DEPARTMENT : Exploration
CC. : SECTION : Exploration
TEAM ANALYS : Name :
Jabatan :
Name : Name :
Name : Jabatan : Jabatan :
Jabatan : Name :
Date :
Jabatan :
Date : Name :
Jabatan :
Date :
Name : Name :
Jabatan : Jabatan :
Date : Date :
Page 2 of 11
Purpose / Tujuan
Standar prosedur, peraturan, persyaratan pelatihan, siapa yang bertanggung jawab, dan praktek kerja yang
yang aman dibawah ini adalah utamanya disusun untuk kepentingan mapping di hutan. Setiap personel yang
ditugaskan untuk melakukan mapping pada situasi seperti di atas harus berhati-hati terhadap potensi bahaya
yang mungkin terjadi pada situasi/kondisi itu. Adalah tanggung jawab bersama antara supervisor dan
karyawan pelaksana di lapangan untuk mengidentifikasi training/pelatihan yang diperlukan dan memastikan
semua yang akan melaksanakan mapping telah mengikuti training/pelatihan yang diperlukan tersebut.
Safety Helmet
Safety Shoes
Safety Glasses
Safety Hand Gloves
Safety Clothes (sebaiknya baju lengan panjang dan berwarna cemerlang, dapat
memantulkan sinar)
Safety Vest (sebaiknya rompi/vest berwarna cemerlang dan dapat memantulkan sinar)
Peralatan
Pita berwarna
Senter dan battery cadangan (Untuk berjaga-jaga jika kemalaman di hutan)
First Aid Kit
Survival Kit
Parang (Untuk berjaga-jaga dari binatang buas dan serangga berbahaya dan kegunaan
lain)
Korek api
Rain coat (jas hujan)
Tenda kecil (jika aktivitas mapping diperkirakan akan lama dan ada kemungkinan
menginap di hutan)
Bekal makanan/minum secukupnya
Procedure / Prosedur
A. Peraturan
Hal-hal yang disebut di bawah ini adalah kebijaksanaan PT.BSA, dan pada beberapa hal, itu adalah hukum
yang berlaku. Semua karyawan yang akan melakukan mapping haruslah mengikuti persyaratan berikut ini :
1. Menginformasikan/diketahui/diizinkan oleh atasan atau setidak-tidaknya diketahui oleh rekan kerja
mengenai :
Kemana rencana mapping akan dilakukan
Bagaimana rencana rute yang akan ditempuh
Kapan perkiraan waktu akan kembali dari mapping
2. Tidak melakukan mapping seorang diri. Kecuali diyakinkan bahwa jika berpencar, dilakukan pada
jarak yang tidak jauh, dan selalu saling berhubungan dengan radio komunikasi 2 arah.
3. Membawa dan menggunakan semua alat pelindung diri yang disyaratkan untuk kebutuhan mapping.
4. Tidak boleh merokok ketika berada disekitar semak/hutan yang mudah/rawan terbakar. Ini bukan
hanya tindakan tidak aman, tetapi juga merupakan tindakan ilegal menurut aturan perlindungan hutan
terhadap bahaya kebakaran.
B. Training
Tidak ada training/pelatihan formal tentang hal ini sekarang. Karyawan baru secara rutin memperoleh
pengetahuan/pelatihan dengan bekerja bersama karyawan lapangan yang telah berpengalaman.
Pelatihan P3K adalah keharusan. Semua karyawan yang bekerja di lapangan disyaratkan untuk memenuhi
standard minimum P3K. Kualifikasi P3K harus diperbaharui setiap 3 tahun. Tingkat minimum pelatihan P3K
bervariasi untuk setiap situasi dan yursidiksi operasional. Seorang supervisor haruslah meyakinkan bahwa
semua karyawan yang bekerja di bagian yang dibawahinya telah memperoleh pelatihan P3K dengan
persyaratan paling minimum yang ditetapkan.
C. Tanggung Jawab
1. Supervisor
Ketika menetapkan/menugaskan karyawan untuk melakukan mapping di hutan, seorang supervisor
harus meyakinkan bahwa
Karyawan tersebut mampu/kompeten untuk melakukan mapping
Karyawan tersebut telah memiliki kualifikasi P3K yang terbaru dan telah memenuhi
persyaratan minimum yang dibutuhkan mengenai P3K.
Peralatan dan bahan P3K dan survival kit disediakan
Peralatan safety yang diperlukan disediakan dan diyakinkan untuk digunakan
Semua instruksi kepada karyawan dipastikan dapat dilakukan dengan aman.
Page 4 of 11
Yakinkan karyawan untuk berhati-hati dan menyadari potensi bahaya yang mungkin saja
terjadi.
Lokasi, rute mapping, perkiraan waktu kembali/pulang diketahui oleh atasan, dan informasi
serta peta tentang hal ini disimpan dibasecamp/kantor.
Mapping tidak akan memakan waktu terlalu lama yang bisa mengakibatkan kelelahan pada
karyawan.
Mapping seorang diri tidak diperbolehkan, kecuali pada kondisi tertentu. Misalnya mapping
dilakukan dalam jarak yang dekat, dan semua karyawan harus tetap mengaktifkan radio
komunikasi supaya bisa saling berhubungan.
2. Karyawan
Ketika melakukan mapping di lapangan, karyawan haruslah memastikan bahwa :
Pakaian dan peralatan yang digunakan sesuai dengan kondisi lapangan dan cuaca yang
mungkin terjadi.
Pelatihan P3K yang pernah diperoleh telah memenuhi standar minimum yang dibutuhkan
Alat/bahan P3K dan survival kit dibawa
Peralatan safety lain yang juga dibutuhkan, dibawa dan digunakan dengan benar
Membawa kompas, arloji dan peta daerah yang akan dimapping
Lokasi, rute mapping, perkiraan waktu kembali/pulang diketahui oleh atasan, dan informasi
serta peta tentang hal ini disimpan dibasecamp
Rute mapping dan perkiraan waktu kembali/pulang diketahui
Bersikap hati-hati untuk keselamatan diri dan rekan satu tim
Menghindari bersikap lalai dan bertindak teledor
Tidak berpencar dengan rekan satu tim,kecuali pada jarak yang dekat dan selalu
berhubungan dengan radio komunikasi dua arah.
a. Pencegahan
Cara terbaik untuk tidak tersesat atau hilang adalah mencegahnya secara dini.
Rencanakan rute perjalanan/mapping dengan hati-hati dan sebaik-baiknya, kemudian tetap
konsisten/teguh pada rencana rute tersebut.
Membawa kompas dan peta topography atau foto udara yang paling baik tentang daerah tersebut, dan
tahu persis cara menggunakannya.
Selalu melakukan navigasi ketika dalam perjalanan/mapping. Pada saat melakukan pemetaan dengan
kompas dan langkah, harus selalu memperhatikan dan berhati-hati terhadap arah dan jarak yang telah
dan akan ditempuh untuk mengetahui posisi pada saat itu.
Hindarkan godaan untuk tidak melakukan navigasi, karena menganggap bahwa sasaran akan dicapai
dengan mudah.
Page 5 of 11
Hindarkan godaan untuk tidak melakukan navigasi, ketika memutuskan untuk mengikuti jalan setapak
atau jalan logging kayu yang belum terplot dipeta. Ini bisa menyebabkan secara perlahan mengubah arah
dan menyesatkan perjalanan/mapping.
Mengetahui standar nasional/internasional tentang cara memberi tanda minta pertolongan darurat, dan
mampu melakukannya.
Cedera karena tergelincir, terpeleset, terjatuh atau karena menggunakan peralatan secara tidak aman adalah
bahaya terbesar yang dihadapi oleh setiap orang yang melakukan mapping. Hal-hal/cedera yang mungkin
biasa saja jika terjadi di sekitar rumah atau ditempat lain selain di hutan, bisa menjadi cedera yang bersifat
serius di lokasi yang terpencil. Cedera yang paling sering terjadi ketika melakukan mapping adalah terjatuh
(terpeleset, tergelincir, terjatuh). Yang kedua paling sering adalah cedera yang diakibatkan oleh cara
penggunaan yang tidak aman dari peralatan pribadi, misalnya : kapak, palu, pisau, dsb.
a. Pencegahan
Selalu menggunakan sepatu yang cocok untuk kondisi yang akan dihadapi. Sepatu haruslah dapat
mencegah masuknya air (tahan air) pada kondisi dingin dan basah.
Hindari rute yang memiliki kemiringan dengan kondisi basah atau berlumut. Atau kalau tidak bisa,
lewatilah tempat itu dengan cara ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi
Page 6 of 11
Apabila melewati daerah yang tidak jelas, bisa menyebabkan kematian kalau jatuh, kondisi semak
belukar, dan sebagainya lakukanlah dengan ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi.
Apabila melewati daerah yang telah mengalami penebangan, lakukan dengan ekstra hati-hati dan penuh
kewaspadaan. Sebab batang kayu/pohon yang kecil, tajam dan rapuh ujungnya bisa menyebabkan
cedera serius jika kita terjatuh di tempat seperti itu.
Jangan berjalan di sekitar kayu log yang telah ditebang, karena ada kemungkinan ada kayu yang masih
belum benar-benar roboh, dan ketika kita lewat kayu tersebut jatuh menimpa kita. Atau mungkin juga ada
batang kayu yang ketika terinjak akan terpelanting ke atas dan mengenai kita.
Hindari atau jika terpaksa lakukan dengan ekstra hati-hati dan kewaspadaan tinggi ketika melalui lereng
yang terjal dan berbahaya.
Selalu jalan dengan kecepatan yang sesuai dengan kondisi lapangan. Jangan pernah berlari-lari!!
Selalu meyakinkan semua peralatan pribadi dalam kondisi baik
Bawa dan simpanlah semua peralatan pribadi dengan aman dengan menggunakan pelindung yang
sesuai.
Selalu gunakan peralatan pribadi dengan cara yang baik, benar dan aman. Jika perlu, ambillah
training/pelatihan khusus tentang hal itu.
Gunakan perlatan pribadi sesuai dengan tujuan dan kegunaan alat tersebut
Gunakan selalu alat pelindung diri yang sesuai dengan kondisi/keadaan
Selalu membawa alat dan bahan P3K dan Emergency Survival kit
3. Serangan Hyperthermia
a. Pencegahan Hyperthermia
Ada 3 jenis serangan penyakit hyperthermia yang bisa terjadi secara tiba-tiba. 1. Kejang panas, 2. Kelelahan
karena panas, 3. Kena panas yang terlampau kuat.
Menderita kejang panas dan kelelahan karena panas terjadi karena dehidrasi dan kehabisan unsur garam
akibat keluarnya keringat yang berlebihan.(keluar keringat itu sendiri berguna untuk menurunkan suhu
internal tubuh).
Menderita heat stroke (kena panas yang terlampau kuat) ditandai dengan terjadinya suhu tubuh tiba2
meningkat mencapai 41C (105F) yang dapat menyebabkan kematian apabila tidak segera diberi
pertolongan medis. Ada beberapa cara untuk mencegah/mengurangi serangan hyperthermia.
Pentingnya melakukan mapping dalam suatu tim adalah lipat dua kali pentingnya pada saat kondisi
cuaca panas. Gejala hyperthermia seringkali tidak dapat dikenali atau diketahui oleh si penderita. Akan
tetapi dapat terbaca dengan jelas oleh rekan kerja yang telah mengatahui tanda-tandanya.
Minumlah dalam jumlah banyak. Jangan mengandalkan perasaan haus, untuk mengetahui kapan anda
butuh air minum atau berapa banyak yang harus diminum. Minumlah dalam jumlah yang banyak sebelum
anda mulai bekerja, dan setiap 20 menit selama mapping, sebaiknya minum. Jangan minum susu, jus
buah yang tidak encer atau alkohol. Minum alkohol malah akan menyebabkan tubuh anda kekurangan
cairan. Berhati-hatilah apabila ingin meminum air yang ada di lokasi tersebut. Kecuali anda merasa yakin
degan kualitasnya.
Tingkatkanlah kadar garam tubuh anda secara perlahan. Kadar garam yang cukup biasanya sudah
terdapat dalam makanan siap saji, tetapi jika anda sangat berkeringat, minuman penambah kadar garam
tubuh seperi gatorade, dianjurkan untuk diminum. Tablet salut garam tidak dianjurkan kecuali atas
petunjuk dokter.
Gunakanlah pakaian dari bahan yang ringan, dan usahakan supaya tidak terlalu banyak bagian tubuh
yang terbuka dan tidak tertutupi pakaian.
Page 7 of 11
i. Kejang panas
Kondisi tubuh yang kekurangan/kehabisan kadar garam karena keringat yang sangat banyak
Gejala dan tanda : Kejang/kram pada otot ketika bekerja, gejala lain : napas pendek-pendek, muntah-
muntah, merasa pusing
Perlakuan/perawatan : Pindahkan ke tempat yang bernaung atau istirahatkan di tempat yang bernaung.
Minum air yang mengandung sedikit kadar garam.
4. Kelelahan
Kelelahan terjadi ketika tubuh melakukan aktivitas yang melebihi kapabilitas fisik kita sendiri. Kondisi ini
hampir selalu terjadi karena memandang remeh tingkat kesulitan dan waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan mapping. Kondisi kelelahan akan sangat besar kemungkinannya membuat kita cedera dan
menurunkan kualitas pekerjaan/mapping yang dilakukan.
a. Pencegahan
Rencanakan mapping dengan mempertimbangkan semua kondisi, bukan hanya jaraknya saja. Keadaan
lapangan/daerah, cuaca, personil tim, dan faktor apa saja yang mungkin berpengaruh hendaknya telah
dipikirkan/dipertimbangkan antisipasinya.
Kecepatan langkah dan beban yang dibawa harus sesuai dengan kondisi dan kemampuan fisik.
Kecepatan langkah dalam mapping jangan lebih cepat dari anggota tim yang paling lambat.
5. Petir
Terperangkap/mendapati kondisi petir adalah hal yang juga biasa dijumpai dalam mapping. Terkena serangan
petir dapat berakibat fatal. Oleh sebab itu, pencegahan-pencegahan tertentu berikut ini perlu diperhatikan.
a. Pencegahan
Carilah tempat yang aman sebelum petir/badai tiba, seperti di dalam kendaraan atau bangunan.
Menjauhlah dari sesuatu yang berukuran tinggi, misalnya pepohonan yang tinggi
Jangan berdiri di dekat atau bergantung di benda yang terbuat dari logam
Segera turun dari tempat ketinggian, misalnya bukit.
Jangan berdiri di dalam air
Pindah ke area yang lebih rendah, dan posisi tubuh sebaiknya membungkuk atau berjongkok
Segera ke darat atau pantai apabila sedang berada diatas perahu atau kano.
a. Pencegahan
Bersikap ribut, ramai ketika melakukan mapping. Ini bisa dilakukan dengan membawa semacam bel di
kantong atau pakaian, meniup peluit atau bersiul-siul atau cara lain yang membuat binatang yang ada di
sekitarnya mengetahui kedatangan/keberadaan kita.
Jangan menggunakan sabun yang terlalu harum/wangi, parfum, deodoran, dan sebagainya yang
mungkin membuat binatang tertarik untuk mendekati kita.
Cari dan ketahuilah informasi sebanyak-banyaknya tentang lokasi dan kebiasaan bermacam-macam
binatang yang menghuni daerah yang akan dimapping.
Selalu memberi kesempatan bagi binatang untuk berlalu lebih dulu atau tidak merasa terganggu di area
teritorinya.
Waspada terhadap tanda-tanda keberadaan binatang, jejak kaki, atau pun bekas kotorannya.
Jangan pernah berusaha mendekati atau menangkap binatang liar (ular, babi hutan, anoa atau monyet),
sebab itu dapat membuat mereka merasa terancam, sehingga akan menyerang anda. Khusus untuk ular,
jangan pernah coba menangkapnya, karena kemungkinan ular tersebut adalah ular berbisa.
Khusus untuk ular, pahami/pelajari jenis dan karakteristik ular daerah tersebut. Ular yang umum dijumpai
di Sulawesi dan halmahera adalah ular sawah, phyton, hijau, viper, hitam.
Alat membela diri seperti parang adalah pilihan pelengkap terakhir.
7. Serangga Berbahaya
Bermacam-macam serangga dapat ditemui ketika melakukan mapping. Konsekuensinya, bisa berupa
gangguan-gangguan kecil yang biasa saja, membawa penyakit atau berpotensi menyebabkan kematian
karena reaksi alergi tubuh. Serangga yang paling umum dijumpai adalah nyamuk, lebah, tawon penyengat,
kutu, “blackflies” dan “deerflies”. Sengatan lebah atau tawon penyengat dapat berakibat fatal bagi penderita
alergi.
a. Pencegahan
Semprotkan/gosokkan penolak nyamuk ke pakaian dan ke bagian tubuh yang terbuka. Gunakan
secukupnya, tetapi efektif.
Gunakan pakaian yang loggar untuk melapisi T-shirt. Ini akan membantu menghindarkan dari gigitan
serangga melalui pakaian anda.
Buatlah kondisi supaya bagian bawah celana dimasukkan ke dalam sepatu boot, kerah baju yang aman
dan menutupi bagian tubuh dengan baik, dan masukkan/rapikan pakaian ke dalam celana, supaya
mencegah masuknya serangga ke bagian dalam baju, khususnya kutu dan semut.
Page 10 of 11
Untuk penderita alergi, harus selalu membawa obat anti alergi yang dibutuhkan. Tahu cara
menggunakannya, dan bisa megajarkan/menginstruksikan kepada rekan satu tim untuk membantu
menggunakannya.
Apabila anda menduga bahwa anda mungkin alergi terhadap gigitan serangga, lakukanlah tes sebelum
berangkat ke lapangan melakukan mapping. Reaksi alergi dapat terjadi dengan cepat dan fatal. Jika
situasi seperti ini terjadi di lapangan, dan anda tidak meyiapkan diri sebelumnya dengan
persiapan/penanganan medis yang benar, anda bisa meninggal.
a. Pencegahan
Konfirmasikan/tanyakan kepada petugas berwenang tentang kualitas air sungai dan danau di daerah
tersebut
Jika anda ragu-ragu, anda harus membawa cadangan air didalam wadah yang aman dan bersih
Didihkan semua air yang diambil dari sumber air setempat paling kurang selama 5 menit atau bisa juga
ditambahkan dengan tablet disinfektan
Pastikan anda selalu mencuci tangan anda dengan benar secara keseluruhan setelah menggunakan
toilet
Jangan pernah berenang di telaga/kolam air tergenang yang tidak jelas kualitas airnya
Prepare Map
(Plot all geological information from
previous study / investigation)