. Harapan keluarga terhadap perawat


Keluarga mengharapkan dengan adanya mahasiswa masalah kesehatan dalam keluarga dapat
terbantu. Keluarga juga berharap dapat terus dipantau kondisi kesehatan keluarga sehingga
keluarga dapat selalu dalam keadaan sehat.

H. Pemeriksaan Fisik
Jenis Bapak RM Ibu V An A An B
pemeriksaan
Suhu 36,5 oC 36 oC 36,4 o C
Nadi 82 x/menit 80 x/menit 80 x/menit
RR 19 x/menit 20 x/menit 22 x/menit
TD 120/80 mmHg 110/80 mmHg
BB 60 kg 65 kg 14,5 kg 3.8 kg
TB 168 cm 154 cm 95 cm 49 cm
Kepala tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, tidak ada lesi, rambut
penyebaran rambut penyebaran rambut penyebaran rambut lebat
merata, rambut merata, rambut lurus merata, rambut
lurus hitam hitam, agak rontok lurus hitam
Mata konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak konjungtiva tidak
anemis, pupil bulat anemis, pupil bulat anemis, pupil bulat anemis, pupil bulat
isokor isokor isokor isokor
Telinga tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
bersih bersih bersih bersih
Hidung tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
tidak ada sekret tidak ada sekret tidak ada sekret bersih

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

Mulut dan gigi gigi masih utuh dan gigi masih utuh dan gigi utuh, tidak ada
lengkap lengkap karies
Leher tidak ada tidak ada pembesaran tidak ada tidak ada pembesaran
pembesaran kelenjar getah bening pembesaran kelenjar getah bening
kelenjar getah kelenjar getah
bening bening
Dada/thorax tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembesaran, ronkhi pembesaran, ronkhi pembesaran, ronkhi pembesaran, ronkhi
(-), wheezhing (-) (-) dan wheezhing (-) (-) dan wheezhing (-) dan wheezhing (-)
S1 & S2 normal S1 & S2 normal (-) S1 & S2 normal S1 & S2 normal
Abdomen tidak ada keluhan tidak ada keluhan tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
BU (+) BU (+)
Ekstremitas tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
deformitas (-) deformitas (-) deformitas (-) deformitas (-)
Kulit tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan, tidak ada keluhan,
turgor kulit normal turgor kulit normal turgor kulit normal turgor kulit normal

ANALISA DATA
No. Data Diagnosa Keperawatan
1. DS: Ketidakefektifan pemberian
 Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui bayinya, ASI pada ibu V (Nanda,
 ibu V merasa putingnya lecet dan datar, dan sangat sakit 2014)

jika menyusui.
 Ibu V belum berani menggendong bayi sambil menyusui
karena nyeri persalinan.
 Ibu V mengatakan telah mendapat informasi terkait ASI
eksklusif dari bidan.
 Ibu V juga telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan
pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan tetapi Ibu V
belum mengetahui secara detail mengenai ASI seperti
pengertian ASI Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI,
dan teknik menyusui yang benar.
 Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu sedikit untuk
kebutuhan anaknya nanti, dan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

 mengatatakan belum pernah melakukan perawatan


payudara.
 Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai terasa kencang.
 Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus melakukan
perawatan pada paydara.
 Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak pernah
mengompres payudara dengan air hangat, dan tidak
pernah melakukan pijat payudara
DO:
 Payudara ibu V teraba pada dan bengkak.
 Ibu V mengolesi minyak kelapa sebelum dan sesudah
menyusui pada putingnya.
 Ibu V menghentikan pemberian ASI sebelum bayi B
menghentikan menyusu.
 Payudara ibu V tampak membesar, ariola menghitam dan
membesar.
 Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar.
 Payudara teraba kencang dana padat
 Bayi rewel, dan mencari putting ibunya terus.
 Posisi telinga bayi tidak sejajar dengan lengan bayi saat
menyusu
 Saat menyusui bayi sambil tiduran, posisi kepala bayi
menoleh ke putting, badan tetap menghadap ke atas.

2. DS: Kesiapan meningkatkan


 Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin periksa proses Kehamilan-
kehamilan ke bidan, melahirkan pada ibu V
 selalu memperhatikan pergerakan bayi, (Nanda, 2014)
 ibu memperhatikan kebersihan pernieal,
 ibu mencari tahu tentang menu diet, istirahat, aktifitas
yang baik untuk ibu hamil.
 ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting bagi bayi,
 ibu V mengatakan sudah berpengalaman dengan anak
pertama tapi karena sudah 3 tahun lalu,
 ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 1
PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

DO
 ibu V menunjukkan perlengkapan bayi
 ibu V menunjukkan kartu periksa ke bidan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 2
SKORING MASALAH KELUARGA BAPAK S
PK KKMP KOMUNITAS

SKORING MASALAH
1. Kesiapan meningkatkan proses Kehamilan-melahirkan pada ibu V (Nanda, 2014)
Kriteria Skor Angka Bobot Perhitungan Pembenaran
tertinggi
Sifat masalah: 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Masalah sedang terjadi pada
aktual Ibu V
Kemungkinan 2 2 2 2/2 x 2 = 2 Ibu V mengatakan mencari
masalah untuk tahu tentang menu diet,
diubah: mudah istirahat, aktifitas yang baik
untuk ibu hamil.
ibu V merasa lupa beberapa
terkait persalinan seperti cara
mengedan dan teknik relaksasi
dan ingin tahu lebih dalam.

Potensi 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V lupa cara mengedan dan


masalah untuk teknik relaksasi saat kala
dicegah: tinggi persalinan, tapi ibu V
termotivasi untuk mencari tahu
informasi terkait kehamilan
dan persalinan.
Menonjolnya 2 2 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga mengatakan latihan
masalah : untuk persalinan lebih utama
segera karena masa kehamilan ibu V
ditangani sudah 36minggu dan semakin
dekat menjelang persalinan
Total 5

2. Ketidakefektifan Pemberian ASI pada ibu V (Nanda, 2014)


Kriteria Skor Angka Bobot Perhitungan Pembenaran
tertinggi
Sifat masalah: 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V mengatakan nyeri saat
Aktual menyusui bayinya, ibu V
merasa putingnya lecet dan
datar, dan sangat sakit jika
menyusui. Ibu V belum
berani menggendong bayi
sambil menyusui karena nyeri
persalinan. Ibu V mengatakan
merasa ASI nya terlalu sedikit
untuk kebutuhan anaknya

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 2
SKORING MASALAH KELUARGA BAPAK S
PK KKMP KOMUNITAS

nanti, Bayi rewel, dan mencari


putting ibunya terus.
Kemungkinan 1 2 2 1/2 x 2 = 1 Ibu V mengatakan telah
masalah untuk mengetahui bahwa sebaiknya
diubah:
sebagian 6 bulan pertama bayi hanya
mendapatkan ASI, akan tetapi
Ibu V belum mengetahui
secara detail mengenai ASI
seperti pengertian ASI
Eksklusif, kandungan ASI,
manfaat ASI, dan teknik
menyusui yang benar.
Ibu V termotivasi untuk
memberikan ASI Eksklusif,
tapi keluarga yang masih
menganut budaya tentang
pemberian makanan selain
ASI Eksklusif sebelum 6
bulan.

Potensi 3 3 1 3/3 x 1 = 1 Ibu V mengatakan telah


masalah untuk mendapat informasi terkait
dicegah: tinggi ASI eksklusif dari bidan.
Menonjolnya 1 2 1 1/2 x 1 = 1/2 Keluarga mengatakan bahwa
masalah : masalah pada ibu V bukan
masalah yang harus segera
ditangani
Total 3 1/2

PRIORITAS MASALAH
1. Kesiapan meningkatkan kehamilan-melahirkan pada ibu V (Nanda, 2014)
2. Ketidakefektifan pemberian ASI pada ibu V (Nanda, 2014)

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA KELOLAN

No. Diagnosis Tujuan Evaluasi Intervensi


Keperawatan Umu Khusus Kriteria Standar
m
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan Setelah dilakukan
pemberian ASI tindakan intervensi 1 x 30
pada ibu V keperawatan menit pertemuan
(Nanda, 2014) dalam waktu 6 diharapkan keluarga
kali kunjungan, mampu :
Ibu V dapat
menyusui secara 1. Mengenal
efektif masalah
ketidakefektifan Verbal Keluarga dapat 1. Kaji
menyusui
menyebutkan pengetahuan
1.1. Menye pengertian keluarga
butkan menyusui yang tentang
pengertian tak efektif pengetahuan
menyusui dengan menyusui yang
yang tidak bahasanya sendiri tidak efektif
efektif atau dengan bantuan 2. Beri
leaflet. reinforcement
Menyusui yang positif atas
tak efektif jawaban
adalah keadaan keluarga
dimana ibu, bayi atau 3. Diskusikan
anak mengalami atu pengertian
beresiko mengalami menyusui
ketidakpuasan atau tidak efektif
1.2. Menyebutkan Verbal dengan
kesukaran dengan
penyebab keluarga
4. Beri kesempatan
keluarga untuk
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

menyusui tidak proses menyusui. bertanya


efektif 5. Minta keluarga
Keluarga dapat untuk
menyebutkan 4 dari 7 menyebutkan
penyebab menyusui kembali
tidak efektif dengan 6. Jawab pertanyaan
bahasa sendiri atau keluarga
dengan bantuan
lembar balik
- Puting susu 1. Kaji pengetahuan
datar/terbenam
tentang penyebab
.
- Putting lecet menyusui tidaak
Setelah dilakukan dan nyeri. efektif
intervensi keperawatan - Payudara bengkak. 2. Beri
selama 1 x 30 menit - Saluran reinforcement
pertemuan diharapkan ASI positif atas
keluarga mampu : tersumbat jawaban keluarga
. 3. Diskusikan
2. Mengambil keputusan - Radang payudara. penyebab
yang tepat untuk - Payudara abses. menyusui tidak
merawat anggota - Produksi ASI efektif
keluarga dengan kurang 4. Motivasi keluarga
masalah untuk mengulang
ketidakefektifan kembali
menyusui 5. Beri
2.1. Menyebutkan reinforcement
akibat lanjut dari positif atas usaha
ketidakefektifan keluarga
menyusui Verbal

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

Keluarga dapat
menyebutkan 3 dari 4
akibat lanjut dari
ketidakefektifan
menyusui dengan
bahasa sendiri atau
dengan bantuan
lembar balik

- Bayi merasa tidak


puas saat
menyusui.
2.2. Memutuskan Verbal - Bayi gelisah
untuk merawat dan rewel.
anggota - Bayi beresiko 1. Kaji
keluarga kekurangan pengetahuan
dengan nutrisi. keluarga
masalah - Bayi mudah tentang akibat
ketidakefektifan terserang lanjut dari
menyusui penyakit ketidakefektifan
menyusui
2. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban
keluarga.
Keluarga
3. Diskusikan
memutuskan untuk
akibat lanjut
merawat anggota
dari
keluarga dengan
ketidakefektifan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

masalah menyusui
ketidakefektifa dengan
n menyusui. keluarga
4. Beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
5. Jawab
pertanyaan
keluarga Kaji
pengetahuan
keluarga
tentang akibat
lanjut dari
ketidakefektifan
menyusui
6. Beri
reinforcement
positif atas
jawaban
keluarga.
7. Diskusikan
akibat lanjut
dari
ketidakefektifan
menyusui
dengan
keluarga
8. Beri
kesempatan
keluarga untuk
bertanya.
9. Jawab
pertanyaan
keluarga
1.
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

Setelah dilakukan
intervensi keperawatan
3 x 45 menit
pertemuan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

diharapkan
keluarga mampu :

3. Merawat Keluarga dapat 1. Kaji


keluarga dengan menyebutkan 6 dari pengetahuan
ketidakefektifan 10 cara menyusui keluarga
menyusui yang baik dan benar tentang cara
3.1. Menyebu Verbal dengan bahasa menyusui yang
tkan cara sendiri atau dengan efektif.
menyusui yang bantuan lembar balik. 2. Beri
efektif (baik - Cuci tangan reinforcement
dan benar). sebelum menyusui positif atas
- Bersihkan jawaban
puting susu keluarga.
dengan air 3. Diskusikan
hangat cara
- Dilakukan dengan menyusui
posisi duduk, bayi yang efektif
di pangku, kepala dengan
bayi diletakkan keluarga.
pada siku ibu dan 4. Beri
tangan ibu kesempatan
menopang bokong keluarga untuk
bayi. bertanya.
- Tubuh bayi 5. Jawab
dekat/kontak pertanyaan
danmenghadap keluarga.
ibu, perut ibu 6. Motivasi
menempel pada keluarga untuk
bagian ibu. mengulang
- Sentuhkan kembali.
puttingsusu pada 7. Beri
bibir/pipi bayi reinforcemen
untuk t positif atas
keberhasilan
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

keluarga.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

merangsang
agar mulut bayi
terbuka lebar.
- Ketika mulut
bayi terbuka
lebar masukkan
putting susu dan
areola mamae
ke dalam mulut
bayi.
- Posisi menyusui
yang benar bila
ibu tidak merasa
nyeri pada puting
susu.
- Menyusui
3.2. Psikomotor dengan kedua
Mendemonstras payudara
i kan cara secara
menyusui yang bergantian
efektif (baik dan - Setelah
benar) disusui
punggung
bayi ditepuk-
tepuk,
sampai bayi
bersendawa.
- ASI diberikan
sesering mungkin
tanpa jadwal, 1. Diskusikan cara
lamanya 20-30 menyusui
menit dengan yang efektif
jarak 2-3 jam. dengan

Keluarga

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

memdemonstrasik
an

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

cara menyusui yang keluarga


efektif dengan 2. Mendemonstra
bantuan minimal : si kan
- Mencuci tangan menyusui yang
sebelum efektif
menyusui 3. Beri
- Bersihkan kesempatan
puting susu keluarga untuk
dengan air bertanya
hangat 4. Jawab
- Dilakukan dengan pertanyaa
posisi duduk, bayi n keluarga
di pangku, kepala 5. Motivasi
bayi diletakkan keluarga untuk
pada siku ibu dan mendemonstra
tangan ibu si kan kembali
menopang bokong cara menyusui
bayi. yang efektif.
- Tubuh bayi 6. Beri
dekat/kontak reinforcement
danmenghadap positif atas
ibu, perut ibu kemauan
menempel pada keluarga
bagian ibu. mendemonstra
Psikomotor - Sentuhkan si kan
puttingsusu pada 7. Evaluasi pada
3.3.
bibir/pipi bayi kunjungan
Mendemonstras
untuk merangsang yang tidak
i kan cara
agar mulut bayi direncanakan
merawat
terbuka lebar.
payudara
- Ketika mulut
bayi terbuka
lebar
masukkan
putting susu dan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

areola

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

mamae ke
dalam mulut
bayi.
- Posisi menyusui
yang benar bila
ibu tidak merasa
nyeri pada puting
susu.
- Menyusui
dengan kedua
payudara
secara
bergantian
- Setelah
disusui
punggung
bayi ditepuk-
tepuk,
sampai bayi
bersendawa.

mendemonstrasikan 1. Diskusikan
cara merawat cara merawat
payudara dengan payudara
bantuan maksimal. dengan
keluarga
Cara melakukan mendemonstra
perawatan si kan cara
payudara adalah : merawat
- Tuangkan payudara.
minyak 2. Beri
secukupnya kesempatan
- Tempatkan
kedua telapak
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

tangan diantara
kedua payudara

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

- Urutlah payudara keluarga


dari tengah atas untuk
kearah luar kiri bertanya
dan kanan jawab
bersamaan 3. Jawab
- Teruskan pertanyaa
pengurutan ke n keluarga
arah bawah. 4. Motivasi
- Lalu urut ke atas keluarga untuk
sambil mendemonstra
mengangkat si kan kembali
kedua payudara cara merawat
dan lepaskan payudara
kedua payudara 5. Beri
perlahanlahan. reinforcement
- Sokong payudara positif atas
dengan satu kemauan
tangan sedang keluarga
tangan yang lain mendemonstra
mengurut si kan
Verbal payudara dengan 6. Evaluasi pada
3.4. Menyusun dan sisi kelingking kunjungan
menu makanan psikomoto dari arah tepi ke yang tidak
sehat bernutrisi r arah putting direncanakan
untuk ibu lakuka sebanyak
menyusui 30 kali,
bergantian kiri
dan kanan.
- Lakukan kembali
seperti diatas
tetapi mengurut
payudara dengan
buku-buku jari
tangan.
- Payudara kiri dan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

kanan dirangsang
dengan air hangat
kemudian air
dingin bergantian
dilakukan
sedikitnya 5 kali.

Cara merawat
payudara yang
bengkak :
- Mengompres
payudara yang
bengkak dengan
air hangat untuk
mengurangi rasa
sakit
- Tetap menyusui
dari payudara kiri
dan kanan secara
bergantian
- Mengeluarkan ASI
pada payudara
yang bengkak
dengan cara
menekan
payudara
berulangkali.

Mendiskusikan
dengan keluarga
terkait

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

pentingnya nutrisi
bagi kesehatan ibu
dan bayi, serta
pentingnya
pemenuhan
kebutuhan kalori 1. Diskusikan
harian melalui menu dengan keluarga
makanan yang sehat. nutrisi seimbang
untuk ibu
Keluarga dapat menyusui
menyebutkan 2 dari 3 2. Diskusikan
manfaat nutrisi bagi menu makanan
ibu menyusui: dengan nutrisi
- Mempertahankan seimbang
tubuh dari infeksi sesuai dengan
dan membantu kemampuan
proses penyembuhan dan kondisi
luka jahitan keluarga
- Mempertahankan 3. Motivasi
kondisi sehat bagi keluarga untuk
ibu menerapkan
- Meningkatkan menu yang
jumlah dan kualitas telah disepakati
ASI sehingga bayi 4. Evaluasi pada
tumbuh sehat kunjungan
yang tidak
Keluarga mampu direncanakan
menyebutkan 3 hal yang ke rumah
harus diperhatikan keluarga.
terkait nutrisi bagi ibu 5. Beri
menyusui: kesempatan
- Makanan dengan keluarga
mengekspresik
an
perasaannya
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

dan
mengajukan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

jumlah dan nutrisi pertanyaan.


seimbang 6. Jawab pertanyaan
- Makan dalam porsi keluarga dan beri
kecil namun sering reinforcement
- Pilih makanan yang positif.
sesuai selera dan
daya beli
- Cukup cairan (8
gelas/ 1500-2000
ml)
- Cegah lambung
kosong
- Hindari pantangan
makanan kecuali
atas petunjuk dokter

Keluarga mampu
menyebutkan 3 dari 5
jenis makanan ya ng
dianjurkan untuk ibu
menyusui:
- Energy yang
dianjurkan ditambah
500 kkal untuk enam
bulan pertama dan
ditambahkan 550
kkal untuk enam
bulan berikutnya
- Protein berjumlah
10-15% dari totoal
kebutuhan energy
- Lemak berjumah 20-

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

25% dari total


kebutuhan energy
per hari
- Karbohidrat
berjumlah 50-60%
dari total energy per
hari
- Vitamin dan mineral
yang sesuai

Keluarga mampu
menyusun menu sehat
bernutrisi bagi ibu
hamil sesuai dengan
kondisi dan selera untuk
menu makan satu hari
Setelah dilakukan Respon Pada kunjungan yang 1. Jelaskan kepada
intervensi verbal tidak direncanakan, keluarga tentang
keperawatan selama dan keluarga telah cara
1 x 15 menit afektif melakukan 2 dari 3 memodifikasi
pertemuan cara memodifikasi lingkungan bagi
diharapkan keluarga lingkungan. ibu dan bayi
mampu : ketika menyusui.
Cara memodifikasi 2. Memotivasi
4. Memodifikasi lingkungan bagi ibu keluarga untuk
suasana dan dan bayi adalah : menerapkan
lingkungan yang - Berikan cara
nyaman bagi ibu dan suasana yang memodifikasi
bayi ketika menyusui. nyaman. lingkungan bagi
- Berikan ibu dan bayi
lingkungan yang ketika menyusui.
bersih dan 3. Evaluasi pada
kunjungan yang

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

menyenangkan. tidak
- Berikan direncanakan
penerangan yang ke rumah
cukup. keluarga.
4. Beri
kesempatan
keluarga
mengekspresik
an
perasaannya
dan
mengajukan
pertanyaan.
5. Jawab
pertanyaan
keluarga dan
beri
reinforcement
positif.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

Setelah dilakukan
intervensi selama 1 x
15 menit pertemuan
diharapkan keluarga
mampu : Fasilitas kesehatan 1. Sebutkan pada
5. Memanfaatka yang dapat digunakan keluarga
n fasilitas : beberapa
pelayanan - Rumah fasilitas
kesehatan : - Sakit/Puskesmas kesehatan yang
verbal
a. Pelayanan - Perawat keluarga dapat digunakan
kesehatan - Praktek 2. Diskusikan
yang dapat dokter/bida dengan keluarga
dimanfaatkan n berbagai sarana
- Fasilitas yan pelayanan
kes yang kesehatan yang
dapat tersedia dapat
dikunjungi dapat digunakan
pada jam kerja 3. Jelaskan akan
selain pentingnya
praktek
dokter/bidan
pada

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

sore hari fasilitas


- Fasilitas pelayanan
kesehatan yang kesehatan
mudah dijangkau tersebut
akan 4. Dorong keluarga
mengurangi untuk
biaya dan mengunjungi
b. Memberikan kemudahan fasilitas
dukungan dalam pelayanan
Verbal
pada keluarga transportasi kesehatan
untuk - Biaya yang
menggunaka diperlukan
n pelayanan sesuai
kesehatan pelayanan
kesehatan yang
digunakan.
c. Memanfaatka
n fasilitas Dukungan keluarga
Afektif untuk
pelayanan
kesehatan menggunakan
pelayanan
kesehatan dapat
mendorong
keluarga untuk 1. Dukung
mengatasi keluarga untuk
ketidakefektifan memutuskan
menyusui. tindakan
2. Evaluasi
adanya
keefektifan
Pada kunjungan
menyusui
yang tidak
setelah
direncanakan
menggunakan
keluarga mampu
pelayana
menunjukkan kartu
berobat atau obat - n
kesehata
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

obatan n
yang diresepkan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

oleh fasilitas 3. Beri


pelayanan kesehatan reinforcemen
t positif.

1. Jelaskan
kepada
keluarga
manfaat
pelayanan
kesehatan
2. Dorong
keluarga untuk
mengungkapk
an persepsi
3. Beri
reinforcemen
t positif.

Tujua Kriteria Evaluasi


Diagnosa
No n Interven
Keperawata
si
n Umum Khusu Kriteria Standa
s r
2 Kesiapan Setelah Setelah dilakukan
meningkatkan dilakukan pertemuan 1x60
proses pertemua menit, keluarga: A.
kehamilan- n selama Mampu mengenal
melahirkan 2 minggu, kehamilan dan
pada Ibu V diharapka masalah
n dalam kehamilan 1. Diskusikan bersama
kehamilan- - Tanda-tanda
keluarga apa yang
pasti
diketahui
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

melahirkan kehamilan Respon Keluarga mengenal mengenai kehamilan dan


berlangsung verbal tanda- tanda pasti tanda-tanda kehamilan,
efektif. kehamilan yaitu perubahan normal pada
terlambat datang bulan, ibu selama kehamilan,
adanya mual dan dan tanda pasti dan
muntah di pagi hari, hasil palsu persalinan
test kehamilan positif. 2. Berikan informasi
- Perubahan kepada keluarga
Menyebutkan 3 dari 7 mengenai kehamilan
yang terjadi Respon
perubaha selama dengan media yang
pada ibu hamil verbal mudah dipahami
kehamilan khususnya
baik fisik trimester 3 yaitu: keluarga
maupun - ada peningkatan 3. Berikan penjelasan ulang
psikologis berat badan rata- terhadap materi yang
rata 8-12 kg dari belum dimengerti
berat badan 4. Motivasi keluarga
sebelum hamil untuk mengulang
- perubahan pola materi yang
seksual disampaikan
(penurunan 5. Berikan reinforcement
hasrat seksual) positif atas apa yang
- payudara semakin telah dikemukakan
hitam dan keluarga yang tepat dan
menegang benar
- nyeri
punggung
bawah
- perubahan
pola berkemih,
Mengenal tanda- Respon - Bengkak pada kaki.
tanda pasti dan verbal - cemas
palsu persalinan sebelum
melahirkan.

Menyebutkan 2 dari
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

4 tanda-tanda pasti

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

persalinan, yakni;
- mules yang teratur
dan semakin lama
semakin sering
- nyeri di mulai dari 1. Gali pengetahuan
belakang menjalar keluarga tentang tanda-
ke depan tanda pasti dan palsu
- keluar lendir persalinan
bercampur darah 2. diskusikan bersama
dari jalan lahir keluarga tentang
- keluar cairan tanda- tanda pasti
ketuban dari jalan dan palsu persalinan
lahir akibat 3. Berikan kesempatan
pecahnya selaput keluarga untuk
ketuban. bertanya
4. Jawab pertanyaan
Menyebutkan 2 dari keluarga
4 tanda palsu 5. Motivasi keluarga
persalinan: untuk mengulang
- Terasa mules tetapi kembali
tidak teratur dan 6. Berikan pujian atas
tidak ada perubahan usaha keluarga
- Nyeri hanya di
bagian depan
Mengenal tanda Respo - Tidak terjadi
bahaya n pengeluaran dari
kehamilan verbal jalan lahir
- Mulas tidak
meningkat
intensitasnya

Menyebutkan 3 dari 6
tanda bahaya
kehamilan:

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

- Perdarahan
- Bengkak di kaki,
tangan, dan wajah
yang tidak hilang
- sakit kepala
B. Mampu disertai kejang
mengambil - Demam tinggi 1. Gali pengetahuan
keputusan dalam - Keluar air keluarga tentang tanda
merawat keluarga ketuban sebelum bahaya kehamilan
yang hamil waktunya 2. diskusikan bersama
dengan: - Gerakan janin keluarga tentang
Respo
- menyebutkan berkurang/tida tanda bahay
n
akibat yang k bergerak kehamilan
verbal
bisa terjadi 3. Berikan kesempatan
jika kehamilan keluarga untuk
tidak dirawat. bertanya
4. Jawab pertanyaan
\ keluarga
Keluarga menyebutkan 5. Motivasi keluarga
- Mengambil akibat dari kehamilan untuk mengulang
keputusan yang tidak diperhatikan kembali
untuk dan dirawat yakni 6. Berikan pujian atas
merawat masalah pada usaha keluarga
kehamilan perkembangan janin dan
kesulitan dalam proses
persalinan
Setelah Keluarga mengatakan
dilakukan akan siap untuk tetap
pertemuan 2x60 mengontrol kehamilan
menit, keluarga dan mengatur pola hidup
C. Mampu yang baik untuk masa
merawat anggota kehamilan
keluarga yang 1. Diskusikan bersama
sedang hamil keluarga apa yang

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

diketahui

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

dengan: Respo keluarga mengenai


- Mampu n akibat dari kehamilan
meredemonstra Psiko- yang tidak dirawat
s ikan massase motori 2. Berikan pujian kepada
untuk k keluarga tentang
menghilangkan Keluarga dapat pemahaman keluarga
mengurangi menyebutkan manfaat yang benar
nyeri massase punggung 3. Berikan informasi
dan meredemonstasi kepada keluarga
cara massase mengenai akibat
punggung untuk kehamilan yang tidak
mengurangi nyeri, dirawat
yaitu: 4. Berikan kesempatan
- Memijat punggung kepada keluarga untuk
dari sekeliling bertanya tentang materi
terutama punggung yang disampaikan
bagian bawah 5. Bantu keluarga untuk
- Melakukan memutuskan
massase dengan meningkatkan perawatan
pijatan yang terhadap ibu hamil
lembut 6. Berikan reinforcement
- Keluarga positif atas keputusan
menyebutkan yang telah diambil
- Meredemonstr Massase dapat juga keluarga
a sikan teknik Respo menggunakan
relaksasi dan n minyak yang aman
mengejan Psiko- seperti zaitun dan
ketika bersalin motori baby oil
k
Ibu mampu melakukan
teknik relaksasi dan
mengejan ketika 1. Gali hal yang dilakukan
bersalin, keluarga
mampu memimpin,
yakni ;
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

-Waktu kontraksi mulai

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

datang, tarik napas yang keluarga mengatasi


panjang kemudian nyeri punggung saat
dikeluarkan disesuaikan hamil
dengan kondisi yang 2. Diskusikan cara
nyaman, hembuskan mengatasi keluhan nyeri
pelan- pelan ( tidak pinggang bagian bawah
bersuara) pada ibu hamil
-berteriak dan 3. Berikan kesempatan
mengeluarkan suara kepada keluarga untuk
saat mengejan adalah bertanya
pemborosan tenaga, 4. jawab pertanyaan keluarga
kekuatan dipusatkan 5. Demonstrasikan cara
pada otot panggul, massase punggung
bukan pada leher. bawah
- mengejan saat ada 6. Motivasi keluarga
kontraksi datang dan untuk
lakukan bila ada meredemonstrasikan
instruksi tindakan.
7. Berikan reinforcement
- Respon keluarga mampu positif terhadap
Meredemon psikomo melakukan senam hamil kemampuan yang
stra sikan - tor dan mengingat langkah- dicapai oleh keluarga.
latihan senam langkahnya, dari duduk
hamil bersila yang tegak, sikap
merangkak, berbaring
miring kiri dan kanan dan
berbaring terlentang
dengan posisi
mengangkat kaki dan
membuka lebar kaki
(seperti posisi bersalin) 1. Gali pengetahuan
keluarga tentang cara
mengejan yang saat
persalinan
2. Demostrasikan cara
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

Setelah mengejan yang benar


dilakukan 3. Anjurkan keluarga
pertemuan Keluarga menyebutkan untuk
sebanyak 1x60 cara memodifikasi mendemonstrasikan
menit, keluarga: Respo lingkungan mengurangi tindakan.
D. Mampu n stres kehamilan pada 4. Lakukan berulang-ulang
memodifika verbal keluarga yaitu dengan hingga keluarga mampu
si cara: menciptakan mendemonstrasikan
lingkungan lingkungan yang tenang secara mandiri.
yang sesuai dan nyaman agar dapat 5. Berikan reinforcement
untuk beristirahat dengan baik positif terhadap
kehamilan kemampuan yang
dicapai oleh keluarga.
6. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan
E. Mampu secara mandiri.
menggunakan
fasilitas
kesehatan
yang ada
untuk
meningkatkan
Keluarga mampu
kesejahteraan
menyebutkan tempat
calon ibu
pelayanan kesehatan
dengan:
yaitu bidan, klinik,
- Respo
puskesmas, RS, kontrol
Menyebut n
setiap bulan, pada bulan
kan tempat verbal
ke 9 kontrol setiap
pelayanan
minggu
kesehatan
untuk
Keluarga mampu
pemeriksaan
kehamilan
dan proses

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

persalinan menyebutkan 1. Demontrasikan senam


- Menyebutka manfaat fasilitas hamil
n manfaat pelayanan yaitu untuk 2. Anjurkan keluarga
fasilitas memeriksa dan untuk
kesehatan. mengontrol mendemonstrasikan
kehamilan tindakan.
3. Lakukan berulang-ulang
- Mengunjun Keluarga mengatakan hingga keluarga mampu
gi fasilitas akan mengunjungi mendemonstrasikan
pelayanan fasilitas pelayanan secara mandiri.
kesehatan kesehatan untuk 4. Berikan reinforcement
untuk mengontrol kondisi positif terhadap
mengontrol kehamilan. Keluarga kemampuan yang
kehamilan menyatakan akan rutin dicapai oleh keluarga.
ke pelkes 5. Motivasi keluarga untuk
mendemonstrasikan
secara mandiri.

1. Jelaskan kepada
keluarga tentang cara
memodifikasi
lingkungan bagi ibu
hamil
2. Memotivasi keluarga
untuk menerapkan cara
memodifikasi lingkungan
bagi ibu hamil

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

3. Evaluasi pada
kunjungan yang tidak
direncanakan ke rumah
keluarga.
4. Beri kesempatan
keluarga
mengekspresikan
perasaannya dan
mengajukan
pertanyaan.
5. Jawab pertanyaan
keluarga

1. Dorong keluarga untuk


menyebutkan tempat
pelayanan kesehatan
untuk dirujuk
2. Berikan kesempatan
kepada keluarga untuk
bertanya tentang materi
yang disampaikan
3. Motivasi keluarga untuk
mengunjungi tempat
pelayanan kesehatan
secara
Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014
LAMPIRAN 3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
BAPAK RM PKKMP KOMUNITAS

rutin setelah
pertemuan selesai
4. Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga
5. Berikan reinforcement
positif atas usaha
keluarga

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

Nama KK : Bapak RM
Nama Klien : Ibu V
DIAGNOSA WAKTU IMPLEMENTASI EVALUASI
Kesiapan Rabu, 7Mei  Membina hubungan saling percaya S:
meningkatkan 2014  Memvalidasi keadaan keluarga  Bapak RM dan Ibu V menyetujui kontrak
proses Pukul  Melakukan kontrak kunjungan selama masa praktik mahasiswa di RW
Kehamilan- 10:00 –  Menjelaskan tujuan kunjungan dan tujuan praktik 01
melahirkan 10:30 WIB  Melakukan pengkajian keluarga  Bapak RM dan Ibu V menyetujui kunjungan saat ini
(Nanda, 2014)  Mendiskusikan dengan keluarga tentang selama satu jam
pertumbuhan dan perkembangan kehamilan ibu V  Ibu V mengatakan sedang hamil kedua dan sudah
 Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah 36 minggu dan sudah melakukan beberapa
yang timbul pada ibu V persiapan untuk kehamilannya seperti rutin
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang berkunjung ke pelayanan kesehatan, memilih menu
dilakukan keluarga makanan untuk kehamilan, melakukan aktifitas
seperti naik turun tangga, menyiapkan perlengkapan
untuk persiapan persalinan nanti.
 Ibu V mengatakan lupa cara mengedan yang baik,
karena sebelumnya saat melahirkan anak pertama
ibu V diinduksi dan merasa mengedan dengan tidak
benar.
O:
 Keluarga Bapak RM terlihat menerima kedatangan
mahasiswa dengan baik
 Bapak RM dan Ibu V berespon baik terhadap tujuan
dari kunjungan mahasiswa dengan mengajukan
pertanyaan padari mahasiswa

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

 Ibu V nampak antusias dalam membicarakan apa


yang sudah dilakukan keluarga untuk proses
kehamilan- persalinan
A:
Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan
P:
- Melanjutkan pengkajian
- Melakukan TUK 1 sampai 3
Kesiapan Kamis, 8  Membina hubungan saling percaya S
meningkatkan Mei 2014  Memvalidasi keadaan keluarga - Ibu V mengatakan Bapak RM memiliki
proses Pukul  Melakukan kontrak pekerjaan wiraswasta di suatu perusahaan
kehamilan- 10:15-  Menjelaskan tujuan kunjungan - Ibu V mengatakan penghasilan Bapak RM
melahirkan 11:00 WIB  Melakukan pengkajian keluarga tidak terkaji dengan lengkap, namun Ibu V
(Nanda, 2014)  Melakukan pemeriksaan fisik pada setiap anggota mengatakan penghasilan yang dimiliki lebih
keluarga, pengukuran TTV, menimbang BB, TB dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
 Melakukan pengkajian leopold keluarga sehari-hari, yaitu sekitar Rp.
7.000.000,- per bulan.
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang riwayat
- Keluarga Bapak RM jarang pergi berekreasi
kesehatan keluarga
bersama karena pekerjaan Bapak RM
TUK 1:
sebelumnya yang cukup menyita waktu.
 Membantu keluarga untuk mengidentifikasi masalah
- Aktivitas rekreasi keluarga yang biasa
yang timbul pada ibu V
dilakukan adalah berkunjung ke rumah saudara
 Bersama keluarga menyimpulkan masalah-masalah
yang ada di Jakarta atau hanya berjalan-jalan
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
di sekitar rumah. Keluarga Bapak RM lebih
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang
sering menghabiskan waktu makan bersama di
dilakukan keluarga
rumah.
TUK 2:
- Baik orang tua dari Ibu V maupun Bapak RM

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

 Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan tidak memiliki riwayat penyakit jantung, paru,
bersedia merawat anggota keluarga maupun diabetes mellitus.
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang - Ibu V mengatakan Ayah dan ibunya tidak
dilakukan keluarga memiliki keluhan kesehatan, dan masih sehat
TUK 3: hingga saat ini.
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang arti - Bapak RM dan Ibu V telah menikah selama 4
kehamilan, adaptasi maternal yang dirasakan ibu V tahun. Bapak RM mengatakan dirinya tidak
khusunya trisemester 3 memiliki keluhan penyakit, namun pada saat
 Mendiskusikan dengan keluarga tentang proses masih kecil Bapak RM pernah dibawa berobat
persalinan, nyeri persalinan. karena kejang demam hingga SMA.
 Menjelaskan cara mengurangi nyeri persalinan. - Ibu V mengatakan sampai saat ini dirinya tidak
 Menjelaskan cara mengedan yang baik dan benar memiliki keluhan penyakit. Saat usia
 Mendemonstrasikan posisi yang baik dan benar saat kehamilan anak pertama Ibu V diinduksi
mengedan, cara teknik relaksasi karena kontraksi yang kurang saat menjelang
 Memotivasi ibu V untuk meredemonstrasikan posisi melahirkan. Melalui Ibu V, diketahui An A
yang baik dan benar saat mengedan dan teknik memiliki riwayat penyakit flek paru atau TB
relaksasi pada saat umur 3 bulan An A mendapat terapi
obat. Terkait An B, sebelum melahirkan ibu V
 Memberikan reinforcement positif pada usaha yang
dilakukan keluarga diinduksi karena kontraksi yang tidak kuat dan
tidak teratur, melainkan kepala sudah turun
masuk ke pintu panggul.
- Ibu V mengatakan saat hamil, selalu rutin
periksa kehamilan ke bidan,
- selalu memperhatikan pergerakan bayi,
- ibu memperhatikan kebersihan pernieal,
- ibu mencari tahu tentang menu diet, istirahat,
aktifitas yang baik untuk ibu hamil.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

- ibu V sudah menyiapkan perlengkapan penting


bagi bayi,
- ibu V mengatakan sudah berpengalaman
dengan anak pertama tapi karena sudah 3
tahun lalu,
- ibu V merasa lupa beberapa terkait persalinan
seperti cara mengedan dan teknik relaksasi.
- Bapak RM dan Ibu E mengatakan siap sedia
merawat dan menjaga ibu V terutama masalah
kesehatannya khususnya jika ingin melahirkan
- Ibu V mengatakan hamil merupakan hasil dari
pembuahan sperma dari suami dengan sel telur
dari ibu sehingga menjadi janin dalam Rahim
ibu.
- Ibu V mengatakan merasa begah, nyeri di
punggung, dan merasa tertekan di area perut
bawah, BAK dan BAB lebih sering.
O
- Ibu tampak antusias bercerita tentang yang
dirasakan
- Pengkajian fisik bapak RM: 36,5 oC, 82
x/menit, 19 x/menit, 120/80 mmHg, BB 60 kg,
TB168 cm
- Pengkajian fisik ibu V: T36 oC, N 80 x/menit,
P 20 x/menit, TD 110/80 mmHg, BB 65 kg,
TB 154 cm
- Pengkajian fisik An. A: T 36,4 o C, N 80

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

x/menit, P 22 x/menit, BB 14,5 kg, TB 95 cm


- Leopold 1 tinggi fundus 28cm teraba bokong,
leopold 2 PUKA, leopold 3 presentasi kepala,
leopold 4 belum pasuk PAP
- Membantu keluarga untuk mengidentifikasi
masalah yang timbul pada ibu V
- Keluargamampu menyimpulkan masalah-
masalah kesehatan yang dihadapi oleh
keluarga
- keluarga mampu untuk mengambil keputusan
bersedia merawat anggota keluarga
- keluarha mampu menyebutkan tentang arti
kehamilan, adaptasi maternal yang dirasakan
ibu V khusunya trisemester 3
- keluarga mampu menyebutkan kembali
tentang proses persalinan, nyeri persalinan.
- Keluarga mampu menjelaskan kembali cara
mengurangi nyeri persalinan.
- Keluarga mampu menjelaskan kembali cara
mengedan yang baik dan benar
- Keluarga mampi mendemonstrasikan posisi
yang baik dan benar saat mengedan, cara
teknik relaksasi
A
- TUK 1-3 tercapai sebagian dengan keluarga
sudah menyiapkan persalinan dengan baik
P

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

- Tuk 4 dan 5 kesiapan meningkatkan proses


kehamilan-persalinan pada ibu V
Jumat, 9  Memvalidasi keadaan keluarga S
Mei 2014  Melakukan kontrak - Ibu V mengatakan kontraksi sudah semakin sering
Pukul  Menjelaskan tujuan kunjungan datang, semakin terasa tertekan di area perut bawah
10:30-  Melakukan pengkajian keluarga dan ngilu di pinggang. Nyeri dengan skala 4-5 dan
11:15 WIB  Mengkaji skala nyeri ibu V hilang timbul tidak tentu.
 Mendorong keluarga meredemonstrasikan teknik - Ibu mengatakan selalu menggunakan teknik napas
relaksasi dan cara mengedan yang baik dan benar dalam dan selalu berhasil menurunkan skala nyeri
 Melakukan pengkajian leopold 3 dan 4 menjadi 2-3
- ibu E dan bapak RM mengatakan sudah
TUK 4:
menyiapkan kamar di lantai bawah dan sudah
 Memotivasi keluarga untuk menemani ibu V
mengabari tetangga jika bapak RM tidak berada di
sebelum saat dan setelah persalinan
rumah untuk bersediia membawa ibu V ke bidan
 Menghimbau ibu V tidur di kamar lantai bawah
Juju Heri untuk persalinan.
 Bapak RM menyiapkan kendaraan yang aman untuk
- Bapak RM mengatakan kemungkinan ibu V akan
ibu V jika sudah saatnya proses persalinan
melahirkan hari sabtu atau minggu jadi bapak RM
TUK 5:
sedang di rumah.
 Menjelaskan kepada keluarga tentang manfaat
- Untuk saat ini bapak RM sudah menyiapkan
fasilitas kesehatan, yaitu mendapatkan pemeriksaan,
kendaraan motor untuk mengantar ibu V ke bidan
perawatan, penyuluhan atau pendidikan kesehatan
juju yang jaraknya sekitar 500m dari rumah
 Memotivasi keluarga untuk mnyebutkan kembali
- Keluarga mengatakan manfaat fasilitas kesehatan
manfaat fasilitas kesehatan
diantaranya adalah mendapatkan pemeriksaan,
 Menjelaskan kepada keluarga tentang jenis-jenis
perawatan, penyuluhan atau pendidikan kesehatan
fasilitas kesehatan yang dapat digunakan yaitu - Keluarga mengatakan jenis fasilitas kesehatan di
puskesmas, rumah sakit, dan klinik. deket rumah adalah bidan juju, puskesmas cimanggi
 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali dan puskesmas sukatani, RS setia bhakti

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

jenis-jenis fasilitas kesehatan yang dapat digunakan - Ibu V memiliki kartu pengunjung di RS Setya
 Memotivasi keluarga untuk berkunjung ke fasilitas Bhakti
kesehatan O
- Ibu V tampak memegang perut bagian bawah
beberapa kali
- Ibu V tampak meringis
- Ibu V tampak rileks saat memperagakan teknik
napas dalam
- Lepold 3 presentasi kepala, leopold 4 belum masuk
PAP
- Keluarga mampu memodifikasi lingkungan yang
mendukung kesiapan persalinan ibu V
- Keluarga mampu menyebutkan manfaat dan jenis
fasilitas kesehatan di sekitar rumah yang bisa
digunakan
- Keluarga telah menggunakan fasilitas kesehtan
dengan menunjukkan kartu anggota bidan juju dan
RS Setya Bhakti
A
- Kesiapan meningkatkan proses kehamilan-
melahirkan teratasi keseluruhan
P
- Lanjutkan intervensi diagnose kedua
Ketidakefekti Sabtu, 10  Memvalidasi keadaan keluarga - S
fan Mei 2014  Melakukan kontrak - Ibu V mengatakan nyeri saat menyusui
Pemberian 09:00-  Menjelaskan tujuan kunjungan bayinya, ibu V merasa putingnya lecet dan
ASI pada ibu 11:30 WIB datar, dan sangat sakit jika menyusui.

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

V (Nanda,  Melakukan pengkajian keluarga - Ibu V mengatakan telah mendapat informasi


2014) TUK 1: terkait ASI eksklusif dari bidan. Ibu V juga
 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang telah mengetahui bahwa sebaiknya 6 bulan
pengetahuan menyusui yang tidak efektif pertama bayi hanya mendapatkan ASI, akan
 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga tetapi Ibu V belum mengetahui secara detail
 mendiskusikan pengertian menyusui tidak efektif mengenai ASI seperti pengertian ASI
dengan keluarga Eksklusif, kandungan ASI, manfaat ASI, dan
 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya
teknik menyusui yang benar.
 Meminta keluarga untuk menyebutkan kembali
- Ibu V mengatakan merasa ASI nya terlalu
 Menjawab pertanyaan keluarga
sedikit untuk kebutuhan anaknya nanti, dan
 Membantu keluarga untuk mengidentifikasi
mengatatakan belum pernah melakukan
masalah yang timbul pada ibu V
perawatan payudara.
 Bersama keluarga menyimpulkan masalah-masalah
- Ibu V mengeluh payudaranya sudah mulai
kesehatan yang dihadapi oleh keluarga
terasa kencang.
 Mengundang keluarga Bapak RM untuk mengikuti
- Ibu V mengatakan tidak pernah secara khusus
acara penyuluhan manajemen laktasi
melakukan perawatan pada paydara.
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang - Ibu V tidak pernah mengompres puting, tidak
dilakukan keluarga
pernah mengompres payudara dengan air
TUK 2: hangat, dan tidak pernah melakukan pijat
 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang akibat payudara.
lanjut dari ketidakefektifan menyusui
- Ibu V mengatakan menyusui yang tak efektif
 Memberi reinforcement positif atas jawaban
adalah kalau bayi tidak puas dan malah rewel
keluarga.
saat menyusu
 Mendiskusikan akibat lanjut dari ketidakefektifan
- Ibu V mengatakan tanda-tanda Puting susu
menyusui dengan keluarga datar/terbenam; Putting lecet dan nyeri;
 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya. Payudara bengkak; Radang payudara; dan
 Menjawab pertanyaan keluarga Produksi ASI kurang.
 Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan - Ibu V mengatakan akibat dari tidak

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

bersedia merawat anggota keluarga memberikan ASI adalah: Bayi merasa tidak
 Memberikan reinforcement positif atas usaha yang puas saat menyusu;; Bayi gelisah dan rewel;
dilakukan keluarga Bayi beresiko kekurangan nutrisi; dan Bayi
mudah terserang penyakit
TUK 3:
- Bapak RM mengatakan bersedia merawat ibu
 Mengkaji pengetahuan keluarga tentang cara V dengan ketidakefektifan pemberian ASI
menyusui yang efektif. - Ibu menyebutkan dan mendemonstrasikan
 Memberi reinforcement positif atas jawaban kembali cara menyusui yang baik dan bemar
keluarga. yaitu Cuci tangan sebelum menyusui;
 Mendiskusikan cara menyusui yang efektif dengan Bersihkan puting susu dengan air hangat;
keluarga. Dilakukan dengan posisi duduk, bayi di
 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya. pangku, kepala bayi diletakkan pada siku ibu
 Menjawab pertanyaan keluarga. dan tangan ibu menopang bokong bayi; Tubuh
 Motivasi keluarga untuk mengulang kembali. bayi dekat/kontak danmenghadap ibu, perut
 Mendemonstrasikan cara menyusui yang efektif ibu menempel pada bagian ibu; Sentuhkan
dengan keluarga. puttingsusu pada bibir/pipi bayi untuk
 Memorivasi keluarga meredemonstasikan cara merangsang agar mulut bayi terbuka lebar;
menyusui yang efektif dengan keluarga. Ketika mulut bayi terbuka lebar masukkan
 Beri reinforcement positif atas keberhasilan putting susu dan areola mamae ke dalam mulut
keluarga. bayi; Posisi menyusui yang benar bila ibu
tidak merasa nyeri pada puting susu; Menyusui
dengan kedua payudara secara bergantian;
Setelah disusui punggung bayi ditepuk-tepuk,
sampai bayi bersendawa; ASI diberikan
sesering mungkin tanpa jadwal, lamanya 20-30
menit dengan jarak 2-3 jam.
-
- O
- Payudara ibu V teraba pada dan bengkak.
- Ibu V mengolesi minyak kelapa sebelum dan

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

sesudah menyusui pada putingnya.


- Ibu V menghentikan pemberian ASI sebelum
bayi B menghentikan menyusu.
- Ibu V belum berani menggendong bayi sambil
menyusui karena nyeri persalinan.
- Payudara ibu V tampak membesar, ariola
menghitam dan membesar.
- Saat ditekan tidak ada cairan yang keluar.
Payudara teraba kencang dana padat.
- Keluarga mampu mengidentifikasi masalah
yang ada pada ibu V
- Keluarga mampu menyebutkan kembali arti
dari masalah
- Keluarga mampu menyebutkan akibat jika
tidak segera ditindaklanjuti
- Keluarga mampu mengambil keputusan
merawat ibu V
- Keluarga dapat menyebutkan 10 cara
menyusui yang baik dan benar dengan bahasa
sendiri atau dengan bantuan lembar balik.

A Masalah teratasi sebagian

P : Mengevaluasi kembali kepatuhan melakukan


BC dan Pijat Payudara, mengajarkan tentang cara
memanajemen Stress (Sebagian TUK 3)
Kamis, 15  Memvalidasi keadaan keluarga S:
Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu V mengatakan pijat payudara dan pijat oksitosin

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

Pukul  Membuat kontrak berguna untuk memperbanyak produksi ASI


10:00-  Mengevaluasi TUK 1-5 Kesiapan meningkatkan  Ibu V mengatakan nutrisi seimbang bagus untuk
10:45 WIB proses kehamilan-persalina dan TUK 3 Resiko memperbanyak produksi ASI
Ketidakefektifan pemberian ASI sebelumnya  Ibu V mengatakan sudah tidak memberikan susu
TUK 3: formula lagi buat anaknya
 Mendiskusikan cara merawat payudara dengan  Ibu V mengatyakan anaknya sudah jarang rewel
keluarga mendemonstrasikan cara merawat ketika menyusui
payudara.  Ibu V mengatakan dan merasakan ASInya sekarang
 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya lebih banyak daripada sebelumnya
jawab  Ibu V mengatakan belum pernah memerah
 Menjawab pertanyaan keluarga payudara, karena belum ada alat dan belum mampu
 Memotivasi keluarga untuk untuk membelinya
mendemonstrasikan kembali cara merawat O:
payudara  Ibu V mendemonstrasikan cara perawatan payudara,
 Memberi reinforcement positif atas kemauan pijat payudara, dan pijat oksitosin dengan benar
keluarga mendemonstrasikan  Ibu V mampu menyusun menu makanan seimbang
 dalam satu hari
 ASI ibu V keluar setiap melakukan pijatan
 Bayi B tampak tenang ketika menyusu dengan
ibunya
 BB sekarang 3700 gram

A: TUK 3 tercapai

P: melanjutkan inervensi keluarga


Selasa, 20  Memvalidasi keadaan keluarga S:

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu V mengatakan pijat payudara dan pijat oksitosin
Pukul  Membuat kontrak berguna untuk memperbanyak produksi ASI
10:30- TUK 3:  Ibu V mengatakan nutrisi seimbang bagus untuk
11:15 WIB  Mendiskusikan cara merawat payudara dengan memperbanyak produksi ASI
keluarga mendemonstrasikan cara merawat  Ibu V mengatakan sudah tidak memberikan susu
payudara. formula lagi buat anaknya
 Memberi kesempatan keluarga untuk bertanya  Ibu V mengatyakan anaknya sudah jarang rewel
jawab ketika menyusui
 Menjawab pertanyaan keluarga  Ibu V mengatakan dan merasakan ASInya sekarang
 Memotivasi keluarga untuk lebih banyak daripada sebelumnya
mendemonstrasikan kembali cara merawat  Ibu V mengatakan belum pernah memerah
payudara payudara, karena belum ada alat dan belum mampu
 Memberi reinforcement positif atas kemauan untuk membelinya
keluarga mendemonstrasikan O:
  Ibu V mendemonstrasikan cara perawatan payudara,
pijat payudara, dan pijat oksitosin dengan benar
 Ibu V mampu menyusun menu makanan seimbang
dalam satu hari
 ASI ibu V keluar setiap melakukan pijatan
 Bayi B tampak tenang ketika menyusu dengan
ibunya
 BB sekarang 3700 gram

A: TUK 3 tercapai

P: melanjutkan inervensi keluarga

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

Jumat, 23  Memvalidasi keadaan keluarga S:


Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan  Ibu V menyebutkan kembali manfaat nutrisi
Pukul  Membuat kontrak seimbang bagi ibu menyusui adalah meningkatkan
10:30- TUK 3 produksi dan kualitas ASI, agar ibu sehat dan bayi
11:15 WIB  Diskusikan dengan keluarga nutrisi seimbang sehat, membantu penyembuhan luka
untuk ibu menyusui  Ibu V mengatakan hal yang harus diperhatikan
 Diskusikan menu makanan dengan nutrisi selama ibu menyusui adalah makan nutrisi
seimbang sesuai dengan kemampuan dan seimbang, makan sayur, buah, banyak minum air
kondisi keluarga
putih, makan sedikit namun sering.
 Motivasi keluarga untuk menerapkan menu
yang telah disepakati  Ibu V mengatakan makanan seimbang itu yang
 Evaluasi pada kunjungan yang tidak mengandung zak gizi cukup bagi tubuh
direncanakan ke rumah keluarga.
 Beri kesempatan keluarga mengekspresikan O:
perasaannya dan mengajukan pertanyaan.  Ibu V menyebutkan 3 dari 3 manfaat mengkonsumsi
 Jawab pertanyaan keluarga dan beri makanan seimbang selama menyusui dengan benar
reinforcement positif.  Ibu V menyebutkan kembali hal yang harus
diperhatikan makananannya selama menyusui
dengan benar
 Ibu V mengatakan kembali jenis makanan yang
seimbang dengan benar
 IbuV mampu menyusun menu makanan seimbang
setiap hari

A: TUK 3 mengenai nutrisi tercapai

P:

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

- Melanjutkan TUK 3 manajemen stres


Senin, 26  Memvalidasi keadaan keluarga S : Keluarga mengatakan
Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan
Pukul  Membuat kontrak - Ibu stres jika keponakannya datang
10:00- TUK 3:
kerumah dan bermain dengan gaduh
10:45 WIB  Mendiskusikan dengan keluarga manajemen
stres untuk ibu menyusui - Kebutuhan dibantu oleh orang tua
 Mendiskusikan cara manajemen stres: teknik
- Kalau sedih Ibu V cendetung memendem
relaksasi, pijat oksitosin
 Mendemonstrasikan teknik relaksasi dan pijat perasaannya
oksitosin
 Motivasi keluarga untuk meredemonstrasikan - Produksi susu jd kering saat sedih
teknik relaksasi dan pijat oksitosin - Setelah melakukan TND, perasaan menjadi
 Memberi kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaannya dan lebih tenang
mengajukan pertanyaan.
O : Keluarga Mampu
 Menjawab pertanyaan keluarga dan beri
reinforcement positif.
- Menyebutkan sumber stress keluarga
- Cara menyelesaikan masalah secara asertif
- Mempraktikan teknik napas dalam secara
tepat
- Mampu meredemonstrasikan kembali cara
BC, Pijat payudara dan pijat oksitosin

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

A : Masalah teratasi sebagian

P : Mengevaluasi kembali posiis yang tepat saat


menyusui, menu harian untuk nutrisi Ibu
menyusui, kepatuhan melakukan BC dan Pijat
Payudara, (TUK 4-5)
Rabu, 28  Memvalidasi keadaan keluarga Subjektif:
Mei 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan
Pukul  Membuat kontrak Keluarga mengatakan:
10:30- - cara memodifikasi lingkungan yaitu membuat
TUK 4 :
11:15 WIB lingkungan yang bersih, tenang, pencahayaan
- Menjelaskan kepada keluarga tentang cara cukup
memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi - ketika menyusui butuh lingkungan yang
ketika menyusui. tenang
- Memotivasi keluarga untuk menerapkan cara - sudah melakukan modifikasi lingkungan,
memodifikasi lingkungan bagi ibu dan bayi membuat lingkungan rumah bersih, tenang,
ketika menyusui. dan menyenangkan
- Mengevaluasi pada kunjungan yang tidak - pelayanan kesehatan yang ada, yaitu klinik,
direncanakan ke rumah keluarga. bidan, puskesmas
- Memberi kesempatan keluarga - manfaat pelayanan kesehatan untuk
mengekspresikan perasaannya dan melakukan pemeriksaan dan mendapatkan
mengajukan pertanyaan. informasi tentang ASI dan menyusui
- Menjawab pertanyaan keluarga dan - akan memanfaatkan pelayanan kesehatan,
memberikan pujian atas usaha yang telah memeriksakan Ibu dan bayi di klinik sekaligus
dilakukan keluarga melakukan imunisasi

Objektif:

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

TUK 5 : Keluarga mampu:

- Diskusikan bersama keluarga tentang manfaat - menyebutkan kembali 2 dari 3 cara


fasilitas pelayanan kesehatan memodifikasi lingkungan
- Evaluasi tingkat pemahaman keluarga tentang - menciptakan lingkungan yang bersih, nyaman,
manfaat fasilitas pelayanan kesehatan dan tenang
- Diskusikan bersama keluarga tentang jenis - menyebutkan kembali 2 dari 3 manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan yang dapat pelayanan kesehatan dalam proses pemberian
digunakan ASI
- Evaluasi tingkat pemahaman keluarga tentang - menyebutan kembali 3 dari 6 pelayanan
jenis fasilitas pelayanan kesehatan kesehatan yang ada
- Motivasi keluarga untuk membawa anggota - memanfaatkan pelayanan kesehatan,
keluarga ke fasilitas pelayanan kesehatan jika menunjukkan kartu kunjungan ke pelayanan
ada masalah dalam pemberian ASI kesehatan
- Berikan pujian atas usaha yang dilakukan
keluarga untuk memanfaatkan pelayanan
kesehatan baik untuk pemeriksaan, perawatan, Analisis:
ataupun mendapatkan informasi
- TUK 4 dan 5 tercapai

Perencanaan:

- evaluasi sumatif dan tingkat kemandirian


keluarga
- terminasi

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

Diagnosa Waktu IMPLEMENTASI EVALUASI

Kurang Senin, 2  Memvalidasi keadaan keluarga Subjektif:


pengetahuan Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan
mengenai alat Pukul  Membuat kontrak Ibu V mengatakan:
kontrasepsi 10:30-
TUK 1:  Kontrasepsi adalah cara untuk mencegah
pada Ibu V 11:15 WIB kehamilan, untuk merencanakan jumlah anak,
 Membina hubungan saling percaya dengan
keluarga dan agar dapat memberikan perhatian dan
 Menggali pengetahuan tentang alat kontrasepsi\ pendidikan maksimal pada anak.
 Memberikan informasi tentang definisi  jenis KB yaitu suntik 1 bulan, suntik 3 bulan, pil
kontrasepsi pada KB, susuk/implant, kondom, spiral, tubektomi
 Menggali pengetahuan terkait jenis-jenis  kelebihan suntik KB: efektif, dapat
kontrasepsi diberikanpada ibu menyusui. Kekurangan:
gangguan haid, BB naik, pusing
 Memberikan informasi tentang jenis-jenis alat
kontrasepsi  Pil KB, keuntungannya: dapat berhenti
 Mendiskusi dengan , apakah sudah menggunakan kesuburan kembali cepat, tidak mengganggu
alat kontrasepsi senggama. Kekurangan: mengurangi produksi
ASI, haid tidak teratur, keputihan
 Menggali pengetahuan keluarga terkait kelebihan
 implant kelebihannya tidak merepotkan,
dan kekurangan dari masing-masing alat
perlindungan cukup lama yaitu selama 5 tahun
kontrasepsi
 Kelebihan Spiral/ IUD: sangat efektif, cocok
 Memberikan informasi pada tentang kelebihan
dan kekurangan dari alat kontrasepsi untuk yang tidak ingin memiliki anak dalam
jangka waktu yang lama. Kekurangan:
 Memberikan reinforcement positif pada keluarga
perdarahan dari kemaluan
Keluhan suami tidak nyaman berhubungan
seksual, infeksi
TUK 2:
 Ibu V belum menggunakan alat kontrasepsi
 Menggali pengetahuan keluarga dalam
menyebutkan akibat bila tidak menggunakan alat  akibat bila tidak menggunakan alat kontrasepsi

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

kontrasepsi adalah tidak dapat mengatur kelahiran dan risiko


 Memberikan reinforcement positif pada keluarga hamil tua
 Menggali pengetahuan keluarga dalam  akan mencoba berdiskusi dengan suami tentang
mengambil keputusan dalam merawat anggota alat kontrasepsi yang akan digunakan, mungkin
keluarga yang akan menggunakan alat akan menggunakan spiral
kontrasepsi
 Memberikan reinforcement positif pada keluarga
Objektif:

Ibu V mampu:
TUK 3:
 menyebutkan kembali pengertian dari alat
 Mendemontrasikan pada keluarga dalam memilih kontrasepsi
jenis-jenis alat kontrasepsi
 menyebutkan kembali jenis-jenis alat
 Memberikan kesempatan keluarga untuk kontrasepsi
bertanya
 menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan suntik KB
 Menjawab pertanyaan keluarga
 menyebut kembali 2 dari 2 kekurangan suntik
 Memotivasi keluarga untuk meredemonstrasikan KB
memilih jenis-jenis alat kontrasepsi
 menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan pil KB
 Memberikan reinforcement positif
 menyebut kembali 2 dari 3 kekurangan pil KB
 Memotivasi ibu untuk mengklasifikasikan jadwal
 menyebut kembali 2 dari 4 kelebihan KB
haid setiap bulannya apakah teratur atau tidur
implant
teratur.
 menyebut kembali 2 dari 3 kelebihan KB
 Mengajarkan perhitungan menggunakan rumus
spiral/IUD
untuk jadwal haid teratur.
 menyebut kembali 3 dari 7 kekurangan KB
 Mengajarkan perhitungan menggunakan rumus
spiral/IUD
untuk jadwal haid yang tidak teratur.
 menyebutkan 2 akibat bila tidak menggunakan
 mengajarkan cara menggunakan rumus dan catat
alat kontrasepsi
masa subur dan masa tidak subur berdasarkan
 memutuskan untuk menggunakan salah satu
hasil perhitungan
jenis alat kontrasepsi
 memotivasi ibu dan keluarga untuk mencatat

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

jadwal masa subur dan masa tidak subur ibu  mengidentifikasi jenis-jenis alat kontrasepsi
dalam kalender  memilih alat kontrasepsi yang rencana akan
 Berikan reinforcement positif digunakan
Analisis:

 TUK 1, 2, dan 3 tercapai

Perencanaan:

- TUK 4 dan 5
Kamis, 5  Memvalidasi keadaan keluarga Subjektif:
Juni 2014  Menjelaskan tujuan kunjungan
Pukul  Membuat kontrak Ibu V mengatakan:
15:30-
TUK 4:  jadwal haidnya tidak teratur tiap bulannya
16:00 WIB  akan mulai menandakan waktu menstruasi pada
 Mendiskusikan dan motivasi keluarga untuk
menyusun jadwal KB setiap bulannya kalender di tiap bulannya
 motivasi keluarga untuk manandakan waktu  fasilitas kesehatan yang dapat dikunjungi
menstruasinya setiap bulan pada kalender keluarga adalah posyandu, puskesmas, bidan
 Berikan reinforcement ositif  manfaat pelayanan kesehatan yaitu mendapatkan
perawatan
dan mendapatkan informasi mengenai KB
TUK 5:
 Menggali pengetahuan keluarga terkait tempat  rencana akan menggunakan KB spiral dan
pelayanan kesehatan yang dapat dikunjungi memasangnya pada kegiatan KB gratis dari
 Memberikan informasi terkait tempat pelayanan puskesmas
kesehatan yang dapat dikunjungi keluarga
 Mendiskusikan dengan keluarga terkait manfaat
fasilitas pelayanan kesehatan di sekitar tempat Objektif
tinggal

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 4
CATATAN PERKEMBANGAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA BAPAK RM
PKKMP KOMUNITAS

 Memotivasi keluarga untuk menyebutkan Ibu V mampu:


kembali manfaat dari fasilitas pelayanan
kesehatan  memilih/mengidentifikasi jenis-jenis alat
 Memberikan reinforcement positif atas usaha kontrasepsi
keluarga.  menghitung jadwal KB sistem kalender untuk
Ibu menggunakan perhitungan sesuai masa subur
Ibu dengan benar
 memodifikasi lingkungan dengan membuat
jadwal rutin KB tiap bulannya uintuk mencegah
kehamilan
 mampu untuk memulai manandakan waktu
menstruasinya setiap bulan pada kalender
 menyebutkan 3 dari 4 fasilitas kesehatan yang
dapat dikunjungi
 menyebutkan 2 dari 3 manfaat kunjungan ke
pusat pelayanan kesehatan
 memanfaatkan pelayanan kesehatan

Analisis:

 TUK 4 dan 5 tercapai


 Masalah kurang pengetahuan keluarga mengenai
alat kontrasepsi pada Ibu V teratasi
Perencanaan:

Validasi keputusan keluarga tentang alat kontrasepsi


yang akan digunakan oleh Ibu V , sesuai rencana yaitu
IUD/spiral

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

FORMAT EVALUASI SUMATIF


ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

Diagnosa 1 : Risiko kesiapan meningkatkan proses kehamilan-melahirkan


pada Ibu V

No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi


Ya Tidak intervensi
1 Keluarga mengenal tanda-tanda √
pasti kehamilan yaitu terlambat
datang bulan, adanya mual dan
muntah di pagi hari, hasil test
kehamilan positif.
2 Menyebutkan 3 dari 7 perubaha √
selama kehamilan khususnya
trimester 3 yaitu:

- ada peningkatan berat badan


rata-rata 8-12 kg dari berat
badan sebelum hamil
- perubahan pola seksual
(penurunan hasrat seksual)
- payudara semakin hitam dan
menegang
- nyeri punggung bawah
- perubahan pola berkemih,
- Bengkak pada kaki.
- cemas sebelum melahirkan.

3 Menyebutkan 2 dari 4 tanda- √


tanda pasti persalinan, yakni;

- mules yang teratur dan


semakin lama semakin sering

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

- nyeri di mulai dari belakang


menjalar ke depan
- keluar lendir bercampur darah
dari jalan lahir
- keluar cairan ketuban dari
jalan lahir akibat pecahnya
selaput ketuban.

4 Menyebutkan 2 dari 4 tanda √


palsu persalinan:
1. Terasa mules tetapi tidak
teratur dan tidak ada
perubahan
2. Nyeri hanya di bagian
depan
3. Tidak terjadi pengeluaran
dari jalan lahir
4. Mulas tidak meningkat
intensitasnya

5 Menyebutkan 3 dari 6 tanda √


bahaya kehamilan:
1. Perdarahan
2. Bengkak di kaki, tangan,
dan wajah yang tidak
hilang
3. sakit kepala disertai kejang
4. Demam tinggi
5. Keluar air ketuban sebelum
waktunya
6. Gerakan janin
berkurang/tidak bergerak

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

6 Keluarga menyebutkan akibat √


dari kehamilan yang tidak
diperhatikan dan dirawat yakni
masalah pada perkembangan
janin dan kesulitan dalam proses
persalinan
Keluarga mengatakan akan siap
untuk tetap mengontrol
kehamilan dan mengatur pola
hidup yang baik untuk masa
kehamilan

7 Keluarga dapat menyebutkan √


manfaat massase punggung dan
meredemonstasi cara massase
punggung untuk mengurangi
nyeri, yaitu:
1. Memijat punggung dari
sekeliling terutama
punggung bagian bawah
2. Melakukan massase dengan
pijatan yang lembut
3. Keluarga menyebutkan
Massase dapat juga
menggunakan minyak yang
aman seperti zaitun dan
baby oil

8 Ibu mampu melakukan teknik √


relaksasi dan mengejan ketika

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

bersalin, keluarga mampu


memimpin, yakni ;
-Waktu kontraksi mulai datang,
tarik napas yang panjang
kemudian dikeluarkan
disesuaikan dengan kondisi yang
nyaman, hembuskan pelan-pelan
( tidak bersuara)
-berteriak dan mengeluarkan
suara saat mengejan adalah
pemborosan tenaga, kekuatan
dipusatkan pada otot panggul,
bukan pada leher.
- mengejan saat ada kontraksi
datang dan lakukan bila ada
instruksi

9 keluarga mampu melakukan √


senam hamil dan mengingat
langkah-langkahnya, dari duduk
bersila yang tegak, sikap
merangkak, berbaring miring kiri
dan kanan dan berbaring
terlentang dengan posisi
mengangkat kaki dan membuka
lebar kaki (seperti posisi bersalin)

10 Keluarga menyebutkan cara √


memodifikasi lingkungan
mengurangi stres kehamilan pada
keluarga yaitu dengan cara:

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

menciptakan lingkungan yang


tenang dan nyaman agar dapat
beristirahat dengan baik
11 Keluarga mampu menyebutkan √
tempat pelayanan kesehatan yaitu
bidan, klinik, puskesmas, RS,
kontrol setiap bulan, pada bulan
ke 9 kontrol setiap minggu
12 Keluarga mampu menyebutkan √
manfaat fasilitas pelayanan yaitu
untuk memeriksa dan mengontrol
kehamilan
13 Keluarga mengatakan akan √
mengunjungi fasilitas pelayanan
kesehatan untuk mengontrol
kondisi kehamilan. Keluarga
menyatakan akan rutin ke pelkes

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

Diagnosa 2:
Ketidakefektifan Pemberian ASI pada Ibu V

No RESPON KELUARGA HASIL Modifikasi


Ya Tidak intervensi
1 Keluarga mampu menyebutkan
pengertian ASI Ekslusif adalah √
pemberian ASI saja pada usia 6
bulan pertama dengan teknik yang
benar untuk mencapai hasil yang
optimal bagi ibu dan bayi.
2 Keluarga mampu menyebutkan
3 dari 5 Manfaat ASI bagi Bayi:
 mengandung semua zat nutrisi √
yang dibutuhkan bagi
pertumbuhan dan perkembangan
bayi normal.
 mengandung zat-zat kekebalan
(antibodi) yang akan melindungi
bayi dari berbagai jenis infeksi.
 mudah dicerna oleh bayi.
 selalu tersedia dalam suhu yang
tepat dimana dan kapan saja.
 membangun ikatan batin antara
ibu dan anak.

3 dari 5 Manfaat ASI bagi Ibu: √


 ASI dapat disusukan kepada bayi
setiap saat tanpa membutuhkan
persiapan apapun.
 Menyusui membantu pengecilan
rahim kembali ke ukuran yang
normal.
 Menyusui dapat memperlambat
datangnya haid lagi sesudah
melahirkan, yang akan mencegah
kehamilan.
 Menyusui dapat mempercepat
mengembalikan bentuk tubuh ibu.
 Menyusui merupakan peristiwa
dan pengalaman yang indah dan
sangat didambakan oleh para ibu.
3 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

3 perubahan yang terjadi pada √


payudara, yaitu:

 Payudara akan menjadi lebih


penuh, lebih keras, dan daerah
seputar puting menjadi lebih
gelap.
 Terjadi pertumbuhan kelenjar susu
dan penimbunan lemak di
payudara.
 Terasa geli atau tajam di sekitar
payudara, disebabkan oleh
meningkatnya aliran darah ke
dalam payudara.
4 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari
4 nutrisi yang tepat untuk ibu √
menyusui, yaitu:

 Kalsium, contohnya pada susu (2-


4 gelas/ hari).
 Suplemen vitamin D.
 Jus
 Air mineral (8-10 gelas/ hari).
5 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari √
4 akibat bila tidak menyusui dengan
benar:

 Kurang gizi/ gizi buruk.


 Gangguan tumbuh kembang.
 Infeksi.
 Kurangnya ikatan batin antara ibu-
anak.
6 Keluarga mampu √
mendemonstrasikan cara menyusui
yang benar

7 Keluarga mampu √
mendemonstrasikan cara perawatan
payudara, pijat payudara, dan pijat
oksitosin dengan benar
8 Keluarga mampu menyusun menu √
sehat bernutrisi bagi ibu hamil
sesuai dengan kondisi dan selera
untuk menu makan satu hari

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

9 Keluarga mampu √
mendemonstrasikan cara
manajemen stres

10 Keluarga mampu menyebutkan √


pengertian kontrasepsi adalah suatu
cara untuk mencegah terjadinya
kehamilan yang bertujuan untuk
menjarangkan kehamilan,
merencanakan jumlah anak, dan
meningkatkan kesejahteraan
keluarga agar keluarga dapat
memberikan perhatian dan
pendidikan maksimal pada anak.

11 Keluarga dapat menyebutkan 2 dari √


3 jenis kontrasepsi:
- Hormonal: suntik 1 bulan,
suntik 3 bulan, pil KB,
susuk/implant
- Mekanik: kondom,
diafragma, IUD
Mantap: tubektomi, vasektomi

12 Keluarga mampu menyebutkan √


kembali masing-masing 2 kelebihan
dan kekurangan alat kontrasepsi:
1. Suntik KB
Keuntungan :
- Sangat efektif
- Kemungkinan salah atau lupa
memakainya tidak ada
- Dapat diberikan pada ibu
menyusui karena tidak
mengurangi jumlah produksi
ASI
Kekurangan:
- Gangguan haid
- Pusing, mual, muntah, rambut
rontok, jerawatan, BB naik,
menurunnya gairah seksual, kulit
menghitam
2. Pil KB
Keuntungan:
- Sangat efektif
- Dapat dihentikan dengan tingkat

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

kesuburan tinggi
- Tidak mengganggu senggama
Kekurangan:
- Mengurangi produksi ASI
- Mual, muntah, pembesaran
payudara, perasaan lelah
- TD naik, Kulit muka
menghitam, jerawatan,
keputihan, gangguan haid
3. Susuk/implant
Kelebihan :
- Efektif dan mengembalikan
kesuburan secara sempurna
- Tidak merepotkan
- Perlindungan 5 tahun
- Ideal bagi ibu yang tidak mau
punya anak lagi dan belum siap
untuk steril
4. Spiral/ IUD
Kelebihan:
- Daya kesuburan tinggi
Kekurangan:
- Perdarahan dari kemaluan
- Mulas/nyeri
- Keputihan
- Keluhan suami merasa tidak
nyaman
- Terlambat haid
- Luka rahim
- Infeksi
- Keluarnya spiral
13 Keluarga mampu mengulang lagi √
langkah-langkah melakukan
perhitungan KB sederhana dengan
tanggal
14 Keluarga mampu menyebutkan 2
dari 3 cara memodifikasi √
lingkungan untuk mendukung
pemberian ASI
- Berikan suasana yang
nyaman.
- Berikan lingkungan yang bersih
dan menyenangkan.
- Berikan penerangan yang cukup.

15 Keluarga mampu melakukan √

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 5
LAPORAN EVALUASI SUMATIF KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

modifikasi lingkungan untuk


mengatasi masalah ketidakefektifan
ASI
16 Keluarga mampu menyebutkan
manfaat fasilitas kesehatan yaitu
sebagai sarana untuk pemeriksaan,
perawatan/pengobatan jika terjadi √
masalah pada saat pemberian ASI,
sebagai sarana untuk mendapatkan
informasi yang akurat dan tepat
untuk mengatasi masalah
ketidakefektifan pemberian ASI
17 Keluarga mampu menyebutkan 3
dari 4 fasilitas pelayanan kes. yang
dapat digunakan dalam penanganan √
masalah ketidakefektifan pemberian
ASI, yaitu:
puskesmas, posyandu, RS, dan
dokter praktek.

18 Keluarga mampu memanfaatkan


fasilitas kesehatan untuk √
penanganan masalah
ketidakefektifan pemberian ASI

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 6
EVALUASI TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

TINGKAT KEMANDIRIAN
Nama keluarga : Bapak RM
Alamat : RT 01 RW 01 Kelurahan Sukatani,
Kecamatan Tapos.

KESIMPULAN:
Dari hasil pengkajian, intervensi, implementasi dan evaluasi yang dilakukan selama tujuh
minggu, keluarga dapat bekerjasama dengan mahasiswa dalam mengatasi masalah
kesehatan yang ditemukan. Selama melakukan pembinaan dan kunjungan rutin di
keluarga, mahasiswa banyak memperoleh informasi dari keluarga mengenai masalah
kesehatan yang dialami keluarga. Selama tujuh minggu mahasiswa melakukan pembinaan
dan kunjungan rutin ke keluarga dan menemukan dua masalah kesehatan dan dapat
disimpulkan bahwa keluarga termasuk ke dalam “Keluarga mandiri tingkat IV” dengan
alasan:

Kriteria Ya Tidak Pembenaran


Keluarga √ Selama pelaksanaan 14 kali pertemuan keluarga,
menerima anggota keluarga selalu menerima kedatangan
petugas mahasiswa dengan ramah, terlibat dalam menentukan
perawatan kontrak waktu dan tempat interaksi. Anggota keluarga
kesehatan Bapak RM, terutama Ibu V selalu menghentikan
masyarakat sementara kegiatan rumah tangga saat mahasiswa
datang, mengikuti proses interaksi hingga selesai. Ibu
V juga memiliki rasa ingin tahu dan perhatian lebih
terhadap masalah kesehatan yang ada dalam keluarga.
Keluarga Bapak RM juga terlihat antusias setiap
kedatangan kunjungan mahasiswa, dan ikut
mendengarkan proses interaksi. Ibu E turut ikut
berpartisipasi juga apabila sedang tidak ada pekerjaan,
namun biasanya hanya sebentar karena harus bekerja
dan melakukan aktivitas lainnya. Keluarga juga
menerima masukan dari mahasiswa dengan
menerapkan cara perawatan keluarga dengan masalah
kesehatan dan melaporkan hasilnya pada mahasiswa.
Keluarga √ Selama diwawancara oleh mahasiswa tentang riwayat
mengungkapk kesehatan dan keluhan saat ini, anggota keluarga
an masalah menjawab pertanyaan dengan jujur, beberapa
kesehatan dibuktikan oleh bukti autentik, misalnya kartu
yang dialami kunjungan rutinitas Ibu V mengunjungi bidan setiap
secara benar bulan. Keluhan kesehatan yang diungkapkan keluarga

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014


LAMPIRAN 6
EVALUASI TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA BAPAK RM
PK KKMP KOMUNITAS

telah diklarifikasi dengan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang lainnya. Menurut keluarga,
keberadaan mahasiswa bermanfaat untuk memperoleh
informasi tentang manajemen kesehatan keluarga dan
membantu keluarga mengatasi masalah kesehatan yang
ada.
Keluarga √ Hasil pengkajian yang dilakukan mahasiswa kepada
menerima keluarga selama 10 kali kunjungan, terdapat 3 masalah
pelayanan keperawatan yang ada, yaitu kesiapan meningkatkan
kesehatan proses kehamilan-persalinan, ketidakefektifan
yang diberikan pemberian ASI, kurang pengetahuan tentang jenis
sesuai dengan kontrasespsi, kurang pengetahuan tentang perineal
rencana hygene pada bayi B.. Selama intervensi keluarga
keperawatan diberikan oleh mahasiswa terhadap 2 masalah utama,
keluarga menerima setiap jenis intervensi yang
dilakukan. Setiap diskusi, Ibu V tampak antusias untuk
mendengarkan, bertanya, dan melaporkan hasil
tindakan mandiri yang telah dilakukan oleh keluarga,
misalnya saat Ibu V akan melakukan proses persalinan
di bidan Juju, pertama kali menyusui dengan posisi
berbaring, perbedaan lingkar payudara setelah pijat
payudara, produksi ASI setelah mengonsumsi
beberapa makanan.
Keluarga √ Keluarga sudah mampu melakukan pencegahan
melakukan terhadap masalah kesehatan yang dialami, diantaranya:
tindakan  Mengonsumsi makanan dengan gizi seimbang untuk
pencegahan ibu menyusui dua kali dari biasanya
 Melakukan perawatan payudara dengan tepat dan
rutin dua kali sehari
 Membersihkan payudara tidak menggunakan sabun
 Menghindari mengonsumi obat selain dari resep
dokter
Keluarga √ Keluarga mampu melakukan promosi kesehatan secara
melakukan aktif, karena :
promosi  Sudah dapat menyediakan lingkungan yang sesuai
kesehatan untuk masalah dalam pemberian ASI
secara aktif  Mampu mengedukasikan tentang pemberian ASI
yang efektif dan berkualitas ke kelompok ibu
menyusui yang lain
 Aktif mengajak dan memberi contoh kepada ibu
menyusui di lingkungan sekitar untuk melakukan
perawatan payudara sebelum menyusui

Perawatan payudara ..., Najat, FIK UI, 2014

Anda mungkin juga menyukai